Demam Tifoid
Disusun Oleh :
030.12.213
Pembimbing:
I. IDENTITAS
PASIEN
Nama : An. H Suku Bangsa : Batak
Umur : 10 tahun Agama : Katolik
Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SD
Alamat : Kali suren nomor 18, Bogor
IBU
Nama : Ny. M Agama : Islam
Umur : 32 tahun Pendidikan : SMP
Suku bangsa : Batak Pekerjaan : PNS
Hubungan dengan orang tua : anak kandung/angkat/tiri/asuh
2
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH
II. ANAMNESIS
Dilakukan secara alloanamnesis dengan ibu pasien, pada Selasa 10 Oktober 2017, pukul
12.00 WIB di Kamar 5 Bed 1 Bangsal anak Pulau Laut RUMKITAL Dr. Mintohardjo.
KELUHAN UTAMA
Demam sejak 5 hari SMRS
KELUHAN TAMBAHAN
Muntah, mual, lemas, sejak 5 hari SMRS, penurunan nafsu makan sejak 4 hari SMRS.
Batuk berdahak sejak 3 hari SMRS, dan belum BAB sejak 6 hari SMRS.
3
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH
KELAHIRAN
Tempat Kelahiran Bidan
RIWAYAT PERKEMBANGAN
Pertumbuhan gigi pertama : 8 bulan (Normal:5-9 bulan)
Motorik kasar
Tengkurap : 6 bulan (Normal: 4-6 bulan)
Duduk : 7 bulan (Normal: 7-9 bulan)
Berdiri berpegangan : 12 bulan (Normal: 9-12 bulan)
Berdiri tanpa berpegangan : 12 bulan (Normal: 12 bulan)
4
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH
RIWAYAT IMUNISASI
VAKSIN DASAR (umur) ULANGAN (umur)
BCG 1 bulan - - - - -
DPT/ DT 2 bulan 4 bulan 6 bulan - - -
Polio 0 bulan 2 bulan 4 bulan - - -
Campak 9 bulan - - - - -
Hepatitis B 0 bulan 1 bulan 6 bulan - - -
MMR - - 9 bulan - - -
TIPA - - - - - -
Kesan : Imunisasi dasar pasien sudah lengkap
RIWAYAT MAKANAN
BUAH/
Umur (Bulan) ASI/ PASI BUBUR SUSU NASI TIM
BISKUIT
02 ASI - - -
5
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH
24 ASI - - -
46 ASI - - -
68 ASI+PASI V v -
8-10 ASI+PASI V v -
10-12 ASI+PASI V v v
Kesan : Pasien mendapat ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, berikutnya diikuti PASI
secara bertahap
JENIS MAKANAN FREKUENSI DAN JUMLAHNYA
Nasi/ pengganti 3x/hari, jarang dihabiskan
Sayur 1-2x/hari
Daging 1-2x/minggu
Telur 3x/minggu
Ikan Jarang
Tahu 1x/hari
Tempe 1x/hari
Susu (merek/ takaran) -
Kesan : Makanan cukup bervariasi
6
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH
RIWAYAT KELUARGA
Corak Produksi
Tgl Lahir Mati
Sex Hidup Lahir Mati Abortus Keterangan
(Umur) (sebab)
S, 7 Perem-
v - - - Pasien
tahun puan
R, 1
Perem-
tahun 5 v - - - -
puan
bulan
DATA KELUARGA
AYAH/ WALI IBU/ WALI
Perkawinan ke- 1 1
Umur saat menikah Tidak ingat Tidak ingat
Kosanguinitas Tidak ada Tidak ada
Keadaan kesehatan/
Sehat Sehat
penyakit bila ada
DATA PERUMAHAN
Kepemilikan rumah: Rumah pribadi
Keadaan rumah:
Rumah berukuran 100m2 1 lantai dengan 3 kamar tidur, ruang tamu, 1 kamar mandi, dan dapur.
Sirkulasi udara di dalam rumah cukup baik, cahaya matahari dapat masuk ke dalam rumah
melalui jendela yang dibuka tiap pagi sampai sore hari. Untuk mandi dan mencuci memakai air
PAM. Untuk minum dan memasak memakai air galon isi ulang yang direbus. Jarak septic tank
7
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH
ke rumah tidak diketahui. Rumah dibersihkan tiap hari. Sampah rumah tangga dibuang ke
tempat sampah besar berjarak 20 meter dari rumah.
Keadaan lingkungan:
Rumah berada di perumahan penduduk, di dalam komplek dengan lebar 2,5 m. Aliran got
terbuka kadang tersumbat dan berbau, tempat pembuangan sampah jauh dari rumah dan tidak
tertutup. Cukup banyak motor yang lalu lalang di depan lingkungan rumah, tetapi asap tidak
sampai ke rumah.
Kesan: Kondisi rumah cukup baik namun lingkungan tempat tinggal sekitar kurang baik.
PEMERIKSAAN SISTEMATIS
8
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH
KEPALA : Normocephali
RAMBUT : Warna hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut.
WAJAH : Wajah simetris, tampak edema, tidak tampak luka, maupun jaringan parut.
MATA : Ptosis : -/-
Sklera ikterik : -/- Lagofthalmus : -/-
Konjungtiva pucat : -/- Cekung :-
Exophtalmus : -/- Strabismus : -/-
Enophtalmus : -/- Nistagmus : -/-
Kornea jernih : +/+ Pupil : Bulat isokor
Lensa jernih : +/+ Diameter pupil : 2.5 mm/2.5 mm
RCL : +/+ RCTL : +/+
TELINGA:
Bentuk : Normotia Tuli : -/-
Nyeri tarik aurikula : -/- Nyeri tekan tragus : -/-
Liang telinga : lapang M. timpani: tidak diperiksa
Serumen : -/- Refleks cahaya: tidak diperiksa
Cairan : -/- Ruam merah : -/-
HIDUNG:
Bentuk : Simetris Napas cuping hidung : -/-
Sekret : +/+ (sekret bening) Deviasi septum : -/-
Mukosa hiperemis : -/- Konka : eutrofi
BIBIR : Mukosa merah muda, kering (-), sianosis (-), pucat (-)
MULUT : Trismus (-), oral hygiene kurang, halitosis (-), mukosa gusi berwarna merah muda,
mukosa pipi berwarna merah muda, arcus palatum simetris dengan mukosa palatum
berwarna merah muda
LIDAH : Normoglosia, mukosa berwarna merah muda, hiperemis (-), atrofi papil (-) tremor (-),
lidah kotor (-)
TENGGOROKAN : Dinding posterior faring tidak hiperemis, uvula di tengah, ukuran tonsil
T1/T1, tidak hiperemis, kripta tidak melebar, tidak ada detritus
9
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH
LEHER : Tidak tampak kelainan bentuk, tidak tampak dan tidak teraba pembesaran
kelenjar getah bening maupun kelenjar tiroid, trakhea terletak ditengah.
THORAX :
Dinding thorax
Inspeksi : bentuk datar/normal, gerak dinding dada simetris kiri dan kanan, baik statis
maupun dinamis. Tidak tampak efloresensi yang bermakna. Roseaolla spots (-),
ptechiae (-). Tampak pulsasi ictus cordis di linea midclavicularis sinistra ICS V.
Jantung
Inspeksi : ictus cordis terlihat setinggi ICS V linea midklavikularis sinistra
Palpasi : ictus cordis teraba setinggi ICS V linea midklavikularis sinistra
Perkusi :
Batas kanan jantung : pada linea parasternalis dextra setinggi ICS III, IV, dan V
Batas kiri jantung : pada linea midclavicularis sinistra setinggi ICS V
Batas atas jantung : pada linea parasternalis sinistra setinggi ICS II
Auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Paru
Inspeksi : Bentuk thorax simetris, saat statis maupun dinamis. Tidak tampak bagian dada
yang tertinggal saat bernapas. Tidak ada retraksi sela iga.
Palpasi : Gerak napas teraba simetris, tidak ada bagian dada yang tertinggal. Vokal
fremitus simetris di hemithorax bilateral.
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru.
Batas paru kanan-hepar: Linea midclavikularis dextra setinggi ICS V
Batas paru kiri-gaster: linea aksilaris anterior sinistra setinggi ICS VII
Auskultasi : Suara napas vesikuler +/+, rhonki +/+. Wheezing -/-
Abdomen
Inspeksi : bentuk datar, simetris
Roseolla spots (-). venektasi (-), sagging of the flank (-), smiling umbilicus (-),
striae (-). Gerakan dinding perut: mengembang saat inspirasi dan mengempis
saat ekspirasi, pulsasi (-), gerakan peristaltik usus (-)
Auskultasi : Bising usus (+) 3-4x/menit, turgor kulit baik, suara pembuluh darah (-)
Palpasi : Supel, tidak distended, defans muskular (-), nyeri tekan epigastrium
10
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH
(+), nyeri lepas (-), asites: undulasi (-), massa (-), Murphys sign (-) hepar dan
lien tidak teraba. Ren: nyeri ketuk CVA (-)/(-), Ballotement test (-)/(-)
Perkusi : timpani pada seluruh kuadran abdomen
Ekstremitas atas
Kekuatan otot 5 5
Ekstremitas bawah
Kekuatan otot 5 5
Inspeksi: Warna kulit sawo matang merata, ikterik (-), sianosis (-), ptechiae (-)/(-), turgor kulit baik.
Kedua tungkai simetris, striae (-).
Palpasi: Akral hangat pada ekstremitas atas dan bawah, CRT <2 detik, pitting edema (-)/(-)
11
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Refleks fisiologis: biceps (+)/(+), triceps (+)/(+), patella (+)/(+), achiles (+)/(+)
Refleks patologis: babinski (-)/(-), chadock (-)/(-), gordon (-)/(-), openheim (-)/(-),
schaefer (-)/(-)
Meningeal sign : kaku kuduk (-), tanda laseque (-), tanda kernig (-)
Refleks primitif : -
IV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
10 Oktober 2017
11 Oktober 2017
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Leukosit 3,100* x103/L 5,0 ~ 10
Eritrosit 5,25 x106/L 4,2 ~ 5,4
Hemoglobin 13,9* g/dL 15,2 ~ 17,5
Hematokrit 40* % 44 ~ 72
Trombosit 144* ribu/L 150 ~ 450
Laju Endap Darah 25* Mm/jam <20
Basofil 0 % 0~1
Eosinofil 2 % 0~5
Neutrofi Batang 2 % 2~6
Neutrofil Segmen 52 % 50 ~ 70
Limfosit 36 % 20 ~ 40
12
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH
Monosit 8 % 2~8
Tinja
Tidak dilakukan
V. RINGKASAN
Pasien anak perempuan usia 10 tahun dengan keluhan demam 3 hari SMRS. Keluhan
disertai mual muntah, nyeri perut 3 hari SMRS dan batuk berdahak 3 hari SMRS, belum bisa
BAB 6 hari SMRS.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran
compos mentis. Tekanan darah 120/70 mmHg, nadi: 119x/menit reguler, pernafasan: 28x/menit,
suhu: 38,3oC. Pada status generalis didapatkan rhonki +/+, Nyeri tekan epigastrium (+). Dari
pemeriksaan lab didapatkan leukosit 3.100/mm3, hemoglobin 13,9 g/dL, hematocrit 40%,
trombosit 140.000/, S.typhi O 1/320.
13
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad malam
X. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
IVFD RL 200cc selama 1 jam -> 24tts/m
Parasetamol syrup 3 x 11/2 Cth
Inj. Ranitidin 2 x 20 mg
Ambroxol 5gr 3 x Cth
Ceftriakson 1 x 1g iv
Non Medikamentosa :
Rawat inap
Makan lunak rendah serat, tirah baring
Edukasi keluarga untuk memberikan makanan & minuman, menjaga hygiene dengan mandi & cuci tangan
Edukasi keluarga untuk memikirkan kemungkinan untuk memperbaiki sanitasi di rumah, seperti memperbaiki saluran
pembuangan air yang sering tersumbat serta tempat pembuangan sampah yang lebih teratur.
Edukasi orangtua pasien untuk memberikan gizi yang cukup kepada pasien.
Edukasi pasien untuk tidak untuk jajan sembarangan.
14
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH
15
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH
LEMBAR FOLLOW-UP
Tanggal
S O A P
Perawatan
Demam mual (+), TD: 100/60 mmHg Thyfoid Fever IVFD RL 200cc
muntah (+) nafsu HR: 100x/min ISPA Ranitidin 2x1
RR: 28x/min O2: 98%
09 Oktober makan , Badan terasa Ceftriaxon 1x1gr iv
Suhu: 38,3C
2017 lemas, Buang air besar Paracetamol 3x11/2
Tanggal
S O A P
Perawatan
Demam (+) mual (+), TD: 100/70 mmHg Thyfoid Fever IVFD RL 200cc
muntah (-) nafsu makan HR: 107x/min ISPA Ranitidin 2x1
RR: 24x/min O2: 98% Ceftriaxon 1x1gr iv
10 Oktober membaik, Buang air
Suhu: 37,5C
2017 besar (-), Batuk (+) Paracetamol 3x11/2
Abdomen: NT epigastrium (+)
Paru: rhonki +/+
16
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH
Tanggal
S O A P
Perawatan
Demam (-) mual (-), TD: 100/60 mmHg Thyfoid Fever Ambroxol 3x1
muntah (-) nafsu makan HR: 104x/min ISPA Tyampenicol 3x20 mg
RR: 24x/min O2: 98%
11 Oktober membaik, Buang air Paracetamol 3x20 mg
Suhu: 36,7C
2017 besar (-), Batuk (+)
Abdomen: NT epigastrium (+)
Paru: rhonki +/+
Tanggal
S O A P
Perawatan
Demam (-) mual (-), TD: 100/60 mmHg Thyfoid Fever Pulang
muntah (-) nafsu makan HR: 104x/min ISPA Ambroxol 3x1
RR: 24x/min O2: 98%
12 Oktober membaik, Buang air Tyampenicol 3x20 mg
Suhu: 36,7C
2017 besar (-), Batuk (+) Paracetamol 3x20 mg
Abdomen: NT epigastrium (+)
Paru: rhonki +/+
17
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH
ANALISA KASUS
An. H, perempuan, usia 10 tahun, dengan diagnosis Demam Tifoid dan ISPA. Diagnosis
pada pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang. Pasien datang dengan keluhan utama yaitu demam 3 hari SMRS. Demam awalnya
tidak terlalu tinggi, namun menjadi tinggi. demam dirasakan hilang timbul, memuncak pada
sore dan malam hari, demam tidak disertai menggigil.
Pasien juga mengeluh mual, muntah dan nyeri perut sejak 3 hari SMRS. Mual dan
muntah saat makan dan minum. Keluhan mual dan muntah yang dirasakan pasien
mengakibatkan penurunan nafsu makan, pasien hanya mengonsumsi bubur dan air mineral
saja, pasien mengeluh lemas dan menyebabkan pasien enggan bermain dan lebih sering
berbaring. Nyeri perut dirasakan hilang timbul. Pasien belum BAB sejak 6 hari SMRS.
Riwayat jajan sembarangan disangkal oleh Ibu pasien.
Pada kasus ini, dapat ditegakkan diagnosis demam tifoid karena sesuai dengan
perjalanan penyakit pasien dimana demam meningkat dari hari ke hari (step ladder) dan
meningkat pada sore dan malam hari. Dari pemeriksaan fisik didapatkan nyeri epigastrium
dan selain itu dari pemeriksaan widal didapatkan titer O positif 1/320 yang bisa menjadi
patokan untuk menegakkan diagnosis demam tifoid.
ISPA dipikirkan karena pasien juga mengeluh batuk 3 hari SMRS. Batuk berdahak
tetapi dahak sulit dikeluarkan. Pilek dikeluhkan dengan ingus berwarna putih pasien
menyangkal ada nyeri menelan/sakit tenggorokan. Pada pemeriksaan fisik terdapat ronki +/+.
18