Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2016 lalu berhasil mendarat di

angka 5,02 persen. Lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun

2015 yang sebesar 4,79 persen. Menurut Gubernur Bank Indonesia Agus D.W

Martowardojo, angka tersebut dinilai masih cukup baik jika dibandingkan dengan

negara-negara di dunia lainnya yang hanya tumbuh 1-2 persen bahkan negatif.

Menurut data Badan Pusat Statistik, hal utama yang mendukung pertumbuhan

ekonomi Indonesia ini adalah meningkatnya konsumsi rumah tangga disertai

dengan terjaganya daya beli seiring dan tingkat inflasi yang terkendali.

Dengan meningkatnya konsumsi rumah tangga Indonesia menyebabkan

pergeseran preferensi masyarakat untuk lebih cenderung berbelanja di pasar-pasar

modern (minimarket, supermarket dan hypermarket) untuk memenuhi keperluan

konsumsi sehari-hari (kebutuhan primer) dan konsumsi kebutuhan lainnya, seperti

kebutuhan sandang, seperti pakaian dan kelengkapannya (kebutuhan sekunder)

beberapa tahun belakangan ini, karena disebabkan oleh tingkat kenyamanan untuk

berbelanja di minimarket karena tidak becek, bau dan kotor, selisih harga yang

tidak terpaut jauh berbeda antara minimarket dan pasar tradisional; harga produk

yang tetap (fixed price) yang berarti tidak perlu tawar menawar antara konsumen

1
2

dengan pemilik yang mana hal ini juga menyebabkan penghematan waktu dalam

berbelanja; lokasi minimarket yang semakin dekat dengan permukiman sehingga

lebih mudah dijangkau oleh masyarakat serta adanya beragam produk yang dijual

di satu gerai yang berarti lebih praktis dalam berbelanja.

Ritel adalah salah satu sektor industri yang populer dan sudah

mendominasi kehidupan ekonomi masyarakat Indonesia sejak dahulu. Hal ini

ditandai dengan tersebarnya warung dan toko kelontong hampir di setiap daerah

mulai dari pedesaan hingga kota besar. Industri ini terus berkembang seiring

dengan laju pertumbuhan penduduk. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia

(Aprindo) memproyeksikan kenaikan omzet ritel pada 2017 kurang lebih sebesar

10%. Senada dengan pernyataan Gubernur Bank Indonesia, Ketua Umum Aprindo

Roy Mandey mengatakan bahwa dengan asumsi pertumbuhan ekonomi pada 2017

sebesar 5-5,4% dan tingkat inflasi 3,3%, diharapkan mampu mendorong daya beli

masyarakat khususnya pada sektor ritel modern.

Munculnya peluang ini menyebabkan para pelaku bisnis ritel untuk

berlomba-lomba dalam mengatasi bermacam-macam tantangan yang menuntut

retailer untuk menata ulang keunggulan kompetitif mereka. Keunggulan

kompetitif adalah merujuk pada kemampuan sebuah organisasi untuk

memformulasikan strategi yang menempatkannya pada suatu posisi yang

menguntungkan berkaitan dengan perusahaan lainnya. Menurut Setiawan (2006),

keunggulan kompetitif muncul bila pelanggan merasa bahwa mereka menerima

nilai lebih dari transaksi yang dilakukan dengan sebuah organisasi pesaingnya.

Kemudian di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dinyatakan bahwa


3

keunggulan kompetitif bersifat kompetisi dan bersifat persaingan, dapat

disimpulkan bahwa keunggulan kompetitif adalah keunggulan yang dimiliki oleh

organisasi atau perusahaan, dimana keunggulannya dipergunakan untuk

berkompetisi dan bersaing dengan organisasi atau perusahaan lainnya untuk

mendapatkan sesuatu.

Semakin meningkatnya tingkat persaingan di dalam bisnis retail

membutuhkan orientasi kepada konsumen dan efisiensi operasional yang lebih

besar lagi. Konsumen selalu menginginkan tingkat pelayanan dan harga yang

lebih baik, sedangkan para pelaku bisnis ritel menginginkan produk yang lebih

variatif, harga jual yang lebih menguntungkan dan biaya yang lebih rendah

(Hubner dan Kuhn, 2012), dan tumbuh secara vertikal dengan lebih berfokus pada

fungsi-fungsi logistik (Fernie, 2010). Meskipun investasi yang besar sudah

ditanamkan pada infrastruktur dan teknologi informasi, para pelaku bisnis ritel

masih mengalami kehilangan potensi untuk mendapatkan keuntungan dikarenakan

ketidak-mampuan retailer untuk mendapatkan barang yang tepat pada waktu dan

tempat yang tepat pula (Friend dan Walker, 2001; Gruen, 2002, Thonemann,

2005; Agrawal dan Smith, 2009; Curseu ,2009).

Salah satu dari ritel modern yang berformat minimarket tersebut adalah

Alfamart. Agar berhasil dalam memenangkan persaingan perusahaan ritel

Alfamart membutuhkan keunggulan kompetitif dan para pelaku bisnis ritel mulai

mencari cara yang lebih inovatif untuk mendiferensiasi diri mereka sendiri dengan

para kompetitor mereka sebagai pembeda istimewa yang bersifat vital untuk
4

menarik dan mempertahankan konsumen, dengan cara menjaga tingkat persediaan

barang yang optimal sehingga dapat mengurangi terjadinya barang habis (out-of-

stocks) sehingga dapat mencegah terjadinya : pindahnya konsumen berbelanja di

toko lain (store switching), menunda pembelian barang yang sama di toko yang

sama, tidak jadi membeli barang (a lost sale), melakukan subtitusi produk dengan

merk yang sama (beda ukuran atau jenis), dan melakukan subtitusi produk dengan

merk yang berbeda (brand switching) (Fernie, 2008). Salah satu strategi yang

dipakai perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitifnya adalah dengan

cara meningkatkan efisiensi dari pengelolaan persediaan. Menurut Mulyamah

(1987), efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan rencana

penggunaan masukan dengan penggunaan yang direalisasikan.

Saat ini setiap perusahaan menyadari pentingnya manajemen operasi

dalam setiap fungsi bisnis. Dengan manajemen operasi perusahaan dapat

mencapai produksi barang dan jasa yang efisien dengan menggunakan konsep-

konsep aplikatif, alat dan tehnik yang efektif. Salah satu konsep aplikatif yang

krusial untuk mengelola tingkat persediaan barang adalah menggunakan Inventory

Management yang berfungsi sebagai pengendali inventory dari supplier menuju

ke customer. Persediaan adalah sebagai suatu aktiva lancar yang meliputi barang-

barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha

normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam pekerjaan proses

produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam

suatu proses produksi (Assauri, 2005), sedangkan menurut Indrajit dkk (2002)

persediaan diterjemahkan dari kata inventory yang merupakan jenis barang yang
5

disimpan di gudang yang mempunyai sifat pergerakan yang agak berbeda satu

dengan yang lain.

Tujuan persediaan menurut Chase dan Jacobs (2011) antara lain adalah

untuk mempertahankan berlangsungnya proses operasi pada perusahaan karena

sebuah pasokan bahan persediaan di sebuah perusahaan adalah pusat fleksibilitas

dalam proses operasi perusahaan. Persediaan merupakan investasi yang penting

dan merupakan bagian yang cukup besar dari keseluruhan aktiva lancar

perusahaan, oleh karena itu pengelolaan persediaan bagi sebuah perusahaan

merupakan faktor yang sangat mendasar dalam pembentukan keunggulan

kompetitif dalam jangka panjang (Hansen dan Mowen, 2007). Pengendalian

inventory yang baik sangat berpengaruh dalam suksesnya keberlangsungan suatu

rantai pasok dan proses operasi suatu perusahaan secara menyeluruh, dikarenakan

besarnya total biaya investasi dalam inventories dan yang lain adalah dampak

dari ketersediaan inventories dapat mempengaruhi kegiatan operasi sebuah

perusahaan. Dengan menggunakan metode ilmiah yang tepat, inventory

management dapat memberi dampak keuntungan yang signifikan bagi perusahaan.

Faktor penting lainnya untuk memenangkan persaingan bisnis tersebut

adalah dengan mengatur persediaan yang akhirnya dapat menekan pengeluaran

dan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Menurut Kumar (2008)

bagaimanapun juga pengendalian persediaan yang efisien merupakan faktor kunci

memperoleh keunggulan kompetitif pada pasar dimana perusahaan dituntut untuk

selalu mampu menyediakan apa yang konsumen inginkan dengan biaya seminimal
6

mungkin atas persediaan yang perusahaan miliki. Menurut Heizer dan Render

(2015, 586) salah satu upaya dalam mengantisipasi masalah persediaan ini adalah

dengan mengadakan suatu sistem pengendalian pada persediaan. Kebutuhan akan

sistem pengendalian persediaan muncul karena adanya permasalahan yang

mungkin dihadapi oleh perusahaan seperti kelebihan atau kekurangan persediaan.

Inventory management menjadi faktor permasalahan utama yang muncul dalam

setiap bisnis ritel. Kegagalan dalam mengelola persediaan mengakibatkan biaya

operasional menjadi tinggi. Ketidak-tepatan dalam persediaan menimbulkan

berbagai macam permasalahan, termasuk menurunnya tingkat produktifitas,

memproduksi barang yang tidak dibutuhkan, penurunan tingkat komitmen

konsumen, akumulasi biaya dan kegagalan dari persediaan fisik barang.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis bermaksud melakukan

suatu penilitan pada Alfamart sebagai pokok bahasan skripsi dengan judul

Analisa Metode Pengelolaan Inventory, Safety Stock dan Pengelolaan

Demand pada PT. Sumber Alfaria Trijaya (Ritel Alfamart) di Surabaya

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengelolaan inventory pada ritel Alfamart di Surabaya?

2. Bagaimanakah metode safety stock dan demand SKU pada ritel

Alfamart?
7

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui dan menganalisa pengelolaan inventory pada ritel

Alfamart di Surabaya.

2. Mengetahui dan menganalisa safety stock dan demand pada ritel

Alfamart.

1.4. Manfaat Penelitian

Selain memiliki tujuan untuk memecahkan permasalahan, penelitian ini

diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Sebagai bahan pertimbangan antara teori yang didapat di bangku kuliah

dan buku-buku literatur dengan kenyataan di lapangan, sehingga peneliti

dapat menganalisis, menelaah dan menyimpulkan permasalahan

berdasarkan pendekatan teori dan logika.

2. Bagi Akademik

Sebagai sumbangan ilmu pengetahuan dan bahan acuan dalam penelitian

selanjutnya untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang

inventory management.

3. Bagi Perusahaan

Sebagai masukan dan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengevaluasi

pengelolaan inventory yang akan datang, sehingga perusahaan dapat

meningkatkan efisiensi inventory.


8

1.5. Sistematika Penulisan Skripsi

Secara garis besar, sistematika penulisan skripsi ini akan diuraikan dalam

5 (lima) bab yang terdiri dari :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah yang akan menjadi dasar

pada permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini, yaitu analisa

metode pengelolaan inventory, safety stock dan pengelolaan demand pada

ritel Alfamart. Selanjutnya akan diurai pula rumusan masalah, tujuan

masalah, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Bab ini menjelaskan tentang konsep, definisi, dan dasar teori yang

berhubungan dengan masalah penelitian, yang meliputi bisnis sektor ritel,

manajemen persediaan, safety stock, dan pengelolaan inventory, serta teori

teori dan kajian kajian lain yang berhubungan dengan permasalahan

penelitian. Semua teori-teori yang terkait dalam penelitian ini akan penulis

jabarkan untuk memperkuat dan memahami landasan teori.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini, metode penelitian yang digunakan dalam penulisan

skripsi adalah metode kualitatif sedangkan untuk pemecahan masalah

digunakan pendekatan studi kasus. Jenis data yang digunakan adalah

analisis kualitatif.
9

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi mengenai gambaran umum obyek dan subyek

penelitian yang meliputi sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi,

pengumpulan dan pengolahan data, pengidentifikasian sampel penelitian,

hingga ke pembuatan dan pengolahan data.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang penjelasan mengenai kesimpulan dari hasil

penelitian dan berisi saran yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang

berkepentingan yaitu perusahaan sebagai objek penelitian, peneliti sendiri

maupun bermanfaat untuk pengembangan penelitian selanjutnya. Pada

saran juga akan memberikan rekomendasi mengenai beberapa

kemungkinan yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan pada masa yang

akan datang.

Anda mungkin juga menyukai