Anda di halaman 1dari 2

TRAUMA LIEN

I. Definisi :
Kerusakan lien ringan sampai berat akibat trauma dengan manifestasi klinis adanya
perdarahan intraperitoneal ringan sampai berat ( syok hipovolumik). Penyebab
utama karena trauma tumpul didaerah abdomen kiri atas dan toraks kiri bawah
depan atau belakang sehingga terjadi robekan kapsul lien atau parencim lien
fregmentasi

II. Gejala Klinis :


Tanda dan gejala trauma lien bervariasi luas, sehingga observasi dan evaluasi harus
dilakukan dengan baik secara terus menerus terhadap adanya :
a. Tanda umum dan local perdarahan intranperitoneal ,ulai dari gejala iritasi
peritoneum sampai syok hipovolumik berat
b. Jejas yang bermakna didaerah abdomen kwadran kiri atas maupun tanda-tanda
gejala trauma toraks kiri bawah serta adanya fraktur kosta kiri bawah
c. Gejala khas dan spesifik :
1. Nyeri dan tenderness daerah abdominal kiri atas
2. Lien teraba
3. Nyeri bahu kiri karna iritasi diafragma
d. Penurunan hematokrit pada pasien trauma daerah lien tanpa gejala yang jelas.

III. Diagnosis :
A. CT-scann untuk diagnosis trauma lien pada anak-
anak sangat membantu membedakan trauma organ lain intra abdomen
B. Foto polos abdomen memperlihatkan gambaran
hilangnya bayangan lien dan tersedaknya curva tura mayor gaster, tetapi tanda ini
bukan sebagai alat bantu diagnosis yang spesifik untuk trauma lien pada anak-anak.

IV. Pengelolaan :
A. Non-operatif :
1. Indikasinya ;
a. Traumalien dengan gejala klinis perdarahan minimal intra peritoneal
b. CT-scann memperlihatkan gambaran laserasi minimal pada lien
2. Tehnisnya ;
a. Bed-rest total dirumah sakit selama 1 minggu untuk pemantauan
pemeriksaan serial hematokrit dalam mendeteksi adanya perdarahan
yang berlanjut, kalau perlu dilakukan transfusi
b. Aktifitas fisik dibatasi selama 3 bulan
c. Pemantauan dengan pemeriksaan CT-scann setelah 1 minggu ke 6 dan
12 pasca trauma untuk evaluasi kesembuhan lien
B. Operatif :
1. Indikasi :
a. Terdapat tanda-tanda perdarahan intra abdomen yang jelas dengan
manifestasi adanya syok hipovolumik yang berlanjut setelah resusitasi
cairan
b. Trauma multiple organ intra abdomen
c. Devaskularisasi
2.Tehnisnya :
Dikerjakan laparotomi eksplorasi untuk menilai luasnya kerusakan lien sehingga
dapat dilakukan perbaikan dalam menghentikan sumber perdarahan dan
menentukan jenis tindakan yang harus dilakukan pada kerusakan lien ;
a. Reparasi kerusakan lien dilakukan pada ;
- Laserasi lien minor tanpa perdarahan aktif
b. Splenektomi dilakukan jika;
- Lien avulsi dan tragmented
- Keadaan pasien tidak stabil disertai trauma organ lain yang
serius
- Pasien trauma lien dengan riwayat mononucleosis dan
hemaphilia

V.Evaluasi pascabedah :
a. Perdarahan berulang
b. Infeksi luka operasi
c. Overwhelming post splenektomi infeksi (OPSI), mortalitas mencapai 50% resiko
dikurangi dengan pemberian antibiotika profilaksis

VI.Prognosis :
1.Fungsi lien masih normal walapun yang tersisa hanya sebagian saja
2.Pasca splenektomi kelemahannya pada kerentanan anak terhadap infeksi

Anda mungkin juga menyukai