Anda di halaman 1dari 6

1.

AMBON/MALUKU

Ambon adalah sebuah kota dan sekaligus ibu kota provinsi Maluku. Kota Ambon
disebut juga Ambon manise. Sangat cocok dengan indahnya alam yang Tuhan
ciptakan dan cantiknya pantai-pantai dengan pasir yang putih dan bersih. Orang-
orang Ambon yang berkulit eksotis menambah manise ciptaan Tuhan. Karena itu
bersyukurlah untuk keindahan ciptaan Tuhan yang satu ini dengan nyanyian dan
pujian. Maka, kami panggilkan No.undian: .................. Dewan Juri yang terhormat
inilah no.undian: .......

2. BATAK
Suku Batak adalah bagian dari penduduk Sumatra Utara. Ibu kota Sumatra
Utara adalah Medan. Medan merupakan kota besar ketiga di Indonesia yang
cintai ini. Suku Batak sangat kuat memegang adat dan tradisi. Orang Batak
beranggapan bahwa adat dan tradisi adalah anugerah terbaik yang Tuhan
berikan bagi masyarakat Sumatra Utara. Sehingga bersyukur kepada Tuhan
dengan nyanyian dan pujian menjadi hal yang penting bagi orang Batak. Oleh
karena itu, kebanyakan orang Batak memiliki suara yang indah dan merdu. Lalu
mengapa tidak setiap kita juga menyanyi dan bersyukur bagi Tuhan. Maka, kami
panggilkan peserta nomor undian: .......... Dewan juri yang terhormat inilah no
undian:........

3. DAYAK
Suku Dayak adalah mayoritas suku asli yang mendiami pulau terbesar ke-3 di
dunia, yakni Pulau Kalimantan atau juga dikenal dengan nama BORNEO. Suku
Dayak memiliki ratusan sub suku yang tersebar di Pulau nan kaya dengan hasil
buminya ini. Hutan perawannya menyimpan misteri yang sulit untuk ditaklukkan,
laksana misteri Ilahi yang mengherankan dan yang patut kita kagumi. Dalam lagu
dan pujian kekaguman kita dapat dinyatakan. Ya...betapa Tuhan Allah kita di
dalam Yesus Kristus begitu Maha Kuasa dan sangat mengaggumkan. Maka, kami
selanjutnya kami panggilkan peserta dengan no undian: ...... Dewan juri yang
terhormat inilah peserta dengan nomor undian: ......

4. PAPUA
Papua adalah provinsi terluas di Indonesia. Sebuah tempat eksotis yang
menyimpan keindahan alamiah ciptaan Tuhan. Dibeberapa tempat laksana surga
yang jatuh ke bumi. Penduduknya memiliki tradisi dan adat yang sangat menarik.
Keramahan penduduknya menjadi ciri khas tersendiri bagi para pelancong. Inilah
bagian dari kekayaan Indonesia yang sedang menjadi perhatian istimewa dari
Presiden Joko Widodo sehingga jalan-jalan dipinggiran pantai dibangun untuk
membuka keterisolasian beberapa wilayah dan ternyata menambah pemandangan
indah ciptaan Tuhan di bumi cendrawasih. Ya....tak kuasa rasanya bibir tak
mengucap syukur dalam nyanyian pujian bagi Sang Pencipta. Maka, kami
panggilakan peserta dengan no undian:..... Dewan juri yang terhormat inilah
peserta dengan nomor undian: .......

Enam terakhir Ichan & Lesy kan?..... bikin narasinya?.... Narasiku boleh diedit
dan diperbaiki ya.....jangan takut dan gentar,hehehe....sangat terbuka untuk
diperbaiki dan memperbaiki.......:)

5. JAWA
Suku Jawa (Bahasa Jawa Ngoko: Wong Jawa, Krama: Tiyang
Jawi) merupakan suku bangsa terbesar di Indonesia yang berasal dari Jawa
Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Setidaknya 41,7%
penduduk Indonesia merupakan etnis Jawa Sebelumnya Suku Jawa Berjumlah
47,05% Pada Tahun 1930 Yang Di Adakan Oleh Pemerintahan Kolonial Belanda
Pada Waktu Itu .Penurunan Ini Terjadi Karena Banyaknya Orang Jawa Yang
Menjadi Bagian Dari Etnis Setempat Di Beberapa Daerah Di Indonesia.[3] Selain
di ketiga provinsi tersebut, suku Jawa banyak bermukim di Lampung, Jakarta,
Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Banten dan Kalimantan Timur. Di
Jawa Barat mereka banyak ditemukan di Kabupaten Indramayu, Kabupaten
Cirebon, dan Kota Cirebon. Suku Jawa juga memiliki sub-suku, seperti Suku
Osing, Orang Samin, Suku Tengger, dan lain-lain. Selain itu, suku Jawa ada pula
yang berada di negara Suriname, Amerika Selatan karena pada masa kolonial
Belanda suku ini dibawa ke sana sebagai pekerja dan kini suku Jawa di sana
dikenal sebagai Jawa Suriname.Orang Jawa terkenal dengan budaya seninya
yang terutama dipengaruhi oleh agama Hindu-Buddha, yaitu pementasan wayang.
Repertoar cerita wayang atau lakon sebagian besar berdasarkan wiracarita
Ramayana dan Mahabharata. Selain pengaruh India, pengaruh Islam dan Dunia
Barat ada pula. Seni batik dan keris merupakan dua bentuk ekspresi masyarakat
Jawa. Musik gamelan, yang juga dijumpai di Bali memegang peranan penting
dalam kehidupan budaya dan tradisi Jawa.

6. TORAJA
Toraja adalah salah satu suku dari empat suku yang mendiami sulawesi selatan, toraja terletak
sekitar 300 km arah utara kota makasar,masyarakat toraja memiliki budaya yang unik dan alam
yang indah...hal inilah yang membuat toraja menjadi destinasi wisata sejak tahun 70an hingga kini.

Keseharian masyarakat toraja diwarnai budaya yang unik, khususnya pada budaya kedukaan atau
rambu solok. Rambu solok merupakan acara adat kedukaan masyarakat toraja yangt bertujuan
untuk menghormati dan menghantarkan arwah orang mati pada keabadian bersama para lelughur
mereka disebuah tempat peristirahatan. Dalam masyarakat toraja, upacara rambu solok ini
merupakan upacara yang sakral sehingga diperlukan waktu yang lama dan biaya yang tidak sedikit
untuk mempersiapkan acara ini hingga selesai. Bagian lain dari pemakaman adalah penyembelihan
kerbau, masyarakat toraja percaya bahwa kerbau atau yang biasa disebut tedong dapat
mengantarkan arwah yang telah meninggal menuju kuya atau nirwana.
Suku toraja percaya bahwa kematian bukanlah sesuatu yang datang tiba-tiba, tetapi merupakan
suatu proses yang bertahap menuju kuya atau nirwana, oleh sebab itu budaya ini tetap dilestarikan
oleh masyarakat toraja karena selain untuk memberikan penghormatan terakhir kepada orang yang
sudah meninggal, upacara ini juga dapat mempererat hubungan kekerabatan antara masyarakat
satu dengan yang lainnya...

7. BANJAR

uku Banjar (bahasa Banjar: Urang Banjar / ) adalah suku bangsa yang menempati
wilayah Kalimantan Selatan, serta sebagian Kalimantan Tengah dan sebagian Kalimantan Timur.
Populasi Suku Banjar dengan jumlah besar juga dapat ditemui di wilayah Riau, Jambi, Sumatera
Utara dan Semenanjung Malaysia karena migrasi Orang Banjar pada abad ke-19 ke Kepulauan
Melayu.

Berdasarkan sensus penduduk 2010 orang Banjar berjumlah 4,1 juta jiwa. Sekitar 2,7 juta orang
Banjar tinggal di Kalimantan Selatan dan 1 juta orang Banjar tinggal di wilayah Kalimantan lainnya
serta 500 ribu orang Banjar lainnya tinggal di luar Kalimantan.

Suku bangsa Banjar berasal dari daerah Banjar yang merupakan pembauran masyarakat beberapa
daerah aliran sungai yaitu DAS Bahan, DAS Barito, DAS Martapura dan DAS Tabanio. Dari
daerah pusat budayanya ini suku Banjar sejak berabad-abad yang lalu bergerak secara meluas
melakukan migrasi secara sentrifugal atau secara lompat katak ke berbagai daerah di Nusantara
hingga ke Madagaskar.

Hasil pencocokan tes DNA atau riset genetika terhadap bangsa Malagasi modern dan Dayak
Maanyan modern dari Tamiang Layang menunjukkan bangsa Malagasi bukan keturunan Dayak
Maanyan, tetapi bangsa Malagasi sama genetikanya dengan orang Banjar modern. Para periset
multidisiplin ilmu dari Indonesia, yang diwakili 2 periset dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman
dan FK UI- termasuk Herawati Sudoyo-, Prancis, Selandia Baru dan Australia ini untuk mencapai
kesimpulan bahwa Suku Banjar lah yang menjadi nenek moyang orang Madagaskar. Tim periset
telah menganalisa 211 sampel DNA dari darah donor dewasa yang terdiri dari 169 orang dari etnis
Dayak Maanyan dan 49 lainnya dari suku Dayak lainnya yang beragam. Tim periset setahun
sebelumnya sudah mengumpulkan DNA 266 penduduk asal Madagaskar dan mencocokkan DNA-
nya. Dari riset DNA dan etnisitas seperti bahasa, ternyata orang dari Suku Banjar di Kalimantan
Selatan paling tinggi kecocokannya dengan orang Madagaskar.[3]

Secara genetika suku Banjar purba sudah terbentuk ribuan tahun yang lalu yang merupakan
pembauran orang Melayu purba sebagai unsur dominan dan Dayak Maanyan. Suku Banjar yang
memiliki genetik Melayu dominan ini telah melakukan migrasi keluar pulau Kalimantan sekitar
tahun 830 Masehi atau 1.200 tahun yang lalu menuju Madagasikara alias Madagaskar yang
menurunkan bangsa Malagasi.[4][5][6][7][8][9]

Bahasa Malagasi menunjukkan unsur-unsur bahasa Banjar dan bahasa Maanyan, misalnya varika
dari warik (bahasa Banjar) dan rano dari kata ranu (bahasa Maanyan).[10] [11] Adat pemakaman
sekunder Dayak beragama Kaharingan yang disebut aruh Buntang disebut Famadihana di
Madagaskar. Tetapi di Madagaskar tidak terdapat upacara Ijambe (kremasi/ngaben) maupun Aruh
Baharin/Aruh Ganal (upacara panen) yang masih dilakukan masyarakat Dayak Kaharingan di
Kalsel. Selain itu masih terdapat adat memberi makan buaya di Madagaskar dan yang juga masih
dilakukan orang Banjar di Kalimantan Selatan.
Suku bangsa Banjar adalah pembauran orang Melayu purba yang membawa bahasa Melayik dengan
Dayak Barito-Meratus dari suku Dayak Maanyan, Dayak Meratus, dan sebagian rumpun Dayak
Ngaju terutama yang tinggal di hilir (disebut Dayak Ngawa: Berangas, Mendawai dan Bakumpai).
Dan terakhir juga dilakukan Dayak Abal (rumpun Lawangan), yang hampir seluruh anggota
sukunya bergabung dan berasimilasi dengan suku Banjar dan konversi ke agama Islam serta
meninggalkan bahasa ibunya. Namun saat mereka masih belum diidentifikasikan sebagai Dayak.
Dan sebelum Dayak dipakai sebagai penyebutan pribumi asli Borneo.

Sekitar tahun 1526, ketika raja Banjar menerima dan memeluk Islam maka diikuti seluruh kalangan
penduduk Kerajaan Banjar untuk melakukan konversi massal ke agama Islam, sehingga
kemunculan suku Banjar dengan ciri keislamannya ini bukan hanya sebagai konsep etnis tetapi juga
konsep politis, sosiologis, dan agamis. Kelompok masyarakat yang telah menganut Islam ini disebut
Oloh Masih dalam bahasa Dayak Ngaju atau Ulun Hakey dalam bahasa Dayak Maanyan. Menurut
Tjilik Riwut dalam "Kalimantan membangun, alam, dan kebudayaan: 407" Bila tamu yang datang
mengatakan oloh masih berarti tamu yang datang beragama Islam. Untuk tamu yang beragama
Islam, akan diserahkan ayam hidup, telur dan sayur-sayuran untuk dimasak sendiri.......Namun
sebagian penduduk yang masih ingin mempertahankan agama suku Kaharingan lebih memilih
untuk bermigrasi ke daerah perhuluan dan dataran tinggi yang sekarang menjadi Dayak Maanyan
dan Dayak Meratus.

Pada jaman dahulu, suku Banjar termasuk masyarakat bahari atau berjiwa kemaritiman. Perjanjian
tanggal 18 Mei 1747 antara Sultan Banjar Tamjidillah I dengan VOC-Belanda tentang monopoli
perdagangan oleh VOC-Belanda di Kesultanan Banjar diantaranya mengatur bahwa orang Banjar
tidak boleh berlayar ke sebelah timur sampai ke Bali, Sumbawa, Lombok, batas ke sebelah barat
tidak boleh melewati Palembang, Johor, Malaka dan Belitung.[12] Sejak itu wilayah pelayaran orang
Banjar mulai menyempit, namun sisa-sisa jiwa kebaharian orang Banjar masih terlihat jejaknya
pada kehidupan masyarakat Banjar di daerah perairan Kalimantan Selatan.

8. MINANGKABAU
Suku Minangkabau atau Minang (seringkali disebut Orang Padang) adalah suku yang berasal dari
Provinsi Sumatera Barat. Suku ini terkenal karena adatnya yang matrilineal, walau orang-orang
Minang sangat kuat memeluk agama Islam. Adat basandi syara', syara' basandi Kitabullah (Adat
bersendikan hukum, hukum bersendikan Al Qur'an) merupakan cerminan adat Minang yang
berlandaskan Islam.
Suku Minang terutama menonjol dalam bidang pendidikan dan perdagangan. Lebih dari separuh
jumlah keseluruhan anggota suku ini berada dalam perantauan. Minang perantauan pada
umumnya bermukim di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Pekanbaru, Medan, Batam,
Palembang, dan Surabaya. Untuk di luar wilayah Indonesia, suku Minang banyak terdapat di
Malaysia (terutama Negeri Sembilan) dan Singapura. Di seluruh Indonesia dan bahkan di
mancanegara, masakan khas suku ini yang populer dengan sebutan masakan Padang, sangatlah
digemari.

Masyarakat Minangkabau memiliki filosofi bahwa "pemimpin itu hanyalah ditinggikan seranting dan
didahulukan selangkah." Artinya seorang pemimpin haruslah dekat dengan masyarakat yang ia pimpin, dan
seorang pemimpin harus siap untuk dikritik jika ia berbuat salah.[3] Dalam konsep seperti ini, Minangkabau
tidak mengenal jenis pemimpin yang bersifat diktator dan totaliter.Budaya Minangkabau mendorong
masyarakatnya untuk mencintai pendidikan dan ilmu pengetahuan. Sehingga sejak kecil, para pemuda
Minangkabau telah dituntut untuk mencari ilmu. Filosofi Minangkabau yang mengatakan bahwa "alam
terkembang menjadi guru", merupakan suatu adagium yang mengajak masyarakat Minangkabau untuk
selalu menuntut ilmu. Pada masa kedatangan Islam, pemuda-pemuda Minangkabau selain dituntut untuk
mempelajari adat istiadat juga ditekankan untuk mempelajari ilmu agama. Hal ini mendorong setiap kaum
keluarga, untuk mendirikan surau sebagai lembaga pendidikan para pemuda kampung.[5]

Memasak makanan yang lezat merupakan salah satu budaya dan kebiasaan masyarakat
Minangkabau. Hal ini dikarenakan seringnya penyelenggaraan pesta adat, yang mengharuskan
penyajian makanan yang nikmat. Masakan Minangkabau tidak hanya disajikan untuk masyarakat
Minangkabau saja, namun juga telah dikonsumsi oleh masyarakat di seluruh Nusantara. Orang-
orang Minang biasa menjual makanan khas mereka seperti rendang, asam pedas, soto padang, sate
padang, dan dendeng balado di rumah makan yang biasa dikenal dengan Restoran Padang. Restoran
Padang tidak hanya tersebar di seluruh Indonesia, namun juga banyak terdapat di Malaysia,
Singapura, Australia, Belanda, dan Amerika Serikat.[11] Rendang salah satu masakan khas
Minangkabau, telah dinobatkan sebagai masakan terlezat di dunia.[12][13]

Masakan Minangkabau merupakan masakan yang kaya akan variasi bumbu. Oleh karenanya banyak
dimasak menggunakan rempah-rempah seperti cabai, serai, lengkuas, kunyit, jahe, bawang putih,
dan bawang merah. Kelapa merupakan salah satu unsur pembentuk cita rasa masakan Minang.
Bahan utama masakan Minang antara lain daging sapi, daging kambing, ayam, ikan, dan belut.
Orang Minangkabau hanya menyajikan makanan-makanan yang halal, sehingga mereka
menghindari alkohol dan lemak babi. Selain itu masakan Minangkabau juga tidak menggunakan
bahan-bahan kimia untuk pewarna, pengawet, dan penyedap rasa. Teknik memasaknya yang agak
rumit serta memerlukan waktu cukup lama, menjadikannya sebagai makanan yang nikmat dan
tahan lama.

Tari-tarian merupakan salah satu corak budaya Minangkabau yang sering digunakan dalam pesta adat
ataupun perayaan pernikahan. Tari Minangkabau tidak hanya dimainkan oleh kaum perempuan tapi juga
oleh laki-laki. Ciri khas tari Minangkabau adalah cepat, keras, menghentak, dan dinamis. Adapula tarian
yang memasukkan gerakan silat ke dalamnya, yang disebut randai. Tari-tarian Minangkabau lahir dari
kehidupan masyarakat Minangkabau yang egaliter dan saling menghormati. Dalam pesta adat ataupun
perkawinan, masyarakat Minangkabau memberikan persembahan dan hormat kepada para tamu dan
menyambutnya dengan tarian galombang. Jenis tari Minangkabau antara lain: Tari Piring, Tari Payung, Tari
Pasambahan, dan Tari Indang.

Budaya Minangkabau juga melahirkan banyak jenis alat musik dan lagu. Di antara alat musik khas
Minangkabau adalah saluang, talempong, rabab, serta bansi. Keempat alat musik ini biasanya
dimainkan dalam pesta adat dan perkawinan. Kini musik Minang tidak terbatas dimainkan dengan
menggunakan empat alat musik tersebut. Namun juga menggunakan istrumen musik modern seperti
orgen, piano, gitar, dan drum. Lagu-lagu Minang kontemporer, juga banyak yang mengikuti aliran-
aliran musik modern seperti pop, hip-hop, dan remix.

Sejak masa kemerdekaan Indonesia, lagu Minang tidak hanya dinyanyikan di Sumatera Barat saja,
namun juga banyak didendangkan di perantauan. Bahkan adapula pagelaran Festival Lagu
Minangkabau yang diselenggarakan di Jakarta. Era 1960-an merupakan masa kejayaan lagu
Minang. Orkes Gumarang pimpinan Asbon Madjid, merupakan salah satu kelompok musik yang
banyak menyanyikan lagu-lagu khas Minangkabau. Selain Orkes Gumarang, penyanyi-penyanyi
Minang seperti Elly Kasim, Ernie Djohan, Tiar Ramon, dan Oslan Husein, turut menyebarkan
musik Minang ke seluruh Nusantara. Semaraknya industri musik Minang pada paruh kedua abad
ke-20, disebabkan oleh banyaknya studio-studio musik milik pengusaha Minang. Selain itu,
besarnya permintaan lagu-lagu Minang oleh masyarakat perantauan, dan menjadi faktor kesuksesan
industri musik Minang.[20]
9. BALI

Bali merupakan salah satu pulau di Indonesia yang populer. Tempat ini merupakan salah satu
tempat yang menakjubkan di bumi yang memiliki perpaduan sempurna dari keindahan alam dan
pulau yang penuh budaya. Ini merupakan kombinasi yang begitu indah dalam keharmonisan dengan
berbagai penduduk yang akrab dan hangat. Kehidupan budaya di sini akan tetap dijaga dari satu
generasi hingga ke generasi selanjutnya.

Bali cukup dikenal oleh berbagai kalangan diberbagai mancanegara dengan beberapa sebutannya
misalnya saja pulau dewata, pulau seribu candi, hingga Bali sebagai pulau surgawi. Para warga dan
turis kerap menyebut Bali sebagai pulau surga dikarenakan beberapa alasan yang terkait dibalik
namanya tersebut.

Pertama, pulau yang mengagumkan ini memiliki berbagai keindahan alam seperti gunung berapi
yang Nampak begitu dekat dan sangat besar, dan juga bentangan area persawahan yang terlihat
seperti tak ada batasnya yang akan membawa suasana damai dan ketenangan, dan keindahan
terakhir juga juga berasal dari hamparan butiran pasir pantai di Bali yang begitu memanjakan mata.
Keindahan dari langit cerah bercahaya dan air lautnya yang begitu biru juga sangat menarik bagi
setiap orang yang datang ke tempat ini. Bali juga memiliki tarian daerah, berbagai upacara
keagamaan, berbagai kuliner lokal terbaik, dan yang paling akhir adalah berbagai karya seni dan
hasil tangan yang luar biasa dan layak.

Sebagai salah satu pulau yang paling eksotis di dunia, Bali memiliki banyak sekali hal menarik
yang ditawarkan, mulai dari kehidupan spiritual dari pulau ini dan berbagai kuliner lokal khasnya
hingga pengalaman yang mengesankan semacam berselancar di laut, menyelam ke dalam
kehidupan lautan yang mempesona, penjelajahan alam yang dapat memacu adrenalinmu.
Berdasarkan berbagai nilai hebat yang dimiliki oleh pulau ini, Bali pernah dinominasikan pada
tahun 2009 sebagai pulau terbaik di dunia oleh salah satu majalah ternama, Majalah Travel and
Leisure dan tempat ini juga pernah menduduki peringkat kedua di tahun 2010 sebagai tempat
terbaik untuk dikunjungi di dunia oleh Lonely Planet.

10. Universal; Indonesia

Anda mungkin juga menyukai