Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Autoclave adalah alat yang digunakan untuk sterilisasi media mikrobiologi, peralatan
gelas laboratorium dan dekontaminasi atau membunuh bakteri dengan menggunakan
uap bersuhu dan bertekanan tinggi 1210C selama kurang lebih 15 menit
Jenis-Jenis Autoclave
Ada tiga jenis autoclave berdasarkan perbedaan pada bagaimana udara dihilangkan
dari dalam autoclave selama proses sterilisasi.
1. Gravity Displacement Autoclave
Udara dalam ruang autoclave dipindahkan hanya berdasarkan gravitasi. Prinsipnya
adalah memanfaatkan keringanan uap dibandingkan dengan udara, sehingga udara
terletak di bawah uap. Cara kerjanya dimulai dengan memasukan uap melalui bagian
atas autoclave sehingga udara tertekan ke bawah. Secara perlahan, uap mulai semakin
banyak sehingga menekan udara semakin turun dan keluar melalui saluran di bagian
bawah autoclave , selanjutnya suhu meningkat dan terjadi sterilisasi. Autoclave ini
dapat bekerja dengan cakupan suhu antara 121-134 C dengan waktu 10-30 menit.
2. Prevacuum atau High Vacuum Autoclave
Autoclave ini dilengkapi pompa yang mengevakuasi hampir semua udara dari
dalam autoclave. Cara kerjanya dimulai dengan pengeluaran udara. Proses ini
berlangsung selama 8-10 menit. Ketika keadaan vakum tercipta, uap dimasukkan ke
dalam autoclave . Akibat kevakuman udara, uap segera berhubungan dengan seluruh
permukaan benda, kemudian terjadi peningkatan suhu sehingga proses sterilisasi
berlangsung. Autoclave ini bekerja dengan suhu 132-135 C dengan waktu 3-4 menit.
3. Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave
Autoclave ini menggunakan aliran uap dan dorongan tekanan di atas tekanan
atmosfer
dengan rangkaian berulang. Waktu siklus pada autoclave ini tergantung pada benda
yang disterilisasi.
Bagian-Bagian Autoklaf :
Bagian-Bagian Autoklaf :
Keterangan :
1. Tombol pengatur waktu mundur (timer)
2. Katup pengeluaran uap (Pompa Vacum)
3. Pressure Gauge (pengukur tekanan)
4. Kelep pengaman
5. Tombol on-off
6. Termometer
7. Elemen Pemanas (Heater)
8. Aquades (dH2O)
9. Sekrup pengaman
10. Batas penambahan air
Prinsip Kerja
Prinsip kerja autoklaf adalah penggunaan uap air jenuh pada tekanan di atas tekanan
atmosfer dan digunakan untuk memanaskan isi autoklaf. Pada awalnya, muatan/isi
autoklaf tersebut dalam keadaan dingin, kemudian uap air memenuhi ruang dalam
autoklaf sehingga tekanannya menghasilkan suhu tinggi. Agar autoklaf bekerja
dengan tepat, perlu dipastikan bahwa uap air telah benar-benar jenuh (udara dalam
autoklaf harus dikeluarkan). Umumnya, autoklaf telah dirancang bekerja untuk
sterilisasi pada temperatur 121C dengan tekanan 103,4kPa (15 lbf in) atau pada
temperatur 115C dengan tekanan 6kPa (10 lbf in). Temperatr yang bisa dicapai akan
lebih rendah jika masih terdapat sebagian udara yang bercampur dengan uap air
dalam ruangan autoklaf. Hal ini mengikuti hukum tekanan parsial Dalton, bahwa
tekanan total campuran uap air dan udara akan sama dengan jumlah tekanan
individualnya. Dengan demikian, semakin banyak terdapat udara, maka tkanan
parsial uap air akan semakin rendah sehingga akan menurunkan keseluruhan
temperatur campuran.
Sterilisasi Panas Lembab : Waktu matinya organisme dengan pemanasan basah (air
mendidih) menggunakan autoclave
- virus hepatisis : 30 menit
- endospora : 70 jam
Pada tekanan 15 psi suhu 121C : seluruh organisme dan endospora dapat terbunuh
dalam waktu sekitar 15 menit-lebih sedikit.
Aplikasi dan Cara Penggunaan
Sterilisasi menggunakan autoklaf merupakan cara yang paling baik karena uap air
panas dengan tekanan tinggi menyebabkan penetrasi uap air ke dalam sel-sel mikroba
menjadi optimal sehingga langsung mematikan mikroba (Sumarsih, 2010).
Kelebihan metode ini, yaitu:
Metode sterilisasi yang paling sering dipakai dan efektif
Waktu siklus sterilisasi lebih pendek dari pada panas kering atau siklus kimia
(Tietjen, 2004).
Kekurangan metode ini, yaitu:
Membutuhkan sumber panas yang terus menerus (bahan bakar kayu, minyak tanah
atau aliran listrik).
Membutuhkan peralatan (sterilisator uap yang harus dipelihara dengan cermat agar
tetap berfungsi dengan baik).
Membutuhkan ketaatan waktu, suhu dan tekanan secara teliti.
Sukar menghasikan paket kering kerena gangguan prosedur sering terjadi (misalnya
mengangkat bahan-bahan sebelum kering, khususnya pada iklim yang lembab dan
panas).
Siklus sterilisasi yang berulang-ulang dapat menyebabkan bopeng dan
mengumpulan
sisi instrument yang tajam (seperti gunung).
Bahan-bahan plastik tidak tahan suhu tinggi (Tietjen, 2004).
Meskipun autoklaf terbukti lebih ekonomis dan efektif digunakan dalam proses
sterilisasi, terdapat beberapa bahan yang tidak dapat disterilisasi menggunakan
autoklaf. Berikut ini beberapa bahan yang digolongkan dalam bahan yang dapat dan
tidak disterilisasi menggunakan autoklaf:
Bahan yang dapat disterilisasi menggunakan autoklaf:
- Media kultur dan lauran stok untuk agen infeksius
- Kuktur dari suatu penyakit tertentu dan peralatan yang digunakan dalam prosesnya
- Peralatan padatan: petri dish, ependorf, tips, pipet, gloves, tissue
- Vaksin
- Limbah dari organisme hidup
- Alat untuk proses sterilisasi : larutan aqueous, peralatan gelas, media
Cara Perawatan
1. Pastikan listrik selalu stabil.
2. Gunakan Selalu minimal Aquadest
3. Selalu kuras air pada chamber autoclave, Apabila autoklaf telah selesai digunakan,
maka air aquadest yang ada di dalam autoklaf sebaiknya dibersihkan atau dikuras
bagian dalamnya menggunakan lap kering. (max 5 x Operasional)
4. Pastikan air dalam chamber selalu cukup.
5. Selalu Kalibrasi Autoclave, (Setahun sekali).
6. Simpan autoklaf pada tempat yang kering dan bersih.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Dwi Suryanto, dkk. Department Of Biology, Faculty Of Mathematics And Natural
Sciences-North Sumatra University
Entjang,Indan. 2003 . Mikrobiologi dan Parasitologi untuk akademi keperawatan dan
sekolah tenaga kesehatan yang sederajat. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti .
Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi. Bandung : Yrama Widya..
Lachman, L. 2008. Teori dan Praktik Farmasi Industri 3. Jakarta : UI-Press.
Stefanus, L. 2006. Formulasi Steril. Indonesia: ANDI
Tietjen, Linda. Debora Bossemeyer. Noel Mc Intosh. 2004. Panduan Pencegahan
Infeksi
Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta:
Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo