Chapter PDF
Chapter PDF
TINJAUAN PUSTAKA
antara lain:
fisik), merupakan total dari hasil fisik dan aktifitas, perbuatan, dan karya
Rumah adalah salah satu dari tiga wujud kebudayaan, yaitu kebudayaan
fisik yang merupakan hasil dari dua wujud kebudayaan, yaitu ide-ide dan aktifitas
manusia. Ditinjau dari fungsi rumah sebagai pusat kegiatan berbudaya, ketiga
wujud kebudayaan tersebut tidak terpisah dan mempunyai hubungan erat yang
Rumah akan melahirkan ide-ide, nilai-nilai, dan adat istiadat akan mengatur dan
memberi arah kepada perbuatan (perilaku) dan karya manusia. Ide dan perbuatan
pengaruh perkembangan hasil karya fisik juga akan mempengaruhi cara berpikir
manusia.
Ide-ide
tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling berinteraksi dan menghasilkan suatu pola
perilaku tertentu. Lingkungan, dapat berupa fisik, yaitu alam sekitar baik yang
bersifat alamiah maupun yang buatan, dan lingkungan non fisik yaitu lingkungan
sosial dan budaya. Melalui interaksi dengan kedua lingkungan inilah seorang
kesadarannya. Proses ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain memori
tentang pengalaman masa lampau, minat, sikap, motivasi dan inteligensi. Hasil
pengolahannya akan berbentuk penilaian terhadap apa yang diinderakan tadi, dan
Pengalaman dan
Nilai-nilai
Sistem Kognisi
Motivasi
Lingkungan
Temporal dan
Spatial
Berbicara mengenai persepsi, maka kita tidak terlepas dari 3 proses, yaitu
adalah proses kognisi, afeksi, dan kognasi yang dialami oleh penghuni di dalam
spasial, yang dalam kajian arsitektur lingkungan dan perilaku disebut sebagai peta
environmental, cultural. Karena itu, setiap orang akan mempunyai peta mental
yang berbeda terhadap suatu lingkungan yang sama. Akibat proses kognisi ini
akan melahirkan proses afeksi yaitu bagaimana perasaan, emosi, keinginan, serta
nilai-nilai terhadap lingkungan tersebut. Akibat proses kognisi dan afeksi akhirnya
2.3.1. Pengertian
yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan
hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun
fasilitasnya antara lain: jaringan jalan, saluran air kotor, saluran air hujan, kualitas
air bersih, sumber air bersih, kamar mandi, tempat cucui, tempat bermain,
lapangan terbuka, pusat lingkungan dan fasilitas pasar, sekolah, kantor, dan pusat
kesehatan.
oleh Richard Barnet dan Ronald Muller disebut dengan heteronemy or other
(Turner,1982)
oleh lembaga non formal, yaitu penghuni sendiri (self-help housing). Akhir-akhir
oleh lembaga formal, yaitu pemerintah (Perum Perumnas) atau developer swasta.
lain:
sederhana (RS) dan rumah sangat sederhana (RSS), rumah inti, dan rumah
(GMBR).
b. Swasta melalui developer atau pengusaha real estat. Produk yang dipasarkan
sederhana, ialah suatu jalan pikiran dari ide-ide ke bentuk. Yang penting pada
prinsip ini ialah bahwa ide merupakan dasar perencanaan. Pengarahan pikiran dari
ide menuju ke bentuk membutuhkan suatu konsep. Bagian konsep ini biasanya di
lingkungan kota, maupun lingkungan kecil termasuk konsep site atau situasi,
keadaan dimana hal-hal yang dinginkan dapat dicapai atau dipenuhi oleh individu
apakah sesuatu yang dianggap penting atau tidak penting, apakah sesuatu itu
keadaan dimana hal-hal yang dinginkan dapat dicapai atau dipenuhi oleh individu
dengan latar belakang demografis dan sosial budayanya, yang antara lain meliputi
a. Aspek kepemilikan rumah tinggal, apakah rumah yang mereka huni adalah
diadakan.
modal yang telah diungkapkan Pierre Bourdie (dalam Flint, 2003) yaitu modal
individu menjadi ingin bertindak lebih dalam beberapa hal dibandingkan orang
struktur sosial, budaya dan tindakan serta bagaimana reaksi tindakan individu
terhadap perubahan struktur dan divisi dalam masyarakat yang timbul akibat hal
ini (Hillier dan Rooksby, 2002, Dovey, 2002, dalam Flint, 2003).
harapan, dan kebutuhan dari suatu kelompok tertentu, maka akan dicapai suatu
hasil yang lebih maksimal dan memberikan nilai tambah pada disain tersebut.
merupakan adaptasi situational antara norma desa dan kota, yang dapat diamati
antara lain dari rumah yang dihuni, yaitu tentang bagaimana pembagian dan
Manusia pada dasarnya tidak terikat pada satu macam pola perilaku yang
tunggal dan kaku. Demikian juga terhadap golongan masyarakat menengah bawah
di kota, sekalipun mereka sudah memiliki pola hidup yang sudah mapan di desa,
dengan keinginannya.
Kepemilikan
Struktur dan Tingkat
Tipe Rumah Kepuasan
Latar Belakang Demografis
Ruang Penghuni Pada
dan Sosial Budaya:
Kualitas dan Aspek Rumah
Tahapan Perkembangan
Pembiayaan
Kehidupan Keluarga Tingkah
Pendapatan Laku
Pendidikan Adaptasi
Pekerjaan Tingkat
Status Sosial Ekonomi Kehidupan Kepuasan
Aspek lain Bertetangga Bertetangga
atau melebihi keinginan dan harapannya (Spreng dalam Budyono, 2008). Banyak
dihasilkan dengan keinginan dan harapan, perumahan yang mereka miliki akan
rumah yang dilakukan oleh penghuni dapat dipengaruhi oleh adanya 2 faktor,
antara lain:
b. Teknologi baru, hal ini dimungkinkan karena umur material yang dipakai
Hal ini dapat dilihat pada pemilihan segala atribut yang dikenakan, termasuk
rumah. Hal ini dapat juga terlihat pada saat penghuni merubah atau
gaya hidup manusia yang pada akhirnya dapat merubah pengertian praktis
tinggalnya, yaitu:
dan ruang tertentu, tanpa mengubah jenis, jumlah, dan luas ruang.
secara menyeluruh tanpa mengubah jenis dan jumlah elemen, luas dan
bentuk rumah.
metoda standar akademis yang digunakan oleh kalangan ilmiah dan konsultan di
bidang kawasan binaan dan arsitektur, untuk mengetahui sejauh mana hasil
keefektifan hasil kerja rancang bangun setelah bangunan selesai dan dipakai oleh
kecenderungan anggapan bahwa proses kerja rancang bangun telah selesai apabila
dokumen perancangan telah terwujud menjadi wadah fisik. Tujuan evaluasi ini
adalah untuk mencari fakta-fakta hasil kerja rancang bangun untuk dipakai
sebagai masukan bagi terciptanya hasil rancang bangun dengan kualitas yang baik
di masa mendatang.
Medan. Aspek ini meliputi privasi dan interaksi penghuni, persepsi terhadap
Berbicara mengenai persepsi, maka kita tidak terlepas dari 3 proses, yaitu
perilaku itu sangat dipengaruhi oleh salah satu identifikasi dengan satu kelompok
sosial tertentu (Abrams & Hogg, 1990 dalam Christian, 2003). Lebih lanjut adalah
(theory planned behavior, TPB). Terry, Hogg, dan White (1999) dalam Christian
(2003) menemukan bahwa identitas sosial mempunyai suatu efek langsung pada
niat, dan tidak langsung pada perilaku. Oleh karena itu, semakin orang
Beberapa ahli teori terkemuka sudah setuju bahwa setting lingkungan biasanya
1979; Evans, 1980; Moore, 1979; Stokols, 1978). Aspek hubungan timbal balik
antara phisik dan atribut sosial pada suatu tempat (places), dipengaruhi oleh
persepsi seseorang pada konteks lingkungan. Maslow dan Mintz (1956), dalam
Cherulnik (2001) menemukan bahwa persepsi subjek jadi lebih senang dan lebih
rajin ketika mereka diperkenalkan pada suatu ruang yang lebih menarik.
Rosenthal dan Haley (1976) menemukan bahwa riset menilai subjek pada suatu
berada.
atau terlampaui. Kepuasan konsumen akan terjadi setelah tahap pembelian dan
kepuasan yang akan tercapai bila terjadi kesamaan antara pengalaman dalam
Psikologis
Desain Rumah Persepsi Terhadap
Lingkungan
Sosiologi
Fungsional
nilai-nilai yang sama, perubahan dari satu bentuk atau ungkapan menjadi suatu
bentuk yang mempunyai arti atau ungkapan yang sama mulai dari struktur
dianggap sebagai sebuah proses pengalihan total dari suatu bentuk menjadi sebuah
sosok baru yang dapat diartikan sebagai tahap akhir dari sebuah proses perubahan.
Sebagai sebuah proses yang dijalani secara bertahap faktor ruang & waktu
sehingga sampai pada tahap ultimate, perubahan dilakukan dengan cara memberi
respon terhadap pengaruh unsur eksternal & internal yang akan mengarahkan
dalam Pratiwi 2009). Perubahan fisik disebabkan oleh adanya kekuatan non fisik
yaitu perubahan budaya, sosial, ekonomi & politik (Rossi, 1982, Sari, 2007 dalam
Pratiwi 2009).
Kategori transformasi:
objek yang akan ditransformasi dimana citra objek dirubah menjadi citra
sebaliknya.
Proses transformasi:
b. Tidak dapat diduga kapan dimulainya dan sampai kapan proses tersebut
yang selalu terkait dengan aktifitas-aktifitas yg terjadi pada saat itu (Alexander,
yang masih dapat dipakai secara teknis (belum mencapai umur teknis
Pakilaran, 2006).
keterampilan.
g. Perubahan politik. Peran aspek politis melalui bentuk intervensi non fisik
TOPOLOGIKA T SOSIAL
L
R
GRAMATIKAL A
BUDAYA
N
S
REVERSAL EKONOMI
F
O
DISTORSI POLITIK
R
M
A
S
LINGKUNGAN
I BENTUK
BINAAN
(RUMAH) AWAL
PROSES BENTUK
SEKARANG
kondisi (bentuk awal) ke kondisi yg lain (bentuk akhir) dan dapat terjadi secara
terus menerus atau berulang kali yang dipengaruhi oleh dimensi waktu yang dapat
terjadi secara cepat atau lambat, tidak saja berhubungan dengan perubahan fisik
Apabila hal ini tidak tercapai maka akan terjadi transformasi bentuk yang
memperbaiki standar kualitas rumah, seperti: menyediakan ruang dan kamar yang
lebih luas kepada rumah tangga inti (main households); lebih banyak ruang per
oleh karena itu meningkatkan kepuasan pemilik dan penghuni (Tipple, 1992,
1999, 2000; Owusu & Tipple, 1995; Sueca 2003 dalam Sueca 2004).
halnya: menambah populasi, beban terhadap jaringan utilitas yang ada, kritis
terhadap beban struktural dan keamanan serta masalah pencahayaan alami dan
ventilasi. Kellett dkk. (1993) dalam Sueca 2004, juga menyatakan beberapa
kelemahan dari kegiatan ini seperti misalnya penggunaan sumber daya secara
tidak efisien sebagai akibat dari perubahan yang tidak dipertimbangkan dengan
Untuk penelitian ini performance adalah fungsi rumah, namun tidak dibahas
penggunaan produk. Faktor kualitas ini tidak dilakukan analisis yang lebih
e. Durability adalah factor yang berkaitan dengan daya tahan atau masa pakai
dari produk. Dalam hal kualitas produk perumahan adalah seperti kondisi
produk. Bila dikaitkan dengan produk perumahan adalah seperti sarana dan
konsumen. Terkait dengan factor ukur ini, maka standar pemenuhan kualitas
prasarana oleh pihak terkait merupakan bagian dari faktor ukur ini.
moral. Dalam penelitian ini tidak dilakukan pengukuran faktor ini karena
Persepsi Transformasi
Penghuni Korelasi Bentuk yang
terhadap Terjadi
Perumnas