Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di segala bidang yang menyangkut kehidupan manusia. Pembangunan
dalam prosesnya tidak terlepas dari penggunaan sumberdaya alam, baik
sumberdaya alam yang terbarukan maupun sumberdaya alam tak terbarukan.
Seringkali di dalam pemanfaatan sumberdaya alam tidak memperhatikan
kelestanannya, bahkan cenderung memanfaatkan dengan sebanyak-banyaknya. Di
sisi lain, pembangunan itu sendiri dapat menimbulkan dampak terhadap
sumberdaya alam.
Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan
berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam
pembangunan yang terencana dan berkesinambungan untuk meningkatkan mutu
hidup. Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan dan terkendalinya
pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana merupakan tujuan utama
pengelolaan lingkungan hidup.
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik
lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari
lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya
memerlukan lingkungan.
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia
yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun
tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan
abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman
sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah,
juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang
ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan
tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.
Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga
sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem
pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.
Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk
menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
segenap makhluk hidup di bumi.
Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di
dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1 Unsur Hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk
hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian
berada di kebun sekolah, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh
tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang
dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.
2 Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia
yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai
makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat
adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota
masyarakat.
3. Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-
benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan
lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap
kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka
bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi
tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak

2
hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur, munculnya
berbagai penyakit, dan lain-lain.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN


Di dalam istilah sehari-hari, pembangunan berwawasan lingkungan hidup
sering dikemukakan sebagai pembangunan berkelanjutan. Adapun pengelolaan
lingkungan hidup merupakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan
hidup yang meliputi kebijakan penataan, pemanfaatan, pengembangan,
pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup.
Pengertian pembangunan berwawasan lingkungan tersebut memberikan
gambaran bahwa minimal terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dalam
pembangunan berwawasan lingkungan hidup yang berkelanjutan yaitu:
1. pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana;
2. pembangunan berkesinambungan sepanjang masa; dan
3. peningkatan kualitas hidup generasi.
Jika terdapat pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana, terdapat
pula pengelolaan lingkungan hidup yang kurang bijaksana. Kegiatan yang tidak
bijaksana merupakan tindakan pengrusakan lingkungan. Dengan demikian,
pengelolaan sumber daya alam yang tidak bijaksana akan menimbulkan
perubahan secara langsung maupun tidak langsung terhadap sifat fisik dan hayati
lingkungan yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi dalam
menunjang pembangunan berkelanjutan.
Bentuk-bentuk kegiatan yang tidak bijaksana, antara lain sebagai berikut:
a) Berburu binatang yang telah dilindungi oleh undang-undang dapat
memusnahkan binatang langka.
b) Menangkap ikan di sungai, danau, maupun laut dengan menggunakan
bahan peledak, listrik, atau racun akan mematikan seluruh jenis ikan.
c) Pembangunan rumah, permukiman, dan fasilitas sosial di daerah
sempadan sungai dan di daerah resapan air.

4
d) Menebang kayu di hutan lindung secara sewenang-wenang mengakibat
kan hutan menjadi gundul. Hutan yang gundul akan memperbesar peluang
terjadinya erosi, kekeringan, dan tanah tandus.
e) Melakukan sistem ladang berpindah.
f) Membuang limbah rumah tangga maupun industri secara sembarangan.
Tujuan pembangunan berwawasan lingkungan hidup, antara lain:
a) tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia
dan lingkungan hidup;
b) terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang
memiliki sikap dan tindakan yang melindungi lingkungan hidup;
c) terjaminnya kepentingan generasi sekarang dan generasi yang akan
datang;
d) tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup;
e) terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana;
f) terlindunginya wilayah Indonesia dari pengaruh negatif pembangu nan,
seperti pencemaran tanah, air, dan udara.
Dalam kegiatan proyek-proyek pembangunan yang berskala besar,
sebelum proyek itu dilaksanakan diwajibkan menyusun suatu Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (Amdal) yang telah diatur dalam PP No. 27 Tahun 1999.
Analisis mengenai dampak lingkungan merupakan kajian mengenai dampak besar
dan penting suatu usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan
hidup. Amdal merupakan telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak
besar dan penting terhadap suatu usaha dan atau kegiatan. Adapun bagi proyek-
proyek yang sudah berjalan, dan sebelumnya tidak dilengkapi dengan dokumen
Amdal, akan dilakukan audit lingkungan.
Audit lingkungan adalah suatu proses evaluasi yang dilakukan oleh
penanggung jawab usaha untuk menilai tingkat ketaatan terhadap persyaratan
hukum yang berlaku dan kebijaksanaan atau standar yang telah ditetapkan.
Dalam pembangunan berwawasan lingkungan hidup, peran serta
masyarakat juga sangat dibutuhkan. Dalam hal ini masyarakat memiliki hak
sebagai berikut :

5
a) Setiap orang memiliki hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik
dan sehat.
b) Setiap orang memiliki hak atas informasi lingkungan hidup yang
berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup.
c) Setiap orang memiliki hak untuk berperan dalam rangka pengelolaan
lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Selain hak, masyarakat juga memiliki kewajiban yang porsinya sama dan harus
dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Kewajiban-kewajiban
tersebut antara lain sebagai berikut :
a) Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan
hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan
lingkungan hidup.
b) Setiap orang yang melakukan usaha berkewajiban memberikan
informasi yang benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup.
c) Masyarakat memiliki kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk
berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Kemajuan tingkat pembangunan pada setiap sektor kehidupan masyarakat
dewasa ini membawa implikasi terhadap adanya perilaku manusia yang memiliki
wawasan terhadap pelestarian lingkungan hidup sebagai habitat bagi akumulasi
dan interaksi berbagai komponen biotik dan abiotik. Pelestarian dan pemanfaatan
lingkungan hidup mutlak diperlukan demi terwujudnya pembangunan
berkelanjutan sehingga potensi dan kekayaan alam Indonesia dapat diwariskan
pada generasi yang akan datang.
Disadari sepenuhnya bahwa kegiatan pembangunan apalagi yang bersifat
fisik dan berhubungan dengan pemanfaatan sumber daya alam jelas mengandung
resiko terjadinya perubahan ekosistem yang selanjutnya akan mengakibatkan
dampak, baik yang bersifat negatif maupun yang positif. Oleh karena itu, kegiatan
pembangunan yang dilaksanakan seharusnya selain berwawasan sosial dan
ekonomi juga harus berwawasan lingkungan.
Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan

6
berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam
pembangunan yang terencana dan berkesinambungan untuk meningkatkan mutu
hidup. Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan dan terkendalinya
pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana merupakan tujuan utama
pengelolaan lingkungan hidup.
Komponen-Komponen Lingkungan Diantara komponen-komponen lingkungan
yang penting, adalah
a) Biologi, mencakup sub-komponen:
Jenis flora fauna darat (vegetasi dan satwa)
Jenis flora fauna perairan (plankton & bentos)
b) Geofisik, mencakup sub-komponen:
Iklim
Fisiografi
Hidrologi
c) Kimia, mencakup sub-komponen:
Kualitas udara
Kualitas air
Sosial Budaya dan Kemasyarakatan, dijabarkan:
Demografi industri dan kependudukan
Sosial ekonomi
Sosial budaya
Pembangunan kita sangat perlu diperhatikan dan banyak yang perlu diatasi
termasuk masalah lingkungan, namum pengalaman menunjukan, pembangunan
dapat menimbulkan dampak negatif. Beberapa contoh tentang dampak negatif
pembangunan antara lain :
a) Pembangunan pengembangan sumber daya air yang telah menimbilkan
banyak masalah kesehatan. Masalah itu timbul karena pembangunan
tersebut telah menciptakan habitat baru atau memperbaiki habitat baru
yang ada bagi berbagai sektor penyakit, antara lain : banyak jenis nyamuk
yang menjadi sektor penyakit malaria, demam berdarah, encephalis,
filariasis, lalat yang menjadi sektor penyakit tidur dan buta sungai, serta

7
siput yang menjadi vektor bilharziasis.
b) Pencemaran udara oleh banyak mobil yang terdapat di kota besar, seperti
Jakarta, Bogor, Bandung, Surabaya, dan Medan. Bank Dunia
memperkirakan untuk Jakarta saja pencemaran udara telah banyak
menyebabkan kerugian terhadap kesehatan yang untuk tahun 2006
diperkirakan sebesar US$ 625 juta.
c) Pencemaran oleh limbah industri makin banyak diberikan di banyak
daerah. Kerusakan tata guna lahan dan tata air di daerah Puncak dan
Lembang adalah contoh lain. Karena kerusakan tata guna lahan dan tata air
tersebut, laju erosi dan frekuensi banjir meningkat. Di Jakarta dan di
Bandung banjir sudah menjadi kejadian rutin dalam musim hujan.
Dengan adanya dampak negatif tersebut, haruslah kita waspadai. Pada satu
pihak kita tidak boleh takut untuk melakukan pembangunan, karena tanpa
pembangunan kita pasti ambruk. Di pihak lain kita harus memperhitungkan
dampak negatif dan berusaha untuk menekannya menjadi sekecil-kecilnya.
Pembangunan itu harus berwawasan lingkungan, yaitu lingkungan diperhatikan
sejak mulai pembangunan itu direncanakan sampai pada waktu operasi
pembangunan itu. Dengan pembangunan berwawasan lingkungan, pembangunan
dapat berkelanjutan.
Pembangunan berkelanjutan dapat didefinisikan sebagai pembangunan
yang memenuhi kebutuhannya sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi
yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pembangunan
berkelanjutan mengandung arti, lingkungan dapat mendukung pembangunan
dengan terus menerus karena tidak ada habisnya sumber daya yang menjadi modal
pembangunan. Modal itu sebagian berupa modal buatan manusia, seperti ilmu dan
teknologi, pabrik, dan prasaran pembangunan.
Lingkungan sosial budaya pun merupakan komponen penting yang ikut
menentukan pembangunan berkelanjutan, salah satunya ialah kesenjangan.
Tegusurnya permukiman rakyat kecil oleh pembangunan dan hilangnya hak adat
dan hak mengolah atas tanah mereka, sedang mereka tidak dapat banyak
menikmati hasil pembangunan, merupakan salah satu sebab penting terjadinya

8
kesenjangan yang makin lebar dan kecemburuan sosial yang makin meningkat
sehingga perlu kita waspadai dalam proses pembangunan. Kesenjangan yang
makin meningkat antara kelompok masyarakat yang satu dengan kelompok yang
lainnya akan meningkatkan kecemburuan dan keresahan sosial sehingga gejolak
sosial dengan mudah dapat tersulut, bahkan dapat meledak.

2.2 KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP


Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam
Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda
Indonesia telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya
gelombang tsunami yang memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias,
serta gempa 5 skala Ritcher yang meratakan kawasan DIY dan sekitarnya,
merupakan contoh fenomena alam yang dalam sekejap mampu merubah bentuk
muka bumi.
2. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia
Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar
dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola
kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini.
Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan
pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan
yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan
lingkungan hidup.
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung
membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
b. Perburuan liar.
c. Merusak hutan bakau.
d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.

9
e. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.
1. Dampak pembangunan
Pembangunan merupakan proses perubahan yang terus menerus, yang
merupakan kemajuan dan perbaikan mengarah pada suatu tujuan yang ingin
dicapai.
Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya dan
pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, yang tujuan jangka panjangnya
dititik beratkan pada pembangunan di bidang ekonomi dengan sasaran utama
mencapai keseimbangan antara bidang pertanian dan industri, serta terpenuhinya
kebutuhan pokok rakyat. Dengan demikian sasaran pembangunan adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Focus dari kajian ini sebenarnya adalah pembangunan di bidang industri.
Dimana pembangunan di sector ini adalah suatu pembangunan yang sangat
banyak memiliki dampak baik positif maupun negative.
DAMPAK POSITIF
a. Menambah penghasilan penduduk sehingga meningkatkan kemakmuran
b. Perindustrian menghasilkan aneka barang yang dibutuhkan oeh
masyarakat.
c.Perindustrian memperbesar kegunaan bahan mentah
d. Usaha perindustrian dapat memperluas lapangan pekerjaan bagi
penduduk.
e. Mengurangi ketergantungan Negara pada luar negeri.
f. Dapat merangsang masyarakat utuk meningkatkan pengetahuan tentang
industi
DAMPAK NEGATIF
a. Limbah industry akan menimbulkan pencemaran air, tanah dan udara
b. Asap-asap pabrik menimbulkan polusi udara.
c. Akibat dari pncemaran, banyak menimbulkan kematian bagi binatang
binatang, manusia dapat terkena penyakit, hilangnya keindahan alam dan

10
lain
lain.
2. Penurunan kualitas lingkungan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat serta
dorongan pertumbuhan ekonomi telah memacu kegiatan yang mengakibatkan
menurunnya kualitas lingkungan.
Penurunan kualitas lingkungan telah dipelajari oleh berbagai pakar
ekonomi kependudukan, bahwa tekanan pertumbuhan penduduk hanyalah salah
satu kunci yang menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan yang terjadi saat
ini.
Dampak dari kegiatan manusia terhadap lingkungan hidup telah menimbulkan
berbagai masalah berikut :
1. mutasi gen
Mutasi adalah peristiwa perubahan sifat gen (susunan kimia gen) atau kromosom
sehingga menyebabkan perubahan sifat yang baka (diturunkan) tetapi bukan
sebagai akibat persilangan atau perkawinan. Mutasi dapat terlihat dalam jumlah
kecil maupun besar. Mutasi kecil hanya menimbulkan perubahan yang sedikit dan
kadang kala tidak membawa perubahan fenotif yang jelas, jadi hanya semacam
variasi. Mutasi besar menimbulkan perubahan besar pada fenotif, yang biasanya
dianggap abnormal atau cacat Mutasi terjadi karena perubahan lingkungan yang
luar biasa. Hal ini dapat diakibatkan oleh adanya sifat yang tidak tetap dan selalu
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik alamiah maupun buatan. Agar suatu
species tidak mengalami kepunahan diperlukan usaha untuk menyesuaikan diri
terhadap timbulnya suatu perubahan. Kejadian Mutasi sangat jarang terlihat, hal
ini disebabkan :
- Mutasi yang terjadi pada suatu gen tidak dapat menunjukan penampakannya,
karena jumlah gen yang terdapat dalam satu individu banyak sekali
- gen yang bermutasi bersifat letal, sehingga gejala Mutasi tidak dapat diamati
sebab individu segera mati sebelum dewasa
- gen yang bermutasi umumnya bersifat resesif, sehingga selama dalam keadaan
hetreozigot tidak akan terlihat

11
2. dampak rumah kaca
Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek
rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca
ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia (lihat juga pemanasan global).
Yang belakang diterima oleh semua; yang pertama diterima kebanyakan oleh
ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat.
Akibat yang dialami Meningkatnya suhu permukaan bumi akan
mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini
dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga
mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer.
Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub
yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan
mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan
terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan
mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu
rata-rata bumi 1-5 C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap
seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5
C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer,
maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan
bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi
menjadi meningkat.
3. hujan asam
Hujan asam adalah suatu masalah lingkungan yang serius yang benar-
benar difikirkan oleh manusia. Ini merupakan masalah umum yang secara
berangsur-angsur mempengaruhi kehidupan manusia. Istilah Hujan asam pertama
kali diperkenalkan oleh Angus Smith ketika ia menulis tentang polusi industri di
Inggris (Anonim, 2001). Tetapi istilah hujan asam tidaklah tepat, yang benar
adalah deposisi asam. Terjadinya hujan asam harus diwaspadai karena dampak
yang ditimbulkan bersifat global dan dapat menggangu keseimbangan ekosistem.
Hujan asam memiliki dampak tidak hanya pada lingkungan biotik, namun juga

12
pada lingkungan abiotik,.
4. pencemaran air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas
manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus
kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain
mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam
fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Kemanfaatan terbesar danau,
sungi, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum,
sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya
berpotensi sebagai objek wisata.
Akibat dari pencemaran air adalah terjadinya banjir, Erosi, Kekurangan sumber
air, Dapat membuat sumber penyakit, Tanah Longsor, Dapat merusak Ekosistem
sungai.

2.3 UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM


PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa
ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin
negara saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai
manula. Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan
hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun
usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang
layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak.
Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi
rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan
menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai
pembangunan berwawasan lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan
kualitas manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan

13
Berkelanjutan. Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil
KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992. Di dalamnya terkandung 2 gagasan
penting, yaitu:
a. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk
menopang hidup.
b. Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai
berikut:
a. Menjamin pemerataan dan keadilan.
b. Menghargai keanekaragaman hayati.
c. Menggunakan pendekatan integratif.
d. Menggunakan pandangan jangka panjang.
Pada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan
tidak lagi berdasarkan GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No. 25 Tahun
2000, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tujuan di
antaranya:
a. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan, dan berkelanjutan.
b. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.
Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama
Pemerintah
Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang
tinggi terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan
kemampuan masing-masing.
Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan
pelestarian lingkungan hidup antara lain:
c. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)

14
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang
berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan
tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan
tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor
disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah pada tempatnya
sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan terus berlangsung,
maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang tandus. Upaya
pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam
pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul.
Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu
dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air
hujan.
d. Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme
bernapas memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung
beranekaragam gas, salah satunya oksigen.
Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran
menyebabkan kadar oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi
kelangsungan hidup setiap organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk
menjaga kesegaran udara lingkungan agar tetap bersih, segar, dan sehat. Upaya
yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain:
1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita
Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman
mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan
menyebabkan jutaan tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer
jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga
kelembapan udara akan tetap terjaga.
2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa
pembakaran, baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang
keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang
terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya

15
pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan
industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap
pabrik.
3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat
merusak lapisan ozon di atmosfer Gas freon yang digunakan untuk pendingin
pada AC maupun kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah
gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan
ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer yang berperan sebagai
filter bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar
angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan
merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara.
Pemanasan global terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di
atmosfer.
c. Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga
kini tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan
menjadi rusak. Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu
penyebab utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal hutan merupakan penopang
kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan
pangan maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan
lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4) Menerapkan sistem tebangtanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan
mengenai pengelolaan hutan.
d. Pelestarian laut dan pantai
Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial.
Kerusakan biota laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia.

16
Pengambilan pasir pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan
kegatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai.
Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan telah hilangnya
hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung alami terhadap gempuran
ombak.
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:
a) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau
di areal sekitar pantai.
b) Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di
dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
c) Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam
mencari ikan.
d) Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
e. Pelestarian flora dan fauna
Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia,
hewan, tumbuhan, dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari
sistem tersebut akan mengakibatkan gangguan dalam kehidupan.
Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak
diperhatikan demi kelangsungan hidup manusia. Upaya yang dapat dilakukan
untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di antaranya adalah:
a) Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
b) Melarang kegiatan perburuan liar.
c) Menggalakkan kegiatan penghijauan.

2.4 Aspek Hukum Perlindungan Lingkungan


Aspek Hukum Perlindungan Lingkungan dan Dasar Hukum dari Analisis
Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah:
a) Keputusan Menteri KLH No.12/MENLH/3/94 tentang Pedoman Umum
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan.
b) Keputusan Menteri KLH No.11/MENLH/3/1993 tentang Jenis Usaha

17
atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan.
c) Keputusan KLH No.14/MENKLH/3/1994 tentang Pedoman Umum
Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).
d) Keputusan Kepala Bapedal No. Kep-056 tahun 1994 tentang Pedoman
Mengenai Ukuran Dampak Penting.
e) Peraturan Pemenintah dan Keputusan Menteri yang Berhubungan
Dengan Baku Mutu Lingkungan (BML)

18
BAB IV
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan berkelanjutan
yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia
dengan cara menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya
alam untuk menopangnya.
Tujuan pembangunan berkelanjutan yang bermutu adalah tercapainya
standar kesejahteraan hidup manusia dunia akhirat yang layak, cukup sandang,
pangan, papan, pendidikan bagi anak-anaknya, kesehatan yang baik, lapangan
kerja yang diperlukan, keamanan dan kebebasan berpolitik, kebebasan dari
ketakutan dan tindak kekerasan, dan kebebasan untuk menggunakan hak-haknya
sebagai warga negara. Taraf kesejahteraan ini diusahakan dicapai dengan menjaga
kelestarian lingkungan alam serta tetap tersediannya sumber daya yang
diperlukan.
Aktivitas pembangunan secara umum dapat menimbulkan dampak pada
lingkungan. Dampak ini bisa positif atau pun negatif. Dampak positif akan
menguntungkan pembangunan nasional, sementara dampak negatif menimbulkan
resiko bagi lingkungan. Dampak negatif tersebut dapat dikategorikan menjadi
fisik dan non-fisik termasuk sosio-ekonomi.
Manajemen lingkungan yang terpadu terhadap penanggulangan dampak
lingkungan dari aktivitas pembangunan merupakan upaya untuk mencegah dan
atau mengurangi dampak negatif yang timbul.
Di masa datang diharapkan tumbuhnya kesadaran dari setiap individu
terhadap lingkungan dalam melaksanakan aktivitas pembangunan, sehingga
lingkungan atau sumber daya dapat dimanfaatkan dan dijaga dengan sebaik-
baiknya bagi kemakmuran umat manusia.

19
DAFTAR PUSTAKA

Hartono.2009.Geografi Jelajah Bumi dan Alam Semesta.Jakarta : CV Citra

Praya.

Pongtuluran Yonathan.2015.Manajemen Sumber Daya Alam dan

Lingkungan.Yogyakarta : CV Ansi Offset.

Siahaan.2004.Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan.Jakarta : erlangga.

Fransisca,Vicentius.Panduan belajar dan evaluasi Geografi. Bandung :

Grafindo.

http://rizaladriene.blogspot.co.id/2013/04/makalah-pembangunan

berwawasan.html.

Punaweni Hartuti. 2014. Jurnal Ilmu Lingkungan. No. 1 53-65 Vol.12.

20

Anda mungkin juga menyukai