Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN ASUHAN GIZI

HIPEREMESIS
1. Pengertian Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien Hiperemesis yang
sistematis dimana Nutrisionis/Dietisien berfikir kritis dalam
membuat keputusan untuk menangani masalah gizi sehingga
aman, efektif dan berkualitas.
2. Assesmen/ Pengkajian : Melanjutkan hasil Skrining perawat. Melihat data berat badan
Antropometri (kenaikan berat badan), tinggi badan, dan Lingkar Lengan Atas.
Biokimia Mengkaji data laboratorium seperti HB, HT, Trombosit, Albumin,
data laboratorium lain terkait gizi (bila ada).
Klinis/ Fisik Mengkaji adanya gejala mual, muntah, hingga dehidrasi.
Riwayat Makan Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan makan, bentuk
makanan, rata-rata asupan sebelum masuk RS (kualitatif dan
kuantitatif
Riwayat Personal Mengkaji riwayat sosial ekonomi, budaya, riwayat kehamilan dan
melahirkan saat ini, riwayat penyakit dahulu dan penyakit
keluarga, riwayat penggunaan suplemen makanan, status
kesehatan mental serta status kognitif
3. Diagnosis Gizi (Masalah NI-1.4 Asupan energi kurang optimal berkaitan dengan kondisi
Gizi) mual dan muntah ditandai dengan asupan energi < 80%

NI-5.1 Peningkatan kebutuhan zat gizi Fe berkaitan dengan


anemia ditandai dengan kadar Hb ibu hamil
4. Intervensi Gizi
a. Perencanaan 1. Mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis
2. Memberikan makanan yang mengandung energi dan zat gizi
yang cukup bagi ibu hamil secara bertahap
b. Implementasi 1. Karbohidrat tinggi, 75-80% dari kebutuhan energi total
2. Lemak rendah, 10% dari kebutuhan energi total
3. Protein sedang, 10-15% dari kebutuhan energi total
4. Bentuk makanan kering, pemberian cairan disesuaikan dengan
kebutuhan (7-10 gelas per hari)
5. Makanan mudah dicerna, tidak merangsang saluran cerna dan
diberikan dalam porsi kecil
c. Edukasi dan Konseling Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada pasien, keluarga
Gizi pasien dan penunggu pasien (Care Giver) mengenai pemberian
makan pasien dalam porsi kecil dan frekuensi sering, makanan
yang dianjurkan (roti, biskuit, krakers, buah segar, teh encer) dan
yang tidak dianjurkan ( makanan yang merangsang saluran cerna,
berbumbu tajam, kopi dan makanan yang mengandung
pengawet/pewarna/penyedap).
d. Koordinasi dengan tenaga Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain yaitu
kesehatan lain dengan dokter, perawat, apoteker dan tenaga kesehatan lain
terkait asuhan pasien.
5. Monitoring dan Evaluasi a. Status Gizi berdasarkan antropometri
b. Hasil biokimia terkait gizi
c. Fisik Klinis terkait dengan Gizi, demam, tidak nafsu
makan, mual
d. Asupan Makanan
6. Re-Assesmen (Kontrol Kontrol ulang untuk konseling gizi melihat keberhasilan intervensi
Kembali) (terapi gizi) dan kepatuhan diet
7. Indikator/ outcome 1. Asupan makan 80% dari kebutuhan
2. Status Gizi berdasarkan antropometri LLA/U
8. Kepustakaan 1. Penuntun Diet Edisi Baru. 2004. Instalasi Gizi Perjan RS
Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien
Indonesia (AsDI)
2. Nutrition Care Process. 2014. Handayani dkk.

Anda mungkin juga menyukai