Anda di halaman 1dari 121

PLAGIAT

PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ENDOFIT


DALAM BATANG TANAMAN Artemisia Annua L.
YANG DIUJI POTENSI ANTIBAKTERINYA
TERHADAP Eschericia coli DAN Staphylococcus aureus

Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi ( S. Farm. )
Program Studi Farmasi

Oleh :
Antonius Alfian Yuan Dias Priharta
NIM : 038114064

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Skripsi

ISOLASI DAN II}ENTTFIKASI BAKTERI ENDOFTT


DALAM BATANG TANAMAN ArtemisiaAnnuaL.
YANG DIUJI POTENSI ANTIBAKTERINYA
TERHADLP Eschericia co# DAN Staphylococcusaureils

Iliajukan Oleh :

Antonius Alfian Yuan Dias Priharta

NIM:038114064

Telahdisetujuioleh:

Pembimbing:

o{ t ^,s
',
i I('

,'u!L--'
MariaDwibudi Jumpowati,S.Si.

Tanggaf
, ?1 ..fov.*.,.i..*g.o8
(,

III
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Pengesahan
Skripsi

Berjudul:

ISOLASI DA}{ IDENTIFIKASI BAKTERI ENIX}FTT


DALAM BATANG TANAMAN Artemisis Anw* L
YAITG DIUJI POTENSI ANTIBAKTEilNYA
TERAD AP Exhefcia coli DAlt Staphytoeorussursus

OIetr
AntoniusAlfian Yuan Dias Priharta
NIM:038114S64

Dipertahankandi hadapanPanitiaPengujiSlripsi
FakultasFarmasiUniversitasSanataDharma
Padatanggal: 15 Januari3008

Mengetahui
FakultasFarmasi
Dharma

*r.rt.,urt.
Pembimbing:

MariaDwi Budi Jumpowafi,S.Si.

PanitiaPengr$i: TandaTangan

1. Mari*Dwi Budi Jumpowati,S.Si.


0&v
2. Y*stina Sri Hartini,M.Si., Apt.
44,,
3. Igl Y" Kristio Budiasmoro,M.Si. YTw
r
1Y
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Skripsi ini dipersembahkan untuk :

Yesus Kristus

Bapak Bernardinos Dias Sidharta

Ibu Caecilia Enita Amarwati

Crezensia Alfiora Dea Dema Dias Oktabenita

Felisita Anesti Kusumastuti

Without Love, Im Nothing . . . .

v
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PER}IYATAA}{ PENSETilJUAI{


PUBLIKASI KARYA ILMIAH T]NTUKKEPEI{TINGAI\I AI{ADEMIS

UniversiasSanataDharma:
Yaagbertandatangandi bawahini, sayamahasiswa

: AntoniusAlfian YuanDiashihffa

Nomorlrdahasiswa : 038114064

ilmu pengetahuan,
Deui pengembangan sayameilbtrikar ke,padaPerpustakaaa

UniversitasSanahDharmakaryailmiah sayayangberjudtl :

"ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAIffSRI ENDOFIT DAI,AM


BATAFIG TANAMAN Artenisin an $til L. YAFIG IIIUJI POTENSI
ANTIBAI(IERIIYYA TERIIADAP Escheria cotri DAF{ Str,phyloeweets
asteuf

besertaperangkatyangdiperlukan(bila ada).Dengandemikiansayamemkrikm

kpadaPerpusakaanUniversitasSanataDharua bak unt* mcnyimparqme-

dalambsh* pang*alandata
ngnlihkandalambentukmedialain, mengelolanya

di Internetdau media
scaraterbatas,danmerrpublikasikannya
memdisribusikan

tain untr* kepentinganakademistanpaperlu memintaijin dari $lya malryut

mcrrberikanrcyalti kepadasayaselamattapmencatrfimkmnamasayas*agai

pmulis. Derrikianpsmyafaanini yangsayabuatdengrusebenarnya.

Dibnatdi Yoryaka*a

Padatanggal: 30 Jauuari2008

Yrnn Dias Priharta)


PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

PRAKATA

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan

berkat, kesabaran, kekuatan, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang penulis susun berjudul

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ENDOFIT DALAM BATANG

TANAMAN Artemisia Annua L. YANG DIUJI POTENSI ANTIBAKTERINYA

TERHADAP Eschericia coli DAN Staphylococcus aureus.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta. Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan

banyak terimakasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberi rahmat dan berkat-Nya serta

perlindungan dan bimbingan-Nya pada setiap umat-Nya.

2. Bapak, Ibu, dan adik Dhea atas doa, kasih sayang, perhatian, dan

dukungannya baik moril maupun materiil yang selalu diberikan padaku.

3. Ibu Maria Dwi Budi Jumpowati, S.Si., selaku dosen pembimbing utama yang

telah memberikan bimbingan, pengarahan, waktu, kesabaran, dan saran hingga

skripsi ini dapat tersusun.

4. Ibu Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt., selaku dosen penguji yang telah banyak

memberikan saran dan masukan kepada penulis.

5. Bapak Ign. Y. Kristio Budiasmoro, M.Si., selaku dosen penguji yang telah

banyak memberikan saran dan masukan kepada penulis.

6. Pihak BPTO Tawangmangu, terutama Bapak Agus. Terimakasih telah

vi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

membantu dalam pengadaan dan determinasi tanaman Artemisia annua L.

7. Eyang Putri beserta keluarga besar di Klaten, terimakasih atas doa, perhatian,

kasih sayang, nasehat, dan dukungan untukku.

8. Pakdhe dan Budhe beserta keluarga, terutama Budhe Erlin, terimakasih atas

perhatian, nasehat, dan dukungan untukku.

9. Felisita, terimakasih untuk doa, perhatian, cinta, kesabaran, serta dukungan

yang sangat berkesan untukku.

10. Pak Kartatmo, Pak Mukmin, Mas Narto selaku Staff Sekretariat Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma, terimakasih telah membantu dalam

memperlancar administrasi hingga tersusunnya skripsi ini.

11. Mas Sarwanto, Mas Sigit, Mas Wagiran selaku Laboran Laboratorium Biologi

Farmasi, terimakasih atas semua bantuannya selama ini.

12. Teman-teman kelompok C 2003 : Anien, Siska, Eveline, Hartono, Komang,

Indhu, Devi, Titien, Ratna, Yulia, Madya, Punto, Esti, Tata, Budi, Rosa, Vera,

Ratih, dan Maria. Terimakasih atas kerjasama dan kebersamaannya selama ini.

Che 03 Never Die...

13. Anak-anak kontrakan : Abang Aan, Hengky, Manto, Irwan, Ndaroe, Topan,

dll. Thanks untuk kebersamaaannya. Keep the Spirit..

14. Anak-anak No Label cabang Teknik Sipil Atma Jaya, thanks untuk

kebersamaaannya. Tetap semangat mengejar wanita sampai Nirwana..

15. Teman-teman KKN USD XXXIII Gantiwarno Kelompok 29 : Mbak Non

(PBI), Valent (MIPA), Melinda (Psi), Sandra (S.Ing), Ika (P.Mat), Dika

(IKOM), Punto (PBI), dan Bu Parlan selaku Ibu Pondokan, terimakasih atas

vii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

bantuan, dukungan dan kebersamaannya selama ini.

16. Lukas Eko, teman skripsi Rosa, dan Bayu (PBI), terimakasih atas kerjasama,

bantuan, dan kebersamaannya selama ini.

17. Yoyok, thanks telah membawakan tanaman Artemisia annua L. dari

Tawangmangu sampai ke Jogja.

18. Teman-teman angkatan 2003 yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu,

terimakasih atas kebersamaannya selama ini.

19. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis hingga

tersusunnya skripsi ini.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak terdapat

kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya

membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi

pengembangan ilmu farmasi pada khususnya dan kemajuan ilmu pengetahuan

pada umumnya.

Yogyakarta, 21 November 2007

Hormat penulis

Antonius Alfian Yuan Dias Priharta

viii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

PER}IYATAAH KEASLIAN PENELITIAI{

bahwa slcripsiyang sayaftrlis tm


Sayamenyatakandengansesuagguhnya

tidak memuatkarya atau bgian karya orang lain, kecuali yarrgtetah disebrskan

dalamdaftarpustakasebgaimanalayaknyakaryailmiah.

Yogyakarfa,21 November2007

Antonius YuanDiasPrihsrra

tx
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

INTISARI

Tanaman Artemisia annua L. merupakan tanaman yang digunakan sebagai


obat anti malaria. Pada tanaman A.annua L ini diketahui ada mikrobia endofit
yang membentuk koloni dalam jaringan pada daerah batang sampai akar
(Simanjuntak dkk, 2004). Mikrobia endofit tumbuh di jaringan vaskular dari
tanaman inangnya (Stone et al, 2000). Mikrobia endofit diketahui dapat
memperbaiki pertumbuhan tanaman karena kemampuannya menekan
pertumbuhan mikrobia-mikrobia patogen dengan cara kompetisi, menghasilkan
senyawa antibiotik, atau menginduksi ketahanan tanaman (Pudaritadesantamaria,
2004).
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adanya isolat bakteri endofit
dalam batang tanaman A.annua L., menguji potensi antibakteri dari isolat bakteri
endofit tersebut terhadap bakteri Eschericia coli dan Staphylococcus aureus serta
mengetahui identitas bakteri endofit penghasil senyawa antibakteri tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dan bersifat
eksploratif-deskriptif. Isolasi bakteri endofit dari batang tanaman A.annua L.
dilakukan dengan metode streak plate, potensi antibakteri diuji dengan metode
paper disc. Identifikasi bakteri endofit dilakukan dengan pengamatan morfologi
koloni, morfologi sel, dan uji biokimia.
Hasil dari penelitian ini adalah senyawa antibakteri yang dihasilkan bakteri
endofit yang diisolasi dari tanaman A.annua L. mempunyai potensi antibakteri
terhadap bakteri Eschericia coli dan Staphylococcus aureus, serta diketahui
identitas bakteri endofit penghasil senyawa antibakteri tersebut adalah genus
Amphibacillus.

Kata kunci : Bakteri endofit, zona hambat, Artemisia annua L., Eschericia coli,
Staphylococcus aureus, Amphibacillus.

x
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT

Artemisia annua. L. is a plant which is used as antimalaria. At this


A.annua. L. is known that is endophytic mikrobia forming colony in tissue at stem
area until root (Simanjuntak et al, 2004). Endophytic mikrobia grew in vascular
tissue from the plant (Stone et al, 2000). Endophytic microbia can fix up the
development of the plant because its ability to suppress the pathogenic
development in survival way, producing antibiotic compounds, or inducting the
vurnability of the plant (Pudaritadesantamaria, 2004).
The purpose of this research was to find the endophytic bacteria isolate
toward Eschericia coli and Staphylococcus aureus, and to find the identity of the
endophytic bacteria which produced this antibacteria compounds.
This result was pure experimental research and it was an explorative
descriptive research. The endophytic bacteria isolation from A.annua. L.s stem
was used streak plate method, the antibacterial potential was tested using paper
disc method. The identification of endophytic bacteria was using colony
morphology observation, cell morphology, and biochemical test.
The result of this research were an antibacterial compounds which was
produced by endophytic bacteria was isolated from A.annua. L, had the potential
antibacteria to E.coli and S.aureus, and it was known that the identity of the
endophytic bacteria which produced this antibacteria compounds was
Amphibacillus.

Key words : endophytic bacteria, inhibition zone, Artemisia annua L.,


Eschericia coli, Staphylococcus aureus, Amphibacillus.

xi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................................................................................... ii

Halaman Persetujuan Pembimbing...................................................................... iii

Halaman Pengesahan........................................................................................... iv

Halaman Persembahan........................................................................................ v

Prakata................................................................................................................. vi

Pernyataan Keaslian Karya................................................................................. ix

Intisari................................................................................................................. x

Abstract............................................................................................................... xi

Daftar Isi............................................................................................................. xii

Daftar Tabel....................................................................................................... xvi

Daftar Gambar................................................................................................... xvii

Daftar Lampiran................................................................................................ xviii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................. 1

1. Permasalahan.............................................................................. 3

2. Keaslian Penelitian..................................................................... 3

3. Manfaat Penelitian...................................................................... 4

B. Tujuan Penelitian.............................................................................. 4

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA

A. Antibiotik......................................................................................... 5

B. Mikrobia Endofit............................................................................. 7

xii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

C. Artemisia annua L. ......................................................................... 10

D. Rekombinasi Genetik..................................................................... 12

E. Bakteri Uji...................................................................................... 14

F. Metode Pengujian Potensi Senyawa Antimikrobia........................ 16

G. Identifikasi Mikrobia...................................................................... 18

H. Keterangan Empiris....................................................................... 21

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian..................................................... 23

B. Variabel dan Definisi Operasional................................................. 23

C. Bahan dan Alat Penelitian.............................................................. 25

D. Tahapan Penelitian........................................................................ 28

1. Determinasi tanaman Artemisia annua L. ................................ 28

2. Pengumpulan batang Artemisia annua L. ................................. 28

3. Pembuatan MS Medium (Murashige-Shoog Medium).............. 28

4. Disinfeksi Batang Artemisia annua L. .................................. 31

5. Penanaman Batang Artemisia annua L. pada MS Medium...... 31

6. Isolasi Bakteri Endofit dengan Metode Streak

Plate........................................................................................... 32

7. Pengujian Potensi Antibakteri dari Isolat Bakteri Endofit

Terhadap E.coli dan S.aureus Secara Difusi Paper

disc............................................................................................. 32

8. Identifikasi Bakteri Endofit........................................................ 33

xiii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

E. Analisis Hasil................................................................................. 40

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Determinasi Tanaman Artemisia annua L. ................................... 43

2. Pengumpulan Batang Tanaman Artemisia annua L. ..................... 43

3. Pembuatan MS Medium (Murashige-Shoog Medium).................. 44

4. Disinfeksi Batang Tanaman Artemisia annua L. ...................... 46

5. Penanaman Batang Artemisia annua L. pada MS Medium........... 47

6. Isolasi Bakteri Endofit dengan Metode Streak Plate..................... 49

7. Pengujian Potensi Antibakteri dari Senyawa Antibakteri yang

Dihasilkan Isolat Bakteri Endofit kode B dan kode D Terhadap

S.aureus dan E.coli Secara Difusi Paper disc............................... 52

8. Pengujian Potensi Antibakteri dari Senyawa Antibakteri yang

Dihasilkan Isolat Bakteri Endofit dengan Bakteri Uji

S.aureus.......................................................................................... 54

9. Pengujian Potensi Antibakteri dari Senyawa Antibakteri yang

Dihasilkan Isolat Bakteri Endofit dengan Bakteri Uji E.coli......... 59

10. Identifikasi Bakteri Endofit kode B dan Bakteri Endofit kode

D............................................................................... 63

a. Pengamatan Morfologi Sel Isolat Bakteri Endofit kode B dan

Bakteri Endofit kode D.............................................................. 64

b. Pengamatan Morfologi Koloni Isolat Bakteri Endofit kode B

dan Bakteri Endofit kode D....................................................... 71

c. Uji Biokimia.............................................................................. 73

xiv
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.................................................................................... 85

B. Saran.............................................................................................. 85

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 86

LAMPIRAN...................................................................................................... 90

BIOGRAFI PENULIS....................................................................................... 102

xv
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel I. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat dari Senyawa

Antibakteri yang Dihasilkan Bakteri Endofit kode B Terhadap

S.aureus dengan Waktu Inkubasi 24 Jam.......................................... 56

Tabel II. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat dari Senyawa

Antibakteri yang Dihasilkan Bakteri Endofit kode D Terhadap

S.aureus dengan Waktu Inkubasi 24 Jam.......................................... 57

Tabel III. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat dari Senyawa

Antibakteri yang Dihasilkan Bakteri Endofit kode B Terhadap

E.coli dengan Waktu Inkubasi 24 Jam .............................................. 60

Tabel IV. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat dari Senyawa

Antibakteri yang Dihasilkan Bakteri Endofit kode D Terhadap

E.coli dengan Waktu Inkubasi 24 Jam .............................................. 61

Tabel V. Hasil Uji Biokimia Bakteri Endofit kode B dan Bakteri Endofit

kode D................................................................................................ 82

Tabel VI. Hasil Identifikasi Bakteri Endofit kode B, Bakteri Endofit kode D,

dan Bakteri Genus Amphibacillus .................................................. 84

xvi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Kerja Penelitian .................................................................. 42

Gambar 2. Hasil Pengujian Potensi Senyawa Antibakteri yang Dihasilkan

Bakteri Endofit kode B Terhadap S.aureus dengan Waktu

Inkubasi 24 Jam ............................................................................ 55

Gambar 3. Hasil Pengujian Potensi Senyawa Antibakteri yang Dihasilkan

Bakteri Endofit kode D Terhadap S.aureus dengan Waktu

Inkubasi 24 Jam ............................................................................ 57

Gambar 4. Hasil Pengujian Potensi Senyawa Antibakteri yang Dihasilkan

Bakteri Endofit kode B Terhadap E.coli dengan Waktu Inkubasi

24 Jam ........................................................................................... 60

Gambar 5. Hasil Pengujian Potensi Senyawa Antibakteri yang Dihasilkan

Bakteri Endofit kode D Terhadap E.coli dengan Waktu Inkubasi

24 Jam ........................................................................................... 61

Gambar 6. Pengecatan Gram Isolat Bakteri Endofit kode B .......................... 65

Gambar 7. Pengecatan Gram Isolat Bakteri Endofit kode D .......................... 66

Gambar 8. Pengecatan Spora Isolat Bakteri Endofit kode B .......................... 67

Gambar 9. Pengecatan Spora Isolat Bakteri Endofit kode D .......................... 68

Gambar 10. Pengecatan Acid Fast Isolat Bakteri Endofit kode B .................... 69

Gambar 11. Pengecatan Acid Fast Isolat Bakteri Endofit kode D .................... 70

xvii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Tanaman A.annua L.................... 90

Lampiran 2. Tanaman A.annua L..................................................................... 92

Lampiran 3. Isolasi Bakteri Endofit pada MS Medium dengan Waktu

Inkubasi 3 hari ............................................................................. 92

Lampiran 4. Isolasi Kembali Bakteri Endofit dengan Metode Streak Platting

dengan Waktu Inkubasi 24 Jam ................................................... 93

Lampiran 5. Hasil Uji Motilitas Bakteri Endofit kode B dan Bakteri Endofit

kode D pada Medium Semi Solid ................................................ 93

Lampiran 6. Hasil Uji Morfologi Koloni Bakteri Endofit kode B dan Bakteri

Endofit kode D pada Nutrient Broth ............................................ 94

Lampiran 7. Hasil Uji Morfologi Koloni Bakteri Endofit kode B dan Bakteri

Endofit kode D pada Nutrient Agar Tegak .................................. 94

Lampiran 8. Hasil Uji Morfologi Koloni Bakteri Endofit kode B dan Bakteri

Endofit kode D pada Nutrien Agar Miring .................................. 95

Lampiran 9. Hasil Uji Asam sulfida (H2S) ....................................................... 95

Lampiran 10. Hasil Uji Dekarboksilasi Lisin ..................................................... 96

Lampiran 11. Hasil Uji Indol .............................................................................. 97

Lampiran 12. Hasil Uji Methylen Red (MR) ..................................................... 97

Lampiran 13. Hasil Uji Sitrat ............................................................................. 98

Lampiran 14. Hasil Uji Katalase ........................................................................ 99

Lampiran 15. Hasil Uji Oksidase ....................................................................... 99

xviii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Lampiran 16. Hasil Uji Gelatin .......................................................................... 100

Lampiran 17. Hasil Uji Oksidasi-Fermentasi (OF) tanpa Paraffin .................... 100

Lampiran 18. Hasil Uji Oksidasi-Fermentasi (OF) dengan Paraffin ................. 101

xix
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Antibiotik merupakan substansi yang dihasilkan oleh mikrobia yang

dalam konsentrasi rendah mampu menghambat pertumbuhan atau membunuh

mikrobia lain. Setiap antibiotika mempunyai aktivitas penghambatan hanya

terhadap kelompok mikrobia tertentu yang disebut spektrum penghambatan

(Suwandi, 1989)

Pada tanaman A.annua L ini diketahui bahwa ada mikrobia endofit yang

membentuk koloni dalam jaringan pada daerah batang sampai akar, dari hasil

identifikasi diketahui bahwa mikrobia tersebut adalah Bacillus polymixa

(Simanjuntak, Bustanusallam, Malini, Otovina, Rahayuningsih, & Said, 2004).

Bacillus polymixa termasuk dalam genus Bacillus yang mempunyai ciri sel

berbentuk batang, gram positif, fakultatif anaerob, membentuk endospora, motil,

dan bersifat katalase positif (Holt, Krieg, Sneath, Staley, & Williams, 2000).

Mikrobia endofit adalah mikrobia yang hidup di jaringan tanaman pada

periode tertentu dan mampu hidup dengan membentuk koloni dalam jaringan

tanaman tanpa membahayakan inangnya. Mikrobia endofit tumbuh di jaringan

vaskular dari tanaman inangnya (Stone, Bacon, White, 2000). Setiap tanaman

tingkat tinggi dapat mengandung beberapa mikrobia endofit. Mikrobia endofit

tersebut mampu menghasilkan metabolit sekunder yang diduga sebagai transfer

genetik (genetic recombination) dari tanaman inangnya ke dalam mikrobia endofit


2
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

(Tan & Zou, 2001). Kemampuan mikrobia endofit memproduksi metabolit

sekunder yang sesuai dengan tanaman inangnya merupakan peluang yang sangat

besar dan dapat diandalkan untuk memproduksi metabolit sekunder dari mikrobia

endofit yang diisolasi dari tanaman inangnya tersebut (Radji, 2005). Bakteri

endofit Bacillus polymixa hasil isolasi dari tanaman A.annua L., dapat

memproduksi metabolit artemisinin yang sangat potensial sebagai anti malaria

(Simanjuntak, dkk, 2004).

Pada isolasi mikrobia endofit, diperlukan media yang dapat menyokong

pertumbuhan tanaman inang bakteri endofit (Mucciarelli, Scannerini, Bertea, &

Maffei, 2001). Media Murashige-Skoog (MS) merupakan media yang digunakan

untuk hampir semua macam tanaman karena mengandung konsentrasi garam-

garam mineral yang tinggi dan senyawa N dalam bentuk NO3- dan NH4+

(Hendaryono,1994).

Staphylococcus aureus dapat menghemolisis darah dan mengkoagulasi

plasma, juga menginfeksi bisul, impetigo, dan infeksi luka yang menimbulkan

nanah. Eschericia coli dapat menyebabkan infeksi saluran kemih, terjadinya diare,

sepsis, dan meningitis. (Jawetz, Melnick, & Adelberg, 1996). S.aureus (gram

positif) dan E.coli (gram negatif) dipilih untuk mengetahui keefektifan potensi

antibakteri dari senyawa yang dihasilkan oleh bakteri endofit terhadap bakteri

gram positif dan gram negatif, sehingga dapat diketahui spektrum penghambatan

dari senyawa antibakteri tersebut.

Jan G. Bruhn dan Lars Bohlin pada tahun 1997 memperkenalkan

molecular pharmacognosy, yang mendifinisikan pharmacognosy sebagai


3
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

pengetahuan molekuler yang menyelidiki hubungan struktur dan aktifitas dari

bahan-bahan alam dengan potensinya sebagai obat. Bahan-bahan alam yang

berpotensi sebagai obat dapat menjadi model atau prekursor dalam penemuan obat

baru (Samuelsson, 1999). Untuk memperoleh antibiotik baru perlu dilakukan

pencarian sumber penghasil antibiotik (Suwandi, 1989). Oleh karena itu,

eksplorasi mikrobia endofit potensial merupakan alternatif untuk mendapatkan

senyawa antibiotik baru. (Simanjuntak, dkk, 2004).

1. Permasalahan

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, permasalahan yang

muncul dalam penelitian ini adalah :

a. Apakah bakteri endofit dapat diisolasi dari batang A.annua L. ?

b. Apakah senyawa yang dihasilkan bakteri endofit yang diisolasi dari batang

A.annua L. mempunyai potensi antibakteri terhadap E.coli dan S.aureus ?

c. Bagaimana identitas bakteri endofit penghasil senyawa antibakteri

terhadap E.coli dan S.aureus tersebut ?

2. Keaslian Penelitian

Sejauh penelusuran pustaka dan jurnal belum pernah dilakukan penelitian

tentang isolasi dan identifikasi bakteri endofit dari batang tanaman A.annua L.

yang mempunyai potensi antibakteri terhadap E.coli dan S aureus. Penelitian

isolasi dan identifikasi bakteri endofit dari batang tanaman A annua L yang

mempunyai potensi antibakteri terhadap E.coli dan S.aureus dilakukan

bersama dengan Rachmawati (2007). Perbedaan dari penelitian bersama ini

adalah digunakan bakteri uji yang berbeda, di mana Rachmawati (2007)


4
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

menggunakan bakteri uji Bacillus subtilis dan Salmonella thypii.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

senyawa yang dihasilkan bakteri endofit yang diisolasi dalam batang

A.annua L. yang memiliki potensi antibakteri.

b. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menemukan isolat bakteri endofit

penghasil senyawa antibakteri yang dapat mendukung bidang kefarmasian

dan mampu memberikan informasi tentang senyawa antibakteri yang

dihasilkan oleh bakteri endofit sebagai model atau prekursor dalam rangka

penemuan obat baru di masa yang akan datang.

c. Manfaat metodologis

Metode yang digunakan dalam penelitian ini dapat digunakan dan

terus dikembangkan dalam usaha pencarian bakteri endofit penghasil

senyawa antibakteri.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengisolasi bakteri endofit dalam batang A.annua L.

2. Menguji potensi senyawa yang dihasilkan bakteri endofit yang diisolasi dari

batang A.annua L. terhadap E.coli dan S.aureus.

3. Mengetahui identitas bakteri endofit penghasil senyawa antibakteri terhadap

E.coli dan S.aureus tersebut.


PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Antibiotik

Antibiotik didefinisikan sebagai produk metabolit yang dihasilkan oleh

organisme tertentu, yang dalam konsentrasi rendah bersifat merusak atau

menghambat mikrobia lain. Dengan kata lain, antibiotik merupakan zat kimia

yang dihasilkan oleh suatu mikrobia yang dapat menghambat mikrobia lain

(Pelczar & Chan, 1988)

Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri,

yang mempunyai khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan mikrobia,

sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Turunan zat tersebut yang

dibuat secara semi-sintetis termasuk kelompok ini, begitu pula senyawa sintesis

dengan khasiat antibakteri lazimnya disebut antibiotik (Pelczar & Chan, 1988).

Terjadinya resistensi mikrobia yang tadinya peka terhadap antibiotika

dapat terjadi melalui mutasi pada kromosomnya atau pertukaran materi genetik di

antara mikrobia. Pertukaran materi kromosomal sangat jarang, yang banyak

terjadi adalah pertukaran materi genetik ekstrakromosomal, baik berupa plasmid

konjugatif ataupun plasmid non konjugatif. Secara biokimiawi, resistensi bakteri

terhadap antibiotika dapat terjadi melalui mekanisme: (i). Berkurangnya

permeabilitas mikrobia terhadap obat, (ii). inaktifasi antibiotika oleh enzim yang

dihasilkan bakteri, (iii). modifikasi reseptor obat, (iv). meningkatnya sintesa

senyawa yang antagonistik terhadap obat (Sjahrurachman, 1996)


6
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Resistensi mikrobia terhadap antibiotika akibat perubahan permeabilitas

dapat terjadi akibat perubahan pada reseptor obat, penurunan kapasitas transpor

obat dan perubahan struktur dinding sel. Mekanisme ini merupakan mekanisme

tersering dalam hal resistensi terhadap tetrasiklin dan sulfonamida. Resistensi

bakteri karena modifikasi obat secara enzimatik banyak ditemukan terhadap

antibiotika beta-laktam, kloramfenikol dan aminoglikosida. Enzim-enzim yang

memodifikasi antibiotika tersebut dapat disandi oleh gen kromosom maupun gen

ekstrakromosom, misalnya pada Staphylococcus yang resisten terhadap penisilin

G, menghasilkan laktamase yang merusak obat tersebut (Jawetz dkk, 1996).

Resistensi bakteri terhadap antibiotika karena perubahan reseptor dapat ditemukan

pada resistensi terhadap streptomisin. Telah diketahui bahwa pada bakteri yang

resisten, ribosomnya berbeda dibandingkan dengan bakteri yang sensitif terhadap

streptomisin. Hal ini disebabkan terjadinya mutasi noktah satu asam amino pada

ribosom 30S. Dampak klinis resistensi tipe ini tidak begitu penting karena sifatnya

tidak menyebar. Contoh lain resistensi jenis ini adalah resistensi terhadap penisilin

pada bakteri Neisseria gonorrhoeae sebagai akibat perubahan pada penicillin

binding protein (PBP) (Sjahrurachman, 1996).

Bahan-bahan alam telah sejak lama digunakan untuk pengobatan. Bahan

alam meliputi segala organisme seperti tanaman, hewan, dan mikroorganisme.

Obat-obat modern yang digunakan pada masa kini sekitar 40 persennya berasal

dari bahan-bahan alam. Obat-obatan dari bahan alam tersebut termasuk juga jenis

obat-obat penting seperti glikosida jantung, morfin, dan antibiotik. Beberapa jenis

antibiotik merupakan turunan dari bahan-bahan alam yang struktur kimianya telah
7
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

dimodifikasi untuk menghasilkan senyawa dengan efek farmakologis yang

diinginkan (Samuelsson, 1999).

B. Mikrobia Endofit

Mikrobia endofit adalah mikrobia yang hidup di dalam jaringan tanaman

pada periode tertentu dan mampu hidup dengan membentuk koloni dalam jaringan

tanaman tanpa membahayakan inangnya (Radji, 2005). Mikrobia endofit tumbuh

di jaringan vaskular dari tanaman inangnya (Stone et al, 2000). Jaringan vaskular

(pembuluh) terdapat di seluruh tubuh tanaman, mengangkut zat-zat antara akar

dan tunas (Campbell, Reece, Mitchell, 2002). Setiap tanaman tingkat tinggi dapat

mengandung beberapa mikrobia endofit yang mampu menghasilkan senyawa

biologi atau metabolit sekunder yang diduga sebagai akibat transfer genetik

(genetic recombination) dari tanaman inangnya ke dalam mikrobia endofit (Tan &

Zou, 2001).

Kemampuan mikrobia endofit memproduksi senyawa metabolit sekunder

sesuai dengan tanaman inangnya merupakan peluang yang sangat besar dan dapat

diandalkan untuk memproduksi metabolit sekunder dari mikrobia endofit yang

diisolasi dari tanaman inangnya tersebut (Radji, 2005). Dari sekitar 300.000 jenis

tanaman yang tersebar di muka bumi ini, masing-masing tanaman mengandung

satu atau lebih mikrobia endofit yang terdiri dari bakteri atau fungi (Strobel &

Daisy, 2003). Sehingga apabila endofit yang diisolasi dari suatu tanaman obat

dapat menghasilkan metabolit sekunder sama dengan tanaman aslinya atau

bahkan dalam jumlah yang lebih tinggi, maka kita tidak perlu menebang tanaman
8
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

aslinya untuk diambil sebagai simplisia, yang kemungkinan memerlukan waktu

yang relatif lama untuk dipanen (Radji, 2005).

Mikrobia endofit meningkatkan adaptasi ekologi inangnya dengan

menaikkan toleransi mereka pada stress lingkungan (lingkungan yang kurang

menguntungkan) dan juga menaikkan resistensi inangnya terhadap fitopatogen

dan atau herbivora termasuk serangga yang memakan tanaman inang. Mikrobia

endofit juga dapat melindungi inangnya dari serangan bakteri atau fungi patogen

dari lingkungan disekitarnya (Tan & Zou, 2001).

Berbagai jenis mikrobia endofit telah berhasil diisolasi dari tanaman

inangnya, dan telah berhasil dibiakkan dalam medium pembenihan yang sesuai.

Demikian pula metabolit sekunder yang diproduksi oleh mikrobia endofit tersebut

dapat diisolasi dan dimurnikan serta dielusidasi struktur molekulnya (Radji,

2005).

Beberapa penelitian terkait dengan mikrobia endofit yang berpotensi

sebagai antibiotik telah dilakukan. Cryptocandin adalah antifungi yang dihasilkan

oleh mikrobia endofit Cryptosporiopsis quercina yang berhasil diisolasi dari

tanaman obat Tripterigeum wilfordii, dan berkhasiat sebagai antifungi yang

patogen terhadap manusia yaitu Candida albicans dan Trichopyton spp. (Strobel,

Miller, Miller, Condron, Teplow, & Hess, 1999). Phomopsiahalasin merupakan

metabolit yang diisolasi dari mikrobia endofit Phomopsis spp.berkhasiat sebagai

antibakteri Bacillus subtilis, Salmonella enterica, Staphylococcus aureus, dan

dapat juga menghambat pertumbuhan fungi Candida tropicalis (Horn, Simmonds,

Schartz, & Blaney, 1995). Antibiotik berspektrum luas yang disebut munumbicin
9
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

dihasilkan oleh endofit Streptomyces spp. strain NRRL 30562 yang merupakan

endofit yang diisolasi dari tanaman Kennedia nigriscans, dapat menghambat

pertumbuhan Bacillus anthracis dan Mycobacterium tuberculosis yang

multiresisten terhadap berbagai obat anti TBC (Castillo et al, 2002).

Ditinjau dari hubungan tersebut, mikrobia endofit berpotensi untuk

digunakan pada pengobatan modern, pertanian, dan industri. Fungi dan bakteri

adalah mikrobia yang paling umum membentuk koloni pada jaringan tanaman,

yang selanjutnya disebut mikrobia endofit (Strobel & Daisy, 2003). Endofit

umumnya tidak ditemukan pada organ yang spesifik tetapi kebanyakan spesies

mikrobia endofit diisolasi dari batang dan juga dari daun (Anonim, 2005).

Untuk mengidentifikasi suatu jenis mikrobia perlu dilakukan isolasi

untuk memperoleh biakan murni. Menurut Pelczar & Chan (1986) setiap koloni

yang berlainan mewakili macam mikrobia yang berbeda sehingga hal ini dapat

digunakan untuk melakukan isolasi suatu mikrobia. Untuk mengisolasi mikrobia

di bawah kondisi laboratorium perlu disediakan nutrien dan kondisi fisik yang

akan memenuhi persyaratan tipe mikrobia tertentu yang sedang ditelaah. Sejalan

dengan hal tersebut, berbagai macam medium digunakan di dalam mikrobiologi,

dikombinasikan dengan berbagai kondisi fisik untuk inkubasi (Pelczar & Chan,

1986).

Banyak prosedur untuk isolasi mikrobia endofit yang relatif mudah dan

biasa digunakan oleh orang yang terlatih dalam dasar teknik mikrobiologi. Setiap

tanaman tingkat tinggi dapat mengandung beberapa mikrobia endofit. Endofit

tidak menunjukkan tanda- tanda keberadaan mereka sehingga sulit dideteksi dan
10
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

hanya dapat diteliti dengan menggoreskan secara hati- hati permukaan jaringan

yang telah dibersihkan dengan etanol dan NaOCl (pemutih). Penambahan dan

waktu untuk pencelupan dalam NaOCl beragam sesuai dengan jaringan dari inang

(Anonim, 2005).

Mikrobia endofit dapat diisolasi dari permukaan jaringan tanaman yang

telah dibersihkan dan ditumbuhkan pada medium pertumbuhan yang sesuai. Pada

isolasi mikrobia endofit, diperlukan medium yang dapat menyokong pertumbuhan

tanaman inang bakteri endofit (Mucciarelli, Scannerini, Bertea, & Maffei, 2001).

Medium Murashige-Skoog (MS) merupakan medium yang digunakan untuk

hampir semua macam tanaman karena mengandung konsentrasi garam-garam

mineral yang tinggi dan senyawa N dalam bentuk NO3- dan NH4+ (Hendaryono,

1994). Jaringan tanaman yang dikultur memerlukan unsur hara makro dan unsur

hara mikro dari dalam medium tumbuh, dari dalam medium kultur juga harus ada

bahan-bahan lain yang berguna untuk merangsang pertumbuhan serta

perkembangan sel jaringan yang dikulturkan. Pemisahan eksplan dari tanaman

induk menyebabkan perubahan biosintesa dalam tanaman tersebut, sehingga

pemberian unsur hara kedalam medium kultur untuk membantu eksplan supaya

dapat tumbuh dan berkembang. Bahan-bahan itu adalah bahan organik yang

meliputi karbohidrat, vitamin, asam amino, serta zat yang mengatur pertumbuhan

(Katuuk, 1989)

C. Artemisia annua L.

Tanaman A.annua termasuk Familia Asteraceae ; Genus Artemisia ;

Spesies Artemisia annua L. Mempunyai nama daerah : Anuma (Irian Jaya);


11
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Anuma (Jawa) (Anonim, 1999)

Tanaman A.annua L. merupakan terna semusim, tinggi 30100 cm.

Batang tegak, bulat persegi, berwarna hijau kecoklatan. Daun majemuk, bentuk

oval, lonjong, panjang 10-18 cm, lebar 6-15 cm, ujung runcing, pangkal tumpul,

anak daun bentuk oval, tepi bergerigi, pertulangan daun tegas, warna ungu

kehijauan, hijau. Bunga majemuk, bentuk tandan, terletak di ujung batang,

panjang mencapai 30 cm, kelopak hijau, bentuk bintang, berlekuk lima, mahkota

halus mengelilingi cawan bunga tempat benang sari dan putik, diameter 2-3 mm,

warna putih gading. Biji berbentuk lanset, kecil, berwarna coklat. Akar serabut,

berwarna putih kekuningan. Bagian daun dari tanaman A.annua L. biasa

digunakan sebagai obat demam (anti piretik) dan dapat juga digunakan sebagai

obat anti malaria. Kandungan kimia dari tanaman A.annua L. yaitu saponin,

flavonoida, polifenol, dan minyak atsiri (Anonim, 1999).

A.annua L. adalah tumbuhan obat berupa perdu berasal dari Cina. Di

Cina tumbuhan ini disebut qinghao. Di Amerika Serikat tumbuhan ini dikenal

dengan nama sweet annie atau wormwood. Sejak zaman dulu, menurut catatan

Chinese Handbook of Prescriptions for Emergency Treatments, yang dicetak

tahun 340 sebelum Masehi, orang Cina menggunakannya untuk mengobati

demam (Anonim, 2005).

Minyak atsiri yang dihasilkan tanaman Artemisia annua L diketahui

dapat menghambat dengan baik pertumbuhan bakteri Gram Positif Enterococcus.

Kandungan minyak atsiri dari A.annua L meliputi camphor (44%), germacrene D

(16%), trans-pinocarveol (11%), beta-selinene (9%), beta-caryophyllene (9%) and


12
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

artemisia ketone (3%) (Juteau, Masotti, Bessiere, Dherbomez, & Viano, 2002).

Minyak tersebut merupakan metabolit sekunder yang kaya akan senyawa

terpenoid. Contoh umum terpenoid adalah methanol, camphor (monoterpen),

famesol, dan artemisinin (sesquiterpenoid). Artemisinin dan derivatifnya alpha-

arteether digunakan sebagai antimalaria. Terpen atau terpenoid aktif terhadap

bakteri, fungi, virus, dan protozoa. Mekanisme kerja terpen belum diketahui

dengan baik dan dispekulasi terlibat dalam perusakan membran sel oleh senyawa

lipofilik (Anonim, 2005). Pada tanaman A.annua L ini diketahui bahwa ada

mikrobia endofit yang membentuk koloni dalam jaringan pada daerah batang

sampai akar, dari hasil identifikasi diketahui bahwa mikrobia tersebut adalah

Bacillus polymixa (Simanjuntak dkk, 2004). Mikrobia endofit dapat memproduksi

senyawa metabolit sekunder sesuai dengan tanaman inangnya. Dari hasil

penelitian Simanjuntak (2004), diketahui bahwa mikrobia endofit (Bacillus

polymixa) hasil isolasi dari tanaman A.annua L dapat memproduksi senyawa

antimalaria artemisinin.

D. Rekombinasi Genetik

Setiap tanaman tingkat tinggi dapat mengandung beberapa mikrobia

endofit yang mampu menghasilkan senyawa biologi atau metabolit sekunder yang

diduga sebagai akibat terjadinya transfer genetik (genetic recombination) dari

tanaman inangnya ke dalam mikrobia endofit (Tan & Zou, 2001).

Transfer DNA atau perpindahan DNA ke dalam bakteri endofit dari

tanaman Artemisia annua L. diduga melalui cara transformasi. Transformasi

merupakan pengambilan DNA oleh bakteri dari lingkungan di sekelilingnya.


13
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

DNA yang berada di sekitar bakteri (DNA asing) dapat berupa potongan DNA

atau fragmen DNA yang berasal dari sel bakteri lainnya atau organisme lainnya.

DNA yang masuk ke dalam sel bakteri selanjutnya dapat berintegrasi dengan

DNA bakteri sehingga terbentuk DNA rekombinan (Tjahjoleksono, 2005).

Proses transfer genetik ini melibatkan juga enzim restriksi, enzim restriksi

adalah enzim yang dapat memotong molekul DNA pada lokasi-lokasi spesifik

yang jumlahnya terbatas, potongan molekul DNA ini disebut fragmen restriksi.

Fragmen restriksi berupa fragmen DNA untai-ganda dengan sedikitnya satu ujung

untai-tunggal, yang disebut ujung lengket (Campbell et al, 2002). Ujung lengket

plasmid bakteri endofit akan berpasangan dengan ujung lengket yang

berkomplementer dari fragmen DNA A.annua L sehingga didapatkan plasmid

rekombinan. Sel bakteri endofit kemudian mengambil plasmid rekombinan

dengan mekanisme transformasi. Transformasi merupakan pengambilan DNA

oleh bakteri dari lingkungan di sekelilingnya. DNA yang berada di sekitar bakteri

(DNA asing) dapat berupa potongan DNA atau fragmen DNA yang berasal dari

sel bakteri lainnya atau organisme lainnya (Tjahjoleksono,2005). Menurut Radji

(2005), kemampuan bakteri endofit dalam memproduksi senyawa metabolit

sekunder yang sesuai dengan tanaman inangnya merupakan suatu koevolusi

antara bakteri endofit dengan tanaman inangnya. Koevolusi adalah pengaruh

mutual pada evolusi dari dua spesies berbeda yang berinteraksi satu sama lain dan

yang secara timbal balik saling mempengaruhi adaptasi masing-masing (Campbell

et al, 2002).
14
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

E . Bakteri Uji

Pewarnaan Gram memilahkan bakteri menjadi kelompok Gram-positif

dan Gram-negatif. Bakteri Gram-positif berwarna ungu karena tetap mengikat

kompleks zat warna kristal violet-yodium meskipun diberi larutan pemucat

(alkohol 95%). Bakteri Gram-negatif berwarna merah karena kompleks kristal

violet-yodium larut sewaktu pemberian larutan pemucat, dan dapat diwarnai oleh

cat lawan yang berwarna merah (Lay, 1994). Dalam penelitian ini, bakteri yang

digunakan sebagai bakteri uji bersifat gram positif yaitu Staphylococcus aureus

dan sebagai gram negatif adalah Eschericia coli.

1. Eschericia coli

E.coli merupakan bakteri gram negatif yang berbentuk batang lurus,

bergerak dengan flagel atau tidak dapat bergerak, mudah tumbuh dengan

pembenihan sederhana. Pada pembiakan, E.coli membentuk koloni bulat

konveks, halus, dan pinggir-pinggir nyata (Jawetz et al, 1986). E.coli

termasuk dalam genus Eschericia, dengan ciri berukuran 1,1-1,5 m x 2,0-6,0

m, bersifat fakultatif anaerob, tumbuh dengan optimal pada suhu 370 C.

Memberikan reaksi negatif untuk tes oksidase, hidrolisis urea, tes H2S, dan tes

sitrat, mereduksi nitrat, memberikan reaksi positif untuk tes katalase dan tes

Methylen Red (Holt et al, 2000).

E.coli adalah anggota flora usus normal, umumnya tidak menyebabkan

penyakit bila masih dalam usus. E.coli dapat menyebabkan penyakit bila telah

mencapai jaringan di luar tractus digestivus, seperti saluran kemih, saluran

empedu, paru-paru, peritoneum, dan selaput otak (Jawetz et al, 1996).


15
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

E.coli adalah penyebab yang paling lazim dari infeksi saluran kemih dan

merupakan penyebab infeksi saluran kemih pertama pada kira-kira 90%

wanita muda. E.coli yang menyebabkan diare sangat sering ditemukan di

seluruh dunia, dan diklasifikasikan oleh ciri khas sifat-sifat virulensinya

(Jawetz et al, 1996).

Bila pertahanan inang normal tidak mencukupi, E.coli dapat memasuki

aliran darah dan menyebabkan sepsis. E.coli merupakan penyebab meningitis

pada bayi, dan E.coli merupakan penyebab pada sekitar 40% kasus meningitis

neonatal (Jawetz et al, 1996).

2. Staphylococcus aureus

S.aureus adalah jenis bakteri yang berbentuk bulat, berdiameter kurang

lebih 1 m, hidup bergerombol seperti buah anggur. Berdasar pengecatan

gram, S.aureus termasuk gram positif yang ditunjukkan dengan warna ungu.

S.aureus mempunyai ciri dapat memfermentasi manitol yang dapat

memberikan warna kuning keemasan pada tes biokimiawi, memberi reaksi

positif terhadap reaksi katalase dan koagulasi (Jawetz et al, 1996).

S.aureus termasuk dalam genus Staphylococcus yang mempunyai ciri non

motil, tidak mempunyai spora, dan bersifat fakultatif anaerob. Koloni dari

Staphylococcus tidak tembus cahaya (opaque), berwarna putih atau krem, dan

kadang berwarna kuning sampai orange, memberi reaksi negatif pada tes

oksidasi, mereduksi nitrat menjadi nitrit. Staphylococcus sering ditemukan

pada produk makanan, sampah, dan air (Holt et al, 2000).

S.aureus sering menghemolisis darah dan mengkoagulasi plasma, densitas


16
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

kolonisasi antara lain pada kulit dan selaput lendir manusia, juga menginfeksi

berupa bisul, impetigo, dan infeksi luka yang menimbulkan nanah (Jawetz et

al, 1996).

Pada suhu 300C pertumbuhannya sangat cepat, sedangkan pembentukan

pigmen terbaik pada suhu 200C. Koloni pada pembenihan padat berbentuk

bulat, halus, menonjol, dan berkilauan, membentuk pigmen warna kuning.

S.aureus dapat menjadi resisten terhadap banyak zat antimikrobia dan

menyebabkan masalah pengobatan menjadi sulit. Penanahan setempat adalah

kekhususan infeksi S.aureus (Trihendrokesowo, 1986).

F. Metode Pengujian Potensi Senyawa Antimikrobia

Potensi antimikrobia dapat ditetapkan dengan berbagai cara antara lain :

1. Metode Difusi

Cara ini berdasarkan kemampuan obat untuk berdifusi dalam medium

tempat mikrobia dapat berkembang biak secara optimal. Disk antibiotik

diletakkan di atas agar atau bila dengan metode sumuran antibiotik

dimasukkan dalam sumuran. Besarnya daerah difusi tergantung dengan

daerah pertumbuhan atau hambatan mikrobia uji dan sebanding dengan

kadar obat yang diberikan. Pada pelaksanaannya, metode difusi ada

beberapa cara, yaitu:

a. Cara Kirby Bouwer

Cara ini dilakukan dengan cara menggoreskan suspensi mikrobia

tertentu, umumnya 106 Colony Forming Unit (CFU) per-ml pada

permukaan medium hingga merata. Kertas disk yang mengandung


17
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

antibiotik diletakkan di atas medium lalu diinkubasikan pada suhu

37oC selama 18-24 jam, setelah itu dibaca hasilnya. Cara ini dikenal 2

macam zona, yaitu:

1). Zona radikal adalah suatu daerah di sekitar disk yang sama sekali

tidak ditemukan adanya pertumbuhan mikrobia.

2). Zona irradikal adalah suatu daerah disekitar disk yang

menunjukkan pertumbuhan mikrobia yang dihambat oleh

antibiotik tersebut tetapi tidak dimatikan (Hugo & Russel, 1987;

Anonim, 1986).

b. Cara paper disc

Cara ini adalah cara yang paling banyak digunakan untuk

menentukan kepekaan mikrobia terhadap berbagai macam obat-obatan.

Cara ini menggunakan cakram kertas saring atau tablet yang

mengandung suatu obat dengan kekuatan tertentu yang diletakkan pada

lempeng agar yang telah ditanami mikrobia yang akan diperiksa.

Hambatan akan terlihat sebagai daerah yang tidak memperlihatkan

adanya pertumbuhan mikrobia di sekitar cakram. Lebar hambatan ini

tergantung pada daya resap obat ke dalam agar dan kepekaan mikrobia

terhadap obat tersebut.

Hasil dibaca setelah inkubasi selama 18-24 jam. Pada keadaan

tertentu mungkin dapat dilakukan pembacaan pendahuluan setelah

inkubasi selama 6-8 jam, untuk menguatkan kemudian diulang setelah

18-24 jam. Daerah hambatan diukur dalam satuan milimeter, dengan


18
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

mengukur seluruh garis tengah hambatan dan cakram (Bonang &

Koeswardono, 1982).

c. Cara sumuran

Penyiapan dilakukan seperti cara Kirby Bouwer. Setelah biakan

siap, dibuat sumuran dengan diameter tertentu dan tegak lurus terhadap

permukaan agar, ke dalam sumuran diteteskan larutan uji lalu

diinkubasi selama 24 jam 37oC, setelah itu hasilnya dibaca seperti cara

Kirby Bouwer (Hugo & Russel, 1987).

2. Metode dilusi

Metode ini menggunakan senyawa anti mikrobia dengan kadar

menurun secara bertahap, baik dengan medium cair atau padat. Kemudian

medium diinokulasikan mikrobia uji dan diinkubasi. Tahap akhir dilarutkan

senyawa antimikrobia dengan kadar yang menghambat atau mematikan.

Pada uji kepekaan cara dilusi agar memakan waktu dan penggunaannya

dibatasi pada keadaan tertentu saja. Uji kepekaan cara dilusi cair dengan

menggunakan tabung reaksi, tidak praktis dan jarang dipakai, namun kini

ada cara yang sederhana dan banyak dipakai yakni menggunakan

microdilution plate. Keuntungan mikrodilusi cair adalah bahwa uji ini

memberi hasil kuantitatif yang menunjukkan jumlah antimikrobia yang

dibutuhkan untuk mematikan mikrobia uji (Jawetz et al ,2001).

G. Identifikasi Mikrobia

Untuk identifikasi dan determinasi suatu biakan murni suatu mikrobia

hasil isolasi perlu ditentukan morfologi sel individual, morfologi koloni, dan sifat-
19
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

sifat biokimianya (fisiologi), patogenisitas dan serologinya (Jutono, Soedarsono,

Hartadi, Kabirun, Suhadi & Soesanto,1980)

Pada identifikasi mikrobia mula-mula diamati morfologi individual

secara mikroskopik dan pertumbuhannya pada berbagai medium. Karena suatu

bakteri tidak dapat dideterminasi hanya berdasar sifat-sifat morfologinya saja,

maka perlu diteliti pula sifat-sifat biokimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi

pertumbuhannya. Mikrobia yang morfologinya sama mungkin berbeda dalam

kebutuhan nutrisi serta persyaratan ekologi lainnya (temperatur, pH, dan

sebagainya). Patogenesis mikrobia patogen dapat dipakai untuk membantu

identifikasi dan determinasi bakteri tersebut. Apabila suatu bakteri memiliki sifat

yang hampir sama (terutama yang patogen), maka perlu diselidiki sifat ekologinya

(Jutono dkk,1980).

Untuk determinasi bakteri digunakan buku panduan baku determinasi

oleh Holt et al (2000), yang memuat sifat-sifat bakteri yang telah dikenal.

1. Sifat Morfologi

a. Morfologi sel individual, meliputi :

1) Ukuran, bentuk, dan rangkaian sel.

2) Ada tidaknya spora dan kedudukan spora.

3) Ada tidaknya flagella, kedudukan dan jumlah flagella.

4) Ada tidaknya kapsula.

5) Reaksi- reaksi pengecatan.

b. Morfologi koloni, meliputi : pertumbuhan, bentuk, ukuran, tekstur, bau,

konsistensi, kilat dan ciri- ciri optik dari isolat koloni bakteri pada
20
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

beberapa tipe medium yaitu medium agar miring, tegak dan cair. Pada

medium agar miring koloni bakteri diinokulasikan sepanjang agar secara

goresan dengan ose, pada medium agar tegak koloni bakteri

diinokulasikan secara tusukan, dan pada medium cair koloni bekteri

diinokulasikan langsung pada medium (Jutono dkk, 1980).

2. Sifat Biokimia

Pengujian sifat biokimia meliputi :

a. Pembentukan asam sulfida (H2S)

Uji ini bertujuan untuk menunjukkan adanya pembentukan H2S pada

medium TSIA (Triple Sugar Iron Agar) (Jutono dkk, 1980).

b. Dekarboksilase lisin

Uji ini bertujuan menunjukkan kemampuan bakteri dalam

mendekarboksilasi berbagai asam amino (Lay, 1994).

c. Pembentukan Indol

Uji pembentukan Indol menunjukkan adanya indol dan triptofan (Jutono

dkk, 1980).

d. Uji Methylen Red (MR)

Uji Methylen Red digunakan untuk menentukan adanya fermentasi asam

campuran (Lay, 1994).

e. Uji Sitrat

Uji sitrat digunakan untuk melihat mikrobia menggunakan sitrat sebagai

satu- satunya sumber karbon dan energi. Digunakan medium Simmon-

sitrat berupa medium padat (Lay, 1994).


21
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

f. Uji katalase

Katalase adalah enzim yang mengkatalisasikan penguraian hidrogen

peroksida ( H2O2 ) menjadi air dan O2. Pada bakteri yang bersifat

katalase-positif terlihat pembentukan gelembung udara sekitar koloni

(Lay, 1994)

g. Tes oksidase

Uji ini berfungsi untuk menentukan adanya oksidase sitokrom yang

ditemukan pada mikrobia tertentu (Lay, 1994).

h. Uji pencairan gelatin

Gelatin adalah protein yang diperoleh dari tulang, tulang rawan atau

tenunan ikat hewani lainnya. Hidrolisis gelatin oleh mikrobia tersebut

dikatalisis oleh eksoenzim yang disebut gelatinase. Gelatin yang dicerna

tidak mampu membentuk gel dan bersifat cair (Lay, 1994).

i. Uji oksidasi fermentasi (OF)

Uji ini bertujuan untuk menentukan kemampuan mikrobia untuk

memetabolisme karbohidrat secara oksidasi atau fermentasi (Lay, 1994).

H. Keterangan Empiris

Setiap tanaman tingkat tinggi dapat mengandung beberapa mikrobia

endofit yang mampu menghasilkan senyawa biologi atau metabolit sekunder yang

diduga sebagai transfer genetik (genetic recombination) dari tanaman inangnya ke

dalam mikrobia endofit (Tan & Zou, 2001).

A.annua L. telah diketahui merupakan tanaman yang menjadi inang

untuk mikrobia endofit, pada tanaman ini diketahui bahwa ada suatu spesies
22
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

bakteri yang membentuk koloni dalam jaringan pada daerah batang sampai akar

(Simanjuntak, dkk, 2004). Selain itu minyak essensial yang dihasilkan tanaman

A.annua L. juga diketahui menunjukkan aktivitas antibiotik (Juteau et al, 2002).

Bahan-bahan alam yang berpotensi sebagai obat dapat menjadi model atau

prekursor dalam penemuan obat baru (Samuelsson, 2000). Untuk memperoleh

antibiotik baru perlu dilakukan pencarian sumber penghasil antibiotik (Suwandi,

1989). Oleh karena itu, eksplorasi mikrobia endofit potensial merupakan alternatif

untuk mendapatkan senyawa antibiotik baru. (Simanjuntak, dkk, 2004).

Pengujian potensi antibakteri dari senyawa antibakteri dalam medium

produksinya dilihat dengan mengukur diameter zona hambat. Data untuk

identifikasi isolat bakteri endofit tersebut berupa data-data morfologi koloni,

morfologi sel, dan sifat-sifat biokimianya. Data hasil identifikasi bakteri endofit

kemudian dideterminasi dengan buku panduan determinasi bakteri (Holt et al,

2000) untuk mengetahui genus dari bakteri endofit yang diisolasi dari tanaman

A.annua L tersebut. Penelitian ini ditujukan untuk mengisolasi dan

mengidentifikasi bakteri endofit dari batang tanaman A.annua L, dan untuk

menguji potensi isolat bakteri endofit dari tanaman A.annua L terhadap E.coli

dan S.aureus.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni dan bersifat

eksploratif-deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi,

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

a. Variabel bebas : senyawa antibakteri yang dihasilkan bakteri endofit

yang diisolasi dari batang tanaman A. annua L.

b. Variabel tergantung : diameter zona hambat (mm).

c. Variabel pengacau terkendali : waktu inkubasi 24, 48, 72, 120 jam, suhu

inkubasi 370C; medium kultur tanaman inang yaitu MS (Murashige-

Shoog) medium; medium isolasi bakteri endofit, medium pemeliharaan

bakteri endofit, E.coli, dan S.aureus yaitu NA (Nutrient Agar); medium

produksi senyawa antibakteri yang dihasilkan bakteri endofit yaitu NB

(Nutrient Broth); batang tanaman A.annua L. yang sehat dan berumur 6

bulan; volume isolat bakteri endofit penghasil senyawa antibakteri yang

diinokulasikan dalam paper disk sebanyak 40 L; volume suspensi E.coli

dan S.aureus setara dengan larutan standar Mc Farland II (6.108 CFU/ml)

sebanyak 1 ml.
24
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

2. Definisi operasional

a. Artemisia annua L. diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Obat

(BPTO) Tawangmangu dan diketahui bahwa ada suatu spesies bakteri

yang membentuk koloni dalam jaringan vaskular daerah batang sampai

akar tanaman A.annua L. ini.

b. Senyawa antibakteri adalah substansi yang dihasilkan oleh isolat bakteri

endofit dalam tanaman A.annua L. yang mampu menghambat

pertumbuhan atau membunuh E. coli dan S.aureus.

c. Bakteri endofit dari tanaman A.annua L. adalah bakteri yang membentuk

koloni dalam suatu sistem jaringan vaskular dari tanaman A.annua L.

yang dapat ditumbuhkan di MS Medium dan dapat menghasilkan

senyawa yang mempunyai potensi antibakteri terhadap E.coli dan

S.aureus.

d. Potensi antibakteri adalah kemampuan suatu zat atau substansi yang

dihasilkan oleh bakteri endofit dari tanaman A.annua L. yang mampu

menghambat atau mematikan bakteri E.coli dan S.aureus, ditandai

dengan adanya area hambatan di sekitar paper disk.

e. Eshericia coli ATCC 35218 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923

dari Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas

Gadjah Mada, adalah bakteri uji, yaitu bakteri gram negatif dan bakteri

gram positif yang bersifat patogen terhadap manusia.

f. MS (Murashige-Shoog) medium adalah medium kultur tanaman A.annua

L. MS Medium mengandung garam-garam mineral yang cukup lengkap


25
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

untuk mendukung pertumbuhan eksplan ( batang tanaman A.annua L. )

dan mengandung senyawa nitrogen yang berguna dalam regenerasi sel

eksplan.

C. Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan penelitian

a. Tanaman Artemisia annua L. diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman

Obat (BPTO) Tawangmangu dan berumur 6 bulan.

b. Biakan murni Eschericia coli ATCC 35218 dan Staphylococcus aureus

ATCC 25923 dari Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran

Universitas Gadjah Mada.

c. Medium kultur tanaman A.annua L yaitu MS (Murashige-Shoog)

medium dengan komposisi : NH4NO3, KNO3, CaCl2.2H2O,

MgSO4.7H2O, KH2PO4, unsur hara mikro, sukrosa, agar, vitamin,

hormon BAP dan 2,4 Diklorofenoksi Asetat, FeSO4.7H2O dan Na2

EDTA,

d. Medium isolasi bakteri endofit yaitu Nutrien Agar (Oxoid) takaran 28g/L

dengan komposisi (g/L) : Lab-lemco powder 1,0; yeast extract 2,0;

peptone 5,0; sodium chloride 5,0 agar 15,0.

e. Medium produksi senyawa anti bakteri yaitu medium Nutrient Broth

(Oxoid) takaran 37 g/L dengan komposisi (g/L) : Lab-lemco powder

1,0; yeast extract 2,0; peptone 5,0; sodium chloride 5,0.

f. Medium pemeliharaan E. coli, S. aureus, bakteri endofit dan medium

identifikasi bakteri endofit :


26
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

1) Nutrien Agar (Oxoid) takaran 28g/L dengan komposisi (g/L) : Lab-

lemco powder 1,0; yeast extract 2,0; peptone 5,0; sodium chloride

5,0 agar 15,0.

2) Nutrien Broth (Oxoid) takaran 37 g/L dengan komposisi (g/L) : Lab-

lemco powder 1,0; yeast extract 2,0; peptone 5,0; sodium chloride

5,0.

g. Bahan untuk uji biokimia :

1) Uji Oksidase : reagens tetramethyl-paraphenyldiamine.

2) Uji Katalase : reagens hydrogen peroksida (H2O2).

3) Uji hydrogen sulfida : medium TSIA (Triple Sugar Iron Agar)

(Oxoid).

4) Uji Dekarboksilasi lisin : medium LIA (Lisin Iron Agar) (Oxoid).

5) Uji Indol : medium peptone water dan reagens Kovac.

6) Uji MR : medium MR VP (Methyl Red Voges Proskauer), methyl

red.

7) Uji hidrolisis gelatin : dengan komposisi Nutrient Broth (Oxoid) dan

12% gelatin.

8) Uji Fermentasi karbohidrat : medium O-F (Difco).

9) Uji Sitrat : medium Simmons Citrate (Oxoid).

10) Uji Pergerakan mikrobia : Nutrient Broth (Oxoid), 0,2% 0,4% Agar

Bacteriologycal (Oxoid).
27
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

h. Bahan untuk pengecatan bakteri :

1) Pengecatan Gram : kristal violet, larutan iodine, alkohol 95%,

safranin.

2) Pengecatan Spora : Malachite green 5%, safranin.

3) Pengecatan Acid Fast : cat Ziehl Neelson Carbolfuchsin, methylen

blue, alkohol 95%.

i. Paper disc dengan diameter 6 mm.

j. Kontrol positif : Amoxicilin untuk injeksi (Danoxilin)

k. Kontrol negatif yaitu medium Nutrien Broth tanpa inokulasi mikrobia

endofit.

l. Larutan standar Mc Farland II (setara dengan kepadatan bakteri 6.108

CFU/ml).

m. Aquadest steril.

n. Alkohol 70%.

o. Minyak emersi.

p. Sodium hipoklorit (Bayclin) untuk pembersihan batang A.annua L.

q. Tween 80 sebagai wetting agent pada proses pembersihan batang

A.annua L.

2. Alat penelitian

Autoklaf (model KT-40, ALP Co. Ltd. Midorigouka Kamurashi, Tokyo,

Japan), Microbioogical Safety Cabinet (lokal), Inkubator (Memmert, tipe BE

400, Swahabach FRG, Germany), Vortex (Stuart Scientific); Neraca analitik

(Mettler Pc 2000); Sentrifuge (Heraeus Christ); Oven (WTC Binder);


28
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Mikroskop cahaya (Olympus Type CH 30); mikropipet (Nichiryo 5000 DG),

Shaker Resiprok (Imorius Utrecht); beker glass (Pyrex), lemari pendingin

(Sharp, Japan), Cawan petri (Pyrex), kaca steril, pisau, botol kultur, Pipet

volume, Pipet tetes, glass firm, Tabung sentrifuge, Tabung reaksi, kaca arloji,

Erlenmeyer, Pinset, lampu spiritus, jarum inokulasi, penggaris, jarum ose, dan

alat- alat gelas.

D. Tahapan Penelitian

1. Determinasi Tanaman Artemisia annua L.

Determinasi tanaman A.annua L. dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman

Obat ( BPTO ), Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, dengan

menggunakan kunci determinasi menurut Backer ( 1968 )

2. Pengumpulan Batang Artemisia annua L.

Sampel batang yang sehat (bagus/ tidak rapuh) tanaman A.annua L. yang

diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Obat ( BPTO ) Tawangmangu,

Karanganyar, Jawa Tengah, dipilih yang telah berumur dewasa, yakni yang

berumur 6 bulan. Sampel yang berupa batang disimpan di dalam kantong

plastik untuk mengurangi penguapan selama perjalanan dan penyimpanan

sementara.

3. Pembuatan MS Medium (Murashige-Shoog Medium)

a. Penimbangan unsur makro

Ditimbang bahan-bahan untuk unsur makro, antara lain : 1,65 g

NH4NO3 ; 1,9 g KNO3 ; 0,44 g CaCl2.2H2O ; 0,37 g MgSO4.7H2O ; 0,17

g KH2PO4.
29
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

b. Pembuatan larutan stok

1) Pembuatan larutan stok hara mikro

Ditimbang bahan-bahan untuk stok mikro, antara lain : 41,5 mg

kalium iodida; 310,0 mg asam borat; 845,0 mg mangansulfat-

tetrahidrat; 430,0 mg sengsulfat-heptahidrat; 1,25 mg tembaga (II)

sulfat; 12,5 mg natriummolibdat-dihidrat; 1,25 mg kobalt (II) klorida-

heksahidrat.

Masing-masing bahan tersebut dimasukkan satu persatu ke dalam

Beaker Glass 500 ml yang telah diisi dengan 300 ml aquadest, diaduk

hingga larut. Kemudian dipindahkan ke dalam labu ukur 500 ml,

diencerkan dengan aquadest sampai tanda. Untuk 1 liter medium

dibutuhkan 5 ml larutan stok ini.

2) Pembuatan larutan stok besi

Besi (II) sulfat-heptahidrat ditimbang sebanyak 139 mg dan 186,5

mg natrium etilen diamin tetra asetat. Dilarutkan dalam aquadest

masing-masing 15 ml secara terpisah. Untuk natrium etilen diamin

tetra asetat dibantu dengan pemanasan. Setelah larut dicampur dalam

Erlenmeyer dan diaduk rata. Larutan tersebut kemudian dipindahkan

ke dalam labu ukur 50 ml. Erlenmeyer tersebut dibilas dengan sisa

aquadest dan masukkan dalam labu ukur tersebut sampai tanda. Untuk

1 liter medium dibutuhkan 5 ml stok ini.


30
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

3) Pembuatan larutan stok vitamin

Erlenmeyer diisi dengan 50 ml aquadest, kemudian berturut-turut

dimasukkan 250,0 mg asam nikotinat; 250,0 mg piridoksin; 50,0 mg

tiamin; dan 100,0 mg glisin. Diaduk hingga jernih, kemudian

dipindahkan ke dalam labu ukur 500 ml. Ditambahkan aquadest

sampai tanda. Untuk 1 liter medium membutuhkan 5 ml larutan stok.

4) Pembuatan larutan stok mio-inositol

Ditimbang 10,0 mg mio-inositol, kemudian dimasukkan ke dalam

Beaker Glass satu liter yang terlebih dahulu telah diisi dengan 700 ml

aquadest. Setelah larut, dipindahkan ke dalam labu ukur 1 liter dan

diencerkan dengan aquadest sampai tanda. Untuk 1 liter medium

dibutuhkan larutan stok sebanyak 10,0 ml.

c. Pembuatan MS Medium (Murashige-Shoog Medium)

Aquadest sebanyak kurang lebih 300 ml dipanaskan dalam Beaker

Glass 1000 ml, kemudian bahan- bahan nutrisi makro dimasukkan ke

dalam Beaker Glass, sambil terus diaduk dengan pengaduk stirer.

Selanjutnya berturut-turut dimasukkan 5 ml larutan stok hara mikro; 5 ml

larutan stok besi; 5 ml larutan stok vitamin; serta 10 ml larutan stok mio-

inositol dalam campuran medium. Kemudian dimasukkan campuran 30 g

sukrosa dan 8-10 g agar. Aquadest ditambahkan sampai kurang lebih 1000

ml, diaduk, dan dipanaskan sampai jernih. Setelah jernih dan mendidih,

Beaker Glass diangkat dari pemanas. Zat pengatur tumbuh golongan

sitokinin yaitu BAP (Benzilaminopurin) ditambahkan sebanyak 1 ppm dan


31
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

medium dibagi menjadi tiga bagian untuk membuat variasi zat pengatur

tumbuh. Kemudian ditambahkan zat pengatur tumbuh auksin (2,4-D). pH

larutan medium diatur 5,2- 5,6. Jika terlalu alkali ditambahkan HCl 1N,

tetapi jika terlalu asam ditambahkan KOH 1N. Larutan medium

dipindahkan ke dalam botol kultur dengan ketebalan medium kurang lebih

satu cm. Botol tersebut kemudian ditutup dengan aluminium foil,

kemudian disterilisasi dengan autoklaf (121 C, 15 menit). Medium yang

telah disterilkan tersebut selanjutnya disimpan ke dalam inkubator.

4. Desinfeksi Batang Artemisia annua L.

Batang dicuci dengan air mengalir selama 5-10 menit. Setelah itu,

batang dicuci dalam 10 ml bayclin (commercial bleaching yang mengandung

5,3% sodium hypokhlorit) dan 20 tetes Tween 80, kemudian bilas dengan

aquadest steril sampai bersih.

5. Penanaman Batang Artemisia annua L. pada MS Medium

Batang tanaman Artemisia annua L. yang telah dibersihkan ditanam secara

aseptis ke dalam MS medium. Penanaman dilakukan dengan menggunakan

pinset steril dan batang yang telah dibersihkan dipotong sepanjang 0,5-0,8

cm dan ditanamkan ke permukaan MS medium dengan hati-hati. Penanaman

batang dalam posisi horisontal dengan bekas potongan tertanam di permukaan

MS medium, kemudian diinkubasikan selama 2-3 hari. Setelah inkubasi, akan

tampak pertumbuhan bakteri endofit di sekitar batang A.annua L.


32
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

6. Isolasi Bakteri Endofit dengan Metode Streak Plate

Setelah didapatkan pertumbuhan bakteri endofit, kemudian dilakukan

isolasi bakteri endofit pada Nutrient Agar dalam cawan petri untuk

mendapatkan biakan murni bakteri endofit. Satu ose mikrobia yang didapat

diinokulasikan pada nutrient agar secara streak plate. Diinkubasikan pada

suhu 37oC selama 24 jam. Akan didapat koloni- koloni bakteri yang terpisah.

Koloni bakteri dari goresan terakhir diinokulasikan secara goresan ke dalam

medium NA miring untuk stok mikrobia.

7. Pengujian Potensi Antibakteri dari Isolat Bakteri Endofit Terhadap E.coli

dan S.aureus Secara Difusi Paper disc

a. Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Diambil 1 ose dari stok bakteri uji dari biakan murni E.coli ATCC

35218 dan S.aureus ATCC 25923, kemudian diinokulasikan pada Nutrien

Broth (NB) 9 ml sampai konsentrasi 6 x 108 CFU/ml (Larutan Standar

Mac Farland II).

b. Skrining Bakteri Endofit yang Memiliki Potensi Antibakteri terhadap

E.coli dan S.aureus

Biakan murni bakteri endofit yang diperoleh dari tahap 6 diuji potensi

antibakterinya terhadap E.coli dan S.aureus dengan metode Paper Disc

Agar Diffusion Technique. Biakan bakteri endofit tersebut kemudian

ditumbuhkan dalam medium Nutrient Broth dan digojog menggunakan

shaker inkubator pada suhu 37 C dengan kecepatan 170 rpm selama 3-4

hari. Pemisahan biomassa sel dengan medium Nutrient Broth yang


33
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

mengandung metabolit sekunder bakteri endofit (supernatan) dilakukan

dengan sentrifugasi pada kecepatan 5000 rpm selama 1 jam, supernatan

dipakai untuk skrining bakteri endofit penghasil senyawa antibakteri.

Sesudah supernatan disiapkan, paper disc steril diinokulasi 40 l

supernatan. Untuk mengurangi ekses air, paper disc dikeringanginkan di

atas kaca arloji steril selama kurang lebih 1 jam. Mikrobia uji yaitu E.coli

dan S.aureus ditumbuhkan dalam NA secara pour platting pada petri yang

berbeda, yaitu dengan mengambil suspensi bakteri uji E.coli dan S.aureus

sebanyak 1 ml kemudian diinokulasikan ke dalam 20 ml Nutrient Agar

yang sedang mencair pada temperatur 50oC lalu dituang ke dalam cawan

petri dan digoyang perlahan- lahan untuk mencampur kultur bakteri

dengan agar. Setelah agar memadat, paper disc yang telah diinokulasi

supernatan ditempatkan di permukaan medium. Inkubasi dilakukan pada

suhu 37oC selama 24 jam atau sampai terbentuknya zona jernih di sekitar

paper disc. Potensi penghambatan diukur dengan mengukur diameter zona

jernihnya menggunakan penggaris.

8. Identifikasi Bakteri Endofit

a. Morfologi sel

1) Pengecatan Gram

Dibuat pulasan isolat bakteri endofit yang mempunyai potensi

penghambatan paling baik pada tahap 7 dari kultur umur 48 jam,

difiksasi di atas pembakar spiritus. Diteteskan cat kristal violet dan

didiamkan selama 45 detik. Sisa cat dicuci dengan air mengalir lalu
34
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

ditetesi larutan iodine dan didiamkan selama 1,5 menit. Dicuci dengan

air mengalir dan diberi larutan peluntur safranin, didiamkan selama 20

detik, kemudian dicuci dengan air mengalir, dikeringanginkan.

Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 1000X dengan

menggunakan minyak immersi. Jika sel bakteri berwarna ungu berarti

isolat bakteri endofit yang diisolasi termasuk bakteri gram positif.

Tetapi jika sel bakteri berwarna merah berarti isolat bakteri endofit

termasuk bakteri gram negatif.

2) Pengecatan Spora

Dibuat pulasan isolat bakteri endofit yang mempunyai potensi

penghambatan paling baik pada tahap 7 dari kultur umur 48 jam dan

difiksasi di atas pembakar spiritus. Ditetesi dengan malachite green

dan dipanasi selama 1 menit. Dicuci dengan air mengalir lalu diberi cat

safranin dan didiamkan selama 30 detik kemudian dicuci di bawah air

mengalir lalu dikeringanginkan dan diamati di bawah mikroskop

dengan perbesaran kuat 1000X dengan minyak immersi. Spora

berwarna hijau dan sel vegetatif berwarna merah.

3) Pengecatan Acid Fast

Dibuat pulasan isolat bakteri endofit yang mempunyai potensi

penghambatan paling baik pada tahap 7 dari kultur umur 48 jam pada

kaca obyek dan difiksasi di atas pembakar spiritus. Lalu ditutup

dengan sepotong kertas filter, ditambah larutan carbolfuchsin dan

dipanaskan di atas pembakar spiritus dengan nyala api kecil.


35
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Didinginkan, dicuci dengan air mengalir dan dikeringanginkan. Dicuci

dengan larutan peluntur sambil digoyang- goyangkan sampai seluruh

warna dari carbolfuchsin tidak tampak. Dicuci dengan air mengalir dan

dikeringkan. Setelah itu ditambahkan dengan metylen biru selama 20-

30 detik. Dicuci kembali dan diamati dengan perbesaran kuat 1000X.

Bakteri yang tidak tahan terhadap pencucian asam akan berwarna biru

sedangkan bakteri yang tahan asam akan berwarna merah.

4) Uji pergerakan

Isolat bakteri endofit yang mempunyai potensi penghambatan

paling baik pada tahap 7 dari kultur umur 48 jam diinokulasi dengan

cara tusukan dalam agar tegak dengan kandungan agar 0,2% 0,4%.

Akan tampak pergerakan bakteri yang berupa serabut- serabut halus

disekitar tusukan, pergerakan bakteri ini disebabkan karena bakteri

memiliki flagela.

b. Morfologi Koloni

Diinokulasikan biakan bakteri endofit yang mempunyai potensi

penghambatan paling baik pada tahap 7 ke dalam medium cair ( Nutrient

Broth), NA tegak dengan menggunakan jarum inokulasi secara tusukan,

dan NA miring secara goresan dengan jarum ose. Diinkubasikan pada

suhu 37oC selama 24 jam. Pada medium cair diamati pertumbuhan pada

permukaan, endapan yang terjadi, bau, dan kekeruhan. Pada NA tegak

diamati tingkat pertumbuhan dan bentuk pertumbuhan pada bekas tusukan.

Pada NA miring diamati tingkat pertumbuhan, bentuk pertumbuhan pada


36
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

bekas tusukan, kilat, topografi, warna, ciri- ciri optik, bau, konsistensi dan

warna medium.

c. Uji biokimia

1) Uji pembentukan H2S

Diinokulasikan kultur isolat bakteri endofit yang mempunyai

potensi penghambatan paling baik pada tahap 7 dari kultur umur 48

jam dengan jarum inokulasi secara tusukan pada medium TSIA miring

dan pada permukaan medium diinokulasi secara goresan dengan

menggunakan ose. Diinkubasikan selama 48 jam pada suhu 37oC.

Pengamatan uji H2S dilakukan dengan cara membandingkan medium

yang diinokulasi isolat bakteri endofit terhadap kontrol (tanpa

inokulasi bakteri endofit). Pembentukan H2S ditunjukkan dengan

terbentuknya endapan hitam yang berarti bakteri mampu menghasilkan

senyawa desulfurase, selain itu dapat digunakan untuk mengamati

fermentasi gula. Jika pada bagian bawah medium berwarna kuning

sedang bagian atas berwarna merah berarti terjadi fermentasi glukosa.

Jika baik pada bagian atas ataupun bawah medium berwarna kuning

dan kadangkala disertai pembentukan gas berarti laktosa atau sukrosa

atau keduanya difermentasikan. Dan jika seluruh medium berwarna

merah berarti ketiga macam gula tidak difermentasikan.

2) Uji dekarboksilasi lisin

Diinokulasikan kultur isolat bakteri endofit yang mempunyai

potensi penghambatan paling baik pada tahap 7 dari kultur umur 48


37
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

jam dengan cara tusukan dalam medium Lysin Iron Agar (LIA)

kemudian diinkubasikan pada suhu 37oC selama 24 jam dan 48 jam.

Pengamatan uji dekarboksilasi lisin dilakukan dengan membandingkan

medium LIA yang diinokulasikan isolat bakteri endofit terhadap

kontrol (tanpa inokulasi bakteri endofit) yang berwarna ungu. Hasil

diamati, positif bila terjadi perubahan warna dari ungu menjadi kuning

pada umur 24 jam dan kemudian berwarna ungu kembali. Perubahan

warna menjadi kuning menandakan bakteri dapat melakukan

fermentasi dan kembali berwarna ungu yang berarti lisin mengalami

dekarboksilasi.

3) Uji Indol

Diinokulasikan 1 ose kultur isolat bakteri endofit yang mempunyai

potensi penghambatan paling baik pada tahap 7 dari kultur umur 48

jam dalam masing- masing tabung reaksi yang berisi medium tripton

water. Inkubasi pada suhu 37oC selama 48 jam. Setelah itu

ditambahkan reagen Kovac. Pengamatan uji Indol dilakukan dengan

membandingkan medium yang diinokulasikan isolat bakteri endofit

terhadap kontrol (tanpa inokulasi bakteri endofit). Memberikan hasil

positif apabila terbentuk cincin merah yang tidak larut pada permukaan

medium. Hal ini dikarenakan bakteri dapat menghasilkan enzim

triptofanase.
38
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

4) Uji Methyl Red

Diinokulasikan kultur isolat bakteri endofit yang mempunyai

potensi penghambatan paling baik pada tahap 7 dari kultur umur 48

jam dengan jarum inokulasi pada masing- masing tabung yang berbeda

berisi medium MR-VP. Diinkubasi pada suhu 37oC selama 48 jam.

Pengamatan uji Methyl Red dilakukan dengan membandingkan

medium yang diinokulasikan isolat bakteri endofit terhadap kontrol

(tanpa inokulasi bakteri endofit). Pada uji MR ditambah reagen methyl

red. Bakteri yang tidak dapat memfermentasikan gula akan merubah

warna menjadi merah pada uji MR. Sedangkan apabila terjadi

fermentasi gula, medium akan berubah menjadi kuning.

5) Uji sitrat

Diinokulasikan 1 ose kultur isolat bakteri endofit yang mempunyai

potensi penghambatan paling baik pada tahap 7 dari kultur umur 48

jam pada medium simmons citrate secara miring. Diinkubasi pada

suhu 37oC selama 24 jam. Pengamatan uji sitrat dilakukan dengan

membandingkan medium simmons citrate yang diinokulasikan isolat

bakteri endofit terhadap kontrol (tanpa inokulasi bakteri endofit).

Perubahan warna dari hijau menjadi biru menunjukkan bahwa bakteri

mampu menggunakan sitrat sebagai satu- satunya sumber karbon.

6) Uji katalase

Satu ose kultur isolat bakteri endofit yang mempunyai potensi

penghambatan paling baik pada tahap 7 diletakkan pada gelas benda.


39
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Ditambahkan 1 tetes 30% H2O2. diamati dengan melihat terjadi atau

tidaknya pembentukan gelembung udara di sekitar koloni bakteri

endofit setelah diberi reagens 30% H2O2 dan dibandingkan dengan

kontrol (tanpa inokulasi bakteri endofit). jika terjadi gelembung udara

berarti bakteri memiliki enzim katalase.

7) Uji Oksidase

Pada kertas saring diteteskan reagens tetrametil paraphenildiamin.

Pada kertas saring yang diberi reagens diletakkan 1 ose kultur isolat

bakteri endofit yang mempunyai potensi penghambatan paling baik

pada tahap 7 dari kultur umur 48 jam. Diamati hasilnya dengan melihat

apakah terjadi perubahan warna koloni bakteri menjadi ungu tua

setelah diberi reagens dan dibandingkan dengan kontrol (tanpa

inokulasi bakteri endofit). Jika terjadi warna ungu tua setelah

didiamkan selama 10 menit berarti hasil positif bahwa bakteri uji

memiliki enzim oksidase sitokrom. Sedangkan hasil negatif ditandai

dengan tidak terjadinya perubahan warna.

8) Uji hidrolisis gelatin

Diinokulasi kultur isolat bakteri endofit yang mempunyai potensi

penghambatan paling baik pada tahap 7 dari kultur umur 48 jam secara

tusukan pada medium dengan komposisi gelatin 12% dan nutrient

broth dengan takaran 13 gram/L kemudian diinkubasikan selama 72

jam. Setelah 72 jam, tabung dimasukkan ke dalam lemari es selama 30

menit. Diamati apakah terjadi pencairan gelatin atau tidak dan


40
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

dibandingkan dengan kontrol (tanpa inokulasi bakteri endofit).

Apabila terjadi pencairan gelatin berarti bakteri mampu menghasilkan

eksoenzim gelatinase.

9) Uji fermentasi karbohidrat

Dua tabung berisi medium O-F diinokulasi dengan kultur isolat

bakteri endofit yang mempunyai potensi penghambatan paling baik

pada tahap 7 dari kultur umur 48 jam menggunakan jarum inokulasi

secara tusukan dan dua tabung sebagai kontrol (tanpa inokulasi bakteri

endofit), tabung pertama ditetesi parafin dan tabung kedua tanpa

ditetesi parafin kemudian diinkubasikan pada suhu 37o selama 48 jam.

Hasil diamati dengan melihat perubahan warna medium O-F. Warna

awal medium O-F adalah hijau. Jika pada medium yang ditutup

paraffin tetap berwarna hijau sedangkan yang tidak ditutup paraffin

warna mediumnya berubah menjadi kuning berarti bakteri endofit

mampu memetabolisme karbohidrat secara oksidasi. Tetapi jika pada

tabung dengan medium O-F yang ditutup paraffin ataupun tidak

ditutup paraffin, warna mediumnya berubah menjadi kuning berarti

bakteri endofit mampu memetabolisme karbohidrat secara fermentasi.

E. Analisis Hasil

Medium yang digunakan untuk isolasi bakteri endofit dari batang Artemisia

annua L. adalah MS (Murashige-Shoog) medium. Isolat bakteri endofit kemudian

dilakukan reisolasi secara streak plate pada Nutrient Agar dalam petri supaya

didapatkan kultur murni bakteri endofit. Potensi antibakteri isolat bakteri endofit
41
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

penghasil senyawa antibakteri diujikan pada S aureus dan E.coli menggunakan

metode difusi dengan paper disk, potensi antibakteri diketahui dengan cara

mengukur zona hambat yang terbentuk di sekitar paper disk dengan menggunakan

penggaris. Identifikasi bakteri endofit dilakukan dengan melihat sifat morfologi

sel, morfologi koloni dan pengujian sifat biokimia. Dari sifat- sifat tersebut dapat

diidentifikasi bakteri endofit yang bersifat antibakteri terhadap S.aureus dan

E.coli dengan buku panduan determinasi bakteri (Holt et al, 2000) sehingga dapat

ditentukan genus dari bakteri endofit tersebut. Seluruh data pengamatan

dideskripsikan dengan dilengkapi foto dan gambar mikrofotografi.


42
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Pengumpulan batang tanaman Artemisia annua L.

Pembersihan batang tanaman Artemisia annua L.

Penanaman batang tanaman Artemisia annua L pada MS medium untuk isolasi


bakteri endofit

Isolasi dan Reisolasi bakteri endofit secara streak plate

Isolat murni bakteri endofit

Skrining bakteri endofit dengan metode paper disk

Identifikasi bakteri endofit

Morfologi sel : Morfologi koloni : Sifat biokimia :


- sifat gram Medium cair (NB) - H2S
- rangkaian sel - tekstur permukaan - dekarboksilasi lisin
- bentuk sel - kekeruhan - indol
- pergerakan - bau - MR
- endapan - sitrat
Medium padat (NA) - katalase
- bentuk pertumbuhan - oksidase
- konsistensi - gelatin
- warna - fermentasi

Determinasi isolat bakteri endofit menggunakan panduan baku Bergeys Manual


of Determinative Bacteriology (Holt et al, 2000)

Genus isolat bakteri endofit

Gambar1. Skema Kerja Penelitian


PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Determinasi Tanaman Artemisia annua L.

Identifikasi tanaman (disebut juga dengan determinasi tanaman) adalah

penentuan nama ilmiah suatu tanaman yang didasarkan pada acuan suatu

sistem klasifikasi tanaman (Stace, 1989). Determinasi tanaman bertujuan

untuk memastikan kebenaran tanaman yang digunakan untuk penelitian.

Tanaman yang akan digunakan dalam penelitian adalah Artemisia annua L.

yang dideterminasi sampai tingkat spesies. Determinasi tanaman dilakukan

oleh Balai Penelitian Tanaman Obat (BPTO), Tawangmangu, dengan

menggunakan kunci determinasi menurut Backer (1968) (Lampiran 1).

Berdasarkan determinasi hingga kategori spesies tersebut, maka tanaman

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Artemisia annua L. (Lampiran 2).

Artemisia annua L. merupakan anggota familia Asteraceae (sinonim

Compositae) (Backer & Brink,1965).

2. Pengumpulan Batang Tanaman Artemisia annua L.

Batang tanaman yang akan digunakan untuk penelitian diperoleh dari

Balai Penelitian Tanaman Obat ( BPTO ), Tawangmangu, dan dipilih tanaman

A.annua L. yang berumur dewasa dan sehat ( berumur 6 bulan ). Mikrobia

endofit tumbuh di jaringan vaskular dari tanaman inangnya (Stone et al,

2000). Jaringan vaskular (pembuluh) terdapat di seluruh tubuh tanaman,

mengangkut zat-zat antara akar dan tunas. Kedua jenis jaringan vaskular
44
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

tersebut adalah xilem, yang mengirim air dan mineral yang terlarut ke atas

dari akar ke tunas, dan floem, yang mengangkut makanan yang dibuat di daun

yang sudah dewasa ke akar dan ke bagian-bagian sistem tunas (Campbell et

al, 2002). Pada tanaman yang terlalu muda, jaringan vaskular yang terbentuk

belum sempurna sehingga kemungkinan munculnya bakteri endofit kecil

karena nutrien yang diperlukan untuk tumbuhnya bakteri endofit kurang.

Apabila batang tanaman yang dipilih kurang sehat kemungkinan jaringan

tanaman di dalam batang tersebut sudah ada yang rusak sehingga tidak dapat

menghasilkan nutrien secara maksimal untuk tumbuhnya bakteri endofit.

Jaringan tanaman yang sehat dapat menghasilkan nutrien yang cukup untuk

tumbuhnya bakteri endofit (Pudaritadesantamaria, 2004). Nutrien adalah

substansi yang digunakan untuk biosintesis dan sebagai sumber energi untuk

mendukung pertumbuhan mikrobia (Prescott, Harley & Klein, 1999).

Digunakan batang tanaman A.annua L. karena dalam batang A.annua L.

terdapat jaringan vaskular sebagai tempat tumbuh bakteri endofit.

3. Pembuatan MS Medium (Murashige-Shoog Medium)

Medium tumbuh pada kultur jaringan sangat besar pengaruhnya terhadap

pertumbuhan dan perkembangan eksplan. Macam-macam medium kultur telah

ditemukan sehingga jumlahnya cukup banyak. Nama-nama medium tumbuh

untuk eksplan ini biasanya sama dengan nama penemunya, antara lain adalah:

Medium Murashige dan Skoog (MS), Medium Gamborg, Medium Vacin

Went (VW), Medium Woody Plant Medium (WPM), dan lainnya. Medium

tumbuh untuk eksplan berisi kualitatif komponen bahan kimia yang hampir
45
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

sama, hanya agak berbeda dalam besarnya kadar untuk tiap-tiap

persenyawaan. Jaringan tanaman yang dikultur memerlukan unsur hara makro

dan unsur hara mikro dari dalam medium tumbuh, dari dalam medium kultur

juga harus ada bahan-bahan lain yang berguna untuk merangsang

pertumbuhan serta perkembangan sel jaringan yang dikulturkan

(Hendaryono,1994). Agar supaya batang tanaman A.annua L. tetap tumbuh,

berkembang dan menyokong pertumbuhan dari bakteri endofit pada saat

proses isolasi bakteri endofit diperlukan lingkungan yang cocok untuk batang

tanaman A.annua L. tersebut, karena itu diperlukan proses kultur jaringan

untuk batang tanaman A.annua L. Batang tanaman A.annua L ini dapat

disebut juga eksplan, yaitu bagian kecil jaringan atau organ yang dikeluarkan

atau dipisahkan dari tanaman induk kemudian dikulturkan (Katuuk,1989).

Pemisahan batang tanaman A.annua L. dari tanaman induk menyebabkan

perubahan biosintesa dalam batang tanaman A.annua L. tersebut, sehingga

pemberian unsur hara ke dalam medium kultur untuk membantu batang

tanaman A.annua L. supaya dapat tumbuh dan berkembang. Bahan-bahan itu

adalah bahan organik yang meliputi karbohidrat, vitamin, asam amino, serta

zat yang mengatur pertumbuhan. MS medium merupakan medium yang paling

banyak digunakan untuk induksi kalus (Katuuk, 1989). Medium yang

digunakan untuk kultur batang tanaman A.annua L adalah MS medium. MS

Medium dipilih sebagai medium kultur batang tanaman A.annua L karena MS

Medium mengandung garam-garam mineral yang cukup lengkap untuk

mendukung pertumbuhan eksplan dan mengandung senyawa nitrogen yang


46
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

berguna dalam regenerasi sel eksplan. Bakteri endofit dalam batang tanaman

A.annua L. dapat tumbuh karena mendapat nutrien dalam jaringan vaskular

batang tanaman A.annua L. (Stone et al, 2000). Jaringan vaskular berfungsi

untuk transportasi nutrien tanaman A.annua L., jadi nutrien yang digunakan

tanaman A.annua L. untuk tumbuh digunakan juga oleh bakteri endofit

tersebut untuk tumbuh, sehingga diharapkan bakteri endofit tersebut juga

dapat tumbuh dalam MS medium.

4. Desinfeksi Batang Tanaman Artemisia annua L.

Pembersihan batang tanaman A.annua L. dilakukan untuk menghilangkan

menghilangkan kotoran dan mikrobia kontaminan dari permukaan batang

tanaman A.annua L., sehingga pada tahap isolasi bakteri endofit dari batang

A.annua L. akan diperoleh isolat murni bakteri endofit. Cara pembersihannya

yaitu batang dicuci dengan air mengalir selama 5-10 menit kemudian batang

dicuci dalam 10 ml bayclin (commercial bleaching yang mengandung 5,3%

sodium hypokhlorit) dan 20 tetes Tween 80, kemudian dibilas dengan

aquadest steril sampai bersih. Bayclin berfungsi sebagai desinfektan untuk

menghilangkan kotoran, bakteri dan fungi yang ada pada batang sehingga

ketika batang ditanam pada medium tidak tumbuh fungi atau bakteri

kontaminan di sekitarnya. Tween 80 merupakan suatu surfaktan yang

berfungsi untuk menaikkan kontak desinfektan (Bayclin ) dengan batang

tanaman A.annua L., sehingga dapat membersihkan batang A.annua L. dari

kotoran dan mencegah adanya kontaminasi fungi dan bakteri. Tujuan

pembilasan dengan aquadest steril adalah untuk menghilangkan busa Tween


47
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

80 yang masih menempel pada batang yang dapat mengganggu pertumbuhan

bakteri endofit.

5. Penanaman Batang Artemisia annua L. pada MS Medium

Batang yang telah dibersihkan kemudian dipotong menggunakan pisau

steril sepanjang 0,5-0,8 cm dan ditanam menggunakan pinset steril secara

aseptis ke permukaan medium MS. Penanaman batang dalam posisi horisontal

dengan bekas potongan tertanam di permukaan MS medium, kemudian

diinkubasikan selama 2-3 hari. Setelah inkubasi, tampak pertumbuhan bakteri

endofit di sekitar batang A.annua L. (Lampiran 3).

Bakteri endofit ini hanya akan tumbuh di sekitar batang A.annua L.

karena bakteri endofit ini pada awalnya memperoleh nutrien dari batang

A.annua L.. Pertumbuhan bakteri endofit di MS Medium akan tampak berbeda

dengan mikrobia kontaminan. Mikrobia kontaminan akan memenuhi seluruh

permukaan MS Medium setelah inkubasi.

Munculnya bakteri endofit tersebut karena terdapat hubungan simbiosis

antara bakteri endofit dan tanaman A.annua L., di mana bakteri endofit

memperoleh nutrien dan pelindungan dari tanaman A.annua L.. Peran nutrien

yang diperoleh dari tanaman A.annua L. bagi bakteri endofit adalah sebagai

sumber energi sesuai kebutuhan sel bakteri endofit, dan sebagai bahan

pembangun sel bakteri endofit. Sebagai timbal baliknya, tanaman A.annua L.

memperoleh substansi dari bakteri endofit yang berguna untuk mendukung

pertumbuhan tanaman A.annua L.. Bakteri endofit memproduksi

phytohormones seperti indole-3-acetic acid (IAA), cytokines, dan substansi


48
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

lainnya yang mendukung pertumbuhan tanaman (Tan & Zou, 2001). Bakteri

endofit juga memberikan perlindungan kepada tanaman inang dari berbagai

mikrobia patogen dengan cara kompetisi, menghasilkan senyawa antibiotik,

atau menginduksi ketahanan tanaman. Bakteri endofit yang diisolasi dari akar

pisang telah diketahui dapat menghambat pertumbuhan Fusarium oxysporum

penyebab penyakit layu Fusarium pada tanaman pisang

(Pudaritadesantamaria, 2004).

Bakteri endofit mengkoloni jaringan vaskular dari tanaman A.annua L.,

sehingga bakteri endofit tersebut hidup di lingkungan yang kaya akan nutrien,

oleh karena itu transpor nutrien dari tanaman A.annua L. ke dalam bakteri

endofit dapat terjadi dengan mekanisme difusi pasif dan difusi terfasilitasi.

Difusi pasif adalah proses berpindahnya molekul dari konsentrasi yang tinggi

menuju konsentrasi rendah, kecepatan dari difusi pasif dipengaruhi oleh

besarnya gradien kadar dari molekul. Kecepatan dari difusi nutrien menembus

membran sel dapat ditingkatkan dengan menggunakan protein carrier yang

terdapat dalam plasma membran sel, mekanisme ini disebut difusi terfasilitasi.

Protein carrier menyerupai enzim yang spesifik untuk setiap nutrien yang

akan ditransportkan (Prescott, 1999).

Bakteri endofit dalam batang A.annua L dapat memproduksi senyawa

metabolit sekunder sesuai dengan tanaman inangnya, metabolit sekunder yang

berpotensi sebagai antibiotik ini diduga sebagai hasil transfer genetik (genetic

recombination) dari A.annua L. ke dalam bakteri endofit. Mekanisme transfer

genetik bakteri endofit dengan A.annua L. secara alami belum diketahui


49
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

secara pasti. Bioteknologi dapat dijadikan pendekatan untuk mengetahui

bagaimana proses transfer genetik ini berlangsung. Praktek-praktek dalam

bioteknologi selalu mengandalkan proses genetik alami, seperti mutasi dan

rekombinasi genetik (Campbell et al, 2002). Proses transfer genetik antara

bakteri endofit dengan tanaman A.annua L diduga berlangsung dengan

melibatkan plasmid dari bakteri endofit. Plasmid adalah molekul DNA kecil,

sirkular, dan dapat bereplikasi sendiri di dalam sitoplasma sel bakteri

(Campbell et al, 2002).

6. Isolasi Bakteri Endofit dengan Metode Streak Plate

Isolasi adalah memisahkan suatu mikrobia dari lingkungan di alam dan

menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium biakan (Jutono, dkk,

1980). Setelah didapatkan pertumbuhan bakteri endofit, kemudian dilakukan

isolasi bakteri endofit pada Nutrient Agar dalam cawan petri untuk

mendapatkan biakan murni bakteri endofit. Diinokulasikan 1 ose bakteri

endofit yang tumbuh di sekitar batang A.annua L. Pada MS Medium secara

streak plate ke permukaan Nutrient Agar dalam cawan petri. Diinkubasikan

pada suhu 37oC selama 24 jam, kemudian didapat koloni- koloni bakteri yang

terpisah. Dari tahap reisolasi ini diperoleh koloni- koloni bakteri terpisah yang

berbentuk circulair, berwarna putih kekuningan, dan terpisah satu sama lain

(Lampiran 4). Kemudian diambil 4 koloni (masing-masing diberi kode Bakteri

Endofit A, B, C, dan D) dan masing- masing koloni ditumbuhkan dalam

medium NA miring untuk stok bakteri endofit yang akan diuji potensi

penghambatannya terhadap S.aureus dan E.coli. Digunakan medium agar


50
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

miring untuk memperoleh permukaan yang lebih luas untuk pertumbuhan

bakteri endofit. Stok bakteri endofit menggunakan Nutrien Agar (Oxoid)

karena di dalam medium ini terkandung nutrien yang berguna untuk

pertumbuhan bakteri endofit. Nutrien adalah substansi anorganik dan organik

yang diperoleh dari lingkungan, diperlukan pada biosintesis dan produksi

energi dari sel, dan digunakan sebagai sumber energi untuk mendukung

pertumbuhan mikrobia (Prescott et al, 1999)

Nutrien Agar (Oxoid) ditinjau secara kimiawi termasuk dalam medium

sintetik, dalam Nutrien Agar terkandung nutrien yang mendukung

pertumbuhan bakteri. Yeast extract (ekstrak khamir) merupakan suatu sumber

yang amat kaya akan vitamin B, juga mengandung Nitrogen organik dan

senyawa-senyawa karbon. Pepton merupakan sumber utama Nitrogen organik,

dapat pula mengandung vitamin dan karbohidrat. Karbon digunakan oleh

bakteri untuk memproduksi karbohidrat dan senyawa-senyawa organik lain

yang digunakan sebagai makanan. Vitamin berfungsi membentuk subtansi

yang mengaktivasi enzim (bagian dari koenzim). Agar digunakan sebagai

bahan pemadat medium, agar bukan merupakan sumber nutrien bagi bakteri

(Pelczar & Chan, 1986).

Koloni terpisah bakteri isolat endofit kode A, kode B, kode C, kode D

yang telah ditumbuhkan dalam medium NA miring diinkubasi pada suhu 370

C selama 24 jam. Setelah proses inkubasi, ternyata yang dapat tumbuh dengan

baik hanya bakteri endofit kode B dan kode D. Bakteri endofit kode A dan

kode C terhambat pertumbuhannya. Hal ini dapat disebabkan karena


51
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

persyaratan nutrien maupun kondisi fisik dari medium biakan kurang sesuai

untuk mendukung pertumbuhan bakteri endofit kode A dan kode C. Untuk

mendapatkan media tumbuh yang baik untuk bakteri endofit, diperlukan

media pra-pengayaan dan media pengayaan. Nutrien yang pada umumnya

diperlukan bakteri adalah macroelements dan microelements. Macroelements

meliputi karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, sulfur, fosfor, potassium,

kalsium, magnesium, dan besi. Microelements meliputi mangan, zinc, kobalt,

molybdenum, dan nikel. Persyaratan fisik yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan bakteri meliputi suhu, tekanan atmosfer, dan pH. Beberapa jenis

bakteri mempunyai persyaratan tambahan untuk dapat tumbuh dengan

optimum. Pertumbuhan bakteri tertentu dapat dipengaruhi oleh keadaan

tekanan osmotik (tenaga atau tegangan yang terhimpun ketika air berdifusi

melalui suatu membran) atau tekanan hidrostatik (tegangan zat alir). Tidak ada

satu pun perangkat kondisi yang memuaskan bagi kultivasi semua bakteri di

laboratorium. Bakteri amat beragam baik dalam persyaratan nutrien maupun

fisiknya. Beberapa bakteri mempunyai persyaratan nutrien yang sederhana,

sedangkan yang lain mempunyai persyaratan yang rumit (Pelczar & Chan,

1986). Dari hasil pengamatan, bakteri endofit kode B dan kode D dapat

tumbuh dengan baik di medium biakan, oleh karena itu bakteri endofit kode B

dan kode D digunakan untuk langkah kerja selanjutnya yaitu pengujian potensi

antibakteri isolat bakteri endofit terhadap S.aureus dan E.coli


52
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

7. Pengujian Potensi Antibakteri dari Senyawa Antibakteri yang Dihasilkan

Isolat Bakteri Endofit kode B dan kode D Terhadap S.aureus dan E.coli

Secara Difusi Paper disc

a. Pembuatan suspensi bakteri uji

Suspensi S.aureus dan E.coli dipersiapkan dengan cara mengambil

biakan murni E.coli ATCC 35218 dan S.aureus ATCC 25923 1 ose yang

telah diinkubasi 37oC selama 24 jam untuk disuspensikan ke dalam 9 ml

Nutrien Broth. Menurut Koneman et al (1997), kekeruhan suspensi

inokulum disesuaikan dengan kekeruhan larutan standar Mc Farland II

sehingga diperoleh kepadatan bakteri uji setara kepadatan bakteri 6 x 108

CFU/ ml. Larutan standar Mc Farland II digunakan untuk mengetahui

jumlah sel bakteri, sehingga diharapkan suspensi S.aureus dan E.coli yang

digunakan sebagai bakteri uji, mempunyai kepadatan bakteri 6 x 108 CFU/

ml. Tujuan disamakannya kepadatan bakteri uji setara larutan standar Mc

Farland II adalah untuk mendapatkan kepadatan bakteri uji yang sama

untuk setiap replikasi. Pengujian potensi antibakteri isolat bakteri endofit

terhadap S.aureus dan E.coli ini dilakukan dengan tiga kali replikasi.

b. Skrining Bakteri Endofit yang Memiliki Potensi Antibakteri

Terhadap S.aureus dan E.coli

Pengujian potensi antibakteri dilakukan dengan metode difusi

menggunakan paper disk (Paper Disc Agar Diffusion Method). Untuk uji

ini, isolat bakteri endofit B dan endofit D ditumbuhkan dalam medium

Nutrient Broth (NB). Medium tersebut kemudian dishaker selama empat


53
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

hari (96 jam) dengan tujuan untuk aerasi dan diharapkan mendapat

biomassa sel secara optimal. Pemilihan waktu empat hari (96 jam)

berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningsih (2006), pada

hari keempat (96 jam) umumnya bakteri telah mencapai fase stasioner dan

menghasilkan metabolit sekunder. Metabolit sekunder inilah yang menurut

Betina (1983) sering diistilahkan sebagai antibiotik. Dari penelitian yang

dilakukan oleh Wahyuningsih (2006) digunakan kecepatan shaker 170 rpm

sehingga penelitian ini ditetapkan menggunakan kecepatan shaker 170

rpm. Penggojogan dilakukan dengan tujuan agar seluruh nutrisi yang

dikandung medium dapat digunakan oleh bakteri secara optimal sebagai

bahan untuk proses metabolismenya sehingga senyawa antibakteri dapat

dihasilkan dengan optimal. Selain itu penggojogan dengan kecepatan 170

rpm dimaksudkan agar bakteri mampu mensekresikan senyawa antibakteri

yang dihasilkannya ke dalam medium biakan secara optimal. Hal ini

sesuai dengan Suwandi (1989) bahwa kebanyakan metabolit sekunder

disekresikan ke dalam medium biakan. Setelah digojog, kemudian medium

disentrifuge dengan kecepatan 5000 rpm selama 1 jam agar terjadi

pemisahan antara supernatan dengan biomassa sel yang mengendap.

Supernatan yang telah didapat kemudian diinokulasikan ke paper disk

steril sebanyak 40L. Selanjutnya paper disk yang telah diinokulasikan

supernatan dikeringkan di atas kaca arloji steril untuk menghilangkan

ekses air, kemudian paper disk yang telah diinokulasi supernatan

diletakkan di permukaan lempengan medium NA yang telah diinokulasi


54
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

bakteri uji S.aureus dan E.coli. Perlakuan yang sama juga dilakukan pada

kontrol positf dan kontrol negatif. Tujuan dari penyamaan volume 40L

ini adalah untuk mendapat hasil yang dapat dibandingkan dengan kontrol.

Sebagai kontrol positif digunakan salah satu antibiotik yang beredar di

pasaran, yaitu Amoksisilin dalam injeksi (Danoxilin). Dipilih bentuk

sediaan injeksi untuk mendapatkan Amoksisilin murni tanpa bahan

tambahan yang dapat mempengaruhi proses difusi Amoksisilin. Antibiotik

ini dapat menghambat dan mematikan pertumbuhan bakteri S.aureus

penyebab penyakit bisul. Digunakan Amoksisilin murni dengan

konsentrasi 20 mg/ml untuk bakteri uji S.aureus dan konsentrasi 25 mg/ml

untuk bakteri uji E.coli. Konsentrasi yang berbeda dipilih karena menurut

Lateef, Oloke, & Gueguim-Kana (2004) MIC (Minimum Inhibitory

Concentrations) dari amoxicilin berada di range antara 10-20 mg/ml untuk

S.aureus dan antara 10-25 mg/ml untuk E.coli. Kontrol negatif

menggunakan medium NB tanpa diinokulasi isolat bakteri endofit, yang

diberi perlakuan sama dengan NB yang diinokulasikan dengan bakteri

endofit kode B dan kode D. Paper disk diletakkan di atas lempengan

medium NA yang telah diinokulasi dengan S.aureus dan E.coli.

Kemudian di inkubasi selama 24 atau sampai terbentuk zona hambat

disekitar paper disc dengan suhu 37oC.

8. Pengujian Potensi Antibakteri dari Senyawa Antibakteri yang Dihasilkan

Isolat Bakteri Endofit dengan Bakteri Uji S.aureus


55
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Senyawa antibakteri yang dihasilkan isolat bakteri endofit kode B dan

kode D yang diperoleh dari tahap 6, diuji potensi antibakterinya dengan

bakteri uji S.aureus. Setelah inkubasi 24 jam, terlihat adanya zona jernih di

sekitar paper disc, hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri S.aureus

dihambat oleh senyawa antibakteri yang dihasilkan Bakteri Endofit kode B.

Berdasarkan hasil pengukuran diameter zona hambat dengan waktu inkubasi

24 jam, rata-rata diameter zona hambat yang dihasilkan sebesar 9,6 mm dan

rata-rata zona hambat pada amoksisilin (kontrol positif) adalah 25 mm,

sedangkan pada kontrol negatif (medium NB tanpa inokulasi bakteri endofit)

tidak memberikan zona hambat (Gambar 2, Tabel I).

Gambar 2. Hasil Pengujian Potensi Senyawa Antibakteri yang Dihasilkan Bakteri


Endofit kode B Terhadap S.aureus dengan Waktu Inkubasi 24 Jam
K- : Medium Nutrient Broth tanpa inokulasi bakteri endofit
P : Senyawa antibakteri yang dihasilkan Bakteri Endofit kode B
K+ : Amoksisilin konsentrasi 20 mg/ml
56
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Tabel I. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat dari Senyawa


Antibakteri yang Dihasilkan Bakteri Endofit kode B Terhadap
S.aureus dengan Waktu Inkubasi 24 Jam

Diameter Zona Hambat (mm)


Senyawa Kontrol Positif Kontrol Negatif
Ulangan antibakteri yang Amoksisilin Nutrient broth
dihasilkan Bakteri (Konsentrasi 20 (Tanpa Inokulasi
Endofit kode B mg/ml) Bakteri Endofit)
1 9 24 0
2 10 26 0
3 10 25 0
Rata-rata SD 9,6 0,47 25 0,82 00

Rata-rata diameter zona hambat senyawa antibakteri yang dihasilkan

Bakteri Endofit kode D terhadap S.aureus dengan waktu inkubasi 24 jam

sebesar 10,3 mm dan rata-rata diameter zona hambat kontrol positif

(Amoksisilin) sebesar 24,7 mm, sedangkan pada kontrol negatif (medium NB

tanpa inokulasi bakteri endofit) tidak memberikan zona hambat. Hal ini

menunjukkan bahwa isolat bakteri endofit kode D pada medium NB dapat

tumbuh dengan optimal dan dapat mensekresikan senyawa antibakteri ke

dalam medium dengan jumlah yang cukup (Gambar 3,Tabel II).


57
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Gambar 3. Hasil Pengujian Potensi Senyawa Antibakteri yang Dihasilkan Bakteri


Endofit kode D Terhadap S.aureus dengan Waktu Inkubasi 24 Jam
K- : Medium Nutrient Broth tanpa inokulasi bakteri endofit
P : Senyawa antibakteri yang dihasilkan Bakteri Endofit kode D
K+ : Amoksisilin konsentrasi 20 mg/ml

Tabel II. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat dari Senyawa


Antibakteri yang Dihasilkan Bakteri Endofit kode D Terhadap
S.aureus dengan Waktu Inkubasi 24 Jam

Diameter Zona Hambat (mm)


Senyawa antibakteri Kontrol Positif Kontrol Negatif
Ulangan yang dihasilkan Amoksisilin Nutrient broth
Bakteri Endofit kode (Konsentrasi 20 (Tanpa Inokulasi
D mg/ml) Bakteri Endofit)
1 10 25 0
2 11 25 0
3 10 24 0
Rata-rata SD 10,3 0,48 24,7 0,47 00

Dari hasil pengujian potensi senyawa antibakteri yang dihasilkan bakteri

endofit kode B dan endofit kode D terhadap S.aureus dengan waktu inkubasi

24 jam, dapat diketahui bahwa senyawa antibakteri yang dihasilkan bakteri

endofit kode D memberikan zona hambat yang lebih besar dari senyawa
58
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

antibakteri yang dihasilkan bakteri endofit B. Hal ini menunjukkan bahwa

isolat bakteri endofit kode D pada medium NB dapat tumbuh lebih optimal

dan dapat mensekresikan senyawa antibakteri ke dalam medium dengan

jumlah cukup. Senyawa yang dihasilkan bakteri endofit kode B dan kode D

yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri uji S.aureus bersifat sebagai

antibakteri. Mekanisme kerja antibakteri dari senyawa yang dihasilkan endofit

kode B dan kode D yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri uji E.coli

belum diketahui dengan baik, dan diduga terlibat dalam perusakan membran

sel oleh senyawa lipofilik. Untuk mengetahui mekanisme penghambatan dari

senyawa antibakteri yang dihasilkan bakteri endofit kode B dan kode D

terhadap S.aureus, perlu dilakukan karakterisasi senyawa antibakteri tersebut,

sehingga dapat diprediksikan mekanisme penghambatan dari senyawa

antibakteri yang dihasilkan bakteri endofit kode B dan kode D terhadap

S.aureus.

Dari hasil pengamatan, dipilih bakteri endofit kode D yang merupakan

bakteri penghasil senyawa antibakteri yang lebih optimal daripada bakteri

endofit kode B. Bakteri endofit kode D lebih potensial dalam menghambat

pertumbuhan bakteri uji S.aureus daripada bakteri endofit kode B, ditunjukkan

dengan diameter zona hambat yang dihasilkan isolat bakteri endofit kode D

lebih besar daripada bakteri endofit kode B. Hal ini berarti senyawa

antibakteri yang dihasilkan bakteri endofit kode D lebih spesifik untuk bakteri

uji E.coli daripada senyawa antibakteri yang dihasilkan bakteri endofit kode
59
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

B. Bakteri endofit kode D digunakan untuk langkah kerja selanjutnya yaitu

identifikasi dan determinasi bakteri endofit tersebut.

9. Pengujian Potensi Antibakteri dari Senyawa Antibakteri yang Dihasilkan

Isolat Bakteri Endofit dengan Bakteri Uji E.coli

Senyawa antibakteri yang dihasilkan isolat bakteri endofit kode B dan

kode D yang diperoleh dari tahap 6, diuji potensi antibakterinya dengan

bakteri uji E.coli. Setelah inkubasi 24 jam, terlihat adanya zona jernih di

sekitar paper disc, hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri E.coli

dihambat oleh senyawa antibakteri yang dihasilkan Bakteri Endofit kode B.

Berdasarkan hasil pengukuran diameter zona hambat dengan waktu inkubasi

24 jam, rata-rata diameter zona hambat yang dihasilkan sebesar 9,7 mm dan

rata-rata diameter zona hambat pada amoksisilin (kontrol positif) adalah 39,7

mm sedangkan pada kontrol negatif (medium NB tanpa inokulasi bakteri

endofit) tidak memberikan zona hambat (Gambar 4,Tabel III).


60
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Gambar 4. Hasil Pengujian Potensi Senyawa Antibakteri yang Dihasilkan Bakteri


Endofit B Terhadap E.coli dengan Waktu Inkubasi 24 Jam
K- : Medium Nutrient Broth tanpa inokulasi bakteri endofit
P : Senyawa antibakteri yang dihasilkan Bakteri Endofit kode B
K+ : Amoksisilin konsentrasi 25 mg/ml

Tabel III. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat dari Senyawa


Antibakteri yang Dihasilkan Bakteri Endofit kode B Terhadap
E.coli dengan Waktu Inkubasi 24 Jam

Diameter Zona Hambat (mm)


Senyawa antibakteri Kontrol Positif Kontrol Negatif
Ulangan yang dihasilkan Amoksisilin Nutrient broth
Bakteri Endofit kode (Konsentrasi 25 (Tanpa Inokulasi
B mg/ml) Bakteri Endofit)
1 10 40 0
2 10 39 0
3 9 40 0
Rata-rata SD 9,7 0,48 39,7 0,32 00

Rata-rata diameter zona hambat senyawa antibakteri yang dihasilkan

Bakteri Endofit kode D terhadap E.coli dengan waktu inkubasi 24 jam sebesar

8,7 mm dan rata-rata diameter zona hambat kontrol positif (Amoksisilin)

sebesar 24,7 mm, sedangkan pada kontrol negatif (medium NB tanpa

inokulasi bakteri endofit) tidak memberikan zona hambat. Hal ini


61
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

menunjukkan bahwa isolat bakteri endofit kode D pada medium NB dapat

tumbuh dengan optimal dan dapat mensekresikan senyawa antibakteri ke

dalam medium dengan jumlah yang cukup (Gambar 5,Tabel IV).

Gambar 5. Hasil Pengujian Potensi Senyawa Antibakteri yang Dihasilkan Bakteri


Endofit kode D Terhadap E.coli dengan Waktu Inkubasi 24 Jam
K- : Medium Nutrient Broth tanpa inokulasi bakteri endofit
P : Senyawa antibakteri yang dihasilkan Bakteri Endofit kode D
K+ : Amoksisilin konsentrasi 25 mg/ml

Tabel IV. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat dari Senyawa


Antibakteri yang Dihasilkan Bakteri Endofit kode D Terhadap
E.coli dengan Waktu Inkubasi 24 Jam

Diameter Zona Hambat (mm)


Senyawa antibakteri Kontrol Positif Kontrol Negatif
Ulangan yang dihasilkan Amoksisilin Nutrient broth
Bakteri Endofit kode (Konsentrasi 25 (Tanpa Inokulasi
D mg/ml) Bakteri Endofit)
1 9 40 0
2 8 38 0
3 9 39 0
Rata-rata SD 8,7 0,58 24,7 1 00
62
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Dari hasil pengujian potensi senyawa antibakteri yang dihasilkan bakteri

endofit kode B dan endofit kode D terhadap E.coli dengan waktu inkubasi 24

jam, dapat diketahui bahwa senyawa antibakteri yang dihasilkan bakteri

endofit kode B memberikan zona hambat yang lebih besar dari senyawa

antibakteri yang dihasilkan bakteri endofit kode D. Hal ini menunjukkan

bahwa isolat bakteri endofit kode B pada medium NB dapat tumbuh lebih

optimal dan dapat mensekresikan senyawa antibakteri ke dalam medium

dengan jumlah cukup. Senyawa yang dihasilkan bakteri endofit kode B dan

kode D yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri uji E.coli bersifat

sebagai antibakteri. Mekanisme kerja antibakteri dari senyawa yang dihasilkan

endofit kode B dan kode D yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri uji

E.coli belum diketahui dengan baik, dan diduga terlibat dalam perusakan

membran sel oleh senyawa lipofilik. Untuk mengetahui mekanisme

penghambatan dari senyawa antibakteri yang dihasilkan bakteri endofit kode

B dan kode D terhadap E.coli, perlu dilakukan karakterisasi senyawa

antibakteri tersebut, sehingga dapat diprediksikan mekanisme penghambatan

dari senyawa antibakteri yang dihasilkan bakteri endofit kode B dan kode D

terhadap E.coli.

Dari hasil pengamatan, dipilih bakteri endofit kode B yang merupakan

bakteri penghasil senyawa antibakteri yang lebih optimal daripada bakteri

endofit kode D. Bakteri endofit kode B lebih potensial dalam menghambat

pertumbuhan bakteri uji E.coli daripada bakteri endofit kode D, ditunjukkan

dengan diameter zona hambat yang dihasilkan isolat bakteri endofit kode B
63
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

lebih besar daripada bakteri endofit kode D. Hal ini berarti senyawa

antibakteri yang dihasilkan bakteri endofit kode B lebih spesifik untuk bakteri

uji E.coli daripada senyawa antibakteri yang dihasilkan bakteri endofit kode

D. Bakteri endofit kode B digunakan untuk langkah kerja selanjutnya yaitu

identifikasi dan determinasi bakteri endofit tersebut.

Dari hasil pengujian potensi antibakteri dari senyawa antibakteri yang

dihasilkan isolat bakteri endofit kode B dan kode D terhadap S.aureus dan

E.coli secara difusi paper disc, didapatkan hasil bahwa senyawa antibakteri

yang dihasilkan isolat bakteri endofit kode B dan kode D dapat menghambat

pertumbuhan S.aureus dan E.coli. Senyawa antibakteri yang dihasilkan isolat

bakteri endofit kode B dan kode D dapat menjadi model atau prekursor dalam

penemuan senyawa antibiotik baru yang potensial dalam menghambat

pertumbuhan dari bakteri patogen.

Eksplorasi mikrobia endofit potensial merupakan alternatif untuk

mendapatkan senyawa antibiotik baru. Dengan menyelidiki hubungan struktur

dan aktifitas dari senyawa antibakteri yang dihasilkan isolat bakteri endofit

dengan potensinya sebagai antibiotik, diharapkan akan didapatkan senyawa

antibiotik baru dengan efek farmakologis yang diiginkan (Samuelsson, 1999).

10. Identifikasi Bakteri Endofit kode B dan Bakteri Endofit kode D

Dari skrining potensi antibakteri, didapatkan hasil senyawa antibakteri

yang dihasilkan bakteri endofit kode B lebih berpotensi menghambat E. coli

daripada senyawa antibakteri yang dihasilkan bakteri endofit kode D.

Sedangkan senyawa antibakteri yang dihasilkan bakteri endofit kode D lebih


64
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

berpotensi menghambat S.aureus daripada senyawa antibakteri yang

dihasilkan bakteri endofit kode B. Selanjutnya dilakukan identifikasi kedua

isolat bakteri endofit tersebut. Identifikasi bakteri dilakukan dengan

mengetahui sifat morfologi sel, sifat morfologi koloni dan sifat biokimia.

a. Pengamatan Morfologi Sel Isolat Bakteri Endofit kode B dan Bakteri

Endofit kode D

1. Pewarnaan Gram

Pewarnaan Gram merupakan pewarnaan diferensial yang sangat

berguna dan paling banyak digunakan dalam laboratorium

mikrobiologi. Pewarnaan ini merupakan tahap penting dalam pencirian

dan identifikasi bakteri (Lay, 1994)

Pewarnaan Gram memilahkan bakteri menjadi kelompok Gram-

positif dan Gram-negatif. Bakteri Gram-positif berwarna ungu karena

tetap mengikat kompleks zat warna kristal violet-yodium meskipun

diberi larutan pemucat (alkohol 95%). Bakteri Gram-negatif berwarna

merah karena kompleks kristal violet-yodium larut sewaktu pemberian

larutan pemucat, dan dapat diwarnai oleh cat lawan yang berwarna

merah (safranin). Hal ini disebabkan karena dinding sel bakteri Gram-

negatif mempunyai kandungan lipida yang lebih tinggi dibandingkan

dinding sel bakteri Gram-positif. Lipida ini akan larut dalam larutan

pemucat, sehingga pori-pori dinding sel membesar dan meningkatkan

daya larut kompleks kristal violet-yodium bakteri Gram-negatif.

Fungsi cat lawan (safranin) hanyalah sebagai pembeda (kontras)


65
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

terhadap cat warna kristal violet. Dari hasil yang didapatkan, isolat

bakteri endofit kode B dan isolat bakteri endofit kode D sama-sama

merupakan bakteri Gram-positif (warna ungu).

Sebagian besar dinding sel bakteri endofit kode B dan bakteri

endofit kode D terdiri dari peptidoglikan (ciri bakteri Gram-positif).

Pada bakteri endofit kode B dan bakteri endofit kode D akan terbentuk

persenyawaan kompleks kristal violet-yodium ribonukleat, hal ini

menyebabkan bakteri endofit tetap berwarna ungu karena kompleks

persenyawaan kompleks kristal violet-yodium ribonukleat pada bakteri

endofit tidak larut dalam larutan pemucat (alkohol 95%). Penambahan

cat lawan (safranin) tidak menyebabkan perubahan warna pada bakteri

endofit, karena persenyawaan kompleks kristal violet-yodium tetap

terikat pada dinding sel bakteri endofit, sehingga bakteri endofit kode

B dan isolat bakteri endofit kode D tetap berwarna ungu.

Gambar 6. Pengecatan Gram Isolat Bakteri Endofit kode B

Keterangan Gambar:
Sel bakteri ditunjukkan dengan warna ungu (Gram positif),
berbentuk.batang (basil), garis lurus menunjukkan panjang 32,2 m.
66
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Gambar 7. Pengecatan Gram Isolat Bakteri Endofit kode D

Keterangan Gambar:
Sel bakteri ditunjukkan dengan warna ungu (Gram positif), berbentuk.
batang (basil), garis lurus menunjukkan panjang 30,2 m.

2. Pengecatan Spora

Menurut Lay (1994) spora pada bakteri merupakan struktur yang

tahan panas dan tahan bahan kimia. Spora dibentuk oleh bakteri

tertentu untuk mengatasi lingkungan yang tidak menguntungkan bagi

bakteri. Spora terbentuk dalam sel sehingga seringkali disebut sebagai

endospora, dalam sel bakteri hanya terdapat 1 spora. Spora ini tidak

berfungsi untuk reproduksi. Semua endospora bakteri mengandung

sejumlah besar asam dipikolinat, substansi ini tidak terdeteksi pada sel

vegetatif. Sejumlah besar kalsium juga terdapat dalam endospora, dan

diduga bahwa lapisan korteks spora ( lapisan yang menutupi spora )

terbuat dari kompleks Ca2+-asam dipikolinat-peptidoglikan (Pelczar &

Chan, 1986).

Lapisan luar spora merupakan penahan yang baik terhadap bahan

kimia, sehingga spora sukar diwarnai. Spora bakteri dapat diwarnai

dengan dipanaskan. Pemanasan dengan api bunsen menyebabkan


67
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

lapisan luar spora mengembang, sehingga zat warna Malachite green

dapat masuk ke dalam spora. Setelah dingin warna hijau ini akan

terperangkap di dalam spora. Pencucian preparat dengan air akan

mencuci zat warna Malachite green dari sel vegetatif, namun tidak

dapat mencuci zat warna Malachite green dalam spora. Pada

penambahan zat warna safranin, preparat tidak perlu dipanaskan. Zat

warna safranin termasuk zat warna basa, sehingga akan mengikat

muatan negatif yang terdapat pada permukaan sel. Safranin tidak akan

masuk ke dalam spora, dan sel vegetatif akan terlihat merah,

sedangkan spora berwarna hijau. Dari hasil yang diperoleh bakteri

endofit kode B dan D membentuk spora, ditunjukkan dengan anak

panah berwarna merah, dan sel vegetatif bakteri endofit kode B dan D

ditunjukkan dengan anak panah berwarna biru.

Gambar 8. Pengecatan Spora Isolat Bakteri Endofit kode B

Keterangan Gambar:
Spora ditunjukkan dengan anak panah berwarna merah, sel vegetatif
ditunjukkan dengan anak panah berwarna biru, garis lurus
menunjukkan panjang 27,8 m
68
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Gambar 9. Pengecatan Spora Isolat Bakteri Endofit kode D

Keterangan Gambar:
Spora ditunjukkan dengan anak panah berwarna merah, sel vegetatif
ditunjukkan dengan anak panah berwarna biru, garis lurus
menunjukkan panjang 28,8 m.

3. Pengecatan Acid Fast

Pewarnaan tahan asam digunakan untuk memilahkan kelompok

Mycobacterium dan Nocardia dari bakteri lainnya. Kelompok bakteri

ini disebut tahan asam karena dapat mempertahankan zat warna

pertama yaitu carbolfuchsin sewaktu dicuci dengan larutan pemucat

yang mengandung asam dan alkohol. Bakteri tahan asam memiliki

keistimewaan, karena dinding selnya mengandung lipida yang terlihat

sebagai lapisan lilin. Kandungan lipida ini sangat tinggi, pada beberapa

spesies, lipida ini dapat mencapai sampai 60% dari berat dinding sel.

Kandungan lipida yang tinggi ini menyebabkan sel bakteri sulit

diwarnai, karena zat warna tidak dapat menembus lapisan lilin ini.

Sifat tahan asam berkaitan dengan kandungan lipida dinding sel,

oleh karena itu digunakan pemanasan sehingga zat warna dapat masuk

ke dalam sel bakteri yang diliputi oleh lipida. Jika bakteri tahan asam
69
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

diwarnai dengan zat warna pertama (carbolfuchsin), maka zat warna

ini tidak mudah dilunturkan oleh larutan pemucat. Metylen biru

sebagai zat warna kedua tidak akan menyebabkan perubahan warna

merah (dari carbolfuchsin) pada bakteri tahan asam. Sebaliknya pada

bakteri yang tidak tahan asam, larutan pemucat akan melarutkan cat

warna pertama sehingga bekteri tidak berwarna. Setelah penambahan

cat warna kedua yaitu metylen biru, bakteri yang tidak tahan asam

akan berwarna biru (Lay, 1994). Dari hasil yang diperoleh bakteri

endofit kode B dan kode D merupakan bakteri yang tidak tahan asam

karena sel berwarna biru.

Gambar 10. Pengecatan Acid Fast Isolat Bakteri Endofit kode B

Keterangan Gambar:
Bakteri endofit kode B merupakan bakteri yang tidak tahan asam,
ditunjukkan dengan sel berwarna biru, Perbesaran 1000x.
70
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Gambar 11. Pengecatan Acid Fast Isolat Bakteri Endofit kode D

Keterangan Gambar:
Bakteri endofit kode D merupakan bakteri yang tidak tahan asam,
ditunjukkan dengan sel berwarna biru, Perbesaran 1000x.

4. Motilitas

Pergerakan bakteri (motilitas) diamati dengan membuat agar tegak

yaitu Nutrient Broth ditambah dengan 0,2% - 0,4% agar. Tujuan dari

penambahan agar adalah untuk diperoleh medium semi padat sehingga

pertumbuhan bakteri di sekitar tusukan akan terlihat. Bakteri endofit

kode B dan bakteri endofit kode D yang berumur 48 jam diinokulasi

dengan cara tusukan dalam agar tegak tersebut. Dari hasil pengamatan

untuk bakteri endofit kode B dan kode D, di sekitar arah tusukan ada

pertumbuhan seperti serabut- serabut tipis ke arah luar tusukan

sehingga bakteri endofit kode B dan kode D dapat dikatakan

mengalami pergerakan (Lampiran 5)

Pada pengamatan morfologi sel isolat bakteri endofit kode B, dapat

diketahui bahwa isolat bakteri endofit kode B memiliki ciri sel

berbentuk. batang, bersifat gram positif, membentuk spora, tidak tahan

asam dan bergerak (motil).


71
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Pada pengamatan morfologi sel isolat bakteri endofit kode D, dapat

diketahui bahwa isolat bakteri endofit kode D memiliki ciri sel

berbentuk. batang, bersifat gram positif, membentuk spora, tidak tahan

asam dan bergerak (motil).

b. Pengamatan Morfologi Koloni Isolat Bakteri Endofit kode B dan

Bakteri Endofit kode D.

Pada tahap pengamatan morfologi koloni digunakan beberapa medium

yaitu: medium NA miring, Medium NA tegak dan medium Nutrient Broth.

1. Medium Nutrient Broth

Medium Nutrient Broth ditinjau dari konsistensinya berbentuk cair,

sehingga dapat digunakan untuk mengetahui kebutuhan bakteri endofit

terhadap O2. Setelah isolat bakteri bakteri endofit kode B dan bakteri

endofit kode D diinkubasi 24 jam pada medium Nutrient Broth,

tampak pertumbuhan bakteri endofit sebagian besar di permukaan

medium, serta ada pula pertumbuhan di dasar tabung membentuk

endapan berwarna putih. Bakteri endofit kode B dan bakteri endofit

kode D pada medium NB mempunyai ciri berbau tidak enak, tingkat

kekeruhan sedang bila dibandingkan dengan kontrol Nutrient Broth

tanpa inokulasi bakteri endofit yang berwarna kuning jernih. Hal ini

menunjukkan bahwa bakteri endofit kode B dan bakteri endofit kode D

bersifat fakultatif anaerob, karena bakteri endofit kode B dan bakteri

endofit kode D dapat tumbuh di dasar dan juga di permukaan medium

(Lampiran 6)
72
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

2. Medium Nutrient Agar Tegak

Tabung yang berisi Nutrient Agar dibiarkan tegak hingga

memadat, agar tegak ini digunakan untuk pengamatan morfologi

koloni bakteri endofit secara tusukan. Bakteri endofit kode B dan

bakteri endofit kode D dalam medium NA tegak pertumbuhannya

lebih baik pada bagian permukaan medium, berwarna putih susu,

pertumbuhan mengikuti arah tusukan jarum, bentuk pertumbuhan pada

bekas tusukan tampak tebal dan seperti rambut (villous) (Lampiran 7)

3. Medium Nutrient Agar Miring

Nutrient Agar miring dibuat dengan memiringkan tabung yang

berisi NA pada kemiringan 30-450, dan dibiarkan memadat. NA miring

memiliki permukaan yang luas sehingga dapat digunakan untuk

pengamatan morfologi koloni bakteri endofit. Bakteri endofit kode B

dan bakteri endofit kode D dalam medium NA miring terlihat bentuk

pertumbuhan koloni sepanjang bekas inokulasi bergerigi atau

berbintik-bintik (echinulate), berwarna putih susu, tingkat

pertumbuhan sedang, elevasi tipis merata (effuse), mengkilat, topografi

permukaan licin (smooth), konsistensi seperti lendir (slimmy), ciri

optik tidak tembus cahaya (opaque), berbau tidak enak dan warna

medium tidak mengalami perubahan (Lampiran 8)


73
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

c. Uji Biokimia

Untuk mengidentifikasi bakteri tidak hanya berdasarkan sifat-sifat

morfologi sel dan koloni saja, tetapi juga perlu diteliti sifat biokimianya.

Uji Biokimia didasarkan pada berbagai hasil metabolisme yang

disebabkan oleh daya kerja enzim (Lay, 1994). Uji biokimia yang

dilakukan meliputi uji katalase, uji oksidase, uji oksidasi-fermentasi (O-F),

penggunaan sitrat, uji dekarboksilase lisin, hidrolisis gelatin, pembentukan

asam sulfida ( H2S ), pembentukan indol, uji Methyl Red ( MR ), uji

urease. Pengamatan uji biokimia dilakukan dengan membandingkan

perlakuan dengan kontrol (medium tanpa inokulasi bakteri), penambahan

reagen (bila diperlukan) dilakukan pada kedua medium tersebut.

1. Uji Asam Sulfida (H2S)

Uji H2S bertujuan untuk mengetahui terbentuknya H2S yang

ditunjukkan dengan adanya warna hitam sepanjang garis inokulasi.

Pembentukan asam sulfida (H2S) oleh mikroorganisme menunjukkan

adanya penguraian asam amino yang mengandung sulfur, asam amino

ini dihasilkan sewaktu protein dihidrolisiskan untuk memenuhi

kebutuhan zat hara mikroorganisme. Mikroorganisme yang

menghasilkan desulfurase sewaktu dibiakkan dengan medium yang

kaya dengan asam amino yang mengandung sulfur akan membentuk

H2S. Fe++ yang terdapat dalam medium biakan akan bereaksi dengan

H2S dan menghasilkan senyawa FeS yang berwarna hitam dan tidak

larut dalam air.


74
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Pada uji H2S, medium yang digunakan adalah TSIA (Triple Sugar

Iron Agar). Medium TSIA mengandung 3 macam gula, yaitu glukosa,

laktosa, sukrosa, indikator merah fenol dan FeSO4 untuk

memperlihatkan pembentukan H2S yang ditunjukkan dengan adanya

endapan hitam. Pada medium TSIA ini H2S akan bereaksi dengan Fe

menjadi FeS yang berwarna hitam.

Uji H2S dilakukan dengan cara membandingkan medium yang

diinokulasi isolat bakteri endofit terhadap kontrol (tanpa inokulasi

bakteri endofit). Cara inokulasi, pada medium TSIA bagian atas yang

disebut slant secara goresan, dan pada bagian bawah yang disebut butt

secara tusukan (Lay, 1994). Kemudian diinkubasikan selama 24 jam

dan dilakukan pengamatan.

Dari hasil pengamatan bakteri endofit kode B, medium yang telah

diinokulasi isolat bakteri endofit berwarna merah muda pada bagian

slant, dan pada bagian butt berwarna kuning, sedangkan pada bagian

bawah tempat inokulasi secara tusukan terbentuk warna hitam. Ini

berarti hanya glukosa saja yang difermentasikan. Selain itu adanya

warna hitam menunjukkan terbentuknya H2S sehingga terjadi

penguraian asam amino yang mengandung sulfur.

Pada pengamatan bakteri endofit kode D seluruh medium yang

telah diinokulasi isolat bakteri endofit berwarna kuning dan pada

bagian bawah tempat inokulasi secara tusukan terbentuk warna hitam.


75
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Ini berarti laktosa, glukosa dan sukrosa difermentasikan dan juga

terbentuk H2S (Lampiran 9).

2. Uji Dekarboksilasi lisin

Dekarboksilasi merupakan proses penguraian gugus karboksil dari

suatu molekul organik. Proses dekarboksilasi asam amino seringkali

juga digunakan untuk menetralisasi lingkungan asam. Pada waktu

proses fermentasi, mikroorganisme seringkali menghasilkan hasil

sampingan yang bersifat asam yang dapat menghambat pertumbuhan

mikroorganisme. Enzim dekarboksilase mengenyahkan gugus asam

dari asam amino dan menghasilkan amina yang menyebabkan

medium pertumbuhan bersifat basa (Lay, 1994)

Proses dekarboksilasi lisin dapat diketahui dengan menumbuhkan

isolat bakteri endofit dalam medium LIA (Lisin Iron Agar) yang

mengandung lisin, karbohidrat yang dapat difermentasikan (glukosa),

dan indikator pH brom cresol purple (BCP). Asam yang dihasilkan

dalam proses fermentasi glukosa akan menurunkan pH medium LIA

dan menyebabkan perubahan warna dari indikator pH dari ungu

menjadi kuning. Dalam suasana asam ini proses dekarboksilasi lisin

dapat berlangsung sehingga terjadi pembentukan amin yang

menetralisasikan suasana asam medium LIA tersebut. Proses

netralisasi ini terlihat sebagai perubahan warna dari kuning menjadi

ungu seperti sediakala, perubahan warna menjadi ungu ini

menunjukkan bahwa lisin mengalami dekarboksilasi.


76
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Pengamatan uji dekarboksilasi lisin dilakukan dengan

membandingkan medium LIA yang diinokulasikan isolat bakteri

endofit terhadap kontrol (tanpa inokulasi bakteri endofit) yang

berwarna ungu. Cara inokulasi dengan teknik tusukan. Setelah

diinokulasi medium tersebut diinkubasikan selama 24 jam dan

dilakukan pengamatan. Dari hasil pengamatan diketahui terjadi

perubahan warna dari ungu menjadi kuning pada waktu inkubasi 24

jam dan 48 jam. Hal ini berarti endofit kode B dan bakteri endofit kode

D tidak mampu mendekarboksilasi asam amino lisin (Lampiran 10).

3. Uji indol

Indol merupakan zat yang berbau busuk yang dihasilkan oleh

bakteri yang ditumbuhkan dalam medium yang mengandung triptofan.

Asam amino triptofan merupakan komponen asam amino yang lazim

terdapat pada protein, sehingga asam amino ini dengan mudah dapat

digunakan oleh mikroorganisme akibat penguraian protein. Dalam

medium biakan, indol menumpuk sebagai produk buangan, sedangkan

bagian lainnya dari molekul triptofan (asam piruvat dan NH4+ ) dapat

digunakan untuk memenuhi zat hara mikroorganisme (Lay, 1994).

Adanya indol dapat ditentukan dengan cara menambahkan reagen

Kovac yang mengandung para-dimetil-aminobenzaldehida pada

medium tripton water yang mengandung triptofan. Menurut Koneman

et al (1997), uji indol berdasarkan pada pembentukan kompleks merah

saat indol bereaksi dengan aldehid dari reagen Kovac.


77
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Cara inokulasi bakteri pada medium tripton water dengan tusukan,

kemudian diinkubasi selama 24 jam dan dilakukan pengamatan. Saat

pengamatan diberikan penambahan diberikan penambahan 5 tetes

reagen Kovac pada medium tersebut. Setelah 30 menit, pada medium

uji tripton water terbentuk cincin merah di permukaan medium. Hal ini

terjadi karena pembentukan kompleks reagen kovac dan indol yang

disebut rosindol.

Pada pengamatan bakteri endofit kode B dan bakteri endofit kode

D setelah didiamkan selama 30 menit tidak terbentuk cincin berwarna

merah sehingga dapat diketahui bahwa bakteri endofit B dan bakteri

endofit D tidak dapat membentuk indol (Lampiran 11).

4. Uji Methylen Red (MR)

Uji Methylen Red digunakan untuk menentukan adanya fermentasi

asam campuran. Beberapa bakteri memfermentasikan glukosa dan

menghasilkan beberapa produk yang bersifat asam sehingga akan

menurunkan pH medium pertumbuhannya menjadi 5,0 atau lebih

rendah. Penambahan indicator pH methyl red dapat menunjukkan

adanya perubahan pH menjadi asam. Methyl red berwarna merah pada

lingkungan dengan pH 4,4 dan berwarna kuning dalam lingkungan

dengan pH 6,2 (Lay, 1994). Bila terjadi fermentasi asam campuran,

medium akan tetap berwarna merah. Bila tidak terjadi fermentasi asam

campuran maka medium berubah menjadi kuning setelah penambahan

reagen Metil Red. Dari hasil pengamatan, bakteri endofit B dan bakteri
78
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

endofit D tidak mampu memfermentasikan asam campuran karena

medium berubah menjadi kuning (Lampiran 12).

5. Uji Sitrat

Menurut Lay (1994) uji sitrat digunakan untuk melihat mikrobia

menggunakan sitrat sebagai satu- satunya sumber karbon dan energi.

Digunakan medium Simmon-Sitrat Agar berupa medium padat.

Simmon-Sitrat Agar merupakan medium sintetik dengan Na sitrat

sebagai satu-satunya sumber karbon, NH4+ sebagai sumber N dan

brom thymol blue sebagai indikator pH. Bila mikrobia mempu

menggunakan sitrat, maka asam akan dihilangkan dari medium biakan

sehingga menyebabkan peningkatan pH dan mengubah warna medium

dari hijau menjadi biru.

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa bakteri endofit kode B dan

bakteri endofit kode D tidak mengalami perubahan warna sehingga

bakteri endofit kode B dan bakteri endofit kode D tidak mampu

menggunakan sitrat sebagai satu- satunya sumber karbon (Lampiran

13).

6. Uji katalase

Katalase adalah enzim yang mengkatalisasikan penguraian

hidrogen peroksida (H2O2) menjadi air dan O2. Hidrogen peroksida

bersifat toksik terhadap sel karena bahan ini menginaktivasikan enzim

dalam sel. Hidrogen peroksida terbentuk sewaktu metabolisme aerob,

sehingga mikrobia yang tumbuh dalam lingkungan aerob harus


79
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

menguraikan bahan toksik tersebut (Lay, 1994). Uji ini dilakukan

dengan menambahkan 1 tetes pereaksi 30% H2O2 pada koloni yang

diletakkan ditengah obyek gelas. Pada bakteri yang bersifat katalase

positif terlihat pembentukan gelembung udara di sekitar koloni.

Dari hasil pengamatan, disekitar koloni bakteri endofit kode B dan

bakteri endofit kode D tidak tampak adanya gelembung udara. Adanya

gelembung udara disebabkan karena bakteri mampu menghasilkan

enzim katalase yang mengkatalisis penguraian hidrogen peroksida

menjadi air dan O2. Dapat diketahui bahwa bakteri endofit B dan

bakteri endofit D sifat katalase negatif (Lampiran 14).

7. Uji Oksidase

Menurut Lay (1994) uji oksidase dilakukan untuk menentukan

adanya oksidase sitokrom pada mikrobia. Bila koloni bakteri yang

bersifat oksidase-positif diberi reagen oksidase tetramethyl-

paraphenyldiamine maka warna koloni akan berubah menjadi ungu

kehitaman dalam 30 menit. Perubahan warna ini disebabkan oksidase

sitokrom mengoksidasi larutan reagens.

Uji oksidase dilakukan dengan menambahkan 2-3 tetes reagen

tetramethyl-paraphenyldiamine pada koloni yang sudah diteteskan

pada permukaan kertas saring. Berdasarkan hasil pengamatan tidak

terjadi perubahan warna, maka bakteri endofit kode B dan bakteri

endofit kode D bereaksi negatif terhadap uji oksidase (Lampiran 15).


80
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

8. Uji Gelatin

Gelatin adalah protein yang diperoleh sewakti merebus tulang,

tulang rawan, atau tenunan ikat hewani lainnya. Protein ini bila

didinginkan membentuk gel. Beberapa mikrobia tertentu mampu

menguraikan molekul sehingga asam amino yang dihasilkan dapat

digunakan sebagai zat hara (Lay, 1994). Uji pencairan gelatin

bertujuan untuk mengetahui terjadi atau tidaknya proses hidrolisis

gelatin yang dikatalisasi oleh eksoenzim yang disebut gelatinase.

Uji pencairan gelatin dilakukan dengan membandingkan medium

gelatin yang diinokulasi bakteri terhadap kontrol (tanpa inokulasi

bakteri endofit). Inokulasi bakteri dilakukan dengan teknik tusukan.

Setelah medium diinokulasi bakteri endofit, kemudian diinkubasi

selama 72 jam. Setelah diinkubasi, kedua medium tersebut dimasukkan

ke dalam lemari es dengan suhu 20oC, dalam keadaan tegak selama 30

menit.

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa kontrol negatif membeku

dan medium gelatin yang diinokulasi bakteri endofit kode B dan

bakteri endofit kode D juga membeku. Hal tersebut menandakan

bakteri endofit kode B dan bakteri endofit kode D tidak mampu

mencerna gelatin, sehingga medium gelatin tetap membeku saat

dikeluarkan dari lemari es. Maka dapat dikatakan bahwa bakteri

endofit kode B dan bakteri endofit kode D tidak mengalami pencairan

gelatin (Lampiran 16).


81
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

9. Uji Oksidasi-Fermentasi (OF)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah bakteri mampu

menggunakan glukosa sebagai sumber energi. Oksidase akan terjadi

pada organisme aerob yaitu pada tabung yang tidak ditutup dengan

paraffin. Hasil positif jika terbentuk warna kuning. Sedangkan

fermentasi terjadi pada bakteri anaerob yaitu tabung yang ditutup

dengan paraffin. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna

kuning. Bakteri fakultatif dapat dilihat dari terbentuknya warna kuning

pada kedua tabung. Pengujian ini dilakukan dengan menginokulasikan

dengan cara tusukan. bakteri ke dalam 2 tabung yang berisi medium

O-F. Setelah dilakukan penginokulasian, salah satu tabung ditutup

dengan paraffin.

Pengamatan untuk uji OF dengan membandingkan medium OF

dengan atau tanpa paraffin yang diinokulasi bakteri endofit terhadap

medium kontrol yang berwarna hijau. Dari hasi pengamatan diapatkan

bahwa endofit B dan bakteri endofit D pada medium yang ditutup

paraffin dan yang tidak ditutup parafin dihasilkan perubahan medium

dari hijau menjadi kuning. Maka endofit B dan bakteri endofit D dapat

digolongkan dalam bakteri anaerob fakultatif (Lampiran 17 dan 18).


82
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Tabel V. Hasil Uji Biokimia Bakteri Endofit Kode B dan Endofit Kode D

Hasil Uji Biokimia

Uji Bakteri Endofit Kode B Bakteri Endofit Kode D

H2S Positif ( + ) Positif ( + )

Dekarboksilasi Lisin Negatif ( - ) Negatif ( - )

Indol Negatif ( - ) Negatif ( - )

Methyl Red Negatif ( - ) Negatif ( - )

Sitrat Negatif ( - ) Negatif ( - )

Katalase Negatif ( - ) Negatif ( - )

Oksidase Negatif ( - ) Negatif ( - )

Pencairan Gelatin Negatif ( - ) Negatif ( - )

OF-Parafin Positif ( + ) Positif ( + )

OF tanpa Parafin Positif ( + ) Positif ( + )

Berdasarkan hasil identifikasi morfologi sel, morfologi koloni, dan uji

biokimia isolat bakteri endofit kode B dan bakteri endofit kode D terdapat

kesamaan sifat morfologi dan biokimia, sehingga dapat disimpulkan bakteri

endofit kode B dan bakteri endofit kode D berasal dari genus yang sama. Hasil

menunjukkan bahwa sel berbentuk batang, rangkaian sel tunggal, bersifat gram

positif, bergerak (motil), fakultatif anaerob, warna koloni putih, tidak tembus

cahaya (opaque), positif terhadap uji H2S dan uji OF parafin maupun tanpa

parafin.
83
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Hasil pengamatan identifikasi bakteri endofit kode B dan bakteri endofit kode

D yang dicocokkan dengan buku panduan determinasi bakteri (Holt et al, 2000)

menunjukkan ciri genus Amphibacillus. Genus Amphibacillus adalah kelompok

bakteri batang gram positif. Dalam Holt et al (2000) dijelaskan bahwa bakteri

genus Amphibacillus mempunyai ciri-ciri sel berbentuk batang, rangkaian sel

tunggal atau berpasangan dan kadang membentuk rantai pendek, gram positif,

terdapat endospora, fakultatif anaerob, katalase negatif, oksidase negatif, dan

motil. Bakteri endofit penghasil senyawa antibakteri terhadap E.coli dan S.aureus

yang diisolasi dari batang tanaman A.annua L. pada penelitian ini termasuk

dalam genus Amphibacillus. Pada penelitian isolasi dan identifikasi artemisinin

dari hasil kultivasi mikrobia endofit dari tanaman A.annua L yang dilakukan oleh

Simanjuntak dkk (2004), diketahui bahwa bakteri endofit dalam penelitian

tersebut adalah Bacillus polymixa yang termasuk dalam genus Bacillus. Genus

Amphibacillus dan genus Bacillus mempunyai kesamaan ciri, yaitu ciri sel

berbentuk batang, gram positif, fakultatif anaerob, membentuk endospora, dan

motil. Perbedaan dari kedua genus tersebut adalah genus Amphibacillus bersifat

katalase negatif, sedangkan genus Bacillus bersifat katalase positif (Holt et al,

2000).
84
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Tabel VI. Hasil Identifikasi Isolat Bakteri Endofit Kode B, Bakteri Endofit

Kode D, dan Bakteri Genus Amphibacillus

Ciri - Ciri Identitas Isolat Bakteri Identitas Bakteri Dari

Endofit Kode B dan Genus Amphibacillus

Bakteri Endofit Kode D (Holt et al, 2000)

Bentuk sel Berbentuk batang Berbentuk batang

Sifat gram Gram positif Gram positif

Endospora Terdapat endospora Terdapat endospora

Kebutuhan akan O2 Fakultatif anaerob Fakultatif anaerob

Katalase Katalase negatif Katalase negatif

Oksidase Oksidase negatif Oksidase negatif

Pergerakan Motil Motil


PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Diperoleh isolat bakteri endofit yang dapat diisolasi dari batang A.annua L.

2. Isolat bakteri endofit yang diperoleh dari batang A.annua L. mempunyai

potensi antibakteri terhadap E. coli dan S.aureus.

3. Isolat bakteri endofit dari batang A.annua L. penghasil senyawa antibakteri

terhadap E.coli dan S.aureus diduga termasuk dalam genus Amphibacillus.

B. Saran

1. Perlu dilakukan karakterisasi senyawa antibakteri yang dihasilkan oleh

bakteri endofit dari tanaman A.annua L. dalam rangka penemuan antibiotik

baru di masa depan.

2. Perlu dilakukan optimalisasi faktor- faktor pertumbuhan isolat bakteri

endofit dari tanaman A.annua L. untuk mendapatkan produksi senyawa

antibakteri yang optimal.


86
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1986, Dasar- Dasar Pemeriksaan Mikrobiologi, Jilid I, 15-24,110-111,


Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Anonim, 1992, Dasar-Dasar Pemeriksaan Mikrobiologi, Jilid II, 110-114,


Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Anonim, 1999, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid V, 17-18, Badan


Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Jakarta.

Anonim, 2005, Isolation of Endophytic Fungi, Available from


www.google.isolation of endophytic fungi.com Di akses pada 27 Maret
2006.

Anonim, 2006, Staphylococcus aureus, Available from www.wikipedia.com. Di


akses pada 1 Oktober 2007.

Backer, C.A, & Brink, R. C., 1965, Flora of Java, Spermatophytes Only, Vol II,
362, NVP Noordhoff, Groningen, Netherland.

Bonang, G. & Koeswardono, E.S., 1982, Mikrobiologi Kedokteran, Untuk


Laboratorium dan Klinik, 135-137, Penerbit PT Gramedia, Jakarta.

Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G., 2002, Biology, Fifth Edition (Biologi,
Edisi Kelima), hal 6, 352-357, Diterjemahkan oleh Lestari, dkk, Jilid 1,
Penerbit Erlangga, Jakarta.

Castillo, U.F., Strobel, G.A., Ford, E.J., Hess, W.M., Poter, H., Jenson, J.B.,
Albert, H., Robinson, R., Condron, M.A., Teplow, D.B., Stevens, D., &
Yaver, D., 2002, Munumbicins, wide spectrum antibiotics produced by
Streptomyces NRRL 30562, endophytic on Kennedia nigriscans,
Microbiology 148: 2675-2685.

Hendaryono, D.P.S. & Wijayani, A., 1994, Teknik Kultur Jaringan, hal 26-35,
Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Holt, J.G., Krieg, N.R., Sneath, P.H.A., Staley, J.T., Williams, S.T., 2000,
Bergeys Manual of Determinative Bacteriology, Ninth Edition, hal 347,
559, Lippincott William & Wilkins, Philadelphia, USA.

Horn, W.S., Simmonds, M.S.J., Schartz, R.E., Blaney, W.M., 1995,


Phomopsichalasin, a novel antimicrobial agent from endophytic Phomopsis
spp., Tetrahedron 14: 3969-3978.
87
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Hugo, W.B & Russel, A.D., 1987, Pharmaceutical Microbiology, 20-21,


Blackwel Scientific Publication, Oxford.
Juteau, F., Masotti, V., Bessiere, JM.., Dherbomez, M., Viano J., 2002,
Antibacterial and antioxidant activities of Artemisia annua essential oil.
Available from www.pubmed.gov Di akses pada 19 Februari 2006.

Jutono, Sudarsono, Hartadi, Suhadi, Susanto, 1980, Pedoman Praktikum


Mikrobiologi Umum (Untuk Perguruan Tinggi), 24-25, 90-115, Departemen
Mikrobiologi, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Jawetz, E., Melnick, J.L., Adelberg, E.A., 1986, Review of Medical Microbiology
(Mikrobiologi Untuk Profesi Kedokteran), Edisi 16, 107-108, 288, 239, 384,
Diterjemahkan oleh Bonang, , Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Jawetz, E., Melnick, J.L., Adelberg, E.A., 1996, Mikrobiologi Kedokteran, Edisi
XX, 128, 239, 240, Diterjemahkan oleh Nugroho, E., dan Maulany, R.F.,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Katuuk, J.R.P., 1989, Teknik Kultur Jaringan dalam Mikropropagasi Tanaman,


hal 1-4,37,46. Departemen pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Lateef, A., Oloke, J.K., & Gueguim-Kana, E. B, 2004, Antimicrobial Resistance


of Bacterial Strains Isolated From Orange Juice Product, Available from
www.pubmed.gov Di akses pada 21 Mei 2006.

Lay, B., 1994 Analisis Mikrobia di Laboratorium, 79-101, 129-132, Manajemen


PT Grafindo Persada, Jakarta.

Mucciarelli, M., Scannerini, S., Bertea, C.M., Maffei, M., 2001, An ascomycetous
endophyte isolated from Mentha piperita L.: biological features and
molecular studies, Available from www.mycologia.org Di akses pada 21 Mei
2006.
Pelczar, M.J & E.C.S Chan, 1986, Dasar-Dasar Mikrobiologi, hal 131-154,
Diterjemahkan oleh Ratnasari, dkk, Edisi I, UI Press, Jakarta.

Pelczar, M.J & E.C.S Chan, 1988, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Diterjemahkan


oleh Ratnasari, dkk, Edisi II, 511, UI Press, Jakarta.

Prescott, L.M, Harley, J.P, Klein, D.A, 1999, Microbiology, fourth edition, hal 97-
100, 255, WCB / McGraw-Hill, USA.

Pudaritadesantamaria, W., 2004, Potensi Bakteri Rizofer dan Endofit pada Akar
Pisang dalam Pengendalian Penyakit Layu Fusarium, Hayati Vol.11 No.2,
67-71.
88
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Radji, M., 2005, Peranan Bioteknologi dan Mikroba Endofit Dalam


Pengembangan Obat Herbal, Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. II, No.3, 113-
126.

Samuelsson, G., 1999, Drugs of Natural Origin, a Textbook of Pharmacognosy,


4th Revised Edition, Swedish Pharmaceutical Press, Stockholm, Sweden.

Santoso, U. & Fatimah N., 2001, Kultur Jaringan Tanaman, UMM Press,
Malang.

Simanjuntak, P., Bustanusallam, Malini, Otovina, Rahayuningsih & Said, 2004,


Isolasi dan Identifikasi artemisinin dari hasil kultivasi mikroba endofit dari
tanaman Artemisia annua,. Majalah Farmasi Indonesia, Vol. 15 No.2, 68-74.

Sjahrurachman, A., 1996, Resistensi Bakteri terhadap Aminoglikosida, Cermin


Dunia Kedokteran No. 108, hal 49.

Stace, C. A., 1989, Plant Taxonomy and Biosystematics, 2nd edition, hal17,
Arnold, London, UK.

Strobel, G.A., & Daisy, B., 2003, Bioprospecting for Microbial Endophytes and
Their Natural Products, Microbiol. And Mol. Biology Rev. 67 (4): 491-502.

Strobel, G.A., Miller, R.V., Miller, C., Condron, M., Teplow, D.B., & Hess,
W.M., 1999, Cryptocandin, a potent antimycotic from endophytic fungus
Cryptosporiopsis quercina. Microbiology 145: 1919-1926.

Stone JK, Bacon CW, White JF Jr., 2000, An overview of endophytic microbes:
endophytism. Microbial endophytes. New York: Marcel Dekker, Inc. 329

Suwandi, U., 1989. Mikrobia Penghasil Antibiotika, Cermin Dunia Kesehatan,


Vol. 58, 37.

Tan, R. X., & W. X. Zou, 2001, Endophytes : a rich source of functional


metabolites, The Royal Society of Chemistry, Available from www.natural
product.com, Di akses pada 24 Februari 2006.

Tjahjoleksono, A., 2005, Teknologi DNA Rekombinan, Available from


www.natural product.com, Di akses pada 1 Oktober 2007.

Trihendrokesowo, 1986, Dasar-Dasar Pemeriksaan Mikrobiologi, 7-42, Fakultas


Kedokteran UGM, Yogyakarta.

Wahyuningsih, P.E.R., 2006, Isolasi dan Identifikasi Bakteri Endofit Dalam Akar
Talinum triangulare (Jacq) Wild yang Mempunyai Potensi Sebagai
89
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Antibakteri Terhadap Staphylococcus Aureus, Skripsi, Fakultas Farmasi


Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Worang, R.L., 2003, Fungi Endofit Sebagai Penghasil Antibiotika, Available from
www.google.fungi.endofit.com. Di akses pada 19 Februari 2006.

Yusnita, 2003, Kultur Jaringan : Cara Memperbanyak Tanaman secara Efisien,


Agromedia Pustaka, Jakarta.
90
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Lampiran 1 : Surat Keterangan Determinasi Tanaman Artemisia annua L.


91
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
92
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Lampiran 2 : Tanaman Artemisia annua L.

Lampiran 3 : Isolasi Bakteri Endofit pada MS Medium dengan Waktu


Inkubasi 3 hari
93
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Lampiran 4 : Isolasi Kembali Bakteri Endofit dengan Metode Streak


Platting dengan Waktu Inkubasi 24 Jam

Lampiran 5 : Hasil Uji Motilitas Bakteri Endofit kode B dan Bakteri


Endofit kode D pada Medium Semi Solid

Keterangan :
A : Bakteri endofit kode B mengalami pergerakan, di sekitar arah
tusukan ada pertmbuhan seperti serabut-serabut tipis ke arah luar
tusukan
B : Bakteri bakteri endofit D mengalami pergerakan, di sekitar arah
tusukan ada pertmbuhan seperti serabut-serabut tipis ke arah luar
tusukan
C : Kontrol medium semi solid tanpa inokulasi bakteri endofit
94
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Lampiran 6 : Hasil Uji Morfologi Koloni Bakteri Endofit kode B dan


Bakteri Endofit kode D pada Nutrient Broth

Keterangan :
A : Terlihat pertumbuhan bakteri endofit kode B rata pada seluruh
medium. Pada permukaan dan dasar medium terlihat pertumbuhan
seperti selaput
B : Terlihat pertumbuhan bakteri endofit kode D rata pada seluruh
medium. Pada permukaan dan dasar medium terlihat pertumbuhan
seperti selaput
C : Kontrol medium Nutrient Broth tanpa inokulasi bakteri endofit

Lampiran 7 : Hasil Uji Morfologi Koloni Bakteri Endofit kode B dan


Bakteri Endofit kode D pada Nutrient Agar Tegak
95
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Keterangan :
A : Terlihat pertumbuhan bakteri endofit kode B di sepanjang garis
inokulasi, tebal dan seperti rambut (villous)
B : Terlihat pertumbuhan bakteri endofit kode D di sepanjang garis
inokulasi, tebal dan seperti rambut (villous)
C : Kontrol medium Nutrient Agar Tegak tanpa inokulasi bakteri
endofit

Lampiran 8 : Hasil Uji Morfologi Koloni Bakteri Endofit kode B dan


Bakteri Endofit kode D pada Nutrien Agar Miring

Keterangan :
A : Medium NA miring yang diinokulasi bakteri endofit kode B, bentuk
pertumbuhan koloni echinulate dan berwarna putih susu.
B : Medium NA miring yang diinokulasi bakteri endofit kode D, bentuk
pertumbuhan koloni echinulate dan berwarna putih susu.
C : Kontrol medium NA miring tanpa inokulasi bakteri endofit

Lampiran 9 : Hasil Uji Asam sulfida (H2S)


96
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Keterangan :
A : Medium TSIA yang diinokulasi bakteri endofit kode B berwarna
merah muda pada bagian slant, dan pada bagian butt berwarna
kuning, pada bagian bawah terbentuk warna hitam. Inkubasi 24 jam
B : Medium TSIA yang diinokulasi bakteri endofit kode D berwarna
kuning pada bagian slant dan butt, pada bagian bawah terbentuk
warna hitam. Inkubasi 24 jam
C : Kontrol medium TSIA tanpa inokulasi bakteri endofit

Lampiran 10 : Hasil Uji Dekarboksilasi Lisin

Keterangan :
A : Medium LIA yang diinokulasi bakteri endofit kode B tetap berwarna
kuning setelah inkubasi 24 jam
B : Medium LIA yang diinokulasi bakteri endofit kode D tetap
berwarna kuning setelah inkubasi 24 jam
C : Kontrol medium LIA tanpa inokulasi bakteri endofit
97
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Lampiran 11 : Hasil Uji Indol

Keterangan :
A : Medium Tripton Water yang diinokulasi bakteri endofit kode B
tidak terbentuk cincin warna merah setelah inkubasi 24 jam
B : Medium Tripton Water yang diinokulasi bakteri endofit kode D
tidak terbentuk cincin warna merah setelah inkubasi 24 jam
C : Kontrol medium Tripton Water tanpa inokulasi bakteri endofit

Lampiran 12 : Hasil Uji Methylen Red (MR)


98
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Keterangan :
A : Medium MR yang diinokulasi bakteri endofit kode B, setelah
ditambah reagen metil merah medium menjadi berwarna kuning
(Inkubasi 24 jam)
B : Medium MR yang diinokulasi bakteri endofit kode D, setelah
ditambah reagen metil merah medium menjadi berwarna kuning
(Inkubasi 24 jam)
C : Kontrol medium MR tanpa inokulasi bakteri endofit

Lampiran 13 : Hasil Uji Sitrat

Keterangan :
A : Medium Simmons Citrate yang diinokulasi bakteri endofit kode B,
medium tetap berwarna hijau setelah Inkubasi 24 jam
B : Medium Simmons Citrate yang diinokulasi bakteri endofit kode D,
medium tetap berwarna hijau setelah Inkubasi 24 jam
C : Kontrol medium Simmons Citrate tanpa inokulasi bakteri endofit
99
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Lampiran 14 : Hasil Uji Katalase

Keterangan :
Tidak terdapat gelembung udara pada koloni bakteri endofit kode B ( A ) dan
bakteri endofit kode D ( B ) setelah ditetesi pereaksi H2O2 30%

Lampiran 15 : Hasil Uji Oksidase

Keterangan :
Tidak muncul warna ungu setelah koloni bakteri endofit kode B ( A ) dan
bakteri endofit kode D ( B ) ditetesi reagen tetramethyl-paraphenyldiamine.
Warna yang terjadi sama dengan kontrol ( C )
100
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Lampiran 16 : Hasil Uji Gelatin

Keterangan :
A : Tidak terjadi pencairan gelatin pada medium NB + gelatin yang
diinokulasi bakteri endofit kode B
B : Tidak terjadi pencairan gelatin pada medium NB + gelatin yang
diinokulasi bakteri endofit kode D
C : Kontrol medium NB + gelatin tanpa inokulasi bakteri endofit.

Lampiran 17 : Hasil Uji Oksidasi-Fermentasi (OF) tanpa Paraffin


101
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Keterangan :
A : Terjadi perubahan warna medium OF yang diinokulasi bakteri
endofit kode B tanpa paraffin dari hijau menjadi kuning.
B : Terjadi perubahan warna medium OF yang diinokulasi bakteri
endofit kode D tanpa paraffin dari hijau menjadi kuning.
C : Kontrol medium OF tanpa paraffin dan tanpa inokulasi bakteri
endofit

Lampiran 18 : Hasil Uji Oksidasi-Fermentasi (OF) dengan Paraffin

Keterangan :
A : Terjadi perubahan warna medium OF yang diinokulasi bakteri
endofit kode B dan ditutup paraffin dari hijau menjadi kuning.
B : Terjadi perubahan warna medium OF yang diinokulasi bakteri
endofit kode D dan ditutup paraffin dari hijau menjadi kuning.
C : Kontrol medium OF tanpa inokulasi bakteri endofit dan ditutup
paraffin.
102
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama Antonius Alfian Yuan Dias Priharta


dilahirkan di Klaten pada tanggal 26 Juli 1985. Penulis
anak pertama dari 2 bersaudara, dari pasangan Bernardinos
Dias Sidharta dan Caecilia Enita Amarwati. Jenjang
pendidikan penulis : TK Mater Dei Marsudirini Yogyakarta
(1990-1991), SD Marsudirini Yogyakarta (1991-1997),
SLTP Negeri 1 Yogyakarta (1997-2000), SMU Kolese de
Britto Yogyakarta (2000-2003).
Pada tahun 2003, penulis melanjutkan studi jenjang S1 di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menjadi Asisten Dosen pada
mata kuliah Praktikum Mikrobiologi tahun ajaran 2005/2006 dan 2006/2007, dan
Praktikum Analisis Sediaan Obat Tradisional tahun ajaran 2007/2008. Penulis
aktif berorgansiasi di ISMAFARSI, menjabat sebagai Komisaris ISMAFARSI
Komisariat USD periode 2005/2006. Penulis menjadi delegasi pada RAKERNAS
Universitas Pakuan Bogor 2005, PIMFI Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2005, PRAMUNAS Universitas Jendral Achmad Yani Bandung 2006, dan pada
event-event regional ISMAFARSI DIY-Jateng. Penulis juga menjadi panitia pada
kegiatan Pelepasan Wisudawan 2004, Sumpahan Apoteker 2005, TITRASI 2005,
REAKSI 2005, KIO 2006, Seminar SCL 2007, dan Diskusi Panel APOTEKER
2007.

Anda mungkin juga menyukai