Biaya overhead pabrik pada umumnya dikategorikan sebagai biaya produksi selain biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung. Apabila suatu perusahaan juga memiliki departemen-
departemen lain selain departemen produksi maka semua biaya yang terjadi di departemen
pembantu tersebut dikategorikan sebagai biaya overhead pabrik. Biasanya, biaya overhead
pabrik didefinisikan sebagai biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan
semua biaya-biaya produksi lainnya yang tidak dapat dengan mudah diidentifikasikan ataupun
dibebankan secara langsung pada pesanan atau peroduk tertentu.
Semakin besar biaya bahan baku yang dikeluarkan untuk mengolah produk maka
semakin besar pula BOP yang dibebankan kepada produk. Metode ini terbatas
penggunaannya karena suatu produk mungkin dibuat dari bahan baku yang mahal
harganya, sedangkan produk yang lain terbuat dari bahan yang lebih murah. Jika
pengerjaan kedua produk sama, maka produk pertama akan menerima beban BOP
yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk kedua.
c) Biaya Tenaga Kerja
Apabila sebagian besar elemen biaya overhead pabrik mempunyai hubungan yang erat
dengan jumlah upah tenaga kerja langsung, maka dasar yang dipakai untuk
membebankan biaya overhead pabrik adalah biaya tenaga kerja langsung. Tarif biaya
overhead pabrik dihitung dengan rumus:
Metode ini mempunyai kelemahan, yaitu biaya overhead pabrik harus dipandang
sebagai tambahan nilai produk dan jumlah biaya tenaga kerja langsung meliputi upah
tenaga kerja dari berbagai tingkatan yang ada di dalam perusahaan.
d) Jam tenaga kerja langsung
Apabila biaya overhead pabrik mempunyai hubungan erat dengan waktu untuk
membuat produk, maka dasar yang dipakai untuk membebankan adalah jam tenaga
kerja langsung. Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus:
e) Jam mesin
Apabila biaya overhead pabrik bervariasi dengan waktu penggunaan mesin maka dasar
yang dipakai membebankan adalah jam mesin. Tariff bop dihitung: