Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM DI PUSKESMAS


SIGERONGAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

OLEH

1. I PUTU SUARSA
2. NI MADE RESTIANA ROSANTI
3. DIAN KUSUMAWATI
4. LATIFATUL HIKMAH
5. INDRI SOFYANTARI
6. IIT NURBANUN
7. M. RIDWAN
8. YONI NURLI HAMZAH
9. HELMI RUSDI

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
MATARAM
2017
ii

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan Laporan Kasus dengan judul Asuhan Keperawatan


Post Partum di Puskesmas Sigerongan Kabupaten Lombok Barat telah disahkan
pada:

Hari :
Tanggal :

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Lahan

____________________ ___________________
iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan dan
Laporan Kasus ini dengan judul Asuhan Keperawatan Post Partum di Puskesmas
Sigerongan Kabupaten Lombok Barat.diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan Laporan Pendahuluan dan Laporan Kasus ini penyusun
banyak mendapatkan bantuan, bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Pendahuluan dan
Laporan Kasus ini masih kurang sempurna, untuk itu penyusun sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan
Laporan Pendahuluan dan Laporan Kasus ini.

Mataram, April 2017

Penyusun
iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II LANDASAN TEORI
A. Definisi post partum............................................................................. 3
B. Periode.................................................................................................. 3
C. Tujuan asuhan keperawatan.................................................................. 3
D. Tanda dan gejala................................................................................... 4
E. Pathways............................................................................................... 7
BAB III KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM
A. Pengkajian............................................................................................. 8
B. Diagnosa keperawatan......................................................................... 9
C. Rencana keperawatan........................................................................... 10
D. Pemeriksaan penunjang........................................................................ 12
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 13
B. Saran..................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran Kasus
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan merupakan proses yang penting bagi seorang ibu. Secara
ilmiah dalam proses persalinan, ibu bersalin akan mengeluarkan banyak
energi dan mengalami perubahan perubahan baik secara fisiologis dan
psikologis sehingga dukungan pada pada ibu bersalin sangat diperlukan.
Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan terjadinya
serangkaian perubahan besar pada calon ibu untuk dapat melahirkan janinnya
melalui jalan lahir. Ini diidentifikasikan sebagai pembukaan serviks yang
progresif, dilatasi atau keduanya, akibat kontraksi rahim teratur yang terjadi
sekurang kurangnya setiap lima menit dan berlangsung sampai 60 detik
(Aprillia, 2010)
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu atau janin. Keputusan yang
diambil untuk menolong, harus dipertimbangkan dengan hati hati.
Pertolongan yang diberikan tidak hanya membawa keuntungan potensial,
tetapi juga risiko potensial. Kasus penanganan yang terbaik dapat berupa
observasi yang cermat (Aprillia, 2010)
Asuhan keperawatan pasca persalinan diperlukan untuk meningkatkan
status kesehatan ibu dan anak. Peran perawat pada perawatan bayi setelah
lahir (menghisap lendir, perawatan tali pusat, menentukan apgar score,
memandikan bayi, menimbang berat badan (BB) mengukur panjang badan
(PB), lingkar kepala, serta lingkar dada bayi) sangat diperlukan (Nursalam,
2008).
Hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia
selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 205,1
juta pada tahun 2000 menjadi 273,2 juta pada tahun 2025. Walaupun
demikian, pertumbuhan rata-rata per tahun penduduk Indonesia selama
periode 2000-2025 menunjukkan kecenderungan terus menurun. Dalam
2

dekade 1990-2000, penduduk Indonesia bertambah dengan kecepatan 1,49


persen per tahun, kemudian antara periode 2000-2005 dan 2020-2025 turun
menjadi 1,34 persen dan 0,92 persen per tahun. Turunnya laju pertumbuhan
ini ditentukan oleh turunnya tingkat kelahiran dan kematian, namun
penurunan karena kelahiran lebih cepat daripada penurunan karena kematian.
Crude Birth Rate (CBR) turun dari sekitar 21 per 1000 penduduk pada awal
proyeksi menjadi 15 per 1000 penduduk pada akhir periode proyeksi,
sedangkan Crude Death Rate (CDR) tetap sebesar 7 per 1000 penduduk
dalam kurun waktu yang sama (BKKBN).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data yang telah diuraikan pada latar belakang maka
penulis merumuskan masalah yaitu Bagaimanakah Menerapkan Asuhan
Keperawatan Post Partum?.

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu menerapkan asuhan keperawatan post partum.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Asuhan Keperawatan Post
Partum
b. Penulis mampu menentukan tindakan keperawatan pada Asuhan
Keperawatan Post Partum
3

BAB II
KONSEP TEORI

I. DEFINISI POST PARTUM


Post partum adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama 6 minggu. (Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002)
Post partum adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya
kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. (Obstetri Fisiologi, 1983)

II. PERIODE
Masa nifas dibagi dalam 3 periode:
1. Early post partum
Dalam 24 jam pertama.
2. Immediate post partum
Minggu pertama post partum.
3. Late post partum
Minggu kedua sampai dengan minggu keenam.

III. TUJUAN ASUHAN KEPERAWATAN


1. Menjaga kesehatan Ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologiknya.
2. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayinya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada
bayinya dan perawatan bayi sehat.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
4

IV. TANDA DAN GEJALA


1. Perubahan Fisik
a. Sistem Reproduksi
Uterus
Involusi : Kembalinya uterus ke kondisi normal setelah hamil.
No Waktu TFU Konsistensi After pain Kontraksi
1. Segera setelah Pertengahan simpisis Terjadi
lahir dan umbilikus
2. 1 jam setelah Umbilikus Lembut
lahir
3. 12 jam setelah 1 cm di atas pusat
lahir
4. setelah 2 hari Turun 1 cm/hari Berkurang

Proses ini dipercepat oleh rangsangan pada puting susu.


- Lochea
Komposisi
Jaringan endometrial, darah dan limfe.
Tahap
a. Rubra (merah) : 1-3 hari.
b. Serosa (pink kecoklatan)
c. Alba (kuning-putih) : 10-14 hari
Lochea terus keluar sampai 3 minggu.
Bau normal seperti menstruasi, jumlah meningkat saat berdiri.
Jumlah keluaran rata-rata 240-270 ml.
- Siklus Menstruasi
Ibu menyusui paling awal 12 minggu rata-rata 18 minggu, untuk itu
tidak menyusui akan kembali ke siklus normal.
- Ovulasi
Ada tidaknya tergantung tingkat proluktin. Ibu menyusui mulai ovulasi
pada bulan ke-3 atau lebih.
5

Ibu tidak menyusui mulai pada minggu ke-6 s/d minggu ke-8. Ovulasi
mungkin tidak terlambat, dibutuhkan salah satu jenis kontrasepsi untuk
mencegah kehamilan.
- Serviks
Segera setelah lahir terjadi edema, bentuk distensi untuk beberapa hari,
struktur internal kembali dalam 2 minggu, struktur eksternal melebar
dan tampak bercelah.

- Vagina
Nampak berugae kembali pada 3 minggu, kembali mendekati ukuran
seperti tidak hamil, dalam 6 sampai 8 minggu, bentuk ramping lebar,
produksi mukus normal dengan ovulasi.
- Perineum
Episiotomi
Penyembuhan dalam 2 minggu.
Laserasi
TK I : Kulit dan strukturnya dari permukaan s/d otot
TK II : Meluas sampai dengan otot perineal
TK III : Meluas sampai dengan otot spinkter
TK IV : melibatkan dinding anterior rektal
b. Payudara
Payudara membesar karena vaskularisasi dan engorgement (bengkak
karena peningkatan prolaktin pada hari I-III). Pada payudara yang
tidak disusui, engorgement akan berkurang dalam 2-3 hari, puting
mudah erektil bila dirangsang. Pada ibu yang tidak menyusui akan
mengecil pada 1-2 hari.
c. Sistem Endokrin
- Hormon Plasenta
HCG (-) pada minggu ke-3 post partum, progesteron plasma tidak
terdeteksi dalam 72 jam post partum normal setelah siklus
menstruasi.
6

- Hormon pituitari
Prolaktin serum meningkat terjadi pada 2 minggu pertama,
menurun sampai tidak ada pada ibu tidak menyusui FSH, LH,
tidak ditemukan pada minggu I post partum.
d. Sistem Kardiovaskuler
- Tanda-tanda vital
Tekanan darah sama saat bersalin, suhu meningkat karena
dehidrasi pada awal post partum terjadi bradikardi.
- Volume darah
Menurun karena kehilangan darah dan kembali normal 3-4
minggu
Persalinan normal : 200 500 cc, sesaria : 600 800 cc.
- Perubahan hematologik
Ht meningkat, leukosit meningkat, neutrophil meningkat.
- Jantung
Kembali ke posisi normal, COP meningkat dan normal 2-3
minggu.
e. Sistem Respirasi
Fungsi paru kembali normal, RR : 16-24 x/menit, keseimbangan
asam-basa kembali setelah 3 minggu post partum.
f. Sistem Gastrointestinal
- Mobilitas lambung menurun sehingga timbul konstipasi.
- Nafsu makan kembali normal.
- Kehilangan rata-rata berat badan 5,5 kg.
g. Sistem Urinaria
- Edema pada kandung kemih, urethra dan meatus urinarius terjadi
karena trauma.
- Pada fungsi ginjal: proteinuria, diuresis mulai 12 jam.
- Fungsi kembali normal dalam 4 minggu.
7

h. Sistem Muskuloskeletal
Terjadi relaksasi pada otot abdomen karena terjadi tarikan saat hamil.
Diastasis rekti 2-4 cm, kembali normal 6-8 minggu post partum.
i. Sistem Integumen
Hiperpigmentasi perlahan berkurang.
j. Sistem Imun
Rhesus incompability, diberikan anti RHO imunoglobin.
I. Pathways
Post partum fisiologis

Psikologis Episiotomi
( insisi )

Proses parenting Reva rubing


Terputusnya
mekanis inkontinyuitas
Fase taking in jaringan

Tak terpenuhi
Fase taking hold Luka jahitan
perinium
Kelemahan fisik
Fase fetinggo

Gangguan Nyeri akut Resti infeksi


pemenuhan ADL Penambahan anggota
baru

Perubahan pola
peran
8

BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
POST PARTUM

I. PENGKAJIAN
A. Pemeriksaan Fisik
1. Monitor Keadaan Umum Ibu
- Jam I : tiap 15 menit, jam II tiap 30 menit
- 24 jam I : tiap 4 jam
- Setelah 24 jam : tiap 8 jam
2. Monitor Tanda-tanda Vital
3. Payudara
Produksi kolustrum 48 jam pertama.
4. Uterus
Konsistensi dan tonus, posisi tinggi dan ukuran.
5. Insisi SC
Balutan dan insisi, drainase, edema, dan perubahan warna.
6. Kandung Kemih dan Output Urine
Pola berkemih, jumlah distensi, dan nyeri.
7. Bowel
Pergerakan usus, hemoroid dan bising usus.
8. Lochea
Tipe, jumlah, bau dan adanya gumpalan.
9. Perineum
Episiotomi, laserasi dan hemoroid, memar, hematoma, edema,
discharge dan approximation. Kemerahan menandakan infeksi.
10. Ekstremitas
Tanda Homan, periksa redness, tenderness, warna.
11. Diagnostik
Jumlah darah lengkap, urinalisis.
9

B. Perubahan Psikologis
1. Peran Ibu meliputi:
Kondisi Ibu, kondisi bayi, faktor sosial-ekonomi, faktor keluarga, usia
ibu, konflik peran.
2. Baby Blues:
Mulai terjadinya, adakah anxietas, marah, respon depresi dan
psikosis.
3. Perubahan Psikologis
a. Perubahan peran, sebagai orang tua.
b. Attachment yang mempengaruhi dari faktor ibu, ayah dan bayi.
c. Baby Blues merupakan gangguan perasaan yang menetap,
biasanya pada hari III dimungkinkan karena turunnya hormon
estrogen dan pergeseran yang mempengaruhi emosi ibu.
4. Faktor-faktor Risiko
a. Duerdistensi uterus
b. Persalinan yang lama
c. Episiotomi/laserasi
d. Ruptur membran prematur
e. Kala II persalinan
f. Plasenta tertahan
g. Breast feeding

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


III. Gangguan integritas jaringan b.d. episiotomi, laserasi.
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d. episiotomi.
2. Resiko tinggi infeksi b.d. gangguan integritas kulit.
3. Gangguan pola tidur b.d. ketidaknyamanan fisik, kebutuhan minum anak.
4. Resiko tinggi gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d.
peningkatan kebutuhan untuk menyusui.
5. Resiko tinggi konstipasi b.d. ketidaknyamanan perineal dan peristaltik
yang lemah.
10

6. Resiko tinggi gangguan eliminasi urine: retensi urine b.d. edema pemeal,
trauma perineal.
7. Resiko tinggi kekurangan volume cairan dan elektrolit b.d. kehilangan
darah, penurunan intake oral.
8. Cemas b.d. kurangnya pengetahuan tentang perawatan bayi/ibu, kondisi
bayi/ibu.
9. Resiko tinggi perubahan ikatan/peran b.d. konflik tentang bayinya.

IV. RENCANA KEPERAWATAN


1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d. episiotomi, laserasi.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam nyeri
berkurang.
KH :
- Klien menyatakan nyeri berkurang dengan skala nyeri 3-4.
- Klien tampak rileks, ekspresi wajah tidak tegang, klien bisa tidur
nyaman.
- Tanda-tanda vital dalam batas normal:
Suhu 36-37 C, N 60-100 x/menit, R 16-24 x/menit, TD 120/80
mmHg.
Intervensi
- Tentukan adanya lokasi dan sifat serta skala nyeri.
- Inspeksi perbaikan perineum, dan episiotomi.
- Perhatikan adanya tanda REEDA.
- Ajarkan klien teknik relaksasi dan distraksi (teknik napas panjang dan
dalam, mengalihkan perhatian).
- Monitor tanda-tanda vital.

2. Gangguan Integritas Jaringan b.d. Episiotomi, Laserasi


Tujuan:
11

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, integritas


jaringan meningkat.
Kriteria Hasil :
- Luka episiotomi menunjukkan tanda penyembuhan sesuai proses
(tahap-tahap penyembuhan luka)
- Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi / tanda REEDA (-)
- Nyeri dapat ditoleransi.
Intervensi
- Monitor episiotomi akan kemerahan, edema, memar, hematoma,
keutuhan (sambungan dan pendarahan).
- Berikan kompres es, untuk menurunkan edema.
- Berikan penghangat (rendam pantat) 3-4 x/hari, setelah 24 jam untuk
meningkatkan vaskularisasi.
- Lakukan perawatan episiotomi setiap hari.
- Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan dan terutama daerah
genetalia.
3. Resiko tinggi infeksi b.d gangguan integritas kulit
Tujuan: Tidak terjadi infeksi.
Kriteria Hasil:
- Luka bebas dari infeksi
- Tidak timbul tanda-tanda infeksi
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
Intervensi:
- Kaji riwayat prenatal dan intranatal
- Kaji tanda-tanda vital
- Kaji lokasi dan kontraktilitas uterus
- Catat jumlah, warna, bau, dan konsistensi lochea
- Inspeksi sisi perbaikan episiotomi
- Monitor input dan output cairan
- Monitor tanda-tanda vital
12

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah lengkap
Hb, Ht, Leukosit, trombosit.
Urine lengkap
13

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu atau janin. Keputusan yang diambil
untuk menolong, harus dipertimbangkan dengan hati hati. Pertolongan yang
diberikan tidak hanya membawa keuntungan potensial, tetapi juga risiko
potensial. Kasus penanganan yang terbaik dapat berupa observasi yang
cermat.
Asuhan keperawatan pada post partum adalah salah satu pelayanan
kesehatan utama yang diperkirakan dapat menurunkan angka kematian ibu
sampai (25%). selain itu diadakannya sistem rujukan yang efektif yang
dapat mengurangi angka kematian ibu dan anak. Dengan adanya tingkat
kematian ibu Post Partum yang masih cukup tinggi merupakan tantangan
bagi tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
komperhensif dan memuaskan agar dapat menurunkan angka kematian ibu
dan anak.
Periode post partum adalah masa (kira-kira 6 minggu) setelah
kelahiran bayi, selama tubuh beradaptasi ke keadaan sebelum hamil, atau
disebut dengan puerperium (Patricia W., 2006).

B. Saran
1. Hendaknya dalam melakukan pengkajian terlebih dahulu membina
hubungan saling percaya dengan pasien sehingga selama memberikan
asuhan keperawatan kepada klien bisa kooperatif dengan penulis.
2. Sebaliknya perawat melakukan pengkajian secara focus dan bukan hanya
pada saat klien masuk rumah sakit, tetapi selama klien dirawat, karena
setiap saat keluhan klien bisa berubah, sehingga diagnosa yang ada sesuai
dengan keadaan klien.
14

DAFTAR PUSTAKA

1. Doengoes, E. Marilyn, Rencana Perawatan Maternal/Bayi, Edisi 2, 2001,


EGC, Jakarta.

2. FKUI, Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,


Cetakan 1, 2002, Yayasan Bina Pustaka: Jakarta.

3. FKUI, Ilmu Kebidanan, Edisi 3, 1999, Yayasan Bina Pustaka: Jakarta.

4. FKUI, Obstetri Fisiologi, 1993, E. Leman: Bandung.

5. Persis Mary Hamilton, Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, 1995, EGC,


Jakarta.
15

ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM NORMAL


PADA NY R DI RUANG BERSALIN PUSKESMAS SIGERONGAN
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tanggal pengkajian : 19 April 2017


Ruangan / RS : Bersalin/ Puskesmas Sigerongan

A. Data Umum Klien


1. Identitas klien
a. Nama : Ny. R
b. Usia : 25 Tahun
c. Status Perkawinan : Menikah
d. Pekerjaan : IRT
e. Pendidikan : Perguruan Tinggi
f. Alamat : Jelateng Timur Desa Gegerung
2. Identitas Penanggung Jawab
a. Nama : Tn. R
b. Usia : 38 Tahun
c. Status Perkawinan : Menikah
d. Pekerjaan : Wiraswasta
e. Pendidikan : SMP
f. Alamat : Jelateng Timur Desa Gegerung
3. Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
Klien tidak meliki riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu, kehamilan
ini merupakan kehamilan pertama klien.
4. Pengalaman menyusui
Klien tidak memiliki pengalaman menyusui sebelumnya.
16

B. Riwayat Kehamilan Saat Ini


1. Periksa kehamilan
Klien mengatakan memeriksa kehamilannya sebanyak 10 kali di
puskesmas/ polindes.
2. Masalah kehamilan
Klien tidak memiliki masalah kehamilan.

C. Riwayat Persalinan
1. Jenis persalinan : Spontan dengan episiotomy
2. Tanggal/ jam : 19 April 2017/ 20.00 wita
3. Jenis kelamin bayi : Laki-laki
4. Berat badan/ panjang badan : 3400 gr/50 cm
5. Perdarahan : 50 cc
6. Masalah dalam persalinan : Tidak ada masalah dalam persalinan

D. Riwayat Ginekologi
1. Masalah Ginekologi
Klien tidak memiliki masalah atau kelainan ginekologi
2. Riwayat KB
Klien mengatakan belum pernah memakai KB

E. Pengkajian Bio-Psikologi Menurut Colista Roy


1. Kebutuhan Fisiologis
a. Aktivitas dan Istirahat
Setelah melahirkan aktivitas klien dibantu oleh suami. Klien juga
mengatakan dapat beristirahat yang cukup, klien tidur 6 jam setelah
melahirkan sampai pasien pulang.
b. Nutrisi
Klien makan dengan baik, nafsu makan klien baik, klien
menghabiskan satu porsi nasi yang diberikan oleh suaminya, klien
makan sayur, daging dan telur.
17

c. Eliminasi
BAK : Klien BAK 3 kali setelah melahirkan
BAB : Klien belum pernah BAB setelah melahirkan
d. Cairan dan elektrolit
Terpasang infus RL 20 tpm
e. Oksigen
Klien tidak sesak, RR : 20x/menit
f. Proteksi
Jika klien mengalami kesulitan klien akan meminta tolong kepada
suaminya.
g. Pengaturan suhu
Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh, suhu tubuh klien dalam rentang
normal S : 36,7 oC
h. Pengaturan sistem endokrin
Tidak terjadi kelainan dan gangguan pada sistem endokrin.
i. Fungsi neurologis
Tidak terjadi penurunan kesadaran dan kelumpuhan, tidak ada
gangguan pengelihatan dan kelainan neuro lainnya.
2. Konsep Diri
a. Gambaran diri
Klien mengatakan klien merupakan seorang ibu dan seorang istri, saat
ini klien sudah memiliki anak yang sangat diinginkan sehingga klien
akan berusaha menjadi seorang ibu dan istri yang baik.
b. Ideal diri
Klien mengatakan ingin menjadi seorang ibu yang baik untuk anaknya
sehingga nanti klien dapat merawat, serta membesarkan dan mendidik
anaknya dengan baik, klien juga mengatakan ingin menjadi seorang
istri yang baik, setia dan akan menyayangi dan merawat suaminya
dengan baik.
18

c. Fungsi peran
Klien mengatakan akan merawat, membesarkan, dan mendidik
anaknya dengan baik, serta menjadi istri yang baik yang akan
mengurus suaminya dengan baik dan ikhlas.
3. Interdependen
Klien mengatakan biasanya melakukan kegiatan dan aktivitas secara
mandiri, namun setelah melahirkan klien dibantu oleh suaminya dalam
beraktivitas.
4. Keadaan mental
Klien mengatakan senang atas kelahiran bayi laki-lakinya karena klien dan
suaminya sangat menginginkan anak laki-laki.
5. Kemampuan menyusui
Klien dapat menyusui anaknya dengan baik dan benar
6. Sosial budaya
Klien mengatakan bahwa saat menyusui tidak boleh mengkonsumsi kecap
karena akan membuat anaknya hitam.

F. Data Umum Kesehatan Saat Ini


1. Status Obstetrik : P1AoH1
2. Bayi rawat gabung : Ya
3. Keadaan umum : Composmentis
4. Keadaan umum : Baik
5. BB/ TB : 49 kg/158 cm
6. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah : 110/70 mmHg
b. Nadi : 80 x/menit
c. Suhu : 36,7 oC
d. Respirasi role : 20x/ menit
7. Kepala leher
a. Kepala
19

Rambut hitam, bersih, berminyak, distribusi rambut merata, tidak ada


benjolan dan nyeri tekan.
b. Mata
Simetris, tidak ada kotoran mata, konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik, pupil isokor tidak menggunakan kaca mata.
c. Hidung
Simetris, tidak ada polip, tidak terdapat secret.
d. Mulut
Simetris, gigi lengkap, bersih, tidak terdapat kalkulus pada gigi, tidak
ada stomatitis mukosa bibir lembab.
e. Telinga
Simetris, tidak ada serumen, bersih, tidak menggunakan alat bantu
pendengaran.
f. Leher
Simetris, tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.
g. Wajah
Klien tampak meringis, tidak ada edema dan nyeri tekan.
8. Dada
a. Jantung
Inspeksi : Ictuscordis tidak terlihat
Auskultasi : Suara jantung reguler S1/S2, tidak ada gallop, tidak ada
murmur.
Palpasi : Ictus cordis teraba pada intercosta ke V, 2 cm dari linea
middavicularis, tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : Bunyi pekak pada batas-batas jantung yaitu pada
intercostalis 1,5 cm dari sebelah kiri sternum hingga
c 5 mid davicula
b. Paru-paru
Inspeksi : Dada mengembang secara bersamaan saat inspirasi,
simetris, dan tidak ada jejas
Auskultasi : suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan
20

Palpasi : tidak ada nyeri dada, vokal premitus teraba getaran yang
sama antara punggung kiri dan kanan.
Perkusi : sonor pada tubuh lapang paru.
c. Payudara
Simetris, tidak ada benjolan, putting susu menonjol, warna putting
susu kehitaman.
d. Pengeluaran ASI
Pengeluaran ASI klien masih sedikit
9. Abdomen
Simetris, tidak terdapat jejas dan nyeri tekan, terdapat striae gravidarum,
tinggi fundus uteri dua jari dibawah pusar, teraba bulat dan keras, kandung
kemih kosong bising usus 9 kali per menit.
10. Perineum dan genital
Klien mengatakan daerah vagina masih terasa nyeri terutama pada saat
buang air kecil, bergerak dan duduk dan nyeri akan berkurang saat klien
beristirahat dan diam klien mengatakan nyerinya seperti ditusuk-tusuk,
dengan skala nyeri 5, lochea 8 cc berwarna merah gelap, terdapat luka
episotomi dan jahitan pada perineum.
Tanda-tanda REEDA:
R : Kemerahan iya
E : Bengkak tidak
E : Echimosis tidak
D : Discharge tidak ada
A : Aproximale baik

Lochea
Jumlah : 8 cc
Jenis/warna : merah gelap
Kosistensi : kental
Bau : Khas nifas
21

11. Ekstremitas
a. Ekstremitas atas
Lengkap, tidak terjadi kelumpuhan, terpasang infus RL 20 tpm di
tangan sebelah kanan, tidak ada edema dan nyeri tekan.
b. Ekstremitas bawah
Lengkap, tidak terjadi kelumpuhan, tidak ada edema dan nyeri tekan
12. Therapy
a. Amoxicilin 500 mg 3 x 1 (oral)
b. Asam mafenamat 500 mg 3 x 1 (oral)
c. Tablet tambah darah ( oral)
d. Infusl RL 20 tpm (intravena)
13. Pengkajian Nyeri
P : Klien mengatakan nyeri pada daerah vagina (perineum), nyeri menjadi
bertambah saat klien buang air kecil, bergerak dan duduk, lalu nyeri
akan berkurang ketika klien beristirahat dan diam.
Q : Klien mengatakan nyeri tajam seperti ditusuk-tusuk
R : Klien mengatakan nyeri pada daerah vagina (perineum)
S : Klien mengatakan nyeri pada skala 5 dari 1-10
T : Klien mengatakan nyeri lebih terasa pada saat pagi dan malam hari
secara hilang dan timbul
14. Observasi
Kandung
Jam TD N S RR TFU Perdarahan Kontraksi
Kemih
20.45 110/70 80 36,7 20 2 jari Kosong 5 cc Baik
21.00 110/70 80 36,7 18 2 jari Kosong 4 cc Baik
21.15 110/80 78 36,5 18 2 jari Kosong 5 cc Baik
21.30 110/80 80 36,4 20 2 jari Penuh 3 cc Baik
22.00 120/70 80 36,4 20 2 jari Kosong 3 cc Baik
22.30 120/70 80 36,4 20 2 jari Kosong 3 cc Baik

No Analisa data Etiologi Masalah


1. DS : Episiotomi Nyeri akut
22

No Analisa data Etiologi Masalah


- Klien mengatakan
nyeri pada daerah vagina Menyebabkan perlukaan
(perineum) pada perineum
- Klien mengatakan
nyerinya tajam seperti ditusuk- Terputusnya kontinoitas
tusuk jaringan
DO :
- Skala nyeri 5 dari 1- Merangsang pengeluaran
10 histamin dan protaglandin
- Wajah klien tampak
meringis Nyeri akut
- TTV : TD : 110/70
mmHg
N : 80x/menit
S : 36,7 oC
RR : 20x/menit
P : Klien mengatakan nyeri
pada daerah vagina
(perineum), nyeri menjadi
bertambah saat klien buang
air kecil, bergerak dan
duduk lalu nyeri akan
berkurang ketika klien
beristirahat dan diam
Q : Klien mengatakan nyeri
tajam seperti ditusuk-tusuk
R : Klien mengatakan nyeri
pada daerah vagina
(perineum)
S : Klien mengatakan nyeri
23

No Analisa data Etiologi Masalah


pada skala 5 dari 1 10
T : Klien mengatakan nyeri
lebih terasa pada saat pagi
dan malam hari secara
hilang dan timbul
2. DS : Episiotomi Resiko
- Klien mengatakan infeksi
nyeri pada vagina (perineum) Terputusnya kontinuitas
DO : jaringan
- Tampak kemerahan
pada sekitar luka jahitan Luka jahitan perineum
- Klien tampak
meringis Resiko infeksi
- Lochea 8 cc
berwarna merah gelap
- Suhu : 36,7 oC
- Masa nifas
(observasi)
20.45
TD : 110/70 mmHg, N : 80,
S : 36,7 oC, RR : 20x/menit,
TFU : 2 jari, kandung
kemih kosong, perdarahan
5 cc, kontraksi baik
21.00
TD : 110/80 mmHg, N :
78x/menit, S : 36,5 oC, RR :
18x/menit, kandung kemih
kosong, perdarahan 4 cc
kontraksi baik
24

No Analisa data Etiologi Masalah


21.15
TD : 110/80 mmHg, N :
78x/menit, S : 36,5 oC, RR :
18x/menit, kandung kemih
kosong, perdarahan 5 cc,
kontraksi baik
21.30
TD : 110/80 mmHg, N :
80x/menit, S : 36,4 oC, RR :
20x/menit, TFU : 2 jari,
kandung kemih penuh,
perdarahan 3 cc, kontraksi
baik
25

Tujuan dan Kriteria


No. Diagnosa Intervensi Rasional
Hasil
1. Nyeri akut Setelah diberikan - Kaji skala - Untuk
tindakan keperawatan nyeri mengetahui sifat dan
selama 1 x 12 jam - Ajarkan tingkat nyeri
diharapkan nyeri dapat tehnik relaksasi dan sehingga
berkurang dengan distraksi memudahkan dalam
kriteria hasil : - Motivasi pemberian tindakan
- Adanya mobilisasi - Nafas
laporan nyeri - Kolaborasi dalam dapat
berkurang pemberian analgetik mengurangi rasa
- Skala nyeri nyeri
berkurang - Memperlan
- TTV dalam car pengeluaran
batas normal lochea, mempercepat
- Wajah klien involusi dan
tampak rileks mengurangi nyeri
secara bertahap
- Analgetik
yang tepat dapat
mengurangi rasa
nyeri
2. Resiko tinggi Setelah dilakukan - Kaji tanda- - Mendeteksi
infeksi tindakan keperawatan tanda infeksi tanda infeksi lebih
selama 1 x 12 jam - Kaji TTV awal
diharapkan tidak - Anjurkan - Peningkata
terjadi infeksi ibu utuk mengganti n suhu menandakan
26

Tujuan dan Kriteria


No. Diagnosa Intervensi Rasional
Hasil
Dengan kriteria hasil: pembalut 4 jam terjadinya infeksi
- Tidak ada sekali - Pembalut
tanda-tanda infeksi - Anjurkan yang lembab dan
- Suhu tubuh untuk mengkonsumsi banyak darah
dalam batas normal TKTP merupakan media
(36,0 37,0 oC) - Ajarkan ibu tempat
untuk membersihkan berkembangnya
perineum atau cebok kuman
dari depan ke - Mempercep
belakang at proses
- Kolaborasi penyembuhan luka
dalam pemberian - Mencegah
antibiotik kotaminasi rektal ke
- Anjurkan vagina
ibu untuk ASI - Mencegah
eksklusif terjadinya infeksi
- Meningkatk
an imunitas bayi dan
mempererat
hubungan ibu dan
bayi
27

No
Hari/tanggal Tindakan Keperawatan Respon Hasil Paraf
DX
19/04/2017
20.30 1 - Mengkaji skala - Skala nyeri 5 dari 1
20.45 nyeri 10
- Mengajarkan - Klien tampak mengerti
tehnik relaksasi dan dan mengaplikasikannya saat
distraksi nyeri datang klien relaksasi nafas
dalam dan nyeri dapat berkurang,
klien menggunakan tehnik
distraksi dengan berbincang
dengan suaminya dan nyeri dapat
22.00 berkurang
- Klien tampak belajar
22.10 - Motivasi miring kanan kiri dan duduk
mobilisasi - Nyeri dapat berkurang
dan tidak ada reaksi alergi obat.
- Memberikan
analgetik asam
mefenamat 500 mg 2 kali
per oral
19/04/2017 2 - Mengkaji tanda- - Kemerahan pada sekitar
22.00 tanda infeksi luka jahitan, luka masih tarasa
28

No
Hari/tanggal Tindakan Keperawatan Respon Hasil Paraf
DX
22.10 - Mengkaji TTV nyeri
- TD : 110/80 mmHg
N : 78x/enit
S : 37 oC
22.30 - Menganjurkan RR : 20x/ menit
ibu mengganti pembalut 4 - Klien mengganti
jam sekali pembalut 4 5 jam sekali
22.30 - Menganjurkan
untuk mengkonsumsi - Klien tampak makan
makanan TKTP nasi dengan sayur, telur, tempe
22.35 - Mengajarkan ibu dan daging
untuk membersihkan
- Klien tampak mengerti
perineum atau cebok dari
dengan cara membersihkan
depan ke belakang
perineum yang benar
22.10 - Memberikan
antibiotik amoxialin 500
- Tidak ada reaksi alergi
mg 2 kali per oral
obat
22.40 - Menganjurkan
ibu untuk ASI eksklusif

- Ibu tampak mengerti


dan menyusui bayinya

No.
Hari/tanggal Evaluasi Paraf
DX
20/04/2017 1 S : Klien mengatakan nyeri sudah mulai berkurang
08.30 O : Klien tampak rileks
Skala nyeri 3 dari 1 10
TTV : TD : 110/70 mmHg
29

N : 80x / menit
S : 36,4 oC
RR : 20x/ menit
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
09.00 2 S : Klien mengatakan nyeri berkurang
O : Suhu : 36,3 oC
Klien tampak rileks
Lochea 4 cc
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai