Anda di halaman 1dari 7

A.

Kondisi Fisik
Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil belajar.
Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat akan mendukung meningkatnya
intensitas pembelajaran siswa dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan
pengajaran.
Guru sebagai seorang pengajar/pendidik harus dapat menciptakan lingkungan kelas yang
membantu perkembangan pendidikan para peserta didik. Melalui teknik motivasi yang akurat,
guru dapat memberikan kontribusi iklim kelas yang sehat, kondisi dan lingkungan hendaknya
menjadi perhatian dan kepedulian guru agar siswa dapat belajar secara optimal. Kondisi dan
lingkungan yang perlu menjadi perhatian dalam menunjang terciptanya pembelajaran sebagai
berikut :
1. Ruang tempat berlangsungnya pembelajaran
Ruang tempat belajar harus memungkinkan para peserta didik dapat bergerak
leluasa tidak berdesak-desakan sehingga tidak saling menggangu satu sama lainnya pada
saat terjadi aktivitas pembelajaran. Besarnya ruang kelas sangat tergantung pada berbagai
hal antara lain.
a. Jenis kegiatan (kegiatan pertemuan tatap muka klasikal dalam kelas atau bekerja
dengan praktikum)
b. Jumlah siswa yang melakukan kegiatan
Jika ruangan yang dipakai teratur mempergunakan hiasan, pakailah hiasan
yang mempunyai nilai pendidikan dapat secara langsung memberi daya terapi
bagi anak-anak pelanggar disiplin
c. Pengaturan tempat duduk
Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah memungkinkan
terjadinya tatap muka dengan posisi it, guru sekaligus dapat mengontrol tingkah
laku para peserta didiknya pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi
kelancaran pengaturan proses pembelajaran. Beberapa kemungkinan dalam
pengaturan tempat duduk seperti dibawah ini.
1) Pola deret atau berbaris, berjajar
Pengaturan seperti ini adalah pengaturan yang sangat populer pada
umumnya tempat duduk siswa diatur menurut tinggi pendeknya siswa pada
situasi tertentu misalnya, jika ada siswa yang tidak dapat melihat jarak atau
pendengaran yang agak kurang atau banyak berbuat gaduh maka orang yang
seperti ini didudukkan di deretan depan, tanpa menghiraukan tinggi rendahnya
siswa
2) Pola susunan kelompok
Cara ini memungkinkan siswa dapat berkomunikasi dengan mudah antara
satu dengan yang lainnya dan dapat berpindah dari satu kelompok lain secara
bebas. Pola ini memudahkan siswa untuk bekerja sama dan saling menolong
satu sama lain.
3) Pola formasi tepal kuda
Pola ini menempatkan posisi guru berada ditentang-tengah para siswa.
Pola ini di pakai jika banyak memerlukan diskusi antar siswa atau dengan
guru. Pengaturan seperti ini memberi kemudahan kepada para siswa untuk
saling berkomunikasi dan berkonsultasi.
4) Pola lingkaran atau persegi
Pola pengaturan seperti ini baik juga untuk mengajar yang disajikan
dengan metode diskusi. Otoritas guru sama sekali tidak berpusat dan
kepemimpinan formal tidak berperan sama sekali
2. Ventilasi dan pengaturan cahaya
Suhu, ventilasi dan penerangan (kendatipun guru sulit mengaturnya tapi sudah
tersedia ) adalah aset penting untuk terciptanya suasana belajar yang nyaman, oleh karena
itu ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa.
3. Pengaturan penyimpanan barang-barang
Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai
kalau segera diperlukan dan akan dipergunakan bagi kepentingan kegiatan belajar.
Barang-barang yang karena nilai praktisnya tinggi dan dapat di simpan di ruang kelas
seperti buku belajar, pedoman kurikulum, kartu pribadi dan lain sebagainya.
B. Kondisi Sosio Emotional
Kondisi sosio emosional akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses
belajar mengajar, kegairahan siswa dan efektivitas tercapainya tujuan pengajaran. Kondisi
sosio emosional itu meliputi hal-hal dibawah ini :
1. Tipe kepemimpinan
Peranan guru, tipe kepemimpinan guru atau administrator akan mewarnai suasana
emosional di dalam kelas. Tipe kepemimpinan yang lebih berat pada otoriter akan
menghasilkan sikap siswa yang submissive atau apatis, tetapi di lain juga akan
menumbuhkan sikap yang agresif.
Dengan tipe kepemimpinan yang otoriter siswa hanya aktif kalau ada guru dan
kalau guru tidak mengawasi maka semua aktifitas menjadi menurun. Aktifitas proses
belajar mengajar sangat tergantung pada guru dan menuntut sangat banyak perhatian
guru. Tipe kepemimpinan yang cenderung pada lazier-faire biasanya tidak produktif
walaupun ada pemimpin. Kalau guru ada, siswa lebih banyak melakukan kegiatan
yang sifatnya ingin diperhatikan. Dalam tipe kepemimpinan ini malah biasanya
aktifitas siswa lebih produktif kalau gurunya tidak ada. Tipe ini cocok pada siswa
yang innerdirected dimana siswa tersebut aktif, penuh kemauan, berinisiatif dan
tidak selalu menunggu pengarahan.
Tipe kepemimpinan guru yang lebih menekankan kepada sikap demokratis lebih
memungkinkan terbinanya sikap persahabatan guru dan siswa dengan sadar saling
memahami dan saling mempercayai. Sikap ini dapat membantu menciptakan iklim
yang menguntungkan bagi terciptanya kondisi belajar yang optimal.
Dalam upaya menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, guru
harus menempatkan diri sebagai : modal, pengembangan, perencanaan, pembimbing,
dan fasilitator.
a. Guru sebagai modal adalah guru yang tidak menuntut banyak disiplin kaku
melainkan sebagai modal. Ia mengharapkan dengan permodalan yang ditampilkan
dapat memberikan pengalaman dan keantusiasan belajar siswa.
b. Guru sebagai pengembang adalah guru yang ahli dalam melaksanakan tugas
dengan format yang benar dan tepat. Ia tidak membiarkan dan mengijinkan siswa
bolos atau malas tanpa alasan yang sah. Guru seperti ini suka mengadakan
penilaian terhadap segala bidang yang di kerjakan pada siswa.
c. Guru sebagai perencana adalah guru yang ahli dalam bidangnya, yang mengatur
kelas sebagai tata ruang belajar. Ia memiliki pengetahuan dan wawasan luas. Guru
ini beranggapan bahwa para siswa belajar kepadanya karena ingin mempelajari
sebanyak mungkin apa yang diketahui oleh guru.
d. Guru sebagai pembimbing adalah guru yang saling membelajarkan antara dirinya
dengan sesama dengan siswanya. Dia mengajar dalam sistem sosial yang dinamis
dan ia mengharapkan ada interaksi belajar antara diri dan siswanya.
e. Guru sebagai fasilitator adalah guru yang menyadari bahwa pekerjaannya
merespon tujuan para siswa sekalipun tujuan itu bervariasi, ia kurang menyenangi
apabila ada siswa yang mendapat kesulitan belajar. Ia banyak mendengar dan
bertanya kepada siswa dan ia menginginkan siswa dapat belajar dan mencapai
tujuan sesuai yang diharapkannya.
2. Sikap guru
Sikap guru dalam menghadapi siswa yang melanggar peraturan sekolah
hendaknya tetap sabar, dan tetap bersahabat dengan sesuatu keyakinan bahwa tingkah
laku siswa akan dapat diperbaiki kalaupun guru terpaksa membenci, bencilah tingkah
lakunya siswa tapi bukan benci siswa itu sendiri.
3. Suara guru
Suara guru, bukanlah faktor yang besar tapi turut mempengaruhi dalam belajar.
Suara yang melengkung tinggi atau senantiasa tinggi atau demikian rendah sehingga
tidak terdengar oleh siswa secara jelas dari jarak yang agak jauh, ini mengakibatkan
suasana akan gaduh. Keadaan seperti itu, juga membosankan sehingga pelajaran
cenderung tidak perhatikan. Suara yang relatif rendah tetapi cukup jelas dengan
volume suara yang penuh dan kedengarannya rileks akan mendorong siswa untuk
memperhatikan pelajaran. Mereka akan lebih berani mengajukan pertanyaan,
melakukan percobaan sendiri dan lain sebagainya. Tekanan suara hendaknya
bervariasi sehingga tidak membosankan siswa mendengarkanya.
4. Pembinaan hubungan baik
Pembinaan hubungan baik (report ) antara guru dan siswa dalam masalah
manajemen kelas adalah hal yang sangat penting. Dengan terciptanya hubungan baik
guru siswa, diharapkan siswa senantiasa gembira, penuh gairah dan semangat,
bersikap optimistic, realistik dalam kegiatan belajar yang sedang dilakukan serat
terbuka terhadap hal-hal yang ada pada dirinya.

C. Kondisi Organisasi
Kegiatan rutin yang secara organisasi yang dilakukan baik tingkat kelas maupun pada
tingkat sekolah akan dapat mencegah manajemen kelas. Dengan kegiatan secara terbuka
sehingga jelas pula bagi mereka, akan menyebabkan tertanamnya pada diri setiap siswa
kebiasaan yang baik. Disamping itu mereka akan terbiasa bertingkah laku secara teratur penuh
disiplin pada semua kegiatan yang bersifat rutin itu. Kegiatan kegiatan rutin yang dilakukan
antara lain :
1. Pergantian pelajaran
Untuk beberapa pelajaran sebaiknya siswa tetap dalam suatu ruangan dan guru
datang ke ruangan tersebut, akan tetapi untuk pelajaran tertentu seperti bekerja di labor
olah raga, kesenian dan lain sebagainya. Siswa diharuskan pindah ruangan. Hal rutin
seperti ini hendaknya diatur secara tertib. Misalnya diberi tenggang waktu untuk pindah
ruangan.
2. Guru berhalangan hadir
Jika guru berhalangan untuk hadir maka guru sudah tahu cara mengatasinya.
Misalnya siswa tetap dalam kelas dengan tenang menunggu guru penganti datang selam
waktu tertentu. Jika telah tiba waktunya belum datang juga maka ketua kelas diwajibkan
untuk melaporkan kepada guru piket. Maka guru piket harus berinisiatif untuk mengisi
kekosongan itu, mungkin bisa kepala sekolah yang mengisi kekosongan itu sebelum guru
kelas hadir.
3. Masalah antar siswa
Jika terjadi masalah antar siswa yang tidak dapat diselesaikan antar siswa itu maka
ketua kelas wajib melapor ke wali kelas untuk memecahkan suatu masalah dan
mengatasinya. Bila pemecahan masalah belum tuntas diselesaikan, ketua kelas bersama
dengan wali kelas ataupun ketua osis dapat menghadap pimpinan sekolah untuk
mendapatkan petunjuk kebijakan untuk mengatasi masalah tersebut. Demikian juga jika
ada usul kegiatan siswa.
4. Upacara bendera
Jadwal dan pengaturan upacara bendera sudah ditentukan sebelumnya, pengaturan ini
meliputi giliran yang bertugas baik dari pihak guru maupun dari siswa sehingga semua
aktivitas berjalan dengan lancar.
5. Kegiatan lain
Kegiatan lain yang merupakan kegiatan rutin kelas atau sekolah antara lain adalah :
a. Menanyakan kesehatan dan kehadiran siswa
b. Prosedur penyampaian informasi dari sekolah kepada guru dan siswa
c. Penyampaian peraturan sekolah yang baru
d. Kegiatan yang bersifat rekreasi dan sosial

D. Kondisi Administrasi Teknik


Kondisi ADM teknik akan ikut mempengaruhi manajemen pembelajaran. Hal hal yang
termasuk ke dalam kondisi administrasi teknik ini adalah :
1. Daftar presensi
Daftar presensi siswa dan guru dikelola sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Hendaknya diadakan
pengecekan secara periodik terhadap daftar presensi ini.
2. Ruangan bimbingan siswa
Ruang khusus, hendaknya tersedia yang dapat digunakan untuk keperluan
bimbingan siswa yang dilakukan oleh guru, wali kelas atau guru BP / BK.
3. Tempat baca
Tempat baca yang dapat dimanfaatkan oleh para siswa pada waktu istirahat atau
pada waktu luang, hendaknya tersedia, begitu pula tempat bermain yang mengandung
nilai edukatif akan sangat membantu mengatasi masalah manajemen kelas.
4. Tempat sampah
Tempat sampah hendaknya tersedia pada tempat khusus sehingga siswa didorong
untuk membiasakan hidup teratur.
5. Catatan pribadi
Catatan pribadi siswa mempunyai peranan penting dalam hubungannya dengan
manajemen kelas baik dalam rangka pencegahan maupun dalam rangka mengatasi
tingkah laku yang sudah terlanjur, dengan catatan pribadi siswa, guru akan mengenal
siswa secara lengkap termasuk latar belakang kehidupannya.

Anda mungkin juga menyukai