Anda di halaman 1dari 54

61

3.2.1 Metode Asuhan Keperawatan (M3-Method)


3.2.3.1 Penerapan Model Keperawatan Profesional
Model perawatan Primary Nursing merupakan salah satu model praktek
keperawatan professional dimana perawat bertanggung jawab penuh terhadap
asuhan keperawatan yang di berikan kepada pasien mulai dari pasien masuk
sampai keluar Rumah Sakit.Model ini mendorong kemandirian perawat, ada
kejelasan antara pembuat rencana asuhan keperawatan dan pelaksana asuhan
keperawatan selama pasien di rawat.Model ini di tandai dengan adanya
keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang di tugaskan
untuk merencanakan, melakukan dan kordinasi asuhan keperawatan selama pasien
di rawat.Konsep dasar dan model ini adalah tanggung jawab dan tanggung
gugat.Berikut sistem pemberian asuhan keperawatan Primary Nursing.

SARANA RS
TIM MEDIS DAN KEPALA
RUANGAN
TIM LAIN

PERAWAT PERAWAT
PRIMER PRIMER
PERAWAT PERAWAT

KLIEN KLIEN

Kelebihan :
1) Bersifat kontinuitas dan komprehensif
2) Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan
memungkinkan pengembangan diri
3) Pasien merasa diperlakukan sewajarnya karena terpenuhinya kebutuhan
secara individu
62

4) Tercapainya pelayanan kesehatan yang efektif terhadap pengobatan,


dukungan proteksi, informasi dan advokasi (Gillies, 1989 )
Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction, kemampuan
pengambilan keputusan yang tepat , menguasai keperawatan klinik, Akontable
serta mampu berkulaborasi dengan berbagai disiplin profesi.
Bedasarkan hasil observasi, di dapatkan bahwa model asuhan keperawatan
profesional yang di gunakan di Ruang Nusa Indah RSUD RS dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya adalah model Tim-Primer, dan telah terdapat tugas, peran dan
wewenang yang jelas pada setiap anggota tim, namun pada pelaksanaannya ada
yang tidak sesuai dengan uraian tugas masing-masing anggota tim, misalnya
perawat bisa menjadi tenaga administrasi pada shift pagi. Hal ini disebabkan
karena kebutuhan tenaga perawat yang belum mencukupi dengan jumlah
ketergantungan pasien yang diketahui melalui perhitungan BOR (Bed Occuption
Rate).
Penerapan model pelaksanaan manajemen MAKP juga dapat dipengaruhi
oleh latar belakang pendidikan perawat ruangan, di Ruang Nusa Indah BLUD RS
dr. Doris Sylvanus Palangka Raya terdapat 4 perawat lulusan S1
Keperawatan/Ners dan 16 perawat lulusan D3 keperawatan dan 1 perawat lulusan
SPK. Berdasarkan penyebaran angket kuesioner yang telah dilakukan, diketahui
bahwa penerapan MAKP di Ruang Nusa Indah BLUD RS dr. Doris Sylvanus
termasuk kategori baik.
63

Diagram 3.1 Ketua Tim Sebagai Perawat Profesional Mampu Menggunakan


Berbagai Teknik Kepemimpinan

1. Ketua Tim Sebagai Perawat Profesional Mampu


Menggunakan Berbagai Teknik Kepemimpinan
9%
Baik
Cukup
Kurang
27%
64%

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 64% menjawab


kadang-kadang bahwa ketua tim mampu menggunakan berbagai teknik
kepemimpinan, 27 % menjawab selalu bahwa ketua tim mampu menggunakan
berbagai teknik kepemimpinan dan 9% menjawab bahwa tidak pernah ketua tim
mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan

Diagram 3.2Penting Komunikasi Yang Efektif, Agar Kontinuitas Rencana


Keperawatan Terjamin

2. Penting Komunikasi Yang Efektif, Agar


Kontinuitas Rencana Keperawatan Terjamin
9%

18%
Baik
Cukup
Kurang

73%
64

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 73% menjawab


kadang-kadang (cukup) bahwa perawat menggunakan komunikasi yang efektif, 18
% menjawab selalu (baik) bahwa perawat menggunakan komunikasi yang efektif
dan 9% menjawab tidak pernah (kurang) bahwa perawat menggunakan
komunikasi yang efektif.

Diagram 3.3Anggota Tim Harus Menghargai Kepemimpinan Ketua Tim

3. Anggota Tim Harus Menghargai


Kepemimpinan Ketua Tim

27%
Baik
Cukup
Kurang

9%

64%

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 9% menjawab


kadang-kadang (cukup) bahwa anggota tim harus menghargai kepemimpinan
ketua tim, 64 % menjawab selalu (baik) bahwa anggota tim harus menghargai
kepemimpinan ketua tim dan 27% menjawab tidak pernah (kurang) bahwa
anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim.
65

Diagram 3.4 Peran Kepala Ruangan Penting Dalam Model Tim

4. Peran Kepala Ruangan Penting Dalam Model


TimPeran Kepala Ruangan Penting Dalam
Model Tim
9%
9%

Baik
Cukup
Kurang
82%

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 9% menjawab


kadang-kadang (cukup) bahwa peran kepala ruangan penting dalam model tim, 82
% menjawab selalu (baik) bahwa peran kepala ruangan penting dalam model tim
dan 9% menjawab tidak pernah (kurang) bahwa peran kepala ruangan penting
dalam model tim.
66

Diagram 3.5 Anggota Tim Bertanggung Jawab Terhadap


PemberianAsuhan Keperawatan Pada Pasien

5. Anggota Tim Bertanggung Jawab Terhadap


PemberianAsuhan Keperawatan Pada Pasien

18%

Baik
Cukup
Kurang
27%
55%

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 27% menjawab


kadang-kadang (cukup) bahwa anggota tim bertanggung jawab terhadap
pemberian asuhan keperawatan pada pasien, 55 % menjawab selalu (baik) bahwa
anggota tim bertanggung jawab terhadap pemberian asuhan keperawatan pada
pasien dan 18% menjawab tidak pernah (kurang) bahwa anggota tim bertanggung
jawab terhadap pemberian asuhan keperawatan pada pasien
67

Diagram 3.6 Anggota Tim Bekerja Sama Dengan Anggota Tim Dan Antar Tim

6. Anggota Tim Bekerja Sama Dengan Anggota


Tim Dan Antar Tim
18%

Baik
9%
Cukup
Kurang
73%

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 9% menjawab


kadang-kadang (cukup) bahwa anggota tim bekerja sama dengan anggota tim dan
antar tim, 73 % menjawab selalu (baik) bahwa anggota tim bekerja sama dengan
anggota tim dan antar tim dan 18% menjawab tidak pernah (kurang) bahwa
anggota tim bekerja sama dengan anggota tim dan antar tim

Diagram 3.7Anggota Tim Memberikan Laporan

7.Anggota Tim Memberikan Laporan


18%
46%

Baik
Cukup
36% Kurang

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 36% menjawab


kadang-kadang (cukup) bahwa anggota tim memberikan laporan, 46 % menjawab
selalu (baik) bahwa anggota tim memberikan laporan dan 18% menjawab tidak
pernah (kurang) bahwa anggota tim memberikan laporan
68

Diagram 3.8 Ketua Tim Membuat Perencanaan

8. Ketua Tim Membuat Perencanaan

18% 27%

Baik
Cukup
55% Kurang

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 55% menjawab


kadang-kadang (cukup) bahwa ketua tim membuat perencanaan, 27 % menjawab
selalu (baik) bahwa ketua tim membuat perencanaan dan 18% menjawab tidak
pernah (kurang) bahwa ketua tim membuat perencanaan

Diagram 3.9 Ketua Tim Membuat Penugasan, Supervisi Dan Evaluasi

9. Ketua Tim Membuat Penugasan, Supervisi Dan


Evaluasi
9%

18%

Baik
Cukup
73% Kurang

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 18% menjawab


kadang-kadang (cukup) bahwa ketua tim membuat penugasan, supervisi dan
evaluasi, 73 % menjawab selalu (baik) bahwa ketua tim membuat penugasan,
69

supervisi dan evaluasi dan 9% menjawab tidak pernah (kurang) bahwa ketua tim
membuat penugasan, supervisi dan evaluasi

Diagram 3.10 Ketua Tim Mengenal/ Mengetahui Kondisi Pasien dan Dapat
Menilai Tingkat Kebutuhan

10. Ketua Tim Mengenal/ Mengetahui Kondisi Pasien


dan Dapat Menilai Tingkat Kebutuhan
9%

18%

Baik
Cukup
Kurang

73%

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 18% menjawab kadang-


kadang (cukup) bahwa ketua tim mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat
menilai tingkat kebutuhan, 73 % menjawab selalu (baik) bahwa ketua tim
mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan dan 9%
menjawab tidak pernah (kurang) bahwa ketua tim mengenal/mengetahui kondisi
pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan

3.2.3.2 Dokumentasi Keperawatan


Pendokumentasian yang berlaku di Ruang Nusa Indah RSUD RS dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya adalah menggunakan sistem MAKP dan terbagi atas 3
TIM tetapi pada kenyataannya masih belum dapat terlaksana dengan baik.
Berdasarkan hasil observasi dan analisis didapatkan bahwa
pendokumentasian status pasien telah dilakukan (73 %) dan kadang-kadang
(27%). %) terkadang untuk pengisian status kurang lengkap dan kurang sesuai
dengan kondisi pasien diruangan, yang terbukti dari belum diisinya lembar askep
secara lengkap, format pengkajian dan masalah keperawatan yang masih kosong.
70

Sistem pendokumentasian masih dilakukan secara manual.Belum semua tindakan


perawat didokumentasikan.Dokumentasi tidak segera dilakukan setelah
melakukan tindakan tetapi kadang-kadang dilengkapi saat keadaan
memungkinkan.

Diagram 3.11 Dokumentasi Keperawatan Penkajian Head To Toe

11 .Dokumentasi Keperawatan Penkajian Head


To Toe
18% 18%

Baik
Cukup
Kurang

64%

Berdasarkan data di atas dari 11 responden dapat terlihat bahwa


dokumentasi keperawatan pengkajian head to toe, sebanyak 18%menyatakan baik
(selalu dilakukan), sebanyak 18% berkategori cukup (kadang-kadang dilakukan)
dan sebanyak 18% berkategori kurang (Tidak pernah dilakukan).
71

Diagram 3.12. Dokumentasi Keperawatan Pengkajian Secara Komprehensif

12. Dokumentasi Keperawatan Pengkajian


Secara Komprehensif
9%

27%

Baik
Cukup
64%
Kurang

Berdasarkan data di atas dari 11 responden dapat terlihat bahwa


dokumentasi keperawatan pengkajian secara komprehensif, sebanyak
9%menyatakan baik (selalu dilakukan), sebanyak 64% berkategori cukup
(kadang-kadang dilakukan) dan sebanyak 27% menyatakan kurang (tidak pernah
dilakukan).

Diagram 3.13Lembar Dokumentasi Asuhan Keperawatan : Nama, Umur, JK,


Tanggal Dan Nomor Register

13Lembar Dokumentasi Asuhan Keperawatan :


Nama, Umur, JK, Tanggal Dan Nomor Register
0%
18%

Baik
Cukup
Kurang
82%
72

Berdasarkan data di atas dari 11 responden dapat terlihat bahwa


dokumentasi keperawatan lembar dokumentasi asuhan keperawatan : nama, umur,
jk, tanggal dan nomor register, sebanyak 82%menyatakan baik (selalu dilakukan),
dan sebanyak 18% berkategori cukup (kadang-kadang dilakukan).

Diagram 3.14 Dokumentasi keperawatan Kolom problem ditambahkan subjek dan


objektif

14 .Dokumentasi keperawatan Kolom problem


ditambahkan subjek dan objektif
9%

27%

Baik
Cukup
Kurang
64%

Berdasarkan data di atas dari 11 responden dapat terlihat bahwa


dokumentasi keperawatan kolom problem ditambahkan subjek dan objektif,
sebanyak 64% menyatakan baik (selalu dilakukan), sebanyak 27% berkategori
cukup (kadang-kadang dilakukan), dan sebanyak 9% menyatakan kurang (Tidak
pernah dlakukan).
73

Diagram 3.15 Dokumentasi Keperawatan Intervensi Langsung Terhadap


Penyelesaian Masalah

15. Dokumentasi Keperawatan Intervensi


Langsung Terhadap Penyelesaian Masalah
0%

45%

55% Baik
Cukup
Kurang

Berdasarkan data di atas dari 11 responden dapat terlihat bahwa


dokumentasi keperawatan intervensi langsung terhadap penyelesaian masalah,
sebanyak 45% menyatakan baik (selalu dilakukan), dan sebanyak 44%
berkategori cukup (kadang-kadang dilakukan).

Diagram 3.16 Dokumentasi Keperawatan Evaluasi Keadaan Klien Sebagai Pengaruh


Dari Intervensi

16. Dokumentasi Keperawatan Evaluasi Keadaan


Klien Sebagai Pengaruh Dari Intervensi
9%

Baik
36%
Cukup
55% Kurang

Berdasarkan data di atas dari 11 responden dapat terlihat bahwa


dokumentasi keperawatan evaluasi keadaan klien sebagai pengaruh dari intervensi,
sebanyak 55%menyatakan baik (selalu dilakukan), sebanyak 36% berkategori
74

cukup (kadang-kadang dilakukan), dan 9% menyatakan kurang (tidak pernah


dialaukan).

Diagram 3.17 Dokumentasi Keperawatan Masalah Yang Diidentifikasi


Dievaluasi Minimal Tiap 8 Jam

17. Dokumentasi Keperawatan Masalah Yang


Diidentifikasi Dievaluasi Minimal Tiap 8 Jam
9%

46%

Baik
Cukup
45%
Kurang

Berdasarkan data di atas dari 11 responden dapat terlihat bahwa


dokumentasi keperawatan masalah yang diidentifikasi dievaluasi minimal tiap 8
jam, sebanyak 46%menyatakan baik (selalu dilakukan), sebanyak 45%
berkategori cukup (kadang-kadang dilakukan), dan sebanyak 9% menyatakan
kurang (tidak pernah dilakukan).
75

Diagram 3.18 Dokumentasi Keperawatan Dokumentasi Dijadikan Sebagai Alat


Komunikasi Antar Tenaga Kesehatan

18. Dokumentasi Keperawatan Dokumentasi


Dijadikan Sebagai Alat Komunikasi Antar
Tenaga Kesehatan

0%
27%

Baik
Cukup
Kurang
73%

Berdasarkan data di atas dari 11 responden dapat terlihat bahwa


dokumentasi keperawatan dokumentasi dijadikan sebagai alat komunikasi antar tenaga
kesehatan, sebanyak 73%menyatakan baik (selalu dilakukan), dan sebanyak 27%
berkategori cukup (kadang-kadang dilakukan).

Diagram 3.19 Dokumentasi Keperawatan Semua Tindakakn Keperawatan Dicatat


Dengan Lengkap

19. Dokumentasi Keperawatan Semua


Tindakakn Keperawatan Dicatat Dengan
Lengkap

9%

27% Baik
Cukup
64% Kurang
76

Berdasarkan data di atas dari 11 responden dapat terlihat bahwa


dokumentasi keperawatan semua tindakakn keperawatan dicatat dengan lengkap,
sebanyak 64%menyatakan baik (selalu dilakukan), sebanyak 27% berkategori
cukup (kadang-kadang dilakukan), dan sebanyak 9% kurang (tidak pernah
dilakukan)

Diagram 3.20 Dokumentasi Keperawatan Intervensi Dan Evaluasi Yang Telah


Disusun Berdasarkan Satuan Kerja

20. Dokumentasi Keperawatan Intervensi Dan


Evaluasi Yang Telah Disusun Berdasarkan
Satuan Kerja

36%

55%

Baik
9% Cukup
Kurang

Berdasarkan data di atas dari 11 responden dapat terlihat bahwa


dokumentasi keperawatan intervensi dan evaluasi yang telah disusun berdasarkan
satuan kerja, sebanyak 55%menyatakan baik (selalu dilakukan), dsebanyak 9%
berkategori cukup (kadang-kadang dilakukan), dan sebanyak 36% berkategori
kurang (tidak pernah dlakukan)

3.2.3.3 Ronde Keperawatan


Ronde keperawatan merupakan metode untuk menggali dan membahas
secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dengan
melibatkan tim keperawatan, kepala ruangan, dokter, ahli gizi dan melibatkan
pasien secara langsung sebagai focus kegiatan.
77

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner, didapatkan data bahwa ronde


keperawatan selalu dilaksanakan (20 %), kadang-kadang (70%) dan tidak pernah
(10%). selain itu juga didapat data bahwa, perawat primer kadang-kadang
menjelaskan masalah keperawatan utama yang dialami pasien.Perawat primer
Kadang-kadang menjelaskan intervensi keperawatan yang harus
dilakukan.Perawat primer atau perawat asosiasi kadang-kadang menjelaskan
alasan ilmiah tentang tindakan yang diambil.Ronde keperawatan tidak dilakukan
sesuai langkah-langkah yang telah ditentukan.

Diagram 3.21 Di ruangan dilakukan ronde keperawatan

21. Di ruangan dilakukan ronde keperawatan

18%
18%

Baik
Cukup
Kurang
64%

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 0rang sebanyak 64% menjawab di


ruangan kadang-kadang dilakukan ronde keperawatan, sebanyak 18% menjawab
diruangan selalu dilakukan ronde keperawatan dan sebanyak 18% menjawab di
ruangan tidak pernah dilakukan ronde keperawatan.
78

Diagram 3.22 Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan


ronde keperawatan

22. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum


waktu pelaksanaan ronde keperawatan

18%

27%

Baik
Cukup
Kurang
55%

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 0rang sebanyak 27% menjawab


penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde keperawatan
hanya kadang-kadang dilakukan, sebanyak 55% menjawab penetapan kasus
minimal 1 hari sebelum pelaksanaan ronde keperawatan selalu dilakukan dan
sebanyak 18% menjawab penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu
pelaksanaan ronde keperawatan tidak prnah dilakukan.
79

Diagram 3.23 Pemberian Inform concent kepada klien/keluarga

23. Pemberian Inform concent kepada


klien/keluarga

27%
46%

Baik
Cukup
27%
Kurang

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 0rang sebanyak 27% menjawab


pemberian inform concent kepada klien/keluarga hanya kadang-kadang diberikan,
sebanyak 46% menjawab pemberian inform concent kepada klien/keluarga selalu
dilakukan dan sebanyak 27% menjawab pemberian inform concent kepada
klien/keluarga tidak pernah dilakukan.

Diagram 3.24 Perawat primer/asosiasi menjelaskan keadaan dan data demografi


klien

24. Perawat primer/asosiasi menjelaskan


keadaan dan data demografi klien
27%
37%

Baik
Cukup
Kurang
36%
80

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 36% menajawab


perawat primer/asosiasi hanya kadang-kadang menjelaskan keadaan dan data
demografi klien, sebanyak 37% menjawab perawat primer/asosiasi tidak pernah
menjelaskan keadaan dan data demografi klien dan sebanyak 27% menjawab
perawat primer/asosiasi selalu menjelaskan keadaan dan data demografi klien.

Diagram 3.25 Perawat primer/asosiasi menjelaskan masalah keperawatan utama

25. Perawat primer/asosiasi menjelaskan


masalah keperawatan utama

18%
36%

Baik
Cukup
46%
Kurang

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 46% menajawab


perawat primer/asosiasi hanya kadang-kadang menjelaskan masalah keperawatan
utama, sebanyak 36% menjawab perawat primer/asosiasi selalu menjelaskan
masalah keperawatan utama dan sebanyak 18% menjawab perawat
primer/asosiasi tidak pernah menjelaskan masalah keperawatan utama.
81

Diagram 3.26 Perawat primer menjelaskan intervensi yang akan dilakukan

26. Perawat primer menjelaskan intervensi


yang akan dilakukan
18%

64%

18% Baik
Cukup
Kurang

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 18% menajawab


perawat primer kadang-kadang menjelaskan intervensiyang akan dilakukan,
sebanyak 64% menjawab perawat primer selalu menjelaskan intervensi yang akan
dilakukan dan sebanyak 18% menjawab perawat primer tidak pernah menjelaskan
intervensi yang akan dilakukan.

Diagram 3.27 Perawat primer dan perawat asosiasi menjelaskan alasan ilmiah
tindakan yang akan diambil

27 Perawat primer dan perawat asosiasi menjelaskan


alasan ilmiah tindakan yang akan diambil
0%
45%

Baik
55% Cukup
Kurang
82

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 45% menajawab


perawat primer dan perawat asosiasi hanya kadang-kadang menjelaskan alasan
ilmiah tindakan yang akan diambil dan sebanyak 55% menjawab perawat primer
dan perawat asosiasi selalu menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan
diambil.

Diagram 3.28 Ronde keperawatan dilakukan sesuai dengan langkah-langkah


ronde keperawatan

28. Ronde keperawatan dilakukan sesuai


dengan langkah-langkah ronde keperawatan
9%
36%

Baik
Cukup
Kurang
55%

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 36% menajawab


ronde keperawatan dilakukan sesuai dengan langkah-langkah ronde keperawatan
hanya kadang-kadang dilakukan, sebanyak 55% menjawab ronde keperawatan
dilakukan sesuai dengan langkah-langkah ronde keperawatan selalu dilakukan dan
sebanyak 9% menjawab ronde keperawatan dilakukan sesuai dengan langkah-
langkah ronde keperawatan tidak pernah dilakukan.
83

Diagram 3.29 Pelaksanaan ronde dilakukan tindakan keperawatan pada masalah


prioritas yang telah di tetapkan

29. Pelaksanaan ronde dilakukan tindakan


keperawatan pada masalah prioritas yang telah di
tetapkan
18%

Baik
55%
Cukup
27% Kurang

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 27% menajawab


pelaksanaan ronde dilakukan tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang
telah ditetapkan hanya kadang-kadang dilakukan, sebanyak 18% menjawab
pelaksanaan ronde dilakukan tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang
telah ditetapkan selalu dilakukan dan sebanyak 55% menjawab pelaksanaan ronde
dilakukan tindakan keperawatan pada masalah priritas yang telah ditetapkan tidak
pernah dilakukan.
84

Diagram 3.30 Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta
menetapkan yang perlu dilakukan

30.Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada


klien tersebut serta menetapkan yang perlu
dilakukan
18%

Baik
Cukup
64% 18% Kurang

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 18% mendiskusikan


hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan yang perlu
dilakukan, sebanyak 10% hanya kadang-kadang melakukan diskusi, kemudian
sebanyak 64% mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta
menetapkan yang perlu dilakukan.

3.2.3.4 Sentralisasi Obat


Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dengan sistem menyerahkan
seluruh obat pasien sepenuhnya kepada perawat, dengan tujuan peggunaan obat
dapat dilakukan secara benar sehingga tidak terjadi pemborosan dan kemungkinan
terjadinya kesalahan obat. Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan data bahwa
39% perawat menjawab selalu dilakukan sentralisasi obat dan 48% mengatakan
kadang-kadang dan 13 % tidak pernah dilakukannya sentralisasi obat. Kemudian
hasil observasi yang kami peroleh di Ruang Nusa Indah RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya sarana dan prasarana cukup memadai, seperti adanya tempat
penyimpanan obat, terdapat adanya buku penerimaan obat dan lembar observasi
obat. Tetapi tidak ditemukan adanya inform consent sentralisasi obat.
85

Diagram 3.31 Obat yang telah diresepkan dan telah diambil oleh keluarga
diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar serah
terima

31. Obat yang telah diresepkan dan telah diambil


oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan
menerima lembar serah terima
9%

27%
Baik
Cukup
64% Kurang

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 64% menjawab obat


yang telah diresepkan dan telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat
dengan menerima lembar serah terima selalu dilakukan, sebanyak 27% menjawab
obat yang telah diresepkan dan telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada
perawat dengan menerima lembar serah terima hanya kadang-kadang dilakukan
dan sebanyak 9% menjawab obat yang telah diresepkan dan telah diambil oleh
keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar serah terima tidak
pernah.
86

Diagram 3.32 Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan
sediaan dalam kartu kontrol dan ditanda tangani oleh
klien/keluarga dalam buku masuk obat

32. Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis


obat, jumlah dan sediaan dalam kartu kontrol dan
ditanda tangani oleh klien/keluarga dalam buku
masuk obat
0%

Baik
45%
Cukup
Kurang

55%

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 45% menjawab


bahwa perawat selalumenuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan
sediaan dalam kartu kontrol dan sebanyak 55% menjawab bahwa perawat kadang-
kadang menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan sediaan dalam
kartu kontrol dan ditanda tangani oleh klien/keluarga dalam buku masuk obat.

Diagram 3.32 Keluarga/klien mendapatkan penjelasan kapan/bila mana obat


tersebut habis

32 Keluarga/klien mendapatkan penjelasan


kapan/bila mana obat tersebut habis

0%

Baik
Cukup
Kurang

100%
87

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 100% menjawab


keluarga/klien selalu mendapatkan penjelasan kapan/bila mana obat tersebut
habis.

Diagram 3.33 Obat yang diserahkan disimpan oleh perawat dalam kotak obat dan
obat yang diterima disalin dalam buku daftar penerima obat.

33 .Obat yang diserahkan disimpan oleh perawat


dalam kotak obat dan obat yang diterima disalin
dalam buku daftar penerima obat.

27% 27%

Baik
Cukup
Kurang
46%

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 27% menjawab obat


yang diserahkan disimpan oleh perawat dalam kotak obat dan obat yang diterima
disalin dalam buku daftar penerima obat selalu dilakukan, sebanyak 46%
menjawab obat yang diserahkan disimpan oleh perawat dalam kotak obat dan obat
yang diterima disalin dalam buku daftar penerima obat hanya kadang-kadang
dilakukan, sebanyak 27% menjawab obat yang diserahkan disimpan oleh perawat
dalam kotak obat dan obat yang diterima disalin dalam buku daftar penerima obat
hanya tidak pernah dilakukan.
88

Diagram 3.34 Obat yang telah disimpan diberikan oleh perawat dengan
memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar
pemberian obat dengan terlebih dahulu dicocokan dengan terapi
di instruksi oleh dokter dan kartu obat yang ada pada klien.

9%

Baik
27% Cukup
Kurang
64%

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 64% menjawab obat


yang telah disimpan diberikan oleh perawat dengan memperhatikan alur yang
tercantum dalam buku daftar pemberian obat dengan terlebih dahulu dicocokan
dengan terapi di instruksi oleh dokter dan kartu obat yang ada pada klien selalu
dilakukan, sebanyak 27% obat yang telah disimpan diberikan oleh perawat dengan
memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian obat dengan
terlebih dahulu dicocokan dengan terapi di instruksi oleh dokter dan kartu obat
yang ada pada klien hanya kadang-kadang dilakukan, dan sebanyak 9% obat yang
telah disimpan diberikan oleh perawat dengan memperhatikan alur yang
tercantum dalam buku daftar pemberian obat dengan terlebih dahulu dicocokan
dengan terapi di instruksi oleh dokter dan kartu obat yang ada pada klien tidak
pernah dilakukan.
89

Diagram 3.35 Saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan
obat, jumlah obat dan efek samping

35. Saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat,


kegunaan obat, jumlah obat dan efek samping

18%

9%

Baik
Cukup
Kurang
73%

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 73% menjawab saat


pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan obat, jumlah obat
dan efek samping selalu dilakukan, sebanyak 9% menjawab saat pemberian obat,
perawat menjelaskan macam obat, kegunaan obat, jumlah obat dan efek
sampinghanya kadang-kadang dilakukan, dan sebanyak 18% menjawab saat
pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan obat, jumlah obat
dan efek sampinghanya tidak pernah dilakukan.
90

Diagram 3.36 Sediaan obat dicek setiap pagi oleh ketua ruangan/ petugas yang
ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat.

36. Sediaan obat dicek setiap pagi oleh ketua ruangan/


petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku
masuk obat.

0%

36%

Baik
Cukup
Kurang
64%

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 64% menjawab


sediaan obat dicek setiap pagi oleh ketua ruangan/ petugas yang ditunjuk dan
didokumentasikan dalam buku masuk obat.Selalu dilakukan dan sebanyak 36%
menjawab Sediaan obat dicek setiap pagi oleh ketua ruangan/ petugas yang
ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat hanya kadang-kadang
dilakukan.
91

Diagram 3.37 Obat yang hampir habisdiinformasikan pada keluarga kemudian


dimintakan kepada dokter penanggung jawab pasien

37. Obat yang hampir habisdiinformasikan pada


keluarga kemudian dimintakan kepada dokter
penanggung jawab pasien

18%

Baik
Cukup
Kurang
27% 55%

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 55% menjawab obat


yang hampir habis diinformasikan pada keluarga kemudian dimintakan kepada
dokter penanggung jawab pasien selalu dilakukan, sebanyak 27% menjawab obat
yang hampir habisdiinformasikan pada keluarga kemudian dimintakan kepada
dokter penanggung jawab pasien hanya kadang-kadang dilakukan, dan sebanyak
18% menjawab obat yang hampir habis diinformasikan pada keluarga kemudian
dimintakan kepada dokter penanggung jawab pasien hanya tidak pernah
dilakukan.
92

Diagram 3.38 Penambahan atau perubahan jenis, dosis atau route pemberian obat
akan dimasukan dalam buku masuk obat dan di lakukan perubahan
dalam kartu sediaan obat.

38 Penambahan atau perubahan jenis, dosis atau route


pemberian obat akan dimasukan dalam buku masuk obat dan
di lakukan perubahan dalam kartu sediaan obat.
0%

45%

Baik
Cukup
55%

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 55% penambahan


atau perubahan jenis, dosis atau route pemberian obat akan dimasukan dalam
buku masuk obat dan di lakukan perubahan dalam kartu sediaan obat selalu
dilakukan dan sebanyak 45% menjawab penambahan atau perubahan jenis, dosis
atau route pemberian obat akan dimasukan dalam buku masuk obat dan di lakukan
perubahan dalam kartu sediaan obat kadang-kadang dilakukan.
93

Diagram 3.39 Pemberian obat bersifat tidak rutin didokumentasi hanya dilakukan
oleh perawat pada buku masuk obat dan selanjutnya di
informasikan pada keluarga dengankartu khusus obat

39 Pemberian obat bersifat tidak rutin didokumentasi hanya


dilakukan oleh perawat pada buku masuk obat dan selanjutnya di
informasikan pada keluarga dengankartu khusus obat

0%

45%

Baik
55% Cukup
Kurang

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 55% menjawab


pemberian obat bersifat tidak rutin didokumentasi hanya dilakukan oleh perawat
pada buku masuk obat dan selanjutnya di informasikan pada keluarga dengankartu
khusus obat selalu dilakukan dan sebanyak 45% menjawab pemberian obat
bersifat tidak rutin didokumentasi hanya dilakukan oleh perawat pada buku masuk
obat dan selanjutnya di informasikan pada keluarga dengankartu khusus obat
hanya kadang-kadang dilakukan.

3.2.3.5 Supervisi
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan
kemampuan pihak yang di supervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas
kegiatan yang telaj ditetapkan secara efisien dan efektif. Berdasarkan hasil
kuesioner didapatkan 65% perawat menjawab bahwa di Ruang Nusa Indah BLUD
RS dr. Doris Sylvanus Palangka Raya selalu dilakukan supevisi dan 26 % perawat
mengatakan kadang-kadang dan 9% tidak pernah.yang sesuai dengan standart
keperawatan. Namun supervisi yang dilakukan di Ruang Nusa Indah RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya hanya bersifat tidak langsung sesuai dengan
keadaan ruangan dan tidak ada penjadwalan yang rutin tentang kegiatan supervisi
94

sehingga tidak ada pendokumentasian kegiatan yang sudah di supervisi. Diruang


Nusa Indah RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya telah memiliki SAK
(Standar Asuhan Keperawatan) dan SOP (Standar Operasional Prosedur), selain
itu terdapat tenaga yang berkompeten untuk menjadi supervisor.

Diagram 3.40 Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi

40 Supervisor menetapkan kegiatan yang akan


disupervisi
0%
0%

Baik
100% Cukup
Kurang

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 0rang sebanyak 100% menjawab


bahwa supervisor hanya kadang-kadang menetapkan kegiatan yang akan disurvei.

Diagram 3.41 Supervisor Menetapkan Tujuan Supervisi

41 Supervisor Menetapkan Tujuan Supervisi

18%
27%

Baik
Cukup
55% Kurang

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 0rang sebanyak 55% menjawab


bahwa supervisorhanya kadang-kadang menetapkan tujuan supervisi, 27 %
menjawab bahwa supervisor selalu menetapkan tujuan supervise dan 18%
menjawab bahwa supervisor tidak pernah menetapkan tujuan supervisi.
95

Diagram 3.42 Supervisor ikut dalam pendokumentasian kegiatan pelayanan


bersama ketua tim dan perawat pelaksana

42 Supervisor ikut dalam pendokumentasian


kegiatan pelayanan bersama ketua tim dan
perawat pelaksana
14%
19%

Baik
Cukup
67%
Kurang

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 0rang sebanyak 67% menjawab


supervisor hanya kadang-kadang ikut dalam pendokumentasian kegiatan
pelayanan bersama ketua TIM dan perawat pelaksana, sebanyak 19% menjawab
supervisor selalu ikut dalam pendokumentasian kegiatan pelayanan bersama ketua
TIM dan perawat pelaksana dan 14 % menjawab supervisor tidak pernah ikut
dalam pendokumentasian kegiatan pelayanan bersama ketua TIM dan perawat
pelaksana.
96

Diagram 3.43 Supervisor meneliti dokumentasi status klien

43 Supervisor meneliti dokumentasi status


klien
18%

Baik
Cukup
55% Kurang
27%

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 0rang sebanyak 27% menjawab


supervisor kadang-kadang meneliti dokumentasi status klien, sebanyak 55%
menjawab supervisor selalu meneiliti dokumentasi status klien dan sebanyak 18%
supervisor tidak pernah meneliti dokumentasi status klien.

Diagram 3.44 Supervisor mendapatkan hal-hal yang perlu dilakukan pembinaan

44. Supervisor mendapatkan hal-hal yang


perlu dilakukan pembinaan

0%

45%

55% Baik
Cukup
Kurang

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 55% menjawab


supervisor kadang-kadang mendapatkan hal-hal yang perlu dilakukan pembinaan
dan sebanyak 45% supervisor selalu mendapatkan hal-hal yang perlu dilakukan
pembinaan.
97

Diagram 3.45 Supervisor memanggil ketua TIM dan perawat pelaksana yang
perlu dilakukan pembinaan

45 Supervisor memanggil ketua TIM dan


perawat pelaksana yang perlu dilakukan
pembinaan
0%
36%

Baik
64% Cukup
Kurang

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 36% menjawab ketua


tim sebagai perawat profesional selalu mampu menggunakan berbagai teknik
kepemimpinan dan 64% menjawab ketua tim sebagai perawat profesional kadang-
kadang mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan.

Diagram 3.46 Supervisor mengklasifikasi permasalahan yang ada

46 Supervisor mengklasifikasi permasalahan yang


ada

0%
45%

Baik
55% Cukup
Kurang
98

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 0rang sebanyak 45% menjawab


supervisor hanya kadang-kadang mengklasifikasi permasalahan yang ada dan
sebanyak 45% menjawab supervisor selalu mengklarifikasi masalah yang ada.

Diagram 3.47 Supervisor memberikaan masukan pada ketua TIM dan perawat
pelaksana

.47 Supervisor memberikaan masukan pada


ketua TIM dan perawat pelaksana

9%
46%

Baik
45% Cukup
Kurang

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 0rang sebanyak 45% menjawab


supervisor kadang-kadang memberikan masukan pada ketua TIM dan perawat
pelaksana dan sebanyak 46% menjawab supervisor selalu memberikan masukan
pada ketua TIM dan perawat pelaksana.

Diagram 3.48 Supervisor mengevaluasi hasil bimbingan

48 Supervisor mengevaluasi hasil bimbingan

10%
0%

Baik
Cukup
Kurang
90%
99

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 0rang sebanyak 90% menjawab


supervisor kadang-kadang mengevaluasi hasol bimbingan dan sebanyak 10%
menajawab supervisor selalu mengevaluasi hasil bimbingan.

Diagram 3.49 Supervisor memberikan reward kepada ketua TIM dan perawat
pelaksana

49 Supervisor memberikan reward kepada


ketua TIM dan perawat pelaksana
0% 36%

Baik
Cukup
64% Kurang

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 0rang sebanyak 64% menjawab


supervisor kadang-kadang memberikan reward kepada ketua TIM dan perawat
pelaksana serta sebanyak 36% menajawab supervisor selalu memberikan reward
kepada ketua TIM dan perawt pelaksana.

3.2.3.6 Overan (Timbang Terima)


Timbang terima adalah metode untuk mengkomunikasikan informasi
keperawatan dan merupakan fasilitas untuk menyampaikan informasi penting
tentang pasien dalam memberikan asuhan keperawatan sehari-hari dan
berkelanjutan.Timbang terima harus dilakukan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat tentang keadaan klien saat itu, tindakan keperawatan
yang sudah dan belum dilaksanakan, masalah keperawatan yang mungkin muncul,
intervensi kolaboratif dan perkembangan klien saat itu.Mekanisme laporan
dikerjakan ketika pergantian shift sebagai kesatuan proses komunikasi dalam
menyampaikan informasi tentang kondisi klien saat itu, sebagai wujud
professional perawat dan bentuk tanggung jawab perawat kepada. Informasi yang
disampaikan harus akurat, sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat
100

berjalan dengan baik. Timbang terima dilakukan di nurse station yang diikuti oleh
perawat dari kedua shift dinas, kemudian dilanjutkan dengan kunjungan langsung
kepasien untuk validasi data dan memantau kondisi pasien secara langsung.
Berdasarkan hasil observasi, timbang terima di Ruang Nusa Indah RSUD
dr. Doris Sylvanus Palangka Raya dilakukan setiap pergantian shift yang diikuti
oleh semua perawat yang bertugas di masing masing shift. Hal itu juga diperkuat
dengan hasil kuesioner yang telah disebarkan ,didapatkan hasil bahwa perawat
melaksanakan timbang terima dengan kategori baik. Beberapa kelemahan
pelaksanaan timbang terima di Ruang Nusa Indah RSUD RS dr. Doris Sylvanus
PalangkaRaya adalah perawat terkadang kurang tepat waktu saat dilakukan
timbang terima (overan), masalah pasien lebih difokuskan pada diagnosis medis
dibandingkan keperawatan, dokumentasi masih terbatas sehingga rencana
tindakan belum spesifik, timbang terima (overan) dilakukan tanpa melihat
langsung kondisi pasien dan timbang terima hanya dilakukan di nurse station
Diagram 3.50 Saat timbang terima perawat menyiapkan status pasien

.50 Saat timbang terima perawat menyiapkan


status pasien
9%
Baik
Cukup
27% Kurang
64%

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 perawat saat timbang terima perawat


menyiapkan status pasien yang menjawab baik sebanyak 27%, saat timbang
terima perawat menyiapkan status pasien yang menjawab cukup sebanyak 64%
dan saat timbang terima perawat menyiapkan status pasien yang menjawab kurang
sebanyak 9%.
101

Diagram 3.51 Perawat telah menyiapkan buku catatan dan peralatan tulis

51 Perawat telah menyiapkan buku catatan


dan peralatan tulis
10%

30%

Baik
Cukup
Kurang

60%

Bedasarkan diagram di atas, dari 11 orang perawat telah menyiapkan buku


catatan dan peralatan tulis menjawab baik sebanyak 60%, perawat telah
menyiapkan buku catatan dan peralatan tulis menjawab cukup sebanyak 30% dan
perawat telah menyiapkan buku catatan dan peralatan tulis menjawab kurang
sebanyak 10%.
Diagram 3.52 Ketua tim/Perawat dalam keadaan siap

52 Ketua tim/Perawat dalam keadaan


siap
10%

30%

Baik
Cukup
Kurang

60%

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang ketua Tim/ Perawat dalam


keadaan siap menjawab baik sebanyak 60%, ketua Tim/ Perawat dalam keadaan
102

siap menjawab cukup sebanyak 30% dan ketua Tim/ Perawat dalam keadaan siap
menjawab kurang sebanyak 10%.

Diagram 3.53 Timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan/ketua tim pada
pergantian shift

53 Timbang terima dipimpin oleh kepala


ruangan/ketua tim pada pergantian shift
9%
Baik
Cukup
27% Kurang
64%

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang perawat timbang terima


dipimpin oleh kepala ruangan /ketua Tim pada pergantian shift menjawab baik
sebanyak 64%, timbang terima dipimpin oleh Kepala ruangan/ketua Tim pada
pergantian shift menjawab cukup sebanyak 27% dan timbang terima dipimpin
oleh Kepala ruangan/ketua Tim pada pergantian shift menjawab kurang sebanyak
9%.

Diagram 3.54 Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift

54 Timbang terima dilaksanakan setiap


pergantian shift
0% 36%

Baik
Cukup
64% Kurang

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang perawat timbang terima


dilaksanakan setiap pergantian shift menjawab baik sebanyak 36%, timbang
terima dilaksanakan setiap pergantian shift menjawab cukup sebanyak 64% dan
103

timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift menjawab kurang sebanyak


0%.

Diagram 3.55 Pelaksanaan dimulai dari nurse station

0%
55. Pelaksanaan dimulai dari nurse
0%
station

100% Baik
Cukup
Kurang

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang perawat pelaksanaan dimulai


dari nurse station menjawab baik sebanyak 0%, pelaksanaan dimulai dari nurse
station menjawab cukup sebanyak 100% dan pelaksanaan dimulai dari nurse
station menjawab kurang sebanyak 0%.

Diagram 3.56 Timbang terima dilanjutkan dengan melihat langsung kondisi


pasien

56 Timbang terima dilanjutkan dengan


melihat langsung kondisi pasien
0% 36%

Baik
Cukup
64% Kurang

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang perawat timbang terima


dilanjutkan dengan melihat langsung kondisi pasien menjawab baik sebanyak
36%, timbang terima dilanjutkan dengan melihat langsung kondisi pasien
menjawab cukup sebanyak 64% dan timbang terima dilanjutkan dengan melihat
langsung kondisi pasien menjawab kurang sebanyak 0%.
104

Diagram 3.57 Hal-hal yang sifatnya khusus dicatat dan diserah terimakan pada
perawat

57 Hal-hal yang sifatnya khusus dicatat dan


diserah terimakan pada perawat
0% 36%

Baik
Cukup
64% Kurang

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang perawat hal-hal yang sifatnya


khusus dicatat dan diserah terimakan pada perawat menjawab baik sebanyak
36%, hal-hal yang sifatnya khusus dicatat dan diserah terimakan pada perawat
menjawab cukup sebanyak 64% dan hal-hal yang sifatnya khusus dicatat dan
diserah terimakan pada perawat menjawab kurang sebanyak 0%.

Diagram 3.58 Perawat shift berikutnya validasi data ke pasien

58 Perawat shift berikutnya validasi data


ke pasien
0% 36%

Baik
Cukup
64% Kurang

Berdasarkan diagram di atas, dari 20 orang perawat shift berikutnya validasi


data ke pasien menjawab baik sebanyak 36%, perawat shift berikutnya validasi
data ke pasien menjawab cukup sebanyak 64% dan perawat shift berikutnya
validasi data ke pasien menjawab kurang sebanyak 0%.
105

Diagram 3.59 Perawat menyapa pasien dan menanyakan kondisi/keluhan yang


dirasa saat ini

59 Perawat menyapa pasien dan menanyakan


kondisi/keluhan yang dirasa saat ini

0%
45%

55% Baik
Cukup
Kurang

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang perawat menyapa pasien dan


menanyakan kondisi/keluhan yang dirasa saat ini menjawab baik sebanyak 45%,
perawat menyapa pasien dan menanyakan kondisi/keluhan yang dirasa saat ini
menjawab cukup sebanyak 55% dan perawat menyapa pasien dan menanyakan
kondisi/keluhan yang dirasa saat ini menjawab kurang sebanyak 0%.

Diagram 3.60 Waktu untuk timbang terima tidak lebih dari 5 menit kecuali pasien
kondisi khusus

60 Waktu untuk timbang terima tidak lebih


dari 5 menit kecuali pasien kondisi khusus
0%
45%

55% Baik
Cukup
Kurang

Bedasarkan diagram di atas, dari 11 orang perawat waku untuk timbang


terima tidak lebih dari 5 menit kecuali pasien kondisi khusus menjawab baik
sebanyak 45%, waku untuk timbang terima tidak lebih dari 5 menit kecuali pasien
106

kondisi khusus menjawab cukup sebanyak 55% dan waku untuk timbang terima
tidak lebih dari 5 menit kecuali pasien kondisi khusus menjawab kurang sebanyak
0%.

Diagram 3.61Penyampaian dilakukan singkat dan jelas

61.Penyampaian dilakukan singkat dan


jelas
0%
27%

Baik
Cukup
73% Kurang

Brdasarkan diagram di atas, dari 11 orang perawat penyampaian dilakukan


singkat dan jelas menjawab baik sebanyak 73%, penyampaian dilakukan singkat
dan jelas menjawab cukup sebanyak 27% dan penyampaian dilakukan singkat dan
jelas menjawab kurang sebanyak 0%.

Diagram 3.62 Perawat menyebutkan identitas pasien

62 .Perawat menyebutkan identitas


pasien
9%
46%

Baik
Cukup
Kurang
45%

Berdasarkan diagram diatas, dari 11 orang perawat menyebutkan identitas


paien menjawab baik sebanyak 46%, perawat menyebutkan identitas paien
107

menjawab cukup sebanyak 45% dan perawat menyebutkan identitas paien


menjawab kurang sebanyak 9%.

Diagram 3.63 Perawat menyebutkan diagnosa medis

63 Perawat menyebutkan diagnosa


medis

18%

Baik
Cukup
27% Kurang
55%

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang perawat menyebutkan diagnosa


medis menjawab baik sebanyak 55%, perawat menyebutkan diagnosa medis
menjawab cukup sebanyak 27% dan perawat menyebutkan diagnosa medis
menjawab kurang sebanyak 18%.

Diagram 3.64 Perawat menyebutkan data obyektif

64. Perawat menyebutkan data obyektif

18%

Baik
Cukup
27% Kurang
55%
108

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang perawat menyebutkan data


objektif menjawab baik sebanyak 55%, perawat menyebutkan data objektif
menjawab cukup sebanyak 27% dan perawat menyebutkan data objektif
menjawab kurang sebanyak 18%.

3.2.3.7 Perencanaan Pulang (Discharge Planning)


Perencanaan pulang merupakan bagian penting dari program keperawatan
klien yang dimulai segera setelah klien masuk rumah sakit. Hal ini merupakan
suatu proses yang menggambarkan usaha kerjasama antar tim kesehatan, klien dan
keluarga klien
Berdasarkan hasil kuesioner dan observasi didapatkan bahwa pelaksanaan
discharge planning dapat dilaksanakan dengan baik (74%) dan cukup (26%) oleh
perawat ruangan. Perawat di Ruang Nusa Indah RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya selalu melakukan discharge planning setiap pasien akan pulang,
akan tetapi Ruang Nusa Indah RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya belum
memiliki format khusus tentang discharge planning. Selain itu isi dari discharge
planning belum dilakukan secara optimal karena hanya meliputi pemberian
informasi tentang waktu kontrol dan obat yang harus diminum(keteraturan minum
obat) dan tidak tersedianya leaflet yang berguna bagi pasien sebelum pasien
pulang. Sehingga nanti saat dirumah pasien bisa melihat kembali leaflet jika
pasien lupa dengan informasi yang diberikan perawat.

Diagram 3.65 Pasien Pulang Dilakukan Discharge Planning

65. Pasien Pulang Dilakukan Discharge


Planning 0%
36%

Baik
Cukup
64%
Kurang
109

Berdasarkan diagram di atas, dari 20 orang sebanyak 64% menjawab


setiap pasien pulang kadang-kadang dilakukan discharge planning, sebanyak
36% menjawab setiap pasien pulang selalu dilakukan discharge planning.

Diagram 3.66. PasienPulang Diberikan Health Education

66. PasienPulang Diberikan Health


Education

0%
27%

Baik
Cukup
73% Kurang

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 73% menjawab


pasien pulang hanya kadang-kadang diberikan Health Education dan sebanyak
27% menjawab pasien pulang selalu diberikan Health Education.
110

Diagram 3.67 Pasien Pulang Diajarkan Cara Perawatan Mandiri Di Rumah

67 Pasien Pulang Diajarkan Cara


Perawatan Mandiri Di Rumah

0%
27%

Baik
Cukup
73% Kurang

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 73% menjawab


pasien pulang hanya kadang-kadang diajarkan cara perawatan mandiri dirumah
dan sebanyak 27% menjawab pasien pulang selalu diajarkan cara perawatan
dirumah.
111

Diagram 3.68 Pasien Pulang Paksa Dilakukan Discharge Planning

68 Pasien Pulang Paksa


Dilakukan Discharge Planning

0%
27%

Baik
Cukup
73% Kurang

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 73% menjawab


kadang-kadang pasien pulang paksa dilakukan discharge planing dan sebanyak
27% menjawab selalu pasien pulang paksa dilakukan discharge planning.

Diagram 3.69 Dorongan Untuk Melakukan Discharge Planning Timbul Dari


Diri Anda Sendiri

69 Dorongan Untuk Melakukan


Discharge Planning Timbul Dari Diri
Anda Sendiri
0%
27%

Baik
Cukup
73% Kurang

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 73% menjawab


hanya kadang-kadang memiliki dorongan untuk melakukan discharge planning
timbul dari diri sendiri 27% menjawab pasien pulang selalu diajarkan cara
perawatan dirumah.
112

Diagram 3.70 Kepala Ruangan Memimpin Discharge Planning

70. Kepala Ruangan Memimpin


Discharge Planning

0%
27%

Baik
Cukup
73% Kurang

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 73% menjawab


kepala ruangan hanya kadang-kadang memimpin discharge planning dan
sebanyak 27% menjawab kepala ruangan selalu memimpin Discharge planning.

Diagram 3.71Pelaksanaan Discharge Planning Dilakukan Di Nurse Station

71. Pelaksanaan Discharge


0% Planning Dilakukan Di Nurse
Station
45%

Baik
Cukup
55%
Kurang

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 55% menjawab


pelaksanaan discharge planning dilakukan di nurse station hanya kadang-kadang
dan sebanyak 45% menjawab pelaksanaan discharge planning selalu dilakukan di
nurse station .
113

Diagram 3.72 Discharge Planning Dilakukan Setelah Pelunasaan Administrasi

72Discharge Planning Dilakukan


Setelah Pelunasaan Administrasi
0%
45%

Baik
Cukup
55%
Kurang

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 55% menjawab


discharge planning kadang-kadang dilakukan setelah pelunasan administrasi dan
sebanyak 45% menjawab discharge planning selalu dilakukan setelah pelunasan
administrasi.

Diagram 3.73Discharge Planning yang diakukan Sesuai Dengan Prosedur

73.Discharge Planning yang diakukan


Sesuai Dengan Prosedur

0%
27%

Baik
Cukup
73% Kurang

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 73% menjawab


kadang-kadang discharge palnning yang dilakukan sesuai dengan prosedur dan
sebanyak 27% menjawab pasien pulang selalu diajarkan cara perawatan dirumah.
114

Diagram 3.74 Meskipun Sibuk Tetap Melaksanakan Discharge Planning

74. Meskipun Sibuk Tetap Melaksanakan


Discharge Planning

0%
27%

Baik
Cukup
73% Kurang

Berdasarkan diagram di atas, dari 11 orang sebanyak 73% menjawab


kadang-kadang meskipun sibuk tetap melaksanakan discharge planning dan
sebanyak 27% menjawab meskipun sibuk selalu melaksanakan discharge
planning.

Anda mungkin juga menyukai