Anda di halaman 1dari 60

BAB IV

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

URAIAN PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Secara administrasi lokasi Daerah Irigasi Pengubuan terletak
di Kecamatan Pengubuan, Selagai Lingga, Pubian, Padang
Ratu, Anak Ratu Aji, Kabupaten Lampung Tengah. Sedangkan
secara hidrologis mencakup WS Seputih-Sekampung. Daerah
Irigasi Pengubuan membentang pada posisi : 10445 BT
10510 BT dan 459 LS 454 LS. Sumber air D.I. Way
Pengubuan berasal dari Bendung Way Pengubuan yang
terletak di Sungai Way Pengubuan. Sungai Way Pengubuan
merupakan salah satu anak Sungai Way Seputih. Anak-anak
sungai Way Seputih yang besar adalah Way Tatayan, Way
Wayah, Way Raman, Way Pengubuan, Way Terusan, Way
Batanghari, Way Sukadana, Way Pegadungan, Way Bungur,
dan Way Tipo.

Pembangunan Daerah irigasi Way Pengubuan dimulai sejak


tahun 1975 dan pengaliran air pertama pada tahun 1978,
sedangkan pembangunan jaringan tersier termasuk
pencetakan sawah pada tahun 1979/1980. Saat ini luas areal
sawah fungsional 3.609 Ha dari luas potensial sebesar 5.000
Ha.

Berdasarkan hasil Inventarisasi dan Evaluasi Kinerja Daerah


Irigasi WS Seputih Sekampung Tahun 2009 oleh Konsultan
PT. Jasapatria Gunatama, kondisi kinerja D.I Way Pengubuan
adalah 44,32 % masuk kedalam tahap perlu dilakukan
rehabiltasi besar karena Kinerja jaringan irigasi < 50 %. Pola
tanam yang ada di DI. Way Pengubuan yaitu Padi-Padi-
Palawija untuk lahan sawah dengan Intensitas Tanam 184 %
per tahun. Panjang saluran Induk D.I. Way Pengubuan adalah
11 KM sedangkan saluran sekundernya sepanjang 95 KM
sehingga total panjang saluran induk dan saluran sekunder
sepanjang 106 KM. Bangunan-bangunan yang ada berupa
bangunan utama (bendung), bangunan bagi/bagi sadap,
gorong-gorong, talang, pelimpah, dan lain-lain dengan jumlah
total bangunan sebanyak 289 buah.

Kondisi saat ini sebagian areal irigasinya beralih fungsi lahan,


dan juga sebagian terjadi kerusakan-kerusakan pada Saluran
pada jaringan utama oleh sedimentasi, Kerusakan gorong-
gorong, Kehilangan air pada saluran tersier akibat rembesan
air, Keadaan ini mengakibatkan menurunnya kinerja saluran
pada Daerah Irigasi Way Pengubuan, untuk itu maka BBWS
Mesuji Sekampung berusaha untuk Mengembalikan kinerja
Daerah Irigasi tersebut dengan cara melakukan Desain
Rehabilitasi Daerah Irigasi Way Pengubuan.
2. Maksud dan Maksud dari pekerjaan ini adalah melakukan Desain untuk
Tujuan rehabilitasi Daerah Irigasi Way Pangubuan dan
merekomendasikan rencana pengelolaan air irigasi, perbaikan
kelembagaan pengelolaan irigasi dan kebutuhan Sumber Daya
Manusia terkait dengan hasil desain untuk menjamin
keberfungsian prasarana irigasi.
Tujuan dari pekerjaan ini adalah:
1. Mengidentifikasi penyebab kerusakan prasarana irigasi
dan kurang berfungsinya pengelolaan air, irigasi,
kelembagaan dan Sumber Daya Manusia.
2. Mendapatkan desain rehabilitasi bangunan dan saluran
irigasi D.I. Pangubuan.
3. Mendapatkan rekomendasi perbaikan bangunan dan saluran
irigasi D.I. Pangubuan.
4. Mendapatkan dokumen lelang.
5. Mendapatkan perencanaan OP yang berupa panduan
PROM dan manual OP.

3. Sasaran Sasaran dari Pekerjaan Desain Rehabilitasi DI Way


Pangubuanini adalah :
a. Terinventarisasinya Saluran dan bangunan pada D.I. Way
Pangubuan 5.000 Ha dari areal fungsi 3.609 Ha.
b. Tersedianya perencanaan rinci Rehabilitasi D.I. Pangubuan
dari Bangunan Utama (Bendung), Saluran Irigasi Primer ,
Sekunder, sampai Tersier seluas 5.000 Ha dari areal fungsi
3.609 Ha.
c. Tersedianya rencana anggaran biaya, BOQ, metode
pelaksanaan dan spesifikasi teknis secara menyeluruh
dibuat berdasarkan skala prioritas.
d. Tersusunnya petunjuk eksploitasi dan pemeliharaan
jaringan.
e. Tersusunnya prioritas rehabilitasi pada Bangunan,
Saluran Primer, Saluran Sekunder, dan Tersier D.I. Way
Pangubuan sebagai bahan aplikasi lapangan (pelaksanaan
fisik).
f. Tersusunnya Dokumen UKL/ UPL.
4. Lokasi Kegiatan Lokasi kegiatan pekerjaan Desain Rehabilitasi Daerah Irigasi Way
Pengubuan ini berada di beberapa kecamatan Kabupaten
Lampung Tengah Provinsi Lampung.

5. Sumber Kegiatan ini dibiayai dari sumber dana APBN TahunAnggaran


Pendanaan 2017 pada Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji
Sekampung sebesar Rp. 1.933.200.000,- (Satu Milliar Sembilan
Ratus Tiga Puluh Tiga Juta Dua Ratus Ribu rupiah) termasuk PPN.

6. Nama Dan Nama Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah


Organisasi Kegiatan Perencanaan dan Program Satuan Kerja Balai Besar
Pejabat Pembuat Wilayah Sungai Mesuji Sekampung, Direktorat Jenderal Sumber
Komitmen Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
DATA PENUNJANG
7. Data Dasar Pengumpulan data eksisting termasuk rencana pengembangan
wilayah sungai dan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) yang
mencakup tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:
a. Peta dasar skala 1: 25.000 dari BIG
b. Peta citra satelit dari BIG
c. Peta geologi permukaan dari BIG
d. Peta tata guna lahan dari BIG
e. Peta RTRW
f. Data Pola dan Rencana Pengelolaan SDA
g. Data Kawasan Strategis Nasional
h. Data Topografi, Geologi, dan Geoteknik ;
i. Data Hidrologi dan Hidrogeologi ;
j. Data Sumber Material Konstruksi;
k. Data Bangunan Hidrolik eksisting ;
l. Kondisi Irigasi;
m. Transportasi ;
n. Agronomi dan Agro-ekonomi ;
o. Sosial Ekonomi ;
p. Lingkungan;
q. Infrastruktur;
8. Standard Teknis Standar dan pedoman yang dapat digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan:
a. KP-01 Kriteria Perencanaan - Bagian Perencanaan Jaringan
Irigasi
b. KP-02 Kriteria Perencanaan- Bagian Bangunan Utama
c. KP-03 Kriteria Perencanaan-Bagian Saluran
d. KP-04 Kriteria Perencanaan - Bagian Bangunan
e. KP-05 Kriteria Perencanaan - Bagian Petak Tersier
f. KP-06 Kriteria Perencanaan - Bagian Parameter Bangunan
g. KP-07 Kriteria Perencanaan - Bagian Standar Penggambaran
h. PT-01 Persyaratan Teknis Bagian Perencanaan Jaringan
Irigasi;
i. PT -02 Pengukuran Topografi, Standar Perencanaan Irigasi,
Ditjen Air 1986;
j. PT-03 Persyaratan Teknis Bagian Penyelidikan Geoteknik;
k. PT-04 Persyaratan Teknis Bagian Penyelidikan Model
Hidrolis;
l. BI-01 Tipe Bangunan Irigasi
m. BI-02 Standar Bangunan Irigasi
n. Permen PU No. 04/PRT/M/2009 tentang Sistem Jaminan
Mutu;
o. SNI 19-6724, 2002 Tata Cara Pengukuran Kontrol Horizontal
dan SNI 19-6988, 2004 Tata Cara Pengukuran Kontrol
Vertikal;
p. SNI 19-6502.2, 2000 Tata Cara Pembuatan Peta Rupa Bumi
Skala 1 : 25000;
q. Standar Nasional Indonesia dan Pedoman Teknis terkait
lainnya yang masih berlaku.
Standar dan pedoman yang digunakan tidak terbatas seperti
pada daftar tersebut di atas tetapi juga menggunakan standar
dan pedoman lain yang terkait dan berlaku. Konsultan wajib
memiliki dan memahami seluruh standar dan pedoman
tersebut diatas dan menjadikan acuan dalam pelaksanaan
pekerjaan.

9. StudiStudi Data-data hasil studi sebelumnya yang berkaitan dengan kegiatan


Terdahulu ini harus dikumpulkan oleh penyedia jasa sebagai bahan acuan
baik dari Balai Besar Wilayah Mesuji Sekampung maupun dari
dinas instansi lainnya:

10. Referensi
Referensi hukum untuk pelaksanaan pekerjaan ini meliputi,
Hukum
tetapi tidak terbatas pada:
a) Undang-Undang No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan.
b) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 04
Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
c) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011
tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi dan Jasa Konsultansi sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 31/PRT/M/2015 tentang
Perubahan Ketiga Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi.
d) Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (LKPP) Nomor 1 Tahun 2015 Tentang E-Tendering.
e) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 20 Tahun
2006 tentang Irigasi.
f) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:
390/KPTS/M/2007 tentang penetapan Status Daerah Irigasi
yang pengelolaannya menjadi wewenang dan tanggungjawab
Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/
Kota.
g) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia No. 04/PRT/M/2015 Tentang Kriteria dan
Penetapan Wilayah Sungai.
h) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia No. 05/PRT/M/2015 Tentang Pedoman
Umum Implementasi Konstruksi Berkelanjutan pada
Penyelenggaraan Insfrastruktur Bidang Pekerjaan Umum dan
Permukiman.
i) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia No. 06/PRT/M/2015 Tentang Eksploitasi
dan Pemeliharaan Sumber Air dan Bangunan Pengiran.
j) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia No. 07/PRT/M/2015 Tentang Pengaman
Pantai.
k) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia No. 08/PRT/M/2015 Tentang Penetapan
Garis Sempadan Jaringan Irigasi.
l) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia No. 09/PRT/M/2015 Tentang Penggunaan
Sumber Daya Air.
m) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia No. 10/PRT/M/2015 Tentang Rencana dan
Rencana Teknis Tata Pengaturan Air dan Tata Pengairan.
n) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia No. 11/PRT/M/2015 Tentang Eksploitasi
dan Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut.
o) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia No. 12/PRT/M/2015 Tentang Eksploitasi
dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi.
p) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia No. 13/PRT/M/2015 Tentang
Penanggulangan Darurat Bencana Akibat Daya Rusak Air.
q) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia No. 14/PRT/M/2015 Tentang Kriteria dan
Penetapan Status Daerah Irigasi.
r) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia No. 16/PRT/M/2015 Tentang Eksploitasi
dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Rawa Lebak.
s) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia No. 17/PRT/M/2015 Tentang Komisi
Irigasi.
t) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia No. 18/PRT/M/2015 Tentang Iuran
Eksploitasi dan Pemeliharaan Bangunan Pengairan.
u) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia No. 21/PRT/M/2015 Tentang Eksploitasi
dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Tambak.
v) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 04/PRT/M/2009
Tahun 2009 Tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM)
Departeman Pekerjaan Umum
w) Peraturan perundangan lainnya yang berhubungan.

11. Lingkup Ruang lingkup pekerjaan sebagai berikut :


Kegiatan
1. Pekerjaan A : Feasibility Study
2. Pekerjaan B : Survey Investigasi dan Inventarisasi
Analisis dan Penilaian Kondisi
3. Pekerjaan C :
Bangunan
4. Pekerjaan D : Sistem Planning
5. Pekerjaan E : Detail Desain
PEKERJAAN A : FEASIBILITY STUDY.

I. Pekerjaan Persiapan Administrasi Kantor dan Lapangan


Konsultan harus melakukan persiapan kegiatan awal sebelum
dimulainya kegiatan utama berupa pengumpulan dan analisis
data-data sekunder untuk kemudian disortir dan dianalisis
guna bahan analisis selanjutnya. Pengumpulan data sekunder
yang dimaksud adalah semua data dan hasil studi terdahulu
yang ada di kantor PPK Kegiatan Perencanaan dan Program
BBWSMS dan berbagai instansi pemerintah /lembaga terkait
lainnya yang berkaitan dengan studi ini.

a) Penyusunan Rencana Mutu Kontrak.


Konsultan harus menyiapkan RMK sebagai dasar untuk
pedoman mutu kegiatan yang akan dikerjakan sesuai dengan
PERMEN No. 04 Tahun 2009 Tentang Sistem Manajemen Mutu
Departemen Pekerjaan Umum, adapun beberapa ketentuan
yang harus dipenuhi dalam RMK ini adalah sbb:
- Informasi Kegiatan yaitu menguraikan penjelasan mengenai
nama paket kegiatan, kode dan nomor kontrak, sumber
dana, lokasi, lingkup pekerjaan, waktu pelaksanaan dan
penanggung jawab Penyedia Barang/Jasa;
- Sasaran Mutu yang menguraikan target pencapaian mutu
yang terukur sesuai dengan KAK/RKS;
- Struktur Organisasi yang berkaitan dengan pengawasan
pelaksanaan pekerjaan dari pihak Organisasi Unit
Pelaksana Kegiatan (SNVT/SKS/PPK) berikut organisasi
konsultan pengawas pekerjaan (bila ada pada pekerjaan
konstruksi) yaitu bagan struktur organisasi yang
menjelaskan keterkaitan pihak-pihak dalam pelaksanaan
kegiatan;
- Struktur Organisasi Penyedia Barang/Jasa yaitu bagan
struktur organisasi penanggung jawab pelaksanaan
pekerjaan kontrak;
- Tugas, tanggungjawab dan wewenang yaitu uraian tugas,
tanggungjawab dan wewenang masing-masing kedudukan
yang ada dalam struktur organisasi;
- Bagan alir pelaksanaan Kegiatan yaitu menguraikan urutan
proses kegiatan dari tahap persiapan sampai dengan tahap
penyerahan akhir kegiatan, termasuk kegiatan verifikasi,
validasi, monitoring, evaluasi, inspeksi dan pengujian
(sesuai keperluannya);
- Jadwal pelaksanaan kegiatan yaitu menguraikan tahapan
pelaksanaan sesuai dengan perencanaan waktu, termasuk
perencanaan bobot pekerjaan;
- Jadwal Peralatan yaitu menguraikan perencanaan
penggunaan peralatan yang diperlukan dalam setiap
tahapan kegiatan;
- Jadwal Material yaitu menguraikan perencanaan
penggunaan bahan/material yang diperlukan dalam setiap
tahapan kegiatan;
- Jadwal Personil yaitu menguraikan perencanaan personil,
tenaga ahli dan staff pendukung dalam setiap kegiatan
sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan;
- Jadwal Arus Kas yaitu menguraikan perencanaan
penerimaan dan pengeluaran Kas (keuangan) sesuai dengan
nilai kontrak;

b) Melakukan Koordinasi, diskusi dengan pihak institusi /


instansi / lembaga terkait.
Konsultan Penyedia Jasa diharuskan melakukan koordinasi,
diskusi dengan pihak intitusi/instansi/lembaga terkait baik
didaerah maupun di pusat yang berhubungan dengan
pekerjaan ini, koordinasi dimaksudkan untuk mendapatkan
masukkan, saran klarifikasi terkait rencana, maupun hasil
kajian yang akan dan/atau yang telah dilaksanakan.
Di dalam hal melakukan koordinasi serta diskusi tersebut
Konsultan diharuskan menyiapkan bahan-bahan yang
diperlukan sebagai acuan untuk didiskusikan serta
mendokumentasikan dan menyiapkan notulensinya pada
setiap kali melakukan kegiatan koordinasi, diskusi dengan
pihak intitusi/instansi/lembaga terkait.

II. Pengumpulan Data Sekunder.


a. Inventarisasi peta rupa bumi dengan skala 1:50.000, foto
udara atau citra satelit untuk melihat lahan eksisting;
b. Inventarisasi Gambaran Umum dan Khusus tentang Daerah
Irigasi dan lingkungan sekitar rencana kegiatan ;
c. Inventarisasi Data Topografi, dan Geoteknik eksisting dari
studi sebelumnya;
d. Inventarisasi Data Pola dan Rencana Pengelolaan SDA di
wilayah sungai tersebut
e. Inventarisasi data Kawasan Strategis Nasional
f. Inventarisasi ketersediaan air eksisting di sungai Way Abung
dan penggunaan atau kebutuhan air eksisting.
g. Inventarisasi data mengenai Material Konstruksi di sekitar
area rencana kegiatan yang memungkinkan untuk dapat
digunakan pada pembangunan ;
h. Inventarisasi data Hidrologi, meteorologi, hidrometri dan
Hidrogeologi dari stasiun hujan atau alat ukur di sekitar
rencana kegiatan hidrometri (hujan harian, hujan harian
rata-rata, data banjir, ketersediaan sumber air dan alternatif
sumber air);
i. Inventarisasi peta geologi regional (klasifikasi tanah dan
formasi geologinya);
j. Hasil-hasil survei dan investigasi yang pernah dilakukan di
lokasi atau yang ada disekitar lokasi: elevasi referensi
topografi, lokasi, nomor, dan elevasi patok BM, peta topografi
dan tanah detail, registrasi elevasi muka air, informasi sosio
ekonomi dan penggunaan lahan yang ada.
k. Inventarisi data mengenai jumlah dan kondisi Bangunan
Hidrolik eksisting ;
l. Data Peta Tanah, Tata Guna Lahan, dan Tutupan Lahan
serta praktek pertanian eksisting dengan data sekunder;
m.Data Gambaran mengenai transportasi sebagai gambaran
aksesibilitas proyek;
n. Inventarisasi data sosiologi dan sosial ekonomi yang terdiri
dari kondisi demografi, mata pencaharian, penggunaan air,
bahan pangan, data transmigrasi dan data statistik terkait
lainnya;
o. Inventarisasi menggunakan aplikasi PAI yang berisi :
Ketersediaan air, Prasarana irigasi, Pengelolaan air irigasi,
Kelembagaan pengelolaan irigasi dan SDM Pengelolaan Irigasi.
p. Data mengenai Keadaan Lingkungan Infrastruktur baik yang
berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung
terhadap proyek;
q. Data mengenai Keadaan sosial politik di lokasi studi serta
identifikasi hambatan-hambatan yang mungkin timbul saat
proyek dilaksanakan.

III. Orientasi Lapangan.

Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan keyakinan


terhadap data sekunder yang telah diperoleh. Kegiatan ini
termasuk dalam peninjauan ke lapangan mengenai :
a. Memastikan kesesuaian foto udara dan peta citra satelit
seperti luasan, posisi lokasi koordinat, dan ketinggian.
b. Keadaan Daerah Irigasi dan lingkungan sekitar rencana
kegiatan
c. Memastikan Data Pola dan Rencana Pengelolaan SDA di
wilayah sungai tersebut.
d. Kondisi Topografi dan geoteknik bedasarakan hasil
pengamatan visual di lapangan
e. Kondisi dan potensi pengembangan Kawasan Strategis
Nasional
f. Kondisi ketersediaan air eksisting (Neraca Air) di wilayah
sungai tersebut termasuk sumber-sumber air yang dapat
dimanfaatkan
g. Keadaan Material Konstruksi di sekitar area rencana kegiatan
yang memungkinkan untuk dapat digunakan pada
pembangunan ;
h. Gambaran Hidrologi, kondisi stasiun curah hujan, stasiun
klimatologi dan peilscall
i. Gambaran geologi regional secara visual (klasifikasi tanah
dan formasi geologinya);
j. Kondisi/ gambaran studi yang pernah dilakukan di lokasi
(apakah titik BM atau patok dsb masih ada di lokasi
kegiatan).
k. Kesesuaian Peta Tanah, Tata Guna Lahan, dan Tutupan
Lahan serta praktek pertanian eksisting dengan data
sekunder;
l. Gambaran mengenai transportasi sebagai gambaran
aksesibilitas proyek;
m.Inventarisasi data sosiologi dan sosial ekonomi yang terdiri
dari kondisi demografi, mata pencaharian, penggunaan air,
bahan pangan, data transmigrasi dan data statistik terkait
lainnya;
n. Inventarisasi luas areal dan tutupan lahan (land use)
eksisting terkait rencana perluasan areal dan berapa luas
areal alih fungsi, sebagai acuan penentuan penyusunan
sistem planning yaitu semula berapa menjadi berapa.
o. Keadaan Lingkungan Infrastruktur baik yang berpengaruh
secara langsung maupun tidak langsung terhadap proyek ;
p. Keadaan sosial politik di lokasi studi serta identifikasi
hambatan-hambatan yang mungkin timbul saat proyek
dilaksanakan.
q. Penyelidikan sifat-sifat fisik dan kimia tanah pertanian
r. Analisa Kualitas Air

IV. Desk Study/ Kajian.

a) Survey Pendahuluan
Untuk mendapatkan gambaran umum kondisi di lapangan
secara visual yang terdiri dari :

b) Identifikasi Peraturan Perundangan.


Dalam Kegiatan ini Konsultan agar dapat menyimpulkan
peraturan peraturan yang akan di gunakan dalam hal
pengembangan Kawasan Daerah irigasi ini sehingga di
kemudian hari tidak terjadi pertentangan ketentuan yang
ada dalam peraturan perundangan dengan perencanaan
Daerah Irigasi.

c) Identifikasi Hasil Studi Terdahulu.


Dalam Kegiatan ini Konsultan agar dapat menyimpulkan
dan menindaklanjuti hasil-hasil studi terdahulu yang
menjadi dasar dan pertimbangan dalam perencanaan
selanjutnya sehingga diperoleh hasil perencanaan yang
maksimal.

d) Identifikasi Sosial Ekonomi.


a. Kajian Sosial Ekonomi dan Budaya
Dalam kegiatan ini, Konsultan Penyedia Jasa harus
melakukan survey sosial ekonomi budaya masyarakat di
lokasi studi, kegiatan tersebut dengan melakukan
pengumpulan data sekunder yang dikumpulkan dari
Kantor Desa, Kecamatan dan Badan Pusat Statistik
Kabupaten setempat.Dari kajian data sekunder, nantinya
akan diketahui bahwa masyarakat yang akan diteliti
apakah memiliki homogenitas tinggi, baik dalam hallatar
belakang pendidikan, sosial budaya maupun mata
pencaharian sehingga perlu atau tidaknya dilakukan
stratifikasi. Penentuan responden di setiap desa
dilakukan secara acak (random) dengan cara penunjukan
secara berantai di mana responden terdahulu diminta
menunjuk beberapa orang untuk menjadi koresponden
berikutnya..
Hasil survey data tersebut diperlukanuntuk menganalisis
masalah-masalah sosial, ekonomi, persepsi masyarakat,
budaya, serta kearifan lokal yang diperlukan dalam
rencana pembangunan suatu proyek bahkan rencana
penetapan tipe konstruksi, jenis material dan penetapan
lokasi bangunan disamping pertimbangan pertimbangan
teknis lainnya yang lebih dominan.
Beberapa data penting yang diperlukan untuk kajian
sosial ekonomi budaya masyarakat tersebut diantaranya;
o Demografi; Jumlah penduduk (jiwa), kepadatan penduduk,
jumlah dan persebaran penduduk dan struktur penduduk
berdasarkan usia dan jenis kelamin.
o Perekonomian; Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),
Atas Dasar Harga Barang (ADHB), Atas Dasar Harga
Konstan (ADHK) Kabupaten setempat yang merupakan
jumlah produksi barang dan jasayang dihasilkan pada
tahun tertentu dan dihitung berdasarkan harga pada
tahun yang bersangkutan.

Hasil analisis kajian sosial ekonomi masyarakat dan budaya


tersebut nantinya akan memberikan gambaran atau dampak
dukungan masyarakat terkait dengan rencana pembangunan
suatu proyek, dengan harapan meningktanya pendapatan
perkapita penduduk disektor pertanian yang akan membantu
perbaikan ekonomi masyarakat sehingga tingkat
kesejahteraan penduduk wilayah kegiatan akan dapat
dicapai.

b. Kajian Aspek finansial.


Kajian pada aspek ekonomi tujuannya adalah untuk
mengkaji manfaat dan biaya bagi masyarakat secara
menyeluruh. Dalam kajian ini digunakan pendekatan analisis
cost dan benefit dan effectiveness.
Telah disebutkan diatas bahwa ASE Konsultan Penyedia Jasa
harus mengkaji kelayakan proyek, lingkup penelitiannya
meliputi kesuluruhan manfaat (benefit), beban (disbenefit),
dan biaya (cost) serta pendapatan.
1) Benefit (keuntungan);
Benefit adalah segala bentuk keuntungan atau manfaat yang
diterima oleh masyarakat. Dapat berupa arus kas atau
bentuk lain, diantaranya pembangunan D.I hasil proyek yang
membuat Intensitas tanaman dari < 100 % menjadi > 200%
hal ini tentunya diperlukan sumber air dan sistim irigasi
yang baik sehingga dampak manfaat langsung dapat
dirasakan oleh masyarakat.
2) Disbenefit (kerugian);
Disbenefit atau beban adalah kerugian yang ditanggung oleh
masyarakat akibat adanya suatu proyek, misalnya terjadinya
pencemaran permanen berupa pencemaran udara akibat
asap yang dikeluarkan oleh instalasi industri hasil proyek.
3) Pendapatan;
Pendapatan adalah semua arus kas masuk yang berasal
pelayanan atau penjualan produk dari fasilitas publik yang
dihasilkan dari proyek. Misalnya pendapatan yang berasal
nilai jual hasil panen (swasembada) yang meningkatkan
pertumbuhan ekonomi di suatu daerah.
e) Identifikasi Pertanian.
Pengamatan Identifikasi, bertujuan untuk mengenal satuan
taxonomi. Karakteristik yang diamati meliputi : warna, tekstur,
keadaan batuan, batuan singkapan, kelerengan, relief, elevasi,
macam vegetasi, dan penggunaan lahan. Kegiatan tanah
pertanian dengan cara pengambilan sample tanah pada lokasi
petak tersier untuk uji laboratorium meliputi:
a) Sifat fisik tanah
b) Sifat kimia tanah
Dari hasil penyelidikan tersebut diharapkan kondisi tanah
yang ada di lokasi pekerjaan dapat diidentifikasi lebih
detail untuk kesesuaian lahan pertanian.

f) Analisa Kualitas Air


Analisa kualitas air dilaksanakan untuk mengetahui
tingkat kadar asam (pH), kadar garam/salinitas maupun
zat-zat kimia yang dapat meracuni tanaman pertanian
khusunya padi.
Kegiatan tersebut meliputi:
a) Pengambilan contoh/sample air di lapangan;
b) Pengujian/test laboratorium.

g) Identifikasi Kelembagaan.
Dalam Hal ini Konsultan melakukan identifikasi tentang
lembaga lembaga yang sudah ada di sekitar lokasi kegiatan
dalam hubungannya dengan pengembangan Daerah Irigasi.
Lembaga lembaga yang ada baik yang berhubungan langsung
dengan kegiatan pertanian maupun tidak langsung agar
dilakukan evaluasi apakah sudah berjalan dengan baik
atautidak. Hal ini menjadi dasar evaluasi dalam hal
perencanaan kelembagaan nantinya. Hal yang dilakukan
dalam Identifikasi kelembagaan ini yaitu Melakukan survey
kelembagaan.
Survey ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh
koordinasi ditingkat proyek dapat berjalan dan bagaimana
peranan instansi-instansi yang terkait serta perkumpulan
apasaja yang telah terbentuk dan berjalan dengan aktif.
Kegiatan-kegiatannya meliputi :
a. Mengadakan survey mengenai perkumpulan-perkumpulan
atau organisasi-organisasi yang ada didaerah proyek
seperti KUD, kelompok tani, PKK, panitia irigasi, organisasi
O&P, petugas penyuluhan seperti PPL dan lain-lain serta
memberikan gambaran seberapa jauh organisasi-organisasi
tersebut telah berperan/berpartisipasi dalam usaha
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
b. Mengidentifikasi dan meneliti permasalahan yang timbul
yang mengakibatkan organisasi-organisasi tersebut belum
dapat berjalan seperti yang diharapkan, kemudian mencari
jalan keluarnya dengan memberikan saran-saran
perbaikan.
h) Identifikasi Hidrologi Klimatologi.

Dalam hal ini konsultan melakukan evaluasi tentang


keakuratan data dari setiap stasiun curah hujan dan stasiun
klimatologi yang terdekat dengan lokasi. Evaluasi yang di
lakukan berupa ke akuran data, lama pengamatan, kondisi
stasiun curah hujan dan klimatologi. Dalam penentuan
stasiun-stasiu curah hujan dan klimatologi agar melakukan
evaluasi terhadap jumlah minim dan jauh dekat nya stasiun
dari lokasi kegiatan.

i) Identifikasi Geologi Permukaan.


Dalam hal ini konsulatan melakukan Evaluasi terhadap peta
geologi permukaan dengan lokasi kegiatan terutama pada
lokasi bangunan utama, sehingga diperoleh gambaran umum
kondisii lokasi baik dari jenis batuan dan lapisan. Hasil
evaluasi geologi ini menjadi dasar dalam penentuan sebaran
penyelidikan geologi tanah termasuk jumlah kebutuhan
penyelidikan seperti Sondir, Bor tangan, Bor inti, dan Tes pit.

V. Penyusunan Laporan Pendahuluan.


Maksud dan tujuan Laporan Pendahuluan :
a. Menguraikan dengan jelas rencana kerja Konsultan dan
bagaimana Konsultan akan melaksanakan dan
menyelesaikan Pekerjaan;
b. Mendapatkan format-format pengambilan data primer
(survei / investigasi) yang akan digunakan dalam pekerjaan
selanjutnya
c. Menyusun garis garis besar seluruh laporan kegiatan.
d. Menjadi dokumen yang akan digunakan oleh PPK dan
jajarannya untuk monitoring pekerjaan, memfasilitasi
kegiatan Konsultan, dan hal hal lain yang diperlukan untuk
mendukung keberhasilan pelaksanaan pekerjaan.

Hasil yang diharapkan :


a. Perkiraan trase luas tersier secara teknis dan ekonomis
b. Dari Peta Topografi dan Citra dapat dipastikan koordinat
lokasi kegiatan termasuk ketinggian
c. Dapat Diperoleh gambaran Geologi permukaan berdasarkan
peta Geologi dan orientasi lapangan
d. Lahan pada lokasi proyek layak dikembangkan menjadi lahan
pertanian.
e. Pengembangan lokasi proyek sesuai dengan yang ditetapkan
dalam RT RW yang ada.
f. Pengembangan lokasi proyek telah mengacu pada pola yang
ada
g. Teridentifikasi apakah lokasi proyek termasuk kawasan
strategis atau tidak.
h. Diperoleh gambaran apakah masyarakat di lokasi proyek
merasa tertarik dengan pengembangan dari daerah irigasi
i. Dapat disimpulkan apakah data dengan Kondisi Iklim, Curah
Hujan, dapat digunakan dalam Evaluasi Hidrologi
j. Apakah data existing sebagai BM masing-masing dapat
digunakan sebagai alat dalam pelaksanaan pengukuran.
k. Apakah tersedia akses transportasi menuju lokasi proyek
sebagai gambaran dalam pelaksanaan konstruksi nantinya.
l. Gambaran umum apakah akan terjadi dampak sosial jika
proyek dilaksanakan
m.Draf Sistem planning

B. PEKERJAAN B : SURVEI INVESTIGASI DAN INVENTARISASI.

I. Survei Tofografi/Pemetaan

- Pembuatan peta topografi (peta teknis) dengan skala 1 :


5.000 adalah untuk keperluan perencanaan teknis irigasi.
Peta tersebut harus memuat data ketinggian dan planimetri
yang jelas dan benar sesuai dengan keadaan lapangan yang
diukur. Interval kontur 0,25 m untuk daerah datar dan 0,5
m untuk daerah berbukit.
- Pembuatan peta topografi (peta teknis) dengan skala 1 :
2.000 adalah untuk keperluan perencanaan tersier. Peta
tersebut harus memuat data ketinggian dan planimetri yang
jelas dan benar sesuai dengan keadaan lapangan yang
diukur. Interval kontur 0,25 m untuk daerah datar dan 0,5
m untuk daerah berbukit.

1. Titik Referensi.

Titik referensi yang dipergunakan adalah titik atau Bench


Mark yang ada di sekitar lokasi pengukuran (peta dasar),
misalnya : titik triangulasi, titik TTG. dari Bakosurtanal atau
BM lainnya, atas persetujuan Pemberi Pekerjaan
Peta Dasar yang akan dipergunakan adalah peta Rupabumi
Skala 1 : 50.000 atau 1: 25.000.
Sistem grid yang akan digunakan adalah sistem proyeksi
UTM dan ellipsoid WGS 84.

2. Pemasangan Bench Mark.

2.1 Benchmark yang harus dipasang ada 2 macam, yaitu :

Bench Mark (BM.) besar : 20 x 20 x 100 cm.


Bench Mark kecil, untuk penanda Azimut (Az.) :10 x 10x 80
cm.
Tiap Bench Mark besar diberi baut di atasnya dan dibubuhi
batu marmer ukuran 12 cm x 12 cm. Bench Mark dipasang
sedemikian rupa sehingga bagian yang muncul di atas tanah
setinggi 20 cm.
Bench Mark besar dan kecil dipasang dengan jarak 150 m
dan kelihatan satu sama lainnya karena akan digunakan
untuk pengikatan azimut matahari. Bench Mark harus
dipasang pada tempat yang aman, kuat dan mudah dicari
kembali.
2.2 Patok kayu harus dibuat dari bahan yang kuat, panjang
50 cm ditanam sedalam 30 cm, dicat merah, dipasang
paku di atasnya serta diberi kode dan nomor yang
teratur.

2.3 Kerapatan pemasangan Bench Mark harus mewakili luas


areal + 500 ha, atau setiap jarak 2,5 km disepanjang
jalur polygon/waterpass dan setiap titik Simpul.

2.4 Deskripsi Benchmark dan penanda Azimut harus dibuat


sketsa lokasinya dan difoto dua kali (close up dan jauh).
Bentuk dan ukurannya lihat gambar.
Penanda azimut dapat dideskripsikan dalam formulir
yang sama dengan pilar Bench Mark atau dalam formulir
lain, menurut petunjuk Pemberi Pekerjaan.

2.5 Koordinat-koordinat titik akan ditambahkan pada


deskripsi apabila perhitungannya sudah definitif.

3. METODE PENGUKURAN DI LAPANGAN.

3.1 Pengukuran Poligon.

3.1.1 Jaringan Poligon

1. Jaringan poligon meliputi medan ukur yang akan


dipetakan. Poligon tersebut merupakan kring tertutup
(closed loop) dan diikatkan ke titik triangulasi yang ada
atau ke titik-titik tetap poligon. Sisi poligon harus
sepanjang mungkin dan sistem statip tetap (fixed tripod)
seperti yang di uraikan di bawah ini akan dipakai untuk
mendapatkan ketelitian yang disyaratkan.

2. Apabila mungkin titik-titik triangulasi yang ada akan


digunakan sebagai azimut awal dan azimut akhir.
Titik-titik triangulasi yang digunakan harus saling
berhubungan dengan titik triangulasi yang lainnya.

3. Untuk mengontrol orientasinya, akan diadakan


pengamatan azimut matahari, jika titik-titik triangulasi
yang sudah ada tidak terlihat lagi, dan/atau pada
interval 25 titik di sepanjang masing-masing poligon.

4. Poligon terdiri dari poligon utama dan cabang.

3.1.2 Poligon Utama

1. Statip harus ditempatkan pada tanah yang stabil untuk


memperoleh hasil pengamatan sudut horisontal yang
teliti. Poligon yang melalui daerah sawah harus diikuti
secara hati-hati untuk menghindari lokasi-lokasi sulit di
daerah genangan sawah atau pada pematang-pematang
yang tidak stabil.

2. Semua Theodolit harus dalam keadaan baik dan


setelannya akan diperiksa terus selama pengamatan
berlangsung. Kolimasi akan diperiksa apabila melebihi
1 (satu menit). Pelaksana Pekerjaan harus menyiapkan
semua catatan yang berkenaan dengan pemeriksaan
dan penyesuaian peralatan yang dilakukan.

3. Alat ukur sudut Teodolit/Total Station harus mampu


mengukur sampai 1" (satu detik) dan dilengkapi dengan
semua bagian-bantu yang diperlukan.

Apa bila memakai alat GPS. maka dilakukan sebagai


berikut:

(a) Seluruh pengamatan harus mempergunakan receiver


GPS type Geodetik yang mampu mengamati data fase,
komponen receiver GPS harus dari merk yang sama.
(b) Receiver GPS yang digunakan single frekuensi (L1)
namun demikian penggunaan dual frekuensi (L1+L2)
lebih diharapkan.
(c) Kemampuan antena sesuai dengan kemampuan
receiver GPS, tidak boleh diperpanjang melebihi
standar pabrik.
(d) Hindari pengamatan receiver GPS dilokasi-lokasi
pemantulan sinyal GPS mudah terjadi seperti di
pantai, danau, tebing, bangunan bertingkat atau
antena harus dilengkapi dengan Ground plane untuk
mereduksi pengaruh multipath.
(e) Semua softcopy data hasil pengamatan GPS dicopy
pada CD dan diserahkan kepada Pemberi Pekerjaan .

4. Untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak


perlu pada saat melakukan sentring maka perlu di
gunakan 3 buah statip dan 3 buah kiap (tribrach).
Selama pengamatan berlangsung statip dan kiap
tersebut harus tetap berada di satu titik, hanya target
dan teodolit saja yang berpindah/berubah. Di titik-titik
di mana pekerjaan hari itu berakhir dan pekerj'aan hari
berikutnya mulai, sentring harus dilakukan dengan
hati-hati. Hal yang sama berlaku juga pada waktu
dilakukan pengamatan ulang di tempat yang sama.

5. Kedudukan Nivo kotak (circular bubble), dan pengunting


optik (optical plummet) harus sering diperiksa dengan
bantuan unting-unting gantung (plump bob), dan
penyesuaian-penyesuaian dilakukan bilamana perlu.

6. Sebelum pengamatan dilakukan teodolit harus disetel


sebaik-baiknya. Pengukuran sudut horisontal
dilakukan minimum 2 kali pengamatan. Untuk satu
kali pengamatan dilakukan sejumlah pembacaan
dengan urutan sebagai berikut:
- Bidik kiri (FL) untuk bacaan target belakang;
- Bidik kiri (FL) untuk bacaan target ke depan;
- Bidik kanan (FR) untuk bacaan target ke depan;
- Bidik kanan (FR) untuk bacaan target ke belakang;
Dua kali pengamatan diambil dari titik nol secara
terpisah: 0 01' dan 90 08'. Jika pengamatan lebih
lanjut diperlukan, maka digunakan 45 02' dan 135
07.

7. Semua hasil pengamatan direduksi di lapangan. Jika


perbedaan antara keempat harga sudut yang diperoleh
(2FL, 2FR) melebihi 5, maka babak(-babak) selanjut-
nya harus diamati.

8. Semua buku catatan lapangan harus diserahkan.

3.1.3 Pengukuran Jarak

1. Alat EDM yang digunakan harus mempunyai alat-alat


pelengkap (seperti reflektor) sehingga dapat diperoleh
kapasitas kerja penuh. Peralatan ini perlu
dikalibrasikan terlebih dahulu terhadap suatu tolok
ukur yang telah diketahui berupa basis dari satuan
jarak tertentu atau dengan menggunakan pita ukur
baja pada jarak tertentu selama pekerjaan berlangsung.
Semua hasil pengamatan harus diberitahukan kepada
pihak Pemberi Pekerjaan.

2. Paling sedikit 3 (tiga) pengukuran dari masing-masing


ujung garis poligon akan diamati. Hasil rata-rata dari
kedua ujung garis tersebut harus mempunyai
persamaan lebih dari (10 mm + 10 ppm dari
jarak) kalau tidak maka pengamatan tambahan perlu
dilakukan, misalnya untuk penentuan garis sejauh 2
km, hasil rata-rata pengamatan harus lebih dari + 30
mm.

3. Bilamana perlu, temperatur dan tekanan udara akan


dicatat untuk memungkinkan dilakukannya koreksi
refraksi yang akan dilaksanakan selama pengamatan
atau selama perhitungan selanjutnya.

3.1.4 Pengamatan Azimut

1. Azimut matahari akan diamati seperti yang akan dijelaskan


dibawah ini. Seri pagi dan sore hari, masing-masing
sedikitnya 5 kali pengamatan, akan dilakukan. Sebaran
(spread) dalam satu seri tidak bolen lebih dari 30".

2. Pengamatan dilakukan sebagai berikut:


1. Bidik kiri (target)
2. Bidik kiri (matahari)
3. Bidik kanan (matahari)
4. Bidik kanan (target)
Seri ini merupakan satu kali pengamatan.

3. Pembacaan sudut horisontal pada pengamatan azimut


matahari harus diberikan koreksi akibat tidak
mendatarnya kedudukan alat.
Koreksi ini sangat penting dan dapat dihitung dari hasil
bacaan kedudukan gelembung nivo tabung tersebut atau
apabila alat teodolit dilengkapi dengan kompensator
otomatis, dari pembacaan lingkaran vertikal pada sudut
kanan pada masing-masing sisi garis bidik.
4. Metode yang dipakai untuk menetukan azimut tergantung
keinginan Pelaksana Pekerjaan. Walaupun demikian, hal-
hal berikut harus diperhatikan bila akan di-gunakan
azimut dengan metode ketinggian matahari.
(a) Pengamatan matahari dilakukan apabila tinggi
matahari lebih besar dari 20 karena apabila
dilakukan pengamatan pada waktu tinggi matahari di
bawah 20 refraksi (pembiasan) menjadi terlalu besar
dan tidak menentu. Usahakan ketinggian matahari di
bawah 40, jika mungkin.
(b) Pembacaan temperatur dan tekanan udara akan
dilakukan untuk keperluan koreksi refraksi.
(c) Perlengkapan-perlengkapan tambahan yang diperlukan
terdiri dari jam tangan yang ketepatannya dicocokkan
satu menit sebelum tanda waktu resmi berbunyi,
prisma Reoloff, tabel deklimasi matahari dan tabel
refraksi.
5. Jika untuk pengukuran azimut digunakan metode sudut
waktu, maka bisa dilakukan pengamatan pada saat tinggi
matahari di bawah 20 seperti yang disebutkan diatas.
Tetapi waktu pengamatan harus jauh lebih teliti.

3.1.5 Poligon Cabang.

1) Untuk pengukuran memakai alat ukur dengan ketelitian


1(satu) sekon dan EDM, metodanya sama dengan untuk
poligon utama, hanya pada butir 6, pengukuran sudut
horisontal dilakukan satu kali pengamatan.
2) Apabila memakai alat ukur Total Station dengan ketelitian
1(satu) sekon, setiap titik polygon cabang pemasangan
Target harus stabil (menggunakan Statif).
3) Pengamatan dilakukan 2(dua) set.

3.2 Ketelitian Pengukuran Poligon.

3.2.1 Poligon Utama

1). Alat ukur Theodolith dan EDM

Toleransi untuk kesalahan penutup pada azimut matahari


harus 10" n di mana n adalah jumlah titik sudut. Jika
kesalahan penutupnya masih berada dalam toleransi,
maka sudut itu akan disesuaikan dengan azimut matahari
jika toleransi tersebut dilampaui, maka azimut dan/atau ,
sudut-sudut tersebut harus diulang dan dicek.

Kesalahan penutup linear poligon tidak boleh lebih besar


dari 1 : 10.000 dari panjang totalnya. Poligon akan dijaga
agar tetap pendek untuk menjamin bahwa kesalahan
penutup pada jaring-jaring atau bagian tidak lebih dari
satu meter.

2). Alat GPS

(a) Seluruh reduksi baseline harus dilakukan dengan


menggunakan software processing GPS yang telah
dikenal dan dibuat oleh agen software atau badan
peneliti ilmiah yang bereputasi baik.
(b) Koordinat benchmark dari hasil pengamatan GPS
disajikan dalam system proyeksi UTM dan ellipsoid
WRG 84.
(c) Statistik reduksi baseline
Untuk setiap jaring orde 3 standar deviation (s) hasil
hitungan dari komponen baseline toposentrik (dN,dE,dH)
yang dihasilkan oleh software reduksi baseline harus
memenuhi hubungan berikut :
N M
E M
H 2M
dimana M = [102 + (10d)2]1/21.96 mm dan d = panjang
baseline.
(d) Baseline yang diamati 2 (dua) kali

1. Baseline yang lebih pendek dari 4 (empat) km

Komponen lintang dan bujur dari kedua baseline


tidak boleh berbeda lebih besar dari 0.03 m
sedangkan komponen tinggi tidak boleh berbeda
lebih dari 0.06 m.
2. Baseline yang lebih panjang dari 4 (empat) km

Komponen lintang dan bujur dari kedua baseline


tidak boleh berbeda lebih besar dari 0.05 m
sedangkan komponen tinggi tidak boleh berbeda
lebih dari 0,10 m

3.2.2 Poligon Cabang

Toleransi untuk kesalahan penutup sudut = 20" N, (N =


banyaknya titik poligon). Baik untuk alat Theodolith dan
EDM, maupun alat Total Station.

3.3 Pengukuran sipat Datar.

3.3.1 Alat yang digunakan sipat datar Automatic Level.

3.3.2 Pengecekan baut-baut tripod (kaki tiga) jangan sampai


longgar. Sambungan rambu ukur harus lurus betul.
Rambu harus menggunakan nivo.

3.3.3 Sebelum melaksanakan pengukuran, alat ukur sipat


datar harus dicek dulu garis bidiknya. Data pengecekan
harus dicatat dalam buku ukur.

3.3.4 Waktu pembidikan, rambu harus diletakkan di atas alas


besi (straatspot).

3.3.5 Bidikan rambu harus antara interval 0,5 m dan 2,75 m


(untuk rambu yang 3 m).

3.3.6 Jarat bidikan alat ke rambu maksimum 50 m.

3.3.7 Usahakan pada waktu pembidikan, jarak rambu muka


= jarak rambu belakang atau jumlah jarak muka =
jumlah jarak belakang.
Usahakan jumlah jarak (slaag) per seksi selalu genap.

3.3.8Data yang dicatat adalah pembacaan ketiga benang


silang, yakni : benang atas,
benang bawah dan benang tengah.

3.3.9 Pengukuran sipat datar harus dilakukan setelah Bench


Mark dipasang.

3.3.10 Semua Bench Mark yang ada maupun yang akan


dipasang harus melalui jalur sipat datar apabila berada
pada atau dekat dengan jalur sipat datar.

3.3.11 Pada jalur yang terikat/tertutup, pengukuran


dilakukan dengan cara pergi-pulang, sedang pada
jalur yang terbuka diukur dengan cara stan ganda
(double stand) dan pergi-pulang.

3.3.12 Batas toleransi untuk kesalahan penutup maksimum


10 D mm, di mana D = jumlah jarak dalam km.

3.4 Pengukuran Situasi Detail.

3.4.1 Alat yang digunakan adalah Theodolit To atau Total


Station yang sederajat ketelitiannya.

3.4.2 Metode yang digambarkan adalah Raai atau


Voorstraal.

3.4.3 Ketelitian poligon raai untuk sudut + 20n, di mana n


= banyak titik sudut. Ketelitian linier poligon 1:2.500.

3.4.4 Semua tampakan yang ada, baik alamiah maupun


buatan manusia diambil sebagai titik detail, misalnya :
bukit, lembah, alur, sadel, dll.
3.4.5 Kerapatan titik detail 1 cm di peta (+ 50 m di lapangan)
harus dibuat sedemikian rupa sehingga bentuk
tofografi dan bentuk buatan manusia dapat
digambarkan sesuai dengan keadaan lapangan.

3.4.6 Sketsa lokasi detail harus dibuat rapi, jelas dan lengkap
sehingga memudahkan penggambaran dan memenuhi
persyaratan mutu yang baik dan peta.

3.4.7 Pengukuran sungai di sekitar lokasi rencana bendung


harus diambil detail selengkap mungkin, misalnya
elevasi as, tepi dan lebar sungai, bukit di sekitar
rencana bendung tersebut.

3.4.8 Pengukuran situasi harus dilebihkan sebesar + 250 m


dari batas yang telah di-tentukan.

3.4.9 Sudut poligon raai dibaca 1 (satu) seri.

3.4.10 Ketelitian tinggi poligon raai + 10 D (D dalam km).

5. PENGGAMBARAN.

5.1 Peta skala 1 : 2.000 untuk pembuatan peta situasi


jaringan tersier

5.1.1 Garis silang untuk grid dibuat setiap 10 cm.

5.1.2 Gambar konsep harus dilakukan di atas kertas putih


Milimeter yang telah disetujui Pemberi Pekerjaan.

5.1.3 Semua BM dan titik Triangulasi (titik pengikat) yang ada


di lapangan harus digambar dengan legenda yang telah
ditentukan dan dilengkapi dengan elevasi dan koordinat.

5.1.4 Pada tiap interval 5 (lima) garis kontur dibuat tebal dan
ditulis angka elevasinya.

5.1.5 Pencantuman legenda pada gambar harus sesuai dengan


apa yang ada di lapangan.

5.1.6 Penarikan kontur lembah/alur atau sadel bukit harus ada


data elevasinya.

5.1.7 Detail penggambaran sungai harus rapat terutama di


sekitar lokasi rencana bendung.

5.1.8 Garis sambungan / overlap peta sebesar 5 cm

5.1.9 Titik pengikat/referensi peta harus tercantum pada peta


dan ditulis di bawah legenda

5.1.10 Pada peta situasi 1 : 2.000 digambar di atas pengukuran


poligon utama dan poligon harus digambar.

5.1.11 Gambar kampung dan sungai harus diberi nama yang


jelas

5.1.12 Gambar kampung, sawah, rawa harus diberi batas

5.1.13 Gambar/peta situasi skala 1:2.000 di atas kertas


transparan stabil dengan ukuran Al

5.1 Peta skala 1 : 5.000 untuk pembuatan peta situasi trase


saluran

5.1.1 Garis silang untuk grid dibuat setiap 10 cm.

5.1.2 Gambar konsep harus dilakukan di atas kertas putih


Milimeter yang telah disetujui Pemberi Pekerjaan.

5.1.3 Semua BM dan titik Triangulasi (titik pengikat) yang ada


di lapangan harus digambar dengan legenda yang telah
ditentukan dan dilengkapi dengan elevasi dan koordinat.

5.1.4 Pada tiap interval 5 (lima) garis kontur dibuat tebal dan
ditulis angka elevasinya.

5.1.5 Pencantuman legenda pada gambar harus sesuai dengan


apa yang ada di lapangan.

5.1.6 Penarikan kontur lembah/alur atau sadel bukit harus ada


data elevasinya.

5.1.7 Detail penggambaran sungai harus rapat terutama di


sekitar lokasi rencana bendung.

5.1.8 Garis sambungan / overlap peta sebesar 5 cm

5.1.9 Titik pengikat/referensi peta harus tercantum pada peta


dan ditulis di bawah legenda

5.1.10 Pada peta situasi 1 : 5.000 digambar di atas pengukuran


poligon utama dan poligon harus digambar.

5.1.11 Gambar kampung dan sungai harus diberi nama yang


jelas.

5.1.12 Gambar kampung, sawah, rawa harus diberi batas.

5.1.13 Gambar/peta situasi skala 1:5.000 di atas kertas


transparan stabil dengan ukuran Al.

5.2 Peta ikhtisar skala 1:25.000.

5.2.1 Peta ikhtisar skala 1:25.000 digambar pada kertas


transparan stabil.

5.2.2 Pada peta ikhtisar harus tercantum nama kampung, nama


sungai, BM, jalan, jembatan, rencana bendung dan lain-
lain tampakan yang ada di daerah pengukuran.

5.2.3 Interval kontur cukup tiap 2,5 m untuk daerah datar dan
5 m untuk daerah berbukit.

5.2.4 Grid peta ikhtisar 1:25.000 tiap 10 cm.

5.2.5 Lembar peta harus diberi nomor urut yang jelas dan
teratur.

5.2.6 Format gambar etiket peta harus sesuai dengan ketentuan


yang telah ditetapkan oleh Pemberi Pekerjaan lihat buku
KP. 07 dan BB-01 dan BB-02. Standar Perencanaan
Irigasi.

5.2.7 Sebelum pelaksanaan memulai penggambaran harus


asistensi dahulu kepada Pemberi Pekerjaan.

5.2.8 Titik poligon utama, poligon cabang dan poligon raai


digambar dengan sistem koordmat (tidak diperkenankan
digambar dengan cara grafis).

5.2.9 Apabila ada 2 kontur atau lebih, yang berdekatan dan


hampir berimpit (misalnya batas kampung, tanggul, jalan,
kelokan saluran) kontur digambarkan dengan garis-garis
putus yang diperbesar.

5.2.10 Garis kontur harus berhenti pada jalan-jalan raya dan


sungai besar, dalam hal ini garis kontur tidak bolen
digambarkan memotong sungai, tetapi harus berhenti
pada salah satu tebing sungai dan selanjutnya
bersambung pada tebing sungai yang di seberang lainnya.

5.3. Ketelitian Penggambaran.

1 Semua tanda silang untuk grid koordinat tidak boleh


mempunyai kesalahan lebih dari 0,3 mm, diukur dan titik
kontrol horisontal terdekat.

2 Titik kontrol posisi horisontal tidak boleh mempunyai


kesalahan lebih dari 03 mm, diukur dari garis grid.

3 Sembilan puluh lima persen (95 %) dari bangunan penting


seperti bendung dan jembatan, saluran dan sungai tidak
boleh mempunyai kesalahan lebih dari 0,6 mm, diukur dari
garis grid atau titik kontrol horisontal terdekat. Sisanya 5%
(lima persen) tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari
12 mm.
4 Sembilan puluh persen (90 %) dari penarikan garis kontur
tidak boleh menyimpang lebih dari seperempat kali interval
kontur yang bersangkutan dari letak sebenarnya, yang
diperhitungkan dari titik kontrol horizontal, sisanya 10%
(sepuluh persen) tidak boleh menyimpang dari setengah kali
interval kontur yang bersangkutan.

5 Pada sambungan lembar peta satu dengan yang lain, garis


kontur, bangunan, saluran, sungai, harus tepat
tersambung. Batas pergeseran yang diperbolehkan
maksimum 0,3 mm.

II. Pemetaan Situasi


Dari hasil peta topografi akan diperoleh Peta Situasi Skala 1:
5.000 dan Peta iktisar 1:25.000 yang digunakan dalam
penarilakan lay out. Tata cara pemetaan mengikutif standard
yang di terbitkan oleh kementerian pekerjaan Umum

III. Analisa Hidrologi


Kajian hidrologi merupakan salah satu aspek yang
diperlukan untuk menunjang perancangan bangunan
hidraulik yang merupakan satu kesatuan dari sistem
pemberian air pada areal irigasi, Konsultan Penyedia Jasa
diharuskan melakukan elaborasi kajian hidrologi terdahulu
dalam satu system planning D.I, hal ini merupakan tuntutan
dari kondisi kesesuaian luasan areal irigasi yang ada saat ini.
Kajian menggunakan data curah hujan berdasarkan stasiun
penakar hujan disekitar lokasi studi yang sangat diperlukan
untuk kegiatan analisis hidrologi.
Data-data hujan yang diperoleh dari stasiun-stasiun
pengukuran berupa data hujan di suatu titik tertentu (point
rainfall), sedangkan untuk keperluan analisis, yang
diperlukan adalah data curah hujan daerah aliran (areal
rainfall/catchment rainfall). Untuk mendapatkan data curah
hujan daerah adalah dengan mengambil data curah hujan
rata-ratanya.
Hasil kajian hidrologi akan dapat memastikan ketersediaan
terhadap rencana alokasi kebutuhan air irigasi secara
keseluruhan serta untuk perkiraan debit banjir dilokasi
studi.
Perimbangan antara air yang dibutuhkan dan debit (Q)
sungai dipelajari dengan cara menganalisis data curah hujan
yang tersedia dalam kurun waktu terstentu.
Untuk kebutuhan air pada suatu daerah irigasi diperlukan
penyelidikan pola tanam yang telah ada sehingga pemakaian
kebutuhan air irigasi yang direncanakan untuk pola tanam
merupakan kebutuhan bersih air disawah untuk padi (NFR).

i. Data Hidrologi dan Meteorologi


Berikut data jenis data yang harus dikumpulkan antara
lain sebagai berikut:
a. Debit aliran sungai yang mencakup data debit
minimum, rata-rata dan maksimum;
b. Curah hujan, periode jam-jaman, harian, bulanan dan
tahunan;
c. Kelembapan udara dan penguapan, terkait dengan
perhitungan ketersedian air;
d. Suhu / temperatur, terkait dengan perhitungan
ketersedian air;
e. Kecepatan aingin, terkait dengan perhitungan
ketersedian air dan tinggi jagaan.

ii. Pemeriksaan Data


Untuk analisis hidrologi syarat data yang digunakan harus
konsisten dan homogen, independent, representative,
menerus (continue) dan memiliki runtutan data yang
panjang serta diharapkan memiliki ketersediaan data yang
cukup.
Sebelum digunakan data tersebut harus dilakukan
penyaringan data atau diperiksa secara manual dan secara
statistic untuk pemenuhannya terhadap syarat diatas.

iii. Cakupan Analisis


Analisis dilakukan untuk mendapatkan besaran mengenai:
a) Kebutuhan air irigasi;
Kebutuhan air untuk irigasi diperkirakan dari perkalian
antara luas lahan yang diairi dengan kebutuhan air
irigasi.Karena kondisi iklim yang ada di Indonesia
adalah musiman yaitu musim hujan dan musim
kemarau maka kebutuhan air irigasi akan dihitung
dalam periode setengah bulanan.
Perhitungan Kebutuhan Air dapat berpedoman kepada
Kriteria Perencanaan Irigasi

b) Ketersedian air irigasi debit andalan 80%;


Konsultan Perencana harus melakukan analisis
ketersedian air untuk irigasi dalam luasan area sistem
jaringan irigasi di lokasi studi dengan menggunakan
data debit hujan atau bulanan dengan periode
pencatatan minimal 10 tahun. Untuk mendapatkan
hasil yang lebih akurat, sebaiknya diperoleh data series
yang panjang. Data yang dipakai haruslah merupakan
hasil rekaman pos duga air sekitar lokasi rencana
jaringan irigasi , bila ketersedian data terlalu pendek
atau tidak tersedia debit bulanan disimulasi
berdasarkan data hujan dan data evapotranspirasi
potensial pada daerah studi dengan bantuan model
matematik hubungan hujan limpasan. Tingkat
keandalan ketersedian air di lokasi irigasi, ditetapkan
sesuai persyaratan kebutuhan area yang diirigasi

c) Menentukan hidrograf banjir dan tinggi jagaan;


Dari data Hidrologi yang diperoleh sesuai dengan hasil
identifikasi stasiun curah hujan, perencana melakukan
perhitungan debit banjir dengan beberapa metoda
dengan menghitung Debit banjir dengan periode ulang
Q1,Q2, Q5, Q10, Q25 ,Q50 , Q100 dan Debit PMF) .
Hasil perhitungan agar di evaluasi terhadap data debit
banjir yang diperoleh dari data file schala yang ada di
sekitar sumber air yang ada ( sungai Sekampung). Hasil
perhitungan debit menjadi dasar dalam perhitungan
stabilitas bangunan Utama dan tanggul Banjir.

d) Perkiraan laju sedimentasi.

IV. Penyelidikan Tanah Pertanian i.


Pengamatan Lapangan.
Pengamatan tanah dilakukan pada tanah asli (bukan
timbunan) disepanjang saluran (tersier, sekunder, dan
primer), pada setiap jarak 200 m. Pada daerah yang
mempunyai indikasi terdapatnya faktor-faktor pembatas
seperti pirit, gambut tebal, tanah sulfat masam dan lain-
lain, perlu dilakukan pengamatan tanah secara lebih detail
(kerapatan pengamatan ditambah), sehingga daerah
berkendala tersebut dapat dilokasisir. Secara umum
kerapatan pengamatan tanah adalah satu titik
pengamatan mewakili 10-15 h

ii. Pengamatan Daerah Kunci.


1. Harus dapat mewakili daerah yang luas
2. Harus dibuat pada daerah dimana hubungan antara
tanah dengan kenampakan bentang alam dapat
dipelajari dengan mudah.
- Mencakup semua satuan peta
- Aksesibilitas mudah

iii. Pengambilan Sampel Tanah.


Pengambilan sampel tanah dilakukan untuk melihat dan
menilai status kesuburan tanah, disesuaikan dengan
keadaan fisiografi, bahan induk dan satuan taxonomi
tanahnya serta bahan uji lanjutan di laboratorium.
Untuk mengetahui penyebaran jenis dan tingkat
kesuburan tanah, perlu diambil contoh-contoh tanah
untuk dianalisa dilaboratorium. Jumlah titik dan
lokasinya tergantung pada penyebaran jenis tanah
didaerah yang bersangkutan dan diambil satu titik
mewakili 200 -250 ha. Tiap titik diambil contoh tanah
sebanyak 1-3 lapisan yang terdiri dari contoh kesuburan
dan contoh profil.

Analisis :
i. Analisis Laboratorium
Analisa yang dilakukan antara lain :
1. pH (H2O) atau KCl
2. Salinitas/ EC
3. C-Organik
4. N-Total
5. P-Bray atau Olsen
6. P,K HCL 25 %
7. NTK (Ca, Mg, Na, K)
8. KTK/ CEC
9. Cu, Zn,, Mn, Fe
10. Pb, Cd, Co, Mo
11. B, S
12. Al-dd
13. Kebutuhan Kapur
14. Tekstur 3 Fraksi

ii. Penyelidikan Tanah Pertanian


Kegiatan survei tanah pertanian dilakukan bertujuan
untuk mendapatkan informasi kesesuaiain peruntukan
lahan dengan cara pemetaan tanah dalam hubungannya
dengan perencanaan penggunaan lahan, penyelidikan
berupa uraian tanah dan perbedaan tanah akiibat
pengaruh faktor pembentukan tanah terhadap klasifikasi
kesesuaian lahan untuk irigasi.
Lubang profil harus dibuat setiap 10 titik bor sampel
tanah yang sudah diambil.

iii. Analisis Kesesuaian Lahan


Hasil interpretasi terhadap data sumberdaya lahan yang
telah dikumpulkan dalam bentuk kesesuaian lahan.
Kesesuaian lahan mengandung pengertian tentang
kecocokan dari sebidang lahan untuk penggunaan
tertentu, sementara evaluasi lahan merupakan proses
untuk menaksir tingkat kesesuaian lahan tersebut (FAO,
1976). Oleh karena itu, dalam rangka penataan lahan
untuk memperbaiki fungsi ekologi dan hidrologi DAS,
dilakukan evaluasi jenis tanaman yang sesuai di daerah
survei. Evaluasi lahan dalam laporan ini hanya ditujukan
untuk mengevaluasi setiap satuan peta tanah (SPT) yang
terdapat di daerah survei.
Evaluasi kesesuaian lahan dilakukan pada setiap satuan
peta tanah untuk tiap-tiap tanaman yang diusulkan.
Penilaian kesesuaian tanaman ini mengacu pada jenis
karakteristik lahan dan jenis tanaman yang dievaluasi.
Masing-masing tanaman memiliki persyaratan tumbuh
yang berbeda-beda, sehingga hasil evaluasi lahan akan
muncul beberapa kelaskesesuaian lahan.Tujuan dari
evaluasi kesesuaian lahan ini adalah untuk mendapatkan
suatu kerangka yang digunakan sebagai dasar dalam
membuat suatu model pengelolaan lahan dalam D.I serta
untuk menghindari penggunaan lahan yang salah dan
kerusakan sumberdaya lahan. Penilaian kesesuaian lahan
dinilai berdasarkan karakteristik lahan dan persyaratan
tumbuh masing-masing tanaman. Kemudian dilakukan
penilaian kelas kesesuaian pada tingkat ordo (sesuai = S
dan tidak sesuai = N).
iv. Pendekatan Metode
Dalam menilai kesesuaian lahan ada beberapa cara,
antara lain dengan perkalian parameter, penjumlahan,
atau menggunakan hukum minimum liebig, yaitu
mencocokkan (matching) antara kualitas lahan dan
karakteristik lahan sebagai parameter dengan kriteria
kelas kesesuaian lahan yang telah disusun berdasarkan
persyaratan penggunaan atau persyaratan tumbuh
tanaman atau komoditas lain yang dievaluasi. Struktur
klasifikasi kesesuaian lahan yang dipakai adalah
berdasarkan sistem yang telah dikembangkan oleh FAO
(1976) dan telah dipakai secara luas dalam survei dan
penilaian tanah di Indonesia (Puslit Tanah, 1983).
Berdasarkan sistem klasifikasi ini, tingkat kesesuaian
lahan dari suatu lahan ditunjukkan melalui tiga kategori
kesesuaian lahan, yaitu a). Tingkat order, b). Tingkat
kelas, dan c). Tingkat sub kelas.
a. Tingkat Order
Tingkat kesesuaian lahan pada tingkat order
merupakan klasifikasi keadaan lahan secara umum.
Pada tingkat ordo kesesuaian lahan dibedakan antara
keadaan lahan yang tergolong sesuai (S) dan lahan
yang tergolong tidak sesuai (N).
i. Order Sesuai (S); Lahan yang dapat digunakan
secara lestari untuk suatu tujuan tertentu, tanpa
atau sedikit resiko kerusakan terhadap
sumberdaya lahannya, keuntungan dari hasil
pengelolaan lahan ini akan memuaskan setelah
diperhitungkan dengan masukan yang diberikan.
ii. Order Tidak Sesuai (N); Lahan mempunyai
pembatas sedemikian rupa sehingga mencegah
kegunaannya untuk suatu tujuan tertentu,
misalnya dalam segi pengawetan tanah, perlu
tingkat masukan yang belum terjangkau pada saat
ini dan sebagainya.
b. Tingkat Kelas
Kelas kesesuaian lahan merupakan suatu kelas yang
menggambarkan tingkat kesesuaian lahan dalam
tingkat ordo. Kelas-kelas diberi nomor yang berurutan,
makin besar berarti semakin besar pula
penghambatnya. Pada tingkat kelas, lahan yang
tergolong sesuai dibedakan dalam tiga kelas, yaitu
lahan sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), dan
sesuai marginal (S3). Sedangkan lahan yang tidak
sesuaitidak dibedakan ke dalam kelas-kelas.
i. Kelas Sangat Sesuai (S1)
ii. Kelas Cukup Sesuai (S2)
iii. Kelas Sesuai Marginal (S3)
Lahan mempunyai faktor pembatas yang berat, dan
faktor pembatas ini akan berpengaruh terhadap
produktivitasnya, memerlukan tambahan masukan
yang lebih banyak daripada lahan yang tergolong S2.
iv. Kelas Tidak Sesuai (N)
Lahan yang tidak sesuai (N) karena mempunyai
faktor pembatas yang sangat berat dan/atau sulit
diatasi.
c. Tingkat Sub Kelas
Kesesuaian lahan pada tingkat sub kelas adalah
pembagian lebih lanjut dari tingkat kelas, dimana
pada tingkat ini ditunjukkan pembatas-pembatas
utama yang menyebabkan satuan-satuan lahan
tersebut mencapai kelas tertentu. Tingkat sub kelas ini
ditunjukkan dengan huruf kecil dibelakang tanda
kelas.
Beberapa simbol yang dipakai dalam laporan ini
adalah :
tc : pembatas iklim (suhu, radiasi rendah, tinggi
tempat)
wa: ketersediaan air
oa : ketersediaan oksigen
rc : median perakaran
nr : retensi hara
tr : terrain (pengelolaan lahan)
eh : bahaya erosi
fh : bahaya banjir
Sebagai contoh terdapat kelas (S3oa) yaitu termasuk
kelas sesuai marginal dengan subkelasnya (oa) atau
ketersediaan oksigen tidak memadai, namun dengan
upaya perbaikan drainase atau perbaikan
ketersediaan oksigen yang mencukupi akan
meningkatkan kelasnya sampai kelas terbaik.
Usaha Budidaya Tanaman adalah semua usaha di
bidang budidayatanaman secara terus menerus untuk
tujuan komersial yang di mulaidari kegiatan
penyiapan sumberdaya, sarana produksi,
produksi,panen dan pascapanen sampai hasilnya siap
dipasarkan.

V. Survei Agro Sosio Ekonomi dan Lingkungan


Survei data sosiologi dan sosial ekonomi yang terdiri dari
kondisi demografi, mata pencaharian, penggunaan air,
bahan pangan, data transmigrasi dan data statistik terkait
lainnya; serta kondisi Agronomi dan Agro-ekonomi
masyarakat;
Pekerjaan ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Mengadakan survey dan inventarisasi perkembangan
sosial penduduk.
2. Mengadakan survey dan inventarisasi keadaan agronomi.
3. Mengadakan survey dan inventarisasi keadaan ekonomi
masyarakat.
4. Melakukan survey kelembagaan.
5. Melaksanakan studi lingkungan (environmental study).
6. Penyusunan UKL/UPL.
C. PEKERJAAN C : ANALISIS DAN PENILAIAN KONDISI
BANGUNAN

Data-data primer yang didapat di lapangan dapat dijadikan


konsultan alat untuk mengidentifikasi penyebab kerusakan
bangunan dan saluran yang ada di D.I. Pangubuan. Setelah
diketahui penyebab kerusakanannya konsultan diminta
untuk melakukan analisis dan penilaian kinerja atas
bangunan dan saluran yang ada. Penilaian kinerja bangunan
dan saluran berpedoman pada cara penilaian audit teknis
yang dipakai oleh Direktorat OP Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat.

D. PEKERJAAN D : SISTEM PLANNING

i. Pembuatan Pralayout
Penentuan Petak Tersier berpedoman kepada Kriteria
Perencanaan KP. 05 dan Persyaratan Teknis PT-01. Peta
layout untuk tersier disiapkan dengan menggunakan peta
situasi 1 : 5.000. Layout yang diusulkan dikontrol di
lapangan sebelum perhitungan hidrolika akhir dibuat.
Selama tinjauan lapangan dengan para petani dan staf
pengairan tingkat cabang/kecamatan atau ranting agar ikut
dilibatkan.
Peninjauan desain dikantor dan dilapangan diperlukan
untuk menelusuri kesesuaian antara rencana layout dengan
kondisi dilapangan seperti yang ditunjukkan oleh Direksi
dan penyajian akhir akan mencakup secara umum dalam
satu lembar kertas print out ukuran A1 untuk sistim
jaringan tersier dan drainasenya. Potongan melintang
digunakan standar sesuai untuk perencanaan saluran-
saluran tersier, desain didasarkan pada titik-titik ketinggian
dalam peta topo berskala 1 : 5.000, volume pekerjaan tanah
didasarkan pada panjang,jumlah dan bentuk bangunan.

ii. Pertemuan Konsultasi Masyarakat


Pertemuan Konsultasi Masyarakat di lakukan langsung di
lapangan dengan mengundang masyarakat yang lahannya
ada pada lokasi kegiatan, kepala Desa terkait, camat dan
unsur unsur lain yang terkait. Dalam pertemuan konsultasi
masyarakat ini akan diperoleh masukan masukan dari
peserta rapat untuk penyempurnaan pra lay out yang
ditentukan. Lokasi pertemuan dipilih pada lokasi yang
terdekat dapat di jangkau oleh para peserta rapat. Rapat
Konsultasi Masyarakat (PKM) ini dilakukan minimal 2 kali
pertemuan.

iii. Layout Defenitif


Layout defenitif adalah merupakan suatu layout yang telah
disepakati bersama baik secara teknis, sosial dan pertanian
antara masyarakat pengguna lahan pertanian dan tenaga
ahli irigasi. Meskipun telah dinyatakan sebagai plan definitif
tetapi dalam kenyataannya masih sering juga terjadi
perubahan terutama setelah mendapatkan hasil ukuran
trase saluran. Dalam hal demikian maka konsultan
diwajibkan untuk memperbaiki kembali layout yang telah
dibuat.

iv. Perencanaan Pendahuluan


Tujuan yang akan dicapai dalam tahap perencanaan
pendahuluan adalah untuk menentukan lokasi dan
ketinggian bangunan utama. saluran irigasi dan pembuang,
bangunan serta daerah layanan pada taraf pendahuluan.
Dari hasil perencanaan pendahuluan akan memungkinkan
dirumuskannya secara tepat pengukuran dan penyelidikan
detail yang diperlukan untuk perencanaan detail.
Perencanaan pendahuluan disajikan dalam bentuk laporan
perencanaan pendahulan dari tata letak yang sudah
ditetapkan. Laporan tersebut berisi gambar-gambar
perencanaan pendahuluan yang menunjukkan perkiraan
dimensi bangunan-bangunan irigasi dan tata letaknya.
Laporan ini serupa/mirip dengan laporan perencanaan
akhir dan menunjukkan dasar pembenaran rancangan
irigasi pendahuluan serta menegaskan keandalan data-data
yang dijadikan dasar. Uraian lengkap mengenai persyaratan
perencanaan pendahuluan diberikan dalam Bagian PT-01,
Persyaratan Teknis untuk Perencanaan Jaringan Irigasi.
Walaupun tahap ini disebut "tahap perencanaan
pendahuluan". namun harus dimengerti bahwa hasil-
hasilnya harus diusahakan tepat dan sepraktis mungkin.
Seluruh informasi yang ada harus diolah dengan cermat
dan dipakai dengan sebaik-baiknya. Usaha yang sungguh-
sungguh dalam taraf pendahuluan ini akan menghasilkan
perencanaan akhir yang bagus, perencanaan pendahuluan
yang jelek akan sulit diperbaiki dalam tahap perencanaan
akhir.
Perencanaan pendahuluan dimulai dengan tinjauan
mengenai kesimpulan yang dihasilkan oleh Tahap Studi
Dalam tinjauan ini informasi mengenai peta topografi dan
kemampuan tanah digabungkan. Kesimpulan-kesimpulan
yang sudah ditarik sebelumnya akan diperiksa lagi.
Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain ialah:
o konfigurasi/ gambar tata letak dicek lagi dengan peta
topografi yang baru;
o lokasi bangunan utama dengan memperhatikan tinggi
pengambilan dan peta situasi yang diperlukan;
o tipe-tipe saluran irigasi, saluran tanah atau pasangan.
dengan memperhatikan keadaan-keadaan tanah yang
dijumpai;
o kecocokan daerah yang bersangkutan untuk irigasi
pertanian; batas-batas administratif;
o konsultasi dengan lembaga pemerintahan desa dan
petani di sepanjang trase saluran dan batas-batas
daerah irigasi;
o jaringan irigasi yang ada;
o perkampungan penduduk dan tanah-tanah lain yang
tidak bisa diairi seperti yang ditunjukkan pada peta
topografi;
o keadaan pembuang dan dibutuhkan/ tidaknya
pembuang silang
o perhitungan neraca air dengan data-data daerah irigasi
dan kebutuhan air irigasi yang lebih tepat;
o pemilihan tipe-tipe bangunan dan bahan-bahan
bangunan.
Pengecekan lapangan secara intensif diperlukan untuk
membereskan hal-hal yang disebutkan di atas. Lokasi
bangunan-bangunan penting dan trase saluran harus
dikenali di lapangan. Pengecekan ini harus didasarkan pada
hasil pengukuran trase elevasi saluran.
Hasil-hasil pengukuran ini akan dicek di lapangan oleh ahli
irigasi didampingi oleh ahli geoteknik dan ahli topografi.
Pengecekan ini bertujuan untuk memastikan ketelitian garis
tinggi dan akan menghasilkan tata letak akhir (definitif)
jaringan itu.
Perencanaan pendahuluan diselesaikan dengan rumusan-
rumusan terinci mengenai pengukuran dan penyelidikan
yang akan dilaksanakan untuk pekerjaan perencanaan
akhir. lni berkenaan dengan:
o Pengukuran trase saluran
o Pengukuran lokasi bangunan-bangunan khusus
o Penyelidikan geoteknik untuk bangunan saluran

v. Analisa Ekonomi Finansial


Analisis Finansial adalah memberikan keuntungan proyek
dari pandangan individu seperti petani, perusahaan swasta,
koperasi, proyek, dan sebagainya. Sedangkan Analisis
Ekonomi adalah memperkirakan keuntungan proyek dari
pandangan umum dan pandangan nasional secara
keseluruhan. Kegiatan ini dilakukan dengan
membandingkan manfaat dalam situasi tanpa proyek dan
manfaat dalam situasi dengan proyek.
Setelah manfaat dan biaya proyek diidentifikasi, dihitung,
dan dinilai dari berbagai alternative usulan proyek,
kemudian dapat ditentukan alternative usulan terbaik.
Untuk memilih alternative terbaik dari berbagai usulan
proyek, artinya arus biaya dan manfaat yang berbeda-beda
di masa yang akan dating, dilakukan dengan perhitungan
diskonto dan berdasar pada 3 pendekatan yaitu : Manfaat
Netto Sekarang (Net Present Value/ NPV), Tingkat
Pengembalian Internal (Internal Rate of Return/ IRR), dan
Rasio Manfaat Biaya (Benefit Cost Ratio)

vi. Penyusunan Laporan Interim


Setelah perencanaan pendahuluan selesai, hasil dan data-
data berikut akan diserahkan kepada Pemberi Pekerjaan
1. Peta-peta topografi yang dilengkapi dengan garis-garis
kontur berskala 1:25.000 dan 1:5.000 (peta lokasi
bangunan-bangunan besar dengan skala 1:500)
2. Peta kemampuan tanah berskala 1:25.000
3. Tata letak akhir berskala 1:25.000
4. Gambar-gambar Perencanaan Pendahuluan
- Potongan memanjang saluran irigasi dan pembuang
- Bangunan-bangunan pengontrol dan pembawa utama
- Tipe-tipe bangunan pengatur, pembawa dan lindung
5. Analisis Hidrologi dan evaluasi neraca air, kebutuhan
pembuang dan banjir rencana, termasuk data-data yang
dipergunakan
6. Program Penyelidikan dan Pengukuran Detail

E. PEKERJAAN E : DETAIL DESAIN/DESAIN REHAB Pembuatan


peta topografi (peta teknis) dengan skala 1 : 5.000 adalah
untuk keperluan perencanaan teknis saluran irigasi dan
sakala 1: 2.000 untuk keperluan perencanan jaringan
tersier. Peta tersebut harus memuat data ketinggian dan
planimetri yang jelas dan benar sesuai dengan keadaan
lapangan yang diukur. Interval kontur 0,25 m untuk daerah
datar dan 0,5 m untuk daerah berbukit.
Titik referensi yang dipergunakan adalah titik atau Bench
Mark yang ada di sekitar lokasi pengukuran (peta dasar),
misalnya : titik triangulasi, titik TTG. dari Badan Informasi
Geospasial (BIG) atau BM lainnya, atas persetujuan Pemberi
Pekerjaan. Peta Dasar yang akan dipergunakan adalah peta
Rupa bumi Skala 1 : 50.000 atau 1: 25.000. Sistem grid yang
akan digunakan adalah sistem proyeksi UTM dan ellipsoid
WGS 84.
a. Pengukuran Trase
Hasil perencanaan umum yang telah disepakati dan
disosialisasikan pada masyarakat melalui diskusi dengan
P3A, dilanjutkan dengan pengukuran Trase Saluran dan Site
Bangunan. Pelaksanaan Kegiatan ini adalah melakukan
pengukuran trase di site bangunan utama dan saluran
primer, sekunder dan tersier serta saluran pembawa dan
pembuang dengan ketentuan dan tahapan pekerjaan sbb:
a. Pembuatan BM dan CP, pada kegiatan ini:
- Menetapkan dan memasang BM pada bangunan utama
- Menetapkan dan memasang patok CP pada rencana dan
lokasi bangunan Bagi/ sadap
- Alat yang digunakan, pengukuran sudut menggunakan
Total Station (TS)
b. Pengukuran tampang memanjang dan melintang saluran
yang baru dan existing:
- Mengukur tampang memanjang dan melintang saluran
pembawa pembuang dengan jarak patok ukur setiap
50m.
- Lebar pengukuran profil melintang minimal 25m ke kiri
dan ke kanan dari as saluran
- Alat yang digunakan adalah sipat datar otomatik Ni2,
NAKI, NAK2
- Jarak diukur dengan meteran dan dikontrol dengan
optis
- Setiap perubahan trase penampang saluran harus
diukur.
c. Penggambaran tampang memanjang dan melintang
- Ukuran kertas gambar adalah A1
- Tampang memanjang dengan skala panjang 1:2000
dan skala tinggi 1: 100
- Tampang melintang digambar dengan skala 1:100
atau 1:200 untuk tampang yang besar (skala
horizontal dan vertikal sama).

1. Investigasi Geoteknik/Mekanika Tanah


Kegiatan investigasi geoteknik/mekanika tanah dilakukan
setelah diperoleh hasil layout yang diplot pada peta situasi.
Kegiatan yang dilakukan dalam pekerjaan geologi dan
mekanika tanah adalah :

A. Hand Bor
Cara pengeboran ini termasuk cara pengeboran yang
paling sederhana dalam pembuatan lubang didalam tanah
dengan menggunakan alat bor.
Alat bor ini hanya dapat digunakan bila tanah mempunyai
kohesi yang cukup, sehingga lubang bor dapat stabil
disepanjang lubangnya dan alat jenis ini tidak dapat
digunakan pada pasir yang terendam air.
Penetrasi mata bor terbatas pada kekuatan tangan yang
memutarnya, oleh sebab itu tanah harus tidak
mengandung batu atau lapisan tanah keras lainnya.
Bor tangan dilakukan di minimal 15 titik
Kedalaman pemboran dengan bor Tangan adalah 5-6
meter. Pada tiap titik pemboran diambil 1 (satu) sample
undisturbed.

B. Bor Inti
Dalam pekerjaan pemetaan untuk keperluan investigasi
geologi dalam diharuskan melakukan pekerjaan pengeboran
inti. Pekerjaan ini dimaksudkan untuk mengetahui
ketebalan lapisan tanah dan batuan, urutan jenis lapisan
batuan bawah permukaan dan konsistensi serta kepadatan
relatif tanah, kekerasan dan kepadatan batuan. Kedalaman
maksimum 60 m, pengujian N-SPT dan pengambilan contoh
tidak terganggu (undisturbed samples) setiap interval 1,5
hingga 2 meter.
Pengeboran inti akan dilakukan sesuai kebutuhan dan
hasilnya disajikan pada penampang bor atau log penge-
boran dan diusahakan dibuat korelasi penampang bor
untuk mengetahui kondisi bawah permukaan dapat
diwujudkan dalam diagram pagar.
Pada kegiatan ini pengeboran inti dilakukan pada lokasi-
lokasi bangunan yang memerlukan kondisi geologi yang
baik, seperti bangunan yang menggunakan konstruksi
beton, bangunan terjun atau pada bangunan utama
(bendung) untuk melihat stabilitas bangunan.
Pengeboran dilakukan minimal 80 meter di beberapa titik
yang telah disepakati antara direksi dan penyedia jasa.
C. Sondir
Untuk lokasi rencana bangunan yang memerlukan data
daya dukung penyondiran untuk mengetahui nilai
perlawanan konus perlapisan tanah dan variasi kedalaman
pada lapisan yang cukup keras. Penyelidikan Sondir/cone
Penetration Test (CPT) Dutch Cone dengan Biconus type
Begemann. Pembaca tekanan dilakukan dengan 2 (dua)
buah Manometer masing-masing dengan skala bacaan 200
Kg/Cm2, mata sondir yang digunakan adalah Biconus
sehingga akan diperoleh hasil dari perlawanan konus dan
nilai letak nya (local friction). Pengujian tersebut dilakukan
pada setiap interval 20 cm melalui pembacaan tekanan
konus dan tekanan total yaitu tekanan konus ditambah
gaya gesek selimut konus.
Peralatan yang dipakai harus benar benar sesuai dengan
lokasi dan ukuran yang dipakai (2.5 5 ton)
Laju penetrasi harus dijaga konstan 2 cm/ detik.
Pelaksanaan dianggap selesai bila pembacaan hambatan
lekat telah mencapai angka 150 kg/cm untuk sondir
dengan kapasitas 2.5 Ton dan bila bila pembacaanya belum
tercapai, maka kedalaman maksimumnya adalah 20 meter.
Sedangkan untuk sondir dengan kapasitas 5 Ton
pelaksanaan dianggap selesai bila pembacaan hambatan
lekat telah mencapai angka 250 kg/cm dan bila bila
pembacaanya belum tercapai, maka kedalaman
maksimumnya adalah 30 meter.
Pekerjaan sondir tersebut dlakukan sesuai kebutuhan
Lapangan dan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari
pihak Direksi. Selama kegiatan sondir tersebut berlangsung
didokmentasikan dan hasil sondir tersebut menghasilkan
gambar berupa data dan grafik sondir.
Pekerjaan sondir dilakukan sebanyak 15 titik.

D. Sumuran Uji / Test Pit


Pekerjaan sumuran uji atau test pit adalah untuk
mengetahui jenis dan tebal lapisan dibawah permukaan
tanah dengan lebih jelas, baik untuk pondasi bangunan
maupun untukbahan timbunan pada daerah sumber galian
bahan (borrow area). Dengan demikian akan dapat diperoleh
gambaran yang lebih jelas mengenai jenis lapisan dan
tebalnya, juga volume bahan galian yang tersedia dapat
dihitung.
Pekerjaan Test Pit dilakukan sebanyak 15 titik.

E. Pengambilan Contoh Tanah


Untuk mengadakan penelitian tanah di laboraturium,
pengambilan contoh tanah ini sangat penting untuk
mengetahui sifat dan jenis tanahnya, sehingga pengambilan
contoh tanah ini dilakukan.

1. Pengambilan contoh tanah asli (undisturbed sample)


Agar data parameter dan sifat-sifat tanahnya masih dapat
digunakan maka perlu sekali diperhatikan pada saat
pengambilan , pengangkutan dan penyimpanan contoh-
contoh tanah ini, maka dilakukan hal-hal sebagai berikut :
struktur tanahnya tidak terlalu terganggu atau berubah,
sehingga mendekati keadaan yang sama dengan keadaan
lapangan. Kadar air asli masih dapat dianggap sesuai
dengan keadaan lapangan. Sebelum pengambilan contoh
tanah dilakukan, dinding tabung sebelah dalam diberi
pelumas (oil) agar gangguan terhadap contoh tanah dapat
diperkecil, terutama pada waktu mengeluarkan contoh
tanah ini. Pada saat pengambilan contoh tanah ini
diusahakan dengan memberikan tekanan sentris sehingga
struktur tanahnya yang beda, atau pada kedalaman-
kedalaman tertentu. Pada waktu pengangkatan dan
menyimpan tabung sample supaya dihindarkan
penyimpanan tabung sample pada suhu yang cukup
panas.
Pengambilan contoh tanah asli di lakukan pada bor inti,
untuk setiap lapisan tanah, atau setiap interval 2 m dan
satu sample dari setiap tanah atau sesuai kebutuhan
lapangan atas persetujuan direksi pekerjaan.

2. Pengambilan contoh tanah terganggu (disturbed


sample)
Pengambilan contoh tanah tidak asli dapat diperoleh dari
Hand Bor, Bor Inti dan Tes. Contoh-contoh tanah ini akan
dikenakan percobaan tanah laboraturium dengan cara
proctor. Untuk pengukuran kadar air aslinya dengan
menggunakan PVC yang selanjutnya ditutup dengan
paraffin. Dari hasil masing-masing karung dan tabung
PVC dicatat dengan symbol dengan kedalaman dimana
sample terambil.

3. Penyelidikan Laboraturium
Pada contoh-contoh tanah yang terambil, baik tanah asli
(tidak terganggu) maupun contoh tanah terganggu akan
dilakukan beberapa macam percobaan dilaboraturium,
sehingga data parameter dan sifat- sifat tanahnya dapat
diketahui.
Penelitian Indeks Properties
Sampel diambil berdasarkan sesuai dengan kebutuhan
dilapangan sesuai dengan desain rinci, 1 sampel dari tiap
pekerjaan bor tangan dan 1 sampel dari pekerjaan test pit
Penelitian ini berfungsi sebagai pendekatan untuk
mengetahui kondisi fisik jenis tanah yang akan kita
evaluasi, sehingga penilaian (judgement) yang dibuat
selaras dengan data teknis yang diperoleh.
Pengujian tersebut antara lain:
a. Berat isi (n)
b. Berat jenis (Gs)
c. Kadar air (Wn)
d. Analisis ukuran butir (m%)
e. Batas-batas Atterberg (WI,Wp,Ip)
f. Hidrometer
Penelitian Engineering Properties
Sampel diambil sebanyak 20 sampel, 1 sampel dari dari
tiap titik 1 sampel dari pekerjaan bor tangan
Setelah data sifat-sifat indeks diketahui, maka pengujian
untuk data teknis disesuaikan dengan sistem pengujian
yang sesuai dengan kondisi fisiknya.
Sifat-sifat teknik tanah dapat diketahui dengan melalui
cara:
a. Direct shear test (c,D)
b. Unconfined Compression test (qun,qur)
c. Triaxial Test, B.P. sistem consolidated undrained atau
unconsolidated undrained (C, C, D, D)
d. Tes Konsolidasi (Cc, Cv, Es)
e. Permeability Test

a. Soil Propertis
Unit Weight (n)
Untuk memperoleh jenis nilai berat isi tanah, maka
tanah yang akan dikenakan pengujian ini adalah tanah
dengan keadaan asli;
Spesific Gravity (Gs)
Nilai berat jenis suatu tanah dapat ditentukan dengan
menggunakan suatu botol picnometer dan
perlengkapannya. Prosedur penentuan berat jenis tanah
ini mengikuti cara : ASTM D.854 atau ASSHO.T.100.
Moisture Content (Wn)
Tanah yang akan dikenakan pengujian ini adalah tanah
dengan keadaan asli, prosedurnya mengikuti
ASTM.D.2216.

b. Grain size analysis


Pada tanah yang berbutir kasar dengan diameter butir
lebih besar dari pada 75 mm, lolos melalui ayakan no.
200 akan ditentukan dengan cara Hydrometer Analysis.
Hasil dari pengujian ini akan digambar dengan sumbu
mendatar adalah skala logaritma merupakan nilai
diameter dalam mm dari butir dan sumbu tegak adalah
skala biasanya merupakan prosentase kehalusan.
Pembagian butir tanahnya digunakan USSR dengan
prosedur yang sesuai dengan ASTM.D.42.

c. Atterberg Limit
Liquit Limit
Batas cair/Liquit limit ini adalah nilai kadar air yang
dinyatakan dalam proses dari contoh tanah yang
dikeringkan dalam oven pada batas antara keadaan
cair dan keadaan plastis. Nilai batas cair ini dapat
ditentukan dengan cara menentukan nilai kadar air
pada contoh tanah yang mempunyai jumlah ketukan
sebanyak 25 kali dijatuhkan setinggi 1 cm pada
kecepatan ketukan 2 kali setiap detiknya, dan panjang
leren saluran percobaan ini adalah 12,7 mm.
prosedurnya dapat mengikuti SATM.D.423.
Plastic Limit (Wp)
Batas plastic limit ini adalah kadar air pada batas
bawah daerah plastic. Kadar air ini ditentukan dengan
menggiling-giling tanah yang melewati ayakan No.40
(425 mm) pada alat kaca sehingga membentuk
diameter 3,2 mm dan memperlihatkan retak-retak.
Prosedur ini dapat mengikuti ASTM.D.424.
Plasticity Indek (Pi)
Platicity indek tanah adalah selisih nilai kadar air dari
batas cair dengan batas plastic.
Shrinkage Limit
Shrinkage limit adalah nilai maksimum kadar air pada
keadaan dimana volume dari tanah ini tidak berubah,
prosedur penentuan nilai batas susut ini dapat
mengikuti ASTM.D.427.

d. Triaxial Test
Contoh tanah dengan pembebanan atau tekanan kecil
yang berlainan dengan atau disesuaikan dengan rencana
bangunan yang ada. Kecepatan perubahan tinggi, contoh
tanah agar disesuaikan dengan macam percobaan dan
sifat dari jenis tanahnya. Prosedur dari percobaaan
triaxial ini agar disesuaikan dengan literature (The
Measurement of Soil Properties in The Triaxial Test by
Beshop & Henkel USBR Earth manual & Engineering
Properties of Soil dan Their Measurement of Bowles). Dari
hasil-hasil gambar yang diperoleh dengan mengikuti
prosedur ASTM.D.565.

e. Consolidation Test
Percobaan ini dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat
tanah sehubungan dengan pembebanan yang telah
dilakukan. Dengan demikian maka perkiraan besar
penurunan yang terjadi pada lapisan ini dapat diketahui.
Besarnya increment ratio 1 dengan niali pembebanan
adalah : 1/4,1/2,1,2,4,8, dan 16 kg/cm2 pada setiap 24
jam dan pengurangan pembebanan seperti nilai
compression index (cc) dan coefficient of consolidation
(cv) perlu diperoleh. Prosedur percobaan penetapan ini
dapat mengikuti cara Measurement of Bowles.

f. Permeability Test
Percobaan perembesan ini dimaksudkan untuk
mengetahui nilai koefisian rembesan dari suatu jenis
tanah berbutir kasar dapat dilakukan dengan cara
constant head sedangkan pada tanah cohesive soil yang
mempunyai nilai koefisian rembesan cukup rendah dapat
dilakukan dengan cara Falling Head agar waktu yang ada
pada falling head ini tidak terlalu lama, maka penambahan
tekanan dapat pula dilakukan.
g. Compaction Test
Salah satu cara untuk memperoleh hasil pemadatan yang
maksimal telah banyak digunakan Metode Proctor (1933)
di laboratorium. Dengan cara ini maka pegangan sebagai
dasar-dasar pemadatan di lapangan dapat dilakukan
seperti penentuan kadar air optimum (WOPT).
Perkiraan kepadatan tanah dan penentuan peralatan
pemadatan di lapangan. Jumlah tanah bahan Proctor
berkisar 30 kg, tanah ini akan dikenakan percobaan
standar/Modified AASHO, sehingga nilai kadar air
optimumnya dapat diketahui juga maksimum kepadatan
kering dan basah. Sehubungan dengan kapasitas
peralatan kepadatan tanah yang ada di lapangan, maka
perlu dikerjakan system Modified AASHO, sehingga akan
diperoleh dengan kadar air 3 % di daerah optimum.
Prosedur dapat dilakukan dengan menggunakan cara
AASHO T.180 dan ASTM.D.698.

F. Penelitian Tanah Timbunan


Guna mengetahui suatu jenis tanah yang baik untuk bahan
timbunan, terlebih dahulu harus dilakukan pengecekan
terhadap data fisik dan teknik.
Ada 3 jenis material timbunan yang perlu diuji, yaitu:
a. Tanah / lempung
b. Pasir
c. Batu

b. Perencanaan rinci (detail desain/desain rehab) mencakup


pekerjaan sbb.

A. Perencanaan Bangunan dan perencanaan Saluran


Pembawa dan Pembuang
Perencanaan Bangunan dan saluran dilakukan untuk
Saluran Induk dan sekunder termasuk saluran pembuang
dengan kegiatan sebagai berikut:

1. Desain Saluran
Perencanaan detail saluran irigasi dan pembuang
meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
- Memastikan as saluran dan lokasi bangunan dalam
titik-titik koordinat, nomor titik dan kurve data.
- Penyelesaian potongan memanjang.
- Pembuatan potongan melintang.
- Perhitungan hidrolik dan stabilitas secara mendetail
- Memastikan banyaknya galian, tanggul yang
dipadatkan, pembersihan tempat kerja,
pembabatan semak belukar, sisa galian, bahan
yang akan dipakai dan lokasi sumber bahan galian
- Memastikan pembebasan tanah yang diperlukan.

2. Desain Bangunan
Perencanaan detail untuk bangunan-bangunan jaringan
irigasi dan pembuang meliputi kegiatan-kegiatan
sebagai berikut :
- Menentukan dimensi dan elevasi hidrolis
- Menentukan kehilangan tinggi energi yang
diperlukan
- Menentukan dimensi bangunan
- Mencek stabilitas, penurunan (lendutan), erosi
bawah tanah (piping), dan penggerusan
- Membuat kurve-kurve debit untuk alat-alat
pengukur dan pengatur

3. Penyusunan Laporan Perencanaan


Laporan Perencanaan bagian 1 akan disertai dengan :
- Daftar isi
- Daftar gambar
- Daftar tabel
- Deskripsi dan lokasi pekerjaan
- Penjelasan mengenai kriteria perencanaan yang
digunakan
- Peta-peta acuan/referensi
- Hasil-hasil penyelidikan dan evaluasi tanah
- Hasil-hasil penyelidikan hidrologi
- Hasil-hasil penyelidikan geoteknik
- Frekuensi tanam dan pola tanam
- Debit sungai bulanan rata-rata dan bulanan
minimum
- Kebutuhan pengambilan proyek
- Neraca air di proyek dan pemutakhiran ijin alokasi
air
- Tata letak dan perencanaan saluran irigasi
- Tata letak dan perencanaan saluran pembuang
- Pembuatan tata letak definitif (final layout) untuk
setiap petak tersier;
- Perencanaan fasilitas pengelakan/diversi
- Perencanaan bangunan-bangunan pengatur saluran
irigasi
- Perencanaan bangunan-bangunan pembawa air
irigasi
- Perencanaan bangunan-bangunan pengatur saluran
pembuang
- Perencanaan fasilitas-fasilitas pembuang silang
saluran irigasi
- Perencanaan tata letak pendahuluan (pre layout)
setiap petak tersier.
Laporan Perencanaan bagian 2 (Gambar) akan disertai dengan :
a. Kontrol elevasi bangunan (elevasi dasar, level
puncak/ambang dan lainnya) harus disesuaikan pada
gambar potongan memanjang saluran dan gambar-gambar
bangunan.
b. Penggambaran, bangunan dan saluran serta potongan
memanjang, potongan melintang dilakukan dari hasil
desain note dengan program AutoCad dan dicetak dalam 2
(dua) ukuran kertas yaitu :
o Untuk ukuran kertas A1 skala gambar :
- Peta lokasi /Site Survei 1:500
- Peta Daerah Aliran Sungai
- Denah umum daerah irigasi
- Skema jaringan dan bangunan irigasi
- Skema jaringan pembuang
- Gambar long section saluran Pembawa & Pembuang
skala vertikal 1 : 100 dan skala horizontal 1 : 2000;
- Gambar cross section saluran Pembawa dan
Pembuang skala vertikal dan horizontal = 1 : 100
untuk Tampang yang kecil atau 1 :200 untuk
tampang yang besar atau sesuai kebutuhan ;
- Gambar bangunan Utama dan bangunan pelengkap
lainnya skala 1 : 100; apabila Denah tidak muat
dalam satu lembar uk A1 penambahan
penggambaran dengan skala 1 : 200
- Gambar long Section Petak Tersier Horisontal 1 :
100 Vertikal 1 : 100
- Gambar Cross Section Petak Tersier Vertikal
Horisontal 1 : 100 Vertikal 1 : 100
- Gambar Detail bangunan intake, bangunan pengatur
dan pengukur, saluran pembawa dan pengatur
saluran pembuang,bangunan pembuang silang,
bangunan perlintasan saluran irigasi, bangunan
pembuang di bawah jalan, pintu pintu pekerjaan
baja dll. dengan skala 1: 5, 1 : 10 , 1: 20 atau sesuai
kebutuhan
- Peta ikhtisar 1 : 10.000 atau 1 : 25.000 (sesuai
ukuran kertas A1 yang mudah dibaca).
o Untuk ukuran kertas A3 skala gambar, hanya untuk
gambar asistensi dengan skala yang disesuaikan.

c. Perhitungan Bill of Quantity (BoQ) dan Rencana Anggaran


Biaya (RAB)

Konsultan Penyedia Jasa setelah mendapat masukan, saran


dan persetujuan pemilik pekerjaan cq. Direksi pekerjaan
menyiapkan penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan yang
dijelaskan dalam perhitungan volume rinci (BOQ) serta
menyiapkan metode dan tata cara pelaksanaannya.
Dokumen RAB ini diperlukan sebagai platform dalam
pelaksanaan pembangunan pekerjaan tersebut secara rinci
meliputi :
a. Perhitungan volume;
b. Perhitungan analisa harga satuan;
c. Menyusun spesifikasi teknis pelaksanaan fisik konstruksi;
d. Membuat prioritas pelaksanaan dalam bentuk paket-paket
pekerjaan (schedule pelaksanaan);
e. Menyusun metode kerja setiap konstruksi yang
direncanakan yang akan dikerjakan;
f. Menyusun dokumen pelelangan termasuk estimate
engineering untuk pelaksanaan.
Selain itu penyedia jasa juga termasuk melakukan kegiatan
sebagai berikut :
1) Analisa ekonomi yang dilakukan menyangkut indicator-
indikator antara lain: Benefit/ Cost Ratio, Net Benefit
(Present Value) dan Economic Internal Rate of Return
(EIRR), berdasarkan beberapa alternative umur ekonomis
bangunan utama, jaringan irigasi dan interest rate (bunga)
yang berlaku. Economic Sensitivity (sensitivitas ekonomi
juga dilakukan dengan pertimbangan/ asumsi adanya
beberapa alternative peningkatan biaya (cost) dana tau
penurunan keuntungan (benefit) yang mungkin akan
terjadi, atau diperkirakan akan terjadi.
2) Dalam perhitungan biaya(cost) pembangunan daerah
irigasi harus meliputi biaya-biaya: perencanaan,
konstruksi, O&P pembebasan tanah, produksi dan lain-
lainnya yang dikeluarkan selama umur ekonomis.
Sedangkan keuntungan (benefit) yang diperhitungkan
berdasarkan produksi sesuai cropping patern & intensity
yang diharapkan dan asumsi harga komoditas produksi
yang dikeluarkan pemerintah. Dalam perhitungan benefit
ini akan tercermin perbedaan benefit tanpa adanya proyek
(rehabilitasi) dan dengan adanya proyek.

d. Panduan PROM atau persiapan OP


Mengacu pada Rancangan Permen PU tentang pedoman
kesiapan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi
permukaan.

e. Manual OP
Pembuatan pedoman O&P harus meliputi hal-hal sbb:
a. Prosedur operasi meliputi:
- Prosedur perencanaan tanam (luas, jenis, intensitas
tanaman, kebutuhan air tanaman, ketersediaan debit
andalan, dll)
- Rencana tata tanam dan persetujuannya (melibatkan
P3A dan dinas PU dari pengairan sampai dengan
cabang dinas)
- Rencana pembagian air
- Operasi musim hujan (prosedur, tindakan selama hujan
lebat dll)
- Operasi musim kemarau
- Prosedur operasi bangunan utama (operasi pintu
pengambilan, pintu penguras, kantong lumpur dll)
- Prosedur operasi pengatur besar (operasi pintu,
pengukur debit, dll)

b. Prosedur pemeliharaan meliputi:


- Inspeksi pemeliharaan
- Pemeliharaan rutin (uraian pekerjaan dan penugasan,
perencanaan pemeliharaan rutin, dll)
- Pemeliharaan berkala (prosedur dan penugasan,
rencana jangka panjang, pembuangan lumpur,
perawatan periodic pintu dan bangunan ukur dll)
- Prosedur perbaikan darurat
- Sarana operasi dan pemeliharaan yang dipelihara
c. Tindakan darurat (kriteria keadaan darurat banjir,
pemberitahuan darurat dan penugasan pegawai, system
komunikasi, logistic, prosedur penutupan saluran dll)
d. Organisasi dan personalia (organisasi O & P, daftar
personalia, batas wilayah,alokasi tugas, jadwal inspeksi,
dll)
e. Catatan dan laporan ( catatan yang harus ditata dan
laporan yang harus disusun meliputi operasi dan
pemeliharaan,formulir-formulir lainnya, alur data &
pengolahan data, dll)
f. Panitia irigasi (struktur organisasi,kegiatan dan panitia
irigasi)
g. Perkumpulan petani pemakai air |(struktur organisasi,
data yang harus disusun untuk rapat, tugas kaitan
dengan P3A, pembagian tugas dll)
h. Penyusunan anggaran tahunan (data yang akan disusun,
program dan anggaran pemeliharaan dll)

f. Penyusunan Program Pelaksanaan dan Dokumen Lelang


meliputi:
Penyusunan program pelaksanaan setelah dapat diketahui
biaya secara keseluruhan dari pekerjaan-pekerjaan yang
diusulkan, konsultan akan menyusun program pelaksanaan
didasarkan atas prioritas penanganan serta kemampuan
penyediaan dana oleh pemerintah. Untuk keperluan ini
konsultan akan selalu berkonsultasi dengan pihak Direksi.

g. Pengadaan dokumen pelelangan


1. Dokumen pelelangan tdd:
- Syarat-syarat teknik dan persyaratan lain yang
ditentukan oleh Direksi
- Gambar tender (pelelangan)
- Ketentuan lain yang ditentukan oleh Direksi
2. Gambar tender adalah sebagian atau seluruh gambar
terencana yang telah disetujui oleh Direksi untuk
dijadikan gambar tender. Format gambar tender adalah
yang ditetapkan oleh direksi
3. Konsultan akan melengkapi gambar tender dengan
gambar-gamabr yang belum/ tidak tercantum dalam
gambar rencana.
Hasil yang diharapkan:
- Laporan hasil perencanaan (Design Note)
- Gambar perencanaan
- Laporan Akhir Perencanaan
- Buku Pedoman O&P
- Hasil perhitungan B&Q
- Rencana anggaran biaya (RAB)
- Dokumen Lelang

h. Penyusunan Data Base


Kegiatan penyusunan database bertujuan untuk membentuk
input dasar bagi seluruh referensi di masa mendatang dan
akan menjadi bagian dari pola data spasial yang terhubung
dengan data atribut non-spasial. Database ini berisi:
a. Studi dan kajian informasi eksisting pada sumber daya di
air dan lahan termasuk identifikasi kelemahan data,
kecukupan jumlah data dan konsistensi untuk
pengecekan dan penyesuaian;
b. Hasil inventarisasi dan penafsiran atas Peta Topografi,
Citra Satelit, dan Foto Udara atau citra untuk
pembangkitan multi-lapis peta geografis digital pada GIS
dengan input dasar informasi eksisting. Data yang telah
dikumpulkan harus bisa dihubungkan dengan kumpulan
data awal untuk memberikan informasi pada aspek yang
dibutuhkan. Ketika suatu kumpulan data tidak
menunjukkan rincian yang dibutuhkan, maka kumpulan
data tambahan harus dikumpulkan, dianalisis, dan
dihubungkan dengan data awal. Peta komprehensif ini
harus meliputi aspek-aspek berikut ini:
Geomorfologi;
Unsur Geologi dan Struktur termasuk ciri khasnya
Jenis tanah, tekstur, dan kedalaman;
Kualitas Air.
Peta kemiringan lahan (sudut dan aspek);
Analisis Drainase
Hidrogeologi bersama dengan zona potensial Air
Tanah;
Penampang Air Permukaan dan daerah rawa
Analisis banjir;
Dampak kerusakan akibat banjir dan penilaian risiko
;
Pola Tata Tanam, area tanam, dan perkiraan
produksi;
Peta Tutupan Hutan dan Sebaran Hutan (Tanam 2
kali);
Pola Tata Guna dan Tutupan Lahan;
Material konstruksi yang ada di sekitar area
pembangunan;
Borrow Area;
Pola populasi dan pemukiman di sekitar area
konstruksi;
Data Spasial dan Data Temporal lainnya;
Penggunaan lain dari remote sensing dalam
penyusunan Laporan Detail Proyek ditetapkan
berdasarkan kebutuhan dari masing-masing situasi
dan kondisi eksisting lapangan.
c. Data hasil pencitraan satelit harus terhubung dengan
pemodelan GIS untuk memudahkan akses dan
pengembangan dalam pengambilan keputusan ;
d. Data hasil pencitraan satelit harus dapat digunakan untuk
memperoleh dan memperbarui informasi saat ini untuk
tujuan persiapan penyusunan Peta skala 1:25.000 di lokasi
manapun yang dibutuhkan. Seluruh hasil pencitraan satelit
harus diambil dari / melalui kementerian / lembaga
pemerintahan terkait ;
e. Data hasil pencitraan satelit harus bisa digunakan sebagai
sumber karakteristik peta seperti tutupan lahan dan tata
guna lahan termasuk lahan yang bisa ditanami dan lahan
pertanian, lahan perkebunan, pola tata tanam termasuk area
beririgasi teknis, area dengan 1 musim tanam atau lebih;
f. Lapisan yang lain dari peta harus memasukkan unsur air
permukaan, tipe tanah, kondisi geologi dan geomorfologi
serta geomorfologi;
g. Peta Tematik turunan dari peta utama harus juga bisa
dipersiapkan berdasarkan ketersediaan informasi tentang
praktek irigasi dan pertanian di masyarakat.
12. Keluaran Laporan-laporan yang harus diserahkan minimal sebagai berikut :
Jumlah
No Uraian Ukuran (set)
1 Laporan Bulanan A4 100.00
Draft Laporan Pendahuluan +
2 A4 35.00
Laporan Pendahuluan
Draft Laporan Pertengahan + Laporan
3 A4 35.00
Pertengahan
4 Draft Laporan Akhir + Laporan Akhir A4 35.00
Data Base Kondisi dan Kinerja
5 A4 10.00
Daerah Irigasi
Software dan Data Base D.I. Sistem
6 A4 10.00
Informasi Geografis (GIS) CD
7 Laporan Topografi A4 10.00
8 Laporan Mekanika Tanah A4 10.00
9 Nota Desain A4 10.00
Laporan Analisa Sosek dan
10 A4 10.00
Lingkungan
Laporan Data Perhitungan
11 A4 10.00
Perencanaan Teknis
12 Laporan Manual OP A4 10.00
13 Laporan Spesifikasi Teknis A4 10.00
14 Laporan Metode Pelaksanaan A4 10.00
15 Laporan BOQ, RAB, AHSP A4 10.00
16 Laporan Rekomendasi UKL/UPL A4 10.00
17 Executive Summary A4 10.00
Gambar Perencanaan Detail, A1 Asli
18 A1 1.00
Cetakan
Gambar Perencanaan Detail, A3 Copy
19 A3 10.00
HVS
20 Eksternal Hardisk 2.00
21 Foto Dokumentasi 2.00
Semua Laporan harus diserahkan berupa softcopy dalam bentuk
format asli (docx, xlsx, dwg, dll) dan dalam format pdf.

13. Peralatan, PPK menyediakan ruang asistensi dan diskusi/expose, PPK


Material, akan mengangkat petugas atau wakilnya yang bertindak
Personil Dan sebagai pengawas atau pendamping.
Fasilitas Dari PPK menyediakan data yang ada di Perencanaan dan Program
Pejabat dan data yang dianggap perlu oleh pelaksana pekerjaan
Pembuat sebagai data sekunder untuk menunjang pekerjaan yang akan
Komitmen dilakukan.

14. Peralatan Dan Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas
Material Dari dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan
Penyedia Jasa pekerjaan:
- Mobil ( sewa )
- Sepeda motor ( sewa )
- Komputer ( sewa )
- Peralatan Survey ( sewa )
- Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, bagi penyedia jasa
yang melaksanakan kegiatan ini harus mempunyai kantor di
Kota Bandar Lampung dan personilnya bekerja di kantor
tersebut.

15. Lingkup Penyedia Jasa mempunyai kewenangan untuk


Kewenangan mempertanggungjawabkan produk hasil pekerjaan sesuai dengan
Penyedia Jasa data data yang di dapat dari lapangan dan berdasarkan hasil
perhitungan teknis dan pembahasan dengan Tim Teknis BBWS
Mesuji Sekampung.

16. Jangka Waktu Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah 300 (tiga ratus)
Penyelesaian hari kalender.
Kegiatan
17. Personil Tenaga ahli dan klasifikasi yang dibutuhkan :

Pengal
aman
Tenaga Uraian diuta
Ahli makan
(Thn)
Team Sarjana Teknik sipil/pengairan lulusan 4
Leader universitas/perguruan tinggi atau swasta
/PSDA yang telah diakriditasi dan memiliki keahlian
dalam pengelolaan sistem irigasi dan
drainase pada lahan pertanian,
berpengalaman sebagai ketua tim sebanyak
minimal 5 kali dalam kegiatan perencanaan
daerah irigasi serta mempunyai sertifikat
keahlian Ahli Muda dari asosiasi profesi yang
masih berlaku, mempunyai motivasi tinggi,
berkemampuan memimpin dan dapat bekerja
sama dengan pihak-pihak lain serta dapat
memecahkan segala permasalahan
pelaksanaan pekerjaan.
Tugas dan tanggung jawab Ketua Tim adalah
sebagai berikut :
Melakukan koordinasi dan mengarahkan
seluruh kegiatan sehingga dapat
terselenggara dan terorganisisasi dengan
baik.
Mengkoordinasi para Tenaga Ahli dalam
Tim Konsultan supaya mampu bekerja
sama secara sinergi sehingga mampu
memberikan kontribusi maksimum
terhadap pekerjaan berdasarkan
kompentensi masing-masing.
Memeriksa seluruh hasil pekerjaan Tenaga
Ahli dan tenaga pendukung
Menyelengarakan dan mengkoordinasikan
diskusi yang diperlukan besama pengguna
jasa.
Mewakili perusahaan dalam melakukan
hubungan dan koodinasi dengan pengguna
jasa.
Menyusun jadual waktu kerja aktual para
Tenaga Ahli dalam pelaksanaan pekerjaan.
Mengorganisasikan laporan-laporan yang
diperlukan.
Membuat laporan Rencana Mutu Kontrak,
Laporan Pendahuluan dan Laporan
Bulanan.
Membuat schedule kegiatan atau jadwal
kegiatan pekerjaan.
Memonitor atau mamantau progres
pekerjaan yang dilakukan tenaga ahli
Bertanggung jawab dalam melaksanakan
supervisi langsung dan tidak langsung
kepada semua karyawan yang berada
dibawah tanggung jawabnya, antara lain
memberikan pelatihan kepada karyawan
agar dapat mencapai tingkat batas
maksimum kemampuan yang diperlukan
bagi teamnya dan dapat menerapkan sikap
disiplin kepada karyawan sesuai dengan
peraturan yang perlaku di perusahaan.
Bertanggung jawab dalam melaksanakan
koordinasi dalam membina kerja sama
team yang solid.
Bertanggung jawab dlama mencapai suatu
target pekerjaan yang telah ditetapkan dan
sesuai dengan aturan.
Mengkoordinir seluruh aktifitas Tim dalam
mengelola seluruh kegiatan baik dilapagan
maupun kantor.
Membimbing dan mengarahkan anggita
team dalam mempersiapkan semua laporan
yang diperlukan.
Melakukan pengecekan hasil pekerjaan
yang telah dilaksanakan.
Bertangung jawab terhadap Pemeberi
Pekerjaan yang berkaitan terhadap kegiatan
tim pelaksana pekerjaan
Melaksanakan presentase dengan direksi
pekerjaan dan instansi terkait.
Ahli Sarjana Teknik sipil/pengairan lulusan 2
Irigasi universitas/perguruan tinggi atau swasta
yang telah diakriditasi dan memiliki keahlian
dalam pengelolaan sistem irigasi dan
drainase pada lahan pertanian,
berpengalaman dalam merencanakan daerah
irigasi teknis lahan pasang surut serta
mempunyai sertifikat keahlian Ahli Muda
dari asosiasi profesi yang masih berlaku.
Tugas Tenaga Ahli Irigasi adalah :
Mengumpulan laporan terdahulu dan
mempelajarinya.
Mensurvai luas daerah irigasi eksisting
maupun lokasi perluasannya.
Melakukan survei inventarisasi dan
identifikasi lokasi daerah irigasi yang akan
diari.
Merencanakan akses jalan di lokasi irigasi
Bertanggung jawab langsung kepada ketua
tim atas pekerjaan desain
Mengarahkan dalam penggambaran
Membatu menghitung kubikasi
Membantu menghitung rencana anggaran
biaya.
Ahli Sarjana Teknik sipil/pengairan lulusan 2
Hidrolo universitas/perguruan tinggi atau swasta
gi yang telah diakriditasi dan memiliki keahlian
dalam bidang hidrologi serta mempunyai
sertifikat keahlian Ahli Muda dari asosiasi
profesi yang masih berlaku.
Tugas Tenaga Ahli Hidrologi adalah :
Memahami lingkup pekerjaan, maksud dan
tujuan pekerjaan sesuai dengan kerangka
acuan kerja.

95
Mengkaji hasil studi terdahulu
Evaluasi studi terdahulu
Bertanggung jawab langsung kepda ketua
tim atas pekerjaan analisa hidrologi
Koordinasi dengan ketua tim dan tenaga
ahli yang terlibat dalam kegiatan proyek
dalam pelaksanaan proyek dan konsep
pengembangan proyek
Melakukan survei lapangan dan
inventarisasi data-data sekunder meliputi
data hidroklimatologi, data debit tersedia,
data debit banjir, data hujan, identifikasi
DAS dan sistem sungai.
Melakukan pengambilan data primer untuk
mengetahui kondisi tebit tersedia.
Melakukan evaluasi dari data sekunder dan
data primer yang telah dikumpulkan
Melakukan analisa data hujan untuk
mengetahui besarnya hujan rancangan,
hujan harian maksimum, hujan bulanan,
hujan tahunan, hujan andalan dan hujan
efektif
Melakukan perhitungan debit banjir untuk
keperluan konstruksi sesuai dengan
standar yang telah ditentukan.
Melakukan perhitungan debit tersedia
untuk keperluan analisa operasi irigasi
antara lain debit andalan, debit setengah
bulanan, debit bulanan, debit tahunan,
debit rata-rata probabilitas debit.
Membantu melakukan perhitungan debit
untuk irigasi dengan membuat alternatif-
alternatif pola tanam, sistem golonagn dan
sistem rotasi.
Koordinasi dengan ketua tim dan tenaga
ahli irigasi didalam membuat sistem
planning.
Memberikan interpretasi kepada tenaga ahli
lainnya.
Melaksanakan pembuatan laporan analisa
Hidrologi dan membantu pembuatan
laporan.
Ahli Berpendidikan Teknik Geodesi lulusan 2
Geode- perguruan tinggi negeri/swasta yang
si terakreditasi, berpengalaman dalam
pengukuran dan pemetaan situasi pekerjaan
irigasi dan drainase lahan pertanian, dengan
pengalaman di bidang pemetaan sumber
daya air serta mempunyai sertifikat keahlian
Ahli Muda dari asosiasi profesi yang masih
berlaku.

96
Tugas Tenaga Ahli Hidrologi adalah :
Bertanggungjawab langsung kepada ketua
tim atas pekerjaan pengukuran dan
pemetaan topografi bangunan utama,
bangunan penunjang dan trase saluran.
Mengumpulkan informasi dan data awal
berupa pengumpulan peta rupa bumi
digital dan peta skala 1:25.000
Mendistribusikan dan memberikan
pengarahan kepada tim pengukuran
dalam pelaksanaan pekerjaan pengukuran
Melaksanakan peninjauan di lapangan
untuk penentuan awal batas-batas
pengukuran, tata letak bangunan utama
serta bangunan fasilitasnya, interpretasi
dan perhitungan-perhitungan dalam
pelaksanaan pengukuran pemetaan di
lapangan.
Membuat kerangka dasar pemetaan
topografi
Memimpin pelaksanaan pengukuran di
lapangan untuk bangunan fasilitas
(memanjang dan melintang), pemasangan
patok BM dan titik kontrol dilokasi
pengukuran
Membuat peta situasi rencana irigasi
lengkap dengan potongan memanjang dan
melintangnya.
Menghitung data hasil pengukuran
Membuat laporan penunjang pengukuran.
Ahli Sarjana Teknik sipil/pengairan lulusan 2
Geotek universitas/perguruan tinggi atau swasta
nik/Me yang telah diakriditasi dan memiliki keahlian
kanika dalam bidang Mekanika Tanah dan
Tanah menganalisa hasil uji labotarium serta
mempunyai sertifikat keahlian Ahli Muda
dari asosiasi profesi yang masih berlaku.
Tugas Tenaga Ahli adalah :
Bertanggung jawab kepada Ketua Tim
dalam hal pelaksanaan pekerjaan meknaika
tanah
Melakukan persiapan bahan, peralatan dan
perlengkapan yang berguna untuk
pelaksanaan pekerjaan dikantor dan
lapangan.
Langsung melakukan pekerjaan
pelaksanaan test pit, sondir (jika
diperluakan).
Membuat program pelaksanaan pekerjaan
test pit, sondir.

97
Menentukan lokasi test pit, sondir
Melakukan survey bahan
bangunan/material setempat dengan
menentukan besarnya kapasitas bahan
timbunan
Melakukan pengiriman sampai
laboratorium yang telah ditunjuk untuk
menganalisa sampel.
Melakukan analisa-analisa yang
berhungungan dengan mekanika tanah
Memberikan masukan tentang daya
dukung tanah pondasi, memberikan
rekomnedasi perlu tidaknya perbaikan
tanah pondasi.
Membuat laporan mekanika tanah dan
membantu penyusunan laporan.
Ikut serta dalam pelaksanaan diskusi
dengan Direksi serta presentasi.

Ahli Berpendidikan S1 Sosial Ekonomi Lulusan 2


Sosial perguruan tinggi yang terakreditasi,
Ekono berpengalaman dalam pengumpulan dan
mi analisis data kondisi sosial ekonomi
masyarakat didaerah pertanian.
Tugas Tenaga Ahli adalah :
Bertanggung jawab langsung kepada Ketua
Tim atas pekerjaan analisa sosial ekonomi
dan sosialisasi masyarakat
Melakukan survey lapangan dan
inventarisasi data-data sosial ekonomi,
pertanian dan tata guna lahan.
Melaksanakan sosialisasi masyarakat yang
menyangkut masalah teknis maupun non
teknis.
Membuat analisa sosial ekonomi dan
meninjau ulang tata guna lahan serta
membuat analisa kesuburan tanah
Membaut analisa komparasi budidaya padi
dengan tanaman sawit
Membantu dalam pembuatan Laporan
Pendahuluan, Sosek Pertanian, Draft
Laporan akhir dan laporan pendukung
lainnya
Ikut melaksanakan diskusi-diskusi dan
presentasi dengan pihak direksi
Selama dalam melaksanakan tugasnya, ahli
sosial ekonomi harus selalu melakukan
koordinasi dengan semua tenaga ahli.

98
Ahli Berpendidikan S1 Teknik Lingkungan 2
Lingku lulusan perguruan tinggi atau pergururuan
ngan tinggi swasta yang telah diakreditasi,
diutamakan mempunyai pengalaman dalam
perencanaan dengan analisis dampak
lingkungan akibat pembangunan
/pengembangan daerah irigasi.
Tugas Tenaga Ahli adalah :
Melakukan kajian terhadap aspek sosial
lingkungan dalam rangka pengembangan
dan pengelolaan potensi sumber daya air
untuk irigasi.
Pembuatan konsep-konsep UKL/UPL
sesuai kriteria peraturan yang berlaku.
Mengidentifikasi komponen kegiatan yang
berpotensi menimbulkan dampak yang
negatif
Mengidentifikasi komponen lingkungan
yang diperkirakan akan terkena dampak
dan pemecahannya.
Memperkirakan besarnya dampak yang
terjadi dan tingkat kepentingan dampak
tersebut berdasarkan kriteria yang
berlaku.
Mengevaluasi dampak penting yang akan
timbul.
Merumuskan saran/tindak lanjut yang
dapat dilaksanakan oleh instansi lain yang
terkait untuk mengurangi dampak negatif
dan meningkatkan dampak positif yang
terjadi.

Ahli OP Sarjana Teknik sipil/pengairan lulusan 2


universitas/perguruan tinggi atau swasta
yang telah diakriditasi dan memiliki keahlian
dalam pengelolaan sistem irigasi dan
drainase pada lahan pertanian,
berpengalaman dalam merencanakan daerah
irigasi teknis lahan pasang surut serta
mempunyai sertifikat keahlian Ahli Muda
dari asosiasi profesi yang masih berlaku.
Tugas Tenaga Ahli OP adalah :
Melakukan survei inventarisasi dan
identifikasi lokasi daerah irigasi yang akan
diari.
Melakukan analisa terkait OP Irigasi
Membuat laporan OP dan PROM
Memberikan rekomendasi terkait OP
setelah direhabilitasi.

99
1) Team Leader (TL)
Memiliki tugas dan tanggung jawab atas seluruh manajemen
pekerjaan pengawasan konstruksi termasuk penyusunan
laporan kemajuan pekerjaan secara teratur sebagai Ketua Tim
Konsultan, mencakup tapi tidak terbatas untuk:
a. Mewakili Tim Konsultan dan bertanggung jawab penuh
terhadap jasa layanan perencanaan konstruksi berdasarkan
Kontrak Pelaksanaan Jasa Konsultan
b. Melaksanakan koordinasi dengan PPK, Kontraktor dan aparat
pemerintah setempat dalam pelaksanaan pekerjaan
perencanaan.
c. Mengawasi dan mengendalikan seluruh kegiatan yang
dilaksanakan oleh tenaga ahli dan staf Tim Konsultan.
d. Membuat schedule pelaksanaan pekerjaan.
e. Memonitor progress pekerjaan yang dilakukan tenaga ahli.
f. Mengkaji ulang serta pengecekan keseluruhan hasil
pekerjaan yang telah dilaksanakan.
g. Melaksanakan presentasi dengan direksi pekerjaan dan
instansi terkait.
h. Mengarahkan seluruh anggota team dalam menyiapkan
laporan yang disyaratkan dalam kontrak.
i. Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan.
j. memastikan pelaksanaan K3 untuk menjamin keselamatan
dan keamanan pekerja, personil PPK, masyarakat umum dan
pekerjaan ;
k. Menyiapkan dan menyampaikan semua laporan yang
disyaratkan dalam Kerangka Acuan Kerja ini seperti: laporan
pendahuluan, laporan bulanan, laporan triwulan, laporan
antara, laporan akhir, dan laporan khusus teknis (bila
diperlukan).
l. Menyimpan dan menyusun data yang diperlukan untuk
penyusunan laporan pekerjaan selesai
m.Hadir dalam rapat rutin dan rapat khusus (ad-hoc) serta
mengkoordinasikan penyiapan bahan diskusi untuk rapat
rutin/rapat khusus (ad-hoc)

2) Tenaga Ahli Irigasi


Memiliki tugas dan tanggung jawab tapi tidak terbatas untuk:
a. Berkoordinasi dengan tenaga ahli lain yang terkait dengan
penyusunan desain.
b. Menyiapkan detail jadwal dan pelaksanaan pekerjaan desain.
c. Menyusun sistem pengelolaan air dan system planing yang
sesuai dengan lokasi studi dan menyiapkan alternatifnya.
d. Menyiapkan kriteria desain dan membuat check list verifikasi
desain.
e. Melaksanakan perhitungan dan pemeriksaan hasil desain
hidrolika dan bangunan air.
f. Memfinalisasikan detail desain dan gambarnya, spesifikasi
teknis, perkiraan biaya, dan referensi yang terkait.
g. Menyusun laporan desain, gambar desain, spesifikasi teknis,
bill of quantity, dan rencana perkiraan biaya.

100
h. Mengawasi persiapan dokumen tender termasuk spesifikasi
teknis, gambar tender, rencana persyaratan kontrak, dan bill
of quantity.
i. meninjau hasil desain dan parameter biaya dari studi
sebelumnya dan membuat modifikasinya, jika
diperlukan,berkoordinasi dengan tenaga ahli lainnya,
j. memeriksa sistem drainase dan pengembangan yang
dibutuhkan di area proyek,
k. berdasarkan indeks pertanaman saat ini dan perkiraan yang
akan datang, menetapkan kebutuhan air untuk tanaman dan
kebutuhan air untuk irigasi
l. menyiapkan kelayakan elevasi rencana saluran irigasi dan
struktur lainnya serta infrastruktur penunjang termasuk
fasilitas jalan usaha tani dan saluran drainase.
m.Mengadopsi dan merekomendasikan inovasi atau alternatif
teknologi dalam perencanaan saluran
n. Menyediakan peta lokasi yang menunjukkan nama, lokasi
dan deskripsi umum proyek
o. Menyediakan layout umum dari proyek yang menunjukkan
area layanan, skema jaringan irigasi dan skema saluran
drainase
p. Menyediakan skema jaringan irigasi dan drainase
q. Melakukan inventarisasi bangunan irigasi
r. Menyiapkan perhitungan kuantitas dan estimasi biaya
jaringan irigasi
s. Menyiapkan profil rencana saluran induk
t. Menyiapkan jadwal pelaksanaan konstruksi dan pembayaran
u. Menghitung perkiraan biaya OP irigasi termasuk alternatif-
alternatifnya
v. Melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh ketua tim
untuk kepentingan penyelesaian studi

3) Tenaga Ahli Hidrologi


Memiliki tugas dan tanggung jawab tapi tidak terbatas untuk:
a. Mengumpulkan dan memperbaharui data terkait data
hidrologi dan meteorologi;
b. Menganalisis debit sungai yang akan digunakan sebagai
sumber air irigasi yang mencakup debit andalan, debit
normal dan Analisis debit banjir dengan estimasi
kejadiannya;
c. Melakukan Analisis neraca air;
d. Menyusun dan merekomendasikan Analisis desain terkait
kebutuhan air irigasi, kebutuhan drainase, dan sebagainya;
e. Menyiapkan laporan hasil Analisis hidrologi yang meliputi
Analisis neraca air, perhitungan debit, perhitungan kebuthan
air irigasi, dan sebagainya.
f. Melakukan review/updating parameter hidrologi yang
digunakan pada studi sebelumnya (jika ada)
g. Mengumpulkan dan melakukan validasi data hidro-
meteorologi dalam wilayah sungai dengan data yang terbaru
(tidak lebih dari 1 tahun)

101
h. Menghitung estimasi stream flow.
i. Melakukan estimasi kebutuhan air menggunakan curah
hujan 10 harian yang dihitung dari curah hujan harian
dengan jadwal tanam yang bervariasi untuk menetapkan
kebutuhan air terendah termasuk skenario perubahan iklim
terbaru.
j. Dalam kasus ada beberapa stakeholder pengguna air atau
beberapa sistem irigasi dari sumber air yang sama maka
harus dihitung neraca air sistem /wilayah sungai tersebut.
k. Membuat Analisis hidrologi untuk beberapa skema yang
berbeda/lokasi alternatif.
Menghitung daerah layanan irigasi yang diusulkan
berdasarkan ketersediaan air andalan
l. Mengumpulkan sampel air dari beberapa sumber air dan
melakukan pengujian kualitas air serta memetakan area yang
terkena polusi / mengalami intrusi air laut
m.Melakukan Analisis transpor sedimen
n. Melakukan Analisis banjir untuk beberapa kala ulang dan
membuat hidrograf banjir untuk kala ulang 2, 5, 10, 25, 50,
100, 200, 500, dan 1000 tahun
o. Melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh ketua tim
untuk kepentingan penyelesaian studi

4) Tenaga Ahli Geodesi


Memiliki tugas dan tanggung jawab tapi tidak terbatas untuk:
a. Bertanggungjawab langsung kepada ketua tim atas
pekerjaan pengukuran dan pemetaan topografi bangunan
utama, bangunan penunjang dan trase saluran.
b. Mengumpulkan informasi dan data awal berupa
pengumpulan peta rupa bumi digital dan peta skala
1:25.000.
c. Mendistribusikan dan memberikan pengarahan kepada tim
pengukuran dalam pelaksanaan pekerjaan pengukuran
d. Melaksanakan peninjauan di lapangan untuk penentuan
awal batas-batas pengukuran, tata letak bangunan utama
serta bangunan fasilitasnya, interpretasi dan perhitungan-
perhitungan dalam pelaksanaan pengukuran pemetaan di
lapangan.
e. Membuat kerangka dasar pemetaan topografi.
f. Memimpin pelaksanaan pengukuran di lapangan untuk
bangunan fasilitas (memanjang dan melintang),
pemasangan patok BM dan titik kontrol dilokasi
pengukuran.
g. Membuat peta situasi rencana irigasi lengkap dengan
potongan memanjang dan melintangnya.
h. Menghitung data hasil pengukuran Membuat laporan
penunjang pengukuran.

5) Tenaga Ahli Geoteknik/Mekanika Tanah


Memiliki tugas dan tanggung jawab tapi tidak terbatas untuk:
a. Mengumpulkan dan mereview /updating parameter geoteknik
dan pengujian yang dilakukan dalam studi sebelumnya.

102
b. Melaksanakan pemetaan dan pengujian geoteknik yang
disyaratkan mencakup detail frekuensi, lokasi, metodologi
c. Melakukan pemetaan geologi permukaan dan investigasi
geologi sub-surface yang termasuk pengujian tekanan air
serta pengujian material konstruksi (tanah dan agregat)
d. Menyiapkan parameter untuk detail desain berdasarkan hasil
investigasi untuk penyusunan detail desain irigasi;
e. Melakukan Analisis stabilitas untuk abutmen/ perletakan
Memberikan rekomendasi tingkat keamanan dan stabilitas
pondasi
6) Tenaga Ahli Sosial Ekonomi
Memiliki tugas dan tanggung jawab tapi tidak terbatas untuk:
- Dapat mengkaji kelayakan proyek.
- Membuat perhitungan keuntungan atau manfaat yang
diterima oleh masyarakat terhadap pembanguan D.I.
- Membuat arus kas .
- Membuat hasil dari intensitas tanaman dari hasil irigasi
sehingga dapat langsung bermanfaat bagi masyarakat.
- Dapat mengkaji kerugian.

7) Tenaga Ahli Lingkungan


Memiliki tugas dan tanggung jawab tapi tidak terbatas untuk:
a. Mengidentifikasi masalah lingkungan yang ada didaerah
proyek dan sekitarnya dalam kaitannya dengan usaha
pertanian yang langgeng untuk jangka panjang,
pemanfaatan sumber air, permukiman serta prasarana
yang telah dibangun, kemudian memberikan saran-saran
tentang tindakan yang tepat guna. Mengurangi atau
menghilangkan masalah-masalah tersebut.
b. Evaluasi dampak lingkungan yang mungkin akan timbul
sehubungan dengan adanya proyek dan tindakan-
tindakan apa yang perlu dilaksanakan guna mengurangi
atau mencegah admpak negatip tersebut serta saran-saran
tentang program monitoring lingkungan jangka panjang.

8) Tenaga Ahli OP
Memiliki tugas dan tanggungjawab tapi tidak terbatas untuk:
a. Mengidentifikasi masalah OP yang ada pada daerah irgasi
dan kelembagaannya.
b. Membuat rekomendasi OP dan PROM setelah pelaksanaan
konstruksi
c. Membuat laporan OP dan PROM

18. Jadwal Tahapan Penyedia Jasa diminta untuk membuat jadwal tahapan
Pelaksanaan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang diusulkan dalam
Kegiatan penawaran.

103
19. Laporan RMK RMK yaitu suatu bentuk dokumen penjaminan mutu (Quality
Assurance) yang berisi tabel-tabel dan jadwal kegiatan yang
menjelaskan proses-proses pencapaian mutu dalam suatu
pekerjaan, RMK dibuat pada awal kegiatan setelah terikat
kontrak.

20. Laporan Laporan bulanan setidaknya memuat :


Bulanan 1. Kegiatan yang telah dilaksanakan pada bulan ini
2. Rencana kerja bulan berikutnya
3. Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung untuk bulan
berikutnya
4. Jadwal kegiatan penyedia jasa dilengkapi dengan realisasi
pada bulan tersebut.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya pada akhir
bulan setiap tanggal 25, sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan
setiap bulannya.

21. Laporan Laporan Pendahuluan setidaknya berisikan :


Pendahuluan
1) Latar Belakang
Menjelas kondisi kondisi yang menjadi permasalahan atau
kondisi bagaimana yang diinginkan oleh Penggunan Jasa
sehingga diperlukan kegiatan ini.

2) Maksud Pekerjaan
Menjelaskan secara umum apa yang menjadi tugas Konsultan.

3) Tujuan Pekerjaan
Menjelaskan apa produk yang diharapkan oleh Pengguna Jasa
dalam kegiatan ini sebagai hasil kerja dari Konsultan.

4) Data Data Sekunder


Menjelaskan tentang data data sekunder yang telah terkumpul
beserta kondisi dari data data sekunder tersebut.

5) Hasil Orientasi dan Survei Pendahuluan.


Menjelaskan hasil orientasi dan survei pendahuluan yang telah
dilakukan oleh Konsultan serta informasi awal yang didapat dari
data data sekunder yang telah diperoleh Konsultan, terutama
tentang hal hal yang erat kaitannya dengan metode kerja,
rencana kerja, dan program pelaksanaan pekerjaan yang akan
dilakukan oleh Konsulan dalam melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaanya.

6) Metode Kerja Secara Umum.


Menjelaskan tentang bagaimana cara Konsultan dalam
melaksanakan dan menyelesaikan keseluruhan pekerjaan
sesuai dengan kontrak.
Metode kerja dilengkapi dengan tahapan-tahapan kerja secara
detail, mulai dari awal pekerjaan sampai penyelesaian
pekerjaan.
Tahapan tahapan kegiatan tersebut dapat ditampilkan dalam
bentuk diagram / Flow Chart.

104
Diagram / Flow chart agar menunjukan dengan jelas :
- Tahap tahap pelaksanaan.
- Tahap tahap asistensi atau diskusi.
- Tahap pemeriksaan.
- Tahap permintaaan persetujuan.
- Tahap penyampaian bahagian dari hasil pekerjaan
konsultan.
- Tahap penyampain hasil penyelesaian pekerjaan.

7) Rencana Kerja
Menjelaskan secara detail bagaimana cara Konsultan dalam
melaksanakan setiap tahapan kegiatan yang ada dalam
diagram / flow chart tersebut di atas (item no.6).
Penjelasan tersebut setidaknya mencakup :
Pekerjaan apa saja yang akan dilakukan
Kuantitas pekerjaan yang akan dilakukan
Prosedur dalam melaksanakan pekerjaan
Standar dalam melaksanakan pekerjaan (diuraikan secara
ringkas
untuk uraian lengkapnya cukup dengan menunjuk identitas
dokumen
pendukungnya)
Dokumen yang dibutuhkan dan atau yang perlu
dipersiapkan
Alat dan atau piranti yang akan digunakan
Produk dan atau dokumen yang akan dihasilkan berikut
bentuknya

8) Program Pelaksanaan Pekerjaan


Menjelaskan dengan detail jadwal pelaksanaan setiap tahapan
yan diuraikan dlam diagram / flow chart. Jadwal pelaksanaan
ini jauh lebih detail dari jadwal pelaksanaan yang ada dalam
kontrak.
Jadwal pelaksanaan agar mencantumkan tanggal mulai dan
tanggal selesai setiap tahapan kegiatan. Lebih disukai apabila
dapat ditampilkan dalam bentuk Gantt Chart dan
menyampaikan soft copy nya kepada PPK dan timnya.
Program pelaksanaan agar juga menampilkan secara detail
jadwal tenaga ahli, jadwal penyediaan material dan peralatan
serta jadwal lainnya yang dinilai perlu.

9) Dokumen Lain
Dokumen yang dapat dianggap sebagai bahagian dari dan
terkait dengan Laporan Pendahuluan adalah dokumen KAK dan
Rencana Mutu Kontrak (RMK) atau dokumen lainnya.
Dengan demikian, apabila hal hal dalam laporan pendahuluan
tersebut di atas ternyata telah tertuang dengan lengkap dalam
RMK dan KAK maka dokumen laporan pendahuluan cukup
menampilkan secara ringkas (pointer) dan selanjutnya
menunjuk pada dokumen RMK dan KAK tersebut tanpa perlu
mengulanginya kemabli dalam laporan pendahuluan.

105
10) Tanggapan Terhadap KAK
Menjelaskan tanggapan dan saran Konsultan terhadap KAK.
Tanggapan tersebut dapat menyangkut tentang hal hal yang
dinilai kurang jelas atau saling bertentangan atau hal hal yang
dinilai kurang sesuai dengan kondisi dan situasi lapangan
sesuai dengn hasil survei pendahuluan atau hal hal lain
menyangkut acuan kerja.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
sejak SPMK diterbitkan , sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan.

22. Laporan Laporan penunjang berupa data-data yang diperoleh, Survei


Penunjang lapangan dan analisa. Laporan ini dilengkapi dengan foto
pelaksanaan survei.

23. Laporan Antara Laporan antara berisi kegiatan yang dilaksanakan sampai dengan
pertengahan kegiatan.

24. Laporan Akhir Laporan akhir berisi hasil keseluruhan kegiatan. Laporan akhir
harus diserahkan selambat-lambatnya pada akhir pelaksanaan
kontrak. Laporan yang diserahkan sebanyak 10 ( sepuluh) buku
laporan dan didiskusikan kepada Tim Teknis Balai Besar Wilayah
Sungai Mesuji Sekampung

25. Produksi Dalam Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus
Negeri dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia (kecuali
ditetapkan lain dalam angka 4) KAK dengan pertimbangan
keterbatasan kompetensi dalam negeri.

26. Persyaratan Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan
Kerja Sama untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka
persyaratan berikut harus dipatuhi:
a. Wajib mempunyai perjanjian Kerja Sama Operasi/Kemitraan yang
memuat persentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili
kemitraan tersebut;
Apabila akan ditetapkan sebagai pemenang, maka perjanjian
Kerja Sama Operasi/Kemitraan harus disahkan oleh notaris.
27. Pedoman Pengumpulan data lapangan harus memenuhi standard-standard
Pengumpulan yang berlaku di Indonesia.
Data Lapangan

28. Alih Penyedia Jasa Konsultansi wajib untuk menyelenggarakan


Pengetahuan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan
kepada personil satuan kerja. Penyedia Jasa wajib membuat
notulen berbentuk daftar pertemuan dengan personil satuan kerja
yang berisikan detail setiap pembahasan yang ditandatangani
oleh personil satuan kerja. Apabila diminta untuk diskusi ke
Direktorat Pembina di Jakarta, maka Penyedia Jasa bersedia
tanpa meminta tambahan anggaran.
29. Keselamatan Penyedia Jasa diminta untuk membuat Dokumen Rencana
Dan Kesehatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai dengan lingkup
Kerja pekerjaan yang diusulkan.

106
Lampiran Penawaran

Sesuai dengan persyaratan Dokumen Seleksi, bersama Surat Penawaran


Administrasi dan Teknis ini kami lampirkan :
1. [Surat Kuasa, apabila ada]
2. Dokumen penawaran teknis, terdiri atas:
a. Data Pengalaman Perusahaan, terdiri atas:
1) Data Organisasi Perusahaan;
2) Daftar Pengalaman Kerja Sejenis selama 10 (sepuluh) tahun
terakhir; dan
3) Uraian Pengalaman Kerja Sejenis selama 10 (sepuluh) tahun
terakhir disertai referensi dari pengguna jasa.
b. Pendekatan dan Metodologi, terdiri atas:
1) Tanggapan dan saran terhadap Kerangka Acuan Kerja;
2) Uraian pendekatan, metodologi, dan program kerja;
3) Jadwal pelaksanaan pekerjaan;
4) Komposisi tim dan penugasan;
5) Jadwal penugasan tenaga ahli;

107
108

Anda mungkin juga menyukai