URAIAN PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Secara administrasi lokasi Daerah Irigasi Pengubuan terletak
di Kecamatan Pengubuan, Selagai Lingga, Pubian, Padang
Ratu, Anak Ratu Aji, Kabupaten Lampung Tengah. Sedangkan
secara hidrologis mencakup WS Seputih-Sekampung. Daerah
Irigasi Pengubuan membentang pada posisi : 10445 BT
10510 BT dan 459 LS 454 LS. Sumber air D.I. Way
Pengubuan berasal dari Bendung Way Pengubuan yang
terletak di Sungai Way Pengubuan. Sungai Way Pengubuan
merupakan salah satu anak Sungai Way Seputih. Anak-anak
sungai Way Seputih yang besar adalah Way Tatayan, Way
Wayah, Way Raman, Way Pengubuan, Way Terusan, Way
Batanghari, Way Sukadana, Way Pegadungan, Way Bungur,
dan Way Tipo.
10. Referensi
Referensi hukum untuk pelaksanaan pekerjaan ini meliputi,
Hukum
tetapi tidak terbatas pada:
a) Undang-Undang No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan.
b) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 04
Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
c) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011
tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi dan Jasa Konsultansi sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 31/PRT/M/2015 tentang
Perubahan Ketiga Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi.
d) Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (LKPP) Nomor 1 Tahun 2015 Tentang E-Tendering.
e) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 20 Tahun
2006 tentang Irigasi.
f) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:
390/KPTS/M/2007 tentang penetapan Status Daerah Irigasi
yang pengelolaannya menjadi wewenang dan tanggungjawab
Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/
Kota.
g) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia No. 04/PRT/M/2015 Tentang Kriteria dan
Penetapan Wilayah Sungai.
h) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia No. 05/PRT/M/2015 Tentang Pedoman
Umum Implementasi Konstruksi Berkelanjutan pada
Penyelenggaraan Insfrastruktur Bidang Pekerjaan Umum dan
Permukiman.
i) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia No. 06/PRT/M/2015 Tentang Eksploitasi
dan Pemeliharaan Sumber Air dan Bangunan Pengiran.
j) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia No. 07/PRT/M/2015 Tentang Pengaman
Pantai.
k) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia No. 08/PRT/M/2015 Tentang Penetapan
Garis Sempadan Jaringan Irigasi.
l) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia No. 09/PRT/M/2015 Tentang Penggunaan
Sumber Daya Air.
m) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia No. 10/PRT/M/2015 Tentang Rencana dan
Rencana Teknis Tata Pengaturan Air dan Tata Pengairan.
n) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia No. 11/PRT/M/2015 Tentang Eksploitasi
dan Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut.
o) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia No. 12/PRT/M/2015 Tentang Eksploitasi
dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi.
p) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia No. 13/PRT/M/2015 Tentang
Penanggulangan Darurat Bencana Akibat Daya Rusak Air.
q) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia No. 14/PRT/M/2015 Tentang Kriteria dan
Penetapan Status Daerah Irigasi.
r) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia No. 16/PRT/M/2015 Tentang Eksploitasi
dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Rawa Lebak.
s) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia No. 17/PRT/M/2015 Tentang Komisi
Irigasi.
t) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia No. 18/PRT/M/2015 Tentang Iuran
Eksploitasi dan Pemeliharaan Bangunan Pengairan.
u) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia No. 21/PRT/M/2015 Tentang Eksploitasi
dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Tambak.
v) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 04/PRT/M/2009
Tahun 2009 Tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM)
Departeman Pekerjaan Umum
w) Peraturan perundangan lainnya yang berhubungan.
a) Survey Pendahuluan
Untuk mendapatkan gambaran umum kondisi di lapangan
secara visual yang terdiri dari :
g) Identifikasi Kelembagaan.
Dalam Hal ini Konsultan melakukan identifikasi tentang
lembaga lembaga yang sudah ada di sekitar lokasi kegiatan
dalam hubungannya dengan pengembangan Daerah Irigasi.
Lembaga lembaga yang ada baik yang berhubungan langsung
dengan kegiatan pertanian maupun tidak langsung agar
dilakukan evaluasi apakah sudah berjalan dengan baik
atautidak. Hal ini menjadi dasar evaluasi dalam hal
perencanaan kelembagaan nantinya. Hal yang dilakukan
dalam Identifikasi kelembagaan ini yaitu Melakukan survey
kelembagaan.
Survey ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh
koordinasi ditingkat proyek dapat berjalan dan bagaimana
peranan instansi-instansi yang terkait serta perkumpulan
apasaja yang telah terbentuk dan berjalan dengan aktif.
Kegiatan-kegiatannya meliputi :
a. Mengadakan survey mengenai perkumpulan-perkumpulan
atau organisasi-organisasi yang ada didaerah proyek
seperti KUD, kelompok tani, PKK, panitia irigasi, organisasi
O&P, petugas penyuluhan seperti PPL dan lain-lain serta
memberikan gambaran seberapa jauh organisasi-organisasi
tersebut telah berperan/berpartisipasi dalam usaha
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
b. Mengidentifikasi dan meneliti permasalahan yang timbul
yang mengakibatkan organisasi-organisasi tersebut belum
dapat berjalan seperti yang diharapkan, kemudian mencari
jalan keluarnya dengan memberikan saran-saran
perbaikan.
h) Identifikasi Hidrologi Klimatologi.
I. Survei Tofografi/Pemetaan
1. Titik Referensi.
3.4.6 Sketsa lokasi detail harus dibuat rapi, jelas dan lengkap
sehingga memudahkan penggambaran dan memenuhi
persyaratan mutu yang baik dan peta.
5. PENGGAMBARAN.
5.1.4 Pada tiap interval 5 (lima) garis kontur dibuat tebal dan
ditulis angka elevasinya.
5.1.4 Pada tiap interval 5 (lima) garis kontur dibuat tebal dan
ditulis angka elevasinya.
5.2.3 Interval kontur cukup tiap 2,5 m untuk daerah datar dan
5 m untuk daerah berbukit.
5.2.5 Lembar peta harus diberi nomor urut yang jelas dan
teratur.
Analisis :
i. Analisis Laboratorium
Analisa yang dilakukan antara lain :
1. pH (H2O) atau KCl
2. Salinitas/ EC
3. C-Organik
4. N-Total
5. P-Bray atau Olsen
6. P,K HCL 25 %
7. NTK (Ca, Mg, Na, K)
8. KTK/ CEC
9. Cu, Zn,, Mn, Fe
10. Pb, Cd, Co, Mo
11. B, S
12. Al-dd
13. Kebutuhan Kapur
14. Tekstur 3 Fraksi
i. Pembuatan Pralayout
Penentuan Petak Tersier berpedoman kepada Kriteria
Perencanaan KP. 05 dan Persyaratan Teknis PT-01. Peta
layout untuk tersier disiapkan dengan menggunakan peta
situasi 1 : 5.000. Layout yang diusulkan dikontrol di
lapangan sebelum perhitungan hidrolika akhir dibuat.
Selama tinjauan lapangan dengan para petani dan staf
pengairan tingkat cabang/kecamatan atau ranting agar ikut
dilibatkan.
Peninjauan desain dikantor dan dilapangan diperlukan
untuk menelusuri kesesuaian antara rencana layout dengan
kondisi dilapangan seperti yang ditunjukkan oleh Direksi
dan penyajian akhir akan mencakup secara umum dalam
satu lembar kertas print out ukuran A1 untuk sistim
jaringan tersier dan drainasenya. Potongan melintang
digunakan standar sesuai untuk perencanaan saluran-
saluran tersier, desain didasarkan pada titik-titik ketinggian
dalam peta topo berskala 1 : 5.000, volume pekerjaan tanah
didasarkan pada panjang,jumlah dan bentuk bangunan.
A. Hand Bor
Cara pengeboran ini termasuk cara pengeboran yang
paling sederhana dalam pembuatan lubang didalam tanah
dengan menggunakan alat bor.
Alat bor ini hanya dapat digunakan bila tanah mempunyai
kohesi yang cukup, sehingga lubang bor dapat stabil
disepanjang lubangnya dan alat jenis ini tidak dapat
digunakan pada pasir yang terendam air.
Penetrasi mata bor terbatas pada kekuatan tangan yang
memutarnya, oleh sebab itu tanah harus tidak
mengandung batu atau lapisan tanah keras lainnya.
Bor tangan dilakukan di minimal 15 titik
Kedalaman pemboran dengan bor Tangan adalah 5-6
meter. Pada tiap titik pemboran diambil 1 (satu) sample
undisturbed.
B. Bor Inti
Dalam pekerjaan pemetaan untuk keperluan investigasi
geologi dalam diharuskan melakukan pekerjaan pengeboran
inti. Pekerjaan ini dimaksudkan untuk mengetahui
ketebalan lapisan tanah dan batuan, urutan jenis lapisan
batuan bawah permukaan dan konsistensi serta kepadatan
relatif tanah, kekerasan dan kepadatan batuan. Kedalaman
maksimum 60 m, pengujian N-SPT dan pengambilan contoh
tidak terganggu (undisturbed samples) setiap interval 1,5
hingga 2 meter.
Pengeboran inti akan dilakukan sesuai kebutuhan dan
hasilnya disajikan pada penampang bor atau log penge-
boran dan diusahakan dibuat korelasi penampang bor
untuk mengetahui kondisi bawah permukaan dapat
diwujudkan dalam diagram pagar.
Pada kegiatan ini pengeboran inti dilakukan pada lokasi-
lokasi bangunan yang memerlukan kondisi geologi yang
baik, seperti bangunan yang menggunakan konstruksi
beton, bangunan terjun atau pada bangunan utama
(bendung) untuk melihat stabilitas bangunan.
Pengeboran dilakukan minimal 80 meter di beberapa titik
yang telah disepakati antara direksi dan penyedia jasa.
C. Sondir
Untuk lokasi rencana bangunan yang memerlukan data
daya dukung penyondiran untuk mengetahui nilai
perlawanan konus perlapisan tanah dan variasi kedalaman
pada lapisan yang cukup keras. Penyelidikan Sondir/cone
Penetration Test (CPT) Dutch Cone dengan Biconus type
Begemann. Pembaca tekanan dilakukan dengan 2 (dua)
buah Manometer masing-masing dengan skala bacaan 200
Kg/Cm2, mata sondir yang digunakan adalah Biconus
sehingga akan diperoleh hasil dari perlawanan konus dan
nilai letak nya (local friction). Pengujian tersebut dilakukan
pada setiap interval 20 cm melalui pembacaan tekanan
konus dan tekanan total yaitu tekanan konus ditambah
gaya gesek selimut konus.
Peralatan yang dipakai harus benar benar sesuai dengan
lokasi dan ukuran yang dipakai (2.5 5 ton)
Laju penetrasi harus dijaga konstan 2 cm/ detik.
Pelaksanaan dianggap selesai bila pembacaan hambatan
lekat telah mencapai angka 150 kg/cm untuk sondir
dengan kapasitas 2.5 Ton dan bila bila pembacaanya belum
tercapai, maka kedalaman maksimumnya adalah 20 meter.
Sedangkan untuk sondir dengan kapasitas 5 Ton
pelaksanaan dianggap selesai bila pembacaan hambatan
lekat telah mencapai angka 250 kg/cm dan bila bila
pembacaanya belum tercapai, maka kedalaman
maksimumnya adalah 30 meter.
Pekerjaan sondir tersebut dlakukan sesuai kebutuhan
Lapangan dan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari
pihak Direksi. Selama kegiatan sondir tersebut berlangsung
didokmentasikan dan hasil sondir tersebut menghasilkan
gambar berupa data dan grafik sondir.
Pekerjaan sondir dilakukan sebanyak 15 titik.
3. Penyelidikan Laboraturium
Pada contoh-contoh tanah yang terambil, baik tanah asli
(tidak terganggu) maupun contoh tanah terganggu akan
dilakukan beberapa macam percobaan dilaboraturium,
sehingga data parameter dan sifat- sifat tanahnya dapat
diketahui.
Penelitian Indeks Properties
Sampel diambil berdasarkan sesuai dengan kebutuhan
dilapangan sesuai dengan desain rinci, 1 sampel dari tiap
pekerjaan bor tangan dan 1 sampel dari pekerjaan test pit
Penelitian ini berfungsi sebagai pendekatan untuk
mengetahui kondisi fisik jenis tanah yang akan kita
evaluasi, sehingga penilaian (judgement) yang dibuat
selaras dengan data teknis yang diperoleh.
Pengujian tersebut antara lain:
a. Berat isi (n)
b. Berat jenis (Gs)
c. Kadar air (Wn)
d. Analisis ukuran butir (m%)
e. Batas-batas Atterberg (WI,Wp,Ip)
f. Hidrometer
Penelitian Engineering Properties
Sampel diambil sebanyak 20 sampel, 1 sampel dari dari
tiap titik 1 sampel dari pekerjaan bor tangan
Setelah data sifat-sifat indeks diketahui, maka pengujian
untuk data teknis disesuaikan dengan sistem pengujian
yang sesuai dengan kondisi fisiknya.
Sifat-sifat teknik tanah dapat diketahui dengan melalui
cara:
a. Direct shear test (c,D)
b. Unconfined Compression test (qun,qur)
c. Triaxial Test, B.P. sistem consolidated undrained atau
unconsolidated undrained (C, C, D, D)
d. Tes Konsolidasi (Cc, Cv, Es)
e. Permeability Test
a. Soil Propertis
Unit Weight (n)
Untuk memperoleh jenis nilai berat isi tanah, maka
tanah yang akan dikenakan pengujian ini adalah tanah
dengan keadaan asli;
Spesific Gravity (Gs)
Nilai berat jenis suatu tanah dapat ditentukan dengan
menggunakan suatu botol picnometer dan
perlengkapannya. Prosedur penentuan berat jenis tanah
ini mengikuti cara : ASTM D.854 atau ASSHO.T.100.
Moisture Content (Wn)
Tanah yang akan dikenakan pengujian ini adalah tanah
dengan keadaan asli, prosedurnya mengikuti
ASTM.D.2216.
c. Atterberg Limit
Liquit Limit
Batas cair/Liquit limit ini adalah nilai kadar air yang
dinyatakan dalam proses dari contoh tanah yang
dikeringkan dalam oven pada batas antara keadaan
cair dan keadaan plastis. Nilai batas cair ini dapat
ditentukan dengan cara menentukan nilai kadar air
pada contoh tanah yang mempunyai jumlah ketukan
sebanyak 25 kali dijatuhkan setinggi 1 cm pada
kecepatan ketukan 2 kali setiap detiknya, dan panjang
leren saluran percobaan ini adalah 12,7 mm.
prosedurnya dapat mengikuti SATM.D.423.
Plastic Limit (Wp)
Batas plastic limit ini adalah kadar air pada batas
bawah daerah plastic. Kadar air ini ditentukan dengan
menggiling-giling tanah yang melewati ayakan No.40
(425 mm) pada alat kaca sehingga membentuk
diameter 3,2 mm dan memperlihatkan retak-retak.
Prosedur ini dapat mengikuti ASTM.D.424.
Plasticity Indek (Pi)
Platicity indek tanah adalah selisih nilai kadar air dari
batas cair dengan batas plastic.
Shrinkage Limit
Shrinkage limit adalah nilai maksimum kadar air pada
keadaan dimana volume dari tanah ini tidak berubah,
prosedur penentuan nilai batas susut ini dapat
mengikuti ASTM.D.427.
d. Triaxial Test
Contoh tanah dengan pembebanan atau tekanan kecil
yang berlainan dengan atau disesuaikan dengan rencana
bangunan yang ada. Kecepatan perubahan tinggi, contoh
tanah agar disesuaikan dengan macam percobaan dan
sifat dari jenis tanahnya. Prosedur dari percobaaan
triaxial ini agar disesuaikan dengan literature (The
Measurement of Soil Properties in The Triaxial Test by
Beshop & Henkel USBR Earth manual & Engineering
Properties of Soil dan Their Measurement of Bowles). Dari
hasil-hasil gambar yang diperoleh dengan mengikuti
prosedur ASTM.D.565.
e. Consolidation Test
Percobaan ini dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat
tanah sehubungan dengan pembebanan yang telah
dilakukan. Dengan demikian maka perkiraan besar
penurunan yang terjadi pada lapisan ini dapat diketahui.
Besarnya increment ratio 1 dengan niali pembebanan
adalah : 1/4,1/2,1,2,4,8, dan 16 kg/cm2 pada setiap 24
jam dan pengurangan pembebanan seperti nilai
compression index (cc) dan coefficient of consolidation
(cv) perlu diperoleh. Prosedur percobaan penetapan ini
dapat mengikuti cara Measurement of Bowles.
f. Permeability Test
Percobaan perembesan ini dimaksudkan untuk
mengetahui nilai koefisian rembesan dari suatu jenis
tanah berbutir kasar dapat dilakukan dengan cara
constant head sedangkan pada tanah cohesive soil yang
mempunyai nilai koefisian rembesan cukup rendah dapat
dilakukan dengan cara Falling Head agar waktu yang ada
pada falling head ini tidak terlalu lama, maka penambahan
tekanan dapat pula dilakukan.
g. Compaction Test
Salah satu cara untuk memperoleh hasil pemadatan yang
maksimal telah banyak digunakan Metode Proctor (1933)
di laboratorium. Dengan cara ini maka pegangan sebagai
dasar-dasar pemadatan di lapangan dapat dilakukan
seperti penentuan kadar air optimum (WOPT).
Perkiraan kepadatan tanah dan penentuan peralatan
pemadatan di lapangan. Jumlah tanah bahan Proctor
berkisar 30 kg, tanah ini akan dikenakan percobaan
standar/Modified AASHO, sehingga nilai kadar air
optimumnya dapat diketahui juga maksimum kepadatan
kering dan basah. Sehubungan dengan kapasitas
peralatan kepadatan tanah yang ada di lapangan, maka
perlu dikerjakan system Modified AASHO, sehingga akan
diperoleh dengan kadar air 3 % di daerah optimum.
Prosedur dapat dilakukan dengan menggunakan cara
AASHO T.180 dan ASTM.D.698.
1. Desain Saluran
Perencanaan detail saluran irigasi dan pembuang
meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
- Memastikan as saluran dan lokasi bangunan dalam
titik-titik koordinat, nomor titik dan kurve data.
- Penyelesaian potongan memanjang.
- Pembuatan potongan melintang.
- Perhitungan hidrolik dan stabilitas secara mendetail
- Memastikan banyaknya galian, tanggul yang
dipadatkan, pembersihan tempat kerja,
pembabatan semak belukar, sisa galian, bahan
yang akan dipakai dan lokasi sumber bahan galian
- Memastikan pembebasan tanah yang diperlukan.
2. Desain Bangunan
Perencanaan detail untuk bangunan-bangunan jaringan
irigasi dan pembuang meliputi kegiatan-kegiatan
sebagai berikut :
- Menentukan dimensi dan elevasi hidrolis
- Menentukan kehilangan tinggi energi yang
diperlukan
- Menentukan dimensi bangunan
- Mencek stabilitas, penurunan (lendutan), erosi
bawah tanah (piping), dan penggerusan
- Membuat kurve-kurve debit untuk alat-alat
pengukur dan pengatur
e. Manual OP
Pembuatan pedoman O&P harus meliputi hal-hal sbb:
a. Prosedur operasi meliputi:
- Prosedur perencanaan tanam (luas, jenis, intensitas
tanaman, kebutuhan air tanaman, ketersediaan debit
andalan, dll)
- Rencana tata tanam dan persetujuannya (melibatkan
P3A dan dinas PU dari pengairan sampai dengan
cabang dinas)
- Rencana pembagian air
- Operasi musim hujan (prosedur, tindakan selama hujan
lebat dll)
- Operasi musim kemarau
- Prosedur operasi bangunan utama (operasi pintu
pengambilan, pintu penguras, kantong lumpur dll)
- Prosedur operasi pengatur besar (operasi pintu,
pengukur debit, dll)
14. Peralatan Dan Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas
Material Dari dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan
Penyedia Jasa pekerjaan:
- Mobil ( sewa )
- Sepeda motor ( sewa )
- Komputer ( sewa )
- Peralatan Survey ( sewa )
- Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, bagi penyedia jasa
yang melaksanakan kegiatan ini harus mempunyai kantor di
Kota Bandar Lampung dan personilnya bekerja di kantor
tersebut.
16. Jangka Waktu Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah 300 (tiga ratus)
Penyelesaian hari kalender.
Kegiatan
17. Personil Tenaga ahli dan klasifikasi yang dibutuhkan :
Pengal
aman
Tenaga Uraian diuta
Ahli makan
(Thn)
Team Sarjana Teknik sipil/pengairan lulusan 4
Leader universitas/perguruan tinggi atau swasta
/PSDA yang telah diakriditasi dan memiliki keahlian
dalam pengelolaan sistem irigasi dan
drainase pada lahan pertanian,
berpengalaman sebagai ketua tim sebanyak
minimal 5 kali dalam kegiatan perencanaan
daerah irigasi serta mempunyai sertifikat
keahlian Ahli Muda dari asosiasi profesi yang
masih berlaku, mempunyai motivasi tinggi,
berkemampuan memimpin dan dapat bekerja
sama dengan pihak-pihak lain serta dapat
memecahkan segala permasalahan
pelaksanaan pekerjaan.
Tugas dan tanggung jawab Ketua Tim adalah
sebagai berikut :
Melakukan koordinasi dan mengarahkan
seluruh kegiatan sehingga dapat
terselenggara dan terorganisisasi dengan
baik.
Mengkoordinasi para Tenaga Ahli dalam
Tim Konsultan supaya mampu bekerja
sama secara sinergi sehingga mampu
memberikan kontribusi maksimum
terhadap pekerjaan berdasarkan
kompentensi masing-masing.
Memeriksa seluruh hasil pekerjaan Tenaga
Ahli dan tenaga pendukung
Menyelengarakan dan mengkoordinasikan
diskusi yang diperlukan besama pengguna
jasa.
Mewakili perusahaan dalam melakukan
hubungan dan koodinasi dengan pengguna
jasa.
Menyusun jadual waktu kerja aktual para
Tenaga Ahli dalam pelaksanaan pekerjaan.
Mengorganisasikan laporan-laporan yang
diperlukan.
Membuat laporan Rencana Mutu Kontrak,
Laporan Pendahuluan dan Laporan
Bulanan.
Membuat schedule kegiatan atau jadwal
kegiatan pekerjaan.
Memonitor atau mamantau progres
pekerjaan yang dilakukan tenaga ahli
Bertanggung jawab dalam melaksanakan
supervisi langsung dan tidak langsung
kepada semua karyawan yang berada
dibawah tanggung jawabnya, antara lain
memberikan pelatihan kepada karyawan
agar dapat mencapai tingkat batas
maksimum kemampuan yang diperlukan
bagi teamnya dan dapat menerapkan sikap
disiplin kepada karyawan sesuai dengan
peraturan yang perlaku di perusahaan.
Bertanggung jawab dalam melaksanakan
koordinasi dalam membina kerja sama
team yang solid.
Bertanggung jawab dlama mencapai suatu
target pekerjaan yang telah ditetapkan dan
sesuai dengan aturan.
Mengkoordinir seluruh aktifitas Tim dalam
mengelola seluruh kegiatan baik dilapagan
maupun kantor.
Membimbing dan mengarahkan anggita
team dalam mempersiapkan semua laporan
yang diperlukan.
Melakukan pengecekan hasil pekerjaan
yang telah dilaksanakan.
Bertangung jawab terhadap Pemeberi
Pekerjaan yang berkaitan terhadap kegiatan
tim pelaksana pekerjaan
Melaksanakan presentase dengan direksi
pekerjaan dan instansi terkait.
Ahli Sarjana Teknik sipil/pengairan lulusan 2
Irigasi universitas/perguruan tinggi atau swasta
yang telah diakriditasi dan memiliki keahlian
dalam pengelolaan sistem irigasi dan
drainase pada lahan pertanian,
berpengalaman dalam merencanakan daerah
irigasi teknis lahan pasang surut serta
mempunyai sertifikat keahlian Ahli Muda
dari asosiasi profesi yang masih berlaku.
Tugas Tenaga Ahli Irigasi adalah :
Mengumpulan laporan terdahulu dan
mempelajarinya.
Mensurvai luas daerah irigasi eksisting
maupun lokasi perluasannya.
Melakukan survei inventarisasi dan
identifikasi lokasi daerah irigasi yang akan
diari.
Merencanakan akses jalan di lokasi irigasi
Bertanggung jawab langsung kepada ketua
tim atas pekerjaan desain
Mengarahkan dalam penggambaran
Membatu menghitung kubikasi
Membantu menghitung rencana anggaran
biaya.
Ahli Sarjana Teknik sipil/pengairan lulusan 2
Hidrolo universitas/perguruan tinggi atau swasta
gi yang telah diakriditasi dan memiliki keahlian
dalam bidang hidrologi serta mempunyai
sertifikat keahlian Ahli Muda dari asosiasi
profesi yang masih berlaku.
Tugas Tenaga Ahli Hidrologi adalah :
Memahami lingkup pekerjaan, maksud dan
tujuan pekerjaan sesuai dengan kerangka
acuan kerja.
95
Mengkaji hasil studi terdahulu
Evaluasi studi terdahulu
Bertanggung jawab langsung kepda ketua
tim atas pekerjaan analisa hidrologi
Koordinasi dengan ketua tim dan tenaga
ahli yang terlibat dalam kegiatan proyek
dalam pelaksanaan proyek dan konsep
pengembangan proyek
Melakukan survei lapangan dan
inventarisasi data-data sekunder meliputi
data hidroklimatologi, data debit tersedia,
data debit banjir, data hujan, identifikasi
DAS dan sistem sungai.
Melakukan pengambilan data primer untuk
mengetahui kondisi tebit tersedia.
Melakukan evaluasi dari data sekunder dan
data primer yang telah dikumpulkan
Melakukan analisa data hujan untuk
mengetahui besarnya hujan rancangan,
hujan harian maksimum, hujan bulanan,
hujan tahunan, hujan andalan dan hujan
efektif
Melakukan perhitungan debit banjir untuk
keperluan konstruksi sesuai dengan
standar yang telah ditentukan.
Melakukan perhitungan debit tersedia
untuk keperluan analisa operasi irigasi
antara lain debit andalan, debit setengah
bulanan, debit bulanan, debit tahunan,
debit rata-rata probabilitas debit.
Membantu melakukan perhitungan debit
untuk irigasi dengan membuat alternatif-
alternatif pola tanam, sistem golonagn dan
sistem rotasi.
Koordinasi dengan ketua tim dan tenaga
ahli irigasi didalam membuat sistem
planning.
Memberikan interpretasi kepada tenaga ahli
lainnya.
Melaksanakan pembuatan laporan analisa
Hidrologi dan membantu pembuatan
laporan.
Ahli Berpendidikan Teknik Geodesi lulusan 2
Geode- perguruan tinggi negeri/swasta yang
si terakreditasi, berpengalaman dalam
pengukuran dan pemetaan situasi pekerjaan
irigasi dan drainase lahan pertanian, dengan
pengalaman di bidang pemetaan sumber
daya air serta mempunyai sertifikat keahlian
Ahli Muda dari asosiasi profesi yang masih
berlaku.
96
Tugas Tenaga Ahli Hidrologi adalah :
Bertanggungjawab langsung kepada ketua
tim atas pekerjaan pengukuran dan
pemetaan topografi bangunan utama,
bangunan penunjang dan trase saluran.
Mengumpulkan informasi dan data awal
berupa pengumpulan peta rupa bumi
digital dan peta skala 1:25.000
Mendistribusikan dan memberikan
pengarahan kepada tim pengukuran
dalam pelaksanaan pekerjaan pengukuran
Melaksanakan peninjauan di lapangan
untuk penentuan awal batas-batas
pengukuran, tata letak bangunan utama
serta bangunan fasilitasnya, interpretasi
dan perhitungan-perhitungan dalam
pelaksanaan pengukuran pemetaan di
lapangan.
Membuat kerangka dasar pemetaan
topografi
Memimpin pelaksanaan pengukuran di
lapangan untuk bangunan fasilitas
(memanjang dan melintang), pemasangan
patok BM dan titik kontrol dilokasi
pengukuran
Membuat peta situasi rencana irigasi
lengkap dengan potongan memanjang dan
melintangnya.
Menghitung data hasil pengukuran
Membuat laporan penunjang pengukuran.
Ahli Sarjana Teknik sipil/pengairan lulusan 2
Geotek universitas/perguruan tinggi atau swasta
nik/Me yang telah diakriditasi dan memiliki keahlian
kanika dalam bidang Mekanika Tanah dan
Tanah menganalisa hasil uji labotarium serta
mempunyai sertifikat keahlian Ahli Muda
dari asosiasi profesi yang masih berlaku.
Tugas Tenaga Ahli adalah :
Bertanggung jawab kepada Ketua Tim
dalam hal pelaksanaan pekerjaan meknaika
tanah
Melakukan persiapan bahan, peralatan dan
perlengkapan yang berguna untuk
pelaksanaan pekerjaan dikantor dan
lapangan.
Langsung melakukan pekerjaan
pelaksanaan test pit, sondir (jika
diperluakan).
Membuat program pelaksanaan pekerjaan
test pit, sondir.
97
Menentukan lokasi test pit, sondir
Melakukan survey bahan
bangunan/material setempat dengan
menentukan besarnya kapasitas bahan
timbunan
Melakukan pengiriman sampai
laboratorium yang telah ditunjuk untuk
menganalisa sampel.
Melakukan analisa-analisa yang
berhungungan dengan mekanika tanah
Memberikan masukan tentang daya
dukung tanah pondasi, memberikan
rekomnedasi perlu tidaknya perbaikan
tanah pondasi.
Membuat laporan mekanika tanah dan
membantu penyusunan laporan.
Ikut serta dalam pelaksanaan diskusi
dengan Direksi serta presentasi.
98
Ahli Berpendidikan S1 Teknik Lingkungan 2
Lingku lulusan perguruan tinggi atau pergururuan
ngan tinggi swasta yang telah diakreditasi,
diutamakan mempunyai pengalaman dalam
perencanaan dengan analisis dampak
lingkungan akibat pembangunan
/pengembangan daerah irigasi.
Tugas Tenaga Ahli adalah :
Melakukan kajian terhadap aspek sosial
lingkungan dalam rangka pengembangan
dan pengelolaan potensi sumber daya air
untuk irigasi.
Pembuatan konsep-konsep UKL/UPL
sesuai kriteria peraturan yang berlaku.
Mengidentifikasi komponen kegiatan yang
berpotensi menimbulkan dampak yang
negatif
Mengidentifikasi komponen lingkungan
yang diperkirakan akan terkena dampak
dan pemecahannya.
Memperkirakan besarnya dampak yang
terjadi dan tingkat kepentingan dampak
tersebut berdasarkan kriteria yang
berlaku.
Mengevaluasi dampak penting yang akan
timbul.
Merumuskan saran/tindak lanjut yang
dapat dilaksanakan oleh instansi lain yang
terkait untuk mengurangi dampak negatif
dan meningkatkan dampak positif yang
terjadi.
99
1) Team Leader (TL)
Memiliki tugas dan tanggung jawab atas seluruh manajemen
pekerjaan pengawasan konstruksi termasuk penyusunan
laporan kemajuan pekerjaan secara teratur sebagai Ketua Tim
Konsultan, mencakup tapi tidak terbatas untuk:
a. Mewakili Tim Konsultan dan bertanggung jawab penuh
terhadap jasa layanan perencanaan konstruksi berdasarkan
Kontrak Pelaksanaan Jasa Konsultan
b. Melaksanakan koordinasi dengan PPK, Kontraktor dan aparat
pemerintah setempat dalam pelaksanaan pekerjaan
perencanaan.
c. Mengawasi dan mengendalikan seluruh kegiatan yang
dilaksanakan oleh tenaga ahli dan staf Tim Konsultan.
d. Membuat schedule pelaksanaan pekerjaan.
e. Memonitor progress pekerjaan yang dilakukan tenaga ahli.
f. Mengkaji ulang serta pengecekan keseluruhan hasil
pekerjaan yang telah dilaksanakan.
g. Melaksanakan presentasi dengan direksi pekerjaan dan
instansi terkait.
h. Mengarahkan seluruh anggota team dalam menyiapkan
laporan yang disyaratkan dalam kontrak.
i. Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan.
j. memastikan pelaksanaan K3 untuk menjamin keselamatan
dan keamanan pekerja, personil PPK, masyarakat umum dan
pekerjaan ;
k. Menyiapkan dan menyampaikan semua laporan yang
disyaratkan dalam Kerangka Acuan Kerja ini seperti: laporan
pendahuluan, laporan bulanan, laporan triwulan, laporan
antara, laporan akhir, dan laporan khusus teknis (bila
diperlukan).
l. Menyimpan dan menyusun data yang diperlukan untuk
penyusunan laporan pekerjaan selesai
m.Hadir dalam rapat rutin dan rapat khusus (ad-hoc) serta
mengkoordinasikan penyiapan bahan diskusi untuk rapat
rutin/rapat khusus (ad-hoc)
100
h. Mengawasi persiapan dokumen tender termasuk spesifikasi
teknis, gambar tender, rencana persyaratan kontrak, dan bill
of quantity.
i. meninjau hasil desain dan parameter biaya dari studi
sebelumnya dan membuat modifikasinya, jika
diperlukan,berkoordinasi dengan tenaga ahli lainnya,
j. memeriksa sistem drainase dan pengembangan yang
dibutuhkan di area proyek,
k. berdasarkan indeks pertanaman saat ini dan perkiraan yang
akan datang, menetapkan kebutuhan air untuk tanaman dan
kebutuhan air untuk irigasi
l. menyiapkan kelayakan elevasi rencana saluran irigasi dan
struktur lainnya serta infrastruktur penunjang termasuk
fasilitas jalan usaha tani dan saluran drainase.
m.Mengadopsi dan merekomendasikan inovasi atau alternatif
teknologi dalam perencanaan saluran
n. Menyediakan peta lokasi yang menunjukkan nama, lokasi
dan deskripsi umum proyek
o. Menyediakan layout umum dari proyek yang menunjukkan
area layanan, skema jaringan irigasi dan skema saluran
drainase
p. Menyediakan skema jaringan irigasi dan drainase
q. Melakukan inventarisasi bangunan irigasi
r. Menyiapkan perhitungan kuantitas dan estimasi biaya
jaringan irigasi
s. Menyiapkan profil rencana saluran induk
t. Menyiapkan jadwal pelaksanaan konstruksi dan pembayaran
u. Menghitung perkiraan biaya OP irigasi termasuk alternatif-
alternatifnya
v. Melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh ketua tim
untuk kepentingan penyelesaian studi
101
h. Menghitung estimasi stream flow.
i. Melakukan estimasi kebutuhan air menggunakan curah
hujan 10 harian yang dihitung dari curah hujan harian
dengan jadwal tanam yang bervariasi untuk menetapkan
kebutuhan air terendah termasuk skenario perubahan iklim
terbaru.
j. Dalam kasus ada beberapa stakeholder pengguna air atau
beberapa sistem irigasi dari sumber air yang sama maka
harus dihitung neraca air sistem /wilayah sungai tersebut.
k. Membuat Analisis hidrologi untuk beberapa skema yang
berbeda/lokasi alternatif.
Menghitung daerah layanan irigasi yang diusulkan
berdasarkan ketersediaan air andalan
l. Mengumpulkan sampel air dari beberapa sumber air dan
melakukan pengujian kualitas air serta memetakan area yang
terkena polusi / mengalami intrusi air laut
m.Melakukan Analisis transpor sedimen
n. Melakukan Analisis banjir untuk beberapa kala ulang dan
membuat hidrograf banjir untuk kala ulang 2, 5, 10, 25, 50,
100, 200, 500, dan 1000 tahun
o. Melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh ketua tim
untuk kepentingan penyelesaian studi
102
b. Melaksanakan pemetaan dan pengujian geoteknik yang
disyaratkan mencakup detail frekuensi, lokasi, metodologi
c. Melakukan pemetaan geologi permukaan dan investigasi
geologi sub-surface yang termasuk pengujian tekanan air
serta pengujian material konstruksi (tanah dan agregat)
d. Menyiapkan parameter untuk detail desain berdasarkan hasil
investigasi untuk penyusunan detail desain irigasi;
e. Melakukan Analisis stabilitas untuk abutmen/ perletakan
Memberikan rekomendasi tingkat keamanan dan stabilitas
pondasi
6) Tenaga Ahli Sosial Ekonomi
Memiliki tugas dan tanggung jawab tapi tidak terbatas untuk:
- Dapat mengkaji kelayakan proyek.
- Membuat perhitungan keuntungan atau manfaat yang
diterima oleh masyarakat terhadap pembanguan D.I.
- Membuat arus kas .
- Membuat hasil dari intensitas tanaman dari hasil irigasi
sehingga dapat langsung bermanfaat bagi masyarakat.
- Dapat mengkaji kerugian.
8) Tenaga Ahli OP
Memiliki tugas dan tanggungjawab tapi tidak terbatas untuk:
a. Mengidentifikasi masalah OP yang ada pada daerah irgasi
dan kelembagaannya.
b. Membuat rekomendasi OP dan PROM setelah pelaksanaan
konstruksi
c. Membuat laporan OP dan PROM
18. Jadwal Tahapan Penyedia Jasa diminta untuk membuat jadwal tahapan
Pelaksanaan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang diusulkan dalam
Kegiatan penawaran.
103
19. Laporan RMK RMK yaitu suatu bentuk dokumen penjaminan mutu (Quality
Assurance) yang berisi tabel-tabel dan jadwal kegiatan yang
menjelaskan proses-proses pencapaian mutu dalam suatu
pekerjaan, RMK dibuat pada awal kegiatan setelah terikat
kontrak.
2) Maksud Pekerjaan
Menjelaskan secara umum apa yang menjadi tugas Konsultan.
3) Tujuan Pekerjaan
Menjelaskan apa produk yang diharapkan oleh Pengguna Jasa
dalam kegiatan ini sebagai hasil kerja dari Konsultan.
104
Diagram / Flow chart agar menunjukan dengan jelas :
- Tahap tahap pelaksanaan.
- Tahap tahap asistensi atau diskusi.
- Tahap pemeriksaan.
- Tahap permintaaan persetujuan.
- Tahap penyampaian bahagian dari hasil pekerjaan
konsultan.
- Tahap penyampain hasil penyelesaian pekerjaan.
7) Rencana Kerja
Menjelaskan secara detail bagaimana cara Konsultan dalam
melaksanakan setiap tahapan kegiatan yang ada dalam
diagram / flow chart tersebut di atas (item no.6).
Penjelasan tersebut setidaknya mencakup :
Pekerjaan apa saja yang akan dilakukan
Kuantitas pekerjaan yang akan dilakukan
Prosedur dalam melaksanakan pekerjaan
Standar dalam melaksanakan pekerjaan (diuraikan secara
ringkas
untuk uraian lengkapnya cukup dengan menunjuk identitas
dokumen
pendukungnya)
Dokumen yang dibutuhkan dan atau yang perlu
dipersiapkan
Alat dan atau piranti yang akan digunakan
Produk dan atau dokumen yang akan dihasilkan berikut
bentuknya
9) Dokumen Lain
Dokumen yang dapat dianggap sebagai bahagian dari dan
terkait dengan Laporan Pendahuluan adalah dokumen KAK dan
Rencana Mutu Kontrak (RMK) atau dokumen lainnya.
Dengan demikian, apabila hal hal dalam laporan pendahuluan
tersebut di atas ternyata telah tertuang dengan lengkap dalam
RMK dan KAK maka dokumen laporan pendahuluan cukup
menampilkan secara ringkas (pointer) dan selanjutnya
menunjuk pada dokumen RMK dan KAK tersebut tanpa perlu
mengulanginya kemabli dalam laporan pendahuluan.
105
10) Tanggapan Terhadap KAK
Menjelaskan tanggapan dan saran Konsultan terhadap KAK.
Tanggapan tersebut dapat menyangkut tentang hal hal yang
dinilai kurang jelas atau saling bertentangan atau hal hal yang
dinilai kurang sesuai dengan kondisi dan situasi lapangan
sesuai dengn hasil survei pendahuluan atau hal hal lain
menyangkut acuan kerja.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
sejak SPMK diterbitkan , sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan.
23. Laporan Antara Laporan antara berisi kegiatan yang dilaksanakan sampai dengan
pertengahan kegiatan.
24. Laporan Akhir Laporan akhir berisi hasil keseluruhan kegiatan. Laporan akhir
harus diserahkan selambat-lambatnya pada akhir pelaksanaan
kontrak. Laporan yang diserahkan sebanyak 10 ( sepuluh) buku
laporan dan didiskusikan kepada Tim Teknis Balai Besar Wilayah
Sungai Mesuji Sekampung
25. Produksi Dalam Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus
Negeri dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia (kecuali
ditetapkan lain dalam angka 4) KAK dengan pertimbangan
keterbatasan kompetensi dalam negeri.
26. Persyaratan Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan
Kerja Sama untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka
persyaratan berikut harus dipatuhi:
a. Wajib mempunyai perjanjian Kerja Sama Operasi/Kemitraan yang
memuat persentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili
kemitraan tersebut;
Apabila akan ditetapkan sebagai pemenang, maka perjanjian
Kerja Sama Operasi/Kemitraan harus disahkan oleh notaris.
27. Pedoman Pengumpulan data lapangan harus memenuhi standard-standard
Pengumpulan yang berlaku di Indonesia.
Data Lapangan
106
Lampiran Penawaran
107
108