Meidina
Meidina
I. PENDAHULUAN
Pada era globalisasi yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan
besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran dan pengelolaan sumber daya
manusia. Perubahan-perubahan tersebut mendorong perusahaan untuk
mempersiapkan diri agar bisa diterima di lingkungan global. Perusahaan
dihadapkan pada penentuan strategi dalam pengelolaan usahanya. Penentuan
strategi akan dijadikan sebagai landasan dan kerangka kerja untuk mewujudkan
sasaran - sasaran kerja yang telah ditentukan oleh manajemen. Oleh karena itu
dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja untuk mengetahui sejauh mana
strategi dan sasaran yang telah ditentukan dapat tercapai.
Selain itu, aspek pentingnya alat ukur kinerja perusahaan adalah bahwa
alat ukur kinerja perusahaan digunakan oleh pihak manajemen sebagai dasar
untuk melakukan pengambilan keputusan dan mengevaluasi kinerja manajemen
serta unit-unit terkait di lingkungan organisasi perusahaan.
Saat ini ada tiga model sistem pengukuran kinerja terintegrasi yang sangat
populer dan digunakan secara luas di dunia industri atau perusahaan yaitu:
Balanced Scorecard dari Harvard Business School, Integrated Performance
Measurement System (IPMS) dari Centre for Strategic Manufacturing University
of Strathclyde, dan Performance Prism dari kolaborasi antara Accenure dengan
Cranfield School of Management (Cambridge University) (Neely & Adams,
2000).
Balanced Scorecard merupakan alat pengukuran kinerja yang sering
digunakan oleh perusahaan karena dianggap sebagai alat ukur yang komprehensif,
tidak hanya mengukur kinerja pada sektor keuangan saja tetapi juga non keuangan
seperti aset-aset yang tidak tampak (intangible assets) dan aset-aset intelektual
(sumber daya manusia). Balanced Scorecard merupakan sebuah konsep
manajemen yang mengukur kinerja perusahaan melalui empat perspektif yaitu
perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal serta
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Keempat perspektif ini mewakili tiga
stakeholder utama dari perusahaan yaitu para pemegang saham, customers dan
karyawan (Zafar et al., 2010).
Tujuan review ini adalah menelaah penelitian terdahulu yang
menggunakan metode Balanced Scorecard dalam mengukur kinerja perusahaan .
Sumber data yang digunakan adalah jurnal-jurnal manajemen yang diterbitkan di
Indonesia. Terlebih dahulu akan dipaparkan hubungan antara pengukuran kinerja
dan Balance Scorecard, dilanjutkan dengan telaah penelitian empiris terdahulu.
II. PENGUKURAN KINERJA
Untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian
pelaksanaan organisasi, diperlukan sebuah pengukuran kinerja. Pengukuran
kinerja didasarkan pada indikator kinerja yang berupa input (masukan), output
(keluaran), hasil, manfaat dan dampak organisasi tersebut.
Pengertian pengukuran kinerja menurut James Whittaker ( 1993)
merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Pengukuran kinerja juga digunakan
untuk menilai pencapaian tujuan dan sasaran.
Sedangkan menurut Junaedi (2002 : 380-381) Pengukuran kinerja
merupakan proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan
dalam arah pencapaian misi melalui hasil-hasil yang ditampilkan berupa produk,
jasa, ataupun proses. Artinya, setiap kegiatan perusahaan harus dapat diukur dan
dinyatakan keterkaitannya dengan pencapaian arah perusahaan di masa yang akan
datang yang dinyatakan dalam misi dan visi perusahaan.
Baik efisien
-Transaksi permohonan
kredit
DAFTAR PUSTAKA