Anda di halaman 1dari 12

Yang belum

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
inayah,taufik dan hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelasaikan makalah yang berjudul
------------------------------------- dengan baik guna menyelesaikan tugas mata kuliah Sistem
Transportasi. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman pembaca dalam bidang pendidikan khususnya Sistem Transportasi.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya


kepada:

1. Dr. Ir. M Zainul Arifin M.T, selaku dosen mata kuliah Teknik Lalu Lintas
2. Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi
3. Teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini

Dalam menyusun makalah ini, kami tak luput dari kesalahan baik dari segi penyusunan,
bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari pembaca. Untuk menjadi acuan dan bekal pengalaman bagi kami
untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


1.2. TUJUAN STUDI

BAB II TEORI DAN PERMASALAHAN

2.1. LANDASAN TEORI


2.1.1.
2.1.2.
2.1.3.
2.1.4.
2.1.5.
2.2. KONDISI DAN SITUASI

BAB III PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

3.1. PEMBAHASAN
3.2. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Transportasi secara umum diartikan sebagai perpindahan barang/orang dari satu


tempat ke tempat yang lain. Seiring dengan peningkatan kebutuhan masyarakat, maka
aktivitas transportasi pun juga meningkat. Hal ini dikarenakan tidak semua fasilitas
yang dibutuhkan masyarakat berada pada satu tempat. Kondisi seperti ini
mengakibatkan timbulnya pergerakan menuju daerah pemenuhan kebutuhan. Dari sini,
dapat dilihat bahwa transportasi sangat penting dalam menunjang aktivitas masyarakat
dan turut menentukan perkembangan suatu wilayah. Dengan adanya transportasi yang
lancar maka distribusi barang dan jasa juga akan semakin mudah.
Kota Surabaya adalah kota besar yang memiliki populasi yang cukup padat.
Dengan tingkat tata guna lahan yang tinggi di wilayah Kota Surabaya, mengakibatkan
pertambahan aktivitas transportasi dari suatu tata guna lahan menuju tata guna lahan
yang lain. Aktivitas transortasi yang tinggi menambah padatnya arus lalu lintas. Arus
lalu lintas yang padat membuat masyarakat memanfaatkan setiap moda transportasi
yang ada.
Sepeda adalah salah satu moda transportasi yang minim pengguna. Meskipun
moda transportasi sepeda minim pengguna tetapi pemerintah tetap harus memberikan
perhatian terhadap pengguna moda transportasi sepeda. Karakteristik fisik sepeda dan
kendaraan bermotor memiliki perbedaan yang besar, baik dari segi kecepatan,
kemampuan maneuver dan fasilitas keselamatan. Perbedaan karakteristik sepeda dan
kendaraan bermotor mengharuskan adanya pemisah antara sepeda dan kendaraan
bermotor demi keselamatan pengguna sepeda dan pengguna kendaraan bermotor.
Pemerintah sebagai pihak yang berwenang dan berkewajiban untuk memberikan
keamanan dan kenyamanan dalam lalu lintas wajib memberikan hak keamanan
berkendara bagi pengguna sepeda seperti pengguna jalan yang lain, dengan membagun
lajur khusus sepeda di jalan raya.
Kondisi di Kota Surabaya saat ini sudah dibangun lajur khusus sepeda di
beberapa ruas jalan, seperti di ruas jalan -----. Lajur khusus sepeda di bangun
dengan menggunakan pembatas berupa marka (berupa cat) jalan yang secara langsung
mengurangi lebar jalan raya. Lajur khusus sepeda yang dibangun dari tahun 2012
dinilai tidak efektif karena sepi pengguna, lajur justru digunakan oleh pengendara
sepeda motor ketika terjadi kemacetan. Lajur khusus sepeda yang sepi dinilai tidak
rasional dengan banyaknya pengguna sepeda yang ada di Kota Surabaya. Hal ini
menunjukkan adanya penyebab yang harus diselidiki.
.

1.2. TUJUAN STUDI


1. Untuk mengetahui penyebab kurang efisiennya implementasi penggunaan sepeda
guna di Surabaya.
2. Untuk mengetahui cara mengimplementasikan sepeda di Surabaya secara efisien.
3.
BAB II

TEORI DAN PERMASALAHAN

2. 1 LANDASAN TEORI
2. 1. 1 Pengertian Sepeda
Sepeda adalah Alat transportasi yang sederhana, tanpa motor,
beroda dua atau tiga, mempunyai setang, tempat duduk, dan sepasang
pengayuh yang digerakkan kaki untuk menjalankannya.

2. 1. 2 Karakteristik Sepeda

Nilai tambah sepeda sebagai alat transportasi dapat


digambarkan sebagai berikut (Watson and Gray, 1978; Sulivan, 1983;
Whitt & Wilson, 1980):

1. Bentuk dan ukuran yang ringkas, memungkinkan sepeda untuk


disimpan dengan mudah atau diangkut dalam kendaraan (untuk
dipakai jika diperlukan). Dengan teknologi konstruksi dan material
(alucarbon) yang ada saat ini dimungkinkan sepeda untuk dilipat
dan mempunyai massa yang ringan.
2. Teknologi freewheel pada sepeda memungkinkan sepeda dipakai
dengan nyaman, sekalipun pada jalan mendaki lebih dari 10%.
3. Pemakaian sepeda mempunyai fleksibilitas yang tinggi dalam
menghadapi kemacetan lalu lintas.
4. Jangkauan jarak tempuh pemakaian sepeda relatif besar untuk
suatu kawasan kota besar (4 sampai dengan 5 km per 15 menit).
5. Nilai investasi relatif sangat kecil dibandingkan kendaraan
bermotor/sepeda motor.
6. Parawatan sepeda umumnya bisa dilakukan secara mandiri.
7. Pemakaian sepeda secara teratur memberikan sumbangan
kebugaran fisik yang baik.
8. Pemakaian sepeda memberi sumbangan untuk kebersihan udara
(pengurangan pemakaian bahan bakar mineral, yang memberikan
emisi buangan beracun carbon monoksida).
9. Sepeda, secara teknis dapat dimodifikasi dengan mudah.

Segi kelemahan sepeda sebagai alat transportasi sendiri dapat


diuraikan sebagai berikut: (Haecher, 1986):

1. Sepeda hanya memungkinkan bagi transportasi barang secara


terbatas, sekalipun diberi tambahan konstruksi khusus (yang tidak
membahayakan pengendara maupun pemakai sarana lalu lintas
lainnya).
2. Pengendara sepeda tidak bisa terhindar dari kondisi cuaca yang
tidak menguntungkan (panas dan hujan).
3. Keselamatan pengendara sepeda relatif lemah, bila terjadi
kecelakaan dengan alat transportasi lainnya (terutama dengan
perilaku berkendaraan yang buruk dari kendaraan bermotor).
4. Sepeda relatif mudah dicuri.
5. Bila kondisi cuaca kurang baik atau topografi jalur lintasan yang
naik turun membuat pengendara mudah berkeringat, hal mana bisa
mengganggu kenyamanan kerja di kantor atau di tempat lainnya.

2. 1. 3 Jalur Khusus Sepeda


Menurut Dirjen Penaatan Ruang (2013), jalur sepeda adalah jalur khusus yang
diperuntukkan untuk pengguna sepeda dan kendaraan yang tidak bermesin yang memerlukan
tenaga manusia, dipisah dari lalu lintas kendaraan bermotor untuk meningkatkan
keselamatan lalu lintas pengguna sepeda. Penggunaan sepeda memang perlu diberi
fasilitas untuk meningkatkan keselamatan para pengguna sepeda dan bisa
meningkatkan kecepatan berlalu lintas bagi para pengguna sepeda.
Klasifikasi Jalur Sepeda Dirjen Penaatan Ruang (2013) menyatakan ada 3 tipe jalur
sepeda, yaitu:
1. Jalur sepeda (bike path), adalah jalur sepeda yang sepenuhnya terpisah dari jalan
raya dan seringkali dipadukan dengan fasilitas untuk pejalan kaki.
2. Lajur sepeda (bike lane), adalah bagian dari jalan yang ditandai dengan marka
untuk penggunaan pengendara sepeda.
3. Rute sepeda (bike route), adalah desain yang digunakan bersama antara lalu
lintas bermotor
Untuk membuat jalur sepeda ada beberapa aturan aturan yang harus digunakan. Dan
Jalur Sepeda di Jalan Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan Tahun 1992
menyatakan lebar minimum jalur sepeda yaitu :
1. Lebar minimum jalur sepeda adalah 2,0 m;
2. Lebar minimum jalur sepeda dan pejalan kaki adalah 3,5 m untuk jalan tipe II,
Kelas I dan Kelas II, dan 2,50 m untuk tipe II Kelas III;
3. Lebar minimum jalur sepeda dan pejalan kaki boleh dikurangi sebesar 0,5 m, bila
volume lalu lintas tidak terlalu besar atau di sepanjang jembatan yang cukup
panjang (lebih dari 50 m); dan
4. Lebar minimum jalur sepeda adalah 1,0 m. Ruang bebas mendatar antar jalur
sepeda dengan lalu lintas adalah 1,0 m.
2. 2 KONDISI DAN SITUASI
Kota Surabaya sebagai ibukota Provinsi Jawa Timur yang dikenal sebagai kota
pahlawan merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Kota Jakarta, mempunyai luas
wilayah 32.636,68 Ha terletak pada 07 21' Lintang Selatan dan 112 36' - 112 54' Bujur Timur
dibatasi oleh Selat Madura, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Gresik. Jumlah penduduk
Kota Surabaya hasil registrasi menurut Badan Pusat Statistik Kota Surabaya (2004) bersumber
dari Dinas Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil Kota Surabaya sebesar 2.691.666 jiwa
dengan pertumbuhan penduduk rata-rata 1,7% per tahun akan selalu berkembang pesat
seiring dengan perkembangan perekonomian dan perkembangan jaman. Dengan
pertumbuhan penduduk yang semakin pesat peningkatan kepemilikan kendaraan pribadi
juga meningkat sangat tinggi di setiap tahunnya.
BAB II

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

3. 1 PEMBAHASAN
3.1.1 Penyebab kurang efisiennya pengimplementasian penggunaan sepeda di
surabaya.
4. Saat ini peningkatan penjualan transportasi di Indonesia sangatlah tinggi,
tidak hanya peningkatan penjualan kendaraan bermotor saja, tetapi
peningkatan penjualan kendaraan tidak bermotor seperti sepeda juga ikut
meningkat tajam. Seperti data pada tabel 1 yang menunjukkan peningkatan
penjualan sepeda.
5.

6.
7. Dari data yang telah disampaikan pada tabel 1 memang menunjukkan
penjualan sepeda yang meningkat, namun sangat disayangkan sekali bahwa
meningkatnya penjualan sepeda tersebut tidak diiringi dengan peningkatan
pengguna sepeda. Berbeda dengan kendaraan bermotor yang penngkatan
penjualannya setara dengan peningkatan penggunaannya di jalanan.
8. Kurangnya minat masyarakat dalam penggunaan sepeda sebagai alat
transportasi untuk menuju kesuatu tempat merupakan salah satu faktor
mengapa pengimplementasian sepeda sulit diterapkan. Tidak hanya itu saja
kurangnya karakteristik fisik sepeda dalam faktor keselamatan berkendara
juga menjadi alasan masyarakat enggan menggunakan sepeda sebagai alat
transportasi utama. Karakteristik tersebut diantaranya adalah tidak adanya
spion pada sepeda dan Kecepatan sepeda yang terbatas yang jika
dibandingkan dengan kendaraan bermotor lainnya sangatlah berbeda jauh.
9. Faktor faktor lain yang menyebabkan pengimplementasian sepeda sulit
dijalankan adalah fasilitas sarana dan prasarana bagi pengendara sepeda
tersebut yang masih minim sekali seperti lajur khusus sepeda. Sebenarnya
di kota Surabaya sendiri sudah ada lajur khusus sepeda yang dikhususkan
bagi pengguna sepeda, namun dikarenakan masih banyak kendaraan
bermotor yang masih memasuki area tersebut membuat enggan para
penggunanya. Selain it lajur khusus sepeda juga masih berada di beberapa
jalan saja dan belum berada di tiap tiap jalan kota Surabaya. Fasilitas parkir
khusus sepeda juga masih sangat minim di berbagai tempat.

3.1.2 Meningkatkan pengimplementasian sepeda secara efisien


1. Melakukan analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan singkatan dari Strength, weakness,
opportunitties dan threat. Hal ini dilakukan dengan pola pikir logis
dapat memaksimalkan peluang namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan dan ancaman. Hal hal yang dilakukan
menurut analisis SWOT adalah :
- meningkatkan minat dari masyarakat itu sendiri, salah satu
caranya adalah dengan mengadakan sosialisasi atau acara
acara yang dapat meningkatkan rasa semangat dari
masyarakat untuk bersepeda.

3. 2 KESIMPULAN
aksjhaljsflv
DAFTAR PUSTAKA

https://sites.google.com/site/materisipilsemester4/rekayasa-lalu-lintas

http://www.academia.edu/5362412/MAKALAH_MPKTB_Polusi_di_Jakarta

https://www.pu.go.id/uploads/services/infopublik20130926120104.pdf

http://www.cets-
uii.org/BML/Udara/ISPU/ISPU%20(Indeks%20Standar%20Pencemar%20Udara).htm

https://environmentalchemistry.wordpress.com/2010/11/22/sni-udara-ambien/

Anda mungkin juga menyukai