Oleh:
Yeni Puspitasari
NIM. R0005047
1
2
PENGESAHAN
Dengan peneliti :
Yeni Puspitasari
NIM. R 0005047
Pembimbing I Pembimbing II
Ketua Program
D.IV Kesehatan Kerja FK UNS
ii
3
BAB I
PENDAHULUAN
kesehatan yang tinggi bagi seluruh lapisan masyarakat juga merupakan faktor
penting dan modal utama bagi terciptanya pembangunan nasional yang lebih
industries) yaitu industri yang bergerak dibidang pelayanan atau jasa, baik
untuk melayani dan menunjang aktivitas industri yang lain maupun langsung
diartikan secara luas, tergantung dari karakteristik tiga hal yang berlangsung
didalamnya yaitu (1) jenis masukan, (2) proses produksi yang berlangsung, (3)
jenis keluaran yang dihasilkan. Berdasarkan jenis keluaran (out put) yang
dihasilkan maka rumah sakit termasuk didalam jenis consumer good service,
oleh karena hasil keluarannya dapat atau langsung digunakan oleh konsumen.
rumah sakit adalah masukan (input) berupa pasien, obat-obatan, dan bahan
arah usaha penyembuhan atau perawatan jalan maupun perawatan inap. Dan
hasil akhir / keluaran (out put) adalah orang yang sehat kembali dan orang
penyakit akibat kerja. Untuk mengantisipasi masalah yang timbul, rumah sakit
karena kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja yang terjadi dapat
mengakibatkan kerugian yang akan ditanggung oleh rumah sakit baik bersifat
suatu instansi tempat kerja selalu dalam keadaan selamat, sehat, serta semua
B. Tujuan Magang
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan magang di rumah sakit
a. Faktor-faktor bahaya
3. Untuk dapat menilai faktor dan potensi bahaya yang timbul di Rumah Sakit
Kasih Ibu.
Kasih Ibu.
C. Manfaat magang
Rumah Sakit Kasih Ibu, sehingga dapat dijadikan dasar bagi tindakan
preventif, koreksi dan perbaikan agar tercipta tenaga kerja yang sehat dan
produktif serta tempat kerja yang aman, nyaman dan sehat demi
2. Bagi Penulis
Kesehatan Kerja.
7
BAB II
A. Persiapan
adalah :
B. Lokasi
Riyadi 404 Surakarta, Jawa Tengah 57142 telp (0271) 714422 dan fax (0271)
C. Pelaksanaan
1. Waktu Magang
4
8
2. Kegiatan Magang
pendataan mengenai :
P2K3, dll.
d) Prosedur emergensi.
g) Penerapan ergonomi.
i) P3K.
j) Gizi kerja.
bahaya proses.
9
BAB III
HASIL PENELITIAN
Juni 1979 di Surakarta. Adapun maksud dan tujuan pendirian Yayasan Kasih
dibidang pengobatan dan bidang sosial. Untuk itu diambil langkah usaha
Bersalin. Yayasan ini dipimpin dan diurus oleh satu badan Pengurus/Pengurus
6
10
tidur, dengan direksi dr. Risjard Sudrajat, Drs.V. Budi Santosa dan Ibu
pasang surut dan berbagai perubahan terus terjadi. Pada tahun 1981 dr. Lo
pada tahun 1982 ditingkatkan menjadi Rumah Sakit Umum atas pertimbangan
kebutuhan akan jasa layanan kesehatan masyarakat dan atas usul IKES
(Inspektur Kesehatan).
tetapi juga untuk berbagai jenis penyakit yang lain, sehingga sejak tahun 1982
Klinik Gigi, dan juga beragam poliklinik spesialis mulai dirintis. Dokter-dokter
lantai dan usulan ini disetujui oleh Yayasan Kasih Ibu. Program perluasan ini
yang merupakan jati diri daerah Surakarta dimulai tanggal 20 September 1989
20 Desember 1990 (15 bulan) dan pada tanggal 2 Februari 1991 dilakukan
kerja keras dan komitmen yang tinggi, Rumah Sakit Kasih Ibu di bawah
pimpinan Dr. Lo Siauw Ging sebagai Direktur, berusaha menjadi yang terbaik
kebersihan dan ketertiban rumah sakit tingkat Jawa Tengah pada tahun 1991
12
dan dalam tahun yang sama juga menjadi juara pertama lomba rumah sakit
baru ini, hasil limbah medis memenuhi persyaratan dengan kadar maksimum
yang diperbolehkan oleh Standart Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
Pelayanan Kesehatan Golongan II, SK GUB DIY No. 65 Tahun 1999. Tidak
telah dirintis oleh dr. Hafidh Zaini, SpOG terus dikembangkan melalui tenaga
yang terampil dan terlatih serta didukung berbagai alat canggih, memberikan
pelayanan persalinan yang aman, nyaman dan benar. Peran yang besar untuk
telah dilakukan oleh dr. Budi Kadarto, SpB beserta tim bedah maupun dengan
peralatan yang semakin canggih. Pada tahun 1995 Rumah Sakit Kasih Ibu telah
minimal dan resiko lebih kecil yang dikerjakan oleh dr. Sugandi, SpB dokter
bedah umum tetap Rumah Sakit Kasih Ibu. Pada tahun yang sama dilakukan
berupaya untuk terus menambah jumlah dokter tetapnya baik tenaga dokter
Pada Tahun 1998 Rumah Sakit Kasih Ibu mendapat Sertifikat Akreditasi
bahwa Rumah Sakit telah memenuhi standar pelayananan rumah sakit yang
meliputi 5 pokja:
2. Pelayanan Medis.
4. Pelayanan Keperawatan.
5. Rekam Medis.
Untuk menghadapi era globalisasi, pada tahun 2004 telah dilakukan regenerasi
dengan melibatkan generasi muda yang lebih dinamis dan energik dalam
menghadapi masa yang akan datang dengan direktur dr. Hendrik Daniel
Untuk falsafah, visi, misi, tujuan dan motto Rumah Sakit Kasih Ibu
a. Falsafah
b. Visi
tinggi.
c. Misi
d. Tujuan
e. Motto
Rumah Sakit Kasih Ibu dapat dikelompokkan dalam empat bagian besar yaitu
sebagai berikut:
layanan medis dan perawatan ini antara lain: Instalasi Gawat Darurat (IGD),
15
Klinik Umum, Klinik Gigi dan mulut, Poliklinik Spesialis, Klinik Ibu dan
Anak (KIA), Klinik Akupuntur dan Nyeri, Ruang Perawatan Inap, Intensive
kasus kegawatan dan kedaruratan, IGD Rumah Sakit Kasih Ibu ditangani
penderita.
b. Klinik Umum
WIB.
sehat agar tetap utuh dan semakin baik, serta memberikan konsultasi
d. Poliklinik Spesialis
Poliklinik spesialis Full Timer buka pada pagi hari ditangani oleh tenaga
spesialis yang menjadi mitra Rumah Sakit Kasih Ibu. Sifat Praktek
17
SpBO.
8) THT, Prof. Dr. dr. Muhardjo, SpTHT dan dr. Bambang Suratman,
SpTHT.
9) Jantung, dr. Nugroho HS, SpJP dan dr. Niniek PW, SpJP.
11) Saraf, Prof. Dr. Dr. H. Suroto, SpS, dr. Risono, SpS, dr. Indriyani
W,SpS.Akp.
sebagai berikut:
b) VIP (Amarta)
c) Kelas I (Wirata)
d) Kelas II (Nakula)
19
dengan kelas:
b) VIP (Wirata)
c) Kelas I (Shinta)
d) Kelas II (Ratih)
b) VIP (Rama)
c) Kelas I (Kamajaya)
d) Kelas II (Nakula)
6) Kamar Isolasi.
i. Persalinan
j. Pembedahan
dari:
modern yang sesuai standar mulai dari meja operasi, lampu operasi,
Bedah saraf, Bedah Plastik, Bedah Mulut, Bedah Mata, Bedah THT,
dan lain-lain. Rumah Sakit Kasih Ibu juga memiliki Layanan Bedah
21
/ambeien / hemorhoid.
k. Endoskopi
tubuh. Dengan alat ini dapat digunakan melihat berbagai kelainan saluran
Kasih Ibu Surakarta, telah memiliki alat endoskopi sejak tahun 80-an
dan kini telah mendatangkan alat endoskopi yang baru serta lebih
n. Sterilisator
o. Rekam Medis
p. Pendaftaran
a. Instalasi Radiologi
terdiri dari:
23
b. Instalasi Laboratorium
3) I-Stat untuk pemeriksaan analisa gas darah & elektrolit, hasil dapat
c. Instalasi Farmasi
berkualitas baik oral, infus, injeksi, obat luar, vaksin, dan lain-lain yang
rawat jalan dan rawat inap. Untuk kecepatan pelayanan obat bagi pasien
d. Treadmill
lebih dini, menilai kapasitas fungsi jantung baik pada orang normal
e. Gizi
inap, baik diet bebas maupun khusus sesuai permintaan dokter yang
yang sesuai dengan standar nilai gizi yang dibutuhkan. Tenaga ahli gizi
sampai pada pasien dalam kondisi tetap higienis. Khusus untuk keluarga
f. Fisioterapi
berupa panas, dingin, latihan gerak, listrik, air. Ini bermanfaat untuk
Melayani setiap hari kerja dari jam 07.30-16.00 WIB. Senam dan Pijat
Bayi dilayani setiap hari kerja dan senam hamil diadakan setiap hari
3. Layanan Umum
dilepaskan dari pelayanan yang diberikan Rumah Sakit Kasih Ibu. Fasilitas
tersebut diantaranya :
a. Laundry/Pencucian
bantal, handuk, dll) dalam keadaan bersih higienis dan rapi agar pasien
R22 merk Primus, 2 mesin pengering type D25 merk Primus dan 2 Rol
b. Linen
c. Cleaning Service/Kebersihan.
dibedakan. Petugas yang terlibat ada dari tenaga kerja dari Rumah Sakit
e. Kendaraan/Ambulance.
jenasah serta sebagai tim dalam Pelayanan Home Care dan Home Visit
f. Pemeliharaan
bangunan baik berupa alat non medis, alat medis, elektronik, dan
27
komputer. Selain tenaga listrik dari PLN, Rumah Sakit Kasih Ibu
listrik darurat.
g. Keamanan
h. Kantin
4. Layanan Administrasi
a. Informasi
b. Operator
d. Akuntasi
e. Gudang medis
g. Keuangan
rumah sakit.
h. Pembelian
i. Personalia
j. Sekretariat
Kasih Ibu.
Rumah Kasih Ibu didalam proses pelayanan juga tidak terlepas dari
adanya faktor dan potensi bahaya. Berikut ini beberapa faktor dan potensi
a. Kebisingan
pengunjung dan karyawan serta lalu lintas. Selain itu kebisingan juga
dapat berasal dari suara genset yang dioperasikan saat listrik dari PLN
tinggi adalah ruang genset, ruang tunggu dan instalasi gizi. Kebisingan
diruang tunggu berasal dari riuk pikuk suara para pengunjung, pasien,
dan para staff, sedangkan kebisingan dari instalasi gizi berasal dari
30
suara para karyawan yang sedang beraktivitas serta suara kompor gas
dengan baik.
b. Penerangan
penerangan alami yang bersumber dari sinar matahari dan pada malam
tetapi jika penerangan alami yang digunakan pada siang hari kurang
c. Debu
kerja yang ada di rumah sakit. Salah satu yang mempengaruhi keadaan
debu di rumah sakit umum kasih ibu adalah kadar debu di udara. Di
31
d. Limbah
Nosokomial.
32
Jenis-jenis limbah yang dihasilkan di Rumah Sakit Kasih Ibu dapat dilihat
Bersambung ke halaman 30
33
PA
6. Instalasi Gizi
3 Pelayanan Sosial
1. Kafetaria Kertas, kartun, kertas -
2. Asrama pembungkus, kaleng,
sisa makanan, plastik,
dll
4 Administrasi dan Kertas, kartun, karbon, -
Perkantoran plastik pembungkus
5 Pemeliharaan saran Daun, ranting, serpihan -
dan perlengkapan kayu, sisa material
bangunan, kaleng, ban
bekas, PVC, dll
Sumber : Rumah Sakit Kasih Ibu
e. Suhu
baik ruang tunggu, ruang kerja dan ruang inap pasien telah dipasang
kipas angin dan AC. Hal ini dimaksudkan agar tenaga supaya tenaga
f. Infeksi Nosokomial
Kerja
a. Kebakaran
kebakaran yaitu APAR, jenis CO2, Dry chemical, halon dan foam.
b. Terpeleset
ruang laundry dan di ruang dapur. Ini disebabkan oleh tumpahan air
cucian dan akibat tumpahan minyak. Rumah Sakit Kasih Ibu telah
atau mengepel.
c. Bahan Kimia
diletakkan pada rak-rak khusus dan diberi label sesuai dengan jenis dan
d. Mesin
yaitu mesin cuci, mesin pengering, mesin penyetrika, dan mesin jahit.
yaitu adanya bagian-bagian mesin yang bergerak, roda gigi dan roda
yang lain. Untuk pengamanan mesin Rumah Sakit Kasih Ibu belum
dilakukan sebab sejauh ini belum pernah terjadi keluhan dari tenaga
e. Kontaminasi
kerja tata cara penyajian makanan kepada pasien serta untuk karyawan,
f. Radiasi
dinding ruangan ini lebih tebal dibanding dinding pada umumnya (satu
batu bata melintang) dan dilapisi timah (pb) sebesar 1,3 mm dan pada
berwarna merah yang sering disebut dengan ruang gelap. Tenaga kerja
Seperti halnya di Rumah Sakit Kasih Ibu yang digunakan para pekerja
di ruangan ini adalah apron timah, baju kerja dan sarung tangan karet
dan telah ada pemeriksaan kesehatan tenaga kerja. Tetapi sejauh ini
saja.
37
1. Dasar Pemikiran
Oleh karena itu rumah sakit perlu suatu program kegiatan yang
2. Kedudukan
Bencana merupakan unit kerja pelayanan non struktural yang diangkat dan
38
3. Tugas Pokok
Bencana.
4. Fungsi
5. Wewenang
dengan K3.
6. Tanggung Jawab
7. Cakupan Pelayanan K3
a. Disaster program.
j. Diklat K3.
8. Pengorganisasian
dapat bekerja sama dengan unit yang ada baik didalam maupun dengan
pihak luar rumah sakit, misal Tim SAR, Dinas Kebakaran, Kepolisian dsb.
Penanggungjawab
Ketua
Sekretaris
Wakil Ketua
1. Falsafah
2. Visi
terlindung dan bebas dari kecelakaan serta penyakit akibat kerja, dapat
bencana.
3. Misi
bencana.
4. Tujuan
1. Pengendalian Kebakaran
Rumah Sakit Kasih Ibu sadar akan besarnya potensi dan faktor
dengan jadwal rutin Rumah Sakit Kasih Ibu juga mempunyai berbagai
a. APAR terdiri dari beberapa macam yaitu Dry Chemical, CO2 dan
dilakukan setiap saat oleh perusahaan Aman Subur untuk memastikan alat-
alat tersebut dalam kondisi yang baik dan siap dipakai sewaktu-waktu
apabila diperlukan.
Rumah Sakit Kasih Ibu, terdapat berbagai macam alat dan peralatan
kerja, oleh karena itu Rumah Sakit Kasih Ibu memasang suatu alat
tenaga kerja sesuai dengan jenis bahaya dan jenis pekerjaan yang ada di
kacamata goggle, alas kaki karet, scort (pelindung badan dari plastik),
b. Instalasi Radiologi : apron timah (Pb), baju kerja, kacamata dan sarung
tangan karet.
handscoen, sarung tahan panas dan Scort (Pakaian kerja yang terbuat
dari kain) .
masker.
Rumah Sakit Kasih Ibu mewajibkan tenaga kerja harus memakai alat
sesuai dengan potensi dan faktor bahaya yang ada di masing-masing unit
kerja dan jumlah alat pelindung diri yang disediakan belum lengkap serta
belum semua tenaga kerja sadar akan pentingnya Alat Pelindung Diri bagi
mendapat Alat Pelindung Diri tetapi masih ada yang belum sesuai dengan
tidak sesuai dengan jenis, ukuran, bahan dan tingkat bahaya yang dihadapi
dari Alat Pelindung Diri Misal : tenaga kerja bagian laundry mendapat
Alat Pelindung Diri berupa sepatu boot tetapi ukuran dari sepatu tersebut
tidak sesuai dengan ukuran kaki tenaga kerja di bagian laundry yang
Pelindung Diri yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan kerja yakni
Program pelayanan kesehatan kerja bagi karyawan Rumah Sakit Kasih Ibu
Surakarta meliputi :
1. Pemeriksaan Kesehatan
satu kali yaitu pada saat rekruitmen karyawan baru Rumah Sakit Kasih
46
ditempat kerja.
khusus:
memerlukan perawatan.
sejauh ini sangat jarang terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
47
Rumah Sakit Kasih Ibu juga tersedia sarana dan fasilitas sebagai
karena di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu belum tersedia mobil khusus
jenasah. Fasilitas lain berupa 1 buah mobil Panther yang digunakan untuk
minggu sekali, hari Jumat jam 12.30 WIB dan pengajian rutin untuk
pemeluk agama Islam yang dilakukan setiap 3 minggu, hari Sabtu jam
12.30 WIB.
diambil dari PDAM Surakarta, sedangkan MCK sudah baik dan lengkap
JAMSOSTEK.
48
Undang-Undang.
macam, meliputi :
3) JK (Jaminan Kematian).
H. Gizi Kerja
1. Penyelenggaraan Kantin
Rumah Sakit Kasih Ibu menyediakan sebuah kantin yang cukup luas,
cukup bersih dan terawat, ventilasi dan sirkulasi udara cukup karena selain
jendela dilengkapi dengan 1 kipas angin, 1 tempat cuci tangan dan lap atau
kerja.
49
2. Petugas Kantin
kantin sebanyak 8 orang yang terdiri dari tenaga kerja shift. Mereka terdiri
dari tenaga kerja wanita. Tenaga kerja shift dibagi 3 shift yakni shift pagi,
siang dan malam, shift pagi = 4 orang, shift siang = 2 orang, shift malam =
1 orang dan 1 orang lainnya jadwal OFF. Selain itu ada kepala kantin yang
Penyusunan menu dilakukan oleh kepala seksi rumah tangga untuk satu
dokter spesialis dan dokter yang praktek berupa snack diberikan setiap hari
tersendiri untuk tiap 1 orang. Waktu makan saat jam istirahat selama 1
jam.
makan dilakukan setiap saat sehingga kondisi meja makan selalu dalam
50
tenaga kerja selesai makan. Penerangan yang ada dalam ruang kantin juga
cukup memadai dengan adanya jendela kaca dan lampu yang cukup
memadai.
panas. Hal ini berarti Rumah Sakit Kasih Ibu telah Upaya penyehatan
I. Ergonomi
1. Jam Kerja
kerja yakni tenaga kerja shift dan day shift. Untuk Tenaga kerja shift
dibagi dalam 3 shift yakni shift pagi, shift siang, shift malam. Pembagian
Dan untuk day shift hari kerja dari hari Senin & Selasa dimulai pukul
07.30 sampai pukul 14.30 WIB dan untuk hari Rabu sampai dengan
2. Sikap Kerja
bervariasi, meliputi :
farmasi, menjahit.
J. Tanggap darurat
dan kejadian lainnya yang terjadi secara mendadak. Rumah Sakit Kasih Ibu
darurat, APAR dan alarm system. Namun Rumah Sakit Kasih Ibu belum
keadaan darurat
53
BAB IV
PEMBAHASAN
a. Kebisingan
pengunjung dan karyawan serta lalu lintas. Selain itu kebisingan juga
dapat berasal dari suara genset yang dioperasikan saat listrik dari PLN
tinggi adalah ruang genset, ruang tunggu dan instalasi gizi. Kebisingan
diruang tunggu berasal dari riuk pikuk suara para pengunjung, pasien,
dan para staff, sedangkan kebisingan dari instalasi gizi berasal dari
suara para karyawan yang sedang beraktivitas serta suara kompor gas
50
54
b. Penerangan
penerangan alami yang bersumber dari sinar matahari dan pada malam
tetapi jika penerangan alami yang digunakan pada siang hari kurang
c. Debu
umum kasih ibu adalah kadar debu di udara. Di Rumah Sakit Kasih Ibu
Pengepelan dilakukan tiga kali setiap hari yaitu pagi, siang, malam.
Dalam hal ini Rumah Sakit Kasih Ibu telah memenuhi UU No.1 Tahun
d. Limbah
medis. Limbah medis ini berupa kasa, pembalut, slang O2, slang
ruang operasi dan ruang VK/bersalin seperti cairan tubuh dan darah
tubuh hasil operasi seperti tangan, kaki maupun organ tubuh lainnya
Selain limbah padat, juga dihasilkan limbah cair. Limbah cair yang
dihasilkan dari unit-unit kerja Rumah Sakit Kasih Ibu secara mandiri
e. Suhu
tunggu, ruang kerja dan ruang inap pasien telah dipasang kipas angin
dan AC. Hal ini dimaksudkan agar tenaga supaya tenaga kerja atau
f. Infeksi Nosokomial
Akibat Kerja
a. Kebakaran
b. Terpeleset
tumpahan air cucian dan akibat tumpahan minyak. Rumah Sakit Kasih
c. Bahan Kimia
pada rak-rak khusus dan diberi label sesuai dengan jenis dan
(LDKB). Isi dari Material safety data sheet (MSDS) adalah tentang
(LDKB) atau pengadaan Material safety data sheet (MSDS) dan label
d. Mesin
yaitu mesin cuci, mesin pengering, mesin penyetrika, dan mesin jahit.
yaitu adanya bagian-bagian mesin yang bergerak, roda gigi dan roda
yang lain. Dalam pengamanan mesin, Rumah Sakit Kasih Ibu belum
dilakukan sebab sejauh ini belum pernah terjadi keluhan dari tenaga
pemasangan sekering otomatis. Dalam hal ini Rumah Sakit Kasih Ibu
60
yang diatur oleh undang-undang yang berlaku dalam tempat kerja yang
pada pegawai pengawas dan ahli keselamatan (pasal 5 ayat 5). Hal
e. Kontaminasi
kerja tata cara penyajian makanan kepada pasien serta untuk karyawan,
Dalam hal ini Rumah Sakit Kasih Ibu telah memenuhi Kepmenkes
f. Radiasi
ini lebih tebal dibanding dinding pada umumnya (satu batu bata
melintang) dan dilapisi timah (pb) sebesar 1,3 mm dan pada pencucian
film rontgen dinding berwarna hitam dan sinar lampu berwarna merah
yang sering disebut dengan ruang gelap. Tenaga kerja yang berada di
Kasih Ibu adalah apron timah, baju kerja dan sarung tangan karet dan
telah ada pemeriksaan kesehatan tenaga kerja. Tetapi sejauh ini belum
Dalam hal ini Rumah Sakit Kasih Ibu telah memenuhi Peraturan
radiasi.
kerja.
4) Apabila pekerja radiasi melebihi nilai batas yang diijinkan maka agar
terjadi kecelakaan.
Sakit Kasih Ibu, maka perlu dibentuk P2K3RS atau Panitia Pembina
Dengan Pembentukan P2K3RS ini maka Rumah Sakit Kasih Ibu telah
Tentang Tata Cara Pembentukan P2K3 dan Pengangkatan Ahli K3, juga Surat
Kebijakan K3 rumah sakit ini dibuat sebagai salah satu faktor pendorong
kewaspadaan bencana di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta ini berarti telah
1. Pengendalian Kebakaran
Rumah Sakit Kasih Ibu sadar akan besarnya potensi dan faktor
yang terdiri dari beberapa macam yaitu Dry Chemical, CO2 dan Foam.
dijangkau, cara kerjanya yaitu tombol ditekan dan diputar agak lama
Subur untuk memastikan alat-alat tersebut dalam kondisi yang baik dan
hal pengendalian bahaya kebakaran ini telah cukup sesuai dengan Undang-
65
Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja BAB III pasal 3 (1)
Rumah Sakit Kasih Ibu, terdapat berbagai macam alat dan peralatan
kerja, oleh karena itu Rumah Sakit Kasih Ibu memasang suatu alat
untuk sistem Grounding pada instalasi penangkal petir. Hal ini belum
kecelakaan.
Rumah Sakit Kasih Ibu telah menyediakan alat pelindung diri dan
mewajibkan tenaga kerjanya harus memakai alat pelindung diri yang telah
disediakan oleh bagian K3 belum sesuai dengan potensi dan faktor bahaya
yang ada di masing-masing unit kerja dan jumlah alat pelindung diri yang
kerjanya dan ada Alat Pelindung Diri yang tidak sesuai dengan jenis,
ukuran, bahan dan tingkat bahaya yang dihadapi dari Alat Pelindung Diri
Misal : tenaga kerja bagian laundry mendapat Alat Pelindung Diri berupa
sepatu boot tetapi ukuran dari sepatu tersebut tidak sesuai dengan ukuran
kaki tenaga kerja di bagian laundry yang dominan adalah pekerja wanita.
Contoh lain dari penyediaan Alat Pelindung Diri yang tidak sesuai dengan
yang diwajibkan bagi tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya dan
menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut,
yang timbul dari pekerjaan atau lingkungan kerja serta untuk menjamin
wawancara dengan sebagian tenaga kerja yang telah lama bekerja bahwa ada
dan 15 UU No. 14 Tahun 1969 dan Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta sudah
F. Gizi Kerja
Rumah Sakit Kasih Ibu menyediakan sebuah kantin yang cukup luas,
ruang dapur, ruang penyajian makanan, dan gudang. Keadaan kantin cukup
bersih dan terawat, ventilasi dan sirkulasi udara cukup karena selain jendela
dilengkapi dengan 1 kipas angin, 1 tempat cuci tangan dan lap atau serbet
meninggalkan jumlah kalori yang harus diperlukan setiap tenaga kerja. Dalam
hal ini Rumah Sakit Kasih Ibu telah sesuai dengan Surat Edaran Menteri
kantin dan ruang makan. Tenaga kerja yang bertanggung jawab atas
kerja shift. Mereka terdiri dari tenaga kerja wanita. Tenaga kerja shift dibagi 3
shift yakni shift pagi, siang dan malam, shift pagi = 4 orang, shift siang = 2
orang, shift malam = 1 orang dan 1 orang lainnya jadwal OFF. Selain itu ada
kepala kantin yang bertugas menyusun menu dan koordinator kantin yang
69
seksi rumah tangga untuk satu bulan penyajian dengan persetujuan dari
empat sehat lima sempurna. Makanan tambahan yang diberikan untuk direksi,
manajer, dokter spesialis dan dokter yang praktek berupa snack diberikan
setiap hari setiap hari. untuk penyajian makanan, tenaga kerja mengambil nasi
tersendiri untuk tiap 1 orang. Waktu makan saat jam istirahat selama 1 jam.
Kondisi kantin (lantai, dinding, meja makan dan langit-langit) dalam keadaan
dilakukan setiap saat sehingga kondisi meja makan selalu dalam keadaan
bersih. Sedangkan untuk lantai dibersihkan sebelum dan sesudah tenaga kerja
selesai makan. Penerangan yang ada dalam ruang kantin juga cukup memadai
dengan pencucian peralatan makan dengan air mengalir dan terkadang untuk
Hal ini berarti Rumah Sakit Kasih Ibu telah Upaya penyehatan makanan dan
pengolahan makanan, penjamah, penyajian dan tata cara pelaksanaan. Hal ini,
G. Ergonomi
kerja, namun selain itu juga sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas
dan efisiensi kerja. Penerapan ergonomi yang baik dapat mengurangi beban
kerja yang dihadapi oleh tenaga kerja, misal: adanya keserasian antara mesin
Kerja pasal 3 (m) menyatakan bahwa salah satu syarat keselamatan adalah
kerjanya. Berdasarkan hal tersebut maka Rumah Sakit Kasih Ibu juga
unit kerja tertentu untuk mengurangi beban kerja dalam mengangkat angkut,
makanan, material dan memberi kemudahan pada tenaga kerja dalam bekerja
pekerjaan lebih dari 8 jam sehari dan 40 jam seminggu dengan 5 hari kerja.
Untuk jam kerja shift, rumah sakit juga mengadakan pengaturan tersendiri
jadwal penentuan untuk jangka waktu satu minggu. Dalam jangka waktu
71
seminggu ini diberlakukan waktu kerja 7 jam sehari dan 40 jam seminggu
untuk 6 hari kerja dalam satu minggu, hal ini telah sesuai dengan Undang
Undang No. 13 tahun 2003 pasal 77 ayat (1). Dengan adanya shift kerja yang
teratur dan terprogram dengan baik diharapkan tenaga kerja dapat terhindar
H. Tanggap Darurat
dan kejadian lainnya yang terjadi secara mendadak. Rumah Sakit Kasih Ibu
darurat, APAR dan alarm system. Namun Rumah Sakit Kasih Ibu belum
keadaan darurat. Pelaksanaan tanggap darurat ini belum cukup sesuai dengan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan di muka maka dapat
1) Kebisingan
tinggi adalah ruang genset, ruang tunggu dan instalasi gizi. Dari
kebisingan tetapi arsip data tidak tersimpan dengan baik. Hal ini
2) Penerangan
69
73
3) Debu
setiap hari yaitu pagi, siang, malam. Dalam hal ini Rumah Sakit
4) Limbah
Sakit.
74
5) Suhu
ruang tunggu, ruang kerja dan ruang inap pasien telah dipasang
Rumah Sakit.
6) Infeksi Nosokomial
kerja
1) Kebakaran
memadamkan kebakaran.
2) Terpeleset
di ruang dapur. Ini disebabkan oleh tumpahan air cucian dan akibat
3) Bahan Kimia
MSDS.
76
4) Mesin
dilaksanakan dengan baik, Dalam hal ini Rumah Sakit Kasih Ibu
5) Kontaminasi
6) Radiasi
3 bulan sekali. Dalam hal ini Rumah Sakit Kasih Ibu telah
Ibu telah dibuat dengan adanya prosedur tetap tentang adanya K3. Dan
Rumah Sakit Kasih Ibu telah memenuhi Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Kerja BAB III pasal 3 (1) tentang Syarat-Syarat Keselamatan Kerja (poin
Kerja BAB X pasal 14 (c) dengan telah menyediakan alat pelindung diri
menggunakan alat pelindung diri pada tempat kerja yang memiliki resiko
Akan Tetapi Rumah Sakit Kasih Ibu belum cukup sesuai dalam
kerja BAB III pasal 3 (1) tentang syarat-syarat keselamatan kerja (poin a)
petir.
karena karena dari hasil observasi dan wawancara dengan sebagian tenaga
kerja yang telah lama berkerja bahwa ada sebagian tenaga kerja belum
6. Gizi kerja
Kantin dan Ruang Makan. Dan untuk menunjang adanya gizi yang
7. Ergonomi
Rumah Sakit Kasih Ibu membagi jam kerja menjadi shift dan day
shift. Untuk setiap shift di berikan waktu istrihat selama 1 jam dan
pembagian shift diganti setiap 1 minggu sekali agar tenaga kerja tidak
merasa jenuh dan supaya tidak mengalami kelelahan kerja, ini telah sesuai
8. Tanggap darurat
B. Saran
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit Kasih Ibu, penulis
tenaga kerja.
lingkungan kerja rumah sakit agar intensitas sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Pemerintah Negara RI, 2003. Undang Undang RI No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan. Bandung: Citra Umbara.
Sumamur P.K., 1996. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: CV.
Haji Masagung.
Wignjo Soebroto, S. 1991. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Jakarta
: Guna Widya.