Sukma 1
Sukma 1
TINJAUAN PUSTAKA
cacing ini sangat penting dan yang menyebabkan masalah kesehatan pada
ditemukan di daerah iklim hangat dan lembab yang memiliki sanitasi dan
lingkungan buruk. STH hidup di usus dan telurnya akan keluar melalui tinja hospes.
Jika hospes berdefekasi di luar (taman, lapangan, sungai) atau jika tinja
mengandung telur yang dibuahi, maka telur tersebut akan tersimpan dalam tanah
Cacing gelang merupakan cacing yang hidup dan tersebar di daerah tropis
dan sub tropis dengan kelembaban udara yang tinggi. Cacing gelang dewasa
35 cm dengan diameter 3-6 mm, dan cacing jantan 15-31 cm dengan diameter 2-4
mm. Umur yang normal dari cacing dewasa adalah 12 bulan, paling lama bisa
lebih dari 24 bulan. Cacing betina dapat memproduksi lebih dari 200.000 telur
sehari terdiri dari telur yang dibuahi dan telur yang tidak dibuahi. Dalam kondisi
(Pacifico, 2001).
Telur cacing yang telah dibuahi yang keluar bersama tinja penderita, di
dalam tanah yang lembab dan suhu yang optimal akan berkembang menjadi telur
yang infektif (mengandung larva cacing) dalam waktu 2-3 minggu. Infeksi terjadi
dengan masuknya telur cacing yang infektif ke dalam mulut, di dalam usus halus
bagian atas dinding telur akan pecah sehingga larva dapat keluar untuk selanjutnya
menembus dinding usus halus dan masuk ke vena porta hati. Bersama aliran darah
vena, larva akan beredar menuju jantung, paru-paru, lalu menembus dinding kapiler
masuk ke dalam alveoli. Masa migrasi ini berlangsung sekitar 15 hari. Dari alveoli
larva cacing menuju bronki, trakea, dan laring, untuk selanjutnya masuk ke faring,
esofagus, turun ke lambung akhirnya sampai ke usus halus. Sesudah berganti kulit,
larva akan tumbuh menjadi cacing dewasa. Dua bulan sejak infeksi (tertelan telur
yang infektif), seekor cacing betina mulai mampu bertelur (Soedarto, 2008).
tiga perlima panjang tubuh berbentuk langsing seperti tali cambuk, sedangkan dua
perlima bagian tubuh posterior lebih tebal mirip pegangan cambuk. Cacing jantan
cm dengan bagian caudal membulat tumpul seperti koma. Telur berwarna coklat
mirip biji melon, berukuran sekitar 50x25 mikron, mempunyai dua kutub jernih
Infeksi terjadi jika manusia tertelan telur yang infektif sesudah telur
mengalami pematangan di tanah dalam waktu 2-3 minggu. Di dalam usus halus
dinding telur pecah dan larva cacing keluar menuju sekum lalu berkembang
menjadi cacing dewasa. Cacing dewasa melekat pada mukosa usus halus terutama
usus. Satu bulan sejak masuknya telur infektif ke dalam mulut, cacing dewasa yang
terjadi sudah mulai mampu bertelur. Cacing dewasa dapat hidup beberapa tahun di
panjangnya 9-13 mm dan cacing jantan panjangnya 5-11 mm, mempunyai bursa
spesies dengan lainnya. Telur berbentuk lonjong tidak berwarna, berukuran 65x40
mikron. Dinding telur tipis, tembus sinar, dan berisi embrio (Soedarto, 2008).
Dalam siklus hidupnya cacing tambang mempunyai dua stadium larva, yaitu
larva rhabditiform panjang sekitar 250 mikron, dan larva langsing dengan panjang
tubuhnybersama tinja penderita, dalam waktu 2 hari akan tumbuh di tanah menjadi
larva rhabditiform minggu akan berkembang menjadi larva tahan di tanah selama 7
hari pada manusia, memasuki pembuluh darah dan limfe, beredar di dalam aliran
darah, masuk ke dalam jantung kanan, lalu masuk ke dalam kapiler paru. Larva
menembus dinding kapiler masuk ke bronki, trakea, laring, dan faring, akhirnya
tertelan masuk ke filariform A.duodenale esofagus larva berganti kulit untuk yang
ketiga kalinya. Migrasi ini berlangsung sekitar 10 hari. Dari kulit untuk yang
keempat kalinya, lalu tumbuh menjadi cacing dewasa. Dalam siklus hidupnya
cacing tambang mempunyai dua stadium larva, rhabditiform (tidak infektif), bentuk
tubuhnya agak gemuk dengan panjang sekitar 250 mikron, dan larva filariform
(infektif) yang berbentuk langsing dengan panjang tubuhnya sekitar 600 mikron.
Telur yang keluar bersama tinja penderita, dalam waktu 2 hari akan tumbuh di tanah
menjadi rhabditiform. Sesudah berganti kulit sebanyak 2 kali, dalam waktu satu
minggu akan berkembang menjadi larva filariform. Larva filariform tahan di tanah
selama 7-8 minggu. Jika larva filariform menembus kulit manusia, memasuki
pembuluh darah dan limfe, beredar di dalam aliran darah, masuk ke dalam jantung
kanan, lalu masuk ke dalam kapiler paru. Larva menembus dinding kapiler masuk
ke dalam alveoli, kemudian migrasi ke bronki, trakea, laring, dan faring, akhirnya
infeksi. larva berganti kulit untuk yang ketiga kalinya. Migrasi ini berlangsung
sekitar 10 hari. Dari esofagus larva masuk ke usus halus, berganti kulit untuk yang
keempat kalinya, lalu tumbuh menjadi cacing dewasa. Dalam waktu satu bulan