Pasien anak perempuan usia 9 tahun datang diantar oleh ibunya ke RSGM
UNEJ mengeluh gigi 65 dan 55 sakit jika digunakan untuk makan, sehingga
pasien merasa tidak nyaman bila mengunyah makanan. Gigi anterior rahang atas
dan bawah tidak ada maloklusi. Pemeriksaan ektra oral tidak ada kelainan. Hasil
pemeriksaan intra oral tampak gigi 65 dan 55 tersebut karies profunda perforasi.
Pada gambaran radiografi gigi 65 dan 55 tampak radiolusen pada apeks gigi dan
terlihat adanya perforasi bifurkasi, sehingga gigi tersebut tidak dapat dilakukan
perawatan. Sedangkan gigi 25 dan 15 agenisi. Dokter akan melaksanakan
perawatan untuk mengembalikan fungsi kunyah.
1
STEP 1
ANALYZING UNFAMILLIAR WORDS
2. Agenisi
Merupakan keadaan tidak adanya benih gigi yang dapat terjadi
pada satu atau lebih gigi yang disebabkan oleh faktor genetic maupun
lingkungan.
3. Maloklusi
Keadaan dimana hubungan atau relasi dari rahang atas dan rahang
bawah tidak harmonis.
2
STEP 2
ANALYZING PROBLEMS
3
STEP 3
BRAINSTORMING
3. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dari penggunaan gigi tiruan pada
anak?
4
Adapun indikasi dari dari penggunaan gigi tiruan pada anak adalah:
- Kehilangan gigi sulung secara premature
- Pasien yang kooperatif
- Agenisi
Sedangkan kontraindikasi dari penggunaan gigi tiruan pada anak
adalah:
- Pasien yang tidak kooperatif
- Keadaan ekonomi yang tidak mencukupi
- Pasien yang kehilangan semua gigi
- Gigi pengganti yang akan erupsi
- Adanya keterbelakangan mental
5
- Melakukan tindakan persiapan seperti ekstraksi. Pada tindakan
ekstraksi maka untuk melakukan tahap berikutnya harus
menuggu proses penyembuhan dari luka ekstraksi.
- Membuat cetakan anatomis
- Mengecor dengan gips keras
- Desain gigi tiruan
- Coba pada model
- Memperbaiki desain dan menghaluskan
- Flasking
- Curing
- Finishing dan polishing
- Insersi
- KIE
6
STEP 4
MAPPING
Anak 9 th
IO Penunjang
- KPP 55, 65 - Agenisi 15, 25
Rencana
Perawatan
Indikasi &
Kontraindikasi
Gigi Tiruan Sebagaian
Lepasan Faktor yang
mempengaruhi
7
STEP 5
LEARNING OBJECTIVES
8
STEP 7
LO 1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai rencana
perawatan dan fungsinya sesuai pada skenario
Rencana Perawatan
Hal yang pertama dilakukan adalah membuat daftar prioritas
kebutuhan dan kegawatannya. Masalah pasien pada umumnya dapat
dikelompokkan sesuai keterkaitannya dengan keluhan utama, komplikasi-
komplikasi medik yang potensial dan berbagai kondisi atau penyakit oral
yang ada. Langkah berikutnya ialah membuat daftar berbagai kemungkinan
solusi dan implikasinya dalam rencana perawatan untuk setiap masalah.
Kemudian memilih kemungkinan solusi terbaik untuk setiap masalah
tersebut dengan tetap mempertimbangkan kepentingan pasien, pertimbangan
teknis, dan kebutuhan perawatan dental yang lain.
9
Namun, pasien berumur 9 tahun dan gigi 14 belum erupsi secara
sempurna maka diindikasikan untuk menggunakan gigi tiruan sebagian
lepasan. Dimana pembuatan gigi tiruan cekat hanya dapat digunakan bila
hilangnya gigi tiap daerah tak bergigi tidak seluruhnya dan pada ke dua sisi
daerah yang tidak begigi masih dibatasi gigi asli sehingga memenuhi syarat
sebagai gigi pendukung. Apabila alat cekat tidak dapat dipakai karena
kurangnya retensi (tidak memenuhi syarat sebagai gigi pendukung), maka
gigi tiruan sebagian lepasan menjadi pilihan dokter gigi.
10
Bila sebuah gigi dicabut atau hilang, gigi tetangganya dapat bergerak
memasuki ruang kosong tadi. Migrasi seperti ini pada tahap selanjutnya
menyebabkan renggangnya gigi-gigi lain. Dengan demikian terbukalah
kesempatan makanan terjebak disitu, sehingga mudah terjadi akumulasi olak
interdental. Hal ini menjurus kepada peradangan jaringan periodontal serta
dekalsifikasi permukaan proksimal gigi.
Membiarkan ruang bekas gigi begitu saja akan mengakibatkan pula terjadinya
overerupsi gigi antagonis dengan akibat serupa. Bila overerupsi ini sudah
demikian hebat sehingga menyentuh tulang alveolar pada rahang lawannya, maka
akan terjadi kesulitan untuk pembuatan protesa di kemudian hari.
11
LO 2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai indikasi
dan kontraindikasi penggunaan gigi tiruan pada anak
Indikasi penggunaan gigi tiruan pada anak
12
Kesehatan umum pasien tidak baik, seperti pada anak yang memiliki
penyakit jantung dan asma
13
kebersihan mulut anak tidak terjaga maka akan dapat mengakibatkan
keadaan patologis seperti meningkatnya karies dan gingivitis. Bila tidak
ada kooperasi anak, orang tua dan dokter gigi, maka hasil yang diinginkan
tidak akan terjadi bahkan akan mengakibatkan ganguan mastikasi, bicara
dan estetik.
Berikut merupakan prosedur pelaksanaan pembuatan gigi tiruan
sebagian lepasan:
a.Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi.
Daerah tak bergigi pada suatu lengkung gigi dapat bervariasi, anatara lain
dalam hal panjang, macam, jumlah dan letaknya. Semua ini akan
mempengaruhi rencana pembuatan disain gigi tiruan, baik dalam bentuk
sadel, konektor maupun pendukungnya.
b.Menentukan macam dukungan dari setiap sadel.
Bentuk daerah tidak bergigi ada dua macam yaitu daerah tertutup
(paradental) dan daerah berujung bebas (free end). Bentuk sadel
dibagi menjadi dua yaitu sadel tertutup dan berujung bebas. Terdapat tiga
pilihan untuk dukungan sadel tertutup, yaitu dukungan gigi, mukosa, atau
kombinasi.Sebaliknya untuk sadel berujung bebas dukungan pada
umumnya berasal dari mukosa. Dukungan terbaik untuk gigi tiruan
sebagian lepasan diperoleh dengan memperhatikan faktor-faktor sebagai
berikut antara lain keadaan jaringan pendukung, panjang dan jumlah sadel
serta keadaan rahang.
c.Menentukan jenis penahan.
Penahan yang akan dipilih dapat ditentukan dengan memperhatikan faktor-
faktor berikut:
1.Dukungan sadel
Dukungan sadel berkaitan dengan indikasi macam cangkolan yang akan
dipakai dan gigi penyangga yang diperlukan.
2.Stabilitas gigi tiruan
14
Berhubungan dengan jumlah dan macam gigi pendukung yang ada dan
yang akan dipakai.
3.Estetika
Berhubungan dengan bentuk dan tipe cangkolan dan lokasi gigi
penyangga.
d.Menentukan jenis konektor.
Konektor yang dipakai biasanya berbentuk pelat, yaitu pada gigi tiruan
dari resin.
15
Pencetakan Rahang
Terlebih dahulu pada anak diterangkan apa yang akan dilakukan dan yang
dilakukan sekarang, diharapkan anak dapat menjadi "helper" pada
prosedur pencetakan rahang. Ditambahkan wax pada pinggiran sendok
cetak. Digunakan Fast setting alginate untuk anak dengan usia < 6 tahun,
sedangkan untuk anak dengan usia > 6 tahun dapat digunakan sendok
cetak pabrik. Anak diminta untuk bernafas melalui mulut, dan dilakukan
pencetakan. Setelah alginat mengeras, maka alginate dikeluarkan dari
mulut dan dilakukan pengecoran dengan gips batu untuk selanjutnya
dibuat model kerja.
Desain Cangkolan
Cangkolan yang digunakan adalah yang berdiameter 0,028 s/d 0,030.
Beberapa tipe clasp seperti tipe C, Adam dan Circumferential terlihat pada
gambar 1. Umumnya untuk menambah retensi digunakan labial
bow.Disarankan cangkolan tidak dipasang pada gigi kaninus.
16
Gambar 2a. Hilangnya Gigi Anterior2, 2b. Gigi Tiruan pada regio
Anterior.
Oklusi sentrik dan pemilihan gigi ortifisial
Gigitan sentrik dilakukan dengan menggunakan wax. Anak diminta untuk
menggigit sentrik pada wax yang dilunakan untuk selanjutnya dilakukan
articulator mounting dan penyusunan gigi artifisial. Pemilihan gigi
artifisial disesuaikan dengan warna dan ukuran yang sesuai dengan gigi
anak.
Insersi dan Instruksi Pada Anak Dan Orang Tua
Setelah prosedur laboratorim selesai maka dilakukan insersi/pemasangan
RPD pada mulut anak. Pemasangan ini memerlukan kerja sauna antar anak
dan dokter gigi. Dengan menggunakan cermin kepada anak dan orang tua
diperlihatkan cara mernasang dan membuka RPD. Kemudian diberikan
instruksi (sebaiknya tertulis) pada orang tua dan anak. Instruksi :yang
harus diberikan pada anak.
Desain Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Pada Anak
Disain gigi tiruan sebagian lepasan pada anak sama dengan prinsip dasar
pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan pada orang dewasa. Perbedaan yang
harus diperhatikan dalam pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan pada
anak adalah waktu pemakaian yang disesuaikan dengan usia pertumbuhan
dan perkembangan gigi .
17
Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan memerlukan beberapa tahap :
Daerah tak bergigi pada suatu lengkung gigi dapat bervariasi, anatara lain dalam
hal panjang, macam, jumlah dan letaknya. Semua ini akan mempengaruhi rencana
pembuatan disain gigi tiruan, baik dalam bentuk sadel, konektor maupun
pendukungnya.
Klasifikasi gigi tiruan pada periode gigi campuran adalah sebagai berikut :
Kelas VII : Kehilangan satu atau lebih gigi susu/ gigi tetap anterior
Pada kasus kehilangan gigi kelas VII, akan membutuhkan pemakaian gigi tiruan
lepasan . Menurut penelitian bahwa kehilangan gigi anterior pada periode gigi
campuran akan mengakibatkan gangguan dalam proses erupsi gigi tetap.
Tanggalnya gigi tersebut akan mengakibatkan migrasi gigi tetangga ke arah yang
hilang.
18
Bentuk daerah tidak bergigi ada dua macam yaitu daerah tertutup (paradental)
dan daerah berujung bebas (free end). Bentuk sadel dibagi menjadi dua yaitu
sadel tertutup dan berujung bebas.
a.Tooth borne
Dukungan gigi tiruan diperoleh dari gigi tetangga / gigi yang masih dapat
dijadikan sebagai pendukung.
b. Mucose/tissue borne
Dukungan terbaik untuk protesa sebagian lepasan hanya dapat diperoleh bila
factor-faktor berikut ini diperhatikan dan dipertimbangkan. Faktor-faktor tersebut
adalah kejadian jaringan pendukung, panjang sadel, jumlah sadel, dan keadaan
rahang yang akan dipasangi geligi tiruan.
2. Panjang sadel
3. Jumlah sadel
4. Keadaan rahang
19
1) Dukungan sadel
Dukungan sadel berkaitan dengan indikasi macam cangkolan yang akan dipakai
dan gigi penyangga yang diperlukan.
Berhubungan dengan jumlah dan macam gigi pendukung yang ada dan yang akan
dipakai.
3) Estetika
Berhubungan dengan bentuk dan tipe cangkolan dan lokasi gigi penyangga.
a. Direct Retainer
Merupakan bagian dari cangkolan GTS yang berguna untuk menahan terlepasnya
gigi tiruan secara langsung. Direct retainer ini dapat berupa klamer/cengkeram
dan presisi yang berkontak langsung dengan permukaan gigi pegangan. Ciri khas
cangkolan tuang oklusal adalah lengan-lengannya berasal dari permukaan oklusal
gigi dan merupakan cangkolan yang paling sesuai untuk kasus-kasus gigi tiruan
dukungan gigi karena konstruksinya sederhana dan efektif.
Fungsi direct retainer adalah untuk mencegah terlepasnya gigi tiruan ke arah
oklusal. Prinsip desain cangkolan yaitu pemelukan, pengimbangan, retensi,
stabilisasi, dukungan, dan pasifitas. Macam-macam cangkolan menurut Ney,
yaitu:
1. Akers clasp
2. Roach clasp
20
3. Kombinasi Akers-Roach
6. Ring clasp
7. T clasp
8. I clasp
b. Indirect Retainer
Indirect Retainer adalah bagian dari GTS yang berguna untuk menahan
terlepasnya gigi tiruan secara tidak langsung. Retensi tak langsung diperoleh
dengan cara memberikan retensi pada sisi berlawanan dari garis fulkrum tempat
gaya tadi bekerja. Retensi itu dapat berupa lingual bar atau lingual plate bar.
Menentukan macam konektor yang akan digunakan sesuai desain dan kebutuhan
bagi pasien pemakai gigi tiruan. Terdapat 2 (dua) jenis konektor yang dapat
dipilih sesuai kebutuhan dan desain:
a. Konektor Utama
1. Rigid
21
2. Tidak mengganggu gerak jaringan
Konektor utama dapat berupa bar atau plate tergantung lokasi, jumlah gigi yang
hilang, dan rahang mana yang dibuatkan. Pada rahang atas dapat berupa single
palatal bar, U-shaped palatal connector, antero-posterior palatal bar dan palatal
palate. Pada rahang bawah dapat berupa lingual bar dan lingual plate.
b. Konektor minor
1. Pengalaman pasien
2. Stabilisasi
Khusus untuk kasus berujung bebas, hal-hal berikut ini perlu diperhatikan:
22
1. Perlu adanya penahan tak langsung
5. Dalam pembun hal ini harus mudatan deasain perlu dipikirkan kemungkinan
perlunya pelapisan atau penggantian basis di kemudian hari dan hal ini harus
mudah dilakukan.
Sebelum gigi tiruan sebagian lepasan dipasang dalam mulut anak, sebaiknya
persiapan dalam mulut dilakukan terlebih dahulu. Persiapan mulut ini
bertujuan untuk mendapatkan keadaan mulut yang mampu mendukung dan
memberikan retensi pada gigi tiruan sebagian lepasan, serta memelihara sisa gigi
dan jaringan pendukungnya. Persiapan mulut ini dapat meliputi berbagai cabang
kedokteran gigi, antara lain :
1. Persiapan bedah
Gigi yang tidak dapat dipertahankan lagi sebaiknya harus dilakukan pencabutan
sebelum pembuatan gigi tiruan .
Perawatan konservasi dilakukan untuk memperbaiki gigi yang karies atau untuk
melindungi gigi penyangga pada pasien yang rentan karies, serta untuk
memperoleh bentuk mahkota gigi yang dapat mendukung gigi tiruan agar cukup
retensi . Selain itu, perawatan konservasi dapat mengurangi resiko akumulasi plak
pada gigi yang mengalami karies . Perawatan endodontik akan memungkinkan
pemeliharaan gigi yang dapat menjadi penyangga gigi tiruan yang akan dibuat .
23
3. Persiapan periodontik
Pencetakan pada anak menggunakan sendok cetak ukuran kecil. Berbagai macam
ukuran sendok cetak yang cocok pada anak sudah tersedia dan dapat digunakan
dalam berbagai macam keadaan . Sendok cetak kaku yang berlubang telah
tersedia dalam berbagai ukuran yang sesuai untuk anak-anak . Ukuran yang telah
dianjurkan untuk pencetakan adalah jarak anatara gigi dan sendok cetak sekitar 3
mm, dengan perluasan distal yang cukup.
Pasien pada umumnya akan merasa mual pada saat melakukan pencetakan, oleh
karena itu perlu penanganan yang tepat untuk mencegah atau mengontrol refleks
mual. Refleks mual pada anak dapat dicegah dengan menggunakan bahan cetak
24
yang memiliki rasa, meminta anak berkumur dengan air hangat yang berisi cairan
anastetik sehingga memberikan rasa kebal, anak diminta bernafas teratur, atau
juga mengalihkan perhatian anak pada hal-hal lain sampai pencetakan selesai
dilakukan . Kelebihan bahan cetak sebaiknya dihindari agar tidak mengalir ke
orofaring. Anak dapat juga dialihkan perhatiannya dengan memberikan sedikit
bahan cetak yang belum mengeras pada jarinya. Anak diinstruksikan untuk
bernapas melalui hidung serta menundukkan kepalanya ke depan. Penggunaan
suction atau penyedot saliva untuk membuang saliva dapat digunakan untuk
mencegah refleks mual pada anak.
Posisi dokter pada pencetakan rahang atas yaitu berdiri di samping kanan
belakang anak, kemudian sendok cetak dimasukkan. Penekanan dengan jari
tengah atau telunjuk kedua tangan pada daerah posterior sendok cetak dan ibu jari
berada di atas arkus zigomatikus. Penekanan pada sendok cetak yang berada
dalam mulut anak pada rahang atas maupun rahang bawah adalah pada bagian
posterior terlebih dahulu kemudian pada daerah anterior.
Gigi tiruan pada anak terdiri atas landasan gigi tiruan, cangkolan dan elemen gigi
tiruan. Landasan pada umumnya dibuat dari resin akrilik karena mudah
25
dimodifikasi mengikuti pertumbuhan dan perkembangan gigi serta erupsi gigi.
Landasan sebaiknya dibuat transparan dan cukup kuat saat dipakai maka. Gigi
tiruan rahang atas didisain dari landasan akrilik, tetapi gigi tiruan sebagian rahang
bawah dapat dirancang dari konektor logam untuk menambah retensi yang lebih
baik. Landasan gigi tiruan sebagian lepasan dibuat menutupi permukaan
palatal/lingual gigi-gigi yang ada dan daerah interdental dengan tujuan
mendapatkan stabilitas dan retensi .
Cangkolan dibuat dari kawat logam tahan karat dan diperlukan untuk
mendapatkan retensi serta dukungan dari gigi atau jaringan lunak. Jenis cangkolan
yang digunakan pada gigi tiruan sebagian lepasan antara lain cangkolan Adam,
cangkolan bola, dan cangkolan sirkumferensial. Cangkolan suatu gigi tiruan perlu
dirancang dengan akurat, karena jika tidak akan mempengaruhi terhadap
peningkatan aktivitas karies .
1. Garis fulkrum merupakan garis khayal yang membagi dua daerah tidak bergigi
dan berfungsi untuk menentukan tempat dan arah cangkolan, selain itu perluasan
landasan gigi tiruan harus memperhatikan nilai beban kunyah di sebelah kanan
dan kiri garis fulkrum.
2. Arah pemasangan cangkolan pada gigi kaninus dari mesial ke distal, cara
tersebut disesuaikan dengan bererupsinya gigi insisif tetap dan bergesernya gigi
kaninus sulung ke arah distal. Cangkolan tidak menempel pada gigi dan diberi
jarak 0,5 mm, dengan tujuan tidak menghambat pertumbuhan.
3. Pemakaian pada rahang bawah dalam jangka waktu yang panjang sebaiknya
dibuat lingual bar dari logam dengan arah 2 mm lebih ke lingual dari jaringan
lunak.
26
4. Perkembangan alveolar akan berjalan ke arah lateral, maka disain landasan
dibuat sampai 1/3 forniks atau kurang lebih sejajar dengan puncak alveolar
(alveolar crest), dengan tujuan agar tidak menghambat pertumbuhan.
5. Perluasan sayap bukal pada rahang atas dibuat rendah dan warna harus sesuai
dengan jaringan sekitarnya. Landasan akrilik pada rahang atas harus menutupi
seluruh bagian palatum dengan tujuan untuk mendapatkan retensi dan stabilisasi.
7. Kesehatan jaringan yang tersisa dalam pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan
lebih ditujukan untuk memelihara dan mempertahankan jaringan yang tersisa.
Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan pada anak dapat dilihat dari
pertimbangan berdasarkan usia, dapat digolongkan sebagai berikut :
Cangkolan pada gigi kaninus sulung tidak boleh memberikan tekanan, hal ini
ditujukan untuk memberikan kesempatan rahang bergerak ke anterior. Cangkolan
untuk gigi molar sulung harus dibuat dengan tangan cangkolan harus mengelilingi
permukaan terluar gigi. Hal ini ditujukan karena mahkota gigi molar sangat
pendek. Selain itu pada rahang atas perluasan landasan harus menutupi palatum
sampai batas daerah getar atau vibrating line. Perluasan ke arah bukal atau labial
pada umumnya pendek tidak melebihi sampai ke forniks. Pada rahang bawah
dianjurkan menggunakan lingual bar yang ditempatkan 2 mm dari jaringan lunak.
27
Cangkolan yang digunakan adalah cangkolan Adam dan cangkolan C. Cangkolan
C harus dilepas dari landasan pada saat erupsi gigi incisivus tetap dan gigi molar
pertama dan dilakukan perbaikan. Gigi molar pertama yang telah bererupsi
seluruhnya dapat dijadikan gigi sandaran untuk perawatan selanjutnya. Landasan
yang digunakan berupa tissue conditioner pada bagian labial dan bukal dengan
tujuan agar pertumbuhan rahang tidak terhambat.
3. Usia 7 8 tahun
4. Usia 12 tahun
Erupsi gigi telah lengkap, kecuali gigi molar ketiga, selain itu pertumbuhan
rahang berjalan lambat, sehingga untuk penyesuaian gigi tiruan sebagian lepasan
dapat lebih mudah.
28
memberitahukan kepada orang tuanya jika ada keluhan pada pemakaian
gigi tiruan.
Memberikan motivasi terutama pada anak usia 2 5 tahun agar gigi tiruan
tidak dilepas dari dalam mulut tanpa sepengetahuan orang tua.
Pemasangan gigi tiruan pertama kali dilakukan oleh dokter dengan
menggunakan cermin untuk melihat cara memasang dan melepas gigi
tiruan, setelah itu anak dapat mencoba sendiri. Gigi tiruan sebagian
lepasan sebaiknya dilepas pada saat berolah raga dan pada saat malam
hari, gigi tiruan direndam dalam air dan dibersihkan setiap hari dengan
bantuan orang tua.
Instruksi pada pasien
Kontrol
29
Setiap kontrol dilakukan pemeriksaan keutuhan GTSL, kondisi gigi
penyangga dan gingivanya.
Apabila dirasa perlu, dapat dilakukan aplikasi florida topical untuk
mencegah karies dan dekalsifikasi gigi
Pemeriksaan foto rontgen untuk melihat reaksi jaringan pada pemasangan
alat dan melihat perkembangan pertumbuhan gigi permanen.
Scalling dengan hati-hati pada gigi yang memiliki karang gigi.
Pengangkatan debris dan pembersihan poket
30
Pembuatan gigi tiruan pada anak prinsipnya sama dengan pembuatan gigi
tiruan pada orang dewasa. Yang harus di perhatikan adalah bagaimana pemilihan
alat dan bahan yang di gunakan pada pasien anak sehingga tidak menyebabkan
penyakit dan menghambat tumbuh kembang pasien anak. Selain itu, penerapan
gigi tiruan pada anak juga mengkombinasikan perawatan prostodontik dan
orthodontik, sehingga pada konstruksi klamer pada gigi tiruannya ada yang
bersifat retentive dan penggerak dari gigi. Prinsip tesebut harus diperhatikan
dengan baik agar lengkung rahang tetap terjaga dan tidak terjadi malposisi dari
gigi setelah perawatan dilakukan.
Usia
Pengaruh lanjutnya usia pada perawatan prostodontik harus selalu
menjadi bahan pertimbangan. Proses menua mempengaruhi toleransi
jaringan, kesehatan mulut, koordinasi otot, mengalirnya saliva, ukuran
pulpa gigi serta panjang mahkota klinis. Usia juga menentukan bentuk,
warna serta ukuran gigi seseorang.
Pada orang lanjut usia, lebih sering pula dijumpai berbagai
penyakit seperti hipertensi, jantung dan diabetes mellitus. Bila pada orang
usia muda lebih sering dijumpai karies dentis, maka pada kelompok usia
lanjut penyakit periodontalah yang sering dijumpai. Kemampuan adaptasi
penderita usia muda terhadap gigi tiruan biasanya lebih tinggi dibanding
penderita usia lanjut. Pada usia di atas empat puluh tahun, adaptasi
biasanya mulai berkurang.
Hal-hal yang harus dipertimbangkan sebelum menggunakan RPD
(Removable partial denture) pada anak. Menurut Nanda (1976) (dalam
Mathewson) menyarankan bahwa sebelum menggunakan RPD pada anak
terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan/ditanyakan pada anak
dan orang tua. Hal-hal tersebut yaitu; (1) Apakah anak mau beradaptasi
dengan perubahan dalam mulut sehubungan dengan penggunaan RPD;
31
(2)Apakah memang dengan perggunaan RPD dapat mencegah migrasi gigi
tetangga ke daerah yang kosong; (3) Tipe gigi tiruan apa yang cocok
dengan anak; (4) Apakah ada gangguan bicara pada anak sehubungan
dengan kehilangan gigi anterior; (5) Apakah erupsi gigi pengganti
memang masih lama; dan (6) Apakah ada riwayat trauma.
32
DAFTAR PUSTAKA
33
Suryatenggara, Freddy, et al. 2012. Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan,
Jilid 1. Jakarta : Hipokrates
34