Disain gigi tiruan sebagian lepasan pada anak sama dengan prinsip dasar pembuatan gigi
tiruan sebagian lepasan pada orang dewasa. Perbedaan yang harus diperhatikan dalam
pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan pada anak adalah waktu pemakaian yang
disesuaikan dengan usia pertumbuhan dan perkembangan gigi .
Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan memerlukan beberapa tahap :
1. Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi.
Daerah tak bergigi pada suatu lengkung gigi dapat bervariasi, anatara lain dalam hal panjang,
macam, jumlah dan letaknya. Semua ini akan mempengaruhi rencana pembuatan disain gigi
tiruan, baik dalam bentuk sadel, konektor maupun pendukungnya.
Klasifikasi gigi tiruan pada periode gigi campuran adalah sebagai berikut :
Kelas I : Kehilangan gigi posterior rahang atas satu sisi
Kelas II : Kehilangan gigi posterior rahang bawah satu sisi
Kelas III : Kehilangan gigi posterior rahang atas dua sisi
Kelas IV : Kehilangan gigi posterior rahang bawah dua sisi
Kelas V : Kehilangan gigi anterior-posterior rahang atas
Kelas VI : Kehilangan gigi anterior-posterior rahang bawah
Kelas VII : Kehilangan satu atau lebih gigi susu/ gigi tetap anterior
Kelas VIII : Kehilangan semua gigi susu
Pada kasus kehilangan gigi kelas VII, akan membutuhkan pemakaian gigi tiruan lepasan .
Menurut penelitian bahwa kehilangan gigi anterior pada periode gigi campuran akan
mengakibatkan gangguan dalam proses erupsi gigi tetap. Tanggalnya gigi tersebut akan
mengakibatkan migrasi gigi tetangga ke arah yang hilang.
2. Menentukan macam dukungan dari setiap sadel.
Bentuk daerah tidak bergigi ada dua macam yaitu daerah tertutup (paradental)
dan daerah berujung bebas (free end). Bentuk sadel dibagi menjadi dua yaitu sadel
tertutup dan berujung bebas.
Menentukan macam-macam dukungan dari setiap sadel. Terdapat 3 (tiga) macam jenis
dukungan gigi tiruan, yaitu:
a. Tooth borne
Dukungan gigi tiruan diperoleh dari gigi tetangga / gigi yang masih dapat dijadikan sebagai
pendukung.
b. Mucose/tissue borne
Dukungan gigi tiruan diperoleh dari mukosa.
c. Mucosa and tooth
Dukungan gigi tiruan diperoleh dari gigi dan mukosa.
Dukungan terbaik untuk protesa sebagian lepasan hanya dapat diperoleh bila factor-faktor
berikut ini diperhatikan dan dipertimbangkan. Faktor-faktor tersebut adalah kejadian jaringan
pendukung, panjang sadel, jumlah sadel, dan keadaan rahang yang akan dipasangi geligi
tiruan.
1. Keadaan jaringan pendukung
2. Panjang sadel
3. Jumlah sadel
4. Keadaan rahang
Khusus untuk kasus berujung bebas, hal-hal berikut ini perlu diperhatikan:
1. Perlu adanya penahan tak langsung
2. Desain cengkram harus dibuat sedemikian sehingga tekanan kunyah yang bekerja pada
gigi penahan jadi seminimal mungkin
3. Perlu dilakukan pencetakan ganda agar keseimbngan penerimaan beban kunyah antara
gigi dan mukosa dapat dicapai
4. Sandaran oklusal hendaknya diletakkan menjauhi daerah tak bergigi
5. Dalam pembun hal ini harus mudatan deasain perlu dipikirkan kemungkinan perlunya
pelapisan atau penggantian basis di kemudian hari dan hal ini harus mudah dilakukan.
Sebelum gigi tiruan sebagian lepasan dipasang dalam mulut anak, sebaiknya persiapan
dalam mulut dilakukan terlebih dahulu. Persiapan mulut ini bertujuan untuk mendapatkan
keadaan mulut yang mampu mendukung dan memberikan retensi pada gigi tiruan sebagian
lepasan, serta memelihara sisa gigi dan jaringan pendukungnya. Persiapan mulut ini dapat
meliputi berbagai cabang kedokteran gigi, antara lain :
1. Persiapan bedah
Gigi yang tidak dapat dipertahankan lagi sebaiknya harus dilakukan pencabutan sebelum
pembuatan gigi tiruan .
2. Persiapan konservasi dan endodontik
Perawatan konservasi dilakukan untuk memperbaiki gigi yang karies atau untuk melindungi
gigi penyangga pada pasien yang rentan karies, serta untuk memperoleh bentuk mahkota gigi
yang dapat mendukung gigi tiruan agar cukup retensi . Selain itu, perawatan konservasi dapat
mengurangi resiko akumulasi plak pada gigi yang mengalami karies . Perawatan endodontik
akan memungkinkan pemeliharaan gigi yang dapat menjadi penyangga gigi tiruan yang akan
dibuat .
3. Persiapan periodontik
Pasien anak sering membutuhkan prosedur periodontik terutama untuk penderita gingivitis
karena adanya karang gigi dan akumulasi plak. Kebersihan mulut anak perlu diperhatikan,
agar mendapatkan hasil yang baik dalam perawatan .
Dokter gigi perlu memberikan penjelasan yang dapat dimengerti anak sebelum
melakukan pencetakan rahang karena anak-anak belum memiliki pengalaman mengenai
tahap pencetakan . Hasil yang optimal dapat diperoleh dengan mengetahui beberapa
pertimbangan dalam pencetakan , antara lain:
1. Pemilihan sendok cetak
Pencetakan pada anak menggunakan sendok cetak ukuran kecil. Berbagai macam ukuran
sendok cetak yang cocok pada anak sudah tersedia dan dapat digunakan dalam berbagai
macam keadaan . Sendok cetak kaku yang berlubang telah tersedia dalam berbagai ukuran
yang sesuai untuk anak-anak . Ukuran yang telah dianjurkan untuk pencetakan adalah jarak
anatara gigi dan sendok cetak sekitar 3 mm, dengan perluasan distal yang cukup.
2. Pemilihan bahan cetak
Pemilihan bahan cetak akan menentukan keberhasilan suatu pencetakan. Bahan cetak yang
sebaiknya digunakan adalah alginat, dapat digunakan jenis regular setting maupun fast
setting. Alginat yang digunakan untuk anak-anak biasanya yang masa pengerasannya relatif
pendek. Perlu diperhatikan perbandingan air dan bubuk sesuai dengan petunjuk dari pabrik
untuk mendapatkan hasil yang optimal .
3. Mengatasi refleks mual
Pasien pada umumnya akan merasa mual pada saat melakukan pencetakan, oleh karena itu
perlu penanganan yang tepat untuk mencegah atau mengontrol refleks mual. Refleks mual
pada anak dapat dicegah dengan menggunakan bahan cetak yang memiliki rasa, meminta
anak berkumur dengan air hangat yang berisi cairan anastetik sehingga memberikan rasa
kebal, anak diminta bernafas teratur, atau juga mengalihkan perhatian anak pada hal-hal lain
sampai pencetakan selesai dilakukan . Kelebihan bahan cetak sebaiknya dihindari agar tidak
mengalir ke orofaring. Anak dapat juga dialihkan perhatiannya dengan memberikan sedikit
bahan cetak yang belum mengeras pada jarinya. Anak diinstruksikan untuk bernapas melalui
hidung serta menundukkan kepalanya ke depan. Penggunaan suction atau penyedot saliva
untuk membuang saliva dapat digunakan untuk mencegah refleks mual pada anak.
4. Pencetakan rahang bawah
Pencetakan rahang bawah biasanya dilakukan dahulu untuk menghindari rasa mual dan rasa
takut anak. Dokter gigi berdiri di samping kanan depan anak saat menyiapkan sendok cetak.
Jari tangan diletakkan di daerah molar sendok cetak dan ibu jari di bawah rahang bawah,
pada posisi tersebut anak tidak akan dapat merubah posisi sendok cetak, demikian juga
dengan pergerakan badan atau kepal. Anak diminta untuk mendorong lidahnya keluar untuk
mendapatkan kontraksi otot milohioid. Hasil cetakan jika sudah baik tidak terdapat cacat atau
rusak maka dilanjutkan dengan pencetakan rahang atas.
5. Pencetakan rahang atas
Posisi dokter pada pencetakan rahang atas yaitu berdiri di samping kanan belakang anak,
kemudian sendok cetak dimasukkan. Penekanan dengan jari tengah atau telunjuk kedua
tangan pada daerah posterior sendok cetak dan ibu jari berada di atas arkus zigomatikus.
Penekanan pada sendok cetak yang berada dalam mulut anak pada rahang atas maupun
rahang bawah adalah pada bagian posterior terlebih dahulu kemudian pada daerah anterior.
Gigi tiruan pada anak terdiri atas landasan gigi tiruan, cangkolan dan elemen gigi tiruan.
Landasan pada umumnya dibuat dari resin akrilik karena mudah dimodifikasi mengikuti
pertumbuhan dan perkembangan gigi serta erupsi gigi. Landasan sebaiknya dibuat transparan
dan cukup kuat saat dipakai maka. Gigi tiruan rahang atas didisain dari landasan akrilik,
tetapi gigi tiruan sebagian rahang bawah dapat dirancang dari konektor logam untuk
menambah retensi yang lebih baik. Landasan gigi tiruan sebagian lepasan dibuat menutupi
permukaan palatal/lingual gigi-gigi yang ada dan daerah interdental dengan tujuan
mendapatkan stabilitas dan retensi .
Cangkolan dibuat dari kawat logam tahan karat dan diperlukan untuk mendapatkan retensi
serta dukungan dari gigi atau jaringan lunak. Jenis cangkolan yang digunakan pada gigi tiruan
sebagian lepasan antara lain cangkolan Adam, cangkolan bola, dan cangkolan
sirkumferensial. Cangkolan suatu gigi tiruan perlu dirancang dengan akurat, karena jika tidak
akan mempengaruhi terhadap peningkatan aktivitas karies .
Sumber: Suherna, Inne., dkk. Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Anak. Bandung. Bagian
Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran