Anda di halaman 1dari 12

Sedangkan Proses Operasional Bisnis juga dapat dibagi menjadi tiga macam,

yaitu :
1. Manufaktur
Perusahaan manufaktur atau orang biasa menyebutnya dengan pabrik,
adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan bahan baku.
Bahan yang diolah tersebut menjadi barang setengah jadi atau pun
barang jadi. Jadi produk yang dijual oleh perusahaan manufaktur
adalah barang setengah jadi dan barang jadi. Contoh barang setengah
jadi seperti kain yang bisa diolah lagi menjadi baju, kelambu, dan
barang berbahan kain lainnya. Sedangkan barang jadi adalah barang
yang sudah siap konsumsi atau siap pakai, seperti sepatu, tas, sabun
mandi, snack, dan sebagainya.
Ciri Khas Perusahaan Manufaktur :
1. Aktifitas operasional usahanya adalah memproduksi bahan
baku menjadi barang jadi
Sesuai dengan pengertiannya, aktifitas operasional utama dari
perusahaan manufaktur adalah melakukan kegiatan produksi yaitu
mengolah bahan baku atau barang mentah menjadi barang setengah
jadi atau barang jadi. Tanpa adanya proses produksi, mustahil
perusahaan manufaktur bisa berjalan
2. Pendapatan usahanya berasal dari menjual produk barang
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang memproduksi,
menghasilkan serta menjual produk barang. Barang yang dimaksud
bisa berupa barang setengah jadi dan barang jadi seperti peralatan
rumah tangga, berbagai jenis makanan dan minuman, dan sebagainya.
Maka telah jelas bahwa aktifitas operasional perusahaan ini adalah
menjual produk barang yang berwujud. Maka pendapatan utama
perusahaan manufaktur diperoleh dari penjualan produk barang yang
dihasilkannya
3. Memiliki persediaan produk secara fisik
Produk yang dijual oleh perusahaan manufaktur adalah barang
berwujud yang dapat dilihat dan diraba. Sehingga perusahaan ini
memiliki persediaan produk secara fisik. Persediaan produknya bisa
berupa persediaan barang jadi yang siap dijual atau persediaan barang
setengah jadi atau barang dalam proses yang nantinya akan diproses
kembali menjadi barang jadi.
Karena adanya persediaan produk yang tidak sedikit, perusahaan
manufaktur menerapkan sistem pencatatan dengan menggunakan
metode tertentu untuk menghitung pembelian dan pemakaian bahan
bakunya. Selain persediaan dan pemakaian bahan baku, produk-
produk yang telah dihasilkan juga harus dicatat dan diawasi. Dalam
sistem pencatatannya harus dilaksanakan dengan cermat dan teliti. Hal
tersebut difungsikan untuk menghindari kerugian atas kehilangan
barang atau pun pencatatan yang salah yang bisa memengaruhi
perhitungan laba-rugi perusahaan
4. Biaya produksinya terdiri dari Biaya Bahan Baku, Tenaga Kerja,
dan Overhead
Biaya yang terserap dalam proses produksi perusahaan manufaktur
terdiri dari 3 elemen biaya, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja,
dan biaya overhead pabrik (BOP). Biaya bahan baku merupakan
pemakaian barang mentah sebagai bahan utama yang diproses dalam
proses produksi. Biaya tenaga kerja adalah pemakaian tenaga seluruh
karyawan yang terlibat dalam proses produksi, baik karyawan divisi
operasional maupun karyawan manajerial. Sedang
biaya overheadpabrik adalah biaya di luar biaya bahan baku dan
tenaga kerja. Biaya overhead yang biasa disebut sebagai BOP
merupakan biaya yang timbul atas pemakaian bahan penolong atau
biaya tidak langsung lainnya. Meski tidak terserap secara langsung
pada produk, BOP tetap harus dikeluarkan atau dibebankan karena
biaya ini juga memberikan kelancaran pada proses produksi. Contoh
BOP adalah biaya bahan penolong, biaya pengawasan mesin pabrik,
biaya telepon, biaya listrik, dan lain sebagainya
5. Melakukan Perhitungan Harga Pokok Produksi pada Laporan
keuangan Laba-Rugi
Harga Pokok Produksi merupakan perhitungan atas biaya penggunaan
bahan baku, bahan tenaga kerja dan overhead pabrik yang melekat
pada sebuah produk. Perhitungan harga pokok produksi sangat
diperlukan untuk menentukan berapa total biaya produksi yang telah
terbebani pada sebuah produk yang telah dihasilkan. Agar biaya-biaya
yang telah terserap tersebut dapat tergantikan melalui harga jual
produk yang dihitung melalui harga pokok penjualan
6. Terdapat perhitungan Harga Pokok Penjualan pada Laporan
keuangan Laba-Rugi
Selain perhitungan harga pokok produksi, dalam laporan Laba Rugi
juga menghitung harga pokok penjualan. Harga Pokok Penjualan
adalah perhitungan biaya produksi dan biaya-biaya lain yang terserap
di dalam produk barang setengah jadi maupun barang jadi, ditambah
dengan nilai persediaan awal produk dan dikurangi dengan nilai
persediaan akhir produk. Gunanya agar perusahaan dapat
menentukan harga jual produk dengan tepat sehingga tidak mengalami
kerugian. Juga perusahaan bisa memperoleh keuntungan dengan
menambah persentasi laba yang diinginkan di dalam harga jual
produknya.
7. Ada Akuntansi Biaya

Jenis-jenis Perusahaan Manufaktur :


a. Toll Manufacturing / Perusahaan Jasa Maklon
b. Contract Manufacturing
c. Fully-Fledged Manufacturing

2. Distributor
Perusahaan distributor adalah perusahaan yang melakukan kegiatan
bisnis dengan cara membeli barang jadi (siap jual) dari produsen dan
menjualna kembali ke took, retailer, maupun end-user secara
langsung. Jadi perusahaan ini hanya mengambil produk yang telah jadi
dari produsen tanpa memodifikasinya dan langsung menjualnya
dengan menawarkannya secara langsung melalui toko.
Ciri-ciri perusahaan dagang :
Perusahaan dagang membeli barang dagangan untuk dijual
kembali tanpa diproses terlebih dahulu sebelum dijual kepada
pelanggan.
Dalam menghasilkan pendapatan, dilakukan transaksi
pembelian dan penjualan barang dagangan.
Penjualan merupakan pendapatan untuk perusahaan dagang.
Sehingga rekening penjualan digunakan sebagai ganti rekening
pendapatan
Biaya untuk memperoleh barang dagangan dilaporkan sebagai
harga pokok penjualan.
Barang dagangan yang belum terjual disebut persediaan barang
dagangan yang dilaporkan sebagai aktiva lancar dalam neraca.
Barang yang telah dibeli dapat dikembalikan jika tidak sesuai
dengan pesanan/mungkin karena rusak & sebaliknya jika
melakukan penjualan.

3. Penyedia Jasa / Service Provider


Perusahaan jasa adalah perusahaan yang khusus bergerak
menangani atau memberikan pelayanan di bidang penjualan jasa
(keahlian). Yang termasuk ke dalam bidang perusahaan jasa
contohnya adalah bank, asuransi, bengkel motor/mobil, rental, usaha
salon, jasa pengiriman surat/barang, dan masih banyak contoh lainnya.

Dari karakteristik di atas, maka terbentuklah ciri-ciri perusahaan jasa


sebagai berikut :
1. Kegiatan operasional utamanya adalah menjual jasa.
Perusahaan jasa adalah perusahaan yang menghasilkan dan menjual
jasa. Jelas sekali bahwa kegiatan operasional utama perusahaan ini
adalah menjual jasa. Maka pendapatan utama perusahaan ini
diperoleh dari penjualan produk jasa yang dihasilkannya
2. Tidak memiliki persediaan produk secara fisik.
Karena produk yang dijual merupakan barang tidak berwujud (jasa),
maka perusahaan jasa tidak memiliki persediaan produk secara fisik.
Jadi produk yang dihasilkan perusahaan ini tidak dapat disimpan dan
tidak dapat dilihat oleh mata. Namun manfaatnya dapat dirasakan oleh
masyarakat selaku konsumen.
3. Bisa membutuhkan atau tidak membutuhkan produk barang yang
berwujud dalam proses produksi jasanya.
Produk yang dijual adalah jasa, jadi perusahaan tidak memerlukan
produk barang dalam proses produksinya. Namun sebuah perusahaan
jasa bisa saja membutuhkan produk barang berwujud untuk
memperlancar operasional atau pun proses produksinya. Sebagai
contoh perusahaan jasa transportasi umum. Untuk dapat melakukan
aktifitas usahanya, tentu saja perusahaan membutuhkan kendaraan
sebagai alat transportasi. Misal sepeda motor (tukang ojek), bus, taksi,
mobil angkutan desa, kapal, dan sebagainya. Karena tanpa alat-alat
transportasi tersebut, perusahaan jasa transportasi tidak mungkin
dapat berjalan.
4. Jasa yang diberikan kepada tiap-tiap konsumen tidak persis
sama.
Karena produk yang tidak berwujud, jasa yang dihasilkan dan diberikan
kepada tiap-tiap konsumen tidak dapat diketahui apakah persis sama
antara konsumen satu dengan yang lain. Meski begitu, perusahaan
jasa biasanya memiliki standar pelayanan jasa tertentu agar produk
yang mereka hasilkan memiliki kualitas yang hampir sama. Terkait
kualitas jasa yang dijual tersebut ada beberapa faktor yang
memengaruhi, seperti skill atau kemampuan tenaga kerja, peralatan
yang mendukung, dan sebagainya.
5. Tingkatan harga jual produk jasanya mempunyai sifat yang tidak
dapat digeneralisasi.
Jasa yang dihasilkan perusahaan ini tergantung dari tingkat kebutuhan
masing-masing konsumen. Oleh sebab itu, tingkatan harga apakah
mahal atau murah dari produk jasa perusahaan ini tidak dapat dipatok
secara general atau disama ratakan pada semua konsumen.
6. Tidak terdapat Harga Pokok Produksi maupun Harga Pokok
Penjualan pada perhitungan Laporan keuangan Laba-Rugi.
Harga Pokok Produksi maupun Harga Pokok Penjualan adalah
perhitungan atas penggunaan bahan baku, barang setengah jadi dan
barang jadi. Di mana produk barang tersebut biasanya terdapat pada
perusahaan yang mengolah dan menjual produk barang seperti
perusahaan manufaktur. Karena itulah pada perusahaan jasa tidak
terdapat perhitungan Harga Pokok Produksi atau pun Harga Pokok
Penjualan pada pelaporan keuangan. Dalam perusahaan jasa hanya
menjual produk jasa.
7. Hanya ada unsur Pendapatan dan Biaya-Biaya pada perhitungan
Laporan Laba-Rugi
Karena perusahaan jasa adalah entitas yang menjual produk jasa, jadi
yang terdapat pada perhitungan Laporan Laba-Rugi adalah hal-hal
yang berkaitan dengan Pendapatan Jasa dan Biaya-Biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut

Proses Bisnis Di Bursa Efek Indonesia

TAHAPAN PERUSAHAAN UNTUK GO PUBLIC DI BEI :

1. Persiapan Awal

I. Pembentukan Tim IPO Internal

Proses go public memerlukan proses yang meliputi beberapa aspek,


sehingga pembentukan tim IPO yang kuat merupakan hal yang
cukup penting. Tim internal sebaiknya terdiri dari orang-orang yang
menguasai aspek keuangan dan aspek legal. Tim ini akan
bekerjasama dengan para profesional yang ditunjuk perusahaan
untuk membantu proses IPO, khususnya dalam mempersiapkan
dokumen prospektus.
II. Pertimbangan Awal

Beberapa hal berikut ini perlu dipertimbangkan pada tahap-tahap


awal:

1. Berapa kisaran dana yang dibutuhkan perusahaan dari IPO?


Hal ini perlu disinergikan dengan rencana bisnis perusahaan.
2. Berapa persentase kepemilikan publik maksimal yang
diinginkan oleh para pemegang saham pendiri? Pada
kebanyakan perusahaan, pemegang saham pendiri
menginginkan untuk tetap menjadi pemegang saham
pengendali perusahaan. Di sisi lain, semakin besar
persentase kepemilikan publik, saham perusahaan akan
cenderung lebih aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia
sehingga risiko likuiditas bagi investor akan lebih rendah.
3. Untuk suatu grup perusahaan yang memiliki banyak anak
usaha dan terdiri dari beberapa lini bisnis, beberapa hal perlu
dipertimbangkan:
Perusahaan mana yang akan ditawarkan sahamnya
kepada publik?
Apakah perlu ada spin-of, merger, akuisisi, atau
divestasi aset sebelum melakukan penawaran umum?

Semakin besar nilai perusahaan yang sahamnya dijual kepada


publik, pada umumnya akan relatif lebih menarik minat
investor.

4. Apakah terdapat ketentuan perijinan dalam peraturan,


perjanjian atau hal-hal lainnya yang perlu ditindaklanjuti atau
dilakukan amandemen sebelum IPO?
5. Apakah terdapat permasalahan signifikan, misalnya
permasalahan hukum yang dapat mengganggu kelangsungan
usaha perusahaan dan diperkirakan dapat mengganggu
proses IPO?
6. Apakah perusahaan perlu melakukan perubahan atas susunan
direksi dan/atau komisaris perusahaan?

III. Penunjukan Profesional Eksternal

Untuk membantu perusahaan dalam proses IPO, perusahaan perlu


melakukan seleksi atas beberapa pihak sebagai berikut:

1. Penjamin Emisi Efek (underwriter) yang akan membantu


menawarkan saham perusahaan kepada investor;
2. Akuntan Publik yang akan melakukan audit atas laporan
keuangan perusahaan;
3. Konsultan Hukum yang akan melakukan pemeriksaan dari
segi hukum dan memberikan pendapat hukum;
4. Notaris yang akan membantu dalam melakukan perubahan
Anggaran Dasar, membuat akte-akte dan perjanjian-
perjanjian;
5. Penilai, apabila perusahaan memiliki aset tetap berupa tanah
atau bangunan yang perlu dinilai oleh penilai independen;
6. Biro Administrasi Efek yang akan membantu melakukan
administrasi kepemilikan saham perusahaan.

Seleksi yang dilakukan perusahaan sebaiknya mempertimbangkan


rekam jejak dan reputasi para profesional tersebut dalam
membantu proses IPO pada perusahaan lainnya serta besarnya
biaya yang diajukan masing-masing profesional. Perusahaan juga
perlu memastikan bahwa profesional yang ditunjuk adalah profesi
penunjang pasar modal yang telah terdaftar di OJK.

IV. RUPS dan Perubahan Anggaran Dasar

Dalam tahap persiapan ini, perusahaan mengadakan RUPS untuk


memperoleh persetujuan go public dari seluruh pemegang saham
dan penetapan berapa jumlah saham yang akan ditawarkan kepada
publik. Perusahaan juga perlu melakukan perubahan Anggaran
Dasar dari PT tertutup menjadi PT terbuka. Selain itu, perusahaan
juga perlu membentuk Sekretaris Perusahaan, Audit Internal, dan
Komite Audit, jika belum ada sebelumnya.

V. Mempersiapkan Dokumen

Untuk go public dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek


Indonesia, perusahaan terlebih dahulu menyampaikan Pernyataan
Pendaftaran kepada OJK dan permohonan pencatatan saham kepada
Bursa Efek Indonesia, dengan mempersiapkan antara lain beberapa
dokumen berikut ini:

1. Profil perusahaan, informasi tentang rencana IPO, underwriter,


dan profesi penunjang;
2. Pendapat dan laporan pemeriksaan dari segi hukum dari
Konsultan Hukum;
3. Laporan Keuangan yang diaudit Akuntan Publik;
4. Laporan Penilai (jika ada);
5. Anggaran Dasar perusahaan terbuka perusahaan yang telah
disetujui Menteri Hukum dan HAM;
6. Prospektus, yang berisikan antara lain informasi yang terdapat
pada dokumen a. sampai dengan e. di atas;
7. Proyeksi keuangan

2. Proses Go Public
(1) Penunjukan Underwriter dan Persiapan Dokumen
Pada tahap awal, perusahaan perlu membentuk tim internal, menunjuk
underwriter dan lembaga serta profesi penunjang pasar modal yang akan
membantu perusahaan melakukan persiapan go public, meminta persetujuan
RUPS dan merubah Anggaran Dasar, serta mempersiapkan dokumen-dokumen
yang diperlukan untuk disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia dan OJK.
(2) Penyampaian Permohonan Pencatatan Saham ke Bursa Efek Indonesia
Untuk menjadi perusahaan publik yang sahamnya dicatatkan dan
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, perusahaan perlu
mengajukan permohonan untuk mencatatkan saham, dilengkapi dengan
dokumen-dokumen yang dipersyaratkan, antara lain profil perusahaan,
laporan keuangan, opini hukum, proyeksi keuangan, dll.
Perusahaan juga perlu menyampaikan permohonan pendaftaran saham untuk
dititipkan secara kolektif (scripless) di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
Bursa Efek Indonesia akan melakukan penelaahan atas permohonan yang
diajukan perusahaan dan akan mengundang perusahaan beserta underwriter
dan profesi penunjang untuk mempresentasikan profil perusahaan, rencana
bisnis dan rencana penawaran umum yang akan dilakukan. Untuk mengetahui
lebih lanjut tentang kegiatan usaha perusahaan, Bursa Efek Indonesia juga akan
melakukan kunjungan ke perusahaan serta
meminta penjelasan lainnya yang relevan dengan rencana IPO perusahaan.
Apabila perusahaan telah memenuhi persyaratan yang ditentukan, dalam waktu
maksimal 10 Hari Bursa setelah dokumen lengkap, Bursa Efek Indonesia akan
memberikan persetujuan prinsip berupa Perjanjian Pendahuluan Pencatatan
Saham kepada perusahaan.
(3) Penyampaian Pernyataan Pendaftaran ke OJK
Setelah mendapatkan Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Saham dari Bursa Efek
Indonesia, perusahaan menyampaikan Pernyataan Pendaftaran dan dokumen
pendukungnya kepada OJK untuk melakukan penawaran umum saham.
Dokumen pendukung yang diperlukan antara lain adalah prospektus.
Dalam melakukan penelaahan, OJK dapat meminta perubahan atau tambahan
informasi kepada perusahaan untuk memastikan bahwa semua fakta material
tentang penawaran saham, kondisi keuangan dan kegiatan usaha perusahaan
diungkapkan kepada publik melalui prospektus.
Sebelum mempublikasikan prospektus ringkas di surat kabar atau melakukan
penawaran awal (bookbuilding), perusahaan harus menunggu ijin dari OJK.
Perusahaan juga dapat melakukan public expose jika ijin publikasi telah
dikeluarkan OJK. OJK akan memberikan pernyataan efektif setelah perusahaan
menyampaikan informasi mengenai harga penawaran umum saham dan
keterbukaan informasi lainnya. Apabila Pernyataan
Pendaftaran perusahaan telah dinyatakan efektif oleh OJK, perusahaan
mempublikasikan perbaikan/tambahan informasi prospektus ringkas di
surat kabar serta menyediakan prospektus bagi publik atau calon pembeli
saham, serta melakukan penawaran umum.
(4) Penawaran Umum Saham kepada Publik
Masa penawaran umum saham kepada publik dapat dilakukan selama 1-5 hari
kerja. Dalam hal permintaan saham dari investor melebihi jumlah saham yang
ditawarkan (over-subscribe), maka perlu dilakukan penjatahan. Uang pesanan
investor yang pesanan sahamnya tidak dipenuhi harus dikembalikan (refund)
kepada investor setelah penjatahan. Distribusi saham akan dilakukan kepada
investor pembeli saham secara elektronik melalui KSEI (tidak dalam bentuk
sertifikat).
(5) Pencatatan dan Perdagangan Saham Perusahaan di Bursa Efek
Indonesia
Perusahaan menyampaikan permohonan pencatatan saham kepada Bursa
disertai dengan bukti surat bahwa Pernyataan Pendaftaran telah dinyatakan
efektif oleh OJK, dokumen prospektus, dan laporan komposisi pemegang saham
perusahaan.
Bursa Efek Indonesia akan memberikan persetujuan dan mengumumkan
pencatatan saham perusahaan dan kode saham (ticker code) perusahaan untuk
keperluan perdagangan saham di Bursa. Kode saham ini akan dikenal investor
secara luas dalam melakukan transaksi saham perusahaan di Bursa Efek
Indonesia.
Setelah saham tercatat di Bursa, investor akan dapat memperjualbelikan saham
perusahaan kepada investor lain melaui broker atau Perusahaan Efek yang
menjadi Anggota Bursa terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Proses Go Public dan Mekanisme Pencatatan Saham di Bursa


Efek Indonesia

Pendanaan melalui mekanisme penawaran umum perusahaan terlebih dulu


perusahaan harus menjual sahamnya kepada masyarakat (go public). Untuk go
public, perusahaan perlu melakukan persiapan internal dan penyiapan dokumen
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh Bapepam-LK.
Proses Go Public
BEI pada tahun 2008 ini menargetkan sekitar 30 emiten saham yang akan
mencatatkan saham di BEI. Kendati target yang dipatok jumlahnya cukup banyak,
bukan berarti untuk tercatat di BEI menjadi gampangan. Proses go public tetap
menggunakan prosedur yang berlaku, sesuai dengan standar dan aturan yang
berlaku, tanpa sedikit pun manajemen BEI terlibat di dalamnya. Karena memang
dalam proses go public ini, pintu pertama yang harus dilakukan adalah Badan
Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Karena berdasarkan
struktur dan UU Pasar Modal, lembaga pemerintah ini yang diberikan tanggung
jawab terhadap proses go public hingga pasar perdana (pasar primer). Proses go
public, secara sederhana dikatakan sebagai kegiatan penawaran saham atau efek
lainnya yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual saham atau Efek kepada
masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan
Peraturan Pelaksanaannya. Oleh karena penawaran umum sebuah aktivitas dari
sebuah perusahaan maka setidaknya ada tahapan-tahapan yang mesti dikerjakan
oleh perusahaan yang akan melakukan penawaran umum ini. Terlebih lagi
penawaran umum tersebut mencakup penjualan saham di pasar perdana,
penjatahan saham, pencatatan di bursa efek. Dari tahapan-tahapan tersebut BEI
membagi beberapa tahapan kerja dari sebuah proses go public.
Tahap Persiapan
Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka mempersiapkan segala
sesuatu yang berkaitan dengan proses go public. Pada tahap persiapan ini yang
paling utama yang harus dilakukan sebuah perusahaan yang akan go public
adalah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham terlebih dulu (RUPS). RUPS
bagi sebuah perusahaan merupakan hak penting dan merupakan kaidah yang
diatur dari UU Perseroan Terbatas. Go public harus disetujui terlebih dulu oleh
pemegang saham. Karena go public akan melibatkan modal baru di luar
pemegang saham yang ada maka perlu diputuskan apakah kehadiran modal baru
itu nantinya akan mengubah masing-masing kepemilikan para pemegang saham
lama. Berapa modal yang dibutuhkan, dan berapa modal yang mesti disetor
masing-masing pemegang saham harus terjawab dan memperoleh persetujuan
oleh pemegang saham lama. Mekanisme RUPS yang dilakukan perusahaan yang
akan go public ini merupakan mekanisme RUPS sebagaimana yang ditetapkan
leh UU PT.
Setelah memperoleh persetujuan go public ini maka perusahaan mulai
mempersiapkan penjamin emisi (underwriter) dari perusahaan itu. Underwriter
adalah perusahaan efek yang nantinya akan menjembatani perusahaan efek
tersebut ke pasar modal. Sebagai penjamin maka perusahaan efek itu akan
menyiapkan dokumen dan bersama dengan perusahaan menunjuk pihak-pihak
seperti akuntan publik, konsultan hukum, notaris, perusahaan penilai
(appraisal), dan faktor-faktor lain yang sifatnya adminsitrasi.
Akuntan publik dibutuhkan untuk menilai berbagai pernyataan keuangan yang
dikeluarkan oleh perusahaan, konsultan hukum, tentunya antara lain melakukan
audit hukum atas aspek hukum dari bisnis, aset dan berbagai produk hukum
yang pernah dikeluarkan dan yang akan dikeluarkan perusahaan. Sedangkan
notaris ditunjuk antara lain untuk mencatat setiap keputusan yang diambil
perusahaan daam rangka proses go public. Tugas notaris antara lain berkaitan
dengan perubahan modal disetor Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
(AD/ART).
Appraisal atau perusahaan penilai bertugas untuk menilai aset perusahaan
khususnya dari sisi nilai. Dengan adanya appraisal ini berarti bisa diketahui nilai
perusahaan, nilai modal sehingga nantinya bersama dengan komponen-
komponen lainnya, kinerja keuangan dan operasional bisa dikeluarkan nilai dan
harga saham yang layak bila perusahaan itu akan go public.
Praktis dalam tahap persiapan ini yang melakukan pengolahan data-data
perusahaan, tidak lagi manajemen atau direksi, apalagi pemegang saham pendiri
yang banyak terlibat, tapi sudah orang-orang di luar perusahaan ikut terlibat.
Pihak-pihak luar seperti underwriter, konsultan hukum, akuntan, appraisal dan
notaris. Mereka itu merupakan pihak-pihak yang sudah memahami tugas dan
fungsinya bagi perusahaan. Karena itu guna kelancaran proses go public sebuah
perusahaan disarankan menggunakan profesi penunjang pasar modal yang
memperoleh izin dari Bapepam-LK.
Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran
Dalam tahap ini, perusahaan bersama underwriter membawa dokumen yang
terangkum dalam prospektus ringkas perusahaan ke Bapepam-LK. Prospektus
ringkas merupakan keterangan ringkas mengenai perusahaan dalam minimal
dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Untuk itu prospektus harus secara
ringkas dan padat memuat berbagai informasi terkait dengan perusahaan, mulai
dari company profile, kinerja operasional perusahaan seperti, neraca rugi laba,
proyeksi kinerja perusahaan serta untuk kepentingan apa dana masyarakat itu
dibutuhkan. Pada tahap ini jangan heran kalau perusahaan beserta penjamin
emisinya, konsultan hukum, notaris dan akuntan publik serta appraisal, akan
sering modar-mandir ke Bapepam-LK. Sebab pada tahap ini seluruh pernyataan
para profesi pendukung pasar modal itu (notaris, konsultan hukum dan
akuntan), termasuk appraisal dan penjamin emisi mulai diperiksa secara detil,
satu per satu lengkap dengan dokumen pendukungnya. Pada tahap inilah seleksi
tersebut berlangsung. Kalau penjamin emisi memperkirakan harga jual sahamya
Rp 6.000 per saham, maka dokumen pendukung tentang itu harus ada, jelas dan
transparan.
Aspek full disclosure akan mulai terungkap di sini. Jadi dapat dipastikan para
profesi penunjang pasar modal itu, tidak akan main-main dalam memberikan
pendapatnya. Meleset sedikit saja, atau berbeda dengan kaidah yang berlaku
ancaman bagi para profesional pasar modal itu cukup berat, dan harus dibayar
mahal. Adapun sanksinya bisa berupa denda hingga sanksi pidana atau
pencabutan izin.
Tahap Penjualan Saham
Dipastikan kurang dari 38 hari Bapepam-LK sudah memberikan jawaban atas
pernyataan pengajuan pendaftaran perusahaan yang akan go public ini. Kalau
setelah melakukan pendaftaran dan tidak ada koreksi maka pada periode waktu
tersebut, pernyataan tersebut otomatis menjadi efektif. Apabila perusahaan itu
sudah dinyatakan efektif, berarti saham dari perusahaan itu sudah bisa dijual.
Penjualan dilakukan melalui penawaran umum (initial public offering/IPO).
Dalam konteks pasar modal penjualan saham melalui mekanisme IPO ini disebut
dengan penjualan saham di pasar perdana, atau biasa juga disebut dengan pasar
perdana. Penjualan saham dalam pasar perdana mekanismenya diatur oleh
penjamin emisi. Penjamin emisi yang akan melakukan penjualan kepada investor
dibantu oleh agen penjual. Agen penjual adalah perusahaan efek atau pihak lain
yang ditunjuk sebelumnya dan tercantum dalam prospektus ringkas. Oleh
Bapepam-LK bagi perusahaan yang akan tercatat di BEI penjualan saham dalam
IPO ini waktunya relatif terbatas, dua atau tiga hari saja. Tapi bagi perusahaan
yang setelah menjual sahamnya tidak mencatatkan di BEI maka penjualan
sahamnya bisa lebih lama lagi. Dan tentunya akan sangat tergantung dari
prospektus yang diajukan pada pernyataan pendaftaran.
Hingga tahap IPO ini, perusahaan sudah bisa dinyatakan sebagai perusahaan
publik. Gelar di belakang perusahaan menjadi Tbk (kependekan dari Terbuka).
Sebagaimana diungkap sebelumnya, perusahaan bisa langsung mencatatkan
sahamnya di BEI setelah IPO bisa juga tidak. Jadi setelah menjadi perusahaan
public sama sekali tidak ada keharusan bagi saham sebuah perusahaan untuk
langsung tercatat (listed). Ingat ketika PT Abdi Bangsa Tbk perusahaan penerbit
harian Republika pertama kali go public tidak langsung tercatat di BEI,
melainkan beberapa tahun kemudian. Kendati tidak langsung listing namun
perusahaan yang telah IPO tersebut tetap mengikuti aturan mengenai
keterbukaan di pasar modal. Itu berarti laporan keuangan, corporate action dan
ketebukaan informasi lainnya harus disampaikan ke publik.
Tahap Pencatatan di BEI
Setelah melakukan penawaran umum, perusahaan yang sudah menjadi emiten
itu akan langsung mencatatkan sahamnya maka yang perlu diperhatikan oleh
perusahaan adalah apakah perusahaan yang melakukan IPO tersebut memenuhi
ketentuan dan persyaratan yang berlaku di BEI (listing requirement). Kalau
memenuhi persyaratan, maka perlu ditentukan papan perdagangan yang
menjadi papan pencatatan emiten itu. Dewasa ini papan pencatatan BEI terdiri
dari dua papan: Papan Utama (Main Board) dan Papan Pengembangan
(Development Board). Sebagaimana namanya, papan utama merupakan papan
perdagangan bagi emiten yang volume sahamnya cukup besar dengan
kapitalisasi pasar yang besar, sedangkan papan pengembangan adalah khusus
bagi pencatatan saham-saham yang tengah berkembang. Kendati terdapat dua
papan pencatatan namun perdagangan sahamnya antara papan utama dan papan
pengembangan sama sekali tidak berbeda, sama-sama dalam satu pasar.
Jadi perbedaaan papan perdagangan ini hanya membedakan ukuran perusahaan
saja. Papan Utama ditujukan untuk emiten atau emiten yang mempunyai ukuran
(size) besar dan lamanya menjalankan usaha utama sekurang-kurangnya 36
bulan berturut-turut. Sementara Papan Pengembangan dimaksudkan untuk
perusahaan-perusahaan yang belum dapat memenuhi persyaratan pencatatan di
Papan Utama, termasuk perusahaan yang prospektif namun belum menghasilkan
keuntungan.

Anda mungkin juga menyukai