Proposal
Untuk Memenuhi Tugas Dr. Ainur Rofieq, M.Kes Selaku Dosen Mata
Kuliah Metodelogi Penelitian
Di Susun Oleh :
NIM : 201410070311062
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016
1
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Allah SWT yang maha esa, berkat limpahan rahmat serta
karunia-Nya, proposal penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
waktu. Laporan ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Metode Penelitian Biologi yang Bina oleh Bapak Dr. Ainur Rofieq, M.Kes.
Dalam penyusunan proposal ini, penulis banyak sekali mendapat rintangan dan
hambatan. Namun atas semua bimbingan dan bantuan, dukungan serta perhatian
yang telah diberikan, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Orang tua penulis yang senantiasa memberikan doa dan semangat pada
setiap tugas yang penulis tempuh
2. Bapak Dr. Ainur Rofieq, M.Kes selaku dosen mata kuliah Metodelogi
Penelitian Biologi.
3. Seluruh rekan Program Studi Pendidikan Biologi yang telah memberi
motivasi dan dukungan
Demikianlah, penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan yang
ada untuk menyusun proposal ini dengan sebaik-baiknya, namun proposal ini
masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi materi maupun penyusunannya.
Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan dalam penyusunan proposal
selanjutnya.
Penyusun
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
mempertahankan kualitas susu dapat diberi perlakuan dengan cara
pendinginan, pasteurisasi, kombinasi pemanasan dan pendinginan. Susu dapat
dengan mudah terkontaminasi oleh bakteri apabila berada di suhu ruang dalam
waktu yang lama. Dimana susu sangat peka terhadap pencemaran bakteri
karena di dalam susu terkandung semua zat yang disukai oleh bakteri seperti
protein, mineral, karbohidrat, lemak, dan vitamin sehingga susunan dan
keadaannya akan berubah, susu menjadi mudah basi dan tidak sehat untuk
dikonsumsi (Nababan, 2014).
Indikator susu kambing yang berkualitas antara lain dapat dilihat pada
berat jenis dan kadar total solid. Berat jenis dipengaruhi oleh total solid dan
merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam penilaian susu.
Pengukuran berat jenis merupakan salah satu alternatif untuk mengetahui
adanya pemalsuan susu yang mengakibatkan penurunan kualitas susu
(Susilowati, 2013).
Susu memiliki sifat rentan atau mudah rusak terutama oleh kondisi dan
lamanya penyimpanan. Dengan demikian perlu diperhatikan bagaimana
penyimpanan yang baik, karena pada kenyataanya suhu dan lamanya
penyimpanan mempengaruhi kualitas susu tersebut (Imaningsih, 2013)
Faktor penyimpanan susu berperan pula terhadap masa simpan susu
terutama pada susu tanpa pemanasan (segar) dan susu pasteurisasi karena
spora akan bertumbuh dan mencemari susu, oleh karena itu susu tersebut
segera disimpan pada suhu rendah. Menurut BERMON (1980), sebaiknya
susu dan produk susu yang dipasteurisasi perlu disimpan dalam kulkas (lemari
es) dengan suhu kurang dari 10C, agar pertumbuhan mikroba dapat dihambat
(Sunarlim, 2005).
Total Plate Count (TPC) adalah suatu metode uji cemaran mikroba yang
bertujuan untuk menghitung total koloni mikroba dalam contoh padat
maupun cair dengan metode cawan tuang dan penegnceran serial(Nugroho,
2010)
Pengujian Nihidrin bertujuan untuk menentukan adanya asam amino
setelah ditetesi 5 tetes nihidrin dan dipanaskan selama 3 menit maka bila
mengandung asam amino maka akan muncul warna. Warna yang dihasilkan
4
akan tergantung dari seberapa banyaknya kandungan asam amino yang
dihasilkan (Sumarno, 2002).
Pada penelitian kali ini dengan judul Perubahan Kualitas Berbagai Jenis
Susu Berdasarkan Frekuensi Lama Penyimpanan Secara Laboratorium Sebagai
Sumber Belajar Biologi peneliti ingin mengetahui kualitas susu dengan lama
penyimpanan susu pada suhu 15C, uji TPC secara kuantitatif dan uji nihidrin secara
kualitatif . Dan untuk bisa melihat ketahanan susu dari kualitas susu manakah yang
terbaik diantara susu sapi, susu kambing, dan susu kuda sumbawa.
5
1.4 Manfaat Penelitian
a. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi sebagai parameter
alternatif pengujian kualitas susu.
b. Manfaat keilmuan
Dapat memperluas terapan keilmuan pada mata kuliah Mikrobiologi
dan Metodelogi Penelitian.
6
dihasilkan akan tergantung dari seberapa banyaknya kandungan asam
amino yang dihasilkan (Sumarmo, 2002).
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Susu
2.1.1 Pengertian Susu
Susu merupakan hasil sekresi kelenjar susu hewan mamalia betina
sebagai sumber gizi bagi anaknya. Kebutuhan gizi pada setiap hewan
mamalia betina bervariasi sehingga kandungan susu yang dihasilkan
juga tidak sama pada hewan mamalia yang berbeda (Potter, 1976 dalam
Zuriati, 2011). Menurut Winarno (1993) dalam Zuriati, 2011, susu
adalah cairan berwarna putih yang disekresi oleh kelenjar mamae
(ambing) pada binatang mamalia betina, untuk bahan makanan dan
sumber gizi bagi anaknya. Sebagian besar susu yang dikonsumsi
manusia berasal dari sapi. Susu tersebut diproduksi dari unsur darah
pada kelenjar susu binatang yang menyusui anaknya.
Susu merupaan makana alami yang hampir sempurna. Sebagian
besar zat gizi esensial ada dalam susu, di antaranya yaitu protein,
kalsium, fosfor, vitamin A, dan tiamin (Vitamin B1). Susu merupakan
sumber kalsium paling baik, karena di samping kadar kalsium yang
tinggi, laktosa di dalam susu membantu absorbsi susu di dalam saluran
cerna (Almatsier, 2002 dalam Laili, 2014)
Untuk keperluan komersial, sumber susu yang paling umum
digunakan adalah sapi. Namun ada juga yang menggunakan ternak lain
seperti domba, kambing, dan kuda. Alat penghasil susu pada sapi
biasanya disebut ambing. Ambing terdiri dari 4 kelenjar yang berlainan
yang dikenal sebagai perempatan (quarter). Masing-masing perempatan
dilengkapi dengan satu saluran yang sebenarnya menyimpan susu.
Kelenjar tersebut terdiri dari banyak saluran cabang yang lebih kecil
yang berakhir pada suatu pelebaran yang disebut alveoli, di alveoli itu
susu dihasilkan (Buckle, 1985 dalam Wibowo, 2013)
Kandungan air di dalam susu tinggi sekali yaitu sekitar 87,5%.
Meskipun kandungan gulanya cukup tinggi yaitu 5%, tetapi rasanya
tidak manis. Daya kemanisannya hanya seperlima kemanisan gula pasir
8
(sukrosa). Kandungan laktosa bersama dengan garam bertanggung
jawab terhadap rasa susu yang spesifik (Winarno, 1993 dalam Zuriati,
2011)
9
media agar, sehingga mikroorganisme akan berkembang biak dan
membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan
menggunakan alat colony counter tanpa menggunakan mikroskop.
Dengan metode ini, kita dapat menghitung sel yang masih hidup,
menentukan jenis mikroba yang tumbuh dalam media tersebut serta
dapat mengisolasi dan mengidentifikasi jenis koloni mikroba tersebut
(Waluyo, 2007)
Pengujian Nihidrin bertujuan untuk menentukan adanya asam
amino setelah ditetesi 5 tetes nihidrin dan dipanaskan selama 3 menit
maka bila mengandung asam amino maka akan muncul warna. Tingkat
kepekatan warna yang dihasilkan akan tergantung dari seberapa
banyaknya kandungan asam amino yang dihasilkan (Sumarno, 2002)
10
dan vitamin yang larut air (B12). Susu bubuk paling disukai
karena kemudahan penyimpanannya, harga ekonomis dikarenakan
daya tahan susu bubuk. Beberapa produsen susu sering kali
menambahkan zat gizi tertentu seperti vitamin dan mineral agar
kualitas nutrisinya lebih baik. Khusus susu formula bayi,
penambahan zat gizi harus memenuhi standar tertentu sehingga
bisa mendekati kualitas ASI.
11
dikenal juga sebagai susu kental manis ini kandungan gulanya
memang amat tinggi dan memang tidak ditujukan untuk
pemenuhan gizi seimbang melainkan lebih banyak digunakan
sebagai campuran bahan masakan.
6. Susu skim adalah susu segar yang tertinggal setelah kandungan
krimnya diambil sebagian atau seluruhnya. Kandungan zat gizinya
sama dengan susu segar, kecuali lemak dan vitamin yang larut
dalam lemak. Sedangkan susu krim (full cream) adalah susu segar
yang kaya akan lemak. Susu krim ini muncul ke permukaan pada
saat susu didiamkan atau saat dilakukan pemisahan.
12
teroksidasi oleh udara bebas yang ada di lingkungan sehingga
mengakibatkan ketengikan, berarti selama
penyimpanan sampai ketengikan terjadi karena adanya kandungan
lemak yang tinggi pada susu sehingga kerusakan krim identik dengan
kerusakan lemak pada bahan makanan salah satunya susu (Yulaikah,
2013)
Menurut Wardyaningrum (2011) adapaun ciri-ciri kerusakan
susu segar :
13
Pertumbuhan dan aktivitas mikroba terutama bakteri, ragi,
dan kapang. Beberapa mikroba dapat membentuk lendir,
gas, busa, warna yang menyimpang, asam, racun dan lain-
lain.
14
Umumnya waktu penyimpanan susu yang lama akan
menyebabkan kerusakan yang lebih besar.
8. Mikroorganisme Sebagai Indikator Cemaran dalam Susu.
Mikroorganisme menggunakan susu sebagai bahan yang
sangat ideal untuk pertumbuhannya. Mikroorgaisme dalam
bahan pangan adalah mikroorganisme yang umum
ditemukan dalam saluran pencernaan menusia dan hewan
seperti bakteri koloform. Adanya mikroorganisme indikator
di dalam suatu makanan menunjukkan telah terjadinya
kontaminasi kotoran dan sanitasi yang tidak baik terhadap
air, makanan, susu, dan produk susu.
15
2.1.5 Jenis Susu Yang Digunakan Dalam Penelitian
Susu sapi perah adalah susu ternak dan bibit sapi yang dipelihara
dengan tujuan menghasilkan produk berupa susu yang dapat diolah.
Salah satu jenis sapi perah yang menghasilkan susu adalah dari jenis
Friesian Holstein. Jenis sapi ini merupakan bangsa sapi yang mampu
menghasilkan produksi susu paling tinggi dibandingkan dengan bangsa
lainnya diantaranya Jersey dan Guernsey serta memiliki kandungan
lemak yang tinggi dibandingkan jenis susu sapi perah lainnya. Jadi,
keberdaan produk susu sapi perah ini sangat bermanfaat sebagai
penghasil zat gizi bagi manusia. Kandungan susu menurut beberapa
penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut. Susu sebagai hasil sekresi
pada sapi masa laktasi, memiliki kandungan zat gizi yang terdiri dari
cairan yang benar-benar bebas dari kolustrum dan mengandung tidak
lebih 8,25% solid non fat dan 3, 25 % lemak susu (Fitriyanto, 2008
dalam Yulaikah (2013). Sedangkan menurut Williamson (1993) dalam
Yulaikah (2013) menggungkapkan bahwa susu terdiri dari air dan
bahan kering. Bahan kering yang berada pada susu diantaranya lemak,
protein, karbohidrat, vitamin. Sumoprastowo (2004) dalam Yulaikah
(2013) menjelaskan senada susu merupakan bahan makanan alami yang
hampir sempurna, karena memiliki semua jenis sumber bahan makanan
yang sangat dibutuhkan manusia diantaranya zat gizi esensial
diantaranya kalsium, lemak, protein, vitamin, dll. Lemak yang terdapat
pada produk susu tidak terbatas pada trigliserida melainkan ada
beberapa golongan lipida.
Susu kambing memiliki partikel lemak yang lebih kecil dan
homogen sehingga mudah dicerna dan diserap. Besar kecilnya globula
lemak ditentukan oleh kadar air yang ada didalamnya (Saleh, 2004).
Kadar lemak susu kambing dipengaruhi oleh pakan hijauan, semakin
tinggi pakan hijauan yang diberikan maka semakin tinggi pula kadar
lemak susu (Zurriyanti et al., 2011 dalam Mutamimah, 2013). Menurut
Sukarini (2006) dalam Mutamimah (2013), bahwa ternak yang diberi
pakan tambahan konsentrat akan menurunkan kadar lemak susu dan
16
pakan yang hanya terdiri dari hijauan memiliki kadar lemak yang lebih
tinggi dibanding pakan yang ditambah dengan konsentrat. Temperatur
lingkungan yang berbeda akan mempengaruhi komposisi susu kambing,
karena semakin rendah temperatur lingkungan, ternak akan semakin
banyak mengkonsumsi pakan.
Susu kuda Sumbawa merupakan salah satu susu unik, lain dari
yang lain. Susu kuda Sumbawa mempunyai keistimewaan yaitu daya
ketahanannya terhadap kontaminasi mikroorganisme pembusuk
sehingga susu ini lebih tahan lama (Riyadh, 2005 dalam Laili, 2014).
Susu kuda Sumbawa mempunyai aktivitas anti mikroba yang paling
baik saat diujikan terhadap beberapa bakteri uji, dengan pembanding
susu sapi dan susu kuda bukan Sumbawa. Sifat antimikroba dalam susu
kuda Sumbawa mempunyai spektrum yang luas, dan ternyata bakteri
Gram positif lebih sensitif dibandingkan Gram negatif (Hermawati et
al., 2004 dalam Laili 2014).
17
koloni mikroba dalam contoh padat maupun cair dengan metode cawan
tuang dan penegnceran serial (Nugroho, 2010).
18
2.3.2 Penerapan Penelitian Dengan Materi Pembelajaran
Penelitian tentang perubahan kualitas berbagai jenis susu
berdasarkan frekuensim lama penyimpanan secara laboratorium
dapat dikaitkan dengan mata kuliah Mikrobiologi.
Karakteristik Berbagai
Suhu Penyimpanan
Jenis Susu
Lama Pemyimpanan
Kualitas Susu
2.5 Hipotesis
1. Ada perbedaan frekuensi lama penyimpanan hingga terjadi
perubahan kualitas melalui penentuan uji TPC (secara kuantitatif),
19
uji nihidrin (secara kualitatif), dan uji fisik pada susu sapi, susu
kambing, dan susu kuda.
2. Susu kuda memiliki kualitas terbaik di antara tiga jenis susu yang
digunakan dalam penelitian.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental sesungguhnya
(True Experiment Research).
3.2 Rancanagn Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan yakni The One-Group Posttest
Design dengan skema sebagai berikut.
O1 P O2
(Pretest) (Postest)
20
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah susu
jenis susu sapi, susu kambing, dan susu kuda yang di ambil
sebanyak 50 ml pada 1000 ml susu setiap selesai
penyimpanan untuk diuji kualitasnya
3.4.3 Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunkan adalah purposive sampling
yakni teknik pengembilan sampel yang disengaja oleh
peneliti.
3.5 Variabel Penelitian
3.5.1 Jenis Variabel
a. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah proses
penyimpanan dan lama penyimpanannya
b. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perubahan
kualitas berbagai jenis susu yang digunakan dengan
menggunakan uji TPC (secara kuantitatif) dan uji nihidrin
(secara kualitatif) pada susu (susu sapi, susu kambing, dan
susu kuda).
c. Variabel kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah susu yang
digunakan ialah susu sapi, susu kambing, dan susu kuda;
volume susu yang digunakan 50 ml dari 1000 ml per jenis
susu. Suhu yang digunakan untuk penyimpanan sebesar
15C.
21
- Susu kambing adalah susu yang didapatkan dari kambing
yang berada di kota Malang, biasanya susu kambing
digunakan oleh beberapa orang untuk dikonsumsi. Susu ini
akan diambil sebanyak 1 liter
- Susu kuda sumbawa adalah susu asli yang di ambil dari
kuda sumbawa yang sudah banyak diteliti kasiatnya, susu
ini akan diambil sebanyak 1 liter
- Total Plate Count (TPC) adalah suatu metode uji cemaran
mikroba yang bertujuan untuk menghitung total koloni
mikroba dalam contoh padat maupun cair dengan metode
cawan tuang dan pengenceran serial
- Pengujian Nihidrin bertujuan untuk menentukan adanya
asam amino setelah ditetesi 5 tetes nihidrin dan dipanaskan
selama 3 menit maka bila mengandung asam amino maka
akan muncul warna. Kepekatan warna yang dihasilkan akan
tergantung dari seberapa banyaknya kandungan asam amino
yang dihasilkan
Lama Penyimpanan
- Suhu penyimpanan
- Karakteristik berbagai
jenis susu
Kualitas susu
22
3.6 Prosedur Pengambilan Data
3.6.1 Teknik Pengambilan Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi eksperimen secara langsung dengan prosedur
berencana yang melibatkan kegiatan percobaan dan
mencatat perhitungan beberapa uji kualitas pada susu
3.7 Prosedur Penelitian
3.7.1 Persiapan Alat Dan Bahan
3.7.1.1 Alat
Tabung reaksi
Pipet tetes
Water bath
Cawan petri
Mikroskop
Colobny counter
Kulkas
Termometer
3.7.1.2 Bahan
Susu (susu sapi, susu kambing, susu kuda)
Media agar
Larutan Nihidrin 0,1 %
3.7.2 Prosedur Kerja
3.7.2.1 Prosedur kerja uji nihidrin
a. Memasukan 20 tetes sampel susu pada tabung
reaksi
b. Menambahkan 5 tetes larutan nihidrin 0,1%
c. Memasukan dalam waterbath hingga mendidih
selama 3 menit
d. Ulangi percobaan dengan sampel setelahnya
23
b. melakukan penanaman pada media lempeng agar
c. melakukan inkubasi
d. menghitung dan mengamati dengan Colony counter
24
DAFTAR PUSTAKA
- Laili, N. F. Setyowati, P.E. & Iravari. (2014). Susu kuda sumbawa khas
indonesia bahan kosmetik antibakteri jerawat (Staphylococcus
epidermidis). Tradisional Medicine Journal. 19(2).
- Nababan, A.L. Suada, K.I. & Swacita, N.B.I. (2014). Ketahanan susu
segar pada penyimpanan suhu ruang ditinjau dari uji tingkat
keasaman, didih, dan waktu reduktase. 3(4), 274-282.
- Nugroho, A.B. (2010). Pasar susu dunia dan posisi indonesia. Jurnal
ilmu peternakan Brawijaya. 1(11), 65-76.
25
- Sanam, AB, Swacita IBN, Agustina KK. 2014. Ketahanan Susu
Kambing Peranakan Ettawah Post-Thawing pada Penyimpanan
Lemari Es Ditinjau dari Uji Didih dan Alkohol. J Veteriner 3(1), 1-
8.
- Yulaika, S. Primiani, N.C. & Hidayati, R.N. (2013). Pengaruh suhu dan
lama penyimpanan terhadap kadar lemak susu sapi murni. Jurnal
biologi. 4(6), 136-141.
26
- Zuriati, Y. Maheswari, A. & Susanty, H. (2011). Karakteristik kualitas
susu segar dan yogurt mendukung program ketahanan dan
diversifikasi pangan. Jurnal ilmu peternaan. 1(7), 1-7
27