Anda di halaman 1dari 30

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mineral sampling merupakan suatu metode pengambilan sampel pada


proses pengolahan mineral yang nantinya bagian kecil yang diambil melalui
metode mineral sampling ini akan merepresentasikan keseluruhan mineral dalam
proses pengolahan mineral. Hal ini sangat penting untuk menentukan proses
pengolahan mineral yang akan dilakukan, kesalahan dalam mineral sampling
(sampel yang diambil tidak merepresentasikan keseluruhan mineral) dapat
mengakibatkan proses pengolahan mineral yang tidak efektif.

1.2 Tujuan Percobaan


Mempelajari teknik mineral sampling dengan metode coning dan
quartering dalam proses pengolahan mineral.
1.3 Batasan Masalah

Variabel bebas dari percobaan ini adalah massa awal mineral pasir besi
dan pasir kuarsa, sementara variabel terikatnya adalah ukuran ayakan, waktu
pengayakan dan metode mineral sampling yang digunakan

1.4 Sistematika Penulisan


Laporan praktikum ini terdiri dari 5 bab, antara lain :
1. Bab I Pendahuluan
Menjelaskan mengenai latar belakang masalah, tujuan, batasan
masalah dan sistematika penulisan.
2. Bab II Tinjauan Pustaka
Menjelaskan mengenai terminologi statistika dan jenis-jenis
sampling.
3. Bab III Metodologi
2

Menjelaskan mengenai metode penelitan, parameter penelitian,


prosedur percobaan, serta alat dan bahan yang digunakan.
4. Bab IV Hasil dan Pembahasan
Memaparkan dan menganalisis data-data yang didapatkan dari
hasil percobaan.
5. Bab V Kesimpulan dan Saran
Menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran-saran dari proses
praktikum.
3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Terminologi Statistika

Sebuah ukuran dapat dinyatakan akurat jika perbedaan antara nilai dari
ukuran tersebut dan nilai sebenarnya terpaut oleh sebuah margin yang disetujui [4]..
Dalam banyak kasus bagaimanapun kadar tetaplah tidak diketahui sehingga
[4].
kepercayaan terhadap akurasi dari suatu nilai ukuran juga tidak diketahui . Kita
harus berpedoman pada teori statistika untuk meminimalisasi kesalahan sistematik
[4].
untuk meningkatkan kepercayaan kita terhadap suatu nilai .

Pengecekan juga dapat dilakukan dengan perbedaan antara variasi yang


[4].
acak dengan kesalahan sistematik sebagai akibat dari perbedaan potensial .
Kesalahan yang acak (bervariasi) dengan rataan, pada suatu periode waktu,
cenderung mendekati nol sebaliknya pada kesalahan sistematik terintegrasi
[4].
menghasilkan nilai positif maupun negatif seperti pada gambar 2.1 .

[4].
Gambar 2.1 Representasi dari kesalahan acak dan sistematik .

Bias merupakan perbedaan antara nilai sebenarnya dan rataan jumlah dari
nilai yang didapat dalam eksperimen dan menyebabkan persamaan kesalahan
sistematik. Variasi antara sampel berulang diukur dengan presisi atau
4

reprodusibilitas. Perbedaan antara pertengahan dari sampel berulang dan nilai


[4].
sebenarnya merupakan suatu ukuran yang akurat .

[4].
Gambar 2.2 Perbedaan antara presisi dan akurasi .

Rangkaian dari ukuran dapat dipresisi namun tidak cukup untuk


merepresentasikan nilai sebenarnya, prosedur kalibrasi dan pengecekan program
menentukan akurasi dan pengulangan atau duplikasi menentukan presisi. Jika
tidak terdapat bias pada pengambilan sampel, Presisi akan sama dengan akurasi.
Normal tes menghasilkan perbedaan kadar dari suatu sampel ke sampel yang lain.
Untuk prosedur dari sampel yang tidak mengalami bias, perbedaan kadar tidak
[4].
seharusnya untuk kesalah prosedural lain .

Variasi yang beragam merupakan karakteristik intrinsik dari sebuah proses


acak sedangkan kesalahan sistematis atau bias merupakan perbendaan yang
signifikan antara ukuran, atau nilai tengah dari sebuah rangkaian ukuran, dan nilai
[4].
sebenarnya yang tidak diketahui .

2.2 Blast Hole Sampling

Blast hole sampling merupakan pendekatan problematic untuk sebuah


jarak dari suatu sebab, termasuk segregasi dari drill cutting (gambar 2.3),
Perbedaan ketebalan pada pemotongan dalam cone dan memberikan untuk sub
drill cutting dihasilkan oleh drilling dibawah kedalaman design dari bench.
Dengan tambahan, karena bagian atas dari bench mengalami perpatahan karena
[3].
sebelumnya dilakukan peledakan .
5

[3].
Gambar 2.3 Gundukan dari blast hole cutting .

2.3 Jenis- jenis Mineral Sampling

[4].
Dari mekanismenya, sampling dapat dibagi menjadi :

1. Hand sampling
Pada hand sampling pengambilan contoh dilakukan dengan
tangan, sehingga hasilnya sangat tergantung pada ketelitian
operator.
a. Grab sampling
Pengambilan sampel pada material yang homogen dan
dilakukan dengan interval tertentu dengan menggunakan sekop.
Contoh yang diperoleh biasanya kurang representatif.
b. Shovel sampling
Pengambilan sampel dengan menggunakan shovel,
keuntungan cara ini lebih murah, waktu pengambilan cepat dan
memerlukan tempat yang tidak begitu luas.
c. Stream sampling
Alat yang digunakan Hand sampling cutter. Contoh yang
diambil berupa pulp (basah) dan pengambilan searah dengan aliran
(stream).
d. Pipe sampling
6

Alat yang digunakan pipa/tabung dengan diameter 0.5, 1.0,


dan 1.5 inchi.
e. Coning and quatering
2. Mechanical Sampling
Teknik pengambilan contoh serta reduksi jumlah yang umum
dilakukan di pabrik pengolahan adalah mechanical sampling. Mechanical
sampling digunakan untuk pengambilan contoh dalam jumlah besar
dengan hasil yang lebih representatif dibandingkan hand sampling. Dalam
mechanical sampling ini alat yang digunakan terbagi menjadi dua yaitu
riffle dan vein sampler.
a. Riffle sampler
Alat ini bentuknya persegi panjang dan didalamnya terbagi
beberapa sekat yang arahnya berlawanan. Riffle-riffle ini berfungsi
sebagai pembagi conto agar dapat terbagi sama rata.
b. Vein sampler
Pada bagian dalam dilengkapi dengan revolving cutter,
yaitu pemotong yang dapat berputar pada porosnya sehingga akan
membentuk area yang bundar sehingga dapat memotong seluruh
alur bijih.
Teknik sampling sendiri pada bidang pengolahan adalah :
1. Sub sampling analisa
Prosedur sampling mungkin melibatkan sejumlah tahap
sebelum materialnya dapat dianalisis. Urutan tahap sampling
sebagai berikut: Untuk bagian terbanyak, bulk material adalah
mengandung material non-homogen contohnya mineral,
sedimen, dan foodstuffs. Mereka mungkin terkandung dalam
komposisi yang berbeda dimana distribusinya tidak seragam di
dalam material. Disini sejumlah increments diambil secara acak
dari berbagai point dalam bulk material sehingga setiap bagian
memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih. Kombinasi dari
increment ini kemudian berupa gross sample. Gross sample ini
7

masih terlalu besar untuk analisa dan harus dibagi lagi untuk
menghasilkan sub sample. Sub sample mungkin memerlukan
berbagai perlakuan lagi, misalnya pengecilan ukuran partikel,
mixing, dan sebagainya, sebelum sample dianalisis.
2. Metode Coning
Dari mekanismenya, pengambilan contoh metode coning
termasuk dalam kelompok Hand sampling. Langkah-langkah
yang dilakukan :
a. Material dicampur sehingga homogen
b. Diambil secukupnya dan dibuat bentuk kerucut
c. Ujung kerucut ditekan sehingga membentuk kerucut
terpotong dan dibagi empat bagian sama besar
d. Dua bagian yang berseberangan diambil untuk dijadikan
contoh yang dianalisis.
3. Pembagi Model Riffle
Pembagi Model Riffle termasuk kelompok mechanical
sampling yang digunakan untuk pengambilan contoh dalam
jumlah yang besar dengan hasil yang lebih representatif
dibandingkan hand sampling. Alat yang dipergunakan adalah
Riffle Sampler. Alat ini berbentuk persegi panjang dan di
dalamnya terbagi beberapa sekat yanga rarahnya berlawanan.
Riffle-riffle ini berfungsi sebagai pembagi contoh agar dapat
terbagi sama rata.

Langkah selanjutnya setelah sampling adalah analisa yang meliputi


penimbangan, pengayakan, mikroskopis dan analisis kimiawi jika diperlukan.
Tapi yang terpenting adalah analisis ayak. Analisis ayak sendiri adalah metode
yang kita gunakan dalam kaitannya memanfaatkan pesebaran ukuran material
yang kemudian dianalisis dan disimpulkan untuk menilai proses sebelum ataupun
menentukan proses sesudah. Analisa ayak juga dapat digunakan untuk
8

menentukan efisiensi berbagai peralatan, menghitung derajat liberasi, mencari


[5].
penyebab dan ukuran mineral berharga yang hilang bersama tailing .

[5].
Tujuan analisis ayak adalah untuk mengetahui :

1. Jumlah produksi suatu alat


2. Distribusi partikel pada ukuran tertentu
3. Ratio of concentration
4. Recovery suatu mineral pada setiap fraksi

Analisis ayak dilakukan dalam suatu alat yang terdiri dari susunan ayakan
dan mesin penggetar atau vibrator. Ayakan disusun dengan lubang ayakan besar
di atas dan ayakan berlubang kecil di bawah secara berurutan. Sampel
dimasukkan di ayakan teratas. Prinsip pemisahannya didasarkan pada ukuran
relatif antara ukruan partikel dengan lubang ayakan. Partikel-partikel yang
memiliki ukuran lebih kecil daripada ukuran lubang ayakan akan lolos ayakan.
Kelompok partikel ini disebut undersize atau partikel minus. Sedangkan partikel-
partikel yang berukuran lebih besar daripada lubang aykan akan tertinggal di atas
ayakan. Partikel ini dikelompokkan sebagai oversize atau partikel plus. Operasi
pemisahannya dilakukan dengan melewatkan partikel-partikel di atas ayakan atau
screen yang memiliki lubang dengan ukuran tertentu. Pengayakan dilakukan
dengan alat yang disebut ayakan atau screen seperti : grizzly yang terbuat dari
[5].
batang-batang sejajar atau plat berlubang, atau anyaman kawat berlubang .

Berdasarkan model lubang pada permukaannya, ayakan dibagi menjadi


[5].
tiga tipe .

1. Pelat berlubang,
Punched Plate Pelat berlubang atau punched plate yaitu pelat yang
baisanya terbuat dari baja yang diberi lubang dengan bentuk tertentu.
Contoh bentuk lubang dapat dilihat pada gambar. Selain pelat yang
terbuat dari baja, bahan umum yang digunakan untuk ayakan adalah
karet keras atau plastik. Karet atau plastik digunakan untuk
9

memisahkan material yang abrasif atau digunakan pada lingkungan


yang korosif
2. Anyaman Kawat, Woven Wire, Mesh
Ayakan dari anyaman kawat. Kawat terbuat dari metal yang
dianyam membentuk dan menghasilkan bentuk dan ukruan lubang
tertentu. Umumnya lubang berbentuk bujur sangkar, namun dapat pula
bentuk lainnya, seperti segienam.
3. Batang Sejajar, Grizzly
Ayakan dari batang sejajar, atau biasa disebut dengan grizzly atau
red deck surface. Permukaan ayakan ini terbuat dari batang-batang
atau rel atau rod yang disusun sejajar dengan jarak atau celah tertentu.
Ayakan grizzly dapat bergerak, bergetar, atau diam. Umumnya
digunakan untuk operasi scalping.

[5].
Pelolosan material dalam ayakan dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :

1. Ukuran material yang sesuai dengan lubang ayakan


2. Ukuran rata-rata material yang menembus lubang ayakan
3. Sudut yang dibentuk oleh gaya pukulan partikel
4. Komposisi air dalam material yang akan diayak
5. Letak perlapisan material pada permukaan sebelum diayak Besaran
untuk ukuran partikel yang digunakan dalam analisis ayakan bisa
dalam skala mesh (#) ataupun milimeter (mm),

Arti skala mesh itu sendiri adalah jumlah lubang yang ada pada
permukaan ayak dalam 1 inch persegi. Semakin tinggi nilai mesh, menandakan
semakin banyak lubang dan semakin kecil lubang tersebut, yang artinya semakin
kecil ukuran partikel yang bisa melewatinya. Perbandingan antara luas lubang
[2].
bukaan dan luas permukaan screen disebut presentase opening

[5].
Presentase opening dipengaruhi oleh :

1. Luas penampang screen


10

2. Ukuran bukaan.
3. Sifat dari umpan seperti; berat jenis, kandungan air, temperatur.
4. Tipe mechanical screen yang digunakan

[4].
Kapasitas screen secara umum tergantung pada :

1. Luas penampang screen


2. Ukuran bukaan
3. Sifat dari umpan seperti ; berat jenis, kandungan air, temperatur
4. Tipe mechanical screen yang digunakan

[4].
Faktor-faktor yang mempengaruhi effisiensi screen :

1. Lamanya umpan berada dalam screen


2. Jumlah lubang yang terbuka
3. Kecepatan umpan
4. Tebalnya lapisan umpan
5. Cocoknya lubang ayakan dengan bentuk dan ukuran rata-rata
material yang diolah.
[4].
Terdapat tiga sifat fisik mineral, yaitu :
1. Hardness (kekerasan)
2. Structure
3. Fracture
Sifat ini diperlukan dalam menentukan alat penghancur ikatan mineral
sedangkan besar kecilnya kristal berkaitan dengan derajat liberasi. Semakin tinggi
derajat liberasi akan semakin sempurna proses pengolahan. Derajat liberasi adalah
perbandingan antara mineral yang terliberasi sempurana dengan jumlah mineral
yang sama keseluruhan. Kominusi adalah proses reduksi ukuran butiran dengan
tujuan agar butiran menjadi lebih kecil dari ukuran semula. Hal ini dapat
dilakukan dengan proses crushing dan grinding. Grinding biasanya digunakan
untuk proses basah dan kering sedangkan crushing digunakan untuk proses kering
[4].
saja.
11

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Diagram Alir Percobaan

Berikut ini merupakan diagram alir percobaan dari praktikum kali ini,

Mencampur pasir besi


dan pasir kuarsa

Menyusun ayakan

Menimbang fraksi
bijih

Mengkerucutkan
pasir

Meratakan kerucut
pasir

Melakukan
quartering

Menimbang masing-masing
fraksi
12

Mengulang untuk bagian


terberat

Menghitung jumlah pasir


besi dan pasir kuarsa

Menghitung kadar pasir


besi dan pasir kuarsa

Data

Literatur
Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan Mineral Sampling

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat yang digunakan
a. Neraca digital
b. Ayakan ukuran 40# dan 60#
c. Mikroskop optik
d. Preparat mika
3.2.2 Bahan yang digunakan
a. Pasir kuarsa 15 gram
b. Pasir Besi 15 gram
3.3 Prosedur Percobaan
13

1. Mencampur pasir besi dan pasir kuarsa sebanyak masing-masing 15 gram


2. Menyusun ayakan dengan ukuran 40# dan 60#
3. Mengayak bijih selama 2 menit
4. Menimbang fraksi bijih
5. Membuat pasir membentuk kerucut
6. Menekan pasir hingga rata
7. Membagi pasir menjadi 4 bagian
8. Melakukan quartering sebanyak 20x
9. Menyatukan 2 bagian pasir yang berseberangan
10. Menimbang masing-masing bagian tersebut
11. Mengulangi prosedur 4-9 untuk bagian yang terberat sampai massa sekitar
0,5 gram
12. Menyebar bijih pada preparat mika
13. Menghitung jumlah pasir besi dan pasir kuarsa dengan mikroskop
14. Menghitung kadar besi dan kuarsa
14

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

Berikut ini merupakan hasil dari percobaan mineral sampling yang telah
dilakukan dengan menggunakan mineral pasir besi dan pasir mineral masing-
masing sebanyak 15 gram

Tabel 4.1 Data percobaan mineral sampling

Mineral B.J -40+60#


Berat = 3,171 gram
Butiran Jumlah butir x B.J %Berat
I II
Pasir Besi 4,7 45 17 291,4 4,777
Pasir 2,6 206 13 569,4 9,3356
Kuarsa
Jumlah 251 30 860,8 14,1134

Mineral -60# Jumlah %galat


Berat = 19,297 gram total (%)
Butiran Jumlah %Berat
I II butir x B.J
Pasir 47 38 399,5 50,629 55,406 10,812
Besi
Pasir 53 54 278.2 35,256 44,5916 10,9608
Kuarsa
Jumlah 100 92 677,7 85,8866 99,9976
15

4.2 Pembahasan

Berikut ini merupakan pembahasan dari percobaan mineral sampling kali


ini.

Pada percobaan mineral sampling ini, dilakukan dengan metode coning


dan quartering. Pada metode coning, campuran pasir besi dan pasir kuarsa
dibentuk menggunung, proses ini dilakukan dengan tujuan agar pasir besi dan
pasir kuarsa dapat saling bercampur antara satu sama lain. Lalu pada quartering,
campuran pasir besi dan pasir kuarsa yang telah dilakukan coning diratakan dan
diangkat keempat sudut kertas secara bergantian dengan tujuan agar campuran
pasir besi dan pasir kuarsa tercampur dengan lebih baik, setelah itu masing-
masing dari 2 bagian yang berseberangan disatukan hal ini dilakukan agar
campuran pasir besi dan pasir kuarsa bersifat heterogen, proses ini diulang
sebanyak 20 kali hingga massa campuran pasir besi dan pasir kuarsa sekitar 0,6
gram, hal ini dilakukan agar membuktikan pada massa setelah proses coning dan
quartering yaitu sebesar 0,6 gram dapat merepresentasikan seluruh campuran
pasir besi dan campuran pasir kuarsa awal sebanyak 30 gram.

Namun pada metode coning dan quartering pada praktikum mineral


sampling kali ini, memiliki berbagai faktor yang dapat menyebabkan kesalahan
sehingga massa setelah proses coning dan quartering yaitu sebesar 0,6 gram tidak
dapat merepresentasikan seluruh campuran pasir besi dan campuran pasir kuarsa
awal sebanyak 30 gram, beberapa faktor dalam proses coning dan quartering yang
dapat menyebabkan kesalahan yaitu:

a. Pada proses coning

Ketika campuran pasir besi dan pasir kuarsa dibentuk kerucut


menggunakan lipatan kertas, ada kemungkinan sedikit dari campuran pasir
besi dan pasir kuarsa yang terlempar keluar akibat dari gaya dorong dari
lipatan kertas, sehingga ada sedikit perubahan dari massa awal campuran
pasir besi dan pasir kuarsa yang dapat mengakibatkan % galat yang
16

semakin besar atau perbedaan yang semakin besar antara data percobaan
dengan data teoritis.

b. Pada proses quartering


Setelah dilakukan proses coning pada campuran pasir besi dan
pasir kuarsa, dilakukan perataan menggunakan pulpen pada campuran
pasir besi dan pasir kuarsa, hal ini kemungkinan besar dapat
mengakibatkan menempelnya sebagian kecil dari campuran pasir besi dan
pasir kuarsa sehingga ada sedikit perubahan dari massa awal campuran
pasir besi dan pasir kuarsa yang dapat mengakibatkan % galat yang
semakin besar atau perbedaan yang semakin besar antara data percobaan
dengan data teoritis.
Setelah diratakan, campuran pasir besi dan pasir kuarsa dilakukan
pengangkatan pada empat sudut kertas secara bergantian, hal ini
mengakibatkan campuran pasir besi dan pasir kuarsa bergerak menjauhi
sudut kertas yang diangkat secara bergantian sehingga gaya dorong yang
diakibatkan oleh pengangkatan empat sudut kertas dapat menyebabkan
campuran pasir besi dan pasir kuarsa terlempar keluar dari kertas, sehingga
ada sedikit perubahan dari massa awal campuran pasir besi dan pasir
kuarsa yang dapat mengakibatkan % galat yang semakin besar atau
perbedaan yang semakin besar antara data percobaan dengan data teoritis.
Setelah dilakukan pengangkatan pada empat sudut kertas secara
bergantian, dilakukan pembagian menjadi 4 bagian pada campuran pasir
besi dan pasir kuarsa dengan cara mengangkat lipatan diantara 4 bagian
tersebut sehingga campuran pasir besi dan pasir kuarsa akan menjauhi
lipatan diantara 4 bagian tersebut, hal ini dapat menimbulkan terlemparnya
pasir besi dan pasir kuarsa, sehingga ada sedikit perubahan dari massa
awal campuran pasir besi dan pasir kuarsa yang dapat mengakibatkan %
galat yang semakin besar atau perbedaan yang semakin besar antara data
percobaan dengan data teoritis dan juga hal ini memiliki kemungkinan
terdapat perbedaan yang jauh antara banyaknya campuran pasir besi dan
17

pasir kuarsa pada keempat bagian, hal ini dapat menimbulkan tidak
akuratnya sampel campuran pasir besi dan pasir kuarsa yang diambil yang
dapat mengakibatkan % galat yang semakin besar atau perbedaan yang
semakin besar antara data percobaan dengan data teoritis.

Setelah dilakukan metode quoning dan quartering dan didapatkan


campuran pasir besi dan pasir kuarsa dengan massa kurang lebih 0,5 gram,
dilakukan proses pengamatan dari campuran pasir besi dan pasir kuarsa
menggunakan mikroskop, yang bertujuan untuk menghitung jumlah butiran dari
pasir besi dan jumlah butiran dari pasir kuarsa di dalam campuran pasir besi dan
pasir kuarsa.

Karena pengamatan dari campuran pasir besi dan pasir kuarsa


menggunakan mikroskop dilakukan penghitungan manual secara visual yang
kemungkinan besar dapat terjadi salah hitung dari butiran yang nampak pada
mikroskop yang diakibatkan oleh keterbatasan mata dan banyaknya jumlah
butiran yang terdapat dalam preparat mika, hal ini dapat menyebabkan
perhitungan % berat dari masing-masing pasir besi dan pasir kuarsa tidak akurat,
sehingga dapat memperbesar % galat atau terdapat perbedaan yang semakin besar
antara data percobaan dengan data teoritis.

Selain perhitungan manual yang dapat menimbulkan kesalahan dan


perbedaan yang semakin besar antara data percobaan dengan data teoritis, Hal lain
yang dapat mempengaruhi besarnya % galat dalam praktikum mineral sampling
kali ini adalah salah satunya metode pengamatan mikroskop yang menyilang pada
sampel acak dari campuran pasir besi dan pasir kuarsa pada preparat mika dapat
menimbulkan tidak terhitungnya seluruh butir pada preparat mika, sehingga
sampel dari campuran pasir besi dan pasir kuarsa yang terlihat pada mikroskop
tidak heterogen melainkan homogen pada beberapa tempat, hal ini yang
kemungkinan besar dapat menimbulkan membesarnya % galat yang
mengakibatkan data percobaan semakin jauh dari data teoritis.
18

Pada pengamatan mikroskop, fokus dari lensa mikroskop juga dapat


mempengaruhi besarnya dari %galat yang didapat dalam praktikum mineral
sampling kali ini, yaitu karena fokus dari lensa mikroskop yang belum fokus
mengakibatkan tampilan mikrostruktur yang buram sehingga tampilan dari butiran
pasir besi dan butiran pasir kuarsa terlihat sama, yang menyebabkan terjadinya
kesalahan hitung pada butiran pasir besi dan pasir kuarsa, hal ini dapat
menyebabkan kesalahan pada perhitungan % berat dari masing-masing mineral
pasir besi dan mineral pasir kuarsa, yang menyebabkan perbandingan data
percobaan dengan data teoritis membesar sehingga didapatkan % galat yang lebih
besar.

Pada beberapa kalimat di atas, telah disebutkan berbagai penyebab yang


dapat mengakibatkan % galat membesar. Semakin besar % galat, maka dapat
disimpulkan bahwa data percobaan yang didapat semakin jauh dari data teoritis.
Hal ini berarti data semakin besar %galat yang didapat maka kemungkinan data
memiliki kesalahan memiliki peluang yang semakin besar, Adapun di bawah ini
akan dibahas lebih lanjut mengenai %galat yang didapat dalam praktikum mineral
sampling kali ini.

Dengan menggunakan perhitungan % galat yaitu %galat = (data


percobaan-data teoritis) / data teoritis, pada percobaan ini didapatkan % galat
masing-masing pada mineral pasir besi dan mineral pasir kuarsa sebesar 10,812 %
dan 10,9608 % yang berati terdapat selisih jumlah total dari masing-masing pada
mineral pasir besi dan mineral pasir kuarsa yaitu 5,406 % dan 5,4084 % terhadap
data teoritis mineral pasir besi dan mineral pasir kuarsa masing-masing sebesar
50%.

Besar dari persen galat merupakan relatif terhadap seberapa penting dan
besar perubahan pada data percobaan[5], dalam percobaan kali ini penulis beropini
bahwa persen galat yang didapatkan pada percobaan yaitu masing-masing pada
mineral pasir besi dan mineral pasir kuarsa sebesar 10,812 % dan 10,9608 %,
memiliki selisih yang tidak terlalu besar dengan data teoritis, namun hal ini dapat
19

berpengaruh besar terhadap percobaan kali ini dimana sampel mineral pasir besi
dan mineral pasir kuarsa yang diambil dengan metode coning dan quartering pada
percobaan ini tidak dapat merepresentasikan dari masing-masing 15 gram mineral
pasir besi dan mineral pasir kuarsa yang dicampurkan.

Pengayakan juga salah satu faktor yang berpengaruh pada %galat yang
dihasilkan dalam percobaan kali ini, pengayakan bertujuan untuk mendapatkan
sampel pasir besi maupun pasir kuarsa dengan ukuran yang seragam. Tidak
seragamnya ukuran dari pasir besi maupun pasir kuarsa dapat menyebabkan
%berat dari masing-masing pasir besi dan pasir kuarsa tidak merepresentasikan
sampel keseluruhan.

Selain dari berbagai faktor penyebab membesarnya % galat yang telah


dijelaskan di atas seperti pengamatan dari campuran pasir besi dan pasir kuarsa
menggunakan mikroskop dilakukan penghitungan manual secara visual, metode
pengamatan mikroskop yang menyilang pada sampel acak dari campuran pasir
besi dan pasir kuarsa, fokus dari lensa mikroskop yang belum fokus
mengakibatkan tampilan mikrostruktur yang buram, adapun beberapa hal yang
juga dapat mempengaruhi keakuratan dari data percobaan atau besarnya % galat
dalam percobaan kali ini, yaitu penimbangan sampel menggunakan timbangan
digital, ketidaktelitian dalam membaca angka yang muncul pada proses
penimbangan campuran mineral pasir besi dan mineral pasir kuarsa hasil
pengayakan -40+60# dan -60#, dapat menyebabkan kesalahan perhitungan persen
berat dari masing-masing mineral pasir besi dan mineral pasir kuarsa.

Pada data yang didapat juga ditemukan kesalahan dalam mencari data
[4].
berat jenis dari pasir besi yaitu 4,7 yang seharusnya 4,3 . Sehingga seluruh
perhitungan yang ada pada blanko percobaan kemungkinan besar tidak akurat. Hal
ini menyebabkan %galat yang didapatkan dari perhitungan %galat = (data
percobaan-data teoritis) / data teoritis menjadi kurang akurat, yang menyebabkan
nilai ketidakakuratan data yang dihasilkan pada percobaan ini sangatlah tidak
dapat diketahui.
20

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berikut merupakan kesimpulan dari percobaan kali ini
1. Jumlah total dari pasir besi dan pasir kuarsa masing-masing sebanyak
55,406% dan 35,256%.
2. %galat dari pasir besi dan pasir kuarsa masing-masing adalah 10,812 dan
10,9608.
5.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum selanjutnya yaitu:
1. Lebih teliti dalam pengambilan data
2. Durasi praktikum disesuaikan dengan modul
21

DAFTAR PUSTAKA

[1] RUSDINAR, Yuni. Long term acid rock drainage (ARD) management at
PT Freeport Indonesia. American Society of Mining and Reclamation,
2006.
[2] ENGELBRECHT, Johann P., et al. Characterizing mineral dusts and
other aerosols from the Middle Eastpart 1: ambient
sampling. Inhalation toxicology, 2009.
[3] HOLMES, R. J. Sampling mineral commodities-the good, the bad, and the
ugly. Journal of the Southern African Institute of Mining and Metallurgy,
2010.
[4] Wills B.A., Napier-Munn T.J., Wills Mineral Processing Technology 7th
edition, Elsevier Science & Technology Books. 2006.
[5] BUECHE, Frederick J.; HECHT, Eugene. Fisika Universitas Edisi
Kesepuluh. Jakarta: Erlangga, 2006.

.
22

LAMPIRAN A

CONTOH PERHITUNGAN
23

Lampiran A. Contoh Perhitungan

1. %galat = {(Data percobaan Data teoritis) / Data teoritis} x 100%


Untuk pasir besi
%galat = {(55,406 50) / 50} x 100% = 10,812%
Untuk pasir kuarsa
%galat = {(44,5916 50) / 50} x 100% = 10,9608%

2. Kadar Fe = 55,406/(55,406+44,5916) x 100% = 55,406%


24

LAMPIRAN B
JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS
25

Lampiran B. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Khusus


B.1 Jawaban Pertanyaaan

1. Hitung kadar Fe dalam pasir besi!


Jawab:
Kadar Fe = 55,406/(55,406+44,5916) x 100% = 55,406%
2. Jelaskan fungsi dari garis berbentuk kotak pada preparat!
Jawab:
Garis berbentuk kotak pada preparat berfungsi sebagai garis bantu saat
penghitungan butir melalui mikroskop.
3. Jelaskan alasan mengapa bijih diayak terlebih dahulu!
Jawab:
Agar bijih pasir besi dan pasir kuarsa memiliki ukuran butiran yang seragam
sehingga pada proses quartering didapat hasil yang seragam.
4. Sebut dan jelaskan jenis-jenis metode mineral sampling!
Jawab:
a. Grab sampling
Pengambilan sampel pada material yang homogen dan
dilakukan dengan interval tertentu dengan menggunakan sekop.
Contoh yang diperoleh biasanya kurang representatif.
b. Shovel sampling
Pengambilan sampel dengan menggunakan shovel,
keuntungan cara ini lebih murah, waktu pengambilan cepat dan
memerlukan tempat yang tidak begitu luas.
c. Stream sampling
Alat yang digunakan Hand sampling cutter. Contoh yang
diambil berupa pulp (basah) dan pengambilan searah dengan aliran
(stream).
d. Pipe sampling
Alat yang digunakan pipa/tabung dengan diameter 0.5, 1.0,
dan 1.5 inchi.
26

e. Coning and quatering


27

B.2 Tugas Khusus

1. Carilah contoh pekerjaan dalam bidang mineral sampling pada industri!


Jawab:

[1].
Gambar B.1 Konsentrasi tembaga pada East Stream

Pada gambar B.2 merupakan hasil dari mineral sampling pada PT Freeport
Indonesia dengan metode post-mortem sampling. Sementara pada gambar
B.2 memperlihatkan penggalian untuk mendapatkan sampel pada tambang
Grasber, PT Freeport Indonesia.

[1].
Gambar B.2 Penggalian
28

LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT DAN BAHAN
29

Lampiran C. Gambar Alat dan Bahan

Gambar C.1 Mikroskop Gambar C.2 Preparat

Gambar C.3 Pasir Besi Gambar C.4 Neraca

Gambar C.5 Pasir kuarsa Gambar C.6 Ayakan


30

LAMPIRAN D

BLANKO PERCOBAAN

Anda mungkin juga menyukai