OBESITAS
Disusun Oleh :
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian dari Penyakit Obesitas
2. Mengetahui Etiologi dari Penyakit Obesitas
3. Mengetahui Faktor resiko dari Penyakit Obesitas
4. Mengetahui Jenis dan Klasifikasi Obesitas
5. Mengetahui Mekanisme dari Penyakit Obesitas
6. Mengetahui Cara Mencegah dari Penyakit Obesitas
7. Mengetahio Cra Menangani dari Penyakit Obesitas
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut WHO(1998) Obesitas diartikan sebagai suatu kondisi tidak normal atau
kelebihan akumulasi lemak. Akumulasi lemak dalam tubuh manusia melebihi jumlah
yang dibutuhkan untuk fungsi tubuh normal dalam jaringan adiposa . Berakibat pada
terganggunya kesehatan. Setiap individual obesitas tidak hanya berbeda dalam jumlah
lemak yang berlebihan, tetapi juga di dalam distribusi regional lemak dalam tubuh.
Ada dua jenis lemak tubuh, lemak untuk energy dan lemak penyimpanan. Lemak
esensial diperlukan untuk fungsi normal tubuh dan terutama disimpan dalam sumsum
tulang, jantung, paru-paru, hati, limpa dan otot. Lemak esensial juga termasuk lemak
wanita, yang disimpan dalam payudara dan pinggul. Penyimpanan lemak adalah lemak
yang tersimpan terutama dalam jaringan subkutan sebagai akibat dari energi tambahan
yang diterima melalui makanan. Pada orang dewasa muda yang sehat total lemak tubuh
merupakan 15-20% dari total berat badan untuk pria dan 20-25% dari total berat badan
bagi perempuan.1
Distribusi lemak berbeda di Central (tipe Android ) dan Wilayah ( atau tipe
perempuan) . Obesitas sentral ditandai dengan lokasi lemak di tubuh bagian atas dan
terutama di perut. Obesitas Daerah ditandai dengan timbunan lemak di paha dan pinggul.1
Tingkat keparahan obesitas diperkirakan dari jumlah total lemak dan distribusi
lemak dalam tubuh manusia . Pengukuran akurat dari jumlah lemak membutuhkan
metode dan peralatan yang hanya ada di medis dan penelitian laboratories. Dalam praktek
klinis , metode yang lebih sederhana digunakan , seperti berat badan - tabel tinggi ,
penilaian Body Mass Index ( BMI ) dan lipatan kulit measurement, berat - tabel tinggi.1
2.2 Etiologi Obesitas
Obesitas merupakan penyakit dengan etiologi yang sangat kompleks dan belum
sepenuhnya diketahui. Keadaan obesitas terjadi jika makanan sehari-harinya
mengandung energi yang melebihi kebutuhan (positive energy balance). Pada umumnya,
berbagai faktor yang menentukan keadaan obesitas seseorang seperti :
a. Herediter
Anak yang obese biasanya berasal dari keluarga penderita obesitas. Bila kedua
orang tua obese, sekitar 80 % anak-anak mereka akan menjadi obese. Bila salah satu
orangtua obese kejadiannya menjadi 40 % dan bila kedua orangtua tidak obese maka
prevalens obesitas akan turun menjadi 14 %. Peningkatan risiko menjadi obesitas
tersebut kemungkinan disebabkan oleh pengaruh gen atau faktor lingkungan dalam
keluarga.2
b. Pola makan
Peran nutrisi dimulai sejak masa gestasi. Perilaku makan mulai terkondisi dan
terlatih sejak bulan-bulan pertama kehidupan yaitu saat diasuh orangtua. Pemberian
susu botol pada bayi mempunyai kecenderungan diberikan pada jumlah yang
berlebih sehingga risiko menjadi obesitas menjadi lebih besar daripada ASI saja.
Akibatnay anak akan terbiasa untuk mengkonsumsi makanan melebihi kebutuhan
dan berlanjut ke masa prasekolah, masa usia sekolah, sampai masa remaja. 2
Peranan diet terhadap terjadinya obesitas sangat besar, terutama diet tinggi
kalori yang berasal dari karbohidrat dan lemak. Masukkan energi tersebut lebih
besar daripada energi yang digunakan. Anak-anak usia sekolah mempunyai
kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji (junk foods dan fast foods), yang
umumnya mengandung energi tinggi karena 40-50% nya berasal dari lemak. 2
Kebiasaan lain adalah mengkonsumsi makanan camilan yang banyak
mengandung gula sambil menonton televisi. Pilihan jenis makanan camilan bisa
dipengaruhi oleh iklan di televisi.
Penelitian yang dilakukan oleh Vanelli dkk (2005) menemukan bahwa
melewatkan makan pagi pada anak-anak dapat meningkatkan risiko overweight dan
obesitas. pada anak-anak yang melewatkan makan pagi dilaporkan 27.5%
overweight dan 9.6% obes (p=0,01 dan p=0,04 berturut-turut) dibandingkan anak-
anak yang makan pagi (9.1% dan 4.5% berturut-turut). Sedangkan menurut
penelitian yang dilakukan Dubois dkk (2006) ditemukan bahwa melewatkan makan
pagi meningkatkan risiko overweight hampir dua kali lipat dengan odds ratio = 1,9
(1,2-3,2). 2
c. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik sehari-hari dipercaya menjadi salah satu faktor munculnya
obesitas pada seseorang. Suatu data menunjukkan bahwa aktivitas fisik anak-anak
cenderung menurun. Anak-anak lebih banyak bermain di dalam ruamh
dibandingkan di luar rumah, misalnya bermain games komputer maupun media
elektronik lain dan menonton televisi. 2
Sebaliknya menonton televisi akan menurunkan aktivitas dan keluaran
energi, karena mereka menjadi jarang atau kurang berjalan, bersepeda, naik turun
tangga. Suatu penelitian kohort mengatakan bahwa menontin televisi lebih dari lima
jam meningkatkan prevalens dan angka kejadian obesitas pada anak 6-12 tahun
(18%), serta menurunkan angka keberhasilan sembuh dari terapi obesitas sebanyak
33%.2
d. Gangguan hormonal
Walaupun sangat jarang, adakalanya obesitas disebabkan oleh endocrine
disorder, seperti pada Sindrom Cushing, hiperaktivitas adrenokortikal,
hipogonadisme, dan penyakit hormon lain. 2
e. Sosial ekonomi
Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya hidup, pola makan, serta
peningkatan pendapatan mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah makanan yang
dikonsumsi (Syarif, 2003)
2. Kurang tidur
Kurang tidur menyebabkan efek buruk pada metabolisme karbohidrat dan
fungsi endokrin yang dikaitkan sebagai faktor resiko obesitas.13
3. Pengaruh musim
Dalam jurnal tersebut mengatakan prevalensi obesitas meningkat ketika
musim dingin dan menurun ketika musim panas.15
Ada beberapa jenis obesitas,jenis obesitas dapat ditentukan dari lokasi atau
distribusi jaringan adiposa dalam tubuh, yang merupakan konsep penting untuk
mempertimbangkan implikasi kesehatan kelebihan berat badan dan obesitas. Distribusi
lemak tubuh dapat dibagi menjadi dua kategori klinis yang signifikan yaitu:
.
2.5 Mekanisme Patofisiologi
Obesitas merupakan penyakit yang muncul ketika asupan energi melebihi dari
pengeluaran energi,sehingga kelebihan tersebut disimpan, terutama sebagai trigliserida,
(Flier, 2004; Spiegelman dan Flier, 2001). Obesitas bersifat kompleks yang dimana
dipengaruhi oleh diet, tahap perkembangan, usia, aktivitas fisik dan gen (Brockmann
dan Bevova, 2002; Friedman, 2003).1 dimana dari pengertian tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa obesitas merupakan penyakit yang bersifat menyeluruh di tubuh dan
dipengaruhi oleh beberapa factor yang menyebabkan keseimbangan regulasi tubuh
berubah dan akan mengakibatkan perubahan anatomi maupun fisiologi tubuh
Gambar 1. Regulasi homeostatis keseimbangan energi pada mamalia. Sinyal dari situs
penyimpanan lemak mengkomunikasikan keadaan energetik dari tubuh ke sistem saraf, yang juga
menerima masukan dari lingkungan dan sensorik. Sistem saraf mengintegrasikan sinyal-sinyal ini dan
merespon untuk mengubah perilaku, fisiologi dan penyerapan energi, penyimpanan dan pemanfaatan. 1
Obesitas terjadi dikarenakan gangguan pada regulasi nafsu makan dan sinyal
kenyang (satiety).dimana apabila gangguan regulasi berada di salah satu jalur fisiologis
yang mengatur nafsu makan dan sinyal kenyang dapat menyebabkan ketidakseimbangan
dalam homeostasis energi dan menyebabkan obesity.Obesitas ditandai dengan akumulasi
lemak yang berlebihan (kegemukan) di berbagai organ yang terlibat dalam metabolisme
.5 Sementara setiap depot lemak yang disimpan memiliki potensi untuk menjadi
penyakit atau patogen ,6 transformasi lebih mungkin terjadi pada area tubuh dengan
metabolisme yang lebih tinggi (misalnya daerah, visceral / intraperitoneal,
ekstraperitoneal, dan intrapelvic) .6
Efek dari resistensi leptin ditubuh mengakibatkan kenaikan kadar leptin atau disebut
Hyperleptinemia,namun leptin yang berada dalam tubuh tidak dapat menjalankan
perannya dalam penurunan nafsu makan dan peningkatan aktifitas untuk menjaga
keseimbangan tubuh ,sehingga menyebabkan kerusakan dalam metabolisme tubuh yang
lainnya.dan menyebabkan timbunya penyakit degenerative lainnya
Gambar 3. Fungsi leptin sistemik. Hyperleptinemia kronis merusak tindakan metabolik pusat dimediasi hormon,
meskipun aktivasi dari aliran simpatis yang diawetkan. Hasil resistensi leptin pusat selektif dalam obesitas dan efek
samping pada kardiovaskular sistem termasuk hipertensi, aterosklerosis, dan LVH. Meskipun leptin dapat melindungi
terhadap deposisi lipid ektopik jaringan nonadipose, apakah efek ini dihapuskan karena (selektif) resistensi leptin
perifer memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.4
KESIMPULAN
Obesitas dan Kelebihan berat badan mungkin merupakan penyakit yang dapat
mengenai siapa saja,namun apabila telah mengetahui definisi,etiologi,factor resiko
serta mekanisme obesitas,maka penyakit tersebut dapat dicegah.dan penyakit tersebut
tidak mengenai tubuh,
Daftar Pustaka
1. Polikandrioti Maria, Stefanou Evagelia. (2009). Obesity Disease. Health Science Journal
VOLUME 3, ISSUE 3,
2. Irene Purnamawati .Prevalensi obesitas, , FK UI 2009
3. Edited by Andres Villu Maricq and Steven L. McIntire. Last revised November 30, 2006.
Published March 9, 2007. This chapter should be cited as: Ashrafi, K. Obesity and the
regulation of fat metabolism (March 9, 2007), WormBook, ed. The C. elegans Research
Community, WormBook, doi/10.1895/wormbook.1.130.1, http://www.wormbook.org.3
4. Ronghua Yang and Lili A.2007. Barouch.Leptin Signaling and Obesity: Cardiovascular
Consequences.Circ Res. 2007;101:545-559.4
5. Morton GJ, Cummings DE, Baskin DG, et al. Central nervous system control of food
intake and body weight. Nature. 2006;443(7109):289-295.
6. Bays H. Phentermine, topiramate and their combination for the treatment of adiposopathy
(sick fat) and metabolic disease. Expert Rev Cardiovasc Ther. 2010;8(12):1777-1801.
7. American Association of Clinical Endocrinologists (AACE) Declares Obesity a Disease
State. http://media.aace.com/press-release/american-associationclinical- endocrinologists-
aace-declares-obesity-disease-state: American Association of Clinical Endocrinologists
2011.
8. Gibson CD, Carnell S, Ochner CN, Geliebter A. Neuroimaging, gut peptides and obesity:
novel studies of the neurobiology of appetite. J Neuroendocrinol. 2010;22(8):833-845.
9. Allende-Vigo MZ. Adipocytes and cardiometabolic risk. Am J Ther.2012;19(4):294-299.
10. Marcia Nelm,Kathryn P sucher.Karen Lacey.Sara Long Rpth. 2010 NUTRITION
THERAPY AND PHATOPHISIOLOGY HALAMAN 246-248. Cengage Learning.
11. Schweiz Rundsch. Android-type obesity and gynecoid-type obesity .Med Prax 1997 Jan
28;86(5):149.
12. Hirotaka Ochiai, Takako Shirasawa, Tadahiro Ohtsu, Rimei Nishimura, Aya Morimoto,
Hiromi Hoshino et al. (2013)Eating Behaviors and Overweight among Adolescents: A
Population-Based Survey in Japan. Journal of Obesity Volume 2013,
13. Esther Lpez-Garca. Raquel Faubel, Luz Len-Muoz, Mara C Zuluaga, Jos R
Banegas, and Fernando Rodrguez-Artalejo.(2008)Sleep duration, general and abdominal
obesity, and weight change among the older adult population of Spain . American Society
for Clinical Nutrition. Am J Clin Nutr February 2008 vol. 87 no. 2 310-316
14. Jennifer L Temple, April M Giacomelli, Kristine M Kent, James N Roemmich, and
Leonard H Epstein.Television watching increases motivated responding for food and
energy intake in children.Am J Clin Nutr February 2007 vol. 85 no. 2 355-361.
15. W H Dietz Jr and S L Gortmaker .Factors within the physical environment associated
with childhood obesity. Am J Clin Nutr April 1984 vol. 39 no. 4 619-624