Anda di halaman 1dari 6

1

SIMULASI PERBAIKAN PROSES BISNIS INSTALASI GAWAT


DARURAT DENGAN METODE EVENT-DRIVEN PROCESS CHAIN (EPC)
(STUDI KASUS : RSU HAJI SURABAYA)

Hery Pamungkas Setia Budi dan Nurhadi Siswanto


Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: Hery.pamungkas46@gmail.com ; Nurhadi.siswanto@gmail.com

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi jumlah dokter di Indonesia saat ini mencapai lebih dari 42
manusia karena manusia perlu menjaga kesehatannya ribu dokter.
agar dapat bertahan hidup. Kurangnya dokter di Kurangnya dokter di Indonesia saat ini
Indonesia saat ini mengakibatkan buruknya pelayanan mengakibatkan buruknya pelayanan kesehatan di Indonesia.
kesehatan di Indonesia sehingga banyak pasien yang Hal ini dapat dilihat dimana perbandingan jumlah dokter
mengalami keterlambatan pelayanan atau bahkan tidak dan pasien di Indonesia belum ideal. Dengan jumlah dokter
terlayani. Banyak sekali aspek yang mempengaruhi sekitar 42 ribu dan jumlah penduduk yang mencapai 237
kualitas pelayanan terhadap pasien, salah satunya juta, maka satu dokter saat ini harus melayani sekitar 5 ribu
adalah waktu tunggu. Waktu tunggu merupakan waktu orang (1:5000). Hal tersebut dibenarkan Ketua Komisi IX
yang digunakan oleh petugas kesehatan untuk DPR RI, komisi yang membidangi kesehatan dimana saat ini
memberikan pelayanan pada pasien. Untuk mengurangi dokter di Indonesia hanya ada sekitar 40 ribu orang,
waktu tunggu dan keterlambatan dalam pelayanan seharusnya minimalnya dokter di Indonesia harus ada 70
tersebut, salah satu cara yang dilakukan rumah sakit ribu orang atau 1 dokter melayani sekitar 2500 orang
yaitu dengan mengkombinasikan resources atau sumber (Antaranews, 2011). Akibatnya pelayanan kesehatan tidak
daya yang ada dengan baik. Digunakan metode Event- sesuai dengan yang diinginkan dimana menurut Menteri
driven Process Chain (EPC) untuk memetakan proses Kesehatan banyak pasien yang mengalami keterlambatan
bisnis yang ada pada Instalasi Gawat Darurat tersebut. pelayanan atau bahkan tidak terlayani. Akibatnya banyak
Yang kemudian dilanjutkan dengan memodelkan pasien yang lebih memilih berobat ke luar negeri
pemetaan proses bisnis tersebut dengan menggunakan (Detiknews, 2005). Setidaknya terdapat 200 ribu orang
software Arena untuk menganalisis aliran pasien dari setiap tahunnya berobat ke luar Malaysia (Inilah.com,
seluruh proses penanganan pasien pada Intalasi Gawat 2012). Fakta tersebut berakibat pada devisa negara yang
Darurat. Dalam merumuskan perbaikan, dilakukan keluar negeri untuk berobat menurut data World Bank tahun
analisis penyebab terjadinya keterlambatan pelayanan 2004 sekitar Rp 70 triliun (Kompasiana, 2011). Maka dari
pasien sehingga terjadi antrian. Setelah itu dilakukan itu Menteri Kesehatan menghimbau agar seluruh rumah
perumusan scenario-skenario perbaikan yang sakit di Indonesia terus meningkatkan mutu pelayanannya
memungkinkan. Skenario-skenario perbaikan tersebut agar masyarakat tidak perlu berobat ke luar negeri
selanjutnya disimulasikan untuk melihat kontribusinya Banyak sekali aspek yang mempengaruhi mutu atau
terhadap jumlah pasien yang terlayani atau throughput kualitas pelayanan, salah satunya adalah waktu tunggu.
pasien dan waktu total pelayanan. Hasil akhir Waktu tunggu merupakan waktu yang digunakan oleh
menunjukkan bahwa perbaikan yang paling mungkin petugas kesehatan untuk memberikan pelayanan pada
dilakukan antara lain penggabungan beberapa proses pasien. Lama waktu tunggu pasien mencerminkan
yang berkesinambungan dan pemindahan beberapa bagaimana rumah sakit mengelola komponen pelayanan
resources atau pekerja ke proses lain yang mengalami yang disesuaikan dengan situasi dan harapan pasien
antrian pada proses tersebut. (Depdagri, 2007). Menurut Depkes (2007), standar waktu
pelayanan dalam penyediaan berkas rekam medis di rumah
Kata Kunci : Throughput Pasien, Event-driven sakit minimal yaitu kurang dari sama dengan 10 menit.
Process Chain (EPC), Simulasi Arena Menurut Depkes dalam Sudarsono (2010), standar waktu
pelayanan dalam pemeriksaan pasien di ruang periksa yaitu
I. PENDAHULUAN minimal 15 menit. Untuk mengurangi waktu tunggu dan
keterlambatan dalam pelayanan tersebut, salah satu cara
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi yang dilakukan rumah sakit yaitu dengan menambah
manusia karena manusia perlu menjaga kesehatannya agar resources atau sumber daya. Dengan semakin kecilnya nilai
dapat bertahan hidup. Sehubungan dengan hal tersebut, waktu tunggu pelayanan, maka semakin besar nilai
diberlakukan Undang-Undang No 25 tentang perimbangan throughput pasien atau pasien yang terlayani. Karena
keuangan antara pemerintah pusat daerah maka berbagai tuntutan pelayanan yang tinggi, rumah sakit perlu
upaya dilakukan pemerintah daerah untuk meningkatkan mempertimbangkan faktor-faktor untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan agar masyarakat dapat meningkatkan pelayanan seperti biaya yang tinggi serta anggaran dan
akses pelayanan dan kualitas pelayanan kesehatan (Depkes sumber daya yang terbatas. Akibatnya manajer rumah sakit
RI, 2004). Dari data Departemen Kesehatan, diketahui total perlu mempelajari efektivitas dan efisiensi sistem kesehatan
dan mengevaluasi hasil dari setiap perubahan yang dibuat
2

untuk sistem tersebut. Manajer harus memaksimalkan 1. Input, merupakan barang (bahan baku, data , material)
pemanfaatan sumber daya yang tersedia saat dibatasi oleh atau jasa yang digunakan sebagai masukan sebelum
anggaran tertentu (Ahmed et al, 2008). dilakukannya proses bisnis.
Selama beberapa tahun terakhir telah banyak upaya dalam 2. Process, merupakan sejumlah aktivitas atau pekerjaan
mengembangkan model simulasi optimasi untuk untuk mengubah input tersebut.
memecahkan masalah manajemen kesehatan. Optimasi 3. Output, merupakan hasil dari input yang sudah
simulasi adalah praktek menggabungkan model simulasi mengalami suatu proses tersebut.
dengan algoritma optimasi untuk mendapatkan nilai optimal Pada penelitian ini digunakan metode EPC karena metode
dari parameter desain untuk memaksimalkan kinerja sistem EPC dapat mendukung manajemen proses bisnis,
simulasi. Beberapa penelitian telah dilakukan mengenai menyediakan notasi yang intuitif, dan mampu mewakili
model simulasi optimasi di bidang kesehatan. Cote (1999), proses yang sangat kompleks. Selain itu metode EPC
Ferreira de Oliveira (1999), Swisher et al. (2001), Blas et dapat memetakan proses bisnis secara luas dengan cara
al. (2003) dan Sinreich dan Marmor (2005) menggunakan yang lebih sederhana serta cocok digunakan untuk
model simulasi untuk mereproduksi perilaku dari sistem penelitian yang memerlukan beberapa alternatif perbaikan
kesehatan dalam rangka untuk mengevaluasi kinerja dan didalam proses bisnis supaya dapat meningkatkan efisiensi
menganalisis hasil dari skenario yang berbeda. Beaulieu et dan efektivitas.
al (2000) menggunakan pendekatan pemrograman Event-driven Process Chain (EPC) merupakan jenis
matematika untuk penjadwalan dokter di gawat darurat. flowchart yang digunakan untuk pemodelan proses bisnis.
Flessa (2000) menggunakan pendekatan program linier EPC dapat digunakan untuk mengkonfigurasi atau
untuk alokasi optimal sumber daya kesehatan. Baesler et al. melakukan evaluasi dan analisis terhadap pelaksanaan
(2003) menyajikan suatu moedel simulasi yang proses bisnis dan untuk perbaikan proses bisnis. Metode
dikombinasikan dengan optimasi untuk meperkirakan EPC dikembangkan oleh Prof Wilhelm-Agustus Scheer di
kapasitas maksimum di ruang gawat darurat. Institut fr Wirtschaftsinformatik di Universitt des
Pada penelitian ini dilakukan pemetaan proses bisnis Saarlandes pada awal 1990-an. EPC digunakan oleh banyak
menggunakan pendekatan Event-driven Process Chain perusahaan untuk pemodelan, menganalisis, dan mendesain
(EPC) untuk mengetahui proses bisnis instalasi gawat ulang proses bisnis yang ada. Karena itu bentuk-bentuk
darurat pada rumah sakit tersebut. Kemudian dari hasil teknik inti untuk pemodelan dalam ARIS, yang berfungsi
analisis dari pemetaan proses bisnis tersebut, dibuatkan untuk menghubungkan pandangan yang berbeda dalam
model simulasi kondisi eksisting dengan software Arena tampilan kontrol yang disebut, yang akan dijabarkan dalam
untuk menganalisis aliran pasien dari seluruh proses. untuk bagian Modeling Proses Bisnis ARIS. EPC menyediakan
memaksimalkan throughput pasien dan waktu tunggu. berbagai konektor yang memungkinkan eksekusi paralel
Bagaimana proses bisnis di instalasi gawat darurat memiliki alternatif dan proses. Proses selanjutnya ditentukan oleh
beberapa tahapan proses atau layanan yang di setiap layanan penggunaan dari logika, seperti OR, AND, dan XOR.
atau proses memiliki beberapa server atau resources seperti Kelebihan yang utama dari EPC adalah dalam hal
jumlah dokter, teknisi laboratorium, perawat, jumlah tempat kesederhanaan dan kemudahan pihak luar dalam memahami
tidur, dll. Selain itu juga jumlah waktu tunggu pasien notasi. Kelebihan tersebut membuat metode EPC diterima
diantara setiap layanan adalah ukuran efisiensi dari seluruh secara luas untuk menunjukkan proses bisnis.
sistem. Dari hasil analisa tersebut, kemudian dimodelkan Event-driven Process Chain (EPC) terdiri dari beberapa
simulasi kondisi perbaikan dengan software Arena. elemen antara lain :
A. Event
II. TINJAUAN PUSTAKA Event adalah elemen pasif dalam EPC. Mereka
menggambarkan keadaan apa fungsi atau bekerja proses
atau yang menyatakan fungsi atau hasil proses masuk.
II.1 Proses Bisnis
Contoh peristiwa yang "persyaratan ditangkap", "materi
Proses merupakan suatu urutan dari aktifitas yang pada saham", dll grafik EPC acara direpresentasikan sebagai
berkaitan yang mengubah input menjadi output (Anupindi et segi enam. Secara umum, diagram EPC harus dimulai
al, 2011). Sedangkan menurut Davenport & Short dalam dengan suatu kejadian dan berakhir dengan sebuah event.
Anupindi et al. (2011), proses adalah sekumpulan aktivitas- B. Fungsi
aktivitas yang didesain secara terstruktur dan terukur untuk Fungsi adalah elemen aktif dalam EPC. Mereka model
memproduksi sebuah output yang spesifik untuk pelanggan tugas atau kegiatan dalam perusahaan. Fungsi
atau pasar tertentu. Untuk proses bisnis dapat didefinisikan menggambarkan transformasi dari keadaan awal ke keadaan
jadi beberapa pengertian, yaitu menurut Davenport & Short yang dihasilkan. Dalam kasus negara-negara yang berbeda
dalam Anupindi et al. (2011), proses bisnis adalah sehingga dapat terjadi, pemilihan negara yang dihasilkan
sekumpulan tugas-tugas yang berkaitan secara logis yang masing-masing dapat dimodelkan secara eksplisit sebagai
dilakukan untuk mendapatkan penghasilan bisnis yang fungsi keputusan menggunakan konektor logis. Fungsi dapat
diinginkan. Sedangkan definisi proses bisnis menurut Reiter disempurnakan menjadi EPC lain. Dalam kasus ini disebut
et al. (2010) adalah proses bisnis merupakan suatu rantai fungsi hirarkis. Contoh fungsi yang "menangkap
yang menghubungkan tiap aktivitas yang menggunakan persyaratan", "memeriksa materi pada saham", dll. Dalam
sumber daya perusahaan untuk mencapai suatu sasaran grafik fungsi EPC direpresentasikan sebagai persegi panjang
dalam rangka mencapai hasil/produk yang spesifik dan bulat.
terukur untuk pelanggan internal maupun eksternal. C. Unit Organisasi
Terdapat tiga komponen utama yang menunjang dari proses Unit organisasi menentukan seseorang atau organisasi
bisnis yaitu antara lain : dalam struktur dari suatu perusahaan bertanggung jawab
untuk fungsi tertentu. Contohnya adalah "departemen
3

penjualan", "penjualan manajer", "manajer pengadaan", dll 4. Simulasi dapat membandingkan alternatif-alternatif
Hal ini digambarkan sebagai elips dengan garis vertikal. desain sistem dan memilih alternatif yang paling
D. Informasi, bahan, atau sumber daya objek baik untuk digunakan atau diimplementasikan.
Dalam EPC, informasi, materi, atau benda sumber daya Adapun langkah-langkah dalam melakukan simulasi
menggambarkan obyek dalam dunia nyata, misalnya obyek menurut Law dan Kelton (1991) yaitu :
bisnis, badan, dll, yang dapat melayani input data sebagai 1. Perencanaan studi.
dasar untuk fungsi, atau data output yang dihasilkan oleh Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data hasil
fungsi. Contohnya adalah "materi", "order", dll grafik EPC observasi, baik data sekunder maupun data primer
seperti objek direpresentasikan sebagai persegi panjang. untuk membangun model dari sistem yang akan
E. Logis konektor. disimulasikan.
Dalam EPC hubungan logis antara elemen dalam aliran 2. Mendefinisikan sistem.
kontrol, yaitu peristiwa dan fungsi yang dijelaskan oleh Menjelaskan entitas input yang masuk, jumlah
konektor logis. Dengan bantuan konektor logis adalah resource, sampai dengan distribusi waktu yang
mungkin untuk membagi aliran kontrol dari satu mengalir digunakan didalam sistem.
ke dua atau lebih aliran dan sinkronisasi aliran kontrol dari 3. Perancangan model.
dua atau lebih mengalir ke satu aliran. Pada tahap ini dilakukan perancangan model simulasi
F. Kontrol aliran. sesuai dengan bagan-bagan yang telah disediakan pada
Sebuah aliran kontrol menghubungkan kejadian dengan software simulasi.
fungsi, jalur proses, atau konektor logis menciptakan urutan 4. Melakukan verifikasi dan validasi.
kronologis dan interdependensi logis antara mereka. Sebuah Verifikasi bertujuan untuk memastikan bahwa model
aliran kontrol direpresentasikan sebagai panah putus-putus. yang telah dibuat dapat dijalankan. Sedangkan validasi
G. Arus informasi. bertujuan untuk memastikan bahwa model telah sesuai
Arus informasi menunjukkan hubungan antara fungsi dan dengan kondisi real yang ada.
input atau output data, di mana fungsi membaca atau 5. Analisis hasil simulasi.
menulis perubahan. Setelah dilakukan running dan muncul data report dari
H. Tugas Unit Organisasi. simulasi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan
Tugas Organisasi Unit menunjukkan hubungan antara analisis hasil simulasi tersebut.
unit organisasi dan fungsi bertanggung jawab. 6. Pelaporan hasil.
I. Proses jalan. Hasil yang telah dianalisis, kemudian akan dilaporkan
Proses jalan berfungsi sebagai bantuan navigasi di dan dipresentasikan ke masyarakat.
EPC. Mereka menunjukkan koneksi dari atau ke proses Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling
lainnya. Jalur proses direpresentasikan sebagai simbol berinteraksi satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan.
senyawa terdiri dari simbol fungsi ditumpangkan pada Berikut ini elemen-elemen dari sistem pada simulasi antara
simbol acara. Untuk menggunakan simbol proses jalan di lain :
EPC diagram, simbol terhubung ke jalur simbol proses, Entity : Elemen yang diproses di dalam sistem.
menunjukkan bahwa proses ditabelkan menggabungkan Atribut : Karakteristik yang dimiliki oleh sebuah entity
keseluruhan proses kedua yang, untuk kesederhanaan tersebut.
diagramatic, diwakili oleh satu simbol. Activity : Kegiatan yang dilakukan di dalam sistem yang
mempengaruhi entity baik secara langsung
II.2 Metode Simulasi maupun tidak langsung.
Resources : Elemen yang menjalankan activity.
Law dan Kelton (1991) mendefinisikan simulasi sebagai
Controls : Segala sesuatu yang menentukan bagaimana,
suatu teknik untuk meniru operasi ke operasi atau proses ke
kapan, dan dimana proses sistem dijalankan.
proses yang terjadi dalam suatu sistem dengan bantuan alat
komputer dengan software yang sesuai dan dilandasi oleh System State : Sekumpulan variabel yang berisi semua
beberapa asumsi tertentu sehingga sistem tersebut bisa informasi penting untuk menggambarkan
dipelajari secara ilmiah. sebuah sistem.
Tujuan simulasi adalah untuk mendeskripsikan suatu Salah satu tools yang seing digunakan dalam simulasi
model, dapat mengukur kinerja dan performansi dari sebuah adalah dengan menggunakan software Arena. Dengan
model, dan dapat mengetahui perubahan yang terjadi apabila software ini, perubahan dan pergerakan entity dapat diamati
dilakukan perbaikan pada model tersebut. Berikut beberapa secara langsung dan didapatkan laporan statistiknya.
keunggulan dari metode simulasi yaitu : Basic Process merupakan modul-modul dasar yang
1. Simulasi dapat digunakan untuk sistem yang digunakan untuk simulasi. Template dari basic process ini
kompleks yang memiliki sifat-sifat stokhastik terdiri dari beberapa modul yaitu :
yang sulit dibentuk dengan menggunakan model Create
matematika. Modul ini digunakan untuk menggenerate kedatangan
2. Simulasi dapat mengidentifikasi perilaku sistem entity dalam simulasi.
dalam pengoperasian yang berbeda-beda. Process
3. Simulasi dapat digunakan pada sistem yang Modul ini digunakan untuk memproses entity dalam
belum pernah terbentuk atau menganalisa sistem simulasi yang didalamnya terdapat resources.
yang ada tanpa mengubah kondisi dari sistem yang Dispose
ada. Modul ini digunakan untuk mengeluarkan entity dari
sistem simulasi.
Decide
4

Modul ini digunakan untuk menentukan keputusan dalam III.4.2 Tahap Analisa dan Interpretasi Data
proses yang didalamnya terdapat beberapa pilihan untuk Pada tahap ini dilakukan analisis dan interpretasi terhadap
membuat keputusan berdasarkan beberapa pilihan. data yang telah diolah. Kemudian dilakukan pemodelan
Batch kondisi eksisting dan future dengan simulasi Arena.
Modul ini digunakan untuk menggabungkan beberapa
entity atau assembly. III.5 Tahap Kesimpulan dan Saran
Separate Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan yang
Modul ini digunakan untuk memisahkan hasil dari modul berhubungan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai
batch. dan juga pemberian saran yang dapat bermanfaat bagi
Assign rumah sakit maupun penelitian dimasa mendatang.
Modul ini digunakan untuk member sifat pada entity
seperti nilai baru pada variabel, entity atribut, entity type, IV. HASIL DAN DISKUSI
atau variabel lain pada sistem.
Record
IV.1 Model Konseptual
III. METODOLOGI PENELITIAN Sebelum memulai merancang model simulasi, dilakukan
pembuatan model konseptualnya terlebih dahulu. Model
III.1 Tahap Identifikasi Permasalahan konseptual ini berfungsi untuk memudahkan penerjemahan
model EPC yang telah dibuat pada sub bab sebelumnya
Pada tahap ini dilakukan pengidentifikasian permasalahan
menjadi model simulasi. Dibawah ini adalah gambaran
yang ada pada objek penelitian. Tahap ini merupakan tahap
model konseptual untuk penanganan pasien Instalasi Gawat
awal dilakukannya penelitian tugas akhir.
Darurat pada Rumah Sakit Umum Haji Surabaya.
III.1.1 Tahap Identifikasi Kondisi Eksisting
Pada tahap ini dilakukan tinjauan terhadap objek
penelitian. Kemudian dilakukan identifikasi permasalahan-
permasalahan yang dialami oleh objek penelitian dan
kondisi eksisting pada objek penelitian. Hal-hal yang perlu
diidentifikasi antara lain adalah proses bisnis instalasi gawat
darurat dan sumber daya (resources) yang tedapat pada
Instalasi Gawat Darurat tersebut seperti dokter, perawat,
teknisi laboratorium, dll..

III.2 Tahap Penentuan Metode


Pada tahap ini akan dilakukan penetapan metode dan
pemilihan metode yang akan digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut.
Gambar IV.1 Model Konseptual Proses Penanganan Pasien
III.3 Tahap Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang IV.2 Skenario Perbaikan dan Simulasinya
diperlukan untuk penelitian dan sesuai dengan permasalahan Pada tahap ini akan dilakukan perancangan skenario
yang diteliti. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer perbaikan dari kondisi eksisting yang ada beserta dengan
dan data sekunder. Data primer merupakan data yang model simulasi perbaikannya. Skenario ini nantinya
didapatkan melalui pengamatan ataupun wawancara secara diharapkan dapat diperoleh alternatif skenario perbaikan
langsung. Sedangkan data sekunder merupakan data yang terbaik untuk mengatasi permasalahan dalam sistem. Berikut
didapatkan melalui catatan dari rumah sakit tersebut. merupakan hasil rekapitulasi jumlah pasien yang terlayani
atau throughput paisen dan total time pelayanan pasien pada
III.4 Tahap Pengolahan Data kondisi eksisting.
Pada tahap ini dilakukan pengolahan terhadap data-data
yang telah dikumpulkan pada tahap sebelumnya selama Tabel IV.1 Perhitungan Nilai Throughput Pasien Kondisi
penelitian dilakukan. Hasil dari pengolahan data digunakan Eksisting
untuk membantu peneliti dalam melakukan analisis dan
Initial Simulasi Simulasi Simulasi
memberikan alternatif perbaikan. Total
Running ke - shift 1 shift 2 shift 3
III.4.1 Pemodelan Proses Bisnis 1 434 476 423 1333
Berdasarkan studi lapangan dan data sekunder dari rumah 2 445 423 457 1325
sakit diperoleh proses bisnis dari Instalasi Gawat Darurat
rumah sakit tersebut, maka selanjutnya dilakukan tahap 3 414 489 400 1303
pemetaan proses bisnis. Pada tahap ini pertama-tama 4 457 472 486 1415
melakukan proses identifikasi proses bisnis pada bagian
Instalasi Gawat Darurat. Pemetaan proses bisnis dilakukan 5 440 405 400 1245
dengan pendekatan Event-driven Process Chain (EPC). 6 464 402 498 1364
7 426 485 419 1330
5

Tabel IV.2 Perhitungan Nilai Throughput Pasien Kondisi IV.5 Skenario Perbaikan 3
Eksisting (Lanjutan) Pada skenario perbaikan 3 ini dilakukan perbaikan
Initial Simulasi Simulasi Simulasi
Total kombinasi antara perbaikan 1 dan perbaikan 2 yaitu dengan
Running ke - shift 1 shift 2 shift 3 melakukan penggabungan beberapa proses dan
8 436 458 426 1320 memindahkan resources ke proses lain.
Jumlah 3516 3610 3509 10635 Tabel IV.5 Perhitungan Nilai Throughput Pasien Kondisi
rata-rata 439.5 451.25 438.625 1329.375 Perbaikan 3
std deviasi Initial Running Simulasi Simulasi Simulasi
16.089 35.888 37.569 48.5 Total
ke - shift 1 shift 2 shift 3
1 488 526 465 1479
IV.3 Skenario Perbaikan I
2 456 495 463 1414
Pada skenario perbaikan 1 ini dilakukan penggabungan
proses yang dikarenakan memiliki resources yang hampir 3 412 425 493 1330
sama dan urutan prosesnya berkesinambungan.. 4 419 479 451 1349
Tabel IV.3 Perhitungan Nilai Throughput Pasien Kondisi 5 423 509 442 1374
Perbaikan 1 6 441 505 461 1407
Initial Simulasi Simulasi Simulasi 7 493 510 518 1521
Running ke - shift 1 shift 2 shift 3 Total
8 517 523 440 1480
1 433 513 431 1377
Jumlah 3649 3972 3733 11354
2 442 563 508 1513
Rata-rata 456.125 496.5 466.625 1419.25
3 353 514 464 1331
std deviasi 39.157 32.522 26.570 68.389
4 444 475 443 1362
5 444 504 484 1432
V. KESIMPULAN
6 429 492 459 1380
7 411 518 462 1391 Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian adalah
8 438 540 433 1411 berdasarkan hasil evaluasi bisnis proses dengan cara
simulasi, didapatkan solusi rekomendasi perbaikan yang
Jumlah 3394 4119 3684 11197 optimal yaitu dengan dilakukan penggabungan beberapa
Rata-rata 424.25 514.875 460.5 1399.625 proses serta pemindahan beberapa resources yang memiliki
nilai utilization rendah. Penggabungan proses dilakukan
std deviasi 30.788 27.237 26.071 54.939 pada proses manajemen ABC dan konsultasi pada pasien
IV.4 Skenario Perbaikan 2 merah dan biru serta penggabungan proses bedah medik dan
Pada skenario perbaikan 2 ini dilakukan pemindahan observasi pada pasien kuning.Hal tersebut dikarenakan
resources yang dirasa tidak memberikan pengaruh yang sering terjadi antrian. Sedangkan untuk pemindahan
secara signifikan. resources dilakukan pemindahan perawat pada proses triase
ke proses bedah medik atau observasi. Hal tersebut
Tabel IV.4 Perhitungan Nilai Throughput Pasien Kondisi dikarenakan nilai utilitazation perawat pada proses triase
Perbaikan 2 rendah. Dari hasil perbaikan tersebut diperoleh hasil rata-
rata pasien yang terlayani atau throughput pasien sebesar
Initial Simulasi Simulasi Simulasi
1419,25 pasien/bulan dengan terjadi peningkatan sebesar
Running ke - shift 1 shift 2 shift 3 Total 89,875 pasien/bulan dari kondisi eksisting. Untuk total
1 428 483 434 1345 waktu pelayanan diperoleh nilai sebesar 0,844 jam pada
2 433 526 488 1447 shift 1, pada shift 2 sebesar 0,870 jam dan 0,835 jam pada
shift 3.
3 499 465 426 1390
4 514 505 435 1454 DAFTAR PUSTAKA
5 415 478 466 1359 [1]Ahmed, M., Alkhamis T. (2008). Simulation
6 430 456 426 1312 Optimization for an Emergency Department
Healthcare Unit in Kuwait. European Journal of
7 493 504 450 1447
Operational Research 198 (2008) 936942
8 493 527 511 1531 [2]Antaranews. (2011). Indonesia kekurangan Banyak
Jumlah 3705 3944 3636 11285 dokter,
http://www.antaranews.com/berita/1308119324/indo
Rata-rata 463.125 493 454.5 1410.625 nesia-kekurangan-banyak-dokter, diakses pada 15
std deviasi 40.026 26.694 31.378 71.855 November 2012.
[3]Anupindi et al. (2011). Managing Business Process
Flows (Second Edition ed.). Jakarta Pusat: PPM.
6

[4]Bertolini, M., Bevilacqua, M., Ciarapica, F. E., &


Giacchetta, G. (2011). Business process re-
engineering in healthcare management: a case study.
Business Process Management Journal, 17(1), 42-66.
doi:10.1108/14637151111105571
[5]Detiknews.(2005).http://news.detik.com/read/2005/08/21
/162107/426110/10/menkes-akui-buruknya-
pelayanan-rs-di-indonesia, diakses pada 18 Oktober
2012.
[6]Exhibitsalive.com. (2011). Gambar komponen Proses
Bisnis,http://www.exhibitsalive.com/modules/modul
es.html, diakses pada 26 Oktober 2012.
[7]Inilah.com. (2012). Tingkat Layanan Rumah Sakit
Indonesia,http://gayahidup.inilah.com/read/detail/190
027/menkes-rumah-sakit-harus-tingkatkan-mutu-
layanan, diakses pada 18 Oktober 2012.
[8]Infodokterku.com. (2010). Data jumlah penduduk dan
dokter di Indonesia,
http://www.infodokterku.com/index.php?option=com
content&view=article&id=172:beberapa-data-proxy
kesehatan-indonesia-tahun-20102011, diakses pada
25 Oktober 2012.
[9]Kompasiana. (2011). Devisa Negara yang keluar negeri,
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/03/09/
duh%E2%80%A6-buruknya-pelayanan-rumah-sakit-
kita/, diakses pada 18 oktober 2012.
[10]Law and Kelton. (1991). Simulation and Modelling
Analysis: McGraw Hill.
[11]Metode-metode business process modeling,
http://resources.visual-paradigm.com/index.php/,
diakses pada 23 Oktober 2012.
[12]Ningharmanto. (2011). Standar waktu pelayanan di
Rumah Sakit,
http://www.ningharmanto.com/2011/03/standar-
waktu pelayanan-di-rumah-sakit/, diakses pada 18
oktober 2012.
[13]Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 340/MENKES/PER/III/2010 tentang
klasifikasi Rumah Sakit
[14]Reiter et al. (2010). The Phenomenon of Business
Process Management: Practitioners Emphasis. 18th
European Conference on Information Systems.
[15]Shvoong.com. (2011). Pengertian dan fungsi rumah
sakit, http://id.shvoong.com/medicine-and-
health/2142599 pengertian-dan-fungsi-rumah-sakit/,
diakses pada 23 Oktober 2012.

Anda mungkin juga menyukai