Anda di halaman 1dari 7

HAKIKAT MANUSIA

A. Penciptaan Manusia
Carles Darwin mengemukakan Teori Evolusi dalam Bukunya The Origin of
Species (asal usul spesies) Tahun 1871.
Teori tentang asal usul manusia versi para ilmuwan skuler, dimana teori
evolusi berangkat dari observasi dan penelitian yang didasarkan pada
kaidah-kaidah ilmiah.
Darwin melakukan pelayaran sehingga dalam perjalanannya itu, dia
menyaksikan dan menemukan banyak keajaiban-keajaiban Alam,
mengunjungi suku-suku primitif, menemukan beberapa fosil-fosil, serta
meneliti berbagai jenis tumbuh-tumbuhan dan binatang. Sehingga teori
evolusi mengatakan bahwa alam ini termasuk manusia yang ada di
dalamnya berkembang secara evolusionis (berubah atau berkembang secara
perlahan) dari mahluk yang sangat sederhana berupa sel yang hidup di air,
kemudian berkembang sedemikian rupa sampai menjadi mahluk yang lebih
kompleks.
Ada beberapa aliran yang berpandangan bahwa penciptaan manusia
melalui proses evolusi diwakili oleh:
1. Aliran realisme: orang yang beranggapan bahwa realitas ini bersifat
bendawi.
2. Aliran Materialisme: orang yang beranggapan bahwa alam ini
merupakan wujud gerak mekanistis.
3. Aliran Atheisme: orang yang tidak percaya kepada Tuhan.

Menurut ketiga aliran ini yang paling utama bagi manusia adalah jasadnya
(jasmaninya), sedangkan jiwa (ruhani) hanyalah aktifitas jasmani yang
bersifat bendawi, yang diumpamakan seperti hubungan antara gerak mesin
dengan komponen mesin itu sendiri.

Sedangkan pandangan ahli agama tentang asal usul manusia, baik yahudi,
nasrani, dan islam sama-sama meyakini bahwa Nabi Adam a.s adalah
manusia pertama yang diciptakan oleh Tuhan. Dimana aspek fisik manusia
ytermasuk Adam berasal dari benda-benda bumi yaitu tanah dan
berkembang secara evolusionis. Kemudian Tuhan menurunkan Ruh kepada
benda-benda tertentu untuk menjadi manusia, pendapat ini didasarkan pada
Q.S 38: 71-72 yang mengatakan bahwa manusia diciptakan dari tanah, dan
setelah sempurna kejadiannya, dihembuskan-Nyalah Ruh ciptaan Tuhan.





71. (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: "Sesungguhnya
aku akan menciptakan manusia dari tanah".

72. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan


kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan
bersujud kepadaNya".

B. Dimensi Kepribadian Manusia


Ilmuwan skuler memandang bahwa dimensi psikis tidak lebih dari sekedar
aktivitas fisik saja. Sehingga dalam hal ini ilmuan skuler tidak percaya
adanya alam kubur ataupun alam kebangkitan. Berbeda dengan pandangan
Ahli Agama yang menitik beratkan kualitas manusia pada dimensi psikis
atau jiwa manusia sehingga kematian tidak dipandang sebagai akhir dari
segala-galanya, tetapi merupakan awal dari kehidupan baru dimana
manusia akan mempertanggung jawabkan segala perbuatan yang telah
dilakukan selama hidup di atas muka bumi. Shingga antara asfek fisik dan
psikis mempunyai hubungan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan
antara satu dengan yang lainnya.
1. Aspek fisik manusia

Pandangan materialisme tentang hidup tebagi menjadi dua aliran;

a. Aliran mekanis berteori bahwa alam ini merupakan mesin, dan gerak
serta peristiwanya berlangsung mekanis, yaitu seperti mesin. Manusia
adalah unsur alam, gerak dan peristiwa itu terjadi karena hukum alam.
Maka gerak dan peristiwa yang ada pada tanaman, hewan dan manusia
bukanlah karena adanya prinsip hidup, yang mendorong atau yang
melahirkannya. Tapi itu semua semata-mata karena hukum alam yang
material. Demikian juga tindakan manusia berasal dari materi yaitu
kerja sel-sel pada tubuh manusia, sama seperti gerak mesin yang berasal
dari bagian-bagian mesin tersebut. Bedanya adalah fisik manusia terdiri
dari sel-sel dan makanan, sedangkan mesin terbentuk dari unsur-unsur
logam.
b. Aliran vitalis; aliran yang menganggap bahwa adanya prinsip hidup.
Dalam al-Quran terdapat banyak ayat-ayat yang menerangkan tentang
aspek fisik manusia mulai dari awal kejadian manusia hingga akhir
(kematian) fisik manusia.

Dalam surat al-Mumin (40) ayat 67;









Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani,
sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai
seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai
kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di
antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat demikian)
supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu
memahami(nya). ( Q.s al-Mumin: 67)









Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani,
kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan).
dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula)
melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. dan sekali-kali tidak
dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula
dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam kitab (Lauh
Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah. ( Q.s.
Faathir: 11)


Padahal Dia Sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa
tingkatan kejadian[1519]. ( Q.s. Nuh: 14)












dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah.12

kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim).13

kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah
itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. (Q.s. Al-Muminun: 12-14)





Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-
Nya. tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.s Ali Imran: 6)




yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan
menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang. (Q.s Al-Infhitaar: 7-8)

Islam memandang bahwa dibalik kejadian fisik tahap demi tahap itu ada
kuasa Tuhan sebagai penggerak dan penyebab awal dan bukan semata-mata
digerakkan oleh hukum alam seperti pendapat aliran materialisme. Islam
mengajarkan jika saripati tanah yang merupakan benda mati bisa menjadi
seorang manusia yang hidup dan berfikir serta mempunyai jiwa maka
kebangkitan setelah kematian juga tidak mustahil hal ini dijelaskan oleh Al-
Quran pada ayat sebagai berikut:



















Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur),
Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah,
kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari
segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna,
agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa
yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian
Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur)
kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang
diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya
sampai pikun, supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang
dahulunya telah diketahuinya. dan kamu Lihat bumi ini kering, kemudian
apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah
dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. (Q.s.
Al-Hajji: 5)

2. Aspek psikis Manusia


Disiplin ilmu yang memfokuskan dirinya dalam pengkajian aspek psikis
manusia adalah ilmu psikologi, walaupun psikologi telah banyak
melahirkan teori-teori tentang manusia, tetapi ada empat aliran psikologi
yang paling dominan; psikoanalisis, behaviorisme, psikologi kognitif, dan
psikologi humanistis. Setiap pendekatan ini memandang manusia dengan
cara berlainan. Karakteristik manusia merupakan sintetis dari keempat
pendekatan itu.
a. Konsepsi manusia dalam psikoanalisis
Sigmund freud adalah pendiri psikoanalisis. Menurut freud perilaku
manusia merupakan hasil interaksi tiga subsistem dalam kepribadian
manusia yaitu Id, Ego, dan Superego. Id adalah bagian kepribadian
yang menyimpan dorongan-dorongan biologis manusia- pusat instink
(hawa nafsu- dalam kamus agama). Ada dua instink dominan; @ libido
instink reproduktif yang menyediakan energi dasar untuk kegiatan-
kegiatan manusia yang konstruktif. Disebut juga instink kehidupan
(eros), yang dalam konsep freud bukan hanya meliputi dorongan
seksual, tetapi juga segala hal yang mendatangkan kenikmatan
termasuk kasih ibu, dan cinta diri (narcisism). @ thanatos ; instink
destruktif dan agresif. Disebut juga instink kematian. Id bergerak
berdasarkan prinsip kesenangan (preasure principle), ingin segera
memenuhi kebutuhannya. Id bersifat egoistis, tidak bermoral dan
tidak mau tahu dengan kenyataan. Id merupakan tabiat hewani
manusia. Walaupun Id mampu melahirkan keinginan tapi ia tidak
mampu memuaskan keinginannya.
Ego berfungsi menjembatani tuntutan Id dengan realitas di dunia
luar. Ego adalah mediator antra hasrat-hasrat hewani dengan
tuntutan rasional dan realistik. Ego-lah yang menyebabkan manusia
mampu menundukkan hasrat hewaninya dan hidup sebagai wujud
yang rasional (pada pribadi yang normal).
Superego adalah hati nurani (conscience) yang merupakan
internalisasi dari norma-norma sosial dan kultural masyarakatnya.
Ia memaksa ego untuk menekan hasrat-hasrat yang tak berlainan
kealam bawah sadar.
Dalam psikoanalisis perilaku manusia merupakan interaksi antara
komponen biologis (Id), komponen psikologis (Ego), dan komponen
sosial (superego); atau unsur animal, rasional , dan moral (hewani,
akal, dan nilai).
b. Konsepsi Manusia dalam Behaviorisme

Behviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (yang


menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subyektif) dan
psikoanalisis (yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak
nampak). Behaviorisme hanya menganalisa perilaku yang nampak saja,
yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Behaviorisme tidak mau
mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional;
behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya
dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan.

c. Konsepsi Manusia dalam Psikologi Kognitif

Anda mungkin juga menyukai