Anda di halaman 1dari 4

A.

Skenario
Nn. AX, usia 22 tahun, mahasiswa, dibawa ke Poliklinik Rumah Sakit Ernaldi Bahar dengan
keluhan sering menangis sendiri. Sekitar 2 bulan yang lalu, Nn. AX mulai sulit tidur. Ia tidak
bisa tidur sebelum pukul 1 dini hari, bangun pukul 3 pagi, dn kemudian tidak bisa tidur
kembali. Ia juga kehilangan nafsu makan, hilang minat, tidak berenergi, jarang bicara, dan
tampak murung sepanjang hari. Sektar 2 minggu yang lalu, Nn. AX mulai sering menangis,
mengurung diri dalam kamar dan tidak lagi kuliah. Nn. AX mengatakan bahwa dia tidak
berguna dan tidak akan menjadi wanita yang sukses. Terkadang Nn. AX mengatakan ingin
mati saja. Sebelum keluhan pertama muncul, Nn. AX mengatakan kepada kakaknya bahwa
iakecewa terhadap temannya yang mendapat beasiswa ke luar negeri tanpa memberitahuinya.
Nn. AX memiliki satu kakak perempuan dan satu adik laki-laki. Nn. AX merawa bahwa
ibunya lebih menyayangi kakaknya dan sering membandingkan dirinya dengan kakaknya.
Apabila Nn. AX meraih prestasi akademik, ibunya tidak pernah memujinya. Sejak remaja,
Nn. AX sering merasa hampa dan sengaja membuat dirinya terluka untuk memperoleh
perhatian ibunya. Tidak ada riwayat gembira atau bersemangat berlebihan, banyak bicara,
dan beraktifitas pada Nn. AX.

Hasil pemeriksaan fisik dalam batas normal.


Hasil pemeriksaan psikiatrikus:
Selama proses wawancara Nn. AX nampak murung, tidak banyak bergerak, menjawab
dengan pelan, satu suku kata, menggunakan pakaian berwarna abu-abu dan tidak
menggunaka riasan. Terdapat mood yang sdik da afek yang sesuai.Terdapat juga perasaan
tidak berguna, rendah diri, dan keinginan untuk mati. Nn. AX menyangkal adanya suara
suara bisikan yang tidak bisa di dengan orang lain. Hasil pemeriksaan menggunakan
Hamilton Depression Rating Scale menunjukkan skor 51.

B. Klarifikasi Istilah
a. Hilang minat: Kehilangan kecenderunga subjek yang menetap untuk merasa tertarik
pada pokok bahasan tertentu.
b. Murung: Mudah sedih.
c. Hampa: Tidak berisi; kosong atau tidak bergairah; sepi.
d. Mood: Suatu peraaan kondisi atau emosi yang berlangsung lama yang mempengaruhi
kelangsungan hidup.
e. Afek: Ekspresi eksternal emosi yang terikat pada ide atau gambaran mental pada
objek.
f. HDRS: Item kuesioner yang multipel yang digunakan untuk membuktikan adanya
indikasi depresi dan sebagai panduan untuk evaluasi proses recovery.
g. Sulit tidur: Ketidakmampuan untuk tidur sesuai pola yang seharusnya.
h. Tidak berguna: Tidak bermanfaat; tidak mendatankan kebaikan atau keuntungan.
i. Luka: Rusaknya struktur dan fungsi anatomis normal akibat proses patologis yang
berasan dari internal maupun eksternal dan mengenai organ tertentu.
j. Bisikan: Suara desis perlahan-lahan
k. Keinginan mati: Keinginan yang secara dasar untuk mati tanpa diiringi tingkah laku
untuk mewujudkna keinginan tersebut.
l. Jarang bicara: Berkurangnya frekuensi pengucapan kata.
m. Tidak berenergi: Tidak memiliki kemampuan atau daya untuk melakukan kerja atau
proses kegiatam tertentu.
n. Mengurung diri: Kecenderungan untuk mengisolasi diri secara fisik.

C. Identifikasi Masalah
1. Nn. AX, usia 22 tahun, mahasiswa, dibawa ke Poliklinik Rumah Sakit Ernaldi Bahar
dengan keluhan sering menangis sendiri. (I)
2. Sekitar 2 bulan yang lalu, Nn. AX mulai sulit tidur. Ia tidak bisa tidur sebelum pukul
1 dini hari, bangun pukul 3 pagi, dn kemudian tidak bisa tidur kembali. Ia juga
kehilangan nafsu makan, hilang minat, tidak berenergi, jarang bicara, dan tampak
murung sepanjang hari. (III)
3. Sektar 2 minggu yang lalu, Nn. AX mulai sering menangis, mengurung diri dalam
kamar dan tidak lagi kuliah. (II)
4. Nn. AX mengatakan bahwa dia tidak berguna dan tidak akan menjadi wanita yang
sukses. Terkadang Nn. AX mengatakan ingin mati saja. (II)
5. Sebelum keluhan pertama muncul, Nn. AX mengatakan kepada kakaknya bahwa ia
kecewa terhadap temannya yang mendapat beasiswa ke luar negeri tanpa
memberitahuinya. (IV)
6. Ia juga merasa bahwa ibunya lebih menyayangi kakaknya dan sering membandingkan
dirinya dengan kakaknya. Apabila Nn. AX meraih prestasi akademik, ibunya tidak
pernah memujinya. Sejak remaja, Nn. AX sering merasa hampa dan sengaja membuat
dirinya terluka untuk memperoleh perhatian ibunya. (IV)
7. Tidak ada riwayat gembira atau bersemangat berlebihan, banyak bicara, dan
beraktifitas pada Nn. AX. (IV)
8. Hasil pemeriksaan psikiatrikus:
Selama proses wawancara Nn. AX nampak murung, tidak banyak bergerak,
menjawab dengan pelan, satu suku kata, menggunakan pakaian berwarna abu-abu dan
tidak menggunaka riasan. Terdapat mood yang sdik da afek yang sesuai.Terdapat juga
perasaan tidak berguna, rendah diri, dan keinginan untuk mati. Nn. AX menyangkal
adanya suara suara bisikan yang tidak bisa di dengan orang lain. Hasil pemeriksaan
menggunakan Hamilton Depression Rating Scale menunjukkan skor 51.
(pemeriksaan)

D. Analisis Masalah
1. Nn. AX, usia 22 tahun, mahasiswa, dibawa ke Poliklinik Rumah Sakit Ernaldi Bahar
dengan keluhan sering menangis sendiri. (I)
a. Bagimana mekanisme fisiologis menangis terkait sistem limbik?
b. Apa makna klinis sering menangis sendiri?
c. Apa hubungan jenis kelamin dan usia, dengan keluhan yang dialami Nn. AX?
2. Sekitar 2 bulan yang lalu, Nn. AX mulai sulit tidur. Ia tidak bisa tidur sebelum pukul
1 dini hari, bangun pukul 3 pagi, dan kemudian tidak bisa tidur kembali. Ia juga
kehilangan nafsu makan, hilang minat, tidak berenergi, jarang bicara, dan tampak
murung sepanjang hari. (III)
a. Apa makna klinis keluhan diatas? (sulit tidur, kehilangan nafsu makan, hilang
minat, tidak berenergi, jarang bicara, dan tampak murung sepanjang hari)
b. Bagaimana mekanisme patologis sulit tidur, kehilangan nafsu makan, hilang minat,
tidak berenergi, jarang bicara, dan tampak murung sepanjang hari terkait sistem
limbik?
c. Bagaimana keterkaitan antar keluhan? (sulit tidur, kehilangan nafsu makan, hilang
minat, tidak berenergi, jarang bicara, dan tampak murung sepanjang hari)
d. Bagaimana hubungan keluhan diatas dengan keluhan sering menangis?

3. Sekitar 2 minggu yang lalu, Nn. AX mulai sering menangis, mengurung diri dalam
kamar dan tidak lagi kuliah. (II)
a. Apa makna klinis sering menangis, mengurung diri dalam kamar dan tidak lagi
kuliah?
b. Bagaimana hubungan keluhan 2 bulan yang lalu dengan 2 minggu yang lalu?
c. Bagaimana dampak psikologis mengurung diri dalam kamar dan tidak lagi kuliah?

4. Nn. AX mengatakan bahwa dia tidak berguna dan tidak akan menjadi wanita yang
sukses. Terkadang Nn. AX mengatakan ingin mati saja. (II)
a. Bagaimana makna klinis ia mengatakan bahwa dirinya tidak berguna dan tidak
akan menjadi wanita sukses?
b. Bagaimana makna klinis mengatakan ingin mati saja?

5. Sebelum keluhan pertama muncul, Nn. AX mengatakan kepada kakaknya bahwa ia


kecewa terhadap temannya yang mendapat beasiswa ke luar negeri tanpa
memberitahuinya. (IV)
a. Apa hubungan pernyataan diatas dengan kasus?

6. Ia juga merasa bahwa ibunya lebih menyayangi kakaknya dan sering membandingkan
dirinya dengan kakaknya. Apabila Nn. AX meraih prestasi akademik, ibunya tidak
pernah memujinya. Sejak remaja, Nn. AX sering merasa hampa dan sengaja membuat
dirinya terluka untuk memperoleh perhatian ibunya. (IV)
a. Apa tipe gangguan kepribadian Nn. AX berdasarkan pernyataan diatas?
b. Bagaimana hubungan pemikiran Nn. AX kepada ibunya dengan kasus?
c. Bagaimana makna klinis ia membuat dirinya terluka?

7. Tidak ada riwayat gembira atau bersemangat berlebihan, banyak bicara, dan
beraktifitas pada Nn. AX. (IV)
a. Apa makna klinis dari tidak ada riwayat gembira atau bersemangat berlebihan,
banyak bicara, dan beraktifitas?

8. Hasil pemeriksaan psikiatrikus:


Selama proses wawancara Nn. AX nampak murung, tidak banyak bergerak,
menjawab dengan pelan, satu suku kata, menggunakan pakaian berwarna abu-abu dan
tidak menggunaka riasan. Terdapat mood yang sedih dan afek yang sesuai.Terdapat
juga perasaan tidak berguna, rendah diri, dan keinginan untuk mati. Nn. AX
menyangkal adanya suara suara bisikan yang tidak bisa di dengan orang lain. Hasil
pemeriksaan menggunakan Hamilton Depression Rating Scale menunjukkan skor 51.
(pemeriksaan)
a. Apa interpretasi hasil pemeriksaan psikiatrikus?

E. Hipotesis
Nn. AX menderita depresi berat tanpa gejala psikotik dengan ide bunuh diri.

F. Template
a. DD
b. How to diagnose
c. WD
d. Definisi
e. Epidemiologi
f. Etiologi
g. Faktor resiko
h. Klasifikasi
i. Manifestasi klinis
j. Pemeriksaan penunjang
k. Tatalaksana
l. Prevensi dan Edukasi
m. Komplikasi
n. Prognosis
o. SKDI

Learning Issues
1. Depresi
2. Gangguan Kepribadian

Anda mungkin juga menyukai