Anda di halaman 1dari 114

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kehamilan merupakan anugrah yang dilimpahkan sang pencipta yang
harus dijaga sebaik menjaga diri kita sendiri kehamilan juga merupakan masa
masa yang terpenting bagi seorang wanita, sebagian besar wanita merasa
bahagia jika dirinya hamil, apalagi ini merupakan kehamilan yang pertamanya.
Pengawasan antenatal perlu dilakukan karena dapat memberikan manfaat
yang besar, yaitu dapat mendeteksi dini adanya komplikasi dan
kegawatdaruratan dalam kehamilan, serta memperbaiki dan memperhitungkan
persiapan persalinan. Diketahui bahwa janin dalam rahim ibu merupakan satu
kesatuan yang saling mempengaruhi. Oleh karena itu kesehatan ibu yang
optimal akan meningkatkan kesehatan pertumbuhan dan perkembangan janin.
Secara global 80% kematian ibu disebabkan secara langsung. Pola
penyebab langsung dimana-mana sama, yaitu perdarahan (25% biasanya
perdarahan pasca persalinan), sepsis (15%), hipertensi dalam kehamilan (12%),
partus macet (18%), komplikasi aborsi tidak aman (13%), dan sebab-sebab lain
(8%) (1).
Robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua tersering dari perdarahan
pasca persalinan. Robekan dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri.
Perdarahan pasca persalinan dengan uterus yang bekontraksi baik biasanya
disebabkan oleh robekan serviks atau vagina.
Pada tahun 2009 di dunia terjadi 2,7 juta kasus robekan (ruptur) perineum
pada ibu bersalin. Angka ini diperkirakan mencapai 6,3 juta pada tahun 2020,
Hasil studi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Bandung,
yang melakukan penelitian dari tahun 2009-2010 pada beberapa Propinsi di

1
Indonesia didapatkan bahwa satu dari lima ibu bersalin yang mengalami ruptur
perineum akan meninggal dunia dengan proporsi 21,74% (2).
Kejadian rupture perineum di Jawa Barat pada tahun 2012 sebesar 68%
dari seluruh jumlah persalinan spontan. Data dari Puskesmas Parung Panjang
didapatkan ibu bersalin dalam 1 tahun terakhir pada tahun 2016 sebanyak 114
ibu bersalin secara normal, dan didapatkan 85,5% dari persalinan normal
mengalami ruptur perineum grade II.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ruptur perineum antara lain
faktor ibu yang terdiri dari paritas, jarak kelahiran, cara meneran yang tidak
tepat, dan umur ibu. Faktor janin yang terdiri dari berat badan bayi baru lahir
dan presentasi. Faktor persalinan pervaginam terdiri dari ekstraksi forceps,
ekstraksi vakum, trauma alat dan episiotomi, kemudian faktor penolong
persalinan yaitu pimpinan persalinan yang tidak tepat (3).
Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya ruptur perineum adalah
melindungi perineum pada kala II persalinan saat kepala bayi membuka vulva
(diameter 5-6 cm), yaitu saat diameter terbesar kepala melewati vulva dengan
menggunakan telapak tangan penolong. Tujuan melindungi perineum adalah
untuk mengurangi peregangan berlebihan. Melindungi perineum harus
dilakukan dengan benar, tidak benar jika meletakkan tangan penolong pada
perineum dan menekannya, karena dengan menekan akan memberikan stress
pada perineum dan menghalangi pandangan penolong (4).
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengambil studi kasus dengan
judul ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. D G1P0A0
DENGAN RUPTURE PERINEUM GRADE II DI PUSKESMAS
KECAMATAN PARUNG PANJANG BOGOR TAHUN 2016

2
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan komprehensif kepada ibu dan bayi.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memberikan asuhan ibu dari masa hamil trimester III, bersalin,
nifas dan bayi dengan pendekatan manajemen kebidanan.
b. Mampu membandingkan asuhan yang diberikan pada ibu hamil dengan
SOP (Standar Operasional Prsedur).
c. Mampu membandingkan asuhan yang diberikan pada ibu bersalin
dengan rupture perineum grade II dengan SOP (Standar Operasional
Prsedur).
d. Mampu membandingkan asuhan yang diberikan pada ibu nifas dengan
SOP (Standar Operasional Prsedur).
e. Mampu membandingkan asuhan yang diberikan pada bayi dengan SOP
(Standar Operasional Prsedur).

C. WAKTU DAN TEMPAT PENGAMBILAN KASUS


1. Waktu Pengambilan Kasus
Asuhan kebidanan komprehensif dimulai bersamaan dengan praktik
klinik kebidanan II. Pengambilan kasus dilakukan di Puskesmas Parung
Panjang Kabupaten Bogor periode 14 November 2016 - 04 Februari 2017
dengan menerapkan asuhan kebidanan yang dimulai
a. Kunjungan ANC I : Tanggal 21 November 2016
b. Kunjungan ANC II : Tanggal 28 November 2016
c. Kunjungan ANC III : Tanggal 05 Desember 2016
d. Kunjungan ANC IV : Tanggal 14 Desember 2016
e. Kunjungan Nifas 6 jam : Tanggal 16 Desember 2016
f. Kunjungan Nifas 7 hari : Tanggal 23 Desember 2016
g. Kunjungan Nifas 4 minggu : Tanggal 13 Januari 2017

3
h. Kunjungan Nifas 6 minggu : Tanggal 30 Januari 2017
i. Kunjungan Neonatus 1 jam : Tanggal 16 Desember 2016
j. Kunjungan Neonatus 6 jam : Tanggal 16 Desember 2016
k. Kunjungan Neonatus 7 hari : Tanggal 23 Desember 2016
l. Kunjungan Neonatus 4 minggu : Tanggal 13 Januari 2017
m. Kunjungan Neonatus 6 minggu : Tanggal 30 Januari 2017
2. Tempat Pengambilan Kasus
a. Lahan praktek
Puskesmas Parung Panjang, Jalan M. Toha No. 3 Kecamatan Parung
Panjang, Kabupaten Bogor.
b. Rumah Pasien
Kp. Lebak Talun RT 02/04 Kecamatan Parung Panjang Kabupaten
Bogor.

D. GAMBARAN KASUS
Ny. D G1P0A0 umur 23 tahun, mengatakan hari pertama haid terakhirnya
pada tanggal 23 Maret 2016. Selama kehamilan ibu memeriksakan kehamilan
sebanyak 7x, bertemu penulis sebanyak 4x pada trimester III. Selama hamil
berat badan ibu bertambah 12 kg dari 50 kg menjadi 62 kg. Selama hamil ibu
mendapatkan 110 tablet Fe, status TT ibu TT 2, ibu melakukan pemeriksaan lab
pada tanggal 28 November 2016 ibu melakukan tes HIV dengan hasil HIV (-), pada
tanggal 05 Desember 2016 ibu melakukan cek HB dengan hasil Hb 12,2gr%.
Pada tanggal 16 Desember 2016 ibu datang ke Puskesmas mengeluh
mulas dan sudah keluar lendir bercampur darah, usia kehamilan ibu 38 minggu
2 hari. Pada saat persalinan kala VI ditemukan robekan jalan lahir pada
perineum ibu mengenai mokusa vagina, komisura posterior, kulit perineum, dan
otot perineum (laserasi grade II). Untuk mengatasi kasus tersebut dilakukan
penjahitan perineum menggunakan teknik satu-satu dengan anastesi (Lidocain).

4
Masa nifas ibu berjalan dengan baik, namun pada saat nifas 7 hari ibu
mengeluh nyeri pada luka jahitan, dari hasil pemeriksaan inspeksi perineum
ibu luka jahitan sudah kering, terdapat luka pada perineum, dan asuhan yang
diberikan adalah memberikan ibu konseling tentang kebersihan diri dan vulva
hygiene serta memberikan ibu terapi pct 3xl 250 mg untuk mengurangi nyeri.
Pada tanggal 30 Januari 2017 ibu datang ke Puskesmas untuk
menggunakan suntik KB 3 bulan. Ibu disuntikkan KB 3 bulan pada bokong
kanan secara intra muscular pada 1/3 sias.
Masa neonatus tidak ada keluhan, tali pusat puput pada hari ke 4. Asuhan
yang diberikan adalah memberikan KIE kepada ibu tentang tanda bahaya
neonatus, serta untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa makanan
tambahan apapun. Pada tanggal 30 Januari 2016 bayi Ny. D mendapatkan
imunisasi BCG dan polio 1.

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KEHAMILAN
1. Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah serangkaian proses yang diawali dari konsepsi atau
pertemuan antara ovum dengan sperma sehat dilanjut dengan fertilisasi,
nidasi dan implantasi (5).
2. Standar Asuhan Antenatal (10 T dan ketidaknyamanan trimester
III)
a. Definisi Antenatal Care
Pelayanan antenatal care adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya yang dilaksanakan
sesuai standar pelayanan antenatal yang ditetapkan (6).
b. Pelayanan atau Asuhan Standar 10 T
1) Timbang Berat Badan dan ukur tinggi badan
Kegiatan ini sangat penting dilakukan, terutama saat pertama kali
pemeriksaan, untuk mengetahui kenaikan berat badan ibu
selama hamil. Semakin besar kehamilan janin yang dikandung
ibu seharusnya juga semakin tumbuh dan berkembang secara
normal tanpa hambatan dengan demikian berat badan ibu akan
bertambah dari sebelumnya. Cara untuk menilai pertumbuhan
berat badan IMT (Indeks Massa Tubuh) (7).

6
Table 2.1
Rekomendasi Penambahan Berat Badan Selama Kehamilan
Berdasarkan Indeks Masa Tubuh
Kategori IMT Rekomendasi (Kg)

Rendah < 19,8 12,5 18


Normal 19,8 26 11,5 16
Tinggi 26 29 7- 11,5
Obesitas > 29 7
Gemelli 16 20,5

Rumus IMT = BB (kg)/TB2(m).


2) Ukur Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah
140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklamsia (hipertensi
disertai edema wajah dan atau tungkai bawah, dan atau
proteinuria) (7).
3) Nilai Status Gizi (mengukur LILA)
Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh
tenaga kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil berisiko
Kurang Energi Kalori (KEK), disini maksudnya ibu hamil yang
mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama
(beberapa bulan/ tahun) dimana LILA kurang dari 23,5 cm. Ibu
hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat badan
rendah (BBLR) (7).

7
4) Ukur Tinggi Fundus Uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan
antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai
atau tidak dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus uteri tidak
sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan
pertumbuhan janin. Standar pengukuran menggunakan pita
pengukur setelah kehamilan 24 minggu (7).
Table 2.2
Tinggi Fundus Uteri Sesuai Pita Pengukur

Usia Tinggi Fundus uteri


kehamilan
Menggunakan
dalam Dalam cm petunjuk badan
minggu
4 minggu - -

8 minggu - -
Teraba diatas
12 minggu - simpisi pubis
Ditengah antara
16 minggu - simpisis pubis
dan umbilicus

20 minggu 20 cm (2 cm) Pada umbilikus


Usiakehamilandalaminggu -
22-27 minggu
= cm (2 cm)
Ditengah antara
umbilicus pubis
28 minggu 28 cm (2 cm) dan
prosesussifoideus
Usiakehamilandalamminggu -
29-35 minggu
= cm (2 cm)
Pada
36 minggu 36 cm (2 cm) prosesussifoideus

8
5) Tentukan letak dan presentasi janin dan Denyut Jantung
Janin (DJJ)
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II
dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini
dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika pada trimester
III bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum
masuk kepanggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit, atau
ada masalah lain (7).
a. Leopold I
Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang berada
pada fundus.
b. Leopold II
Untuk mengetahui letak janin memanjang atau melintang dan
bagian janin yang berada di sebelah kanan atau kiri perut ibu.
c. Leopold III
Untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah.
d. Leopood IV
Untuk menentukan apakah bagian terbawah janin sudah
memasuki pintu panggul atau belum.
6) Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) lengkap minimal
2x pemberian
(TT) bila diperlukan untuk mencegah terjadinya tetanus
neonaturum, ibu hamil harus mendapati munisasi TT. Pada saat
kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi T-nya.
Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuai dengan status
imunisasi TT ibu saat ini. Ibu hamil minimal memiliki status
imunisasi T2 agar mendapat perlindungan terhadap infeksi
tetanus. Ibu hamil dengan status imunisasi T5 (TT long life)
tidak perlu diberikan imunisasi TT lagi. Pemberian Imunisasi TT

9
tidak mempunyai interval maksimal, hanya terdapat interval
minimal. Interval minimal pemberian Imunisasi TT dan lama
perlindungannya dapat dilihat pada tabel berikut (7).

Table 2.3
Interval pemberian imunisasi TT

ANTIGEN Interval (selang waktu Lama Perli


minimal) perlindungan ndun
gan
TT 1 Pada kunjungan antenatal - -
pertama
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 Tahun 80%
TT 3 6 Bulan setelah TT 2 6 Tahun 95%
TT 4 1 Tahun setelah TT 3 10 Tahun 95%
TT 5 1 Tahun setelah TT 4 25 Tahun /
seumur hidup

7) Pemberian (Tablet Besi) Minimal 90 Tablet Selama


Kehamilan
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus
mendapat tablet tambah darah (tablet zat besi) dan Asam Folat
minimal 90 tablet selama kehamilan yang diberikan sejak kontak
pertama (7).
8) Tes Laboraturium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah
pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan
laboratorium rutin adalah pemeriksaan laboratorium yang khusus
dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu golongan darah,
hemoglobin darah dan pemeriksaan spesifik daerah endemis
(malaria, HIV, dll). Sementara pemeriksaan laboratorium khusus

10
adalah pemeriksan laboratorium lain yang dilakukan atas
indikasi pada ibuhamil yang melakukan kunjungan antenatal (7).
9) Tatalaksana Kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil
pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada
ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan
tenaga kesehatan. kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk
sesuai dengan system rujukan (7).
10) Temu Wicara (konseling)
Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan yang
meliputi :
a) Kesehatan ibu
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan
kehamilannya secara rutin ke tenaga kesehatan dan
menganjurkan ibu hamil agar beristirahat yang cukup selama
kehamilannya (sekitar 9-10 jam perhari) dan tidak berkerja
berat.
b) Perilaku hidup bersih dan sehat
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan
selama kehamilannya misalnya mencuci tangan sebelum
makan, mandi 2 kali sehari dengan menggukan sabun,
menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur dan
sebelum tidur melakukan olah raga ringan.
c) Peran suami/ keluarga dalam kehamilan dan
perencanaan persalinan
Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga
terutama suami dalam kehamilannya. Suami, keluarga atau
masyarakat perlu menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan
bayi, transportasi rujukan dan calon donor darah. Hal ini

11
penting apabila terjadi komplikasi kehamilan, persalinan, dan
nifas agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan.
d) Tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas serta
kesiapan menghadapi komplikasi
Setiap ibu hamil perkenalkan mengenai tanda-tanda bahaya
baik selama kehamilan, persalinan dan nifas misalnya
perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua, keluar
cairan berbau pada jalan lahir saat nifas, dan sebagainya.
e) Asupan gizi seimbang
Selama hamil, dianjurkan untuk mendapatkan asupan
makanan yang cukup dengan pola gizi yang seimbang karena
hal ini penting untuk proses tumbuh kembang janin dan
derajat kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil disarankan minum
tablet tambah darah secara rutin untuk mencegah pada
kehamilan.
f) Gejala penyakit menular dan tidak menular
Setiap ibu hamil harus tau mengenai gejala-gejala penyakit
menular dan penyakit tidak menular karena dapat
mempengaruhi pada kesehatan ibu dan janinnya.
g) Penawaran untuk melakukan tes HIV dan konseling di
daerah epidemi meluas dan terkonsentrsi atau ibu hamil
dengan IMS dan TB di daerah epiemi rendah.
Setiap ibu hamil ditawarkan untuk dilakukan tes HIV dan
segera diberikan informasi menegenai resiko penularan HIV
dari ibu ke janinnya.
h) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI
eksklusif
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada
bayinya segera setelah bayi lahir karena ASI mengandung zat

12
kekebalan tubuh yang penting untuk kesehatan bayi.
Pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berusia 6 bulan.
i) KB paska persalinan
Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut KB
setelah persalinan untuk menjarangkan kehamilan dan agar
ibu punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak, dan
keluarga.
j) Imunisasi
Setiap ibu hamil harus mempunyai status imunisasi (T) yang
masih memberikan perlindungan untuk mencegah ibu dan
bayi mengalami tetanus neonatorum. Setiap ibu hamil
minimal TT2 agar terlindungi terhadap infeksi tetanus.
k) Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan
(Brain Booster)
Untuk dapat meningkatkan intelegensia bayi yang akan
dilahirkan, ibu hamil dianjurkan untuk memberikan stimulasi
auditori dan pemenuhan nutrisi pengungkit otak (brain
booster) secara bersamaan pada periode kehamilan (7).
c. Ketidaknyamanan Trimester III
Trimester ketiga biasanya disebut periode menunggu dan
waspada sebab pada saat itu ibu tidak sabar dalam menunggu
kehadiran bayinya (8).
Ketidaknyamanan trimester III adalah keadaan tidak nyaman
yang dirasakan oleh ibu hamil trimester III yaitu dari mulai umur
kehamilan 28 minggu sampai 40 minggu. Ketidaknyamanan trimester
III meliputi :

13
1) Peningkatan frekuensi berkemih (nonpatologis)
Frekuensi berkemih pada trimester ketiga sering dialami pada
kehamilan primi setelah terjadi lightening, efek lightening adalah
bagian presentasi akan menurun masuk ke dalam panggul dan
menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih, sehingga
merangsang keinginan untuk berkemih. Terjadi perubahan pola
berkemih dari diurnal menjadi nokturia karena edema dependen
yang terakumulasi sepanjang hari diekskresi. Cara mengatasinya
dengan menjelaskan mengapa hal tersebut bisa terjadi dan
menyarankan untuk mengurangi asupan cairan menjelang tidur
sehingga tidak mengganggu kenyamanan tidur malam.
2) Konstipasi
Konstipasi diduga akibat penurunan peristaltik yang disebabkan
relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan
jumlah progesterone. Akibat pembesaran uterus atau bagian
presentasi menyebabkan pergeseran dan tekanan pada usus dan
penurunan motilitas pada saluran gastrointestinal, bisa juga akibat
efek mengkonsumsi zat besi. Konstipasi dapat memacu hemoroid.
3) Edema Devenden dan Varises
Kedua hal ini disebabkan oleh gangguan sirkulasi vena dan
meningkatnya tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah.
Perubahan ini akibat penekanan uterus yang membesar pada vena
panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri dan penekanan
pada vena cava inferior saat berbaring.
4) Nyeri Ligamen
Ligament Teres Uteri melekat di sisi-sisi tepat dibawah uterus.
Secara anatomis memiliki kemampuan memanjang saat uterus
meninggi dan masuk kedalam abdomen. Nyeri Ligament Teres
Uteri diduga akibat peregangan dan penekanan berat uterus yang

14
meningkat pesat pada ligament. Ketidaknyamanan ini merupakan
salah satu yang harus ditoleransi oleh ibu hamil.
5) Nyeri Punggung Bawah
Tepatnya pada lumbosakral yang diakibatkan terjadinya
pergeseran pusat gravitasi dan postur tubuh ibu hamil, yang
semakin berat seiring semakin membesarnya uterus. Pengaruh
sikap tubuh lordosis, membungkuk berlebihan, jalan tanpa
istirahat, mengangkat beban berat terutama dalam kondisi lelah
juga bisa menyebabkan nyeri punggung bagian bawah.
6) Sesak Nafas
Sirlukasi Darah dan Sistem Respirasi Volume darah meningkat
25% dengan puncak pada kehamilan 32 minggu diikuti pompa
jantung meningkat 30%. Ibu hamil sering mengeluh sesak nafas
akibat pembesaran uterus yang semakin mendesak kearah
diafragma.
7) Traktus Digestivus.
Ibu hamil dapat mengalami nyeri ulu hati dan regurgitasi karena
terjadi tekanan keatas uterus. Sedangkan pelebaran pembuluh
darah pada rectum, bisa terjadi.

B. PERSALINAN
1. Pengertian atau Definisi Persalinan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban
keluar dari uterus. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada
usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya
penyulit (4).
Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar
melalui jalan lahir (1).

15
2. Tanda dan Gejala
a. Perubahan serviks, kepastian persalinan dapat ditentukan hanya jika
serviks secara progesif menipis dan membuka.
b. Kontraksi yang cukup atau adekuat dianggap adekuat jika:
1) Kontraksi terjadi teratur minimal 3 kai 10 menit setiap kontraksi
berlangsung sedikitnya 40 detik
2) Uterus mengeras selama kontraksi, sehingga tidak bisa menekan
uterus dengan megeluarkan jari tangan
3) Lendir darah sering tampak (9).
3. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan
Pengertian asuhan persalinan normal (APN) adalah asuhan yang bersih
dan aman dari setiap tahapan persalinan yaitu mulai dari kala I sampai
dengan kala IV dan upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan
pasca persalinan, hipotermi serta asfiksia pada bayi baru lahir (4).
Tahapan asuhan persalinan normal terdiri dari 60 langkah :
a. Mengenali gejala dan tanda kala dua
1) Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan Kala II
a) Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran (desakan janin).
b) Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum
dan vaginanya.
c) Perineum tampak menonjol.
d) Vulva-vagina dan sfingter ani membuka.
b. Menyiapkan pertolongan persalinan
2) Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial
untuk menolong persalinan dan penatalaksanaan komplikasi ibu dan
bayi baru lahir. Untuk bayi asfiksia persiapkan: tempat datar dan
keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt
dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi

16
a) Menggelar kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi serta
ganjal bahu bayi. Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik
steril sekali pakai di dalam partus set steril atau DTT.
b) Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.
3) Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku. Mencuci
kedua tangan dengan sabun dan air bersih yg mengalir dan
mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai/ handuk pribadi
yang bersih.
4) Memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk
semua pemeriksaan dalam.
5) Pakai sarung tangan DTT.
6) Memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik dengan memakai
sarung tangan DTT atau steril (pastikan tidak terjadi kontaminasi
pada alat suntik).
c. Memastikan pembukaan lengkap & keadaan janin baik.
7) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati
dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang
dibasahi air DTT.
a) Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja,
bersihkan dengan seksama dari arah depan ke belakang.
b) Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah
yang tersedia.
c) Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi,
lepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin 0,5% ).
8) Dengan menggunakan teknik aseptic lakukan pemeriksaan dalam
untuk memastikan bahwa pembukaan sudah lengkap.
a) Bila selaput ketuban belum pecah, dan pembukaan sudah
lengkap, maka lakukan amniotomi.

17
9) Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%,
kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik di dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
10) Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/saat relaksasi
uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160
x/menit).
a) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
b) Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan
semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf.
d. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses
bimbingan meneran.
e. Beritahukan pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin baik, serta bantu ibu berada dalam
menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan
keinginannya.
11) Beritahu ibu dan keluarga.
12) Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (Bila ada
rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke
posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan
ibu merasa nyaman).
13) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan
kuat untuk meneran.
a) Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif.
b) Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara
meneran apabila caranya tidak sesuai.
c) Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya
(kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama).
d) Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.

18
e) Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu.
Berikan asupan cairan per-oral (minum) yang cukup.
f) Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai.
g) Segera rujuk jika bayi belum atau tidak segera lahir setelah 2 jam
meneran pada primigravida atau setelah 1 jam meneran pada
multigravida.
h) Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk
meneran dalam 60 menit.
14) Anjurkan ibu untuk mengambil posisi yang nyaman jika belum ada
keinginan untuk meneran.
f. Persiapan pertolongan kelahiran bayi.
15) Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika
kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
16) Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.
17) Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat &
bahan.
18) Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
g. Persiapan pertolongan kelahiran bayi.
19) Lindungi perineum setelah kepala janin terlihat 5-6 cm divulva dan
tangan yang lain menahan kepala bayi
20) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat & ambil tindakan yang
sesuai jika hal itu terjadi dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi
:
a) Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian
atas kepala bayi.
b) Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua
tempat, dan potong diantara dua klem tersebut.
21) Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan

19
22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparental, anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan
lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan
muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan arah atas dan
distal untuk melahirkan bahu belakang.
23) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu
untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan
tangan atas untuk menelusuri & memegang lengan dan siku sebelah
atas.
24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki
(masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata
kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya)
h. Penanganan bayi baru lahir
25) Lakukan penilaian cepat (dalam 30 detik), kemudian meletakkan
bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala bayi lebih sedikit rendah
dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi
ditempat yang memungkinkan).
a) Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan ?
b) Apakah bayi bergerak dengan aktif ? Jika bayi tidak menangis,
tidak bernafas atau mengap-mengap lakukan langkah resusitasi
(lanjut ke langkah resusitasi pada asfiksia bayi baru lahir).
26) Keringkan tubuh bayi
a) Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh
lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks.
b) Ganti handuk basah dengan handuk atau kain yang kering.
Biarkan bayi di atas perut ibu.
27) Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam
uterus (hamil tunggal).

20
28) Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik.
29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit
IM (intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan
aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin).
30) Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-
kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal
(ibu) dan jepit kembali tali pusat 2 cm bagian distal dari klem
pertama.
31) Pemotongan dan pengikatan tali pusat
a) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit
(lindungi perut bayi), lakukan pengguntingan tali pusat di antara
2 klem.
b) Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan
mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
c) Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah
disediakan.
32) Letakkan Bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi (Inisiasi
Menyusu Dini) langsung bayi diselimuti.
33) Pindahkan klem dengan jarak 5-10 cm dari vulva.
i. Penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga
34) Letakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu (di atas
simfisis), untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain memegang klem
untuk menegangkan tali pusat. (PTT)
35) Memeriksa tanda-tanda pelepasan plasenta.
36) Mengeluarkan Plasenta
a) Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu atau anggota
keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu.

21
37) Melahirkan plasenta Jika plasenta muncul di introitus vagina,
lahirkan plasenta dengan kedua tangan.
a) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.
b) Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali
pusat:
(1) Berikan dosis ulangan oksitosin 10 unit IM.
(2) Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh.
(3) Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
(4) Ulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya.
(5) Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir
atau bila terjadi perdarahan, segera lakukan plasenta manual.
38) Melakukan rangsangan taktil, segera setelah plasenta dan selaput
ketuban lahir. (Massase)
a) Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril
untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-
jari tangan atau klem DTT untuk mengeluarkan bagian selaput
yang tertinggal.
39) Memeriksa plasenta dan selaputnya.
j. Menilai perdarahan
40) Memeriksa apakah terdapat laserasi jalan lahir pada vagina dan
perineum.
a. Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi luas dan menimbulkan
perdarahan.
b. Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera
lakukan penjahitan.
41) Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.

22
k. Melakukan prosedur pasca persalinan
42) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh,
lepaskan secara terbalik dan rendam sarung tangan dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit . Cuci tangan dengan sabun dan air
bersih mengalir, keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi
yang bersih dan kering.
43) Pastikan kandung kemih kosong.
44) Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi
45) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
46) Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik.
47) Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik
(40-60 kali/menit).
48) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi (10 menit) cuci dan bilas peralatan setelah
didekontaminasikan.
49) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai
50) Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan
menggunakan air DTT. Bersihkan cairan ketuban, lendir dan darah
di ranjang atau disekitar ibu berbaring. Bantu ibu memakai pakaian
yang bersih dan kering. Buang bahan-bahan yg terkontaminasi ke
tempat sampah yang sesuai.
51) Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Arjurkan
keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang
diinginkan.
52) Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0.5%.

23
53) Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,
balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air
mengalir.
54) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan
kering.
55) Pakai sarung tangan bersih/ DTT untuk melakukan pemeriksaan
fisik bayi.
56) Dalam 1 jam pertama,
a) beri salep/tetes mata profilaksis infeksi,
b) vitamin K1 1 mg IM di paha kiri bawah lateral,
c) pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pernafasan bayi baru lahir
pernafasan bayi normal (40- 60 kali/menit) dan temperatur tubuh
(normal 35,5 37,5C) setiap 15 menit.
57) vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan
lateral.
a) Letakkan bayi dalam jangkauan ibu agar sewaktu- waktu dapat
disusukan.
58) Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam didalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
59) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
dengan tissue atau handuk pribadi yang kering dan bersih.
60) Lengkapi partograf (1).
4. Partograf
a. Definisi Partograf
Partograf adalah alat untuk mencatat hasil observasi dan
pemeriksaan fisik ibu dalam proses persalinan serta merupakan alat

24
utama dalam mengambil keputusan klinik khususnya pada persalinan
kala I (9).
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan (1).
b. Kegunaan Partograf
Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk mencatat
haril observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan
serviks melalui pemeriksaan dalam, mendeteksi apakah proses
persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian, juga dapat
melakukan deteksi dini setiap kemungkinan terjadi partus lama (10).
c. Bagian-bagian Dalam Partograf
1) Kemajuan persalinan
Pembukaan serviks
Turunnya bagian terendah dan kepala janin
Kontraksi uterus
2) Kondisi janin
Denyut jantung janin
Warna dan volume air ketuban
Molase kepala janin
3) Kondisi ibu
Tekanan darah, nadi, dan suhu badan
Volume urine
Obat dan cairan (9).
d. Petugas harus mencatat kondisi ibu dan bayi sebagai berikut
1) Denyut jantung janin ,di periksa setiap jam
2) Air ketuban, catat air ketuban setiap pemeriksaan vagina
a) U : selaput utuh
b) J : selaput pecah air ketuban jernih
c) M : air ketuban bercampur mekonium
d) D : air ketuban bernoda darah

25
e) K : tidak ada cairan ketuban atau kering
3) Perubahan kepala janin (molding atau molase)
a) 0 : sutura terpisah.
b) 1 : sutura (pertemuan dan tulang tengkorak ) yang tepat.
c) 2 : sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki.
d) 3 : sutura tumpang tindih dan tidak dapat di perbaiki.
4) Pembukaan mulut Rahim (serviks) di nilai setiap 4 jam dan di
berikan tanda silam (x)
5) Penurunan : mengacu pada bagian kepala (di bagi 5 bagian ) yang
teraba pada pemeriksaan abdomen/ luar di atas simpisis pubis : catat
dengan lingkaran (O) pada setiap pemeriksaan dalam. Pada posisi
0/5 . sinsiput (S) atau paruh atas kepala berada di simpisis pubis.
6) Waktu : menyatakan berapa jam waktu yang telah di jalani sesudah
pasien di terima.
7) Jam : catat jam sesungguhnya.
8) Kontraksi : catat setiap setengah jam lakukan palpasi untuk
menghitung banyaknya kontraksi dalam 10 menit dan lamanya tiap
kontraksi dalam hitungan detik.
9) Kurang dari 20 detik : kontraksi lemah.
10) Antara 20-40 detik : kontraksi sedang.
11) Lebih lama 40 detik : kontraksi kuat.
12) Oksitosin jika memakai oksitosin catatlah banyaknya oksitosin
pervolume cairan infus dan dalam tetesan permenit.
13) Obat yang di berikan catat semua obat lain yang di berikan
14) Nadi catatlah setiap 30-60 menit dan tandai dengan sebuah titik
besar.
15) Tekanan darah catatlah setiap 4 jam dan tandai dengan anak panah.
16) Suhu badan catatlah setiap 2 jam.

26
17) Protein aseton dan volume urine catatlah setiap 2 jam. Jika temuan-
temuan melintas kearah kanan dari garis waspada, petugas kesehatan
harus melakukan penilaian terhadap kondisi ibu dan janin dan segera
mencari rujukan tepat (1).

C. NIFAS
1. Pengertian atau Definisi Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta
sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal
masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (11).
2. Perubahan Fisik Masa Mifas
a. Involusi uterus
Saat bayi lahir fundus setinggi pusat, saat plasenta lahir 2 jari di
bawah pusat, 1 minggu menjadi pertengahan pusat simfisis , 2 minggu
tak teraba di atas simfisis, 6 minggu bertambah kecil sebesar 50 gram, 8
minggu sebesar normal dengan berat 30 gram. Proses involusi sering di
percepat bila ibu menyusui (12).
b. Pengeluaran lochea
Lochea adalah pengeluaran cairan yang berasal dari kavum uteri
melalui vagina dalam masa nifas.
Macam-macam lochea berdasarkan jumlah dan warnanya yaitu:
a. Lochea Rubra : berisi darah segar dan sisa-sisa, selaput ketuban sel-
sel desidua, verniks kasiosa, lanugo dan mekonium selama 2 hari
pasca persalinan.
b. Lochea Sanguinolenta : berwarna merah kuning,cairan tidak
berdarah, hari ke 3-7 pasca persalinan.
c. Lochea Serosa : berdarah kuning, cairan tidak berdarah lagi pada
hari 7-14 pasca persalinan.

27
d. Lochea Alba : cairan putih yang terjadi nya pada hari setelah 2
minggu setelah pasca persalinan.
e. Lochea parulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau
busuk (12).
c. Rasa sakit (after pains)
Mules-mules yang di sebabkan karena kontraksi rahim biasa nya
berlangsung 2-4 hari setelah bersalin.
d. Rasa Gatal
Rasa gatal kemungkinan terjadi karena hipersensitif terhadap anti
gen plasenta selama kehamilan.
e. Serviks
Serviks dan SBR oedema tipis dan terbuka pada portio tampak
kemerahan, lembut dan lecet. Stelah 18 jam post partum servik menjadi
pendek, mengeras, melunak tipis dan akhir minggu pertama putih
sempurna.
f. Vagina dan perineum
Dinding vagina akan kembali lembut, setelah 6-8 minggu post
partum.
g. Tahap pertama
persiapan payudara dalam masa aktif kehamilan dengan membuat
kolostrum yang akan di gantikan menjadi ASI dan pada umum nya pada
hari ketiga dan keempat post partum. Kolostrum secara bertahap
berubah menjadi air susu yang matang sekitar 15 hari post partum (12).
3. Perubahan Psikologi Pada Ibu Nifas
a. Fase taking in
Yaitu periode ketergantungan, berlangsung dari hari pertama sampai
hari ke dua setelah melahirkan.

28
b. Fase taking hold
Periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase
ini ibu timbul rasa khawatir akan ketidak mampuan dan rasa tanggung
jawabnya dalam merawat bayi.
c. Fase letting go
Periode menerima tanggung jawab akan peran barunya. Fase ini
berlangsung 10 hari setelah melahirkan (12).
4. Asuhan Kebidanan Pada Nifas
a. Kebersihan Diri
a. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh.
b. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan
sabun dan air.
c. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalutnya
setidak nya 2 kali sehari.
d. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum
dan sesudah membersihkan daerah kelaminya.
e. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada
ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka.
b. Istirahat
a. Anjurkan untuk istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan
yang berlebihan.
b. Saran kan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga
biasa perlahan-lahan , serta untuk tidur siang atau beristirahatlah
selagi bayi tidur.
c. Kurang beristirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal :
a) Mengurangi jumlah ASI yang di produksi.
b) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak
perdarahan.

29
d. Menyebabkan depresi dan ketidaknyamanan untuk merawat bayi dan
dirinya sendiri.
c. Latihan
1) Diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul
kembali normal.
2) Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat
membantu, seperti :
a) Dengan tidur terlentang dengan lengan di samping, menarik otot
perut selagi menarik nafas, tahan nafas kedalam dan angkat dagu
ke dada, tahan satu hitungan sampai 5, rileks dan ulangi 10 kali.
b) Untuk memperkuat tonus otot vagina.
3) Berdiri dengan tungkai di rapatkan. Kencangkan otot-otot pantat dan
pinggul dan tahan sampai 5 hitungan. Kendurkan dan ulangi latihan
sebanyaka 5 kali.
d. Gizi
Ibu menyusui harus :
1) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari.
2) Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan, protein, mineral,
dan vitamin yang cukup.
3) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari.
4) Pil zat besi harus di minum untuk menambah zat gizi setidaknya
selama 40 hari pasca bersalin.
5) Minum kapsul vitamin A (200.000 IU) agar bisa memberikan
vitamin A pada bayinya melalui ASI.
e. Laktasi
Hisapan bayi pada puting susu merupakan rangsangan psikis yang
secara riflektlorit mengakibatkan oksitosin di keluarkan oleh hiposife.
Produksi air susu ibu( ASI ) akan lebih banyak sebagai efek positif
adalah involusi uteri akan lebih sempurna.

30
f. Perawatan payudara
1) Menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama putting susu.
2) Menggunakan BH yang menyongkong payudara.
3) Apabila putting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar
sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui, menyusui tetap di
lakukan di mulai dari putting susu yang tidak lecet.
4) Apabilan lecet sangat berat dapat di istirahatkan selama 24 jam. ASI
di keluarkan dan di minum dengan menggunakan sendok
5) Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI lakukan :
a) Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan
hangat selama 5 menit.
b) Urut payudara dari arah pangkal menuju putting.
6) Keluarkan ASI sebagian dari depan payudara sehingga putting susu
menjadi lunak.
7) Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali.
8) Letakan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
9) Payudara dikeringkan.
g. Senggama
Hubungan suami istri dapat di mulai begitu dareah merah berhenti
dan ibu tidak merasa nyeri.
h. Keluarga berencana
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurang nya 2 tahun
sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri
kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan keluarganya, namun
petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya dan
menjelaskan manfaat dan efek samping berbagai macam alat
kontrasepsi.

31
Kontrasepsi Suntik
1) Definisi
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi yang disuntikan ke
dalam tubuh dalam jangka waktu tertentu, kemudian masuk kedalam
pembuluhdarah diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang berguna
untuk mencegah timbulnya kehamilan. Kontrasepsi suntik yang
sering digunakan adalah Noretisteron Enetat, Depo Medroksi
Progeston Asetat (DMPA), dan Cyclofem. Salah satu kontrasespsi
modern yang sering digunakan antara lain adalah DMPA yang berisi
Depo Medroksi Progerteron Asetat sebanyak 150 mg dengan guna 3
bulan.
2) Cara Kerja
Secara umum kerja dari KB suntik adalah :
a) Mencegah ovulasi, kada progestin tinggi sehingga menghambat
lonjakan Luteinizing hormone (LH) secara efektif sehingga tidak
terjadi ovulasi.
b) Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami penebalan
mukus serviks yang mengganggu penetrasi sprema.
c) Membuat endometrium menjadi kurang layak atau baik untuk
implantasi dari ovum yang telah dibuahi.
d) Menghambat transportasi gamet dan tuba, mungkin
mempengaruhi kecepatan transpor ovum didalam tuba fallopi
atau memberikan perubahan terhadap kecepatan transportasi
ovum (telur) melalui tuba.
3) Keuntungan
a) Keberhasilan KB suntik 3 bulan 99,7%.
b) Sangat efektif, karena mudah digunakan tidak memerlukan aksi
sehari hari dalam penggunaan kontrasepsi suntik ini tidak banyak
di pengaruhi kelalaian atau faktor lupa dan sangat praktis.

32
c) Meningkatkan kualitas air susu pada ibu yang menyusui.
d) Tidak memiliki efek samping yang serius terhadap kesehatan
tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
e) Sangat cocok pada wanita yang telah mempunyai cukup anak
akan tetapi masih enggan atau tidak mau untuk dilakukan
sterilisasi.
f) Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai
menopause.
g) membantu mencegah kehamilan ektopik dan kanker
endometrium
4) Kekurangan
Dapat mengalami perdarahan bercak diluar siklus haid atau justru
haid menjadi jarang. Setelah berhenti menyuntik, mungkin butuh
waktu beberapa bulan untuk kembali pada siklus haid, perlu suntikan
ulang teratur, perlu control atau kunjungan berkala untuk evaluasi.
5) Indikasi pemakaian KB suntik
a) Usia reproduksi (20-30 tahun).
b) Telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak.
c) Ingin mendapatkan kontrasesi dengan efektifitas yang tinggi.
d) Menyusui ASI pasca persalinan lebih dari 6 bulan.
e) pasca persalinan dan tidak menyusui.
f) Anemia.
g) Nyeri haid hebat.
h) Haid teratur.
i) Riwayat kehamilan ektopik.
j) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
6) Kontra Indikasi
a) Hamil atau dicurigai hamil.
b) Ibu menginginkan haid teratur.

33
c) menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan.
d) Ibu yang menderita sakit kuning (liver).
e) Kelainan Jantung.
f) Varises.
g) Hipertensi (tekanan darah tinggi).
h) Kanker payudara atau organ reproduksi.
i) Menderita penyakit kencing manis (DM) perokok berat dan
sedang dalam persiapan operasi.
j) sakit kepala sebelah (migrain).
k) Perdarahan saluran genital yang terdiagnosis.
l) penyakit arteri berat di masa lalu atau saai ini.
m) adanya penyakit kanker hati(11).
i. Pemeriksaan Pasca Persalinan
1) Keadaan umum meliputi keluhan dan penampilan.
2) Pemeriksaan meliputi, tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu tubuh.
j. Kunjungan I (6 8 jam setelah persalinan), tujuannya :
1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan
3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
4) Pemberian ASI awal.
5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia, untuk 2
jam pertama setelah kelahiran petugas kesehatan harus tinggal
dengan ibu dan bayi baru lahir.
k. Kunjungan II (6 hari setelah persalinan), tujuannya :
1) Memastikan involusi uterus berjalan normal.
2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan
abnormal.

34
3) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat.
4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit.
5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat (puput 10-14 hari), menjaga bayi tetap hangat dan bersih,
merawat bayi sehari-hari dan menganjurkan ditimbang dan
imunisasi.
l. Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan), tujuannya :
1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu atau bayi
alami.
2) Memberikan konseling untuk KB secara dini.
m. Kunjungan ke IV ( 6 minggu setelah persalinan) tujuannya:
1) Menanyakan apakah ada penyulit pada bayi dan anak.
2) Menanyakan apakah ibu sudah menggunakan salah satu dari alat
kontrasepsi (12).

D. Neonatus dan Bayi


1. Pengertian atau Definisi Neonatus
Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28
hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi beumur 0 (baru lahir) sampai
dengan usia 28 hari. Neonatus dini adalah bayi berusia 8-28 hari (13).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan
37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram
(10)
.
2. Perubahan Fisik Pada Neonatus
Pada saat bayi lahir terdapat berbagai macam perubahan fisiologis
yang bertujuan untuk memfasilitasi penyesuaian pada kehidupan
ekstrauterin (di luar uterus).

35
Pada masa transisi dari intrauterine (dalam uterus) ke ekstrauterin
tersebut perlu pernafasan spontan dan perubahan kardiovaskuler berserta
perubahan lain menjadi organ dengan fungsi independen (tidak lagi
tergantung pada ibunya. Untuk itu, diperlukan pengetahuan dan
keterampilan yang baik untuk dapat menangani bayi yang mengalami
kesulitan masa transisi ini .
a. Gangguan Metabolisme Karbohidrat
kadar gula darah tali pusat menurun dalam waktu 2 jam setelah lahir
yaitu 65 mg (100 ml menjadi 50 mg/100 ml maka energi tambahan yang
diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari
hasil metabolisme asam lemak, bila ada gangguan metabolisme asam
lemak maka kemungkinan besar bayi akan menderita hipoglikemia.
b. Gangguan Umum
Sesaat sesudah bayi lahir ia akan berada di tempat yang suhunya
lebih rendah dari dalam kandungan dan dari dalam keadaan basah, bila
dibiarkan dalam suhu kamar 250 C maka bayi akan kehilangan panas
melalui evaporasi, konduksi, dan radiasi sebanyak 250 kalori/kg
BB/menit, sedangkan pembentukan panas yang dapat di produksi oleh
tubuh hanya persepuluh dari yang dibentuk dalam watu bersamaan, hal
ini akan menyebabkan penurunan suhu tubuh sebanyak 20 C dalam
waktu 15 menit, hal ini dapat menyebabkan terjadinya hipotermi dan
hipotermi dapat menyebabkan hipoglikemia, bayi baru lahir dapat
mempertahankan suhu tubuhnya dengan mengurangi konsumsi energi
serta merawatnya di dalam Neutral Thermal Environment (NET).
c. Perubahaan Sistem Pernafasan
Pernafasaan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 detik
sesudah kelahiran, pernafasaan ini timbul sebagai akibat aktivitas
normal susunan saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa
rangsanga lainnya, semua ini menyebabkan semua perangsangan pusat

36
pernafasan dalam otak yang melanjutkan rangsangan tersebut untuk
menggerakan diafragma serta otot-oto pernafasaan lainnya, sesudah bayi
lahir cairan yang hilang diganti dengan udara, paru-paru berkembang
sehingga rongga dada kembali pada bentuk semula.
d. Perubahaan Sistem Sirkulasi
Dengan berkembangnya paru-paru, tekanan oksigen didalam alveoli
meningkat sebaliknya tekanan dalam karbondioksida menurun sehingga
mengakibatkan turunnya resistensi pembuluh-pembuluh darah paru dan
alirah darah ke alat tersebut meningkat. Hal ini menyebabkan darah dari
arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosus menutup.
Dengan menciutnya arteri dan vena umbilicus dan kemudian
dipotongnya tali pusat aliran darah dari plasenta melalui vena kafa
inferior dan foramen oval ke atrium kiri terhenti. Dengan diterimanya
darah oleh atrium kiri dari paru-paru tekanan atrium kiri menjadi lebih
tinggi dari pada tekanan dari atrium kanan ini menyebabkan foramen
ovale menutup. Sirkulasi janin sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi
yang hidup diluar badan ibu.
e. Perubahan Lain
Alat-alat pencernaan, hati, ginjal dan alat-alat lain yang berfungsi.
3. Penanganan Bayi Baru Lahir
Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir, ialah:
a. Membersihkan jalan nafas
b. Memotong dan merawat tali pusat
c. Mempertahankan suhu tubuh bayi
d. Identifikasi dan
e. Pencegahan infeksi
Pembersihan jalan nafas, memotong dan merawat tali pusat, perawatan
mata identifikasi adalah rutin segera dilakukan, kecuali bayi dalam keadaan
kritis dan dokter memberi instruksi khusus.

37
1) Membersihkan Jalan Nafas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, Apabila
bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan
nafas dengan cara sebagai berikut.
a) Letakkan bayi pada posisi telentang di tempat yang keras dan
hangat.
b) Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga
leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk.Posisi kepala
diatur lurus sedikit tengadah kebelakang.
c) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan
jari tangan yang dibungkus kasa steril.
d) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak dua sampai tiga kali
atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar, dengan
rangsangan ini biasanya bayi langsung menangis.
2) Memotong dan Merawat Tali Pusat
Tali pusat di potong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak
begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada
bayi kurang bulan, apabila bayi lahir tidak menangis maka tali pusat
segera di potong untuk memudahkan melakukan tindakan resusitasi
pada bayi. Tali pusat di potong 5 cm dari dinding perut bayi dengan
gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Apabila masih
terjadi perdarahaan dapat dibuat ikatan baru. Sebelum memotong tali
pusat, di pastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan baik untuk
mencegah terjadinya perdarahaan. Membungkus ujung potongan tali
pusat adalah kerja tambahaan. Alat pengikat tali pusat atau klem
harus selalu tersedia di ambulance, di kamar bersalin, ruang
penerimaan bayi, dan ruang perawatan bayi. Gunting steril selalu
siap, pantau kemungkinan terjadinya perdarahaan dari tali pusat .

38
3) Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi
Pada waktu bayi baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap
suhu badannya, dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk
membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat.
Suhu tubuh bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan tempat tidur
yang hangat sampai suhu tubuhnya stabil. Suhu tubuh bayi harus
dicatat.
4) Memberikan Injeksi Vitamin K
Kejadian perdarahaan defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir
dilaporkan cukup tinggi, berkisar 0,25%-0,5%. Untuk mencegah
terjadinya perdarahaan tersebut, semua bayi baru lahir normal dan
cukup bulan perlu diberi vitamin K parenteral 0,5-1 mg IM.
5) Memberi Obat Tetes atau Salep Mata
Di beberapa negara perawatan mata bayi baru lahir secara
hukum diharuskan untuk mencegah terjadinya oftalmia neonatorum.
Di daerah di mana prevalensi gonorrhea tinggi, setiap bayi baru lahir
perlu di beri salep mata sesudah 5 jam bayi lahir. Pemberian salep
mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk
pencegah penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual).
Perawatan mata harus dikerjakan segera. Tindakan ini dapat
dikerjakan setelah bayi selesai dengan perawatan tali pusat, dan
harus dicatat di dalam status termasuk obat apa yang digunakan.
6) Identifikasi Bayi
Apabila bayi dilahirkan di tempat bersalin yang persalinannya
mungkin lebih dari satu persalinan, maka sebuah alat pengenal yang
efektif harus diberikan pada setiap bayi baru lahir dan harus tetap
ditempatnya sampai waktu bayi di pulangkan. Peralatan identifikasi
bayi baru lahir normal harus selalu tersedia di tempat penerimaan
pasien, di kamar bersalin, dan di ruang rawat bayi. Peralatan

39
identifikasi, yaitu : Nama (bayi Ny), tanggal lahir, no bayi, jenis
kelamin, unit, nama lengkap ibu di setiap tempat tidur harus di beri
tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, no identifikasi.
7) Pencegahan Infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu
apabila kita ingin melakukan penanganan pada bayi baru lahir,
pastikan untuk melakukan tindakan untuk mencegah infeksi dengan :
a) Cuci tangan secara seksama sebelum dan sesudah melakukan
kontak dengan bayi .
b) Pakai sarung tangan yang bersih pada saat melakukan
penanganan pada bayi yang belum di mandikan .
c) Pastikan semua peralatan telah didesinfeksi tingkat tinggi atau
steril.
d) Pastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut, serta kain, yang
di gunakan oleh bayi bersih.
4. Asuhan Kebidanan Pada Neonatus
Asuhan kebidanan pada bayi neonatus :
a. Menjaga kehangatan bayi dan mencegah terjadinya kehilangan panas
b. Memberikan salep mata
c. Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi
d. Memberikan vitamin K
e. Memberi identifikasi pada bayi
f. Memberikan imunisasi hepatitis B sebelum bayi pulang kerumah
g. Pemberian Imunisasi

40
Table 2.4
Jadwal imunisasi
Umur Jenis Imunisasi
0-7 hari HB 0
1 Bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT/HB 1, Polio 2
3 bulan DPT/HB 2, Polio 3
4 bulan DPT/HB 3, Polio 4
9 bulan Campak

h. Kunjungan II pada 3 hari pasca kelahiran diantaranya bertujuan untuk


memantau menyusu, buang air besar, tidurnya, berat badan, suhu,
denyut jantung, aktivitas, kulit, mata, dan tali pusat.
i. Kunjungan III pada 2 minggu pasca kelahiran sama dengan kunjungan
II, kunjungan IV pada 6 minggu pasca kelahiran diantaranya untuk
memantau buang air besar, tidurnya, berat badan, suhu, denyut jantung,
aktivitas, kulit dan mata.

E. PERLUKAAN JALAN LAHIR


1. Pengertian atau Definisi Perlukaan Jalan Lahir
Persalinan sering kali mengakibatkan perlukaan jalan lahir, luka-luka
biasanya ringan, tetapi kadang-kadang juga terjadi luka yang luas dan
berbahaya. Setelah persalinan harus selalu dilakukan pemeriksaan vulva
dan perineum. Pemeriksaan vagina dan servik dengan speculum perlu
dilakukan setelah pembedahaan pervaginam (9).

41
2. Luka Pada Vagina
Akibat persalinan terutama pada primipara bisa timbul luka pada vulva
di sekitar introitus vagina yang biasanya tidak dalam akan tetapi kadang-
kadang bisa timbul perdarahaan banyak khususnya luka dekat klitoris.
3. Robekan Perineum
Robekan perineum terjadi hampir pada semua persalinan pertama dan
tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Namun hal ini dapat dihindari
atau dikurangi dengan menjaga jangan sampai dasar panggul didahului oleh
kepala janin dengan cepat. Oleh karena itu. Dan adanya robekan perineum
ini dibagi menjadi : Robekan perineum derajat 1,2,3 dan 4 (9).
4. Jenis atau Tingkat
Robekan perineum dapat di bagi atas 4 tingkat :
a. Derajat I : Mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum
b. Derajat II : Mokusa vagina, komisura posterior, kulit perineum,
otot perineum.
c. Derajat III : Mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum,
otot perineum, otot spingter ani.
d. Derajat IV : Mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum,
otot spingter ani, dinding depan rektum.
5. Etiologi
Robekan pada perineum umumnya terjadi pada persalinan dimana :
a. Kepala janin terlalu cepat lahir
b. Persalinan tidak dipimpin sebagaimana mestinya
c. Sebelumnya pada perineum terdapat banyak jaringan parut
d. Pada persalinan dengan distosia bahu
6. Perawatan Luka Perineum
a. Menganjurkan ibu untuk menjaga seluruh kebersihan tubuh
b. Mengajarkan ibu bagaimana cara membersihkan daerah genitalnya
dengan sabun dan air bersih setiap kali BAK dan BAB. Sebelum dan

42
sesudah membersihkan alat genitalnya ibu harus cuci tangan sampai
bersih, pada waktu mencucinya dari arah depan kebelakang dan mencuci
daerah anusnya terakhir.
c. Menyarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut
setidaknya dua kali sehari.

F. GAMBARAN LAHAN PRAKTEK


1. Gambaran Umum
Puskesmas Parung Panjang berada di Kecamatan Parung Panjang
Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Puskesmas beralamat di JL. M. Toha No. 3
Desa Parung Panjang, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Jawa
Barat, Kode pos 16360.
Puskesmas ini di bangun pada tahun (1995) dan mulai beroperasi
melayani masyarakat pada tahun (1997), Puskesmas Parung Panjang
memiliki 2 lantai yang memfasilitasi pelayanan antara lain :
a. Ruang Bersalin
Menangani pelayanan 24 jam dan di fasilitasi 12 tempat tidur perawatan,
fetal doppler, infant incubator dan 2 tempat tidur bersalin.
b. Ruang KIA
Melayani pemeriksaan ibu hamil yang di lengkapi fetal doppler.
c. Ruang KB
Melayani pelayanan keluarga berencana bagi pasca salin dan pasangan
suami istri yang ingin menunda kehamilan.
d. Ruang perawatan TFC
Menangani pasien kasus gizi buruk yang di lengkapi 3 tempat tidur
perawatan dan pelayanan penyediaan PMT pemulihan pada pasien gizi
buruk.
e. UGD
Memberikan pelayanan kegawatdaruratan 24 jam.

43
2. Visi, Misi, dan Tujuan
Visi :
Mewujudkan masyarakat Kecamatan Parung Panjang mandiri untuk hidup
sehat.
Misi :
a. Menjadikan Puskesmas sebagai sumber informasi bagi masyarakat.
b. Mengedepankan mutu dan kualitas pelayanan.
c. Sebagai penggerak pembangunan kesehatan yang
berbasis masyarakat.
d. Mengutamakan pelayanan promotif dan preventif.
3. Tujuan
a. Mengetahui sejauh mana keberhasilan program kesehatan masyarakat
yang telah dilaksanakan.
b. Mengetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program
dan penyelesaiannya.
c. Mengetahui gambaran status kesehatan masyarakat di wilayah Kecamatan
Bogor.

44
4. Struktur Organisasi UPT Puskesmas Kec. Parung Panjang

Ka.UPT

Dr.Susi Juniar

Penanggung Jawab PONED

Bd.Ikeu Fr Amd.Keb

Bendahara PONED Kamar Bersalin Rawat Inap

Bd.Deti Amd.Keb Bd.Yati Supriyati Tamin j, SKM

Pelaksana Harian PONED

Bd.Susi

Bd.Ikeu

Bd.Dea

Bidan Desa Kecamatan


Parung Panjang

Pem.Ds.Kabasiran Pem.Ds.jagabaya Pem.Ds.cibunar Pem.Ds.gintung cilejet

Bd.Cahyati Bd. Widyasari Bd.Hilda Bd.Rima

Pem.Ds.Parung Panjang Pem.Ds.Lumpang Pem.Ds.Jagabita

Bd.Ita Rosliana Bd.Nurhayati Bd.Eka

45
5. Kegiatan KIA, KB dan RB
a. KIA
Kegiatan di Poli KIA melayani pemeriksaan ibu hamil yang di lengkapi
dengan metode 10 T pada ibu hamil yang baru datang ke puskesmas
parung panjang pelayanan di berikan setiap senin-sabtu.
b. POLI KB
Melayani pelayanan keluarga bagi ibu pasca salin dan pasangan suami
istri yang ingin menunda kehamilan, memberikan pelayanan
pemasangan KB dan pelepasan KB dan melakukan pemeriksaan IMS.
c. POLI RB
Menangani pelayanan bersalin 24 jam dan di lengkapi fasilitas 12
tempat tidur perawatan , fetal doppler, infant incubator dan dua tempat
tidur bersalin.

46
BAB III

PERKEMBANGAN KASUS

A. KEHAMILAN
1. Kunjungan Pertama
Tanggal/jam : 21-11-2016/ 09.00 WIB
Tempat : Puskesmas Parung Panjang
Pengkaji : Nilam Ayu
Identitas
Nama ibu : Ny. Desi Meldianti Nama Suami : Tn. Dadan
Usia : 23 Tahun Usia : 25 Tahun
Suku : Sunda Suku : Sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Kp. Lebak Talun RT 02/04
No Telpon : 0896-0436-9683

Prolog
Ny D G1 P0 A0 HPHT : 23-03-2016 TP : 30-12-2016. Tanda-tanda
kehamilan : hasil tes kehamilan positif dites pada saat kunjungan pertama
ibu ke Puskesmas. Gerakan fetus pertama kali dirasakan diusia 4 bulan. Ibu
rutin periksa di Puskesmas Parung Panjang, berat badan sebelum hamil 50
kg, tinggi badan 150 cm, lila 25 cm. Golongan darah ibu O. obat yang
dikonsumsi selama kehamilan yaitu Tablet Fe 60 mg sebanyak 80 tablet, Vit
B Complek sebanyak 30 tablet, Vit B6 sebanyak 30 tablet dan Calcium
Lactate sebanyak 18 tablet. Ibu mengatakan tidak pernah merokok dan

47
mengkonsumsi jamu-jamuan selama hamil. Pola makan ibu sehari 3x, pola
istirahat ibu istirahat malam 8 jam istirahat siang 1 jam. Status TT ibu TT I.
Ibu tidak pernah ber KB sebelum kehamilan ini.

Data Subjektif
Ibu datang ke Puskesmas Parung Panjang, mengatakan ingin memeriksakan
kehamilannya, mengeluh mual dan pegal-pegal, pola makan ibu 3x sehari,
pola istirahat ibu istirahat malam 8 jam istirahat siang 1 jam, tidak ada
riwayat penyakit dan alergi, tablet Fe yang diberikan sudah habis.

Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil.
TTV, tekanan darah 110/60 mmHg, nadi 80x/menit, pernafasan 20x/menit,
suhu 36,5oC. Antopometri, berat badan 60 kg, Pemeriksaan Fisik. Kepala,
simetris, rambut bersih. Wajah, simetris, tidak ada odema. Mata,
konjungtiva merah muda, sclera putih. Hidung, tidak ada pengeluaran, tidak
ada nyeri tekan. Telinga, bersih, tidak ada pengeluaran. Mulut, tidak kering,
bibir tidak pucat, gigi tidak ada karies tidak ada kelainan. Leher, tidak ada
pembengkakan kelenjar tyroid, tidak ada pembengkakan kelenjar limfe,
tidak ada penyumbatan pada vena jugularis. Payudara, simetris, tidak ada
nyeri tekan. Abdomen, TFU 28 cm, linea nigra. Leopold I : teraba bagian
bulat, lunak tidak melenting (bokong). Leopold II : teraba bagian keras
memanjang pada uterus bagian kanan ibu (punggung), teraba bagian kecil
janin pada uterus sebelah kiri ibu (ekstremitas). Leopold III : teraba bagian
bulat keras melenting (kepala). DJJ : 146x/menit. Ekstremitas atas, simetris,
tidak ada odema, tidak ada kelainan. Ekstremitas bawah, simetris, tidak ada
odema, tidak ada kelainan. Reflek patella +/+.

48
Analisa Data
G1 P0 A0 34 minggu 5 hari
Janin tunggal hidup

Penatalaksanaan
1. Melakukan inform consent dan menjelaskan tujuan kepada ibu untuk
menjadi pasien dalam pelaksanaan asuhan kebidanan komprehensif, ibu
bersedia menjadi pasien kompre.
2. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan, TD : 110/60 mmHg,
nadi 80x/menit, keadaan janin baik, usia kehamilan ibu saat ini 34
minggu 5 hari, posisi janin : kepala dibawah dan belum masuk ke pintu
atas pangggul. Djj : 146x/menit. Ibu mengerti.
3. Memberitahukan kepada ibu untuk makan sedikit tapi sering agar
mengurangi mual, ibu mengerti dan mau melakukan.
4. Memberitahukan kepada ibu untuk membaca buku KIA nya tentang
tanda bahaya kehamilan dan jika terjadi segera kembali ke pelayanan
kesehatan, ibu mengerti.
5. Memberikan penjelasan tentang imunisasi TT II serta melakukan
penawaran untuk melakukan imunisasi, ibu mengerti dan mau
melakukan dengan hasil status TT ibu TT II.
6. Memberikan ibu terapi Fe X 1x1 60 mg, antasida VI 3x1 200 mg
sebelum makan, calcium lactate VI 1x1 1200 mg, Vit B Complek VI
1x1 0,5 mg, ibu mengerti dan mau melakukan.
7. Membertahu ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 28-11-2016, ibu
mengerti dan mau melakukan dan jika ada keluhan segera kembali ke
Puskesmas, ibu mengerti dan mau melakukan.
8. Mendokumentasikan seluruh hasil pemeriksaan dan asuhan yang telah
diberikan. Dokumentasi telah selesai.

49
2. Kunjungan Kedua
Tanggal/jam : 28-11-2016/ 10.00 WIB
Tempat : Puskesmas Parung Panjang
Pengkaji : Nilam Ayu

Data Subjektif
Ny. D datang ke Puskesmas Parung Panjang bersama suaminya,
mengatakan tidak ada keluhan, tidak mengalami tanda bahaya kehamilan
dan ingin memeriksakan kehamilannya. Ibu juga mengatakan tablet Fe yang
diberikan masih tersisa 5 tablet.

Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil.
TTV, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 81x/menit, pernafasan 16x/menit,
suhu 36,3oC. Antopometri, berat badan 60 kg. Pemeriksaan Fisik. Kepala,
simetris, rambut bersih.Wajah, simetris, tidak ada odema. Mata, konjungtiva
merah muda, sclera putih. Hidung, tidak ada pengeluaran, tidak ada nyeri
tekan. Telinga, bersih, tidak ada pengeluaran. Mulut, tidak kering, bibir
tidak pucat, gigi tidak ada karies. Leher, tidak ada pembengkakan kelenjar
tyroid, tidak ada pembengkakan kelenjar limfe, tidak ada penyumbatan pada
vena jugularis. Payudara, simetris, tidak ada nyeri tekan. Abdomen, TFU 29
cm, linea nigra. Leopold I : teraba bagian bulat lunak (bokong). Leopold II :
teraba bagian keras memanjang pada uterus bagian kanan ibu (punggung),
teraba bagian kecil janin pada uterus sebelah kiri ibu (ekstremitas). Leopold
III : teraba bagian bulat keras melenting (kepala). DJJ : 140x/menit.
Ekstremitas atas, simetris, tidak ada odema, tidak ada kelainan. Ekstremitas
bawah, simetris, tidak ada odema, tidak ada kelainan. Reflek patella +/+.

50
Analisa Data
G1 P0 A0 35 minggu 5 hari
Janin tunggal hidup

Penatalaksanaan
1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan, TD : 110/70 mmHg,
nadi 81x/menit, keadaan janin baik, usia kehamilan ibu saat ini 35
minggu 5 hari, posisi janin : kepala dibawah dan belum masuk ke pintu
atas panggul. Djj : 140x/menit. Ibu mengerti.
2. Mengingatkan ibu untuk meminum tablet Fe nya, ibu mau melakukan.
3. Memberitahu kepada ibu bahwa akan dilakukan pemeriksaan
laboratorium skrining HIV, ibu mau melakukan. Hasil tes HIV (-).
4. Menganjurkan ibu untuk membaca buku KIA nya kembali tentang gizi
seimbang, jika ada yang tidak dimengerti bisa ditanyakan kepada bidan.
ibu mengerti dan mau melakukan.
5. Membertahu ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 05-12-2016, ibu
mengerti dan mau melakukan dan memberitahukan kepada ibu jika ada
keluhan segera kembali ke Puskesmas, ibu mengerti dan mau
melakukan.
6. Mendokumentasikan seluruh hasil pemeriksaan dan asuhan yang telah
diberikan. Dokumentasi telah selesai.

51
3. Kunjungan Ketiga
Tanggal/jam : 05-12-2016/ 09.00 WIB
Tempat : Puskesmas Parung Panjang
Pengkaji : Nilam Ayu

Data Subjektif
Ny. D datang ke Puskesmas Parung Panjang, mengatakan tidak ada keluhan
dan telah membaca buku KIA nya tentang makanan gizi seimbang serta ingin
memeriksakan kehamilannya, saat ini mengeluh pegal pada pinggang, tablet
Fe yang diberikan sudah habis.

Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil.
TTV, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 62x/menit, pernafasan 20x/menit,
suhu 36,5oC. Antopometri, berat badan 60 kg. Pemeriksaan Fisik Kepala,
simetris, rambut bersih. Wajah, simetris, tidak ada odema. Mata, konjungtiva
merah muda, sclera putih. Hidung, tidak ada pengeluaran, tidak ada nyeri
tekan. Telinga, bersih, tidak ada pengeluaran. Mulut, tidak kering, bibir tidak
pucat, gigi tidak ada karies. Leher, tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid,
tidak ada pembengkakan kelenjar limfe, tidak ada penyumbatan pada vena
jugularis. Payudara, simetris, tidak ada nyeri tekan. Abdomen, TFU 30 cm,
linea nigra. Leopold I : teraba bagian bulat, lunak tidak melenting (bokong).
Leopold II : teraba bagian keras memanjang pada uterus bagian kanan ibu
(punggung), teraba bagian kecil janin pada uterus sebelah kiri ibu
(ekstremitas). Leopold III : teraba bagian bulat keras melenting (kepala). DJJ :
146x/menit. Ekstremitas atas, simetris, tidak ada odema, tidak ada kelainan.
Ekstremitas bawah, simetris, tidak ada odema, tidak ada kelainan. Reflek
patella +/+.

52
Analisa Data
G1 P0 A0 hamil 36 minggu 5 hari
Janin tunggal hidup

Penatalaksanaan
1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan, TD 120/80 mmHg, nadi
62x/menit, keadaan janin baik, usia kehamilan ibu saat ini 36 minggu 5
hari, posisi janin : kepala dibawah dan belum masuk ke pintu atas
pangggul. Djj : 146x/menit serta memberitahu ibu bahwa pegal pada
pinggang karena kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas panggul,
hasil pemeriksaan HB : 12,2gr%, ibu mengerti.
2. Menganjurkan kepada ibu untuk tidak terlalu lelah dalam beraktifitas, ibu
mengerti dan mau melakukan.
3. Melakukan penawaran kepada ibu akan dilakukan pemeriksaan
laboratorium cek HB, ibu mau melakukan. Hasil HB 12,2 gr%.
4. Menganjurkan ibu untuk membaca buku KIA nya tentang tanda awal
persalinan, ibu mau melakukan.
5. Memberikan ibu terapi Fe X 1x1 60 mg, calcium lactate VI 1x1 1200 mg,
Vit B Complek VI 1x1 0,5 mg, ibu mengerti dan mau melakukan.
6. Membertahu ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 11-12-2016, dan
memberitahukan kepada ibu jika ada keluhan segera kembali ke
Puskesmas, ibu mengerti dan mau melakukan.
7. Mendokumentasikan seluruh hasil pemeriksaan dan asuhan yang telah
diberikan. Dokumentasi telah selesai.

53
4. Kunjungan Keempat
Tanggal/jam : 14-12-2016/ 09.00 WIB
Tempat : Puskesmas Parung Panjang
Pengkaji : Nilam Ayu

Data Subjektif
Ny. D datang ke Puskesmas Parung Panjang, mengatakan ingin
memeriksakan kehamilannya, saat ini mengeluh mual dan diare sudah 2
hari, dan tablet Fe yang diberikan sudah habis. Ibu tidak datang pada
tanggal 11-12-2016 dikarenakan ada keperluan lain.

Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil.
TTV, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 76x/menit, pernafasan 17x/menit,
suhu 36,5oC. Antopometri, berat badan 62 kg. Pemeriksaan Fisik Kepala,
simetris, rambut bersih. Wajah, simetris, tidak ada odema. Mata,
konjungtiva merah muda, sclera putih. Hidung, tidak ada pengeluaran, tidak
ada nyeri tekan. Telinga, bersih, tidak ada pengeluaran. Mulut, kering, bibir
tidak pucat, gigi tidak ada karies. Leher, tidak ada pembengkakan kelenjar
tyroid, tidak ada pembengkakan kelenjar limfe, tidak ada penyumbatan pada
vena jugularis. Payudara, simetris, tidak ada nyeri tekan. Abdomen, TFU 32
cm, linea nigra. Leopold I : teraba bagian bulat, lunak tidak melenting
(bokong). Leopold II : teraba bagian keras memanjang pada uterus bagian
kanan ibu (punggung), teraba bagian kecil janin pada uterus sebelah kiri ibu
(ekstremitas). Leopold III : teraba bagian bulat keras tidak melenting
(kepala). Leopold VI : sudah masuk PAP teraba 4/5 bagian (divergen). DJJ :
139x/menit Ekstremitas atas, simetris, tidak ada odema, tidak ada kelainan.
Ekstremitas bawah, simetris, tidak ada odema, tidak ada kelainan. Reflek
patella +/+.

54
Analisa Data
G1 PO A0 hamil 38 minggu
Janin tunggal hidup

Penatalaksanaan
1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan, TD : 120/70 mmHg,
nadi 76x/menit, keadaan janin baik, usia kehamilan ibu saat ini 38
minggu, posisi janin : kepala sudah dibawah dan sudah masuk pintu
atas panggul 1 bagian. Djj : 146x/menit ibu mengerti.
2. Menganjurkan ibu untuk minum banyak air putih minimal 8 gelas sehari
untuk mengganti cairan tubuh yang hilang, ibu mengerti dan mau
melakukan
3. Memberitahu ibu untuk tidak memakan makanan yang pedas, ibu
mengerti dan mau melakukan.
4. Menganjurkan ibu untuk membaca buku KIA tentang tanda awal
persalinan, ibu mengerti dan mau melakukan.
5. Memberikan ibu terapi Fe X 1x1 60 mg, antasida VI 3x1 200 mg
sebelum makan, calcium lactate VI 1x1 1200 gr, Vit B Complek VI 1x1
0,5 mg, diaform X 1x1 500 mg, ibu mengerti dan mau melakukan.
6. Membertahu ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 17-12-2016, dan
jika ada keluhan segera kembali ke Puskesmas, ibu mengerti dan mau
melakukan.
7. Mendokumentasikan seluruh hasil pemeriksaan dan asuhan yang telah
diberikan. Dokumentasi telah selesai.

55
B. PERSALINAN
1. Kala I
Tanggal/jam : 16-12-2016/ 10.00 WIB
Tempat : Puskesmas Parung Panjang
Pengkaji : Nilam Ayu

Data Subjektif
Ny. D datang ke Puskesmas Parung Panjang, mengeluh mulas sejak jam
22.00 WIB, sudah keluar lendir bercampur darah, BAB dan BAK terakhir
pukul 08.00 WIB, ibu terakhir makan dan minum pukul 09.00 WIB.

Data Objekif
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil.
TTV, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 75x/menit, pernafasan 20x/menit,
suhu 36,5oC. Pemeriksaan Fisik. Wajah, tidak ada odema. Mata,
konjungtiva merah muda tidak pucat, sclera putih. Abdomen, TFU 30 cm,
linea nigra. Leopold I : teraba bagian bulat, lunak tidak melenting (bokong).
Leopold II : teraba bagian keras memanjang pada uterus bagian kanan ibu
(punggung), teraba bagian kecil janin pada uterus sebelah kiri ibu
(ekstremitas). Leopold III : teraba bagian bulat keras tidak melenting
(kepala). Leopold IV : sudah masuk PAP teraba 3/5 bagian (divergen). TBJ
: (30 11) x 155 = 2.945 gr. DJJ : 136x/menit, HIS : 3x1045. Ekstremitas
atas, simetris, tidak ada odema, tidak ada kelainan. Ekstremitas bawah,
simetris, tidak ada odema, tidak ada kelainan. Anogenital, vulva tidak ada
keluhan, pemeriksaan dalam : dinding vagina tidak ada benjolan, portio
tebal lunak, pembukaan 6 cm, ketuban positif, presentasi kepala, posisi
ubun-ubun kecil kanan, hodge II, molase tidak ada.

56
Analisa Data
G1 P0 A0 38 minggu 2 hari inpartu kala 1 fase aktif
Janin tunggal hidup presentasi kepala

Penatalaksanaan
1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan, ibu mengerti.
2. Memberitahu ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK. Ibu BAK 1x
pada jam 12.05 WIB dan tidak BAB.
3. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum, ibu mengerti dan mau
melakukan.
4. Mengajarkan ibu teknik relaksasi, ibu mengerti dan mau melakukan.
5. Menganjurkan ibu miring kiri atau berjalan-jalan agar kepala bayi cepat
turun ke dasar panggul, ibu mengerti dan mau melakukan.
6. Memantau kemajuan persalinan ibu dengan partograf.
7. Menyiapkan alat dan bahan (partus set).
8. Mendokumentasikan seluruh hasil pemeriksaan dan asuhan yang telah
diberikan. Dokumentasi telah selesai.

2. Kala II
Tanggal/jam : 16-12-2016/14.00 WIB

Data Subjektif
Ibu mengatakan mulas semakin sering, dan terasa ingin ada dorongan ingin
meneran.

Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis. Anogenital, tampak tanda
gejala kala II (dorongan meneran, tekanan anus, perineum menonjol, vulva
terbuka), pemeriksaan dalam : dinding vagina tidak ada benjolan, portio

57
sudah tidak teraba, pembukaan 10 cm (lengkap), ketuban positif, presentasi
kepala, posisi uuk depan, hodge IV, molase tidak ada.

Analisa Data
G1 P0 A0 partus kala II
Janin tunggal hidup presentasi kepala

Penatalaksanaan
1. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa
pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, membantu ibu
menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya, ibu
memilih posisi semi fowler.
2. Ketuban pecah spontan, jernih pukul 14.01 WIB
3. Memakai alat pelindung diri.
4. Membuka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat &
bahan. Alat dan bahan sudah lengkap.
5. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
6. Melindungi perineum setelah kepala janin terlihat 5-6 cm divulva dan
tangan yang lain menahan kepala bayi. Jika kepala sudah lahir
memeriksa lilitan tali pusat. Tidak ada lilitan tali pusat.
7. Menunggu kepala bayi melakukan paksi luar secara spontan, setelah
kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental, anjurkan
ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala ke
arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis
dan kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu
belakang.
8. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu
untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan

58
tangan atas untuk menelusuri & memegang lengan dan siku sebelah
atas.
9. Pukul 14.55 WIB Bayi lahir spontan, melakukan penilaian selintas
dengan hasil bayi menangis kuat, tonus otot aktif, warna kulit
kemerahan.
10. Tidak dilakuakan inisiasi menyusu dini, karena ibu mengatakan sudah
kelelahan.

3. Kala III
Tanggal/jam : 16-12-2016/14.56 WIB

Data Subjektif
Ibu mengatakan masih merasa mulas, juga merasa senang dan bersyukur
atas kelahiran bayinya.

Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil.
Abdomen, TFU : 1 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung
kemih kosong, tidak ada janin kedua. Anogenital, tampak tali pusat didepan
vulva, pengeluaran pervaginam : darah 70 cc.

Analisa Data
P1 A0 partus kala III

Penatalaksanaan
1. Memberitahukan kepada ibu bahwa memasuki kala pengeluaran ari-ari
dan ibu akan disuntik oxytoxin 10 IU IM pada pada kiri ibu, ibu
bersedia.

59
2. Menyuntikkan oksitosin 10 unit IM (intra muskular) di 1/3 paha atas
bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin),
oksitosin telah disuntikkan.
3. Menjepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.
Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat
2 cm bagian distal dari klem pertama, selanjutnya melakukan
pemotongan dan pengikatan tali pusat.
4. Melihat tanda-tanda pelepasan plasenta, ,menekan dorso cranial dan
melakukan penegangan tali pusat, terlihat tandatanda pelepasan
plasenta seperti uterus berglobuler dan terlihat semburan darah tiba-tiba.
Plasenta lahir pukul 15.02 WIB.
5. Melakukan massase fundus uteri 15x selama 15 detik, kontraksi uterus
baik.
6. Melakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta. Berat kurang lebih 250
gr, insersi marginalis, tebal 2,5 cm, panjang tali pusat 50 cm, stosel
lengkap.

4. Kala IV
Tanggal/jam : 16-12-2016/15.03 WIB

Data Subjektif
Ibu mengatakan masih merasa mulas dan lelah.

Data Objektit
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil.
TTV, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 70x/menit, pernafasan 20x/menit.
Abdomen, TFU : 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung
kemih kosong. Anogenital, pengeluaran pervaginam : darah 70 cc. Terjadi

60
robekan pada mokusa vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot
perineum.

Analisa Data
P1 A0 partus kala IV dengan Ruptur Perineum Grade II

Penatalaksanaan
1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan terdapat robekan jalan
lahir dan akan dilakukan penjahitan dengan anastesi (lidocain), ibu
mengerti dan bersedia.
2. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.
3. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan penjahitan dengan anastesi
(lidocain) karena tejadi robekan jalan lahir, ibu mengerti dan bersedia.
4. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan
klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh, lepaskan secara
terbalik dan rendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir, keringkan
tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
5. Memeriksa kandung kemih, kandung kemih kosong.
6. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi, ibu dan keluarga mengerti dan mau melakuakan.
7. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah. Jumlah darah yang
keluar 70 cc.
8. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi (10 menit) cuci dan bilas peralatan setelah
didekontaminasikan. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke
tempat sampah yang sesuai.

61
9. Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan menggunakan
air DTT. Bersihkan cairan ketuban, lendir dan darah di ranjang atau
disekitar ibu berbaring. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan
kering. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.
10. Dekontaminasi alat bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,
balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang
bersih dan kering.
11. Memantau dan mengobservasi TTV, kontraksi uterus dan kandung
kemih, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 70x/menit, pernafasan
20x/menit. Abdomen, TFU : 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik.
12. Memantau kala IV ibu setiap 15 menit pada jam pertama, dan setiap 30
menit setiap jam kedua.
13. Mendokumentasikan seluruh hasil pemeriksaan dan asuhan yang telah
diberikan dan melengkapi partograf. Dokumentasi telah selesai.

C. NIFAS
1. Nifas 6 jam 3 hari
Tanggal/jam : 16-12-2016/ 21.00 WIB
Tempat : Puskesmas Parung Panjang
Pengkaji : Nilam Ayu

Data Subjektif
Ny. D mengatakan masih merasa mulas, sudah menyusui bayinya namun air
susunya baru keluar sedikit, sudah makan dan minum.

62
Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil.
TTV, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80x/menit, pernafasan 20x/menit,
suhu 36,5oC. Pemeriksaan Fisik. Mata, konjungtiva merah muda, sclera
putih. Payudara, simetris, putting menonjol, payudara tidak ada nyeri tekan,
pengeluaran colostrum. Abdomen, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi
baik, kandung kemih kosong. Anogenital, pengerluaran pervaginam : darah
70 cc, luka jahitan tidak ada kemerahan dan masih basah.

Analisa Data
P1 A0 Post Partum 6 jam

Penatalaksanaan
1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan TD 120/80 mmHg, nadi
80x/menit, TFU 2 jari dibawah pusat dan keadaan jahitan masih basah,
ibu mengerti.
2. Memberikan ibu vitamin A 200.000 IU.
3. Menganjurkan ibu makan dengan makanan tinggi protein seperti telur
agar jahitan ibu cepat pulih, ibu mengerti dan mau melakukan.
4. Menjelaskan kepada ibu bahwa ASI akan keluar banyak pada saat hari
ke 3, dan memberikan konseling tentang ASI eksklusif dan perawatan
payudara untuk melancarkan sirkulasi darah ibu dan melancarkan
pengeluaran ASI dan menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya setiap
2 jam, ibu mengerti dan mau melakukan.
5. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK dan membilas
bersih kemaluan ibu, kandung kemih kosong.
6. Memberitahukan kepada ibu setelah membersihkan kemaluannya, ibu
harus mengeringkan vagina yang basah dengan handuk kering agar
vagina tidak lembab. Ibu mengerti dan mau melakukannya.

63
7. Memberikan ibu konseling tentang tanda bahaya nifas, dan jika terjadi
segera panggil bidan, ibu mengerti dan mau melakukan.
8. Mendokumentasikan seluruh hasil pemeriksaan dan asuhan yang telah
diberikan. Dokumentasi telah selesai.

2. Nifas 4 28 hari
Tanggal/jam : 23-12-2016/ 09.00 WIB
Tempat : Puskesmas Parung Panjang
Pengkaji : Nilam Ayu

Data Subjektif
Ibu datang ke Puskesmas Parung Panjang besama suaminya, mengatakan
ingin melakukan kunjungan nifas, saat ini ibu mengeluh perih dan nyeri
pada luka bekas jahitan, air susu ibu keluar banyak, bayi menyusui setiap 2
jam dan masih ASI eksklusif.

Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil.
TTV, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80x/menit, pernafasan 20x/menit,
suhu 36,5oC. BB : 57 kg. Pemeriksaan Fisik. Mata, konjungtiva merah
muda, sclera putih. Abdomen, TFU pertengahan simpisis dan pusat,
kontraksi baik, kandung kemih kosong. Anogenital, pengerluaran
pervaginam lokhea serosa, luka jaitan perineum sudah kering, terdapat
sedikit luka pada perineum ibu.

Analisa Data
P1 A0 Post Partum 7 hari

64
Penatalaksanaan
1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan TD tekanan darah
120/70 mmHg, nadi 80x/menit. BB : 57 kg pada perineum ibu luka
jahitan sudah hampir kering dan terdapat sedikit lecet pada jahitan
perineum ibu, ibu mengerti.
2. Mengingatkan kembali pentingnya ASI esklusif yaitu pemberian ASI
dari bayi lahir sampai bayi umur 6 bulan tanpa makanan tambahan, ibu
masih ingat penjelasan yang diberikan dan ibu mau melakukannya.
3. Memberikan ibu penjelasan kesehatan tentang makanan bergizi, seperti
telur, kacang-kacangan, buah-buahan, sayuran hijau, dan tidak pantang
makan, ibu mengerti dan mau melakukan.
4. Memberitahukan kembali ibu tentang tanda bahaya nifas, dan jika
terjadi segera kembali ke Puskesmas, ibu mengerti dan mau melakukan.
5. Memberitahukan konseling kepada ibu tentang vulva hygiene dengan
menggunakan air bersih saja dan memberikan penjelasan tentang
kebersihan diri, ibu mengerti dan mau melakukan.
6. Memberikan ibu terapi pct 3x1 VI 250 mg.
7. Mendokumentasikan seluruh hasil pemeriksaan dan asuhan yang telah
diberikan. Dokumentasi telah selesai.

65
3. Nifas 4 28 hari
Tanggal : 06-01-2017/ 09.00 WIB
Tempat : Kp. Lebak Talun RT 02/04
Pengkaji : Nilam Ayu

Data Subjektif
Penulis datang berkunjung kerumah Ny. D, saat ini ibu tidak ada keluhan,
jahitan perineum sudah tidak terasa lagi dan air susu ibu keluar banyak, bayi
menyusui dengan sering dan masih ASI eksklusif.

Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil.
TTV, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 70x/menit, pernafasan 20x/menit,
suhu 36,7oC. BB : 55 kg. Pemeriksaan Fisik. Mata, konjungtiva merah
muda, sclera putih. Abdomen, TFU sudah tidak teraba, kandung kemih
kosong. Anogenital, pengerluaran pervaginam lokhea serosa, luka jahitan
sudah kering.

Analisa Data
P1 A0 Post Partum 21 hari

Penatalaksanaan
1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan TD 120/80 mmHg, nadi
70x/menit, BB : 56 kg, ibu mengerti.
2. Memberikan ibu konseling tentang macam macam alat kontrasepsi, serta
memberitahu tentang manfaat dan efek samping dari masing masing alat
kontrasepsi, ibu mengerti.
3. Memberitahukan kepada ibu jika ada keluhan segera kembali ke
Puskesmas, ibu mengerti dan mau melakukan.

66
4. Mendokumentasikan seluruh hasil pemeriksaan dan asuhan yang telah
diberikan. Dokumentasi telah selesai.

4. Nifas 29 42 hari
Tanggal/jam : 13-01-2017/ 10.00 WIB
Tempat : Kp. Lebak Talun RT 02/04
Pengkaji : Nilam Ayu

Data Subjektif
Penulis datang berkunjung kerumah Ny. D, saat ini ibu tidak ada keluhan,
jahitan perineum sudah tidak terasa lagi dan air susu ibu keluar banyak, bayi
menyusui dengan sering dan masih ASI eksklusif.

Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil.
TTV, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80x/menit, pernafasan 20x/menit,
suhu 36,5oC. BB : 56 kg. Pemeriksaan Fisik. Mata, konjungtiva merah
muda, sclera putih. Abdomen, TFU sudah tidak teraba, kandung kemih
kosong. Anogenital, pengerluaran pervaginam lokhea serosa, luka jahitan
sudah kering.

Analisa Data
P1 A0 Post Partum 28 hari

Penatalaksanaan
1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan TD 120/70 mmHg, nadi
80x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu 36,5oC. BB : 56 kg, ibu
mengerti.

67
2. Memberikan ibu konseling tentang macam macam alat kontrasepsi, serta
memberitahu tentang manfaat dan efek samping dari masing masing alat
kontrasepsi, ibu mengerti.
3. Memberitahukan kepada ibu jika ada keluhan segera kembali ke
Puskesmas, ibu mengerti dan mau melakukan.
4. Mendokumentasikan seluruh hasil pemeriksaan dan asuhan yang telah
diberikan. Dokumentasi telah selesai.

5. Nifas 29 42 hari
Tanggal/jam : 30-01-2017/ 10.00 WIB
Tempat : Puskesmas Parung Panjang
Pengkaji : Nilam Ayu

Data Subjektif
Ibu datang ke Puskesmas Parung Panjang besama ibu dan bayinya,
mengatakan ingin melakukan kunjungan nifas dan ingin memakai alat
kontrasepsi KB suntik 3 bulan, saat ini ibu tidak ada keluhan dan masih
menyusui bayinya dengan ASI eksklusif.

Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil.
TTV, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 76x/menit, pernafasan 17x/menit,
suhu 36,5oC. Pemeriksaan Fisik. Mata, konjungtiva merah muda, sclera
putih tidak ikterik. Payudara, tidak ada nyeri tekan, putting susu menonjol,
pengeluaran air susu. Abdomen, TFU sudah tidak teraba, kandung kemih
kosong. Anogenital, tidak ada pengeluaran pervaginam, luka bekas jahitan
ibu sudah kering dan sudah menyatu.

68
Analisa Data
P1 A0 Post Partum 42 hari
Akseptor KB baru KB suntik 3 bulan

Penatalaksanaan
1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan TD 110/70 mmHg, nadi
76x/menit, luka bekas jahitan perineum ibu sudah kering dan sudah
menyatu, ibu mengerti.
2. Memberikan ibu penjelasan kesehatan tentang makanan bergizi, seperti
telur, kacang-kacangan, buah-buahan, sayuran hijau, dan tidak pantang
makan, ibu mengerti dan mau melakukan.
3. Menyuntikkan KB suntik 3 bulan kepada ibu secara IM 1/3 sias pada
bokong kanan ibu, ibu bersedia.
4. Memberitahukan kepada ibu jika ada keluhan segera kembali ke
Puskesmas dan memberitahukan kepada ibu untuk melakukan
kunjungan KB ulang pada tanggal 23-03-2017, ibu mengerti dan mau
melakukan.
5. Mendokumentasikan seluruh hasil pemeriksaan dan asuhan yang telah
diberikan. Dokumentasi telah selesai.

69
D. NEONATUS dan Bayi
1. Bayi Baru Lahir
Tanggal/jam : 16-11-2016/ 15.45 WIB
Tempat : Puskesmas Parung Panjang
Pengkaji : Nilam Ayu
Identitas
Nama : Bayi Nyonya Desi

Data Objektif
Keadaan umum baik, keadaan emosional stabil. TTV, DJ 131x/menit,
pernafasan 40x/menit, suhu 36,5oC. Kepala, tidak ada caput sucsedaneum,
tidak ada cephalhematoma, tidak ada hydrocephalus. Wajah, simetris tidak
ada pembengkakan, tidak ada kelainan. Mata, tidak ada pengeluaran dan
kotoran, konjungtiva merah muda, sklera putih. Hidung, lubang hidung +/+,
tidak ada pengeluaran, septumnasi ada, tidak ada kelainan. Telinga, simetris,
lubang telinga +/+, tidak ada pengeluaran, tulang rawan sudah terbentuk
sempurna, tidak ada kelainan. Leher, tidak ada pembengkakan. Dada,
putting simetris, sudah terbentuk sempurna. Perut, tidak keras, tali pusat
tidak ada infeksi. Punggung, tidak ada spinabifida. Ekstremitas atas,
simetris, tidak ada kelainan sindaktili atau polidaktili. Ekstremitas bawah,
simetris, tidak ada kelainan sindaktili atau polidaktili. Anogenital, testis
sudah turun ke skrotum, tidak ada kelainan hipospadia. Reflek rooting (+),
reflek suckling (+), reflek swallowing (+), reflek tonic neck (+), reflek moro
(+), reflek palmar graps (+), reflek babynski(+), reflek walking (+).

Analisa Data
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan

70
Penatalaksanaan
1. Memberitahukan kepada ibu bahwa saat ini bayi ibu dalam keadaan
baik, ibu mengerti.
2. Menjaga bayi tetap hangat, dengan membungkus tubuh bayi dengan
kain dan memakaikan topi, bayi tampak hangat.
3. Memberikan bayi injeksi vitamin k pytomenadion sediaan 2 mg/1 ml
diinjeksikan 0,5 ml secara IM pada paha kiri bayi dan memberikan bayi
salep mata 1%.
4. Melakukan perawatan tali pusat dengan membungkus tali pusat dengan
kasa steril, tali pusat tidak terjadi infeksi.
5. Menjelaskan kepada ibu tentang perawatan tali pusat dan menjaga
kehangatan bayi, ibu mengerti dan mau melakukan.
6. Memberikan imunisasi HB 0 setelah 2 jam setelah pemberiaan vit k
pada paha kanan bayi (secara IM), imunisasi HB 0 telah diberikan pukul
17.00 WIB.
7. Mendokumentasikan seluruh hasil pemeriksaan dan asuhan yang telah
diberikan. Dokumentasi telah selesai.

2. Neonatus 1 48 jam
Tanggal/jam : 16-11-2016/ 21.10 WIB
Tempat : Puskesmas Parung Panjang
Pengkaji : Nilam Ayu

Data Subjektif
Ny. D mengatakan merasa senang atas kelahiran bayinya, dan mengeluh
bayinya

Data Objektif

71
Keadaan umum baik, keadaan emosional stabil. TTV, DJ 128x/menit,
pernafasan 38x/menit, suhu 36,6oC. Bayi sudah BAB dan BAK.
Pemeriksaan antopometri : BB : 3.300 gram, PB : 49 cm, LD/LK : 33/34.

Analisa Data
Neonatus usia 6 jam

Penatalaksanaan
1. Memberitahukan kepada ibu bahwa saat ini bayi ibu dalam keadaan baik
BB : 3.300 gram, PB : 49 cm, ibu mengerti.
2. Menjelaskan kepada ibu tentang perawatan tali pusat dan menjaga
kehangatan bayi, ibu mengerti dan mau melakukan.
3. Memberikan ibu penjelasan tentang ASI eksklusif, dan menganjurkan
ibu menyusui bayinya setiap 2 jam, ibu mengerti dan mau melakukan.
4. Mendokumentasikan seluruh hasil pemeriksaan dan asuhan yang telah
diberikan. Dokumentasi telah selesai.

3. Neonatus 3 7 hari
Tanggal/jam : 23-11-2016/ 09.00 WIB
Tempat : Puskesmas Parung Panjang
Pengkaji : Nilam Ayu

Data Subjektif
Ny. D mengatakan saat ini bayinya tidak ada keluhan, menyusu dengan aktif
dan masih memberikan ASI eksklusif, tali pusat bayi puput pada hari
keempat.

Data Objektif

72
Keadaan umum baik, keadaan emosional stabil. TTV, DJ 125x/menit,
pernafasan 39x/menit, suhu 36,6oC. Antopometri, berat badan 3.700 gr,
panjang badan 51 cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 32 cm.

Analisa Data
Neonatus usia 7 hari

Penatalaksanaan
1. Memberitahukan kepada ibu bahwa saat ini bayi ibu hasil pemeriksaan
BB : 3.700 gr, PB : 51 cm, ibu telah mengetahui dan merasa senang.
2. Melakukan observasi tanda-tanda vital bayi dan keadaan umum bayi,
bayi tidak mengalami sakit berat seperti tidak dapat menyusu, kejang,
tidak sadar, nafas cepat >60x/menit, merintih, kulit tampak kebiruan
(sianosis), dan demam, ibu mengerti.
3. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya bayi, seperti kejang, bayi malas
menyusu, kulit bayi kuning, kulit bayi kebiruan, diare, nafas cepat atau
lambat, jika terjadi tanda bahaya segera bawa bayi ke pelayanan
kesehatan, ibu mengerti dan mau melakukan.
4. Menjadwalkan kunjungan ulang 2 minggu kemudian tanggal 06-01-
2017, ibu mengatakan akan datang jika tidak ada halangan.
5. Mendokumentasikan seluruh hasil pemeriksaan dan asuhan yang telah
diberikan. Dokumentasi telah selesai.

4. Neonatus 8 28 hari
Tanggal/jam : 06-01-2017/ 09.00 WIB
Tempat : Kp. Lebak Talun RT02/04
Pengkaji : Nilam Ayu

Data Subjektif

73
Ny. D mengatakan bayinya saat ini tidak ada keluhan, menyusu dengan
aktif dan masih ASI eksklusif.

Data Objektif
Keadaan umum baik, keadaan emosional stabil, TTV, DJ 110x/menit,
pernafasan 37x/menit, suhu 36,6oC. Antopometri, berat badan 4.800 gr,
panjang badan 58 cm, lingkar kepala 36 cm, lingkar dada 35 cm.

Analisa Data
Neonatus Usia 21 hari

Penatalaksanaan
1. Memberitahukan kepada ibu bahwa saat ini bayi dalam keadaan baik
dan hasil pemeriksaan BB bayi : 4.800 gram, PB : 58 cm, ibu telah
mengetahui dan merasa senang
2. Mengingatkan kembali pada ibu untuk memberi ASI Eksklusif kepada
bayinya hingga 6 bulan jangan diberi makanan tambahan hingga 6
bulan. Ibu sudah mengerti dan mau memberi bayinya ASI eksklusif
hingga 6 bulan.
3. Mengingatkan kembali ibu agar membawa bayinya kepuskesmas atau
posyandu untuk diimunisasi dan dilihat perkembangannya, ibu
mengatakan akan membawa bayinya kepuskesmas untuk ditimbang dan
diimunisasi.
4. Memberitahu ibu jika bayi mengalami ada keluhan segera kembali ke
Puskesmas, ibu mengerti dan mau melakukan.

74
5. Neonatus 8 28 hari
Tanggal/jam : 13-01-2017/ 10.00 WIB
Tempat : Kp. Lebak Talun RT 02/04
Pengkaji : Nilam Ayu

Data Subjektif
Ny. D mengatakan bayinya tidak ada keluhan, menyusu dengan aktif dan
masih ASI eksklusif.

Data Objektif
Keadaan umum baik, keadaan emosional stabil, TTV, DJ 110x/menit,
pernafasan 37x/menit, suhu 36,8 C. Antopometri, berat badan 4.900 gr,
panjang badan 58 cm, lingkar kepala 36 cm, lingkar dada 35 cm.

Analisa Data
Neonatus Usia 28 hari

Penatalaksanaan
1. Memberitahukan kepada ibu bahwa saat ini bayi dalam keadaan baik
dan hasil pemeriksaan BB bayi : 4.900 gram, PB : 58 cm, ibu telah
mengetahui dan merasa senang
2. Mengingatkan kembali pada ibu untuk memberi ASI Eksklusif kepada
bayinya hingga 6 bulan jangan diberi makanan tambahan hingga 6
bulan. Ibu sudah mengerti dan mau memberi bayinya ASI eksklusif
hingga 6 bulan.
3. Mengingatkan kembali ibu agar membawa bayinya kepuskesmas atau
posyandu untuk diimunisasi dan dilihat perkembangannya, ibu

75
mengatakan akan membawa bayinya kepuskesmas untuk ditimbang dan
diimunisasi.
4. Memberitahu ibu jika bayi mengalami ada keluhan segera kembali ke
Puskesmas, ibu mengerti dan mau melakukan.

4. Bayi > 28 hari


Tanggal/jam : 30-01-2017/ 10.00 WIB
Tempat : Puskesmas Parung Panjang
Pengkaji : Nilam Ayu

Data Subjektif
Ny. D datang ke Puskesmas Parung Panjang mengatakan bayinya tidak ada
keluhan dan ingin bayinya mendapatkan imunisasi, saat ini bayi berumur 6
minggu.

Data Objektif
Keadaan umum baik, keadaan emosional stabil. TTV, DJ 125x/menit,
pernafasan 39x/menit, suhu 36,6oC. Antopometri, berat badan 5.200 gr,
panjang badan 58 cm, lingkar kepala 36 cm, lingkar dada 35 cm.

Analisa Data
Bayi Usia 42 hari

Penatalaksanaan
1. Memberitahukan kepada ibu bahwa saat ini bayi ibu dalam keadaan
baik, ibu mengerti.
2. Memberitahu ibu bahwa bayi akan diberikan imunisasi BCG dan polio
1, imunisasi BCG dan polio 1 telah diberikan.

76
3. Memberitahu ibu tentang efek samping imunisasi, ibu mengerti.
4. Mengingatkan ibu kembali tentang tanda bahaya bayi, seperti kejang,
bayi malas menyusu, kulit bayi kuning, kulit bayi kebiruan, diare, nafas
cepat atau lambat, ibu mengerti.
5. Memberitahu ibu untuk membawa bayi kembali 1 bulan lagi ke
Posyandu/Puskesmas untuk mendapatkan imunisasi Pentabio 1 dan
polio 2, dan jika ada keluhan segera kembali ke Puskesmas, ibu
mengerti dan mau melakukan.
6. Mendokumentasikan seluruh hasil pemeriksaan dan asuhan yang telah
diberikan. Dokumentasi telah selesai.

77
BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

A. KEHAMILAN
NO Standar Operasional Asuhan Kebidanan Yang Diberikan Teori Pembahasan Sop
Prosedur (SOP) Berdasarkan Kasus Dengan Kenyataan

1 Timbang berat badan dan Dilakukan penimbangan BB dan Kegiatan ini sangat penting dilakukan, Sesuai antara teori dan
ukur tinggi badan pengukuran TB pada saat terutama saat pertama kali pemeriksaan, kenyataan, dimana
pemeriksaan kehamilan. TB ibu : 150 untuk mengetahui kenaikan berat badan dilakukan
cm, BB sebelum hamil: 50 kg dengan ibu selama hamil. Kenaikan berat badan penimbangan berat
IMT 22,22 dan kenaikan berat badan yang sesuai denga Indeks Masa Tubuh badan pada Ny. D
ibu selama hamil 12 kg. adalah dikatakan memiliki IMT yang setiap kunjungan, dan
50/1502(m) = 50/1,5x1,5 = 22,22. rendah apabila nilai IMT < 19,8 dengan didapatkan hasil
rekomendasi kenaikan berat badan 12,5 kenaikan berat badan
18 kg selama kehamilan, dikatakan Ny. D selama hamil
normal apabila nilai IMT 19,8 26 kg, 12 kg dengan IMT
dikatakan memiliki IMT yang tinggi 22,22. Dikatakan IMT
apabila nilai IMT 26-29 kg kenaikan berat normal jika
badan yang direkomendasikan 7- 11kg,
dan dikatakan obesitas apabila memiliki
nilai IMT > 29 dengan kenaikan berat
badan yang direkomendasikan 7 kg.
Rumus IMT = BB/TB2(m)(7).
2 Pemeriksaan Tekanan darah TD diperiksa setiap kali Ny.D Tekanan darah ibu hamil harus dalam Sesuai antara teori dan
memeriksakan kehamilannya. Selama batas normal (antara 110/70 mmHg kenyataan, dimana TD
hamil TD Ny. D selalu dalam batas sampai 120/80 mmHg(7). Ny. D diperiksa setiap
normal. Pada kunjungan pertama memeriksakan

78
dengan penulis TD ibu 110/60 kehamilannya. Rata-
mmHg. Pada kunjungan kedua TD rata tekanan darah ibu
ibu 110/70 mmHg. Pada kunjungan selama hamil 120/80
ketiga TD ibu 120/80 mmHg. Pada mmHg.
kunjungan keempat TD ibu 120/70
mmHg.
3 Nilai status gizi (ukur LILA Ny. D diukur pada kunjungan Ukuran lingkar lengan atas (LILA) ibu Sesuai antara teori dan
lingkar lengan aTas) awal kehamilan : 26 cm. Dihitung harus dalam batas normal yaitu >23,5 cm kenyataan. LILA Ny.
dari sepertiga lengan ibu dengan dikatakan status gizi baik. dikatakan status D diukur pada
menggunakan lengan tangan yang gizi kurang jika LILA <23,5. Dihitung kunjungan awal
jarang digunakan untuk beraktifitas, dari sepertiga lengan ibu dengan kehamilan dengan
dari hasil pemeriksaan didapatkan menggunakan lengan tangan yang jarang hasil 26 cm an status
status nilai status gizi Ny. D baik. digunakan untuk beraktifitas(7). gizi Ny. D baik.
4 Pemeriksaan Tinggi fundus TFU Ny. D diukur setiap ibu Pengukuran tinggi fundus uteri pada Sesuai antara teori dan
uteri (puncak rahim) memeriksakan kehamilannya setiap kali kunjungan antenatal dilakukan kenyataan, dimana
menggunakan pita pengukur. untuk mendeteksi pertumbuhan janin TFU Ny. D diukkur
21-11-2016 : UK 34 minggu 5 hari. sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. dengan pita pengukur,
TFU : 28 cm. Jika tinggi fundus uteri tidak sesuai dan TFU bertambah 1
28-11-2016 : UK 35 minggu 5 hari dengan umur kehamilan, kemungkinan cm setiap minggunya.
TFU : 29 cm. ada gangguan pertumbuhan janin. Standar
05-12-2016 : UK 36 minggu 5 hari. pengukuran menggunakan pita pengukur
TFU : 30 cm. setelah kehamilan 24 minggu(7).
14-12-2016 : UK 38 minggu.
TFU : 32 cm.

79
5 Tentukan presentasi janin Menentukan presentasi janin dengan Menentukan presentasi janin dilakukan Hal ini sesuai antara
dan denyut jantung janin inspeksi, palpasi (leopold) pada akhir trimester II dan selanjutnya teori dan kenyataan,
(DJJ) 21-11-2016 setiap kali kunjungan antenatal. dimana dilakukan
Leopold 1: teraba bag. Lunak bulat Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk palpasi (Leopold)
(bokong) mengetahui letak janin. Jika pada setiap Ny. D
Leopold II: teraba bag. Ekstremitas, trimester III bagian bawah janin bukan memeriksakan
puka kepala, atau kepala janin belum masuk kehamilannya.
Leopold III: teraba bag. Bulat keras kepanggul berarti ada kelainan letak,
(kepala) panggul sempit, atau ada masalah lain.
Leopold IV: belum masuk PAP. a. Leopold I
DJJ Ny. D selama hamil dalam batas Untuk mengetahui tinggi fundus uteri
normal 120-160 x/menit. dan bagian yang berada pada fundus.
b. Leopold II
Untuk mengetahui letak janin
memanjang atau melintang dan bagian
janin yang berada di sebelah kanan
atau kiri perut ibu.
c. Leopold III
Untuk mengetahui bagian janin yang
ada di bawah.
d. Leopood IV
Untuk menentukan apakah bagian
terbawah janin sudah memasuki pintu
panggul atau belum(7).
6 Skrining status imunisasi Selama hamil ibu mendapatkan (TT) bila diperlukan untuk mencegah Hal ini tidak sesuai
Tetanus dan berikan imunisasi TT 1 pada tanggal 21-10- terjadinya tetanus neonaturum, ibu hamil antara teori dengan
imunisasi Tetanus Toksoid 2016, dan TT 2 pada tanggal 21-11- harus mendapati munisasi TT. Pada saat dilahan, karena Ny. D
(TT) bila diperlukan. 2016. kontak pertama, ibu hamil diskrining tidak diskrining status
status imunisasi T-nya. Pemberian TT nya pada saat
imunisasi TT pada ibu hamil, disesuai kontak pertama.
dengan status imunisasi TT ibu saat ini.
Ibu hamil minimal memiliki status

80
imunisasi T2 agar mendapat perlindungan
terhadap infeksi tetanus. Ibu hamildengan
status imunisasi T5 (TT long life) tidak
perlu diberikan imunisasi TT lagi.
Pemberian Imunisasi TT tidak
mempunyai interval maksimal, hanya
terdapat interval minimal(7).
7 Pemberian Tablet zat besi Penulis memberikan tablet Fe pada Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap Hal ini sesuai antara
minimal 90 tablet selama saat Ny. D memeriksakan ibu hamil harus mendapat tablet tambah teori dan kenyataan,
kehamilan kehamilannya dengan menganjurkan darah (tablet zat besi) dan Asam Folat dimana Ny. D
untuk meminum tablet Fe nya dengan minimal 90 tablet selama kehamilan yang mendapatkan tablet Fe
air putih atau air jeruk. diberikan sejak kontak pertama(7). sebanyak 110 tablet
selama kehamilannya
dan ibu
mengkonsumsi tablet
Fe dengan air putih
dimana air putih tidak
mengganggu proses
penyerapan.
8 Test laboratorium (rutin dan Tes laboratorium dilakukan pada Ny. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan Hal ini sesuai antara
khusus) D, pada tanggal 28-11-2016 ibu pada ibu hamil adalah pemeriksaan teori dan kenyataan,
melakukan tes HIV dengan hasil HIV laboratorium rutin dan khusus. dimana Ny. D
(-), pada tanggal 05-12-2016 ibu Pemeriksaan laboratorium rutin adalah melakukan
melakukan cek HB dengan hasil Hb pemeriksaan laboratorium yang khusus pemeriksaan
12,2gr%. dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu laboratorium meliputi
golongan darah, hemoglobin darah, cek HB dan skrining
protein dan reduksi urine, pemeriksaan HIV. Namun tidak
spesifik daerah endemis (malaria, HIV, dicek protein dan
dll). Sementara pemeriksaan laboratorium reduksi urine karena
khusus adalah pemeriksan laboratorium tidak ada indikasi dan
lain yang dilakukan atas indikasi pada tidak cek golongan

81
ibuhamil yang melakukan kunjungan darah golongan darah
antenatal. karna ibu sudah tau
golongan darahnya O.
9 Tata laksana kasus Pada Ny.D dilakukan tatalaksana Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal Sesuai antara teori dan
kasus sesuai dengan kebutuhan dan di atas dan hasil pemeriksaan kenyataan dimana
keluhan ibu selama hamil seperti laboratorium, setiap kelainan yang dilakukan tata laksana
tanda bahaya kehamilan, persalinan ditemukan pada ibu hamil harus ditangani kasus pada Ny. D
dan nifas serta kesiapan menghadapi sesuai dengan standar dan kewenangan sesuai keluhan dan
komplikasi, Asupan gizi seimbang, tenaga kesehatan . kasus-kasus yang tidak kebutuhan ibu selama
KB paska persalinan, dan imunisasi. dapat ditangani dirujuk sesuai dengan hamil.
system rujukan(7).

10 Temu wicara (bimbingan Temu wicara pad a Ny. D yang Temu wicara(konseling) dilakukan pada Dalam hal ini sesuai
konseling), termasuk juga dilakukan secara terpisah selama Ny. setiap kunjungan yang meliputi : antara teori dan
Perencanaan Persalinan dan D melakukan kunjungan, dimana a. Kesehatan ibu kenyataan, dimana
Pencegahan Komplikasi pada kunjungan pertama dengan b. Perilaku hidup bersih dan sehat penulis memberikan
(P4K) serta KB pasca penulis memberikan penjelasan c. Peran suami/ keluarga dalam penjelasan kepada Ny.
persalinan. tentang kesehatan ibu, ibu mengerti. kehamilan dan perencanaan persalinan D tentang perencanaan
Memberikan penjelasan tentang hidup d. Tanda bahaya kehamilan, persalinan persalinan dan
bersih dan sehat, ibu mengerti. dan nifas serta kesiapan mengahadapi pencegahan
Memberikan penjelasan tentang tanda komplikasi komplikasi serta KB
bahaya kehamilan, ibu mengerti. Serta e. Asupan gizi seimbang pasca persalinan
memberikan penjelasan tentang gizi f. Gejala penyakit menular seksual
seimbang, ibu mengerti, dan g. Penawaran untuk melakukan tes HIV
memberikan penjelasan tentang dan konseling di daerah epidemi
imunisasi TT II serta melakukan meluas dan terkonsentrsi atau ibu
penawaran untuk melakukan hamil dengan IMS dan TB di daerah
imunisasi, ibu mengerti dan mau epiemi rendah.
melakukan dengan hasil status TT ibu h. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan
TT II. Pada kunjungan kedua pemberian ASI eksklusif
memberikan ibu penjelasan tentang i. KB paska persalinan
peran suami/ keluarga dalam j. Imunisasi(7).

82
kehamilan, persalinan dan nifas serta
kesiapan menghadapi komplikasi, ibu
dan suami mengerti. Dan pada
kunjungan ketiga memberikan ibu
penjelasan tentang skrining HIV serta
melakukan penawaran untuk
melakukan tes HIV, ibu mengerti dan
mau melakukan dengan hasil HIV (-).
11 Frekuensi kunjungan ANC Selama hamil Ny. D melakukan ANC TM I : (0-16 minggu) 1 kali Sesuai antara teori
(TM 1, 2 & 3) kunjungan ANC selama 7 kali. ANC TM II : (24-28 minggu) 2 kali dengan kenyataan,
TM I :1 kali ANC TM III : (> 36 minggu) 2 kali(7). dimana Ny. D
TM II: 2 kali melakukan kunjungan
TM III: 4 kali ANC lebih dari 4 kali.

A. PERSALINAN
NO Standar Operasional Asuhan Kebidanan Yang Diberikan Teori Pembahasan Sop
Prosedur (SOP) Berdasarkan Kasus Dengan Kenyataan

KALA I

1 Anamnesa Ny. D datang ke Puskesmas diantar Pengkajian adalah suatu langkah awal Hal ini sesuai antara
oleh suaminya, ibu mengeluh mulas untuk menentukan diagnose. teori dan praktek,
sejak jam 22.00 WIB. Ibu dimana dilakukan
mengatakan sudah keluar lender pengkajian data awal
bercampur darahan belum keluar air- pada Ny. D pada saat
air. Makan terakhir ibu pukul 07.00 mengeluh mulas.
WIB dan minum terakhir ibu pukul
09.30 WIB.
2 Keluhan awal masuk Ny. D mengeluh mules sejak pukul Inpartu ditandai dengan keluarnya lender Hal ini sesuai antara
22.00 WIB. Sudah keluar lendir darah bercampur darah karena serviks mulai teori dan kenyataan,
dan belum keluar air - air. membuka dan mendatar. dimana Ny. D

83
mengatakan sudah
kelar lender
bercampur darah.
3 TTV & Pemfis ibu TTV, tekanan darah 120/80 mmHg, Tekanan darah ibu hamil harus dalam Hal ini sesuai antara
nadi 75x/menit, pernafasan batas normal (antara 110/70 mmHg teori dan kenyataan,
20x/menit, suhu 36,5oC. Pemeriksaan sampai 120/80 mmHg). Nadi 60- dimana pemeriksaan
Fisik. Wajah, tidak ada odema. Mata, 100x/menit, pernafasan 16-24x/menit, dengan hasil TTV dan
konjungtiva merah muda, sclera suhu 26,5-37,5oC. pemeriksaan fisik
putih. Abdomen, Tekanan darah 120/80
mmHg, nadi
75x/menit, pernafasan
20x/menit, suhu
36,5oC. Pemeriksaan
Fisik. Wajah, tidak
ada odema. Mata,
konjungtiva merah.
4 Abdominal : TFU, Leopold, Penulis melakukan pemeriksaan Denyut jantung janin dicatat setiap 30 Hal ini sesuai antara
His & DJJ abdomen, TFU 30 cm, linea nigra. menit, dan setiap 30 menit, raba dan catat teori dan praktek,
Leopold I : teraba bagian bulat, lunak jumlah kontraksi dalam 10 menit dan dimana penulis
tidak melenting (bokong). Leopold II lamanya kontraksi dalam satuan detik )(1). melakukan
: teraba bagian keras memanjang pada pemantauan DJJ setiap
perut bagian kanan ibu (punggung), 30 menit dan HIS
teraba bagian kecil janin pada perut setiap 30 menit pada
sebelah kiri ibu (ekstremitas). kala I.
Leopold III : teraba bagian bulat keras
tidak melenting (kepala). Leopold IV
: divergen 3/5 bagian. Penulis
melakukan pemantauan DJJ dan HIS
pada kala I denganhasil : Pada pukul
10.00 WIB, DJJ : 136x/menit HIS :
3x1045, pada pukul 10.30 WIB,
DJJ : 138x/menit, HIS : 3x1045.

84
Pada pukul 11.00 WIB, DJJ :
140x/menit, HIS : 3x1045. Pada
pukul 11.30 WIB, DJJ : 136x/menit,
HIS : 3x1045. Pada pukul 12.00
WIB, DJJ : 140x/menit, HIS :
3x1045. Pada pukul 12.30 WIB,
DJJ : 141x/menit, HIS : 3x1045.
Pada pukul 13.00 WIB, DJJ :
141x/menit, HIS 3x1050. Pada
pukul 13.30 WIB, DJJ : 142x/menit,
HIS : 4x1050. Pada pukul 14.00
WIB, DJJ : 143x/menit, HIS :
5x1050.
5 Anogenital : Inspeksi Anogenital, vulva tidak ada keluhan, Pemeriksaan dalam adalah pemeriksaan Hal ini sesuai antara
Pemeriksaan dalam dinding vagina tidak ada benjolan, genitalia bagian dalam mulai dari vagina teori dan kenyataan,
portio tebal lunak, pembukaan 6 cm, sampai serviks menggunakan 2 jari, yang dimana pemeriksaan
ketuban positif, presentasi kepala, salah satu tekniknya adalah menggunakan dalam pada Ny. D
posisi uuk samping, hodge II, molase skala ukuran jari (lebar satujari beratu1 diperiksa setiap 4 jam.
tidak ada. cm) untuk menentukan diameter dilatasi
serviks (pembukaan seviks atau portio).
Untuk memeriksa kemajuan persalinan,
maka pemeriksaan dilakukan setiap 4 jam
difase laten (3 cm) dan setiap 2 jam di
fase aktif (4-10 cm)(1).
6 Pemantauan dengan Penulis melakukan pemantauan Partograf adalah alat bantu yang Hal ini sesuai antara
partogaf dengan partograf pada saat Ny. D digunakan selama persalina(1). teori dan kenyataan,
datang dan diperiksa dalam sudah dimana kemajuan
pembukaan 6 (fase aktif). persalinan dipatau
dengan menggunakan
parograf.
KALA II

85
1 Mengamati tanda dan gejala Pada pukul 14.00 WIB Terdapat Pada tanda gejala kala II terdapat Hal ini sesuai antara
kala II Perhatiakan dengan tanda dan gejala kala II. Ny. D dorongan meneran, tekanan anus, teori dan praktek,
seksama tanda dan gejala mengeluh ingin meneran, dan merasa perinium menonjol, vulva membuka(1). dimana Ny. D
kala II ingin BAB (anus membuka), mrasakan dorongn
a. Ibu merasa ada dorongan perinium sudah menonjol, vulva ingin meneran,
kuat dan meneran sudah membuka. tekanan anus,
b. Ibu measakan tekanan perineum menonjol
yang semakin meningkat dan vulva membuka.
pada rectum fan vagina
c. Perineum tampak
menonjol
d. Vulva dan spingter ani
membuka
2 Pastikan kelengkapan Penolong telah mendekatkan partus Memastikan perlengkapan, bahan, dan Sesuai antara teori dan
peralatan, bahan dan obat set, heckting set, oksigen, obat-obatan essensial siap digunakan. kenyataan, dimana
obatan esensial menyiapkan oksitosin serta Mematahkan ampul oksitosin 10 IU, dan penolong telah
mendekatkan perlengkapan ibu dan menempatkan tabung suntik steril sekali mendekatkan parus set
bayi untuk proses persalinan Ny.D. pakai di dalam partus set (1). dan menyiapkan
oksitosin serta
mendekatkan
perlengkapan ibu dan
bayi.
3 Pakai perlindungan diri Penolong mengenakan celemek dan Mengenakan baju penutup atau celemek Hal ini sesuai antara
sandal untuk proses persalinan Ny. D plastik yang bersih (1). teori dan kenyataan,
dimana saat menolong
persalinan Ny. D
penolong
menggunakan celemek
dan sandal .
4 Lepaskan perhiasan dan Melepaskan perhiasan dan mencuci Melepaskan semua perhiasan yang di Hal ini sesuai antara
mencuci tangan tangan dengan 6 langkah di bawah air pakai di bawah siku, mencuci kedua teori dan kenyataan,
mengalir serta mengeringkan dengan tangan dengan sabun dan air bersih yang dimana penuli

86
handuk pribadi. mengalir dan mengeringkan tangan melepaskan perhiasan
dengan handuk satu kali pakai/ pribadi dan memcuci tangan
yang bersih (1). dibawa air mengalir
dan mengeringkan
dengan handuk pribadi
sebelum menolong
persalinan Ny. D
5 Pakai sarung tangan DTT Penolong menggunakan handscoon Memakai satu sarung tangan DTT atau Hal ini sesuai antara
steril pada saat melakukan semua steril untuk semua pemeriksaan dalam (1). teori dan kenyataan,
pemeriksaan dalam. dimana penolong
menggunakan
handscoon DTT.
6 Masukkan oksitosin ke Penolong sudah memasukkan Memasukkan oksitosin 10 unit ke dalam Hal ini sesuai antara
dalam spuit, dan oksitosin 10 unit kedalam tabung tabung suntik (dengan memakai sarung teori dan kenyataan,
memasukkan spuit tersebut suntik dengan teknik one hand dan tangan disnfeksi tinggat tinngi atau steril) dimana penolong
ke dalam bak instrumen memakai satu handscoon steril pada dan meletakkan kembali di partus set/ memasukkan
steril tangan kanan. wadah disnfeksi tinggat tinggi atau steril oksotosin kedalam
(1)
tanpa mengontaminasi tabung suntik) . tabung suntik
menggunakan satu
handscoon pada
tangan kanan dan
meletakkan tabung
suntik pada partus set.
7 Membersihkan vulva dan Penolong membesihkan vulva dan Membersihkan vulva dan perineum, Hal ini sesuai antara
perineum perineum Ny. Sebelum dilakukan menyekanya dengan hati-hati dari depan teori dan kenyatan,
pemeriksaan dalam. ke belakang dengan menggunakan kapas dimana penolong
atau kasa yang dibasahi air DTT (1). memberihkan vulva
dan perineum terlebih
dahulu sebelum
melakukan
pemeriksaan dalam.

87
8 Lakukan periksa dalam Penolong melakukan pemeriksaan Lakukan pemeriksaan dalam untuk Hal ini sesuai antara
untuk memastikan dalam, didapatkan hasil Anogenital, memastikan bahwa pembukaan sudah teori dan kenyataan,
pembukaan lengkap vulva tidak ada keluhan, dinding lengkap (1). dimana penolong
vagina tidak ada benjolan, portio melakukan
tidak teraba, pembukaan lengkap (10 pemeriksaan dalam
cm). ketuban negatif, presentasi untuk memastikan
kepala, posisi uuk depan, molase pembukaan.
tidak ada, hodge III
9 Lepaskan sarung tangan ke Penolong melepaskan sarung tangan Mendekontaminasi sarung tangan dengan Hal ini sesuai antara
dalam baskom yang berisi kedalam larutan klorin 0,5% selama cara mencelupkan tangan yang masih teori dan kenyataan,
larutan klorin 10 menit dan mencuci tangan dengan memakai sarung tangan kotor ke dalam dimana penolong
sabun. larutan klorin 0,5% selama 10 menit. melepaskan sarung
Mencuci ke dua tangan (1). tangan yang dipakai
untuk pemeriksaaan
dalam kedalam larutan
klorin 0,5%.
10 Periksa DJJ Penolong memeriksa Denyut Jantung Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah Hal ini sesuai antara
Janin (DJJ) setelah dilakukan kontraksi/saat relaksasi uterus untuk teori dan kenyataan,
pemeriksaan dalam dan didapatkan memastikan bahwa DJJ dalam batas dimana penolong
hasil DJJ 145x/menit. normal (120-160 x/menit) (1). memeriksa denyut
janttung janin setelah
melakukan
pemeriksaan dalam.
11 Beritahu ibu dan keluarga Memberitahukan kepada ibu dan Beritahu ibu dan keluarga (1). Sesuai antara teori dan
suami hasil pemeriksaan bahwa saat kenyataan, dimana
ini ibu sudah pembukaan lengkap dan penolong
akan memulai proses persalinan. memberiahukan hasil
pemeriksaan kepada
ibu dan suami.
12 Atur posisi ibu, libatkan Penolong meminta bantuan keluarga Minta keluarga membantu menyiapkan Hal ini sesuai antara
keluarga untuk membantu untuk menyiapkan posisi ibu untuk posisi meneran. (Bila ada rasa ingin teori dan kenyataan,
ibu mengatur posisi meneran, ibu memilih posisi semi meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, dimana suami Ny.D

88
meneran. fowler karna menurut ibu posisi ini bantu ibu ke posisi setengah duduk atau membantu
lebih nyaman. posisi lain yang diinginkan dan pastikan menyiapkan posisi
ibu merasa nyaman) (1). yang nyaman untuk
bersalin.
13 Memimpin ibu untuk Penolong memimpin persalinan dan Laksanakan bimbingan meneran pada Hal ini sesuai antara
meneran jika ada his dan memberikan ibu semangat, pada saat saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk teori dan praktek,
berhenti jika tidak ada his ada his penolong meminta ibu meneran : karena penolong
meneran dan meminta ibu beristirahat Bimbing ibu agar dapat meneran secara meminta ibu meneran
atau minum jika tidak ada his. benar dan efektif. jika ada his dan
a. Dukung dan beri semangat pada saat meminta ibu istirahat
meneran dan perbaiki cara meneran jika tidak ada his.
apabila caranya tidak sesuai.
b. Bantu ibu mengambil posisi yang
nyaman sesuai pilihannya (kecuali
posisi berbaring terlentang dalam
waktu yang lama).
c. Anjurkan ibu untuk beristirahat
diantara kontraksi.
d. Anjurkan keluarga memberi
dukungan dan semangat untuk ibu.
Berikan asupan cairan per-oral
(minum) yang cukup.
e. Menilai DJJ setiap kontraksi uterus
selesai.
f. Segera rujuk jika bayi belum atau
tidak segera lahir setelah 2 jam
meneran pada primigravida atau
setelah 1 jam meneran pada
multigravida.
g. Anjurkan ibu untuk berjalan,
berjongkok atau mengambil posisi
yang nyaman.

89
h. jika ibu belum merasa ada dorongan
untuk meneran dalam 60 menit (1).
14 Anjurkan ibu untuk Penolong menganjurkan ibu untuk Anjurkan ibu untuk mengambil posisi Sesuai antara teori dan
mengambil posisi yang mengambil posisi yang nyaman jika yang nyaman jika belum ada keinginan kenyataan dimana
nyaman jika belum ada belum ingin meneran, ibu memilih untuk meneran (1). penulis menganjurkan
keinginan untuk meneran posisi semi fowler. ibu mengambil posisi
yang nyaman bila his
tidak ada dan ibu
memilih posisi semi
fowler.
15 Letakkan handuk bersih Penolong tidak meletakkan handuk Letakkan handuk bersih (untuk Sesuai antara teori dan
diatas perut ibu besih diatas perut ibu melaikan mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kenyataan, dimana
meletakkan kain yang ibu gunakan kepala bayi telah membuka vulva dengan penolong meletakkan
diatas perut ibu pada saat bayi telah diameter 5-6 cm (1). kain diatas perut ibu
membuka vulva 5-6 cm. pada saat bayi telah
membuka vulva 5-6
cm.
16 Letakkan kain bersih Penolong tidak meletakan kain bersih Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 Hal ini tidak sesuai
dibawah bokong ibu di bawah bokong ibu karna ibu telah bagian, di bawah bokong ibu (1). antara teori dan
memakai kain yang dipergunakan. kenyataan, karena ibu
menggunakan kain
yang sudah dipakai.
17 Buka tutup partus set dan Penolong membuka partus set dan Membuka partus set (1). Sesuai antara teori dan
perhatikan kelengkapan alat memperhatikan kembali kelengkapan dan kenyataan, dimana
alat, alat sudah siap dan lengkap. penolong melakukan
pengecekkan alat
kembali.
18 Pakai handscone Penolong memakai sarung tangan Memakai sarung tangan DTT atau steril Sesuai antara teori dan
steril untuk memulai proses pada kedua tangan (1). kenyataan, dimana
persalinan. penolong
menggunakan sarung
tangan steril untuk

90
menolong persalinan.

19 Lindungi perineum setelah Penolong melindungi perineum Saat kepala bayi membuka vulva dengan Sesuai antara teori dan
kepala janin terlihat 5-6 cm dengan satu tangan kanan yang diameter 5 6 cm, lindungi perineum kenyataan, dimana
divulva dan tangan yang dilapisi kain dan tangan kiri di kepala dengan satu tangan yang dilapisi kain, penulis melindungi
lain menahan kepala bayi bayi. letakkan tangan yang lain di kepala bayi perineum dengan satu
dan lakukan tekanan yang lembut dan tangan dan satu tangan
tidak menghambat pada kepala bayi, kiri menunggu kepala
membiarkan kepala keluar berlahan bayi.
lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran
perlahan lahan atau bernapas cepat saat
kepala lahir (1).

20 Periksa kemungkinan Penolong memeriksa lilitan tali pusat, Memeriksa lilitan tali pusat dan Sesuai antara teori dan
adanya lilitan tali pusat tidak ada lilitan tali pusat. mengambil tindakan yang sesuai jika hal kenyataan, dimana
itu terjadi, dan kemudian meneruskan penolong memeriksa
segera proses kelahiran bayi: apakah ada lilitan tali
a. Jika tali pusat melilit leher janin pusat pada leher bayi.
dengan longgar, lepaskan lewat bagian
atas kepala bayi
b. Jika tali pusat melilit leher bayi
dengan erat, mengklemnya di dua
tempat dan memotongnya (1).
21 Tunggu kepala melakukan Setelah tidak ada lilitan tali pusat Tunggu kepala bayi melakukan putaran Sesuai antara teori dan
putaran paksi luar dengan penulis menunggu kepala bayi paksi luar secara spontan (1). kenyataan, dimana
spontan melakukan putaran paksi luar secara penolong hanya
spontan. menunggu bayi
melakukan putaran
paksi luar.
22 Pegang kepala secara Setelah kepala bayi melakukan Setelah kepala melakukan putaran paksi Sesuai antara teori dan
biparietal putaran paksi luar, penolong luar, pegang secara biparental, anjurkan kenyataan, dimana
memegang kepala bayi dengan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan penulis melakukan

91
biparietal, dan menganjurkan ibu lembut gerakkan kepala ke arah bawah biparietal dan
untuk meneran pada saat kontraksi. dan distal hingga bahu depan muncul di menyuruh ibu
bawah arkus pubis dan kemudian meneran jika ada his.
gerakkan arah atas dan distal untuk
melahirkan bahu belakang (1).

23 Geser tangan bawah untuk Penolong menggeser tangan bawah Geser tangan bawah untuk menyangga Sesuai antara teori dan
menyangga kepala, lengan, untuk menyangga kepala, lengan, siku kepala, lengan, siku bagian bawah. kenyataan dimana
siku bagian bawah. Tangan bagian bawah. Tangan kiri Tangan atas menelusuri badan bayi (1). penolong melakukan
atas menelusuri badan bayi dipindahkan keatas badan bayi sanggah dan susur
menelusuri badan bayi sampai kaki. untuk melahirkan
bayi.
24 Lanjutkan penelusuran Penolong melanjut kan penelusuran Setelah tubuh dari lengan lahir, Sesuai antara teori dan
sampai lahir seluruh badan sampai lahir seluruh badan bayi lalu menelusurkan tangan yang ada diatas kenyataan, dimana
bayi lalu pegang masing pegang masing masing mata kaki, (anterior) dari punggung kearah kaki bayi penolong melakukan
masing mata kaki , ibu jari ibu jari dan jari jari lainnya untuk menyangganya saat punggung kaki penyusuran sampai
dan jari jari lainnya. lahir. Memegang kedua mata kaki bayi kaki bayi dengan
dengan hati hati membantu kelahiran menggunakan tangan
kaki (1). kanan.

25 Lakukan Penilaian Selintas Setelah bayi lahir penolong Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 Sesuai antara teori dan
Perhatikan : melakukan penilaian bayi selintas detik), kemudian meletakkan bayi di atas kenyataan, dimana
a. Apakah bayi dalam 30 detik, diapatkan hasil perut ibu dengan posisi kepala bayi penolong melakukan
menangis kuat dan tangisan bayi kuat, tonus otot aktif sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila penilaian selintas pada
atau tanpa kesulitan ? dan warna kulit kemerahan. Setelah tali pusat terlalu pendek, meletakan bayi bayi baru lahir.
b. Apakah bayi bergerak itu meletakan bayi pada kain bersih di tempat yang memungkinkan). Bila bayi
dengan aktif ? diatas perut ibu. mengalami asfiksia, lakukan resusitasi (1).
c. Apakah bayi cukup
bulan?
26 Keringkan & selimuti Penolong langsung membukus kepala Segera membungkus kepala dan badan Hal ini tidak antara
kepala dan badan bayi dan badan bayi dengan bedongan. bayi dengan handuk dan biarkan kontak teori dan praktek,
kecuali bagian tali pusat kulit ibu bayi (1). dimana penolong

92
langsung
membungkus tubuh
dan kepala bayi denga
bedongan namun tidak
langsung memberikan
kontak langsung kulit
ibu dan bayi.
27 Periksa Kembali Uterus Penolong memeriksa TFU Ny.D dan Meletakan kain yang bersih dan kering Sesuai antara teori dan
Pastikan Tidak Ada janin didapatkan hasil TFU setinggi pusat, dan kering. Melakukan palpasi abdomen kenyataan, dimana
Kedua kontraksi uterus baik, kandung kemih untuk menghilangkan kemungkinan penulis melakukan
kosong, dan tidak ada janin kedua. adanya bayi kedua (1). pemeriksaan abdomen
kepada ibu pada saat
bayi sudah lahir.
28 Beritahu Ibu akan disuntik Memberitahukan kepada ibu bahwa Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan di Sesuai antara teori dan
Oksitosin agar Uterus ibu akan disuntik oxytoxin 10 IU IM suntik (1). kenyataan, dimana
berkontraksi pada pada kiri ibu, ibu bersedia. penolong
memberitahukan
dahulu kepaa ibu
bahwa akan dilakukan
penyuntikkan
oxytoxin
29 Suntikkan oksitosin secara Penolong sudah melakukan Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran Sesuai antara teori dan
IM di 1/3 paha atas bagian penyutikan oksitosin secara IM di 1/3 bayi, berikan suntik oksitosin 10 unit kenyataan dimana
depan paha kiri bagian luar paha ibu setelah secara IM di 1/3 atas paha kanan ibu penulis melakukan
mengaspirasinya terlebih dahulu pada bagian luar, setelah mengaspirasinya penyuntikkan
waktu 2 menit setalah kelahiran. terlebih dahulu (1). oxytoxin pada saat
sesudah kelahian bayi.
30 Menjepit tali pusat 3 cm dari Penolong sudah melakukan Menjepit tali pusat menggunakan klem Sesuai antara teori dan
pusat bayi dengan klem penjepitan tali pusat kira kira 3 cm kira kira 3 cm dari pusat bayi. kenyataan, dimana
dari pusat bayi. Melakuakan urutan Melakuakan urutan pada tali pusat mulai penolong melakukan
pada tali pusat mulai dari klem ke dari klem ke arah ibu dan memasang klem penjepiyan tali pusat
arah ibu dan memasang klem kedua 1 kedua 2 cm dari klem pertama (kearah sebelum memoton tali

93
(1)
cm dari klem pertama (kearah ibu). ibu) . pusat.

31 Pemotongan dan Pengikatan Penolong memontong tali pusat pada Memegang tali pusat dengan satu tangan, Sesuai antara teori dan
Tali Pusat bayi Ny. D diantara 2 klem dengan melindungi bayi dari gunting dan kenyataan, penolong
cara melindungi bayi dari gunting memotong tali pusat di antara kedua klem melakukan
dan tali pusat di klem tersebut (1). pemotongan tali pusat
diantara 2 klem
dengan cara
melindungi bayi dari
gunting dan
memakaikan klem
pada tali pusat.
32 Letakkan Bayi agar ada Penolong tidak memberikan bayinya Membersihkan bayi kepada ibunya dan Tidak sesuai antara
kontak kulit ibu ke kulit kepada ibu untuk melakukan inisiasi menganjurkan ibu untuk memeluk teori dan kenyataan,
bayi (Inisiasi Menyusu Dini) menyusu dini (IMD). Karena ibu bayinya dan memulai pemberian ASI jika dimana IMD tidak
langsung bayi diselimuti mengatakan untuk menyusui nanti ibu menghendakinya (1). dilakukan di
saja karna merasa kelelahan. Puskesmas Parung
Panjang, karena
ibumerasa lelah dan
ingin menyusui nanti
saja.
(1)
33 Pindahkan klem dengan Penolong memindahkan klem pada Memindahkan klem pada tali pusat . Sesuai antara teori dan
jarak 5-10 cm dari vulva tali pusat dengan jarak 5 10 cm dari kenyataan, dimana
vulva penolong
memindahkan klem
pada tali pusat dengan
jarak 5-10 cm didepan
vulva.
34 Letakkan satu tangan di atas Penolong meletakan tangan kiri Meletakan satu tangan di atas kain yang Sesuai antara teori dan
kain pada perut bawah ibu diperut ibu untuk melakukan dorso ada di perut ibu, tepat di atas tulang pubis, praktek, dimana
(di atas simfisis), untuk cranial. Kontraksi ibu baik. dan menggunakan tangan ini untuk penulis melakukan
mendeteksi kontraksi. melakukan palpasi kontraksi dan dorso cranial, dan

94
Tangan lain memegang menstabilkan uterus. Memegang tali pusat sekaligus
klem untuk menegangkan dan klem dengan tangan yang lain (1). mendapatkan hasil
tali pusat. (PTT) bahwa kontraksi ibu
baik.
35 Memeriksa tanda-tanda Penolong memeriksa tanda-tanda Menunggu uterus berkontraksi dan Sesuai antara teori dan
pelepasan plasenta. pelepasan plasenta, didapatkan hasil kemudian melakukan penegangan kearah kenyataan, dimana
terlihat tanda-tanda pelepasan bawah pada tali pusat dengan lembut. penolong melakukan
plasenta, uterus berglobuler, terlihat Lakukan tekanan yang berlawanan arah pengecekkan tanda-
semburan darah tiba-tiba. pada bagian bawah uterus dengan cara tanda pelepasan
menekan uteus kearah atas dan belakang plasenta.
(dorso kranial) dengan hati hati untuk
membantu mencegah terjadinya inversio
uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30
40 detik, hentikan penegangan tali pusat
dan menunggu hingga kontraksi berikut
mulai (1).

36 Mengeluarkan Plasenta Penolong sudah melakukan PTT, Setelah plasenta terlepas, meminta ibu Sesuai antara teori dan
menegangkan tali pusat searah lantai untuk meneran sambil menarik tali pusat kenyataan, dimana
dan menunggu plasenta lahir spontan. ke arah bawah dan kemudian ke arah atas, penolong melakukan
mengikuti kurva jalan lahir sambil PTT untuk menunggu
meneruskan tekanan berlawanan arah plasenta lahir.
pada uterus (1).

37 Melahirkan plasenta Jika Plasenta Ny. D terliahat di introitus Jika plasenta terlihat di introitus vagina, Sesuai antara teori dan
plasenta muncul di introitus vagina, penolong memindahkan melanjutkan kelahiran plasenta dengan kenyataan dimana
vagina, lahirkan plasenta tangannya untuk menyangah dan menggunakan ke dua tangan. Memegang penolong melakukan
dengan kedua tangan. memutar plasenta secara berlahan dan plasenta dengan dua tangan dan denagan PTT untuk menunggu
berhati- hati samapi selaput lahir. hati hati memutar plasenta hingga plasenta lahir spontan.
Plasenta telah lahir spontan pada selaput ketuban terpilin. Dengan lembut Plasenta telah lahir
pukul 15.02, dan lamanya kala III berlahan melahirkan selaput ketuban spontan.
sekitar 6 menit.

95
(1)
tersebut .

38 Melakukan rangsangan Penolong lansung melakukan masase Segera setelah plasenta dan selaput Sesuai antara teori dan
taktil, segera setelah setelah plasenta lahir dan didapatkan ketuban lahir, lakukan masase uterus, kenyataan, dimana
plasenta dan selaput ketuban hasil kontraksi ibu baik. meletakan telapak tangan di fundus dan penolong langsung
lahir. (Massase) melakukan masase dengan gerakan melakukan masase
melingkar dengan lembut hingga uterus fundus uteri pada saat
berkontaksi (fundus menjadi keras) (1). plasenta lahir.

39 Memeriksa plasenta dan Setelah melakukan masase penolong Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang Sesuai antara teori dan
selaputnya lansung memeriksa kelengkapan menempel ke ibu maupun janin dan kenyataan, dimana
plasenta. Didapatkan hasil Berat selaput ketuban untuk memastikan bahwa penulis melakukan
kurang lebih 250 gr, insersi plasenta dan selaput ketuban lengkap dan pengecekkan
marginalis, tebal 2,5 cm, panjang tali utuh. Meletakkan plasenta di dalam kelengkapan plasenta
pusat 50 cm, stosel lengkap. kantung plastik atau tempat khusus (1). setelah melakukan
masase fundus uteri.
40 Memeriksa apakah terdapat Memeriksa kemungkinan terjadi Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina Sesuai antara teori dan
laserasi jalan lahir pada laserasi pada perineum ibu, dan dan perineum dan segera menjahit laserasi kenyataan, dimana
vagina dan perineum. didapatkan hasil terjadi robekan jalan yang mengalami perdarahan aktif (1). penolong melakukan
a. Lakukan penjahitan lahir pada mokusa vagina, komisura pengecekkan laserasi
bila terjadi laserasi posterior, kulit perineum, otot dan melakukan
luas dan menimbulkan perineum (ruptur perineum grade II). penjahitan laserasi
perdarahan Dan dilakukan penjahitan laserasi karena terjadi robekan.
b. Bila ada robekan yang dengan teknik satu-satu dengan
menimbulkan anastesi (lidocain).
perdarahan aktif,
segera lakukan
penjahitan.
41 Memastikan uterus Penolong mengecek kembali uterus Menilai lagi uterus dan memastikannya Sesuai antara teori dan
berkontraksi dengan baik Ny. D, didapatkan hasil uterus berkontraksi dengan baik (1). kenyataan, dimana
dan tidak terjadi perdarahan berkontraksi dengan baik. penolongn mengcek
pervaginam. kembali kontraksi ibu.

96
42 Celupkan tangan yang Penolong mencelupkan tangan yang Mencelupkan kedua tangan yang Sesuai antara teori dan
masih memakai sarung masih menggunakan handscoon memakai sarung tangan ke dalam larutan kenyataan, dimana
tangan ke dalam larutan kedalam larutan klorin kemudian klorin 0,5%; membilas kedua tangan yang penolong memcuci
klorin 0,5%, bersihkan noda membersihkan darah dan cairan yang masih bersarung tangan tersebut dengan handscoon dilarutan
darah dan cairan tubuh, terkena, lalu melepaskan handscoon air disinfeksi tingkat tinggi dan klorin 0,5% untuk
lepaskan secara terbalik dan secara terbalik dan merendamkamnya mengeringkannya dengan kain yang membersihkan darah,
rendam sarung tangan dalam selama 10 menit dan setelah itu bersih dan kering (1). lalu melepaskan
larutan klorin 0,5% selama penolong mencuci tangan dalam 6 handscoon secara
10 menit . Cuci tangan langkah. terbalik dan
dengan sabun dan air bersih merendamnya dilautan
mengalir, keringkan tangan klorin selama 10
dengan tissue atau handuk menit.
pribadi yang bersih dan
kering.
(1)
43 Pastikan kandung kemih Setelah mencuci tangan penulis Pastikan kandung kemih kosong . Sesuai antara teori dan
kosong memeriksa kandung kemih, kenyataan, dimana
didapatkan hasil kandung kemih ibu penolong memeriksa
kosong, jika kandung kemih penuh kandung kemih ibu.
bisa mengakibatkan kontraksi uterus
terhambat dan terjadi perdarahan.
44 Ajarkan ibu/keluarga cara Penolong memberitahu manfaat Mengajarkan kepada ibu/ keluarga Sesuai antara teori dan
melakukan masase uterus masase uterus dan mengajarkan Ny. bagiamana melakukan masase uterus dan kenyataan, dimana
dan menilai kontraksi D atau keluarga untuk melakukan memeriksa kontraksi uterus (1). penolong mengajarkan
masase uterus apabila perut ibu keras ibu teknik masase
berarti kontraksi uterus baik, namun uterus dan
jika uterus lembek segera panggil membeitahu
bidan. manfaatnya.
45 Evaluasi dan estimasi Setelah mengajarkan masase fundus Mengevaluasi kehilangan darah (1). Sesuai antara teori dan
jumlah kehilangan darah uterus penolong memperkirakan kenyataan, dimana
jumlah darah yang keluar 260 cc penolong
memperkirakan
jumlah darahyang

97
keluar pada saat
persalinan.
46 Memeriksa nadi ibu dan Penolong melakukan pemantauan Memeriksa tekananan darah, nadi, dan Sesuai antara teori dan
pastikan keadaan umum ibu setiap 15 menit pada jam pertama dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit kenyataan, dimana
baik setiap 30 menit pada jam kedua pada selama satu jam pertama pascapersalinan penolong memantau
post partum. Dan didapatkan hasil dan setiap 30 menit selama jam kedua keadaan umum dan
pada setiap pemeriksaan dalam batas pascapersalinan (1). TTV ibu pada kala VI.
normal.

47 Pantau keadaan bayi dan Penolong melakukan pemantauan laju Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa Sesuai antara teori dan
pastikan bahwa bayi nafas bayi Ny. D, didapatkan hasil bayi bernafas dengan baik (40-60 kenyataan, dimana
bernafas dengan baik (40-60 pernafasan bayi Ny. D 40x/menit kali/menit) (1). laju pernafasan bayi
kali/menit) Ny. Ddipantau dan
didapatkan hasil dalam
batas normal.
48 Tempatkan semua peralatan Peralatan partus set telah Menempatkan semua peralatan di dalam Sesuai antara teori dan
bekas pakai dalam larutan direndamkan oleh penolong di larutan larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi kenyataan, dimana alat
klorin 0,5% untuk klorin 0,5% selama 10 menit, dan (10 menit). Mencuci dan membilas partus set bakas pakai
dekontaminasi (10 menit) dicuci dengan air yang mengalir dan peralatan setelah dekontaminasi (1). direndam di larutan
cuci dan bilas peralatan disterilkan ditempat steril. klorin 0,5% selama 10
setelah didekontaminasikan. menit, setelah itu
dicuci dengan air
mngalir dan
disterilkan.
49 Buang bahan-bahan yang Penolong telah membuang bahan Membuang bahan bahan yang Sesuai antara teori dan
terkontaminasi ke tempat yang telah terkontamidasi, barang terkontaminasi ke dalam tempat sampah kenyataan dimana
(1)
sampah yang sesuai tajam ke safety box, sampah medis yang sesuai . penolongtelah
ditempat sampah oren, dan sampah membuang sampah
kering ke tempat sampah berwarna ketempat sampah yang
hijau. khusus.
50 Bersihkan ibu dari paparan Penolong membersihkan dan Membersihkan ibu dengan menggunakan Sesuai antara teori dan
darah dan cairan tubuh merapikan Ny. D dengan air disinfeksi tingkat tinggi. kenyataan dimana

98
dengan menggunakan air menggunakan air DDT dan Membersihkan cairan ketuban, lendir, dan penolong
DTT. Bersihkan cairan memakaikan pakaian yang bersih dan darah. Membantu ibu untuk memakai membersihkan dan
ketuban, lendir dan darah di kering, Ny. D tampak nyaman. pakaian yang bersih dan kering (1). merapikan Ny. D agar
ranjang atau disekitar ibu merasa nyaman.
berbaring. Bantu ibu
memakai pakaian yang
bersih dan kering.
51 Pastikan ibu merasa Memfasilitasi posisi yang nyaman Memastikan bahwa ibu nyaman. Sesuai antara teori dan
nyaman. Bantu ibu terhadap Ny. D dan mengajarkan ibu Membantu ibu memberikan ASI. kenyataan, dimana Ny.
memberikan ASI. Arjurkan teknik menyusui yang benar dan Menganjurkan keluarga untuk D diajarkan teknik
keluarga untuk memberikan memberitahu ibu untuk makan dan memberikan ibu minuman dan makanan menyusui oleh
ibu minuman dan makanan minum, ibu mengerti dan ibu mau yang diinginkan (1). penolong, ibu
yang diinginkan. makan dan minum. mengerti, dan ibu meu
makan dan minum.
52 Dekontaminasi tempat Penolong membersihkan tempat Mendekontaminasi daerah yang Sesuai antara teori dan
bersalin dengan larutan bersalin dengan menggunakan air digunakan untuk melahirkan dengan kenyataan dimana
klorin 0.5% klorin 0,5%. larutan klorin 0,5% dan membilas dengan tempat bersalin Ny. D
air bersih (1). dibersihkan oleh
penolong , dan tampak
nyaman.
53 Celupkan sarung tangan Penolong melepas sarung tangan di Mencelupkan sarung tangan kotor ke Sesuai antara teori dan
kotor ke dalam larutan celupkan kedalam larutan klorin dan dalam larutan klorin 0,5%, membalikkan praktek, dimana
klorin 0,5%, balikkan direndam selama 10 menit. bagian dalam ke luar dan merendamnya penolong melepas dan
bagian dalam keluar dan dalam larutan klorin 0,5% selama 10 merendam sarung
rendam dalam larutan klorin menit (1). tangan bekas pakai
0,5% selama 10 menit. kedalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit.
54 Cuci kedua tangan dengan Penolong mencuci tangan dengan air Cuci kedua tangan dengan sabun dan air Sesuai antara teori dan
sabun dan air mengalir mengalir dan sabun lalu dikeringkan mengalir kemudian keringkan tangan praktek, dimana
kemudian keringkan tangan dengan handuk pribadi. dengan tissue atau handuk pribadi yang penolong mencuci
dengan tissue atau handuk bersih dan kering (1). tangan setelah
pribadi yang bersih dan melakukan tindakan

99
kering. dengan air mengalir
menggunakan sabun
dan dikeingkan
dengan handuk
pribadi.
55 Pakai sarung tangan bersih/ Penolong mencuci sarung tangan Pakai sarung tangan bersih/ DTT untuk Sesuai antara teori dan
DTT untuk melakukan dengan air klorin 0,5%, untuk melakukan pemeriksaan fisik bayi (1). kenyataan, dimana
pemeriksaan fisik bayi menghilangkan noda darah. penulis memakai
sarung tangan bersih
untuk melakukan
pemeriksaan fisik
bayi.
56 Dalam 1 jam pertama, Dalam satu jam pertama penolong Dalam 1 jam pertama, Sesuai antara teori dan
d) beri salep/tetes mata melakukan pemberian salep mata a. beri salep/tetes mata profilaksis kenyataan, dimana
profilaksis infeksi, kepada bayi dan memberikan vitamin infeksi, dalam 1 jam pertama
e) vitamin K1 1 mg IM di K1 0,5 mg dipaha kiri bawah lateral, b. vitamin K1 1 mg IM di paha kiri bayi diberikan salep
paha kiri bawah lateral, lalu penulis melakukan pemeriksaan bawah lateral, mata dan diinjeksikan
f) pemeriksaan fisik bayi fisik bayi baru lahir dan pernafasan c. pemeriksaan fisik bayi baru lahir, vit K1 0,5 mg dipaha
baru lahir, pernafasan bayi baru lahir, dan diapatkan hasil pernafasan bayi baru lahir sebelah kiri depan
bayi baru lahir dalam batas normal. pernafasan bayi normal (40- 60 juga dilakukan
g) pernafasan bayi normal kali/menit) dan temperatur tubuh pemeriksaan fisik dan
(40- 60 kali/menit) dan (normal 35,5 37,5C) setiap 15 pernafasan bayi oleh
temperatur tubuh menit (1). penolong.
(normal 35,5 37,5C)
setiap 15 menit.
57 Setelah 1 jam pemberian Penolong melakuakan pemberian Setelah 1 jam pemberian vitamin K1 Sesuai antara teori dan
vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B pada bayi Ny. berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di kenyataan, dimana
imunisasi Hepatitis B di D satu jam setelah pemberian vit K1 paha kanan lateral. Letakkan bayi dalam bayi sudah
paha kanan lateral. pada paha kanan bagian depan bayi. jangkauan ibu agar sewaktu- waktu dapat mendapatkan
a. Letakkan bayi dalam disusukan (1). imunisasi Hepatitis B
jangkauan ibu agar setelah 1 jam
sewaktu- waktu dapat pemberian vit K1.

100
disusukan.
58 Lepaskan sarung tangan Setelah melakukan asuhan pada bayi Lepaskan sarung tangan dalam keadaan Sesuai antara teori dan
dalam keadaan terbalik dan baru lahir penolong melepaskan terbalik dan rendam didalam larutan kenyataan, dimana
rendam didalam larutan sarung tangan dalam keadaan terbalik klorin 0,5% selama 10 menit (1). penolong sudah
klorin 0,5% selama 10 dan direndam didalam larutan klorin melakukan asuhan
menit. 0,5% selama 10 menit. pada bayi baru lahir
dan setelah itu
merendam satung
tangan bekas pakai
kedalam larutan air
klorin 0,5% selama 10
menit.
59 Cuci tangan dengan sabun Mencuci tangan dengan sabun dan air Cuci tangan dengan sabun dan air Sesuai antara teori dan
dan air mengalir kemudian mengalir kemudian dikeringkan mengalir kemudian keringkan dengan kenyataan, dimana
keringkan dengan tissue dengan handuk pribadi tissue atau handuk pribadi yang kering penolong mencuci
atau handuk pribadi yang dan bersih (1). tangan dengan air
kering dan bersih. mengalir
menggunakan sabun
dan dikeringkan
dengan handuk pribadi
setelah melakukan
asuhan pada bayi
barulahir.
(1)
60 Lengkapi partograf Setelas selesai menolong persalinan, Lengkapi partograf . Sesuai antara teori dan
penulis mendokumentasikan seluruh kenyataan dimana
hasil pemeriksaan dan melengkapi penulis
partograf. Dokumentasi telah selesai. mendokumentasikan
seluruh hasil
pemeriksaan dan
melengkapi partograf.

101
C. NIFAS
Standar Operasional Asuhan Kebidanan Yang Diberikan Pembahasan Sop
NO Teori
Prosedur (SOP) Berdasarkan Kasus Dengan Kenyataan
1 Kondisi ibu nifas secara Penulis memeriksa keadaan umum Ny. Keadaan umum meliputi keluhan dan Sesuai antara teori
umum D, didapatkan hasil keadaan umum ibu penampilan. dan kenyataan
baik, kesadaran composmentis, keadaan dimana penulis
emosional stabil. Ibu tidak ada keluhan. melakukan
pemeriksaan umum
dan didapatkan hasil
dalam setiap
pemeriksaan dalam
batas normal.
2 TTV Penulis melakukann pemeriksaan , Pemeriksaan meliputi ,tekanan darah, Sesuai antara teori
didapatkan hasil TTV Ny. D pada nifas nadi, respirasi dan suhu tubuh. dan kenyataan,
6 jam, didapatkan hasil tekanan darah dimana tanda tanda
120/80 mmHg, nadi 80x/menit, vital Ny. Ddiperiksa
pernafasan 20x/menit, suhu 36,5oC. dan setiap
TTV Ny. D pada nifas7 hari, didapatkan pemeriksaan hasil
hasil tekanan darah 120/70 mmHg, nadi dalam batas normal.
80x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu
36,5oC. TTV Ny. D pada nifas 4
minggu, didapatkan hasil tekanan darah
120/70 mmHg, nadi 80x/menit,
pernafasan 20x/menit, suhu 36,5oC.
TTV , tekanan darah 110/70 mmHg,
nadi 76x/menit, pernafasan 17x/menit,
suhu 36,5oC.

102
3 Pemeriksaan payudara Pada Ny. D dilakukan pemeriksaan Persiapan payudara dalam masa aktif Hal ini sesuai antara
(status proses laktasi) dan pada 6 jam pasca persalinan kehamilan dengan membuat kolostrum teori dan kenyataan,
anjuran ASI eksklusif pemeriksaan payudara, didapatkan yang akan di gantikan menjadi ASI dan penulis melakukan
hasil, tidak ada nyeri tekan, putting pada umum nya pada hari ketiga dan pemeriksaan
menonjol, pengeluaran colostrums. keempat post partum. Kolostrum secara payudarapada Ny. D
bertahap berubah menjadi air susu yang setelah persalinan.
matang sekitar 15 hari post partum.
4 kontraksi rahim, tinggi Penulis melakukan pemerksaan pada 6 Memberikan konseling pada ibu atau Hal ini sesuai antara
fundus uteri dan kandung jam pasca persalinan mengenai salah satu anggota keluarga bagaimana teori dan kenyataan,
kemih kontraksi rahim ibu, TFU, dan kandung mencegah perdarahan masa nifas karena dimana penulis
kemih. Didapatkan hasil kontraksi atonia uteri. pelakukan
rahim baik, tinggi fundus uteri 2 jari pemeriksaan
dibawah pusat, dan kamdung kemih abdomen, dan
kosong. Penulis memberikan kembali didapatkan hasil
konseling kepada ibu dan keluarga dalam batas nomal.
tentang masase fundus uteri untuk Dan penulis
mencegah kontraksi lembek, ibu dan memberikan
keluarga mengerti. konseling kemabli
tentang teknik
masase fundus uteri.
5 Perdarahan pervaginam, Penulis melakukan pemeriksaan 6 jam Lochea adalah pengeluaran cairan yang Hal ini sesuai antara
Lokhea, kondisi perineum pasca persalinan setelah memeriksa berasal dari kavum uteri melalui vagina teori dan kenyataan
bagian abdomen, penulis melakukan dalam masa nifas. Macam-macam lochea dimana penulis
pemeriksaan pengeluaran pervaginam, berdasarkan jumlah dan warnanya yaitu: melakukan
dan kondisi perineum, didapatkan hasil a. Lochea Rubra : berisi darah segar dan pemeriksaan kepada
pengeluaran pervaginam ibu darah 70 sisa-sisa, selaput ketuban sel-sel ibu mengenai
cc dan pada jahitan tidak ada desidua, verniks kasiosa, lanugo dan pengeluaran
kemerahan atau tanda tanda infeksi. mekonium selama 2 hari pasca pervaginam , dan
Pada kunjungan kedua Ny. D nifas 7 persalinan. kondisi perineum.
hari mengeluh nyeri pada jahitan b. Lochea Sanguinolenta : berwarna
perineum, keadaan umum ibu baik, merah kuning,cairan tidak berdarah,
tanda-tanda vital ibu dalam batas hari ke 3-7 pasca persalinan.

103
normal, dan dilakukan pemeriksaan c. Lochea Serosa : berdarah kuning,
pada jahitan perineum ibu didapatkan cairan tidak berdarah lagi pada hari 7-
hasil, pengeluaran lochea serosa, jahitan 14 pasca persalinan.
robekan jalan lahir ibu sudah hampir d. Lochea Alba : cairan putih yang
kering namun terjadi sedikit lecet pada terjadi nya pada hari setelah 2 minggu
perineum, Asuhan yang diberikan setelah pasca persalinan.
adalah memberikan konseling tentang e. Lochea parulenta : terjadi infeksi,
vulva hygiene dan kebersihan diri serta keluar cairan seperti nanah berbau
memberikan terapi pct VI 3x1 250 mg busuk.
untuk menghilangkan rasa nyeri. Pada
kunjungan nifas 4 minggu Ny. D tidak
ada keluhan dan berjalan lancar,
didapatkan hasil tidak ada pengeluaran
pervaginam, jahitan perineum sudah
kering. Pada nifas 6 minggu Ny. D tidak
ada keluhan dan didapatkan hasil tidak
ada pengeluaran pervaginam, perineum
sudah kembali ke keadaan sebelum
melahirkan. Ibu sudah memakai alat
kontrasepsi suntik 3 bulan
6 Pemberian kapsul Vitamin Penulis memberikan kapsul Vitamin A Memberikan ibu vitamin A 200.000 IU. Hal ini sesuai antara
A 200.000 IU pada saat Ny. D dalam nifas teori dan kenyataan,
6 jam. Serta memberitahu manfaatnya. dimana penulis
memberikan
Vitamin A kepada
Ny. D pada saat
nifas 6 jam.
7 Pelayanan KB pasca Penulis tidak melakukan pelayanan KB Idealnya pasangan harus menunggu Hal ini tidak sesuai
Persalinan pasca persalinan, dikarenakan ibu sudah sekurang-kurang nya 2 tahun sebelum ibu antara teori dan
memilih ingin KB suntik 3 bulan, dan hamil kembali. Setiap pasangan harus kenyataan dimana
penulis memberikan konseling KB dini menentukan sendiri kapan dan bagaimana penulis seharusnya
pada kunjungan nifas 4 minggu. mereka ingin merencanakan keluarganya, memberikan

104
namun petugas kesehatan dapat konseling KB pasca
membantu merencanakan keluarganya salin.
dan menjelaskan manfaat dan efek
samping berbagai macam alat kontrasepsi.

8 Deteksi dini resiko dan Penulis melakukan deteksi dini kepada Dinding vagina akan kembali lembut, Hal ini sesuai antara
komplikasi pada nifas Ny. D apakah ada komplikasi masa setelah 6-8 minggu post partum. teori dan kenyataan,
nifas, didapatkan hasil keadaan Ny. D dimana penulis
nomal dan tidak terjadi komplikasi. melakukan deteksi
dini komplikasi paa
kasus Ny. D, dan
tidak ada komplikasi
KONSELING

1 Makan makanan yang Penulis menganjurkan ibu makan gizi masa nifas dan ibu menyusui, Hal ini sesuai antara
beraneka ragam yang dengan gizi seimbang dan tinggi protein menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi teori dan kenyataan,
mengandung karbohidrat, seperti telur ayam, agar jahitan tambahan 500 kalori setiap hari, makan karena penulis
protein hewani, protein perineum ibu cepat pulih, ibu mengerti dengan diet seimbang untuk memberikan
nabati, sayur dan buah- dan mau melakukan. mendapatkan, protein, mineral, dan konseling tentang
buahan vitamin yang cukup, Minum sedikitnya 3 makanan gizi
liter setiap hari, pil zat besi harus di seimbang.
minum untuk menambah zat gizi
setidaknya selama 40 hari pasca bersalin,
minum kapsul vitamin A (200.000 IU)
agar bisa memberikan vitamin A pada
bayinya melalui ASI.

2 Kebutuhan air minum pada Penulis menjelaskan kepadaibu bahwa Untuk ibu nifas dan menyusui minum Hal ini sesuai antara
ibu menyusui pada 6 bulan kebutuhan air minum pada ibu sedikitnya 3 liter setiap hari. teori dan kenyataan,
pertama adalah 14 gelas menyusui pada 6 bulan pertama adalah karena penulis
sehari dan pada 6 bulan 14 gelas sehari dan pada 6 bulan kedua menjelaskan kepada
kedua adalah 12 gelas sehari adalah 12 gelas sehari, ibu mengerti dan Ny. D tentang

105
mau melakukan. kebutuhan cairan
pada ibu menyusui.
3 Menjaga kebersihan diri, penulis memberikan konseling kepada Kebersihan Diri : Hal ini sesuai antara
termasuk kebersihan daerah ibu tentang kebersihan diri, tentang a. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh. teori dan praktek
kemaluan, ganti pembalut mengganti pembalut setidaknya 4x b. Mengajarkan ibu bagaimana dimana Ny. D
sesering mungkin dalam sehari, dan memberikan membersihkan daerah kelamin dengan mendapatkan
konseling tentang vulva hygiene, dan sabun dan air. penjelasan tentang
menyarankan ibu untuk mencuci tangan c. Sarankan ibu untuk mengganti kebersihan diri.
terlebih dahulu sebelum dan sesudah pembalut atau kain pembalutnya
membersihkan daerah kelaminnya. setidak nya 2 kali sehari.
d. Sarankan ibu untuk mencuci tangan
dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah membersihkan daerah
kelaminya.
e. Jika ibu mempunyai luka episiotomi
atau laserasi, sarankan kepada ibu
untuk menghindari menyentuh daerah
luka.
4 Istirahat cukup, saat bayi Memberitahu ibu untuk istirahat dengan a. Anjurkan untuk istirahat yang cukup Hal ini tidak sesuai
tidur ibu istirahat cukup, istirahat malan 8 jam, istirahat untuk mencegah kelelahan yang antara teori dan
siang 1 jam. berlebihan. kenyataan, karena
b. Saran kan ibu untuk kembali ke penulis hanya
kegiatan-kegiatan rumah tangga biasa memberitahu ibu
perlahan-lahan , serta untuk tidur untuk istirahat
siang atau beristirahatlah selagi bayi cukup.
tidur.
c. Kurang beristirahat akan
mempengaruhi ibu dalam beberapa
hal :
d. Mengurangi jumlah ASI yang di
produksi.
e. Memperlambat proses involusi uterus

106
dan memperbanyak perdarahan.
f. Menyebabkan depresi dan
ketidaknyamanan untuk merawat bayi
dan dirinya sendiri.
5 Cara menyusui yang benar Penulis mengajarkan ibu tentang cara Hisapan bayi pada puting susu merupakan Hal ini sesuai antara
dan hanya memberi ASI menyusui yang benar dan memberikan rangsangan psikis yang secara riflektlorit teori dan kenyataan,
saja (asi eksklusif) selama 6 ibu penjelasan tentang ASI eksklusif mengakibatkan oksitosin di keluarkan dimana Ny. D
bulan selama 6 bulan, ibu mengerti dan mau oleh hiposife. Produksi air susu ibu( ASI ) mengerti penjelasan
melakukan. akan lebih banyak sebagai efek positif dari penulis dan mau
adalah involusi uteri akan lebih sempurna. melakukan ASI
eksklusif.
6 Untuk berkonsultasi kepada Penulis memberikan penjelasan kepada Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi Hal ini sesuai antara
tenaga kesehatan untuk Ny. D pada saat nifas 4 minggu tentang yang disuntikan ke dalam tubuh dalam teori dan kenyataan,
pelayanan KB setelah macam macam alat kontrasepsi, serta jangka waktu tertentu, kemudian masuk dimana Ny. D
persalinan memberitahu tentang manfaat dan efek kedalam pembuluhdarah diserap sedikit mengerti penjelasan
samping dari masing masing alat demi sedikit oleh tubuh yang berguna penulis dan Ny. D
kontrasepsi, ibu mengerti dan ibu untuk mencegah timbulnya kehamilan. telah memilih KB
memilih KB suntik 3 bulan. Kontrasepsi suntik yang sering digunakan suntik 3 bulan.
adalah Noretisteron Enetat, Depo
Medroksi Progeston Asetat (DMPA), dan
Cyclofem. Salah satu kontrasespsi
modern yang sering digunakan antara lain
adalah DMPA yang berisi Depo Medroksi
Progerteron Asetat sebanyak 150 mg
dengan guna 3 bulan.

107
D. NEONATUS
Standar Operasional Asuhan Kebidanan Yang Diberikan Pembahasan Sop
NO Teori
Prosedur (SOP) Berdasarkan Kasus Dengan Kenyataan
1 Pemeriksaan fisik head to Dilakukan pemeriksaan fisik dan reflek Prosedur pemeriksaan fisik bayi adalah Hal ini sesuia
toe & reflek pada bayi Ny. D, dengan hasil bayi Ny. yang pertama memberitahukan kepada dengan teoi bahwa
D dalam keadaan baik dan sehat. TTV, orang tua dan minta persetujuan, cuci bayi Ny. D
DJ 131x/menit, pernafasan 40x/menit, tangan dan gunakan sarung tangan jika dilakukan
suhu 36,4oC. Kepala, tidak ada caput perlu, pastikan cukup penerang dan pemeriksaan fisik
sucsedaneum, tidak ada hangat (ruangan), pemeiksaan bayi secara head to toe dan
cephalhematoma, tidak ada head to toe, diskusikan hasil pemeriksaan didapatkan hasil
hydrocephalus. Wajah, simetris tidak dengan orang tua dan catat semua hasil dalam batas normal.
ada pembengkakan, tidak ada kelainan. pengkajian sesuai dengan temuan.
Mata, tidak ada pengeluaran dan
kotoran, konjungtiva merah muda,
sclera putih. Hidung, lubang hidung
+/+, tidak ada pengeluaran, septumnasi
ada, tidak ada kelainan. Telinga,
simetris, lubang telinga +/+, tidak ada
pengeluaran, tulang rawan sudah
terbentuk sempurna, tidak ada kelainan.
Leher, tidak ada pembengkakan. Dada,
putting simetris, sudah terbentuk
sempurna. Perut, tidak keras, tali pusat
tidak ada infeksi. Punggung, tidak ada
spinabifida. Ekstremitas atas, simetris,
tidak ada kelainan sindaktili atau
polidaktili. Ekstremitas bawah, simetris,
tidak ada kelainan sindaktili atau
polidaktili. Anogenital, testis sudah
turun ke skrotum, tidak ada kelainan
hipospadia. Reflek rooting (+), reflek

108
suckling (+), reflek swallowing (+),
reflek tonic neck (+), reflek moro (+),
reflek palmar graps (+), reflek
babynski(+), reflek walking (+).

2 Pemeriksaan Berat badan, Penulis melakukan pemeriksaan Berat badan pada bayi cukup bulan Hal ini sesuai
panjang badan dan suhu antopometri pada , dengan hasil berat normalnnya 2500-4000 gram. Panjang dengan teori bahwa
badan 3.300 gr, panjang badan 49 cm, badan yang diukur dari puncak kepala hasil pemeriksaan
lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 32 sampai tumit pada bayi cukupbulan berat badan bayi
cm. normalnya adalah 48-53 cm. temperature 3.300 gr, panjang
tubuh internal bayi adalah 36,5oC-37,5o C. badan 49 cm, dan
suhu 36,5oC
3 Pemeriksaan kemungkinan Penulis melakukan pemeriksaan denyut Frekuensi pernafasan pada bayi baru lahir Hal ini sesuai
penyakit berat atau infeksi jantung dan didapatkan hasil dalam adalah berkisar dari 40-60x/menit. Denyut dengan teori bahwa
bakteri batas normal. DJ 131x/menit, jantung pada bayi baru lahir adalah frekuensi pernafasan
Dilihat dari : pernafasan : 40x/menit. berkisar 120-160x/menit. dan denyut jantung
1. frekuensi nafas dalam batas normal
(kali/menit) yaitu 131x/menit
2. Frekuensi denyut jantung dan pernafasan bayi
(kali/menit) 40x/menit
4 Memeriksa adanya diare KN 1 : tidak ditemukan adanya diare Diare diartikan sebagai buang air besar Hal ini sesuai
KN 2 : tidak ditemukan adanya diare Yang tidak normal atau bentuk tinja yang dengan teori bahwa
KN 3 : tidak ditemukan adanya diare encer dengan frekuensi lebih banyak dari frekuensi pernafasan
KN 4 : tidak ditemukan adanya diare biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila dan denyut jantung
frekuensi buang air besar sudah lebih dari bayi dalam batas
4 kali. normal.
5 Memeriksa ikterus KN 1 : tidak ada ikterus Istilah ikterus biasanya lebih banyak Hal ini sesuai antara
KN 2 : tidak ada ikterus dipakai untuk menggambarkan keadaan praktik dan teori,
KN 3 : tidak ada ikterus yang fisiologis atau ringan. Disebut dimana bayi Ny. D
KN 4 : tidak ada ikterus ikterus fisiologis apabila meningkatnya tidak mengalami
kadar bilirubin tidak menimbulkan ikterus fisiologis.
gangguan fungsi dan kerusakan organ.

109
Ikterus timbul pada hari ke 2-3, mencapai
puncaknya pada hari ke 5-7 dan
menghilang pada hari ke 10-14. Keadaan
umum bayi baik, minum ASI baik, berat
badan naik, tidak ada pembesaran hati
atau limpa, buang air kecil dan besar biasa
6 Masalah pemberian ASI KN 1 : tidak ada masalah Semakin sering bayi menghisap putting Hal ini sesuai antara
KN 2 : tidak ada masalah susu maka akan semakin banyak prolaktin praktik dan teori
KN 3 : tidak ada masalah dan ASI yang diproduksi an ASI yang bahwa semakin
KN 4 : tidak ada masalah diproduksi. Penerapan Inisiasi Menyusu sering bayi
Dini (IMD) akan memberikan dampak menghisap putting
positif bagi bayi, memberikan kekebalan susu maka akan
pasif yang segera kepada bayi melalui semakin banyak ASI
kolostrum, merangsang kontraksi uterus yang diproduksi,
dan lain sebagainya. sehingga bayi Ny. D
tidak mengalami
masalah dalam
pemberian ASI.
7 Pemeriksaan tali pusat KN 1 : belum puput Perawatan tali pusat yang benar dan Hal ini sesuai antara
KN 2 : sudah puput pada hari keempat lepasnya tali pusat dalam minggu pertama teori dan kenyataan
KN 3 : sudah puput secara bermakna menguangi insiden bahwa tali pusat
KN 4 : sudah puput infeksi pada (1). bayi Ny. D sudah
lepas pada hari
keempat.
KONSELING
1 Perawatan tali pusat Penulis memberikan penjelasan kepada Melakukan perawatan bayi baru lahir Hal ini sesuai antara
ibu tentang perawatan tali pusat pada yaitu, membersihkan jalan nafas, teori dan praktek,
bayinya, ibu mengerti dan mau memotong tali pusat dan merawat tali dimana penulis
melakukan peawatan tali pusat. pusat (1). melakukan
perawatan tali pusat
pada bayi dan tali

110
pusat tidak terjadi
infeksi.
2 Jangan membiarkan bayi Penulis memberitahu ibu untuk tidak Membiarkan anak menangis terlalu lama Hal ini sesuai antara
menangis terlalu lama, membiarkan bayinya menangis terlalu bisa merusak perkembangan otaknya dan teori dan praktek
karena akan membuat bayi lama, dan kenali mengapa bayi mengurangi kapasitasnya untuk belajar. dimana penulis
stress. menangis. memberikan
penjelasan kepada
ibu tentang bahaya
membiarkan bayi
menangis terlalu
lama.
3 Lakukan stimulasi Penulis memberitahu kepada ibu dan Memperhatikan tahap bicara bayi mesti Hal ini sesuai antara
komunikasi dengan bayi keluarga bahwa menstimulasi dilakukan sedini mungkin. Tahapan ini teori dan kenyataan,
sedini mungkin bersama komunikasi dengan bayi sedini dapat dijadikan parameter ada atau dimana penulis
suami dan keluarga mungkin sangat penting, ibu dan tidaknya gangguan perkembangan pada memberitahu kepada
keluarga mengerti dan mau melakukan. seorang anak. ibu dan keluarga
untuk menstimulasi
komunikasi dengan
bayi sedini mungkin.

E. PEMBAHASAN MASALAH SESUAI DENGAN KASUS (PATOLOGI) SESUAI DENGAN JUDUL KASUS
NO Standar Operasional Asuhan Kebidanan Yang Diberikan Pembahasan Sop
Teori
Prosedur (SOP) Berdasarkan Kasus Dengan Kenyataan
1 Ruptur Perineum Grade II Penulis melakukan penjahitan pada Laserasi diklarfikasikan berdasarakan Hal ini sesuai antara
robekan perineum ibu dengan teknik luasnya rorbekan yaitu : teori dan praktek
satu-satu dan menggukanan anastesi Robekan perineum dapat di bagi atas 4 dimana Ny. D
(lidocain). tingkat: dilakukan penjahitan
a. Derajat I :Mukosa vagina, komisura dengan lidocain
posterior, kulit perineum, tidak perlu pada perineum yang
dijahit. mengalami laserasi
b. Derajat II :Mokusa vagina, grade II.

111
komisura posterior, kulit perineum,
otot perineum, lakukan penjahitan.
c. Derajat III :Mukosa vagina,
komisura posterior, kulit perineum,
otot perineum, otot spingter ani, rujuk
ke fasilitas rujukan.
d. Derajat IV :Mukosa vagina,
komisura posterior, kulit perineum,
otot spingter ani, dinding depan
rektum, rujuk ke fasilitas rujukan.

112
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah melakukan asuhan komprehensif pada Ny. D yang dilaksanakan
mulai tanggal 21 November 2016 sampai 30 Januari 2017, sejak usia kehamilan
34 minggu 5 hari hingga masa nifas 6 minggu, mahasiswa telah mampu :
1. Mampu memberikan asuhan ibu dari masa hamil trimester III, bersalin,
nifas dan bayi dengan pendekatan manajemen kebidanan.
2. Mampu membandingkan asuhan yang diberikan pada ibu hamil dengan SOP
(Standar Operasional Prsedur).
3. Mampu membandingkan asuhan yang diberikan pada ibu bersalin dengan
SOP (Standar Operasional Prsedur).
4. Mampu membandingkan asuhan yang diberikan pada ibu nifas dengan SOP
(Standar Operasional Prsedur).
5. Mampu membandingkan asuhan yang diberikan pada bayi dengan SOP
(Standar Operasional Prsedur).
B. SARAN
1. Bagi Puskesmas
Dapat meningkatkan pelayanan dalam memberikan asuhan kebidanan pada
ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir, dapat menerapkan 60 langkah
APN pada setiap pasien yang akan bersalin dan sebaiknya dilakukan IMD
(Inisiasi Menyusu Dini) kepada setiap pasien yang bersalin untuk menjalin
kasih sayang antara ibu dan bayi dan untuk mencegah hipotermi terhadap
bayi.

111
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan asuhan kebidanana komprehensif ini tetap dilakukan dan
ditingkatkan dalam upaya peningkatan dan pemahaman dalam melakukan
asuhan kebidanan dan diharapkan dalam penyusunan asuhan kebidanan
komprehensif atau tugas akhir diberikan waktu yang cukup banyak, agar
tidak terburu-buru.
3. Bagi Mahasiswa
Dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan tentang asuhan
kebidanan secara komprehensif, sehingga dapat mengaplikasikan ilmu
yang didapat di lahan praktik maupun di kelas dan dapat memberikan
asuhan yang tepat pada klien, dapat memperbaiki attitude saat di kampus
ataupun di lahan praktik baik ketika berhadapan dengan klien maupun
dengan petugas kesehatan di lahan.

112

Anda mungkin juga menyukai