Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUJIAN DAYA ANTIMIKROBA ANTISEPTIK TERHADAP


BAKTERI
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mikrobiologi
Yang Dibimbing oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd

Disusun oleh:

Kelompok 5

Ayu Maulidya (150342600319)

Ike Anggraini (150342601952)

Marelda Ariyadhiny (150342602118)

Nuurul Muchlishiin (150342607001)

Siti Afiyatus Sholihah (150342601809)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Mei 2017
A. Topik, Tujuan, dan Waktu Pelaksanaan
Topik : Pengujian Daya Antimikroba Antiseptik Terhadap Bakteri
Tujuan : Untuk mengetahui daya antimikroba dari beberapa macam
antiseptik tertentu terhadap bakteri
Waktu : Jumat-Sabtu, 28-29 April 2017

B. Dasar Teori
Antimikroba merupakan senyawa yang dapat menghambat atau membunuh
mikroorganisme hidup. Senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri
disebut dengan bakteriostatik, sedangkan yang dapat membunuh bakteri disebut
dengan bakterisida. Antibiotik merupakan bahan-bahan yang bersumber hayati
yang pada kadar rendah sudah menghambat pertumbuhan mikroorganisme hidup
(Gobel, 2008). Daya antimikroba antara antiseptik yang satu dengan antiseptik
yang lain terhadap bakteri tidak selalu sama (Hastuti, 2015).
Antibiotik merupakan bahan yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau
sintesis yang dalam jumlah kecil yang mampu menekan menghambat atau
membunuh mikroorganisme lainnya. Antibotik memiliki spectrum aktivitas
antibiosis yang beragam. Antiseptik merupakan zat yang bisa digunakan untuk
menghambat pertumbuhan dan membunuh mikroorganisme lainnya. Antibiotik
sendiri memiliki spektrum aktivitas antibiotis yang beragam (Dwijoseputro,
1994). Menurut Pelczar (2008), menjelaskan bahwa antibiotik diberikan pada
produk metabolic yang dihasilkan oleh suatu organism tertentu dengan jumlah
kecil bersifat merusak atau menghambat mikroorganisme lain. Dengan kata lain,
antibotik merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme yang
menghambat mikroorganisme.
Kegiatan antibiotis untuk pertama kalinya ditemukan oleh dr. Alexandr
Fleming, tetapi penemuannya baru dikembangkan dan digunakan pada permulaan
perang dunia ke 2, ketika obat-obat antibakteri sangat diperlukan untuk
menanggulangi infeksi luka-luka akibat pertempuran (Tjay, dkk, 2010).
Sedangkan menurut Pelczar (2008), menjelaskan bahwa antiseptic merupakan zat
yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan
hidup. Antisepstik adalah antimikroba yang diberikan pada jaringan hidup/kulit
untuk mengurangi kemungkinan infeksi, sepsis (peradangan seluruh tubuh yang
berpotensi fatal) yang disebabkan oleh infeksi berat, dan pembusukan. Beberapa
antiseptic yang umumnya dipakai adalah :
a. Alkohol digunakan untuk mensterilkan kulit sebelum suntikan diberikan.
b. Senyawa surfaktan, digunakan dalam beberapa desinfektan kulit pra-
operasi dan handuk tissue antiseptik.
c. Asam borat, digunakan dalam pengobatan infeksi pada rambut/bulu mata,
dan sebagai antivirus untuk mempersingkat durasi seranga sakit dingin.
d. Yodium, digunakan sebagai antiseptic pra dan pasca operasi dan tidak lagi
direkomendasikan untuk mendesinfeksi luka ringan karena mendorong
pembutkan jaringan perut dan meningkitkan waktu penyembuhan.
e. Octenidine dihydrochloride, digunakan sebagai QAC dan klorheksidin.
f. Polyhexanide (polyhexamethylene biguanide), senyawa antimokroba yang
cocok dalam pengguaan klinis disaat kritis atau infeksi luka yang akut dan
kronis.
g. Sodium klorida, digunakan sebagai pembersih umum dan obat kumur
antiseptik.
C. Alat dan Bahan
Alat Bahan
Pelubang kertas Biakan murni Staphyllococcus
Cawan petri steril aureus dalam medium nutrient
Jarum inokulasi berkolong cair umur 1 x 24 jam.
Inkubator Biakan murni Escherichia coli
Pinset dalam medium nutrient cair
umur 1 x 24 jam.
Medium lempeng NA.
Bahan antiseptik berupa sabun
pel.
Kertas penghisap
Cotton bud steril
D. Prosedur Kerja

Disiapkan 2 medium lempeng NA steril dan diberi kode yang berbeda

Diinokulasikan secara mrata masing-masing jenis biakan murni bakteri ke


medium NA yang berbeda. Penginokulasian dilakukan dengan cara
mencelupkan ujung cotton bud steril dalam medium nutrien cair, kemudian
dioleskan pada permukaan medium lempeng NA sampai rata secara aseptik

Dibuat beberapa guntingan kertas penghisap berbentuk lingkaran (modifikasi


dari paper disk).

Dimasukkan modifikasi paper disk tersebut ke dalam masing-masing


antiseptik lalu dibiarkan terendam selama 15 menit

Diletakkan modifikasi paper disk kedalam medium yang sudah diinokulasikan


diatas secara aseptik (dengan pinset steril)

Diinkubasi pada suhu 37oC selama 1 X 24 jam

Diiukur zona hambat pertumbuhan bakteri yang terdapat disekeliling kertas


penghisap yang telah disendam dalam antiseptik tersebut

HASIL ( Diameter zona hambat pertumbuhan bakteri= diameter zona jernih


termasuk diameter paper disk)
E. Data Pengamatan
Tabel hasil pengamatan zona hambat pertumbuhan bakteri terhadap antiseptik
DIAMETER ZONA HAMBAT (cm) PADA
PERLAKUAN DENGAN
NO. NAMA BAKTERI
SABUN PEL SABUN PEL SABUN PEL
A B C
1. E. coli 2.5 2.1 3.8
2. S. aureus 3.7 1.85 2.85
Keterangan :
Antiseptik A = So Klin Lantai
Antiseptik B = Super Pel
Antiseptik C = WPC

F. Analisis Data
Para praktikum uji antibakteri mikroba yang bertujuan untuk mengetahui
daya antimikroba dari beberapa macam antiseptik kali ini antiseptik yang
digunakan adalah 3 merk pembersih lantai yaitu so klin lantai, super pel dan
WPC. 3 merk antiseptik tersebut di beri label secara berurutan antiseptik A,
antiseptik B dan antiseptik C, berdasarkan data hasil praktikum yang telah
dilakukan, diketahui bahwa pada antiseptik A diameter zona hambat dalam cm
(centimeter) untuk bakteri E. coli adalah 2,5 cm dan untuk bakteri S. aureus
adalah 3,7 cm, sedangkan pada antiseptik B diameter zona hambat pada bakteri E.
coli adalah 2,1 cm dan untuk bakteri S. aurus adalah 1,85 cm. Untuk antiseptik
yang terakhir atau antiseptik C diameter zona hambat pada bakteri E. coli adalah
3,8 cm dan pada bakteri S aureus diameternya 2,85 cm.

G. Pembahasan
Pada pengamatan uji antimikroba beberapa jenis antiseptik bertujuan untuk
mengetahui daya antimikroba dari macam antiseptic tertentu terhadap bakteri.
Antiseptic yang digunakan adalah so klin lantai, super pel dan wlc serta digunakan
juga 2 jenis bakteri biayakan murni, yaitu Escherichia coli dan Staphylococcos
aureus. antiseptik seperti yang dikemukaan oleh Pelczar (2008), yaitu merupakan
zat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan
hidup. Praktikum kali ini menggunakan paper-disk yang telah direndam kedalam
larutan antibiotik selama 15 menit agar dapat digunkana untuk mengguji aktifitas
antimikroba terhadap bakteri. Suatu kepekaan dari mikroorganisme patogen
terhadap antibiotik yang diberikan dapat dilihat dari ukuran zona bening yang
telah terbentuk di sekitar paper-disk (Cappuccino, 2001).
Berdasarkan hasil dari data pengamatan yang telah terpapar dapat diketahui
bahwa kedua bakteri yang telah diinkubasi selama 1x24 jam dan diberikan 3
macam antiseptic memiliki kepekaan yang berbeda, yaitu terlihat diameter zona
hambat yang berbeda-beda. Pada bakteri E. coli dengan menggunakan antiseptic
soklin lantai memiliki zona hambat dengan diameter sebesar 2,5 cm, pada
antiseptic superpel zona hambat bakteri E.coli memiliki diameter sebesar 2.1 cm
dan pada antiseptic WPC diameter sebesar 3,8 cm. Selanjutnya pengamatan pada
bakteri S.aureus dengan menggunakan antiseptic yang sama seperti bakteri
E.coli, yang pertama pada antiseptic soklin lantai memiliki zona hambat diameter
sebesar 3,7 cm, pada antiseptic superpel memiliki zona hambat dengan diameter
1,85 cm dan pada antiseptic WPC memiliki zona hambat dengan diameter 2,85
cm.
Berdasarkan hasil pengukuran diameter tersebut dapat diketahui bahwa daya
antimikroba setiap bakteri berbeda-beda, seperti yang sudah dijelaskan
berdasarkan teori yang dijelaskan oleh Hastuti (2015), bahwa daya antimikroba
antara antiseptik yang satu dengan antiseptik yang lain terhadap bakteri tidak
selalu sama, adanya daya hambat tersebut dikarenakan antiseptik yang digunakan
memiliki zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri, hal ini sesuai dengan
pernyataan Pelczar (2008), yaitu bahwa antiseptik merupakan zat yang dapat
menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup.

H. Diskusi
1. Adakah perbedaan pengaruh masing-masing antiseptik terhadap kedua
spesies bakteri ini? Jelaskan !
Jawab:
Antiseptik yang digunakan memiliki perbedaan pengaruh terhadap
keua spesies bakteri, Pada bakteri E.coli, antiseptic soklin lantai zona
hambat diameter sebesar 2,5 mm, antiseptic superpel zona hambat
diameter sebesar 2.1 mm dan pada antiseptic WPC memiliki diameter
sebesar 3,8 mm. Sedangkan pada bakteri S.aureus , antiseptic soklin lantai
memiliki zona hambat diameter sebesar 3,7 mm, pada antiseptic superpel
memiliki zona hambat dengan diameter 1,85 mm dan pada antiseptik WPC
memiliki zona hambat dengan diameter 2,85 mm, dari perbedaan zona
hambat tersebut dapat diketahui bahwa kedua spesies bakteri memiliki
kepekaan yang berbeda terhadap antiseptic. Dan penjelasan bahwa daya
antimikroba antara antiseptik yang satu dengan antiseptik yang lain
terhadap bakteri tidak selalu sama (Hastuti, 2015)
2. Mengapa bakteri yang diuji harus dibiakkan lebih dulu dalam medium cair
selama 1x24 jam?
Jawab:
Bakteri yang diuji harus dibiakkan dalam medium cair selama 1x24
jam karena selama inkubasi 1x24 jam bakteri akan mengalami
perkembangbiakan dan pertumbuhan maksimal, sehingga bakteri dapat
tersebar pada medium yang akan diuji.
3. Mengapa terbentuk zone hambat disekitar kertas penghisap yang telah
direndam dalam antiseptic?
Jawab:
Adanya zona hambat disekitar kertas menunjukkan bahwa bakteri
tersebut memiliki kepekaan terhadap antispetik yang di berikan. Sehingga
pertumbuhan bakteri akan terhambat dan menghasilkan zona hambat yang
memiliki warna bening.

I. Kesimpulan
Dapat diketahui bahwa daya antimikroba setiap bakteri berbeda-beda,
Pada bakteri E. coli menggunakan antiseptic soklin diameter zona hambat
2,5 cm, antiseptic superpel diameter zona hambat sebesar 2,1 cm dan pada
antiseptic WPC diameter zona hambat 3,8 cm. Pada bakteri S.aureus
antiseptic diameter zona hambat 3,7 cm, pada antiseptic superpel diameter
zona hambat 1,85 cm dan pada antiseptic WPC diameter zona hambat 2,85
cm.
Daftar Rujukan
Cappucino, J.G & Natalie, S. 2001. Microbiology a Laboratory Manual. New
York: Addison Weasley Publishing Company
Dwijoseputro. 1994. Dasar-dasar mikrologi. Jakarta: Djembatan
Gobel, Risco, B dkk. 2008. Mikrobiologi Umum Dalam Praktek. Makassar:
Universitas Hasanuddin
Hastuti, Utami Sri. 2015. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMM Press
Pelczar, Michael. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi 2. Jakarta: UI Press
Tjay, Tan, dkk. 2010. Obat-obat Penting. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Anda mungkin juga menyukai