Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam keseharian kita selalu melihat ada orang yang memakai kaca
mata dan ada pula yang tidak, dan ada pula yang dulunya tidak memakai
kacamata tetapi sekarang memakai kaca mata. Disamping itu ada pula
yang memakai kaca mata tetapi masih melihat suatu benda tersebut tidak
jelas. Hal itulah yang membuat penulis mengangkat masalah ini menjadi
makalah .
Sampai abad ke-4 sebelum masehi orang masih berrpendapat bahwa
benda-benda di sekitar dapat dilihat oleh karena mata mengeluarkan sinar-
sinar penglihatan. Anggapan ini didukung oleh Plato (429 348 ) dan
Euclides (287 212 SM) oleh karena pada mata bintang di malam hari
tampak bersinar.
Pendapat di atas di tentang oleh Aristoteles (384 322 SM) karena pada
kenyataan kita tidak dapat melihat benda-benda di dalam ruang gelap.
Namun demikian Aristoteles tidak dapat memberi penjelasan mengapa
mata dapat melihat benda.
Pada abad pertengahan Alhazan (965 1038) seorang Mesir di
Iskandria berpendapat bahwa benda di sekitar itu dapat dilihat oleh karena
benda-benda tersebut memantulkan cahaya atau memancarkan cahaya
yang masuk ke dalam mata . teori ini akhirnya di terima sampai abad ke 20
ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan abrasi ?
2. Apasaja jenis-jenis abrasi ?.

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan abrasi.
2. Untuk mengetahui apasaja jenis-jenis abrasi.

1
D. Manfaat Makalah
1. Manfaat Umum
Untuk menambah wawasan bagi pembaca agar lebih mengetahui
tentang abrasi .
2. Manfaat Khusus
Supaya mahasiswa mengetahui dan lebih mendalami tentang
aberasi .

E. Prosedur Makalah
Dalam pembuatan makalah dengan menggunakan kajian teoretis

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kajian Teoretis
1. Pengertian abrasi
Aberasi disebut juga kesesatan atau kecacatan lensa. Aberasi
adalah kelainan bentuk bayangan yang dihasilkan oleh lensa atau
cermin. Suatu kesalahan dalam system optis sehingga bayangan yang
terjadi tidak sama dengan bendanya. Pada lensa atau cermin, kadang-
kadang terbentuk bayangan yang tidak dikehendaki. Misalnya
timbulnya jumbai-jumbai berwarna di sekitar bayangan. Hal ini terjadi
jika semua sinar dari sebuah objek titik tidak difokuskan pada sebuah
titik bayangan tunggal,sehingga muncul bayangan yang tidak hanya
satu atau munculnya bayangan buram yang dihasilkan inilah yang
disebut aberasi (Tippler, 2001).
aberasi adalah kelainan bentuk bayangan yang dihasilkan oleh
lensa ataupan cermin.Dimana aberasi itu peristiwa bayangan yang
dibentuk oleh system optik tidak tepat srupa dengan bentuk bayangan,
dengan kata lain aberasi itu penyimpangan bentuk bayangan dari
bentuk bendanya.Kegunaan utama dari lensa dan cermin adalah untuk
membentuk bayangan dari sebuah benda.
Aberasi optik adalah degradasi kinerja suatu sistem optik dari
standar pendekatan paraksialoptika geometris. Degradasi yang terjadi
dapat disebabkan sifat-sifat optik dari cahaya maupun dari sifat-sifat
optik sistem kanta sebagai medium terakhir yang dilalui sinar sebelum
mencapai mata pengamatnya.

3
B. Pembahasan
1. Jenis- jenis Abrasi
a) Aberasi Cahaya
yakni suatu peristiwa dimana telah terjadi pergeseran garis
pandang ke suatu bintang dari arah yang sebenarnya. Bila
seseorang melihat bintang, ia tidak melihatnya dalam arah garis
lurus yang langsung menghubungkan matanya dengan posisi
bintang itu dalam keadaan yang sebenarnya. Sedangkan orang itu
melihat bintang tersebut dalam posisinya yang semu sedangkan
garis yang menghubungkan mata pengamat dengan posisi semu
bintang tersebut membentuk suatu sudut kecil dengan garis
pandang yang sebenarnya. Posisi semu tersebut bisa terjadi karena
kombinasi gerakan bumi terhadap matahari atau bintang dengan
kecepatan cahaya.
b) Aberasi Optik atau disebut sesatan gambar
merupakan suatu peristiwa dalam mana gambar dibentuk oleh
sebuah cermin atau lensa yang menyimpang dari harapan yang
ditentukan berdasarkan perhitungan teori pertama. Sesatan gambar
yang utama misalnya: aberasi sferik, koma, distorsi atau salah
gambar, astigmatisma serta aberasi kromatik.
1. Aberasi sferik
aberasi ini timbul sebagai akibat dari kegagalan lensa dalam
membentuk gambar dari sinar pusat dan sinar-sinar yang
melalui daerah yang lebih ke pinggir lensa pada satu titik.
Perbedaannya terletak dalam hal dimana pada aberasi sferik,
benda gambarnya akan berbentuk lingkaran, sedangkan dalam
koma gambarnya berbentuk seperti bintang berekor/komet.
Aberasi Sferis adalah gejala kesalahan terbentuknya
bayangan yang diakibatkan pengaruh kelengkungan lensa atau
cermin. Aberasi semacam ini akan menghasilkan bayangan

4
yang tidak memenuhi hukum-hukum pemantulan atau
pembiasan.
Pembentukan bayangan pada lensa tipis sejauh ini adalah
pembentukan bayangan oleh sinar-sinar paraksial atau sinar-
sinar yang dekat dengan sumbu utama lensa sehingga bayangan
yang terbentuk terkesan sangat jelas dan tajam. Pada
kenyataannya, bayangan yang dibentuk oleh lensa tidak selalu
tajam, bahkan bisa saja terlihat kabur (buram). Cacat bayangan
seperti ini disebabkan oleh berkas sinar yang jauh dari sumbu
utama tidak dibiaskan sebagaimana yang diharapkan. Berkas
sinar sejajar yang jauh dari sumbu utama dibiaskan lensa tidak
tepat di fokus utama, tetapi cenderung untuk mendekati pusat
optik. Semakin jauh dari sumbu utama, berkas sinar sejajar ini
akan semakin mendekati pusat optik lensa. Cacat inilah yang
disebut aberasi sferis. Aberasi ini dapat dihilangkan dengan
mempergunakan diafragma yang diletakkan di depan lensa atau
dengan lensa gabungan aplanatis yang terdiri dari dua lensa
yang jenis kacanya berlainan.Ada dua jenis aberasi Sferis :
a) Aberasi Sferis Aksial
Aberasi sferis aksial menimbulkan ketidakpastian letak
bayangan sepanjang arah sumbu optic.
b) Aberasi Sferis lateral
Aberasi lateral menyebabkan kekaburan bayangan titik
sumber sinar berupa bundaran kekaburan pada arah
tegak lurus sumbu optic.
Aberasi sferis dapat terjadi baik pada cermin atau lensa
bila satu benda titik pada sumbu utama tidak membentuk
bayangan yang berupa titik, sehingga berkas sejajar tidak
dikumpulkan pada suatu titik. Aberasi sferik aberasi ini timbul
sebagai akibat dari kegagalan lensa dalam membentuk gambar

5
dari sinar pusat dan sinar-sinar yang melalui daerah yang lebih
ke pinggir lensa pada satu titik.
1. Aberasi Sferis pada Cermin
Sinar-sinar pantul saling berpotongan membentuk
bidang lengkung yang meruncing dengan titik puncaknya di
titik api f cermin, bidang lengkung ini disebut bidang
kaustik
2. Aberasi Sferis pada lensa.
Sinar-sinar paraksial membentuk bayangan dari P
(terletak pada sumbu utama) sedang sinar-sinar yang dekat
tepi lensa membentuk bayangan di P0. Sinar-sinar yang
ditengah lensa akan membentuk bayangan antara P9dan P0.
Jika sebuah layar ditempatkan tegak lurus sumbu utama,
akan terlihat bayangan yang berbentuk lingkaran pada layar
itu.Lingkaran terkecil bila layar pada c c (Circle of least
confusion) dan pada tempat inilah diperoleh bayangan
terbaik.
Aberasi sferis disebabkan oleh kecembungan lensa.
Sinar sinar paraksial atau sinar sinar dari pinggir lensa
membentuk bayangan. Aberasi ini dapat dihilangkan
dengan menggunakan diafragma yang diletakkan di depan
lensa atau dengan lensa gabungan yang terdiri dari dua
lensa yang kacanya berlainan.
Aberasi sferis pada cermin dihilangkan dengan
menggunakan cermin lengkung sferis. Pada umumnya,
mengurangi abersi sferis dengan menggunakan sinar-sinar
yang paraksial, pada koma, bayangan yang dibentuk oleh
lensa akan berada pada bidang tegak lurus sumbu utama.
Aberasi lain yang serupa dengan koma adalah astigmatisma
dan curvature of field(medan kelengkungan), tetapi
bayangan sebuah titik yang tidak berada pada sumbu utama.

6
1.1 Koma
Koma adalah aberasi yang terjadi saat citra suatu
obyek terproyeksi keluar dari sumbu optis kanta. Cahaya
yang merambat menuju kanta dari sudut insiden , dari
diameter insiden yang mendekati diameter kanta, akan
terproyeksi ke titik api yang berbeda dan membentuk citra
yang disebut lingkaran komatik , yang menjauhi sumbu
optis kanta disebut koma positif dan yang mendekati sumbu
optik disebut koma negatif.
Lingkaran komatik terbentuk karena perbedaan rasio
pembesaran kanta terhadap panjang gelombang sinar yang
merambat melaluinya. Aberasi ini terjadi akibat tidak
sanggupnya lensa membentuk bayangan dari sinar di tengah
tengah dan sinar tepi. Berbeda dengan aberasi sferis pada
aberasi koma sebuah titik benda akan terbentuk bayangan
seperti bintang berekor, gejala koma ini dapat diperbaiki
dengan diafragma.
1.2 Astigmatisme
Astigmatisma adalah aberasi speris yang
menyebabkan sinar cahaya yang merambat melalui kanta (
lensa ) membentuk lebih dari satu titik api pada sumbu
optic dan astigmatism yang terjadi saat obyek obyek
berada di luar sumbu utama. Astigmatism merupakan
kondisi dimana sinar cahaya tidak direfraksikan dengan
sama pada semua meridian. Jika astigmatisma melihat
gambaran palang, garis vertikal dan horizontalnya akan
tampak terfokus tajam pada dua jarak pandang yang
berbeda. Astigmatism bisa dianggap berbentuk seperti bola
sepak yang tidak memfokuskan sinar pada satu titik tapi
banyak titik.Gejala di mana bayangan benda titik tidak
berupa titik tetapi berupa elips atau lingkaran.Astigmatisma

7
itu sama dengan koma dalam hal bahwa koma itu terbentuk
akibat penyebaran gambar dari suatu titik pada suatu bidang
yang tegak lurus pada sumbu lensa sedangkan asigmatisma
terbentuk sebagai penyebaran gambar dalam suatu arah
sepanjang sumbu lensa.
1.3 Distorsi
Distorsi adalah aberasi optik yang terjadi pada
pemetaan rektilinear antara bidang fokus dan bidang fokal.
Distorsi adalah aberasi karena terjadi pembesaran yang
berbeda-beda. Pada distorsi terjadi variasi sudut
pandang atau sudut liput sepanjang sumbu optis. Gejala di
mana bayangan benda yang berbentuk bujur sangkar tidak
berbentak bujur sangkar lagi dapat dihindari dengan lensa
ganda dan diagfragma di tengahnya

2. Aberasi kromatik
Adalah Pembiasan cahaya yang berbeda panjang gelombang
pada titik fokus yang berbeda. Prinsip dasar terjadinya aberasi
kromatis oleh karena fokus lensa berbeda-beda untuk tiap-tiap
warna. Akibatnya bayangan yang terbentuk akan tampak
berbagai jarak dari lensa. Aberasi kromatik timbul akibat
perbedaan indeks bias lensa untuk panjang gelombang cahaya
yang berbeda; cahaya yang terdiri dari berbagai panjang
gelombang akan mengalami distorsi atau penguraian warna bila
melalui lensa tersebut, dan fokus pun akan berbeda-beda
menurut warna dan panjang gelombang tersebut sehingga
terbentuklah gambar sesuai dengan masing-masing panjang
gelombang itu.
Aberasi kromatik merupakan aberasi optik yang dilihat dari
sudut pandang dengan penekanan pada sifat optik fisis cahaya.
Walaupun pada sebuah kanta dengan bidang speris yang

8
sempurna, setiap bahan kanta mempunyai indeks bias yang
berbeda-beda bergantung pada panjang gelombang sinar
cahaya yang merambat melaluinya dan menyebabkan sinar
cahaya polikromatik tersebut terdispersi dan
menyebabkan purple fringe/color fringe pada citra
proyeksinya.
Aberasi kromatik yang seperti ini dapat diminimalkan
dengan kanta komposit doublet akromatik dengan bahan low
dispersion glass untuk mengatasi aberasi longitudinal (panjang
gelombang yang berbeda diproyeksikan ke titik api yang
berbeda-beda pada sumbu optis) dan aberasi transversal/lateral
(panjang gelombang yang berbeda diproyeksikan ke titik api
yang berbeda pada bidang fokal).
Aberasi kromatik, terjadi ketika suatu rentang panjang
gelombang terdapat di dalam cahaya (misalnya di dalam
cahaya putih) dan terjadi karena suatu lensa tunggal
menyebabkan cahaya terdeviasi dalam jumlah tertentu
tergantung pada panjang gelombangnya. Maka, suatu lensa
akan memiliki titik api yang berbeda untuk panjang gelombang
berbeda. Sebagai contoh ekstrim, fokus merah dan fokus biru
akan dibentuk dari cahaya putih.
Jenis aberasi kromatik yang lain adalah tampaknya aura
berwarna putih kebiruan disekeliling citra obyek. Jika aberasi
kromatik di atas terjadi karena dispersi yang disebabkan
perbedaan indeks bias, aberasi ini terjadi karena dispersi yang
disebabkan karena perbedaan fase pada interferensi antara
sinar backlight dan sinar difusinya yang terpantul
dari antarmuka obyek.
Jika sinar putih atau polikromatik diarahkan tegak lurus
pada lensa akan mengalami pembiasan sekaligus dispersi. Hal
itu dikarenakan sinar putih terdiri atas berbagai macam warna

9
dengan indeks bias yang berbeda, berkas sinar tersebut akan
menyebar dengan sederetan jarak fokus yang berlainan.
Sinar dengan indeks bias terbesar akan mempunyai jarak
pada fokus terjauh akan mengakibatkan bayangan yang
terbentuk pada lensa akan lebih tajam. Cacat bayangan pada
lensa itu akan berpengaruh terhadap indeks bias.
Aberasi kromatik, yang terjadi pada lensa bukan pada
cermin, adalah hasil dari variasi indeks bias dengan panjang
gelombang. Aberasi kromatik dan aberasi lainnya dapat
diperbaiki sebagian dengan menggunakan kombinasi beberapa
lensa sebagai ganti sebuah lensa tunggal. Sebagai contoh,
sebuah lensa positif dan sebuah lensa negative dengan panjang
fokus lebih besar dapat digunakan bersama-sama untuk
menghasilkan sebuah sistem lensa pengumpul yang
mempunyai aberasi kromatik jauh lebih sedikit dibandingkan
sebuah lensa tunggal dengan panjang fokus yang sama. Lensa-
lensa kamera yang bagus biasanya berisi elemen-elemen untuk
memperbaiki berbagai aberasi yang muncul. . Jarak fokus lensa
adalah berarti jika berkas cahaya putih (polikromatis) jatuh
pada lensa maka setelah pembiasan pada sumbu maka akan
terjadi susunan warna atau spektrum sehingga terjadi dispersi
oleh lensa.
Aberasi kromatik disebabkan oleh variasi variasi pada
indeks bias lensa dengan pangjang gelombang, dapat kita lihat
bahwa panjang fokus sebuah lensa bergantung pada indeks
biasnya sehinggan berbeda untuk panjang gelombang yang
berbeda. Aberasi kromatik tidak terjadi pada cermin , maka
banyak teleskop besar menggunakan cermin dari pada
menggunakan lensa.
Aberasi kromatik terjadi berdasarkan kenyataan bahwa
indeks bias cahaya tergantung pada warna cahaya. Warna biru

10
akan lebih dibiaskan daripada warna merah. Dengan demikian
maka jarak fokus untuk masing masing warna dalam
pembentukan bayangan. Pada warna biru mempunyai jarak
fokus yang lebih pendek daripada warna merah.
Ada dua macam aberasi kromatik :
1. Aberasi kromatik aksial/longitudinal
Perubahan jarak bayangan sesuai dengan indeks bias.
2. Aberasi kromatik lateral
Perubahan aberasi dalam ukuran bayangan. Untuk
menghilangkan terjadinya aberasi kromatis dipakai
lensa flinta dan kaca krown; lensa kembar ini disebut
Achromatic double lens.

3. Aberasi Monokromatik
Aberasi monokromatik sering juga disebut aberasi tingkat
ketiga adalah aberasi yang terjadi walaupun sistem optik
mempunyai lensa dengan bidang speris yang telah sempurna
dan tidak terjadi dispersi cahaya.
Muka gelombang sinar yang datar, setelah melewati kanta
akan berinterferensi dengan muka gelombang sinar di
sekitarnya dan menjadi muka gelombang aberasi yang
berbentuk speris.
Abersi monokromarik terbagi menjadi dua :
1. Aberasi defocus
adalah aberasi yang disebabkan karena titik api (en:focal
point, foci) tidak terletak pada titik fokus paraksial sperisnya,
disebut juga titik santir Gauss (en:Gaussian image point).
Defokus, disebut juga wavefront aberration, dimodelkan
dengan kesalahan longitudinal gelombang cahaya yang
terjadi karena pergeseran titik api ideal pada bidang fokal
menuju titik api pengamatan pada sumbu optis, berikut

11
beserta sperisnya (en:radius of curvature) masing-masing
yang bersinggungan pada pusat optis kanta. Sinar yang tidak
terfokus pada titik api ideal akan merambat menuju bidang
fokal secara transversal dan membentuk lingkaran gamang
yang kita kenal dengan istilah blur.
Aberasi defokus dapat dikurangi dengan membuat sinar
insiden terkolimasi (en:collimated light) dan jarak hiperfokal.
Cahaya kurang terkolimasi pada nilai bukaan kecil
memperbesar interferensi longitudinal gelombang cahaya
yang membias menuju ke titik api, interferensi tersebut akan
menimbulkan gelombang cahaya resultan yang dapat jatuh di
luar titik api.
2. Aberasi kurva medan
Adalah sebuah aberasi pada sistem optik yang
mempunyai bidang fokal menyerupai lingkaran/kurva.
Bayangan yang dibentuk oleh lensa pada layer letaknya tidak
dalam satu bidang datar melainkan pada bidang lengkung.
Peristiwa ini disebut lengkungan medan atau lengkungan
bidang bayangan.

12
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Aberasi termasuk optik geometris. Pada optik geometris
menyediakan aturan mengenai penyebaran sinar yang melalui
sistem optik dimana menunjukkanbagaimana sebenarnya muka
gelombang akan menyebar.
Bentuk aberasi :
1. Aberasi Cahaya
2. Aberasi Optik :
a. Aberasi sferis : Koma , Astigmatisma,distorsi
b. Aberasi kromatik : Aberasi kromatik longitudinl dan
Aberasi kromatik transversal
c. Aberasi monokromatik :Aberasi defocusdan Aberasi kurva
medan

B. Saran
Apa yang dibahas dalam makalah ini diharapkan dapat
memberikan manfaat berupa pengetahuan mengenai aberasi. Kami
merasa peda makalah kami banyak kekurangan, karena kurangnya
referensi dan pengetahuan pada saat pembuatan makalah ini, kami
sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
pada pembaca agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik
lagi.
Demikian makalah ini kami buat semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan semoga dengan
adanya materi pada makalah ini bisa menunjang pembelajaran dan
diskusi di dalam kelas.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://yuniartipoetri.blogspot.co.id/2013/05/makalah-aberasi.html:diakses tanggal
20 Maret 2017,pukul 10.20

https://id.wikipedia.org/wiki/Aberasi_optik : diakses tanggal 20 Maret 2017,pukul


10.25

http://ainurpendidikanfisika.blogspot.co.id/2014/03/aberasi-optik.html:diakses
tanggal 20 Maret 2017,pukul 10.26

14

Anda mungkin juga menyukai