Anda di halaman 1dari 2

Sistem pengtahuan masyarakat Batak tampak pada perubahan-perubahan musim yang

diakibatkan oleh siklus alam, misalnya musim hujan dan musim kemarau. Perubahan dua
jenis musim tersebut dipelajari masyarakat Batak sebagai pengetahuan untuk keperluan
bercocok tanam.
Selain pengetahuan tentang perubahan musim, masyarakat suku Batak juga
menguasai konsep pengetahuan yang berkaitan dengan jenis tumbuh-tumbuhan di sekitar
mereka. Pengetahuan tersebut sangat penting artinya dalam membantu memudahkan hidup
mereka sehari-hari, seperti makan, minum, tidur, pengobatan, dan sebagainya.Jenis tumbuhan
bambu misalnya dimanfaatkan suku masyarakat Batak untuk membuat tabung air, ranting-
ranting kayu menjadi kayu bakar, sejenis batang kayu dimanfaatkan untuk
membuat lesung dan alu, yang kegunaannya untuk menumbuk padi.
Pengetahuan tentang beberapa pohon, kulit kayu (lak-lak), serta batu, yang
dimanfaatkan masyarakat Batak untuk keperluan makam raja-raja. Sedangkan dari kulit kayu
biasanya masyarakat Batak memanfaatkannya untuk menulis ilmu kedukunan, surat menyurat
dan ratapan. Kulit kayu (lak-lak) tidak ditonjolkan tetapi secara tersirat ada, karena yang
menggunakan lak-lak tersebut hanya seorang Datu. Masyarakat Batak mengetahui dan
menguasai kegunaan bagian-bagain tumbuhan dan bebatuan secara efektif dan memanfaatkan
untuk acara tergambar pemakaman raja-raja. Upacara pemakaman itu hanya untuk raja-raja,
tetua adat, dan para tokoh yang mempunyai kedudukan saja. Hal itu disebabkan pelaksanaan
upacara pemakaman membutuhkan dana yang cukup besar.
http://msoecahyo.blogspot.co.id/2015/02/7-unsur-kebudayaan-batak.html

SISTEM PENGETAHUAN

Masyarakat Batak memiliki pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan yang cukup baik.


Pengetahuan ini mereka manfaatkan untuk bertahan di kehidupan sehari-hari. Misalnya saja
pengetahuan tentang tanaman bambu yang mereka manfaatkan untuk membuat tabung air,
tanaman kayu dimanfaatkan menjadi kayu bakar dan dibuat menjadi lesung dan alu sebagai alat
penumbuk padi hasil bertani masyarakat Batak.

Lebih jauh lagi, kulit kayu (lak-lak), serta batu, dimanfaatkan untuk dijadikan makam raja-
raja. Kulit kayu juga digunakan untuk menuliskan tentang ilmu kedukunan yang dipercayai
masyarakat, surat menyurat, serta ratapan. Kulit kayu atau lak-lak tidak ditonjolkan tetapi secara
tersirat karena yang menggunakan lak-lak hanya kalangan tertentu yaitu hanya untuk Datu.

Pengetahuan masyarakat Batak mengenai tumbuhan dan bebatuan digunakan dalam


upacara pemakaman raja-raja. Upacara tersebut dikhususkan untuk raja-raja, tetua adat, dan para
tokoh yang mempunyai kedudukan saja karena dalam pelaksanaannya dibutuhkan dana yang cukup
besar.

Selain pengetahun tentang tumbuhan, masyarakat Batak juga menguasai pengetahuan


tentang perubahan musim. Pengetahuan tersebut sangat berguna bagi masyarakat Batak untuk
keperluan bercocok tanam yang mereka lakukan.

Masyarakat Batak mengenal sistem gotong royong kuno dalam hal bercocok tanam.
Masyarakat Batak Karo menyebutnya raron sedangkan dalam bahasa Toba disebut marsiurupan.
Keduanya memiliki konsep yang sama yaitu sekelompok oang tetangga atau kerabat dekat bersama-
sama mengolah tanah secara bergiliran. Raron sendiri merupakan satu pranata yang anggotanya
dibuat secara sukarela dan masa jabatannya tergantung pada perseetujuan pesertanya.

B. Pengetahuan
Orang Batak juga mengenal sistem gotong-royong kuno dalam hal bercocok tanam. Dalam
bahasa Karo aktivitas itu disebut Raron, sedangkan dalam bahasa Toba hal itu disebut
Marsiurupan. Sekelompok orang tetangga atau kerabat dekat bersama-sama mengerjakan
tanah dan masing-masing anggota secara bergiliran. Raron itu merupakan satu pranata
yang keanggotaannya sangat sukarela dan lamanya berdiri tergantung kepada persetujuan
pesertanya.

https://de-kill.blogspot.com/2009/04/budaya-suku-batak.html

Orang Batak juga mengenal sistem gotong-royong kuno dalam hal bercocok tanam. Dalam
bahasa karo aktifitas itu disebut Raron, sedangkan dalam Bahasa Toba hal itu disebut
Marsiurupan. Sekolompok orang tetangga atau kerabat dekat bersama-sama mengerjakan
tanah dan masing-masing anggota secara bergiliran. Raron itu merupakan satu pranata
yang keanggotaannya sangat sukarela dan lamanya berdiri tergantung kepada persetujuan
pesertanya.

https://adelkudel30.wordpress.com/education/ilmu-pengetahuan-sosial/7-unsur-kebudayaan/7-
unsur-budaya-suku-batak/

Anda mungkin juga menyukai