Anda di halaman 1dari 231

Belajar sebagai Manusia 2014

Frida Kusumastuti 1
Belajar sebagai Manusia 2014

Frida Kusumastuti

renungan inspiratif

BELAJAR SEBAGAI

MANUSIA

Frida Kusumastuti 2
Belajar sebagai Manusia 2014

Frida Kusumastuti

Belajar sebagai Manusia

Penata Layout dan Aksara


Tim Pustaka Hanan

Ilustrasi & Desain Sampul


Veronika Rumko & TPH

Diterbitkan dalam versi digital oleh:


Pustaka Hanan
www.pustakahanan.com

Dipublikasikan oleh:
Pustaka E-Book
www.pustaka-ebook.com

2014

Lisensi Dokumen
E-book ini dapat disebarkan secara bebas untuk tujuan non-komersial (non-
profit) dan tidak untuk diperjualbelikan, dengan syarat tidak menghapus
atau merubah sedikit pun isi, atribut penulis dan pernyataan lisensi yang
disertakan.

Frida Kusumastuti 3
Belajar sebagai Manusia 2014

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah subhanahuwataala


yang menguasai apa yang di langit dan di bumi. Sholawat serta
salam selalu kami haturkan bagi Rasul Allah, nabi akhir zaman
Muhammad shallallahu alaihi wa sallam yang membuka zaman
kegelapan menuju zaman yang terang benderang.

Terima kasih ya Allah, kami berharap buku ini menginspirasi


siapa saja yang membaca, khususnya bagi keluarga dan pemerhati
anak-anak berkebutuhan khusus.

Berangkat dari pengalaman pribadi hidup bersama anak


penyandang autisma, saya mengamati, merasakan, bergulat dalam
pemikiran dan perasaan bagaimana memandang ananda yang
menyandang autisma. Mungkin lebih pada coping stress pada diri
sendiri sebagai orang tua, yang pada akhirnya saya melihat ananda
Wildan yang autis dari perspektif yang berbeda. Bukan ingin
melawan arus pendapat para pakar autisma, melainkan
menawarkan sebuah perspektif lain. Tulisan ini melihat ananda yang
autis sebagai paradigma dalam mempelajari sesuatu, mendapatkan
pengetahuan, dan hikmah dalam upaya kontemplasi diri sebagai
orang tua.

Perilaku dan habit anak-anak autisma yang selama ini lebih


dipahami sebagai sesuatu yang abnormal, di mata saya justru
merupakan lautan pesan-pesan Ilahiah yang sangat manusiawi.
Justru dalam diamnya, ananda Wildan seolah mengirimkan pesan-
pesan itu begitu gencar dalam kehidupan saya. Sesuatu yang saya

Frida Kusumastuti 4
Belajar sebagai Manusia 2014

sadari belakangan, ketika dia tumbuh dan berkembang selayaknya


anak-anak yang lain. Ke-autisan-nya bukan untuk diratapi apalagi
disumpahi. Walau tetap harus ditangani, namun hidup bersamanya
harus dibuat enjoy.

Pembaca yang budiman, terselesaikannya buku kedua ini


tentu tidak lepas dari campur tangan dan dukungan orang-orang di
sekeliling penulis. Terima kasih kepada suami, Yusri Ponggosi Asrif
dan anak kedua, Ghulam Ridho Lazuardi atas ruang, waktu, dan
fasilitas yang terebut gara-gara saya harus konsisten menulis
hikmah-hikmah ini. Terima kasih kepada suhu menulisku Asdar Muis
yang dengan tajam selalu mengritik, memotivasi, dan berkenan
mengedit sebagian naskah. Terima kasih kepada para pelanggan
akun Facebook saya, yang telah membaca, berdialog, dan
mendorong tulisan hikmah ini segera diterbitkan. Terima kasih
kepada sahabatku almarhum Emmanoel. Hari-hari terakhir
hidupnya sempat memberiku semangat dan energi untuk segera
memublikasikan tulisan ini. Mbak Noel berharap tulisan ini lebih
bermanfaat pada masyarakat yang luas. Semangat pengabdiannya
pada masyarakat begitu mencambuk diriku untuk segera
mewujudkannya.

Semoga siapa saja yang membaca dan mengetahui


percikan-percikan hikmah dalam buku ini bisa mengambil manfaat
dan bersedia meneruskannya kepada semakin banyak orang.

Selamat merenunginya.

Malang, 10 Februari 2014

Frida Kusumastuti
Frida Kusumastuti 5
Belajar sebagai Manusia 2014

KADO ULANG TAHUN KE 18

WILDAN RIZQYA LAZUARDI

(10 Februari 1996-10 Februari 2014)

Usah berkecil hati, anakku.

Di sekelilingmu ada orang-orang yang mencintaimu.

Walau tidak selalu bisa sepertimu,

yang selalu berhati putih.

Kami akan selalu belajar dan belajar sebagai manusia.

Frida Kusumastuti 6
Belajar sebagai Manusia 2014

DAFTAR ISI

Kata Pengantar 4

Daftar Isi 7

Spiritual 8 - 31

Kebeningan Hati 32 - 67

Lautan Kesabaran 68 - 84

Kepribadian Berkarakter 85 - 145

Kemanusiaan 146 - 221

Behind the Words 222

Tentang Penulis 230

Frida Kusumastuti 7
Belajar sebagai Manusia 2014

1
Spiritual

Frida Kusumastuti 8
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (1)

Soal makan, anakku Wildan mengajari sesuatu. Sejak usia 9


tahun segala hal makanan, baik sayur-mayur maupun lauk-pauk dia
doyan, kecuali satu menu: Rawon (namun pada 2012 ini sudah
doyan). Tapi bukan soal ragam jenis makanannya yang luar biasa,
melainkan manajemen makan-nya yang menarik. Tidak pernah
tersisa satu butir nasi pun dalam piring ketika dia mengakhiri ritual
makan. Piring bersih. Hanya bersisa hal yang memang tidak biasa
dimakan!

Caranya mengatur lauk-pauk yang ada juga sangat cermat.


Berapa pun jumlah sayur-mayur dan lauk, tidak ada yang tertinggal
dalam satu sendok nasi. Begitu nasi habis, segala sayur-mayur dan
lauk juga habis. Bisakah kita dalam ritual makan memikirkan itu?
Me-manage segala yang ada dalam piring menjadi begitu efisien?
Hahaha.

Satu faktor yang membuatnya bisa sangat cermat dalam


membagi apa yang ada di piringnya adalah ketekunan pada fokus
kegiatan makan. Tanpa suara, tanpa tengok sana-sini, dan tiada
berpindah-pindah duduknya. Seluruh energi, pikiran, intuisinya
nampak penuh penghayatan terhadap kegiatan makan. Aku juga
menghubung-hubungkan apa yang bisa direfleksikan dari kebiasaan
makannya itu. Menurutku itu menunjukkan dia manusia yang selalu
bersyukur dan menyelesaikan pekerjaan dengan tuntas.

Kota Batu, 3 Juli 2012

Frida Kusumastuti 9
Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Arizal Akhmad Putra, Baiq Ayu Candra dan 36 orang


lainnya menyukai ini.

Pzrihaphnies Green Assalamualaikum..Wah hebat ya


adek-adek semua sudah mempunyai prinsip tidak
mau memubadzirkan sagala sesuatu padahal
sekarang banyak org yang membuang-buang rezeki yang
dikaruniakan Allah SWT..

Nihan Werdi Sesulih Seorang ustadz menyebutnya,


khusyu' dalam makan, dan itu mengoptimalkan
seluruh sel-sel untuk memproses makanan itu
menjadi manfaat... Tanpa TV, tanpa koran, tanpa HP

Hudaniah Hudan waduh buuuu.... gak kepikir aku jika


sampai menejemen lauk pauk... terima kasih
sharingnya.... jadi inspirasi.

Frida Kusumastuti amazing memang say Hudaniah


Hudan....lauk pauk dan sayurnya bahkan kerupuknya
selalu pas habis bersamaan dengan nasinya. Dia
sendok dan bagi segalanya dengan cermat..haha.

Frida Kusumastuti 10
Belajar sebagai Manusia 2014

Safitri Rahmania Seperti anakku juga... malah habis


makan pakai acara jilat-jilat jari (kata dia itu sunnah
rosul ^^) terus kalau makan yang berkuah, sisa
kuahnya diminum langsung dari piring/mangkoknya gitt... yang
tidak mengerti pasti dipikirnya ini anak kelaparan/ kurang
makan, hehehe

Dwi Endang Kusumaningsih Subahanallah jadi


penasaran sejak usia berapakan pembiasaan untuk
melakukan hal-hal itu dibentuk ? by the way jadi
pingin belajar ilmunya supaya anak-anak terbiasa terlibat dalam
rutinitas dirumah...si Adek (8th) kalau dirumah tugasnya buka
tutup jendela dan gorden, menyapu halaman dan bebenah
tempat tidur...tapi masih harus selalu diingatkan... Kapan-kapan
pingin berkunjung ke Malang ach mau ngelmu dulu
xixixiii...kemarin dach keturutan liburan mengunjungi keluarga
SD di Ciputat.

Frida Kusumastuti mb Dwi Endang Kusumaningsih,


itu sepanjang hidup deh jeng..hehehe ...itu
pembiasaan yang super siiip..salam untuk si Adek yaa.
Sudah ke keluarga SD? mantab..saya belum..hehehe...itu
keluarga yang top markotop...

Frida Kusumastuti 11
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (2)

Pelajaran ini muncul setelah kami mencoba merealisasikan


keinginan untuk mengajak anakku salat tarawih berjamaah di
masjid. Seperti yang pernah kutulis dalam blog Wildan di
www.anakkuautis.blogspot.com, betapa kami ingin Wildan belajar
tentang salat. Tidak hanya berjamaah dengan kami di rumah,
namun juga ke masjid. Alhamdulillah, tahun ini adalah tahun
pertama dia rutin tarawih di masjid, meskipun semalam adalah
harinya yang masih kelima.

Hari pertama waktu itu, kami bulatkan tekad mengajaknya


ke masjid AR-Fachrudin. Pertimbangannya: masjidnya megah,
pintunya lebar, dan berada di lingkungan kampus di mana
perhitungan kami para jamaahnya adalah umat yang sangat
menghargai pluralisme dan ilmu pengetahuan. Pertimbangan-
pertimbangan itu demi amannya apabila Wildan tidak berkenan
atau tantrum. Saat salat Isya, dia berjamaah dengan aman. Begitu
pula saat ceramah oleh khatib selama 10 atau 15 menit. Dia duduk
bersila dengan kusyuk.

Betapa terharunya saat aku menatap punggungnya yang


berbalut jaket kulit. Ayah sengaja mengajaknya duduk di shaf paling
belakang dan dekat pintu. Saat mulai tarawih di rakaat ketiga, aku
mendengar suaranya bergumam...dan beberapa kali di rakaat
selanjutnya. Kulihat para jamaah tetap tenang (tentu saja) .

Hari kedua, ketiga....kami tetap di AR Fachruddin. Ayah


sudah mengajak Wildan berada di shaf agak ke tengah. Kata ayah,
ada beberapa Bapak-Bapak yang tersenyum penuh pengertian

Frida Kusumastuti 12
Belajar sebagai Manusia 2014

dengan suara-suara Wildan yang kadang masih terdengar. Namun


sudah mulai jarang. Bahkan beberapa Bapak-Bapak menyalami
Wildan dan ada seorang Bapak yang rela memberikan bahunya
untuk Wildan bersandar saat mendengar ceramah. Pada hari ketiga
waktu itu, ayah mengajak Wildan keluar saat mulai witir karena
terlihat Wildan mulai bosan.
Hari keempat kami mencoba ke masjid Mbah Bejo di
lingkungan Rumah Sakit UMM. Namun, suasana lingkungan kurang
mendukung. Wildan beberapa kali menceracau dan sepertinya
mengganggu jamaah lain. Akhirnya hari kelima kami kembali ke AR-
Fachruddin. Semalam, tidak kudengar lagi suara-suara Wildan
sepanjang salat berjamaah. Subhanallah. Ada dua hal yang bisa
kupelajari hari ini. Pertama, kita tidak tahu apakah bisa atau tidak
bila tidak mencobanya, dan coba beri dia kesempatan, maka dia
akan menunjukkannya.

Apa Kata Mereka?

Anda, Dichki Maulana Dwi Putra, Rhe Sio Taro, Muhammad


Rasyid Ridho Full, dan 19 orang lainnya menyukai ini.

Liestia De B Frida, Tidak semua ortu bisa melakukan,


ada yang menyembunyikan bahkan mengurungnya!

Frida Kusumastuti 13
Belajar sebagai Manusia 2014

Frida Kusumastuti Liestia De Memang bu...masih ada


yang "mengurung" ABK karena tidak tahu harus
berbuat bagaimana menghadapi malu dan perilaku
ABK yang kadang juga membuat frustasi ortu.

Liestia De Ada teman yang memiliki anak ABK,


kadang tidak mau menyebut namanya....kalau
memperkenalkan keluarganya yang disebut anaknya
yang lain!

Frida Kusumastuti Liestia De....Astaghfirullah...dalam


diri ABK itu tersimpan karunia..ya Allah, bu
Lies..mataku berkaca-kaca membayangkannya.

Frida Kusumastuti 14
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (3)

Dulu, aku punya seorang teman. Suatu ketika dia bilang,


Frid, ternyata sejak kecil, aku itu sudah berjiwa ekonomis.

Aku jadi penasaran, Kok bisa kamu simpulkan begitu?

Hahaha, dia tertawa, Aku ingat Frid, dulu aku kecil suka
telanjang kaki. Sandalku kumasukkan tas karena sayang nanti rusak.
Nah, itu kan aku sudah berpikir bisnis tho?

Waktu itu aku bingung, itu berpikir bisnis atau pelit?


Hihihihi. Sama dengan kebiasaan Wildan. Mula-mula aku bingung
apakah kebiasaan itu rakus ataukah tanda syukur?

Begini, Wildan tidak akan membiarkan piring dan gelas


masih ada isinya setiap kami makan di restauran atau warung.
Berapa pun porsi yang dihidangkan untuknya akan selalu habis.
Ibarat kata, diberi sedikit dia cukup dan diberi banyak dia juga
habiskan. Aha, itulah hikmah yang pertama.

Hikmah yang kedua aku dapatkan dari kebiasaan Wildan


yang selalu cepat-cepat menghabiskan porsi untuknya, lalu dia akan
berlagak seperti pengawas jika kami tidak habiskan porsi untuk
kami. Baik itu yang ada di piring (makanan) maupun di gelas
(minuman). Bukan Wildan akan membentak atau menegur kami
dengan kata-kata, namun dalam diamnya yang serius, dia akan
tenggak minuman kami hingga ludes, atau akan menyendok
makanan kami hingga bersih.

Frida Kusumastuti 15
Belajar sebagai Manusia 2014

Mula pertama kali menyadari, aku terperangah. Dalam


pikiranku, aku bertanya, Apakah anakku masih lapar atau kurang
dengan porsinya?? Namun setelah berulang kali itu terjadi, kami
menjadi lebih hati-hati. Jangan sampai di antara kami menyisakan
makanan atau pun minuman, supaya Wildan tidak makan dan
minum sisa kami. Kami sungguh tersentak. Mungkin lewat Wildan
Allah mengingatkan supaya kami tidak berlebihan dalam makan-
makan. Kini kebiasaan Wildan tidak kami anggap sebagai suatu
kerakusan, namun suatu peringatan.

Apa Kata Mereka?

Agung Zainul Muchtar, Rina Arliny, Reza Praditya Yudha dan 23


lainnya menyukai ini.

Arya Raya D !

Aye R. Danubrata Bu Frid... Dalam satu riwayat (sory


lali perawinya) disebutkan dalam seporsi nasi Alloh

Frida Kusumastuti 16
Belajar sebagai Manusia 2014

menurunkan berkahnya pada sebutir nasi1... Kita ndak tahu pada


butir yang mana berkah itu adanya.. Itulah sebabnya kita
diharuskan menghabiskan makanan kita.. Agar memperoleh
keberkahan dari yang kita makan...

Roy Wirawan Khoe Sama, aku kalau minum selalu


kutandaskan. Apabila bertamu suka ditanya: "Masih
haus?" Padahal itu kebiasaan belaka . . .

Frida Kusumastuti Roy Wirawan Khoe,......kami bilang


mubazir...karena sisa tamu pasti kita buang, bukan?
Mending dihabiskan ya Roy. Tuan rumah juga pasti
senang.

Roy Wirawan Khoe Tapi di beberapa daerah bisa


dianggap tidak sopan, di Batu biasanya aku akan buru-
bur bilang: "Maaf, cuma kebiasaan, bukan minta
minum lagi." :-)))

Farrah Juga Aqyuu Waaahh...kalau saya-kami- dirumah


memang harus begitu bu. Kalau makan piring harus
bersih. Minum harus habis (kalau bertamu pun
demikian).Selain takut mubazir juga ada istilah yang ditekan kan
keluarga. saya "sebutir nasi yang kau makan=setetes keringat
orang yang menafkahimu". Jadi Wildan memang sudah tepat
dan okee...dengan cara dan gayanya sendiri...

1
Sebenarya, redaksi haditsnya bukan tentang nasi. Di dalam sebuah riwayat
dikatakan,Sesungguhnya setan bersama kalian dalam segala keadaan, sampai-
sampai setan bersama kalian pada saat makan. Oleh karena itu jika makanan kalian
jatuh ke lantai maka kotorannya hendaknya dibersihkan kemudian di makan dan
jangan dibiarkan untuk setan. Jika sudah selesai makan maka hendaknya jari-jemari
dijilati karena tidak diketahui di bagian manakah makanan tersebut terdapat
berkah. (HR Muslim no. 2033 dan Ahmad 14218). Ed.
Frida Kusumastuti 17
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (4)

Aku sungguh malu jika mengingat diri sebagai anak. Ini soal
kepatuhan pada orang tua. Seringkali bila diutus (disuruh) ibu atau
bapak, aku bilang Injih, sekedap (iya, sebentar). Artinya perintah
atau permintaan orang tua itu tidak selalu aku laksanakan atau
penuhi. Aku malu karena sekarang melihat hal yang sebaliknya pada
Wildan. Dia tidak pernah diperintah dua kali. Dalam keadaan apa
pun kalau kami minta tolong, dia akan bilang Iya dan langsung
beranjak dari urusannya untuk penuhi permintaan kami.
Subhanallah.

Saat dia nampak asyik dengan laptopnya, kalau aku atau


ayahnya bahkan adiknya bilang, Kakak tolong tutup pintunya. Dia
akan langsung beranjak menutup pintu. Saat tidurnya nampak
masih lelap dan kami bangunkan, Wildan, ayo sahur, dia langsung
buka mata dan bilang, Iya sambil berdiri dan segera cuci muka,
handukan, dan kemudian sisir rambut, baru ambil piring. Usai
makan, kami titip piring kotor kami, Wildan...titip yaaa. Tanpa
banyak perlawanan, dia akan bawakan piring kami. Begitu pula bila
kami minta tolong, Wildan, tolong buangkan ini di tempat
sampah. Dia cukup menghentikan langkah dan menerima
bungkusan plastik yang harus dibuang ke tempat sampah. Saat aku
di dapur, dia di ruang tengah entah sedang apa, bila kupanggil,
Wildan...tolong ini nak. Akan segera terdengar langkah-langkah
kakinya tergesa datang, Tolong letakkan sendok kering ini ke
tempatnya. Dan dia akan segera lakukan itu.

Frida Kusumastuti 18
Belajar sebagai Manusia 2014

Kami begitu terharu dengan perilaku altruisnya itu. Dan


sungguh aku jadi malu pada diriku sendiri karena suka menunda
pemberian pertolongan dengan bilang, Iya, sebentar.

Apa Kata Mereka?

Maya Asmayasari, Azam Jauhari, Adhi Godil dan 19 lainnya


menyukai ini.

Infar Aroeboesman Pengutan positif dalam motivasi


ini berguna, makin disebarkan saja, insyaAllah jadi
jalan untuk refleksi..

Nur Salamah Kepatuhan seorang anak tentu adalah


buah dari kehebatan cinta orang tua dalam mendidik
mereka....

Hakimuddin Aljunnah Coba di tingkatkan


perintahnya dengan meminta anak untuk menghafal
surah Al Mulk atau salatnya harus selalu berjamaah
dan setor pada bunda. Anakmu bukan milikmu, mereka adalah
putra-putri sang hidup,yang rindu akan dirinya sendiri, mereka
lahir lewat engkau tetapi bukan dari engkau, mereka ada

Frida Kusumastuti 19
Belajar sebagai Manusia 2014

padamu tetapi bukan milikmu, berilah mereka kasih sayang tapi


jangan berikan pemikiranmu,.....

Rusdi Zulkarnain Setiap orang tua mendambakan


anak yang cepat DATANG sebelum DIPANGGIL, dan
cepat MENGERJAKAN sebelum DIMINTAI TOLONG ....

Baroya Mila Shanty Kalau aku menjawabnya dengan..


siktala..sampai aku dijuluki 'Baroya Siktala' oleh
(alm) Bapakku..ha3x..

Dyah Werdiningsih Kak Wildan sumber inspirasi


bahkan sumber pengetahuan bagi kita semua....
Selamat idul fitri ya... mohon maaf lahir batin

Frida Kusumastuti Rusdi Zulkarnain ....betul


Bapak...dan saya malu sekali mengingat sebagai anak,
saya sering tidak tepati panggilan orang tua.

Husnun N Djuraid Anak saleh, investasi dunia akhirat


yang tak ternilai ...barakallah, salam saya buat Wildan

Frida Kusumastuti 20
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (5)

Tiba-tiba aku berhitung, apa yang sudah anakku Wildan


peroleh dari hidup ini? Setiap hari dia jalani kehidupannya yang
monoton dalam pandanganku. Bangun pagi, dia kerjakan
tanggung jawab yang dikonstruksinya sendiri. Mematikan semua
lampu, membereskan segala peralatan tidurnya, cuci muka,
menyisir rambutnya, mengecek laptopnya. Lalu menunggu adik
yang sibuk menyiapkan sekolah, ikut antar adiknya sekolah, belanja
denganku, mandi, sarapan. Kemudian menyapu seluruh lantai,
bersiap-siap sekolah, dan berangkat sekolah dengan riang.

Pulang sekolah, dia akan simpan kotak dan botol bekal


sekolah di dapur, dicuci sendiri. Ganti baju rumah, lalu buka laptop
kembali, main beberapa program game atau menggambar. Jam 16-
an dia mandi. Lalu bermain sendiri di jalan kompleks atau sekitar
rumah. Jelang Magrib, dia kembali buka laptop. Lalu makan malam
dan buka laptop lagi. Sesekali kami ajak dia keluar rumah, entah cari
sesuatu ke toko atau berkunjung ke rumah teman. Jam 21-an laptop
diberesin, kabel digulung, semua disimpan dengan rapi, lalu dia
siap-siap tidur. Seperti itu keteraturan yang dijalaninya.

Semua itu selalu menjadi banyak dugaan di benak kami.


Apakah dia bahagia dengan semua itu? Namun, bukankah wajahnya
selalu berseri-seri? Tidurnya begitu damai. Sungguh sering kami
bertanya-tanya, namun dia yang multi tafsir itu akan melenggang
seolah tanpa beban. Alangkah nampak sederhana hidup ini
dijalaninya.

Malang, 20 September 2012

Frida Kusumastuti 21
Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Lelyana Nilasari, Apriyal Fakih, Aiek ESthreem Adv, dan 35 orang


lainnya menyukai ini.

Amriaty Purnomo Bukankah kita sudah sepatutnya


belajar banyak dari apa yang Kak Wildan jalani

Sari Di Sini subhanallah.....

Pzrihaphnies Green Ah.. Ternyata saya harus belajar


banyak dari kakak Wildan ya.. Selama ini selalu
dipusingkan dengan kehidupan yang kelihatannya
ruwet dan ribet. Ternyata life is so simple jikalau kita melihatnya
dari sudut pandang yang lain ya bunda.. Makasih bunda atas
notenya yang begitu mencerahkan

Somad 'ya' Achmad Seperti semua orang hidupnya


monoton jadi semua mahkluk Allah akan hidup secara
monoton. Wildan juga manusia pasti merasakan apa

Frida Kusumastuti 22
Belajar sebagai Manusia 2014

yang sedang kita semua rasakan. Dia bahagia...lebih bahagia dari


anak yang lain karena memilki orang tua yang pengertian dan
penuh kasih sayang

Frida Kusumastuti Yup....tanpa kita sadari,


sebenarnya hidup kita juga monoton. Pagi pergi kerja,
pulang, becanda dengan keluarga, fesbukan, tidur,
bangun....kerja lagi.... Kalau Widan bahagia, mestinya kita juga
bahagia. Selamat pagi rekans. Semangat!

Asdar Muis jika kita merasa mapan, monoton bukan


hal salah

Fardini Sabilah Mengerjakan tanggungjawab dan


konsisten dalam melakukan terus tidak semua anak
bisa,..kelebihan itu dia miliki dan pasti Wildan bahagia
dapat melakukan itu.semakin hari pasti semakin banyak
kelebihan kelebihan lain.God bless him by day and night..

Frida Kusumastuti 23
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (6)

Lukisan-lukisan karya anakku Wildan bisa ditafsirkan banyak


versi. Kita tidak bisa bertanya kepadanya saat ini apa makna lukisan-
lukisannya itu. Namun, aku tertarik dengan lukisan-lukisan manusia
yang menjadi obyek paling banyak. Manusia dalam lukisan Wildan
mengeksplorasi banyak wajah. Bahkan lukisan abstraknya juga
menyimpan gambar sebuah wajah dengan ekspresi yang datar,
dengan mata yang selalu terbuka lebar. Ya, semua gambar wajah
selalu dengan mata yang terbuka lebar. Apakah dia mengingatkan
kita akan pentingnya melihat? Mengamati? Hidung juga merupakan
obyek yang selalu ada.

Aku jadi teringat kebiasaannya yang selalu mencium kue


atau makanan yang diberikan. Kalau cocok dengan penciumannya,
dia akan ambil. Kalau tidak cocok, dia letakkan kembali hidangan itu.
Telinga adalah salah satu obyek yang tidak selalu muncul. Aku tidak
berpikir negatif untuk mengatakan bahwa dia tidak mau
mendengar. Namun, obyek dengar itu bisa jadi isyarat dia
mengalami gangguan dengan pendengaran. Lalu mulut dalam wajah
lukisan Wildan selalu dalam keadaan terkatup. Apakah artinya dia
tidak suka banyak bicara? Selain ekspresi, kebanyakan Wildan
menggambarkan manusia yang tunggal. Sendiri. Aku merasakan
dunia sunyi dalam dirinya. Namun anehnya, wajah yang selalu
melihat dengan sempurna, penciuman yang tajam, telinga yang
kadang tiada, dan mulut yang terkatup itu selalu diwarnai dengan
cerah ceria. Dengan warna-warna kontras yang memesona. Adakah
dunianya selalu ceria? Adakah itu artinya dia bahagia dengan hiruk-
pikuk dunia sunyinya?

Frida Kusumastuti 24
Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Arfan Fahmi, Rassey Cast, Akhmad Honda dan 22 lainnya


menyukai ini.

Roy Wirawan Khoe Nyatanya, dalam dunia yang hiruk


pikuk, beberapa orang merasa sunyi__sendiri. Nice
diary. Selamat pagi Frida

Pzrihaphnies Green selamat pagi bunda, happy


monday morning dan met aktivitas lagi. Alangkah
beruntungnya dik Wildan dengan segala kekurangan
dan kelibihanya sering merasa bahagia akan hidup ini. Banyak
diantara kita sendiri yang sepanjang perjalanan kehidupan ini
tidak pernah sedikitpun merasa bahagia dan tenang. Maka
bersyukur adalah berserah diriitu yg terpenting. Sebuah note
yang menggugah di senin pagi ini.

Arfan Fahmi Ada sebagian manusia yang normal pun


merasakan apa yang dirasakan Wildan. Merasakan
kenikmatan dalam kesunyian dibandingkan dunia
yang hiruk pikuk ini. Sebenarnya pas dulu saya liat wildan saya
sangat tertarik dan pengen dekat dengan wildan, pengen tau sisi
lain dunia ini yang belim saya tahu....tapi kesempatan belum ada
sampai saat ini. Mungkin lain waktu kalau saya main ke Malang
ada kesempatan untuk langsung dekat dengan wildan. Nice
share ibu....rangkaian katanya MANTAPP
Frida Kusumastuti 25
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (7)

Mandi adalah kegiatan yang paling disuka oleh anakku


Wildan. Tidak perlu dua kali menyuruhnya. Bahkan jika kami bilang,
Hmm...badan kakak bau, dia akan bersegera ke kamar mandi,
cebur-cebur, mantab sekali. Terdengar dari luar seolah air itu akan
dia habiskan sampai ke sumur-sumurnya, hahaha (Padahal kami
tidak punya sumur). Aku paling suka saat melihatnya usai mandi.
Wajahnya segar sekali, seolah setiap partikel air mampu mengisi
pori-pori wajahnya yang paling kecil sekali pun.

Air, bagi anak penyandang autis seperti Wildan sepertinya


sangat menyenangkan. Salah satu indikasi autisnya dulu adalah dia
bisa berjam-jam menatap air yang mengalir. Entah apa yang
dipikirkannya. Wildan juga betah berjam-jam di kolam renang
hingga bibirnya membiru. Kalau kami antar berenang, dulu dia bisa
bertahan 4 jam, itu pun karena kami yang memaksanya untuk
segera keluar dari kolam renang. Dia sih tidak bisa berenang, tapi
dia suka berlari-lari di kolam renang atau bersantai-santai
membenamkan pantatnya di ban terapung. Akhirnya kami pun
menjadikan air sebagai salah satu bahan terapi. Kalau dia rewel
yang tidak jelas sebabnya, kami suruh saja mandi. Usai mandi, dia
seolah lupa dengan hal yang membuatnya rewel. Rekans, rasanya
ada korelasinya kan mengapa kita disarankan berwudhu saat
marah? Dan ingat lho, berwudhu mesti pakai air

Frida Kusumastuti 26
Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

LaLa VheyLoo, Starlita Dasuki, PRclub Umm dan 30 lainnya


menyukai ini.

Anggia Murni Darussalam Kecuali darurat bu...boleh


tayamum kan?

Eka Hamz Bisa pakai debu bu kalau


darurat...:):):)

Frida Kusumastuti 27
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (8)

Apakah pendengaran anakku Wildan itu tidak pernah


istirahat? Pertanyaan besar yang menjadi pembicaraanku dengan
ibu pagi hari kemarin. Ibu menginap di rumah kami dan selalu heran
karena televisi di rumah kami lebih sering hidup daripada mati,
walaupun tidak ada yang menonton. Kondisi ini sudah bertahun-
tahun. Setiap tidur di rumah kami, ibu selalu berusaha mematikan
televisi saat Wildan sudah tidur. Tapi, ibu sungguh tak habis pikir
(sama dengan kami); setiap televisi dimatikan, tidak beberapa lama
Wildan akan terbangun, lalu dia ambil remote dan menghidupkan
kembali televisi. Tidak berapa lama dalam hitungan menit bahkan
kadang detik, dia akan kembali tidur. Nampak pulas benar seolah
tidak baru bangun.

Begitulah. Setiap ibu berada di rumah kami, ditunggunya


Wildan tidur sampai nampak pulas benar, lalu televisi dimatikan.
Tidak menunggu lama, Wildan terbangun dan kembali hidupkan
televisi hiks..hiks. Begitu pentingkah pendengaran sehingga dalam
tidur yang pulas pun indera pendengaran Wildan tidak ikut tidur?
Filosofi jalanan sering menginterpretasi keadaan manusia.
Katanya, Allah menciptakan mata dan telinga dua untuk
mengingatkan manusia bahwa lebih baik banyak menggunakan
mata dan telinga daripada mulut yang hanya satu. Lihat dan
dengarkan, jangan terlalu banyak bicara.

Frida Kusumastuti 28
Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Indah D Cahyono, Muherni Asri Utami, Camelia Afnan dan 25


lainnya menyukai ini.

Frida Kusumastuti Retno Prabowo ...masih suka


channel yang dulu dia. Tapi sekarang juga suka
dengan channel lokal yang memutar lagu-lagu
nasional hehe

Rina Arliny Unik ya, mbak... Ikut gak habis pikir, kok
bisa? Btw adakah tayangan favoritnya?

Frida Kusumastuti Rina Arliny .....sebenarnya, dia


tidak pernah benar-benar nampak melihat
tayangannya, say. Kulihat matanya tidak pernah
menatap layar TV. Tapi ya itu, dia suka dengan salah channel .
Bahkan kalau kami pindah saat dia tidur, dia akan terbangun dan
mengembalikan ke channel tsb.. Andai RCTI mau menjadikannya
bitang iklannya hahaha

Uphie Mashar sama seperti bapak saya, kalo tipi


dimatikan pasti bakal bangun walaupun pas dimatikan
beliau udah ngorok maksimal. Kalau ada beliau
dirumah, tipi gak akan mati sampai fajar menjemput.. :)))

Frida Kusumastuti 29
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (9)

Saat anakku Wildan sakit, dia tidak suka diperlakukan


manja. Dahulu saat habis khitan (sunat), dia tidak mau kami temani
tidur. Dia pun tidak mau kami merawat luka khitannya, melainkan
dia sendiri yang mengolesi luka itu dengan obat. Tapi, meskipun
cenderung tidak mau merepotkan orang lain saat sakit, Wildan
cukup perhatian jika aku atau ayahnya yang sakit. Saat ayahnya
sakit, Wildan sering menengok ke kamar. Entah itu memegang dahi
ayahnya seolah mengecek suhu panas ayah atau sekadar menemani
ayah sambil menyabuti uban.

Suatu ketika, aku pernah sakit agak parah sehingga harus


opname 14 hari lebih di rumah sakit. Sewaktu pulang, Wildan selalu
memastikan aku tetap berbaring. Dia akan membetulkan selimutku.
Bahkan aku tidak boleh beranjak dari berbaring. Seperti kemarin,
aku juga tak enak badan. Saat seperti itu, Wildan selalu cepat
tanggap jika aku minta diambilkan minum. Bahkan dia menungguiku
hingga menghabiskan minuman. Bagiku memang itu luar biasa.
Meskipun dia tidak ingin diperlakukan manja saat sakit, tapi dia
perhatian jika orang lain sakit.

Ada sebuah teori yang disebut teori Pertukaran Sosial.


Asumsi teori itu antara lain mengatakan bahwa manusia
berinteraksi karena adanya keuntungan yang diperoleh. Mungkin
bisa dianalogikan, orang yang suka memerhatikan orang lain, dia
juga ingin orang lain memerhatikan dia hehehe...benar ga ya analogi
itu? Andai itu benar, itu tidak berlaku bagi Wildan. Dia tidak
mengharapkan kami memanjakannya saat dia sakit walau dia
memanjakan kami saat kami sakit. (Malang, 15 November 2012)
Frida Kusumastuti 30
Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Starlita Dasuki, Muherni Asri Utami, Aviva Alfan dan 42


lainnya menyukai ini.

Kika Niawati Itulah bentuk kedewasaan Wildan, dia


meniru tingkah laku orang sekitar yang
menyayanginya....:)

Chuswatin Chasanah Bentuk sikap terpuji yang di


tampilkan Allah Swt lewat Wildan melakukan sesuatu
tanpa ingin balasan.

Frida Kusumastuti 31
Belajar sebagai Manusia 2014

2
Kebeningan Hati

Frida Kusumastuti 32
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (10)

Konon anak kecil seperti balita dan batita karena


kebeningan hatinya, bisa mengetahui ketulusan dari hati yang suci
pula. Nah, cerita ini tentang keponakanku nan imut lucu dengan
rambut kriwul. Usianya masih belum dua tahun. Mood-nya naik
turun. Kadang ceria, kadang cemberut, kadang cuek, kadang CPTP
(cari perhatian tebar pesona) gitu deh kalau kami datang.
Tapiiiii....mood itu tidak berlaku untuk kakak Wildan, anakku yang
menyandang autisme. Apa pun keadaan mood-nya, kepada kakak
Wildan dia akan greeting always. Bila kami datang, dia akan sambut
kakak lebih dahulu. Salim sama Kakak Wildan, baru mau salim
kepada yang lain. Cium kakak dulu, baru yang lain. Kalau kakak lagi
tidak berkenan dan menolaknya, dia akan menangis seperti orang
yang sedang patah hati. Nampak nelangsa karena ditolak sang
kakak.

Saat sakit pun, kepada kami dia cemberut dan nampak


lemas. Namun kalau dengar suara kakak atau kelebat kakak, bahkan
bayangan kakak, dia akan senyum sambil memanggil,
Kak...Kakaaaak.... Duh irinya. Entah apa yang dilihatnya dalam diri
kakak Wildan. Namun aku yakin dia melihat kakak dengan mata
hatinya dan merasakan pula kesucian hati kakak Wildan. Walaupun
cuek karena karakteristik autis-nya, Wildan bisa menarik ponakanku
nan imut itu untuk merasakan kedamaian saat bersama. Orang
bilang inner beauty memang memancarkan kasih tak terbatas
logika. Tidak ada iri dengki, tipu muslihat, dan marah dalam dirimu,
nak. Itulah kesempurnaanmu.

Malang, 4 Juli 2012


Frida Kusumastuti 33
Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Reza Praditya Yudha, Evi Lestari dan 26 orang lainnya menyukai


ini

Azza Tupperware Ceritanya sama persis seperti anak


saya bu..... Kalau ketemu kakak sepupunya juga
gitu..... Kemarin pas sakit dirawat di RS lesu banget,
tapi begitu ada Kak Nesa langsung lupa kalau diinfus.......persis
banget sama cerita ibu ini...

Amriaty Purnomo Ibu mendapat amanah yang luar


biasa dari Allah. Saya sering baca tulisan Ibu dan
tanpa sadar akhirnya mengikuti perkembangan dik
Wildan. Banyak contoh baik yang dia berikan ke kita, doa saya
yang terbaik untuk dik Wildan. Always GBU & Fam bu.

Uphie Mashar Jadi kangen kakak, kangen becanda,


tawa, senyum dan ngupasin kacang buatnya di kantor
jurusan sambil nungguin antrian bimbingan
hehehehe.

Frida Kusumastuti 34
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (11)

Kalau anak-anak bertengkar, adik akan banyak cemberut


ketus sekali. Kakak Wildan akan teriak-teriak marah sambil
menuding-nuding adiknya, dan kami akan sibuk merayu adik untuk
mau tersenyum. Suatu kondisi yang sangat menyiksa kalbu!
Uniknya, jika kondisi itu kemudian membuat adik kesal sekaligus
menangis, maka Wildan akan berubah menjadi super duper sibuk
mengambil hati sang adik dengan mengambilkan minuman,
menyeret-nyeret aku atau ayah supaya menenangkan adik,
menciumnya, mengambilkan bantal atau apa pun yang mungkin
(dan kadang ngawur) demi sang adik tidak menangis. Susah bagi
kami sekarang bila mereka bertengkar. Adik sudah sangat jarang
menangis lagi, tetapi malah semakin ketus ekspresinya sehingga
semakin keras pula teriakan kakak dan semakin cepat gerak-gerik
kakak yang menuding-nuding adik. Suasana jadi hingar bingar...duh!

Namun rupanya, kadang itu juga menjadi politik kakak


untuk selalu tampil sebagaipemenang. Dia belajar bahwa teriakan
dan tudingannya itu akan membuat kami membela dia dan
menyalahkan adik. Padahal tidak selalu adik yang salah atas
pertengkaran itu. Di sinilah kami diuji bersikap adil dan sesuai porsi.
Walaupun kakak autisma, untuk hal ini harus mulai diperlakukan
sebagai remaja yang tidak harus selalu dibela. Keputusan ini masih
diuji cobakan.....semoga keputusan yang tepat.

Malang, 23 Juli 2012

Frida Kusumastuti 35
Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Watie Suwito, Roy Wirawan Khoe dan 19 orang lainnya menyukai


ini.

Nihan Werdi Sesulih Benar bu. Kadang, kami justru


membiarkan mereka menyelesaikan sendiri
permasalahannya. Ketika timbul pembelaan diri, kami
tersenyum atas perkembangannya. Ketika pembelaan dirinya
sudah berlebihan, kami hanya mengingatkan "Mas, Dik, maaf..
Ayo sikapnya yang baik, sama-sama minta maaf.." Pembelaan diri
seorang ABK diperlukan untuk kemandiriannya kelak. Awalnya
memang hanya jeritan, lalu berkembang menjadi
mempertahankan milik, mendorong, bahkan pembelaan fisik yang
tidak berlebihan hanya kami kontrol saja.. :) mereka sumber ilmu
yang luar biasa, tanpa sadar, lingkungan menjadi stimulus yang
hebat & natural bagi ABK.

Frida Kusumastuti Mantabs bu Nihan Werdi


Sesulih ...... bisa kami tiru juga cara itu untuk di rumah.
Pada masa kanak-kanak segalanya masih mudah
dikendalikan. Sekarang mereka pada remaja...mulai memiliki
kendali atas dirinya sendiri. Duh!.

Kadang Kadang Sari Semoga mampu meleawati fase


ini... perlakukan sama dan wajar walau dgn ABK maka
akan belajar menjadi wajar (itu saran ortu lain...
sekarang bunda Yessy sedang mendampingi putranya puasa.... -
saya baca wallnya)
Frida Kusumastuti 36
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (12)

Kebahagiaan seseorang yang menyiapkan makanan untuk


keluarga adalah apabila para anggota keluarga menyantap semua
makanan yang disajikannya. Betul gak? Kadang anggota keluarga
yang lain tidak paham bagaimana sedihnya melihat makanan yang
disajikan masih bersisa banyak. Selain sedih juga ribet harus
memanasi atau menyimpannya kembali. Habis-habisin tempat dan
LPG! Hahaha.

Yang paling membahagiakan adalah menyiapkan makanan


untuk Wildan. Setiap apa pun yang kusajikan, hampir tak ada yang
ditolaknya. Dulu pernah rawon menjadi satu-satunya menu yang dia
tolak, tetapi sekarang, semuanya termasuk rawon pun dia mau.
Alhasil, aku pun tidak kesulitan memilih menu untuknya. Ia selalu
nampak lahap dan saat tidak puasa pun dia makan tertib tiga kali
sehari. Padahal, mungkin Wildan tidak mengenal tauladan
Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam yang selalu memakan dan
tidak pernah mencela masakan yang dihidangkan untuk beliau.
Begitu pula dengan almarhum bapakku. Semasa hidupnya,
almarhum tidak pernah mencela dan selalu memakan apa pun yang
dihidangkan ibuku. Kalau kurang asin, bapak diam saja sambil
mengambil garam sendiri. Kalau lauknya kurang, bapak diam saja
sambil menggoreng tempe atau telur untuk dirinya. Pernah suatu
masa, aku menjadi sopir bapak, antar jemput ke kantor beliau
yang berjarak 25 km dari rumah. Waktu pulang kantor, bapak
mengajakku ke warung soto yang terkenal untuk makan. Sesampai
di rumah, kulihat bapak makan lagi. Saat kutanya kenapa, kan baru
makan denganku di warung? Bapak menjawab, Kasihan ibumu
sudah menyiapkan makan, biar bapak makan walau sedikit saja.
Frida Kusumastuti 37
Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Angel Temen Singa, Enny Herawati dan 30 orang lainnya


menyukai

Resi Adi Pratama Terima kasih banyak bu


frida..sebagai lelaki dan calon suami..saya merasa di
beri pencerahan untuk harus bagaimana
kedepannya. Pada intinya kita lakukan dengan penuh keikhlasan
dan cinta kasih..super sekali..

Frida Kusumastuti Rhe Sio Taro .....gampang khan


membahagiakan istri dan ibu?. Salah satunya adalah
santap dan jangan mencela apapun yang

Sari Di Sini beetuuuulllll...... setuju banget... keluarga


kami terbiasa prihatin kali ya.. jadi kalau masak
komen si mbak yang baru,"takut tidak kemakan".
Sebenarnya selera suami dan anak sangat gampang, krn itu saya
malas masak... Krisna yang penting ada sayur tidak berkuah
(rebus kangkung, rebus sawi, rebus bayam/di tumis) dan lauk
(ikan/ayam goreng/bakar) o,ya telur dirajangin sayur sudah tidak
perlu sayur lagi... suami hanya suka lauk dan sambel... Jadi
seenak apapun saya bikin soto 2 lelaki saya tdk menyentuhnya...
tidak ada kreatifitas deh sayanya...

Frida Kusumastuti 38
Belajar sebagai Manusia 2014

Hindun Nh Wow maka nya wildan cepat besar ,


karena tidak pilih-pilih makanan ya ? Tauladan bapak
perlu ditiru. Ada kalanya sudah cape masak, ehhhhh
ternyata uda pada makan diluar. kecewa dehhhhh

Bunga Asmara Kata ayah Iban,jenis makanan itu


hanya 2 Bu...Enak dan Enak Sekali hehehhehhe.
Sealalu senang melihatnya lahap makan,walau jarang
masak xixixi...budhe dirumah pun sudah hafal menu-menu
favorite ayah dan selalu senang memasakkan karena selalu
habis. Kesayangan mertua karena ga pernah menolak apapun
yang disajikan beda jauh sama saya yang pemilih hehehehhe

Frida Kusumastuti Ma'afkanlah Sari, Bunga Asmara


.... wow..keluarga simple duper soal makanan gitu
enak sekali yaaa.... Gak apa deh jeng Sari gak perlu
kreatif..bukannya kita masak memang untuk dimakan, kalau
memang sukanya itu ya gapapa masak itu2 saja haha

Fadhila Abdurrachman Jadi ingat almarhum


abi..Beliau tidak pernah sekalipun mencela atau
menolak masakan mom. Bagi kami semua makanan
itu enak dan enak sekali. Lihat hasilnya padaku kan bu? wkwkwk.

Frida Kusumastuti 39
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (13)

Entah mengapa, anakku Wildan hanya bisa akrab dengan


satu perempuan di setiap lingkungan kami. Satu perempuan selain
keluarga sendiri. Aku ingat waktu kami tinggal di desa kelahiranku.
Saat itu usianya masih 2 tahun. Dia hanya mau akrab dengan (alm)
Noer. Setiap ke rumah Noer, pertama yang dituju adalah kamar
Noer. Kalau Noer melintas di depan rumah, dia akan menangis
minta ikut.

Nah, saat usia Wildan belum 3 tahun, kami pindah ke


daerah Ngijo-Karangploso. Di sana, dia juga hanya mau akrab
dengan Anna. Namun berbeda dengan Noer, dengan Anna anakku
paling suka melihat foto Anna. Setiap hari ke rumah Anna, hanya
memastikan foto Anna yang terpampang di pigura itu terpasang di
ruang tamu. Kalau foto itu dipindah ke tempat lain, anakku akan
ambil dan mengembalikan ke ruang tamu lagi. Begitu seterusnya.

Lalu saat kami di Dau, anakku sudah semakin besar. Usianya


sekitar 8 tahun. Dia hanya mau bermain dengan bu Lasmi. Mereka
saling bercanda. Wildan sangat jahil ke bu Lasmi dan sebaliknya.
Mungkin di antara tetangga kami, bu Lasmi yang pertama kali
bersahabat dengannya. Hanya dengan bu Lasmi, dia mau dicium
atau pun mencium pipi.

Kami tidak tahu mengapa gaya relationship anak kami


begitu kepada tetangga perempuan. Kalau dengan tetangga yang
laki-laki, saya tidak menemukan pola yang khusus. Kadang saya ingin
membacanya sebagai suatu pelajaran; Bahwa seorang anak akan
mengajari kita, bagaimana memilih kawan yang baik. Tetapi,

Frida Kusumastuti 40
Belajar sebagai Manusia 2014

seorang anak juga akan belajar dari kita bagaimana memilih kawan.
Dengan sok percaya diri saya mennyimpulkan, bahwa siapa saja
orang yang membuat Wildan enjoy, itulah orang yang tulus
menerima dia. Ah..... bisa juga kesimpulan saya ini salah.

Apa Kata Mereka?

Amalia Yusna Taufiq, Rumput Liar, Hindun Nh dan 13 lainnya


menyukai ini.

Noordin Djihad tipe setia bu....semoga.

Frida Kusumastuti 41
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (14)

Topik Manusia kali ini belajar dari sikap rendah hati anakku
Wildan apabila aku mengingatkannya. Sebagai anak-anak, eh, anak
remaja, kadang dia juga ada khilaf (Haduh...ini juga menimpa
manusia dewasa ya). Misalnya, meskipun hampir 99% dia pasti cuci
kaki saat masuk rumah setelah bepergian, ada juga saat kulihat dia
lupa cuci kaki. Nah, meskipun dia sudah di depan laptopnya dan
sudah pakai kaos kaki, bila kuingatkan, Kakak, tadi belum cuci kaki
ya? Dia akan langsung beranjak dan bilang, Iya. Lalu dia segera
melepas headset, melepas kaos kaki dan membasuh kakinya. Atau
ketika dia habis bermain dan langsung mencomot makanan, aku
mengingatkan, Tadi sudah cuci tangan? Langsung seketika itu juga
makanan diletakkannya dan dia ke belakang untuk mencuci
tangannya.

Bahkan saat sahur, biasa matanya masih mengantuk,


namun begitu bangun, dia ambil piring. Hanya kubilang, Kakak,
sudah cuci muka? Dia segera letakkan piring, lalu cuci muka dan
dilap handuk, lalu sisir rambut. Baru ambil lagi piring tadi dan
menyendok nasi. Begitulah. Dan yang menakjubkan, tidak pernah
sekali pun kulihat gerakan malas darinya saat melakukan semua itu.
Begitu pula tidak tampak sikap tersinggung atau kesal ketika
kuingatkan dan langsung dikerjakannya. Tidak pula dia merasa
gengsi karena ketahuan tidak melakukan hal baik. Di mataku,
Wildan memberi contoh: Tidak apa-apa diingatkan orang lain. Tidak
perlu tersinggung, tidak perlu gengsi, dan terutama segera benahi
diri. Byuh...Terima kasih Tuhan.

Frida Kusumastuti 42
Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Nur Salamah, Arlyssa Kumala, Miftakhul Lutfi Al Lupeth dan 22


lainnya menyukai ini.

Ayu Agastha Padahal orang dewasa kebanyakan


selalu gerah kalau di ingatkan...kakak wildan memang
contoh yang baik..4jempol buat kakak buu :)

Tia Setiawati Aku suka cerita-cerita ibuk ini. Beneran


buk! kadang aku berfikir bisa kah anakku seperti mas
Wildan? 1 September pukul 16:19

Frida Kusumastuti Jeng Tia Setiawati mas Wildan


khan penyandang autisme... Sebagian memandang
kondisi itu abnormal. Tapi kami menemukan banyak
hikmah dibalik perilakunya, bahkan itu seolah menjadi human
perfect, bukan abnormal.

Tia Setiawati Ya Alloh buk....maaf ya saya gak tahu


kalau ms wildan autis. Aku membaca tulisan ibuk
sampai merinding dan pingin nangis buk...tapi
sungguh!mas Wildan anak yang pintar dan bertanggung jawab..

Frida Kusumastuti 43
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (15)

Masih teringat 8 tahun lalu, saat di mana anakku Wildan


masih agresif, cenderung destraktif, dan tidak hanya menyakiti diri
sendiri, melainkan juga menyakiti orang lain. Hal itu terjadi apabila
dia sedang kesal dan marah, dengan alasan maupun tanpa jelas
alasannya. Terkadang karena permintaannya tidak kami penuhi, dia
bisa mengamuk, membentur-benturkan tubuhnya ke tembok.
Pernah juga kepalanya yang dibentur-benturkan. Kadang dia
memecah kaca jendela atau memecah kaca pintu rumah kami.
Pernah juga karena hal yang sepele. Saat itu dia bermain
busa air. Tampak Wildan berusaha menempelkan busa tersebut di
tembok, namun tentu saja sering gagal. Busa meluncur tidak bisa
menempel. Eh, dia marah, teriak-teriak. Runyamnya lagi, ketika
kularang dia semakin marah dan adik menjadi sasaran kemarahan.
Dia serang adiknya. Bentakanku bahkan tidak juga segera
menyadarkannya. Lalu kudekap Wildan dan kuserahkan tanganku
untuk melampiaskan kemarahannya. Ada 30 lebih luka di kedua
punggung tanganku akibat cubitan dan cakaran Wildan. Beberapa
masih membekas hingga kini. Kemarahan Wildan lambat laun
mereda. Hal yang sama sering juga dilakukan ayah. Diberikan ayah
punggungnya sebagai pelampiasan kemarahan Wildan. Yah, itu 8, 9,
atau 10 tahun yang lalu. Kini dia sudah sangat berubah. Wildan
sudah bisa mengendalikan amarahnya. Dia tidak lagi menyakiti
orang lain dan dirinya.

Tidak memerlukan waktu yang lama baginya. Hanya 8


tahun, lalu segalanya sudah berubah. Tapi lihatlah aku dan mungkin
rekan yang berlabel manusia normal. Berapa tahun sudah kita
lewati namun kita tetap belum bisa mengendalikan amarah kita?
Frida Kusumastuti 44
Belajar sebagai Manusia 2014

Mengumpat, memaki, menghujat, atau bahkan memukul,


menempeleng, menampar? Aku sungguh malu pada anakku karena
di usia kepala 4 ini masih sering tidak bisa mengendalikan amarah.

Apa Kata Mereka?

Anda, Kartika Apriana, Nabella Azh, Amalia Yusnawati, dan 33


orang lainnya menyukai ini.

Ruru Muhaimin pun kadang FB jadi sarana kita untuk


mengumpat melampiasakan marah seolah kita mau
seluruh dunia tau perasaan kita
*sayaseringlakukanitudanpadakhirnyamalusendiri

Roy Wirawan Khoe Saya tak mungkin bisa


memahami sulitnya masa-masa itu. Saya kagum atas
kekuatan kalian

Frida Kusumastuti Roy Wirawan Khoe ....sebuah puisi


menguatkan kami tentang anak-anak istimewa. Juga
puisi Kamarudin Hidayat: Anak adalah tamu
kehidupan/ Anak-anak adalah anugerah dan sekaligus
ujian/ Mereka membuka pntu keberkatan dan kasih sayang/
sehingga hidup menjadi lebih bermakna......dst.

Frida Kusumastuti 45
Belajar sebagai Manusia 2014

Fandi Wahyudianto Wijayadi subhanallah,,,,smua


pasti ada hikmahnya bunda,,dari Wildan bunda
belajar banyak hal,,salah satunya ttg kesabaran,,dan
kami ini dapat pelajaran juga dari tulisan-tulisan bunda,,inspirasi
juga buat pagi ini,,he9x...tetep semangat bunda, semoga selalu
diberi kesabaran. Allah selalu bersama bunda dan keluarga ^_^

Frida Kusumastuti Ganesca Ruandini dan Fandi


Wahyudianto Wijayadi Tak terbayang seperti apa
"bengis"nya kami andai bukan Wildan yang dititipkan
pada kami :

Roy Wirawan Khoe Dengan cara yang lain tulisan


Anda sudah menjadi berkat buat saya. Karena saya
pun meyakini keberadaan bahwa saya bisa seperti
hari ini, semata-mata karena seseorang juga sudah berkorban
bagi saya. Persis seperti yang dilakukan oleh ayah bundanya bagi
Wildan. Thanx for sharing this inspiring note

Jovani Art Itulah kelebihan ananda Wildan, yang


senantiasa selalu mampu memberi pelajaran kita
untuk selalu sabar.dalam segala hal.

Asdar Muis wow ini sudah masuk tataran naskah


esai/ aku suka/hahahaha/ semua orang bisa "malu"/
sungguh, aku suka gaya esaimu/

Ainur Rochmaniah Hiks.....sammmma, aku malu ke


Wildan

Camelia Afnan bu Frida..kenapa statusnya


mengkicku...malu sama Wildan

Frida Kusumastuti 46
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (16)

Adakah anakku Wildan menanam kebencian pada ayahnya


yang harus berperan antagonis sebaga tokoh jahat? Kadang pikiran
itu muncul di benak walau ayah cuek saja. Katanya selalu, Biarlah
orang menganggapku jahat pada Wildan... hanya aku, Allah, dan
Wildan yang tahu apa yang ada di hatiku. Dan memang Tuhan
Maha Adil. Allah memberi mata hati pada Wildan yang tidak pernah
membenci ayahnya. Tuhan membuatnya tidak pernah dendam pada
ayah. Hal itu terlihat dari kemesraan mereka saat-saat kondisi
tenang dan terkendali. Wildan mbuleeet saja pada ayah. Minta
peluk, minta pangku, atau sekadar iseng menutup mulut ayah,
menyeruduk ayah sambil tertawa, dan kemesraan lainnya.

Seperti juga kondisi setelah lebaran kemarin. Ayah sakit


cukup lama. Selama itu Wildan tidak pernah mengganggu tidur
ayah. Padahal biasanya begitu dia tahu ayah buka mata, Wildan
langsung ambil pinset dan cabuti uban ayah. Pada hari biasa, dia
juga akan menarik-narik selimut ayah untuk segera dilipatnya.
Namun saat ayah sakit, Wildan tidak lakukan itu pada ayah. Begitu
pula di siang hari, seringkali Wildan menengok ayah. Dan dengan
gaya cuek, dia mencium ayah, meraba dahi, lalu pergi, dan menutup
pintu kamar.

Sungguh, dia tidak membenci ayahnya. Seolah Wildan tahu


saat-saat tertentu ayah harus berperan jahat kepadanya demi
kebaikannya sendiri, bukan karena benci. Anak-anak, apalagi seperti
anak autis, Insya Allah tidak mengenal dosa, seolah memiliki mata
hati sebagai penerawang untuk memahami orang-orang yang
menyayanginya.
Frida Kusumastuti 47
Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Nur Salamah, Anna Indrianti Marzuki, Nena Kisnawati dan 24


lainnya menyukai ini.

Ruru Muhaimin Im in a bus on my way to work


reading this makes my Tears running through my
eyes, damn i miss my dad hahaha

Frida Kusumastuti Ruru Muhaimin ...saat kau


mengingat ayah, do'akan

Roy Wirawan Khoe Nice sharing. Demikianlah pria.


Wanita tidak melihat pria menangis, Tuhan yang
melihat air matanya . .

Frida Kusumastuti Roy Wirawan Khoe


...uhuch..uhuck...konstruksi sosial membuat para pria
harus tegar... you are a significant person

Roy Wirawan Khoe I'am not mam. Dulu mantan


pacar saya, yang sekarang jadi istri, pernah bertanya:
"Mengapa kamu menangis setiap ibadah?" Padahal
sehari hari saya adalah pribadi yang riang , , Well, that's keep me
balance. Saya pikir kalau sampai hari ini kami berumah-tangga
baik-baik, salah satunya krn kami pantang curhat ke lain orang.

Frida Kusumastuti 48
Belajar sebagai Manusia 2014

Makanya saya paling ngenes kalau baca orang curhat di status


facebook atau bbm .

Frida Kusumastuti Roy Wirawan Khoe ....very


good....semoga kebahagiaan selalu tercurahkan untuk
keluarga-keluarga kita. Aku suka "hanya Tuhan yg
tahu air mata para ayah"

Roy Wirawan Khoe Did all syster. Keep inspiring us


with your wondering notes.

Frida Kusumastuti 49
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (17)

Ketika Wildan anakku tidak bisa mengendalikan dirinya;


marah dan menyakiti orang lain, setelah itu dia akan tampak sangat
menyesal. Misalnya saat marah, dia mencubiti tanganku atau
tangan orang lain, atau mencubiti punggung ayah. Saat tanganku
atau punggung ayah mulai berdarah, dia akan sibuk meniupnya,
mengusapnya, lalu mengambilkan obat merah, dan berusaha
mengobatinya. Saat dia membuat adiknya menangis, maka dia akan
sibuk mencium adiknya, mengambilkan bantal, mengambilkan
minum, atau apa pun yang terlihat dan dikira bisa membuat adiknya
diam dan tersenyum.

Pernah juga suatu ketika kami bertamu ke rumah teman.


Wildan umeg (tak bisa diam, gerak sana-sini) saja. Akhirnya, dia
menyenggol cangkir minuman. Cangkir itu terguling dan pecah.
Antara merasa tidak enak sama tuan rumah dan ingin memberinya
pelajaran, ayah marah. Dimintanya Wildan membersihkan meja
yang terkena tumpahan air minum. Pecahan cangkir aku yang
membereskan, takut melukai kulitnya. Aduuuh....cepat-cepat
Wildan merayu ayah supaya ayah tidak berekspresi kecewa
padanya. Diciuminya ayah, diambilkannya ayah minuman, lalu
disodorkannya minuman itu ke mulut ayah. Dia nampak sekali ingin
menebus kesalahannya. Dari sini aku yakin, tidak ada manusia yang
bangga atau suka memiliki perangai yang buruk. Pada dasarnya,
manusia tidak ingin saling menyakiti. Namun, seringkali emosi tidak
terkendali. Kalau anak penyandang autis dengan latihan keras dan
terus-menerus pada akhirnya bisa mengendalikan emosi, mestinya
kita pun bisa.

Frida Kusumastuti 50
Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Arfan Fahmi, Mita Selalu Ceria, Dyah Erni dan 41 lainnya


menyukai ini.

Asdar Muis nice!

Baroya Mila Shanty Ga ada sesuatu yang terjadi


dengan sia-sia. Selalu ada hikmahnya..

Frida Kusumastuti 51
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (18)

Belum lewat lima menit setelah kudengar tawa anakku


Wildan, kulihat dia sudah mendengkur dalam tidur. Cepat sekali.
Betul, tidak sekali dua kali kami melihat seperti itu. Berbeda
denganku yang seringkali sulit memulai tidur, bahkan di saat tubuh
sudah lelah dan mata sudah mengantuk pula. Kugali-gali, apa
gerangan yang membuatnya cepat tertidur? Tidurnya berkualitas
lagi. Sungguh aku iri. Apa mungkin karena dia tidak memikirkan apa
pun? Tapi, mana mungkin ada manusia tidak memikirkan apa pun?
Ataukah otaknya itu yang sangat berkualitas dalam mengatur organ-
organ tubuhnya. Otaknya dengan mudah memerintah tombol
off/on segala organ tubuhnya. Begitu harmonis sistem tubuhnya
mengatur kapan harus diistirahatkan dan kapan harus diaktifkan.
Tapi mengapa bisa seperti itu?

Mungkin ini akan tetap menjadi pertanyaan bagiku. Namun


satu hal yang bisa kupetik dari hal ini adalah, dia sepertinya mudah
melupakan persoalan yang telah lewat pada hari itu begitu malam
menjelang tidur. Jadi, nampak dengan ringan dan ikhlas dia
berangkat tidur untuk kemudian esok bangun lagi, menyambut hari
baru dengan hal yang baru. Amboooiii...

Frida Kusumastuti 52
Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Muherni Asri Utami, Reza Praditya Yudha, Emy Sri Purwani dan 23
lainnya menyukai ini.
Eva Dweh Sungguh membuat saya iri
buu...bagaimana caranya mmpunyai cara tidur yang
seperti itu (" _ ") mm
Pranadhe Rosi Anwar Gimana bisa tidur dengan
kualitas yang boleh dibilang"sempurna" kaya gitu
yaaaaa....????
Bintang Manahbiru Lepaskan dunia dari pikiranmu,
dari hatimu, baca syahadat .
Ainur Rochmaniah Sama bu....anak keduaku, juga
gitu....gak ada lima menit, seramai apapun rumah,
langsung ples, kalau sudah waktunya tidur.
Guni Nugroho bu Frida, tidur berkualitas itu katanya
cirinya kita tidak ingat mimpi, dan bangun dalam
keadaan segar meskipun hanya 2~3 jam. Kalau
mendengkur, sy kr tdk berhubungan dengan kualitas tidur bu.
Itu terjadi karena kurang lancarnya saluran nafas, karen aposisi
leher yang tidak sempurna (biasanya karena bantal). itu malah
bahaya lho bu. Asupan oksigen ke otak terganggu. Jangka
panjang bisa kena kerusakan syaraf otak.
Sulicha Matematika menurutku karena otak Wildan
masih bersih, belum terpolusi oleh masalah-masalah
pelik dunia. Berbahagialah mbak Frida masih memiliki
harta anak yang masih suci bersih seperti wildan.
Frida Kusumastuti 53
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (19)

Betapa pun marahnya hari ini dengan seseorang, esoknya


orang yang sama itu seolah menjadi orang baru yang tak pernah
punya masalah dengannya. Begitulah aku melihat karakteristik
anakku Wildan. Aku masih ingat kejadian-kejadian marah, uring-
uringan, dan ngamuknya Wildan pada orang lain. Apakah itu aku,
ayah, adik, pembantu, saudara, tetangga, atau siapalah. Namun
ketika kemudian bertemu lagi di esok hari atau pun di hari yang lain,
Wildan tidak serta-merta marah lagi. Uniknya, hal yang berbeda
terjadi jika dia mengalami sesuatu yang menyenangkan dengan
seseorang. Dalam kasus tersebut, Wildan sepertinya akan selalu
ingat dan ingin mengulang.

Suatu ketika, Wildan diajak bertamu oleh ayahnya ke suatu


tempat. Mereka berkenalan dengan seseorang yang juga sebagai
tamu. Orang tersebut ternyata pandai menarik perhatian Wildan
dengan cara menggerakkan jari-jari tangan seolah berjalan pelan-
pelan menuju lengan Wildan. Sambil melirik dan tersenyum geli,
Wildan menunggu-nunggu tangan itu datang kepadanya, dan akan
benar-benar tertawa saat tangan orang tersebut merambat ke
lengannya. Begitu terus bergantian. Wildan juga lakukan hal yang
sama pada orang itu. Nah, beberapa bulan kemudian, kami bertemu
kembali dengan orang itu. Eh, rupanya Wildan yang memulai
permainan tangan merambat dengan orang tersebut sambil
tertawa-tawa senang sekali. Dan begitu terus setiap ketemu orang
itu. Rekans, enak sekali bukan jika kita gampang melupakan
kejadian yang membuat marah dan selalu ingat dengan kejadian
yang membuat senang? Itulah dia, salah satu manusia spesialku.

Frida Kusumastuti 54
Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

DianaWg n'Hz, SahabatAutisma Malang, Muherni Asri Utami dan


40 lainnya menyukai ini.

Starlita Dasuki SETUJU...! LIKE...!

Camelia Afnan Ini salah satu tulisan spesial yang


kudapat siang ini.

Enda Roses Sebagai orang dewasa terkadang kita


perlu banyak belajar dari tingkah polah dan perilaku
anak"......Mama Frida Salam buat Kaka'
Wildan_______

Enok Yuwanty Hallo Mas Wildan sehat selalu yo,,biar


jadi Wildan spesial buat Wildan Wildan yang
lain..tetep tersenyum mbakyu.

Frida Kusumastuti 55
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (20)

Sering kami bertanya-tanya, apakah anakku Wildan


menyadari bahwa dia sudah tidak akan bertemu om Dolpin,
adikku? Sejauh ini, sejak omnya sakit dan meninggal dunia (14/10),
kami merasa Wildan tidak menyadari alias tidak mengerti dan
tidak berpengaruh pada kehidupannya. Padahal mengingat masa
lalu, saat Wildan kecil dan belum mampu mengendalikan diri, Om
Dolpin sering ketampuk sampur menjaga Wildan di rumah saat kami
berdua bekerja. Tugas om adalah mengawasi pengasuh Wildan
sekaligus ikut mengasuh Wildan. Jadi, tentu hubungan Wildan dan
omnya bisa dikatakan dekat.

Sore itu, kami semua kaget. Kami minta Wildan mandi saat
di rumah ibuku. Setelah mandi, Wildan masuk kamar yang biasa dia
tempati jika harus menginap di rumah ibu. Waktu keluar kamar,
nampak dengan gaya cueknya, Wildan mengenakan sweater om!
Satu hal yang tidak mungkin dia lakukan sebelumnya. Wildan tidak
suka (hampir tidak pernah mau) memakai baju yang bukan miliknya.
Wildan juga tidak suka (hampir tidak pernah mau) mengenakan
jaket, apalagi sweater dengan leher tinggi. Sudah begitu, sesampai
di rumah, dia menyimpan sweater itu dengan cara digantung di
hanger. Tidak biasanya Wildan menyimpan baju dengan cara itu.
Biasanya baju yang telah dikenakan akan dilipat atau diletakkan di
keranjang cucian kotor. Kami bertanya-tanya, apakah Wildan
kangen sama almarhum omnya? Atau apakah Wildan ingin
mengenang om? Entahlah.

Malang, 3 November 2012

Frida Kusumastuti 56
Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Novy Mahdian, Mayanti Sofilia Melicha, Nia Tasry, dan 39 orang


lainnya menyukai ini.

Asdar Muis Wildan juga manusia yang punya rasa/


maaf/ aku terharu/

Pzrihaphnies Green Mungkin Ade Wildan mengenang


Almarhum Om nya dengan caranya sendiri... sungguh
terharu Bunda membaca tulisanya...

Betty Triana itulah ungkapan perasaan Wildan bu..

Fardini Sabilah subhanallah..terharu.com

Khamidatul Azizah Terbayang wajah chubbynya,


Wildanku sayang

Cheria Perwitasari Hhmmm..seperti diri ini yang


selalu kangen ayah dengan mendoaknnya.. semoga
dilubuk hati terdalam Wildan mendoakan om nya
dan semoga ungkapan dari Wildan yang tak terkatakan.. ALLOH
nilai sebagai doa...Amiiinn YRA..

Frida Kusumastuti 57
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (21)

Sejak ayahnya meninggal dunia, satu-satunya anak om


Dolpin, adikku, menjadi sering rewel dan sensitif. Usianya masih 2
tahun. Beberapa ucapannya masih sulit kami pahami. Bikin bingung
sekaligus terenyuh bagi yang lain saat dia rewel dan tidak jelas
alasan atau sebabnya. Maklumlah, selama ini dia dekat sekali
dengan sang ayah. Mandi, makan, bermain, dan nina bobo lebih
sering bersama ayahnya.

Untunglah, sekarang kami sudah tahu obatnya. Suatu


ketika, bajunya sudah basah ditumpahi air mineral. Namun, ketika
baju itu akan diganti oleh ibunya, dia marah, tidak mau dan
mempertahankan baju yang dikenakannya itu. Siapa pun yang
mencoba mengganti, selalu ditampik, malah membuatnya semakin
rewel dan menangis. Saat itu, melintaslah anakku Wildan. Kami
minta Wildan mencium adik sepupunya itu. Sang adik semakin
memberontak, namun ketika dia menoleh dan tahu yang mencium
adalah Wildan, seketika dia diam. Lalu kami kasih kode Wildan
untuk melepas baju adiknya itu. Eh, sang adik diam saja. Akhir yang
manis, dia malah tersenyum saat Wildan menggantikan baju bersih
padanya, hehehe. Sejak itu, kalau anak (alm) om Dolpin rewel dan
tak terkendali, Wildan yang bisa menenangkannya. Padahal,
ekspresi Wildan nampak datar-datar saja. Agaknya adik sepupunya
bisa merasakan kedamaian bila disentuh Wildan walau dengan lagak
cuek beibeh.

Rekans, sementara itu di luar sana, banyak sekali orang


tertipu karena wajah yang lembut. Orang terpedaya karena
perhatian yang luar biasa dari orang lain. Kali ini aku ingin membuat
Frida Kusumastuti 58
Belajar sebagai Manusia 2014

kesimpulan sementara: Bagi jiwa-jiwa yang murni, wajah tidak


selalu mencerminkan hati. Dan bagi jiwa-jiwa yang murni, wajah
tidak bisa menipu kebaikan maupun keburukan perangai. (maaf
kepada filosof Levinas yang memiliki teori Wajah). Qolbu yang bisa
merasakannya.

Batu, 4 November 2012

Apa Kata Mereka?

Reesha Bunda Yasmine, Anshary Lasso, Novy Mahdian, dan 45


orang lainnya menyukai ini.

Novita Mariyana Apalagi anak kecil bu.. Dia tau


mana orang yang benar-benar tulus dan yang dibuat-
buat

Oryza Yanuarsari Benar sekali itu. Saya juga sedang


mengalami ini sekarang. Cuma sedikit berbeda. Anak
lebih dekat dengan kakek neneknya, sebab apa-apa
selalu dituruti. Saat pindah rumah, dia ikut saya. Padahal saya
dimata anak saya dikenal jahat, cerewet, suka marah, ga
perhatian sama anak, males ngurus anak. Namun semua
berjalan lebih baik dan lebih menyenangkan. Anak jadi lebih

Frida Kusumastuti 59
Belajar sebagai Manusia 2014

teratur, lebih disiplin, lebih mandiri, dan mau makan.


Alhamdulillah.

Frida Kusumastuti Oryza Yanuarsari .... semoga anak-


anak lebih memahami bahwa kita sangat mencintai
mereka, meski apapun cara kita menunjukkannya.
Semangat, say.

Sayekti Pribadiningtyas Betul mbak...seramah


apapun orang, kita tau kok soulnya ...kalau kita
sensitif

Ainur Rochmaniah Adik kecil itu merasakan


ketulusan dan keikhlasan mas Wildan. Subhanallah,
s3moga engkau menjadi surga bagi orang-orang yang
mencintaimu, nak....

Frida Kusumastuti Fadhilah, Novita, Ainur :


Yup...anak kecil tiada dosa, merasakan sesuatu
dengan kesuciannya.

Yuyun Irfan Subhanallah ... Wildan yang mempunyai


keterbatasan tetapi mempunyai ketulusan yang
murni ... Muuuuaaach ... Wildan.

Nury Risma Wildan, I love u.. Makin hari makin jatuh


cinta padamu..

Asdar Muis pengajaran yang manis/ bisa bikin teori


baru untuk disertasi/

Frida Kusumastuti 60
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (22)

Betapa susahnya memeluk anakku Wildan saat dia tidur. Dia


akan cepat terjaga saat dipeluk dan kemudian akan mengusir kami.
Padahal aku, ayah, dan adiknya selalu ingin memeluknya! Namun,
kami selalu heran, mengapa jika yang memeluk adalah eyangtinya,
Wildan nampak tidak keberatan? Bahkan kadang Wildan akan
membalas pelukan eyangti. Duh! Bikin cemburu saja.

Agaknya Wildan memang adil dan penuh welas asih pada


orang yang lemah. Eyangti memang nampak ringkih. Walau
sejatinya banyak cobaan kuat yang telah dilalui beliau, namun kalau
dilihat secara fisik, eyangti nampak lemah. Tubuhnya yang kurus dan
kecil pasti membuat Wildan terenyuh. Juga kesehariannya yang
pendiam tak banyak bicara namun banyak berbuat, tidak membuat
Wildan buta untuk membalas walau hanya dengan sebuah pelukan.
Hanya hati yang lembut yang bisa memahami diamnya seseorang.

Batu, 5 November 2012

Apa Kata Mereka?

Nur Wahdaniyah, Ereniku Eruna, Agustina Zubair, dan 25 orang


lainnya menyukai ini.

Khamidatul Azizah Haha, begitu pendek


kebersamaanku bersama Wildan saat itu. Ya saat itu

Frida Kusumastuti 61
Belajar sebagai Manusia 2014

dia masih sibuk sambil bawa kaleng susu. andaikan waktu bisa
diulang.

Frida Kusumastuti Khamidatul Azizah ....jangan


dikembalikan mundur mb Izah...sekarang Wildan
sudah mandiri :)

Khamidatul Azizah Maksudku tetep maju, lebih baik,


tp aku ingin waktu lebih banyak seperti dulu mbak .
Melihatnya tumbuh dan berkembang,
memeluknya....mencubit pipinya, dari dulu aku mbatin, kondisi
Wildan sepertt apapun hati ini selalu ingin
mendekapnya....nggak tahu kenapa.....? mengandung magnet
cinta yang kuat, haha....spesial deh pokoknya...

Frida Kusumastuti 62
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (23)

Kadang, aku dan suami saling salah paham akan suatu hal
sehingga bertengkar. Bahkan pertengkaran itu tidak bisa kami tahan
terjadi di depan anak kami Wildan. Aku sendiri mengira itu tidak
akan berpengaruh banyak bagi Wildan yang autis. Namun, ternyata
dia merespon pertengkaran kami. Saat dia masih kanak-kanak,
kelihatannya saja dia cuek dengan pertengkaran kami. Tapi saat
kami saling diam karena kemarahan, Wildan mencuri-curi
kesempatan untuk kami bisa berdua. Dan biasanya aku akan
didorong-dorong mendekati ayahnya supaya bisa duduk berdua.
Tidak jarang, Wildan juga mengambil tanganku supaya tanganku
memegang tangan ayahnya.

Kini saat Wildan remaja, reaksinya jauh berbeda. Jika kami


bertengkar di hadapannya, Wildan akan teriak lebih keras dari suara
kami! Dia akan ikut marah dan terus marah hingga kami diam dan
pura-pura tersenyum di hadapannya. Anehnya, saat dia teriak,
selalu ayahnya yang diprotes atau diserang. Mungkin memang
naluri anak lelaki. Satu hal yang tidak berubah adalah Wildan selalu
mencarikan kesempatan bagi kami untuk berdua usai bertengkar.
Biasanya saat ayahnya di kamar, aku didorong-dorong supaya
masuk kamar tersebut dan Wildan akan menutupnya dari luar.
Bahkan, kami pernah dikunci dari luar! Hahaha.

Rekans, tiga hal yang bisa kupelajari: (1) untuk berdamai,


Wildan mengharapkan akuibunyayang memulai, (2) untuk
pembelaan, Wildan membela ibunya (pasti ini nanti ayahnya
protes), (3) Setiap usai pertengkaran, Wildan menginginkan kami
berdamai. Dan tentunya yang lebih penting, jangan sampai
Frida Kusumastuti 63
Belajar sebagai Manusia 2014

bertengkar di depan anak-anak, meskipun anak kita ABK. Saat dia


ikut berteriak, aku merasakan betapa sakit hatinya dengan
pertengkaran kami.
Malang, 14 November 2012

Apa Kata Mereka?

Zen Amirudin, Anik Dwi Hariyani, Suhadi Wijaya Karpov dan 46


lainnyamenyukai ini.

Asdar Muis berbahagialah kalian punya Wildan/

Frida Kusumastuti Alhamdulillah pak Asdar


Muis....semoga dia juga berbahagia.

Noenink Nurwening Usmayanti touching heart

Camelia Afnan Waduuuuuuuuuuuuh sering aku


bertengkar di depan ankku bu..haduuuuuuuh kami
aku dan suami bukan ortu yang baik
kayaknya...padahal ortuku mewanti wanti itu pada saat kami
dulu menikah eh gak juga bisa menuruti nasehat
beliau..ckckckckck....

Frida Kusumastuti 64
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (24)

Memberi pengalaman anakku Wildan untuk


berinteraksi/bermasyarakat dengan orang lain membuatku agak
sungkan bagaimana begitu. Sungkan karena khawatir orang
terganggu dengan kehadiran Wildan. Tapi ya bagaimana yaaa...
Awalnya ayah yang getol dan mau repot mengajak Wildan
bermasyarakat. Setiap kegiatan atau kumpul dengan teman-teman
ayah, Wildan hampir selalu diajak serta. Begitu pula akhirnya, aku
berani mengajaknya ke kampus. Awalnya orang-orang nampak pada
serba salah. Perilaku Wildan ada kalanya mengganggu aktivitas
mereka, tapi untuk menegur, mereka tampaknya takut
menyinggung perasaan kami.

Teringat pernah sekali, suatu ketika seorang teman datang


ke kantor. Dia bilang jika Wildan telah membuatnya kaget, sebab
file-file penting di komputernya dipindahkan oleh Wildan ke dalam
folder yang berbeda. Mereka harus mencari lagi file-file itu. Duh!
Saya sungguh tidak enak sekali. Tapi akhirnya, Wildan malah
diterima sebagai tamu tetap di kantornya. Bahkan bisa dibilang
mereka bersahabat.

Suatu ketika teman lain cerita, Dek, tadi Wildan ke


kantorku. Dia nampak kecewa karena di kantor sedang tidak ada
kue. Aku juga bingung. Hanya punya kerupuk satu bungkus.
Kuberikan pada Wildan. Dia nampak ragu-ragu. Lalu
kubukakan...Subhanallah, Wildan membaginya denganku. Mungkin
dia ingin tapi juga melihat kok hanya itu. Jadi dia ambil separo...

Jadi rekans, mengajak Wildan bermasyarakat itu membawa


dua efek belajar, yaitu bagi Wildan sendiri untuk pengembangan
Frida Kusumastuti 65
Belajar sebagai Manusia 2014

kompetensi sosial, sedangkan bagi orang lain juga akan


meningkatkan rasa empati pada penyandang autis.

Apa Kata Mereka?

Anik Dwi Hariyani, Chinend Izhc Antich, Muherni Asri Utami dan 33
lainnyamenyukai ini.

Retno Prabowo Makan krupuk boleh ya mbak?

Frida Kusumastuti Retno Prabowo, kerupuk boleh, bude.


Biasanya penyandang autis harus diet makanan yang
mengandung gluten dan kasein. Adanya di tepung terigu,
susu, dan turunannya. Jadi kalau kerupuknya itu dari tepung beras,
singkong, ga apa-apa. Tapi yang perlu diwaspadai adalah MSG (yang
juga berlaku untuk kita semua).

DianaWg n'Hz Jadi ingat 1st time ketemu Wildan. Sekitar


tahun 2004an. Waktu itu saya magang di kantor jurusan
dengan mbak Khoir. Tiba-tiba baru datang langsung
"nyerobot" komputer jurusan & "beraksi.". Jujur awalnya saya kaget
sekali & agak takut , hehe. Tapi saya juga kagum sekali dengan
aksinya menggunakan komputer. Cuepeettt tapi gambarnya baguzz.
Pernah juga waktu ibu rapat, Wildan nabraki mahasiswa pake kursi
beroda punya kajur. Karena saya & dosen jurusan juga ga berani
menghalau ;B Akhirnya saya telponkan ayahnya, seperti pesan
beliau sebelumnya kalau "ada apa-apa". #Wildan, I'm yourr fan now.

Frida Kusumastuti 66
Belajar sebagai Manusia 2014

Frida Kusumastuti DianaWg n'Hz ....hehehe...maaf mbak


Diana. Saat itu Wildan memang masih 'liar' Jangankan
mbak Din yang baru kenal. Tidak semua anggota keluarga
besarku juga berani 'mengasuh' Wildan. Dulu pembantupun gonta
ganti karena mereka takut dengannya. Sekarang dia sudah relatif
'jinak' tapi kami putuskan hampir dua tahun ini tidak ada pembantu
rumah tangga di rumah. Saya juga ingat, mbak Din yang selalu
waspada memantau supaya Wildan tidak turun tangga. Apalagi
kalau sudah 'mengendarai' kursi pejabat yang beroda hahaha.
Rasanya takut jika dia 'kejungkel' ya? Terimakasih mbak Din.
Sekarang TU tidak perlu mengawasi Wildan lagi jika dia di lantai VI
kantor jurusan. :)

DianaWg n'Hz Ikut bangga lihat perkembangan wildan


sekarang. Meski itu lewat perjuangan yang tidak mudah
tapi indah.

Starlita Dasuki Same with Aidan. Kalau diajak ke luar


rumah, banyak orang yang "mengaguminya" (alias
nontonin karena perilakunya yang istimewa) he.....
SahabatAutisma Malang Salut bu,..... Sebagai ortu
Autisma kita adalah orang pilihan, bu... karena tanggung
jawab yang diamanahkan pada kita sungguh luar biasa.
Adalah tugas & kewajiban kita sebagai ortu bu untuk membimbing
& mendidik anak kita.... dan sebagai ortu Autisma, kita juga punya
hak untuk turut serta mendidik lingkungan sekitar (masyarakat) agar
dapat ber-empati serta bersosialisasi dengan Autisma. Tetap
semangat ya bu,....

Fardini Sabilah Bisa dari segala rasa jika dekat dengan


Wildan. Sahabat, anak, penghibur kala suntuk, atau apa
saja yang penting tulus.
Frida Kusumastuti 67
Belajar sebagai Manusia 2014

Lautan Kesabaran

Frida Kusumastuti 68
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (25)

Lagu nasional diciptakan oleh komposer-komposer


Indonesia yang luar biasa. Mungkin itu mulai tidak disadari oleh
remaja-remaja kita. Syukurlah, anakku Wildan adalah salah satu fans
lagu-lagu nasional, misalnya Padamu Negeri, Rayuan Pulau Kelapa,
Indonesia Tanah Air Beta, Satu Nusa Satu Bangsa, Gugur Bunga,
Desaku Yang Kucinta, Indonesia Raya, dsb. Bila sedang rewel,
ketika kami mendendangkan lagu-lagu tersebut, maka rewelnya
sejenak berhenti. Kalau lagunya habis, ya rewel lagi hehe. Jikalau
listrik padam di malam hari, terpaksa kami bergantian menyanyikan
lagu-lagu tersebut, mungkin hingga 5 album kaleee. Selain untuk
mengalihkan perhatiannya saat dia rewel, menyanyikan lagu-lagu
tersebut juga untuk mendapatkan pelukannya, sebab bila aku
menyanyi pasti akan dipeluk dari awal hingga lagu berakhir.
Asyiknya lagi, Wildan selalu minta setiap lagu dinyanyikan dua kali,
tidak boleh kurang dan tidak boleh lebih .

Uniknya lagi bila lagu-lagu itu diperdengarkan via televisi.


Seperti yang kita tahu, bahwa hampir setiap stasiun TV mengakhiri
jam tayang dengan lagu-lagu nasional kan? Nah, kami selalu
terheran-heran karena meskipun sedang tidur, Wildan akan
terbangun saat lagu itu terdengar di TV! Begitu bangun, pertama
yang dicarinya adalah remote controll. Lalu sembari liyer-liyer dia
akan menaik turunkan volume sehingga lagu nasional itu terdengar
mendayu, merendah, dan meninggi seperti dihembus angin,
buuzzzz...... Jadi lagu nasional di TV itu sudah direspon secara
biologis oleh tubuh Wildan hihihi. Coba deh diteliti, jangan-jangan
seperti musik klasik para komposer dunia semacam Mozart atau
Bethoven yang konon mampu membuat seorang janin, bayi, dan
Frida Kusumastuti 69
Belajar sebagai Manusia 2014

balita cerdas jika diperdengarkan secara rutin, lagu nasional kita


mungkin juga punya efek positif secara biologis.

Malang, 8 Juli 2012

Apa Kata Mereka?

Rhe Sio Taro, Erna Kurniawati dan 36 orang lainnya

Adhip Fanani Kasduri Yang tanpa disadari efek dari


ucapan dibawah alam sadar kita. Seperti halnya doa
yang mudah terkabul. Kata-kata adalah doa. Lagu
Indonesia Raya, Indonesia Tanah Air Beta, Tanah Tumpah
Darahku...ya tumpah darahku, jadi jangan heran kalau Indonesia
hingga saat ini slalu ribut/anarkisme. Banyak diantra lagu-lagu
populer yang tanpa sadar dibawah alam sadar para penyanyinya
berefek pada kehidupan pribadinya meskipun penciptanya orang
lain (Betharia, Bams, Kristina,dll).wallahuallam.

Erna Kurniawati Aku selalu salut dan terharu


membaca postinganmu . Darimu , dari Wildan....aku
banyak belajar. Ketika yang lain sibuk pamer dengan
'keberuntungannya', membaca tulisanmu justru selalu membuat
aku termenung. Eureka..akhirnya kutemukan.., kamu orang
'terpilih. Mungkin orang lain akan terus meratapi nasib ketika
mendapat 'cobaan (anugerah?) sepertimu. Tapi dengan caramu,
aku yakin Allah tidak sembarangan memilih orang.. InsyaAllah

Frida Kusumastuti 70
Belajar sebagai Manusia 2014

ketabahanmu dan kasih sayangmu yang tulus pada Wildan,


justru yang akan membawamu ke surga kelak. Demikian juga, si
'putih hati' Wildan, yang tidak punya rasa sombong, iri hati dan
dengki justru adalah calon penghuni surga ..Aalahualam..by the
way ..keep sharing ya..I think I fall in love with you n Wildan...;)

Slamet Makmuri Plus lagu-lagu religi

Mulyono Adi Mbak TV habis itu lagunya aku suka


banget..aku juga suka nungguin..heheee. Ingat jaman
kecilku dulu...Seperti Si Bolang Trans 7....tentram di
hati

Ita Trianita Khoiriah Zaki Bahkan aku sudah lama gak


dengar lagu-lagu itu, dan sekarang harus menghafal
ulang untuk anak-anak didik hehehe

Krisna Megantari Benar bu, dari anak saya lahir


sampai sekarang umur 11 bulan, lagu pengantar
tidurnya adalah tanah airku sama hymne guru, dan itu
ampuh banget buat anak saya, hehehe.... thanks untuk share
infonya bu ...

Frida Kusumastuti 71
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (26)

Masih teringat sejak beberapa tahun yang lalu, bagaimana


usaha adik mengajak kakaknya Wildan bermain. Di satu sisi si adik
membutuhkan teman sebagai sparing partner untuk main-main di
rumah, di sisi lain kakaknya super duper cuek gak peduli (atau gak
bisa) dengan permainan. Tapi ada faktor peluang bagi adik karena
kakaknya cenderung sangat patuh pada perintah adik. Alhasil,
tampak upaya survive adik mengatasi kebutuhan akan partner
bermain, yaitu terpaksa menginstruksi kakaknya! Diajaklah kakak
main sepak bola berdua, diajak main banteng-bantengan, main
petak umpet, main bulu tangkis, voli dengan bola kertas, dsb.

Kakak yang tidak suka berinteraksi dan bermain bersama


sebagai ciri autisma menuruti ajakan adik. Tapi seringkali di saat
mulai kelamaan, kakak kerjakan semua ajakan adik itu dengan
menangis. Antara tidak berani membantah adik dan sebenarnya
tidak enjoy dengan permainannya. Ah, aku hanya diam membiarkan
mereka selesaikan sendiri urusannya. Aku ingin melihat sejauh
mana rasa empati di antara mereka. Adik kuharap empati dengan
kesulitan kakak untuk berinteraksi, dan kuharap kakak empati
dengan kesepian adik yang tidak ada teman bermain di rumah.
Mereka hanya dua bersaudara, maka harus saling mengisi dan
mendukung.

Frida Kusumastuti 72
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (27)

Ayah paling susah kalau sudah bercakap-cakap. Sudah


dasarnya kalau bicara tidak bisa pelan, eh...anaknya justru tidak
suka ada yang bicara keras, apalagi bila terkesan keras itu sama
dengan marah. Alhasil, ayah harus susah payah menjaga nada
bicaranya dan, bila perlu, begitu bicara harus sering-sering nengok
ke arah Wildan anakku, sambil tersenyum untuk memberi kepastian
bahwa tidak sedang marah hehehe. Cara Wildan memastikan bahwa
ayah tidak sedang marah juga unik; Begitu dengar suara ayah, dia
akan lari mendekat dan seperti seorang wasit, dia siap kasih kartu
merah bila suara ayah meninggi. Kalau ayah marah sama adik
misalnya, Wildan akan ikut marahi ayah! Begitu pula kalau bicara
keras ke mama, Wildan juga akan marah pada ayah! Asyiiiik....dia
menjadi penjaga kami dari suara-suara keras ayah hahaha. Piiiisssss
ya ayah. Makanya latihan bicara pelan-pelan selalu.

Malang, 14 Juli 2012

Apa Kata Mereka?

Tubagus Vicky Fahrezi, Rahmi Siwe dan 22 orang


lainnya menyukai ini.
Baroya Mila Shanty Tidak bisa mama..udah bawaan
orok..ha3x..

Frida Kusumastuti 73
Belajar sebagai Manusia 2014

Frida Kusumastuti Tetap bisa dilatih...bicara lebih


rendah kalo di rumah...demi si nDut sayang hehehe

Dewi Amalia kakak bisa jadi penengah di rumah ya :)

Ken Arok Kalau udah dasarnya sangat sulit sekali


Bu,...... Ibaratnya masuk dalam dunia neraka....
Umumnya yang mayoritas menghormati yang
minoritas, kasihan yg minoritas, sbb kalau bawaan sulit di ubah,
mendingan menciptakan demokrasi dalam sekala kecil, jadi
perbedaan merupakan keaneragaman yang saling
mengasikan........hehehehehehehehe

Frida Kusumastuti waduuuuuh...om Arok ini kok


belain ayah terus siih...?? hahaha...Tiga orang di
rumah suka dengan suara yang rendah vs. satu orang
yang bersuara keras lhoo...secara demokrasi...itu sudah
aklamasi! Hahaha

Frida Kusumastuti 74
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (28)

Semuanya pasti ada hikmah. Contohnya saat lebaran seperti


ini, selalu saja yang jadi pembicaraan kami di rumah adalah soal
mudik, terutama adek (anak kedua) yang sejak dulu bilang ingin
mengalami apa yang dirasakan sebagai mudik. Tapi apa dikata, kami
tinggal satu kota dengan orang tua. Bahkan dua tahun terakhir ini,
kami satu kota dengan kedua orang tua (dari pihak ayahnya maupun
pihakku). Jadilah tradisi mudik memang kami alami tidak seperti
mudik yang lain yang konon seru dalam perjalanan panjang.

Namun, tidak terbayangkan apabila kami harus mudik ke


tempat yang jauh, sebab Wildan punya pola yang akan
menyusahkan bila itu terjadi. Apa sebab? Wildan hampir tidak bisa
tidur selain di rumah sendiri! Kecuali kasus dua tahun yang lalu,
ketika dia malah tidak mau pulang dari rumah ibuk/neneknya.
Pada lebaran tahun ini, saat ke rumah eyang Teu, tidak
sampai dua jam, Wildan sudah rewel minta pulang. Lalu kami ke
rumah bude. Enam jam di rumah bude, dia juga minta pulang. Lalu
hari kedua ke rumah Eyang Ti. Tujuh jam kemudian dia juga sudah
rewel pulang. Koper berisi pakaian yang sudah kami turunkan, dia
bawa lagi masuk bagasi mobil. Seperti kontestan yang kena
eliminasi, kami pun pulang. Bayangkan apabila jarak mudik kami
jauh, berabe susahnya. Yah, semua ada hikmahnya. Ternyata Allah
sudah memilihkan takdir bahwa kami tidak perlu mudik jauh,
sehingga Wildan bukanlah beban bagi kami dan tentu saja Wildan
mengajarkan pada kami tentang home sweet home.

Frida Kusumastuti 75
Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Amalia Yusna Taufiq, Maya Asmayasari, Hariyanto Kenthung dan 10


lainnya menyukai ini.

Hanafi Se Hunter Iya sama anakku juga ingin sekali


mudik... Tapi mudik kemana? Sudah nggak punya kakek
nenek lagi.. hick..

Cukup Neneng Aja Saya sudah 15 tahun tidak


mudik.Saya di pasuruan....rumah keluarga dari ibu di
Sumedang. Ortu tinggal sama saya di pasuruan ibu.
Salam buat keluarga ibu..

Frida Kusumastuti 76
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (29)

Mondar-mandir, mondar-mandir. Dia mondar-mandir di


sekitarku sambil membawa sebelah kaos kakinya, sedangkan yang
lain dikenakan di kaki kanannya, sementara aku memasak di dapur.
Apaan sih Wildan anakku ini? Semula kukira apakah dia lapar dan
ingin segera sarapan? Biasanya sehabis mandi begitu. Bila
masakanku belum matang, dia akan menyapu seluruh lantai dahulu.
Tapi ini kok mondar-mandir saja? Sejenak kuluangkan waktu untuk
bertanya, Apa sih nak? Dia tunjukkan kaos kaki yang
dipegangnya...oooh...bolong! hahaha. Rupanya dia bermaksud
minta tolong aku menjahitnya, namun dia tahu aku belum
selesaikan satu pekerjaan memasak.
Ya...ya...aku jadi ingat dengan pola seperti ini. Wildan
sangat sabar menunggu kesibukanku selesai, baru dia minta tolong
urusannya. Pola itu menyadarkanku untuk harus bisa menahan diri;
tidak meminta adiknya melakukan beberapa hal secara bersamaan.
Meski masih sering lupa, tapi beberapa kali aku tersadarkan. Kadang
kasihan juga sang adik. Aku sering meminta misalnya, Dek buang
sampah ya, lalu setelah itu ini dan itu. Lebih parah lagi bila
kuminta, Dek...lakukan ini, belum tuntas dia menyelesaikannya,
aku sudah menimbunnya dengan permintaan yang lain, Dek...ini
juga. Aduuh! Tolol sekali. Lihatlah Wildan yang sabar menungguku
menyelesaikan satu pekerjaan untuk kemudian membantu dia.
Pola ini sama dengan apa yang dikatakan para psikolog
bahwa anak-anak (atau bahkan manusia) cenderung menjadi tidak
fokus manakala harus mengerjakan dua hal yang berbeda secara
bersamaan. Walau pendapat lain berkata, Wanita memiliki otak
berjalur-jalur sehingga bisa mengerjakan dua hal bahkan tiga hal
Frida Kusumastuti 77
Belajar sebagai Manusia 2014

berbeda dalam waktu yang bersamaan. Beda dengan lelaki yang


otaknya hanya satu jalur. Mana yang cucok untuk rekans?

Apa Kata Mereka?

Nur Salamah, Tedy Kasidi, Lelyana Nilasari dan 21 lainnya


menyukai ini.
Pzrihaphnies Green Assalamualaikum, pagi bunda
dan selamat beraktifitas dan sibuk ria... Wah amazing
ya to be a woman makanya banyak yang ibu-ibu
pekerja di luar rumah tapi sekaligus bisa mengerjakan
tugas-tugas dan kewajiban di dalam rumah juga.... Saluut dan
bravo to para bunda yang berkarir.
Baroya Mila Shanty perempuan itu punya tangan
seperti gurita bunda...bisa melakukan berbagai
kegiatan sekaligus...masak pun bisa sambil
FBan...hahahaha...
Frida Kusumastuti Pzrihaphnies Green dan Baroya
Mila Shanty ...tapiii apakah dengan banyak jalur yang
dimanfaatkan oleh perempuan itu bisa menghasilkan
sesuatu yang maksimal?. Sista Baroya, jangan-jangan
masak sambil FB-an malah jadi gosong masakannya hahaha
Twofic Wy Aku sama dengan wildan... sama-sama laki-
lakinya fokus 1 dulu baru yang lainnya ^_^ wah ibu
yang punya "kelebihan" jadinya belajar sabar ya...
hehehe ^ ^ , terimakasih.
Frida Kusumastuti Twofic Wy ..begitulah
mas....seandainya tak ada si dia, bisa-bisa aku ini
semakin jahat dan tak sabaran.
Frida Kusumastuti 78
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (30)

Menemukan sekolah yang cocok bagi anak sulungku


Wildan pasti melalui proses yang sedikit ribet. Pada usianya yang
jalan 16 tahun ini, kami berniat menyekolahkannya lagi. Seperti
tiga tahun yang lalu, saat kami mencarikannya sekolah inklusi.
Semula, selama empat hari, kami ajak dia di sebuah sekolah
yayasan anak-anak cacat. Namun, selama empat hari itu dia
hanya menangis keras, bahkan sejak saat perjalanan masih di
tiga kilometer sebelum sampai di yayasan itu. Rupanya dia sudah
hapal jalur itu di hari pertama kami ajak ke sana.

Hari ketiga dan keempat kami mengubah jalur yang


berbeda-beda. Begitu sampai gerbang yayasan, dia sudah menangis
dan semakin meraung-raung saat diajak masuk. Para guru memberi
pendapat bahwa anak harus tetap dipaksa masuk, nanti mereka
yang akan tangani. Tapi aku dan ayah sungguh sangat gamang.

Hari kelima, kami mencoba ke sekolah lain. Datanglah kami


ke sebuah SLB yang bangunannya seperti rumah biasa. SLB ini
berdiri tiga lantai dengan ruang belajar yang besar-besar. Lantai
satu untuk sekolah usia dini dan TK, lantai dua untuk sekolah dasar,
dan lantai tiga untuk sekolah menengah pertama. Sedang dirintis
juga kelas sekolah menengah kejuruan. Saat kami datang, siswa-
siswi diperkenalkan dan boleh berbincang dengan kami. Wildan
nampak setengah enjoy, tapi hanya satu jam di sekolah, anakku
mengajak pulang.

Esoknya, kusiapkan tas sekolah yang berisi bekal dan buku-


buku. Ayah mengajak dia lagi ke SLB itu. Sementara aku harus
mengikuti yudisium fakultas. Sekitar satu jam, masuk SMS dari ayah,
Frida Kusumastuti 79
Belajar sebagai Manusia 2014

Alhamdulillah kakak mau sekolah. Begitu datang, dia


menggandeng kepala sekolah menuju lantai dua. Hari ketiga di SLB
aku ikut mengantar. Kulihat Wildan sudah mau berbaur untuk
olahraga dan mengikuti kelas musik. Senangnya...Semoga bisa
bertahan lama.

Apa Kata Mereka?

Anda, Reza Praditya Yudha, Miskari Sp, Kadang Kadang Sari, dan
18 orang lainnya menyukai ini.

Ira Puspita Sari Moga tetap semangat dan sabar


mengantarkan buah hati menuju kesuksesan dan
menjadikan buah hati lebih mandiri untuk menatap
masa depannya yang msih panjang.

Frida Kusumastuti 80
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (31)

Entah bagaimana caranya menahan itu, anakku Wildan


tidak pernah merepotkan jika dia ingin buang air besar. Saat kami
dalam perjalanan panjang, Wildan akan duduk tenang di jok
belakang. Kadang begitu kami berbelok ke pom bensin atau
restauran, bahkan setelah sampai tujuan, barulah Wildan cepat
menuju kamar kecil dan buang air. Sering aku menduga, sejak kapan
ya dia menahan itu?

Begitu pula jika kami harus gantian menggunakan kamar


kecil di rumah. Tidak pernah kualami Wildan menggedor pintu
karena sudah tidak bisa menahan buang air. Dia akan selalu diam
menunggu hingga tiba gilirannya. Sering aku menyesal saat berlama-
lama di kamar kecil, ternyata begitu kubuka pintu, Wildan sudah
menunggu di depan pintu dan cepat menerobos karena sudah
kebelet. Mengapa tidak kamu gedor pintu, nak??? Hal yang paling
mengherankan dari semua itu adalah, kok bisa dia menahan?
Apakah karena metabolisme tubuhnya sangat patuh terhadap
perintah otaknya? Sedangkan aku sendiri sering harus menggedor
pintu kamar kecil karena otak tidak bisa mengendalikan
metabolisme tubuh. Ufh! Ini masih misteri.

Frida Kusumastuti 81
Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Zen Amirudin, Muherni Asri Utami, Wenn Prasasti, dan 23 orang


lainnya menyukai ini.

Asdar Muis Andai Wildan yang jadi pejabat, tidaklah


dia menggunakan kekuasaannya di jalan raya/

Frida Kusumastuti hohoho...betul pak Asdar...dia akan


rela antri dan tidak perlu pengawalan hehe

Frida Kusumastuti 82
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (32)

Kuamati setiap kue maupun lauk yang disuguhkan di rumah,


jika tinggal satu, tidak ada yang mau menjadi penyantap terakhir!
Hal ini unik. Semuanya menunggu, termasuk anakku Wildan, seperti
kejadian semalam. C**** Bakery, oleh-oleh dari seorang kolega
tinggal satu buah. Tidak ada yang mengambilnya meskipun kotaknya
terbuka di atas meja, dan roti itu begitu menggiurkan. Kutawarkan
pada Wildan yang sedang duduk di sebelah meja. Dia menggeleng.
Namun aku tahu, matanya memancarkan rasa tergodanya. Baiklah,
kuambil roti itu. Kulihat Wildan melirik, tapi dia masih bergeming.
Aku buka dan kuambil separuh. Hmm...selai strawberinya meleleh.
Kutaruh lagi separuh ke dalam kotak. Tidak berapa lama, segera
Wildan ambil yang di kotak itu! Hahaha. Selanjutnya, dia tampak
lebih lahap dan cepat menyantapnya daripada aku, tanpa banyak
cakap dan selalu dengan serius. Kisah ini cukup mengusikku dari sisi
kebiasaan yang aneh seluruh cowok di rumah. Mereka tidak
pernah mau sebagai pengambil kue atau lauk yang terakhir. Juga
seorang Wildan yang autis ternyata bisa mengikuti norma para
cowok di rumah. Caranya menahan diri dan liur itu lhooo...

Frida Kusumastuti 83
Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Muherni Asri Utami, Erliza Qkay, Rifda Ikawaty dan 17


lainnya menyukai ini.

Pzrihaphnies Green Wah kok bisa ya bunda punya


kebiasaan seperti itu... Sikap menahan diri dek Wildan
patut untuk dicontoh sepertinya

Frida Kusumastuti Itulah, saya juga heran dengan


kebiasaan itu. Tapi benar salut dengan adaptasi Wildan,
jeng Pzrihaphinies Green :)

Maya Asmayasari Wildan kan "special ordinary boy..."

Frida Kusumastuti 84
Belajar sebagai Manusia 2014

4
Kepribadian Berkarakter

Frida Kusumastuti 85
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (33)

Setiap pagi anakku Wildan mengajarkan keteraturan yang


luar biasa. Begitu bangun tidur, dia segera beranjak mematikan
semua lampu luar rumah. Lalu membereskan tetek-bengek
perlengkapan tidurnya, menunggu yang lain bangun untuk segera
dia lipatkan semua selimut dan menyusun bantal-bantal. Sambil
menungguku siap-siap belanja, dia akan mengecek laptopnya,
membuka beberapa program atau melihat kembali apa yang
dikerjakan hari-hari sebelumnya. Terkadang kalau hawa tidak terlalu
dingin, dia akan menyirami bunga-bunga di taman belakang. Pukul
06.00 WIB acara belanja pun berjalan dengan penuh ceria
bersamanya. Sehabis belanja, dia akan mandi. Aku harus tergopoh-
gopoh menyiapkan sarapannya. Jika lama terhidang, dia selingi dulu
dengan menyapu seluruh lantai rumah, baru sarapan. Atau
sebaliknya, sarapan dulu baru menyapu.

Duhaaaiiiiiiiii.....betapa indah melihat wajahnya yang selalu


berseri-seri. Perasaan kangen segera menyergap manakala jadwal
paginya berlanjut meninggalkan rumah untuk berjalan-jalan di
kompleks perumahan. Sesekali dia bertetangga. Berikutnya adalah
jadwal yang random. Ritual selanjutnya kembali pada saat petang
hari. Begitu mentari mulai sembunyi di ufuk barat, lampu-lampu
rumah dinyalakan, pun lampu penerangan jalan masuk kompleks
perumahan. Usai salat magrib, dia ambilkan aku Al-Quran dan
dengan wajah teduhnya bersila di depanku hingga aku selesai
mengeja ayat demi ayat. Beranjak pukul 20.00-21.00 WIB, kami
semua harus mafhum untuk segera merendahkan suara,
mengambangkan langkah, dan bahkan bila mampu menahan nafas

Frida Kusumastuti 86
Belajar sebagai Manusia 2014

karena dia harus tidur, tanpa berisik. Wajahnya begitu damai. Tiada
keletihan. Tiada kekecewaan pada hari yang telah berlalu.

Kota Batu, 1 Juli 2012

Apa Kata Mereka?

Ririn Fatmawati, Rahmi Hidayati dan 42 orang lainnya menyukai


ini.

Runie Nugrahani Subhanallah

Kiagus M Yasin Rangkaian kata yang bernyawa,


menghisap haru pembaca untkturut bergerak di
dalamnya Bun. Semoga Bunda & keluarga selalu
dalam lindungan Allah, bahagia & sukses dunia akhirat, Amin2 ya
Rabb...

Angelnani Dwi Saraswati Sastroadmodjo keep smile


bu..

Hindun Nh Semoga keluarga mb.selalu


bahagia.besama anak-anak yang berbakti.

Frida Kusumastuti 87
Belajar sebagai Manusia 2014

Ilvit Kelnis Chang love this lovely story....^^

Reza Praditya Yudha what a beautiful life.. :)

Hesi Rochma ibu.....terharu, dan pengen menikmati


suasana keluarga kecil yang bahagia seperti itu..
barokalloh ya bu....:) salam buat dek Wildan dan
adiknya...

Frida Kusumastuti 88
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (34)

Masih tentang pakaian. Wildan, anakku sayang, selalu


memberi contoh kebiasaan yang baik. Kali ini juga tentang
kedisiplinan. Dia sangat disiplin memisahkan mana baju untuk pergi
dan mana baju untuk di rumah. Benar-benar ketat! Tidak hanya soal
memisahkan, tetapi juga soal konsistensi pemakaiannya. Begini,
ketika kami mulai bilang, Wildan, ayuk kita pergi. Dengan cepat
dia segera lepas uniform rumahnya, lepas kaos kaki, lepas syal,
dan segera ganti baju untuk pergi. Uniform rumahnya akan dilipat
dan disimpan di ujung tempat tidur. Lalu kami pergi. Begitu kami
sampai di rumah kembali sepulang bepergian, dia akan segera lepas
baju perginya, dilipat, lalu disimpan di ujung dipan atau bila sudah
kotor seharian dipakai, langsung ditaruhnya di keranjang baju kotor.
Rutinitas selanjutnya, masih mengenakan celana dalam saja, dia
menuju kamar mandi, cuci kaki, lalu mengambil uniform
rumahnya yang tadi dilipat. Dia berpakaian lagi, pasang kaos kaki
lagi, dan mengenakan syal, lalu kegiatan bebas. Mau di depan
laptop, mau ke gazebo, mau hanya duduk-duduk, mau minum, mau
siran-siram bunga, pokoknya bebas, semau dia.

Begitulah ritual Wildan pasang-memasang baju. Menariknya


lagi adalah, walau andaikan sepulang bepergian dia tampak sudah
sangat super duper lelah, bahkan ketika ke mana saja sudah sempat
tertidur di mobil, begitu masuk rumah, maka dia akan lakukan ritual
tersebut. Atau meskipun kami hanya pergi makan ke restauran yang
jaraknya hanya 1-2 km, dia akan melakukan ritual itu. Lepas
uniform rumah menyimpannya ganti baju pergi pulang
lepas baju pergi cuci kaki ganti baju rumah. Bahkan, dulu lebih
ekstrim lagi. Pokoknya asal keluar rumah saja, misal ke tetangga, dia
Frida Kusumastuti 89
Belajar sebagai Manusia 2014

juga akan ganti baju pergi. Sekarang dia sudah mengerti, kapan
harus ganti baju pergi dan kapan tidak, walaupun sama-sama keluar
rumah.
Malang, 12 Juli 2012

Apa Kata Mereka?

Sugiono Sugi, Retno Prabowo dan 15 orang lainnyamenyukai ini.

Roy Wirawan Khoe Tertib dan disiplin , perlu


diasramain . . . Amazing ya . Ada anak
punya kelebihan seperti Wildan di RT-ku. Dia
pintar bahasa Jepang. Belum lama ini ketemu di toko dia tanya:
"Oom, lahir tanggal berapa?" Ibunya menjawab keraguanku:
"Dia akan tebak harinya". Maka beritahu tanggalnya dan dia
memberitahu hari lahirku dengan tepat. matematika atau apa
ya? dia pake math bukan sixth sense.

Frida Kusumastuti Mungkin di kepala anak-anak


sperti itu....hitungan bisa di visualisasikan...sehingga
cepat sekali.

Roy Wirawan Khoe Kalau anak tetanggaku ini suka


menyapa orang, tetapi apakah ke semua orang atau
hanya tertentu, k kuperhatikan . . Apakah Wildan
demikian?

Frida Kusumastuti Wildan cuek dengan orang


lain....paling dia hanya salaman...terus kalau ada yang
"cocok" dia akan peluk orang tsb....gitu.
Frida Kusumastuti 90
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (35)

Sejak memutuskan tidak memerlukan seorang pembantu


rumah tangga, semua anggota keluarga harus diberdayakan untuk
terlibat secara penuh pada urusan rumah tangga, selain harus lebih
mandiri terhadap urusan pribadi masing-masing, seperti; (1) Mama
urusan dapur dan perut, (2) ayah urusan dalam rumah dan
hubungan masyarakat, (3) adek mendapat tugas membuang
sampah, cek kunci di malam hari, dan membantu bila harus siap
berangkat membeli sesuatu di warung pada kondisi darurat. (4)
Sulung tidak perlu diberi job karena ritualnya sudah banyak
membantu semua. Sisanya akan dikerjakan ramai-ramai atau siapa
pun yang merasa sempat.

Pola tersebut memercikkan kisah-kisah menarik. Suatu


ketika, kami mendapati si sulung penyandang autisme sedang
menyetrika semua celana dalam yang sudah mengering di jemuran.
Dia lipat, dia susun di laci baju masing-masing. Lalu saat baju-baju
dari laundry datang, si sulung akan membongkarnya. Dia pilah-pilah
mana baju adik, ayah, mama, dan bajunya. Setelah kegiatan
memilah kelar, dia akan memasukkan masing-masing baju itu ke
almari/laci baju yang berbeda-beda sesuai milik anggota keluarga.
Kadang dia bingung bila mendapati sarung dan sprei karena dua
bahan tersebut bukan milik siapa-siapa, melainkan menjadi milik
bersama. Karena dia jadi bingung mau ditumpuk di sebelah mana,
maka akhirnya dibuatlah kategori sendiri bersamaan dengan taplak
meja, sajadah, dan kelambu. Aku harus menyediakan laci khusus
untuk itu supaya dia tidak bingung. Kegiatan ini menunjukkan dan
meningkatkan perhatian dia pada apa-apa yang menjadi milik
masing-masing anggota keluarga. (Kota Batu, 2 Juli 2012)
Frida Kusumastuti 91
Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Priyo Edane, Vita Lakedishngalam dan 21 orang lainnyamenyukai


ini.

Lalita Hanief Like this bu... keluarga saya juga gak


pernah pakai jasa pembantu, smua anggota punya
tugas masing-masin.. Punya tanggung jawab sndiri
dan pekerjaan rumah dilakukan bersama. Menyenangkan. nilai
positifnya bahwa semua orang di rumah bisa tanggungjawab,
tanpa membebankan semua pekerjaan hanya pada ibu atau
ayah saja. yang penting keseimbangan dalam keluarga. Gak ada
dominasi peran, yang ada ayah tetap jadi pemimpin keluarga. Ga
apa-apa bu, someday juga ibu punya teman cewe (menantu).
hehehe

Wien Hesthi yang sulung itu saya banget bu.


Hanya saja bedanya bukan dari laundry, melainkan
setrika baju-baju keluarga sendiri. hahaha... :D
Kadang juga keliru antara baju ayah dan kakak, karena ukuran
dan modelnya mirip. >_<

Anenditya Puspita Maharani That's obviously great


management !! Saluuut Ibu ..

Frida Kusumastuti 92
Belajar sebagai Manusia 2014

Erna Retna Rahadjeng Alhamdulilah ternyata si


sulung punya tanggung jawab yang tinggi sehingga dia
mulai punya percaya diri akan kemampuannya

Frida Kusumastuti Iya bu Erna Retna


Rahadjeng.....saya sampai tidak kepikiran bahwa itu
membuatnya lebih percaya diri...betul juga yaa. Tks.

Ira Setyowati Bagi tips dong, cara mendidik anak.


Kebanyakan orangtua hanya ingin anaknya cerdas dan
berprestasi disekolah. Namun jarang memperhatikan
bagaimana membentuk akhlak yang baik. Mau dong bu sharring.
Saya punya anak masuk TK tahun ini untuk yang besar dan yang
paling kecil umur 11 bln. Cerita ibu menginspirasi sekaligus
menyadarkan saya bahwa penting sekali selalu belajar jadi
orangtua yang hebat

Frida Kusumastuti mbak Ira Setyowati..dan untuk


semua yang membaca buku saya, Sebenarnyalah
justeru saya yang belajar dari anak-anak saya.
Terutama yang sulung. Walau dia ABK, namun ternyata banyak
pelajaran berharga darinya yang bisa kami ambil. Bukan karena
saya ortu yang hebat, melainkan saya ingin sampaikan bahwa
ternyata anak-anak itu diciptakan sungguh sempurna olehNya.
Begitupula dengan manusia. Oleh karena itu saya lagi belajar
menjadikan "MANUSIA SEBAGAI PARADIGMA" melalui tulisan
ini. Semoga menginspirasi.

Frida Kusumastuti 93
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (36)

Bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri di kalangan


anak-anak barangkali sering luput dari perhatian kita. Di masa anak-
anak masih kecil, seringkali kesalahan anak dengan serta-merta kita
yang tanggung (jawab), termasuk hal sepele yang mestinya bisa
mereka tanggung (jawab) sendiri.

Ah, ide ini muncul di siang hari, Jumat kemarin. Saat udara
panas karena terik mentari yang menyengat, aku berniat
menampung semilir angin di gazebo kecil pojok taman rumah kami.
Tadi pagi, gazebo itu kubersihkan dengan mengganti karpet dengan
bekas banner untuk sementara. Saat tiba di gazebo, rupanya Wildan
mengikutiku di belakang. Lho?! Kaget aku, kok alas gazebo basah?
Padahal tidak hujan? Oo...rupanya Wildan kurang hati-hati saat
menyirami taman tadi pagi. Air dari selang menyiprat-nyiprat ke alas
gazebo.

Sambil senyum kutoleh dia, Oh, tadi kakak siram bunga


ya? Dia membalas dengan tersenyum lebar, lalu lari ke dalam
rumah. Tak lama dia datang kembali membawa kanebo. Tanpa
kuminta, dia mulai mengelap atau tepatnya mengepel alas gazebo.
Sekitar 15 menit pekerjaannya selesai dan lantai gazebo sudah
mengering.

Kuingat-ingat, ini tidak satu dua kali Wildan


mempertanggung jawabkan perbuatannya. Kadang saat dia
menumpahkan sesuatu, dia akan segera membersihkannya. Atau
ketika menjatuhkan tumpukan buku, dia akan segera menyusunnya
kembali. Kalau memakai barang-barang, dia akan

Frida Kusumastuti 94
Belajar sebagai Manusia 2014

mengembalikannya. Dan walaupun sudah sangat lelah serta


mengantuk, setiap kami meminta dia menyudahi game di
laptopnya, dia akan mematikan laptop sesuai dengan SOP, lalu
menyimpan laptopnya dengan rapi. Subhaanallaah...

Apa Kata Mereka?

Agustina Zubair, Dewie Slalu Hepie, Khaerani Masyitoh Rani dan


29 lainnya menyukai ini.

Isda Wardatik Semoga saya belum terlambat untuk


mengajari putri saya dari kecil untuk belajar
bertangung jawab.

Khaerani Masyitoh Rani like this bunda

Frida Kusumastuti 95
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (37)

Meskipun tampaknya cuek, ternyata anakku Wildan yang


menyandang autisma itu super teliti terhadap barang-barang milik
kami. Dia hapal dan bisa mengidentifikasi itu milik siapa, padahal
sungguh dia itu selalu menampakkan ekspresi cuek dan tidak peduli.
Ternyata, dibalik cueknya itu, diam-diam dia merekam dengan baik.

Suatu ketika, saat dia tidak mau pulang ke rumah,


melainkan tinggal dengan ibukku (yangtinya), sudah sekitar 10
bulan; pada suatu malam, tukang ayah yang kerja di proyek
bangunan ada keperluan datang ke rumah. Sambil lesehan di
gazebo samping rumah, dia cerita, Waduh Pak, saya maluuu e.
Kemarin saya ke rumah eyangti ketemu kakak. Dia nunjuk-nunjuk
kaos yang saya pakai. Lalu saya disuruh melepas kaosnya!
Hahaha....soalnya sang tukang memakai kaos (bekas) ayah yang
telah diberikan untuk ganti-ganti saat di proyek. Padahal itu juga
kaos yang sudah lama tidak ayah pakai, bahkan sebelum Wildan
tinggal dengan eyangti.

Saya sudah jelaskan ke kakak, kalau kaos ini sudah


diberikan ke saya....dia tidak mau dengar dan tetap minta saya
lepas. Rupanya Wildan masih ingat bahwa itu kaosnya ayah.
Mungkin jadi runyam kalau kami beli kaos-kaos di Mall yang dijual
secara massal dan kembar. Waduuuh...bisa-bisa kalau bertemu
orang tak dikenal yang pakai motif sama, Wildan akan memintanya
melepaskan kaos itu! Untung belum pernah ada kejadian kembaran.
Rekans, waspadalah...jangan-jangan orang yang nampaknya cuek
pada rekan, diam-diam memperhatikan, hihihihi.

Frida Kusumastuti 96
Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Reza Praditya Yudha, Ekooke Vtree, Linda Yusmina dan 19


lainnya menyukai ini.

Kika Kurniawati artine bu Frida Kusumastuti, teliti


sebelum membeli___

Frida Kusumastuti Iya Kika Niawati ....jangan sampai


kembaran sama orang lain. Bisa-bisa....

Kika Kurniawati Betul itu Bu Frida Kusumastuti,


padahal kan pabrik nggak hanya satu bikinnya, kalau
yang kembar mobilnya gimana ya reaksi mas Wildan?

Nur Salamah Tenang saja bu, anak yang teliti pasti


tahu barang itu miliknya atau bukan walau ada seribu
kembarannya...

Frida Kusumastuti Sejauh ini belum ada pengalaman


itu Kika Niawati...Mobil kembar tapi pernak-pernik
bonekanya khan pasti bedaaa

Frida Kusumastuti Hmmm...absolutlely right sista Nur


Salamah ....Aha..benar juga!

Frida Kusumastuti 97
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (38)

Sebagai mobil yang diperuntukkan macam-macam, mobil


kami sungguh punya jam terbang tinggi. Betapa tidak, mobil
tersebut ya untuk kerja, acara keluarga, antar sekolah anak,
sekaligus acara pibadiku dan suami secara bergantian maupun
bersama-sama.

Yang menariknya adalah rasa memiliki (sense of belonging)


Wildan pada mobil itu. Setiap kami habis keluar rumah, dia akan
teliti barang-barang bawaan kami. Setiap sampai rumah, dia akan
cek semua barang di mobil dan dibawanya masuk rumah. Kadang
nampak dia sangat kerepotan sebab begitu banyak yang harus
dibawa hehehe. Kadang aku sengaja meninggalkan buku-buku atau
map berisi berkas yang berkaitan dengan pekerjaan di mobil, namun
barang itu tak akan lama apabila ada kesempatan Wildan naik
mobil. Buku dan berkas-berkasku itu akan dibawanya masuk rumah
begitu dia turun. Alhasil, kadang aku harus menyimpannya di bagasi
supaya tak terlihat olehnya. Ada plus minusnya sih. Tapi kebiasaan
itu memberikan pelajaran bagiku untuk selalu meninggalkan mobil
dalam keadaan kosong dari barang-barang.

Frida Kusumastuti 98
Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Amalia Yusna Taufiq, Tedy Kasidi, Ayik Deathcore dan 10


lainnya menyukai ini.

Sari Ikut Berduka Ingin memberi nama mobil belum


kesampaian... cuma sering saya minta ma'af kalau
baret atau poldur ngeremnya kurang jadi jedug...
usai mudik saya bilang makasih padanya... hehehe...

Rusdi Zulkarnain HABITUAL ACTION yang baik ...

Frida Kusumastuti Rusdi Zulkarnain Yup...patut saya


tiru pak. Soalnya saya cenderung menjadikan mobil
sebagai "gudang" hahaha

Frida Kusumastuti 99
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (39)

Masih tentang sense of belonging Wildan pada mobil kami.


Ada dalam suatu masa, kami bertukar mobil dengan seorang teman.
Mobil teman itu sebenarnya lebih baik sih. Begitu ayahnya pulang
dengan mobil lain (teman), Wildan nampak tidak berkenan. Dia
ambil kertas dan pulpen, lalu menggambar mobil kami lengkap
dengan merknya. Ayah menjelaskan padanya bahwa mobil Wildan
ditukar sementara dengan mobil yang ada, tapi Wildan tetap
menunjuk-nunjuk gambarnya.

Setiap hari dan bahkan setiap waktu dia mengingatkan kami


dengan menunjuk gambar mobilnya. Hingga sekitar dua hari
kemudian, teman kami datang. Maksudnya ingin silaturahmi (belum
ada rencana menukar mobil). Begitu teman kami masuk pagar,
Wildan menyambutnya. Bukan untuk salaman seperti biasanya,
namun Wildan merogoh saku teman kami untuk mengambil kunci
mobil! Lalu dia cepat-cepat masuk rumah dan mengambil kunci
mobil teman kami. Di depan pintu ruang tamu, Wildan
menyerahkan kunci mobil itu. Sementara sepanjang tamu kami di
rumah, Wildan menyembunyikan kunci mobilnya sendiri hahahaha.

Kebiasaan ini memberikan pelajaran untuk menghargai milik


sendiri dan tidak suka meminjam barang milik orang lain, bukan?

Frida Kusumastuti 100


Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Dwi Rahayu Hernawati, CRystal FLower, Maya Asmayasari dan


15 lainnya menyukai ini.

Sonny Sendu he..he..he..thank my friend

Roy Wirawan Khoe nice story

Frida Kusumastuti 101


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (40)

Beberapa keterampilan Wildan bukan karena kami


mengajarinya, melainkan dia belajar sendiri. Lho kok?! Jadi,
sekitar tahun 1999, saya mendapatkan pengetahuan bahwa ada
beberapa model promp (bantuan) bagi penyandang autis untuk
belajar sesuatu, yaitu fisik, visual, dan modelling. Nah, setelah saya
bersama guru private-nya melakukan observasi beberapa hari,
Wildan termasuk model promp. Artinya, dia akan belajar dengan
melihat orang lain melakukan sesuatu. Orang lain itu sebagai model
bagi dia. Kesimpulan itu semakin kentara benar manakala kulihat
cara dia melakukan sesuatu. Misalnya, saat kami di restoran. Dalam
posisi duduk manis mengitari meja makan, dia bisa melihat dengan
jelas apa yang kami lakukan. Dia akan meniru gerakan salah satu
dari kami. Paling sering adalah meniru gerakan adiknya. Dia akan
memulai makan atau minum jika adiknya juga memulai makan dan
minum. Bahkan gerakan dan caranya pun sama. Jika adik minum
dengan sedotan, dia akan minum dengan sedotan. Jika adik
mengangkat sendok, dia akan angkat sendok. Bahkan, meletakkan
posisi sendok garpu dan gelas pun sama dengan posisi sendok dan
garpu adiknya.

Rekans, apa yang terekam kuat dalam pikiranku adalah


bahwa Wildan belajar melalui keteladanan orang-orang di
sekitarnya. Oleh karena itu, memilih dan mengajaknya di lingkungan
yang sehat itu penting. Sebaliknya, pelajaran ini mestinya
menginspirasi setiap orang untuk berperilaku baik, sebab
kebanyakan anak akan seperti itu. Anak-anak meniru perilaku kita.
Jika kita ingin mengambil bagian sebagai warga negara yang baik,
jika kita meyakini bahwa hidup kita kelak juga tergantung pada
Frida Kusumastuti 102
Belajar sebagai Manusia 2014

perilaku generasi penerus kita, maka tidak ada tawaran lagi untuk
memberi tauladan yang baik pada generasi penerus kita. Anak
sendiri maupun anak orang lain.

Apa Kata Mereka?

Anda, Nur Salamah, Reza Praditya Yudha, Rumput Liar, dan 32


orang lainnya menyukai ini.

Sulicha Matematika nasehat penting, tapi teladan


lebih penting, gitu ya....

Novita Mariyana Betul bu...Di lingkungan keluarga


mungkin kita sudah ngasih contoh yang baik tapi
kadang-kadang lingkungan /teman yang gak
mendukung bu karena anak kan selamanya gak di rumah dan
kita gak bisa mengatur oraang lain sesuai kemauan kita. Balik
lagi butuh kesadaran dari masing-masing untuk menjadi
pribadi yang baik agar bisa jadi contoh ya bu :)

Frida Kusumastuti Novita Mariyana ...yah..memang


sih kita tidak bisa kendalikan orang lain. Maka kita
kendalikan saja diri kita sendiri, say...setidaknya
anak-anak melihat contoh yang baik dari kita dulu. Tetap
semangat yaaa!
Frida Kusumastuti 103
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (41)

Sering karena yakin anak sulungku suka dengan semua jenis


makanan, aku tidak lagi menawarinya, melainkan langsung
menyediakannya. Namun, dua hari lalu, kulihat wajahnya ragu-ragu
mengambil makanan yang kusediakan, walau pada akhirnya dia
tetap mengambil makanan yang ada dan memakannya. Kulihat dia
tidak seriang biasanya saat makan di hari-hari itu.

Kamis minggu lalu, aku sediakan sayur lombok dan ikan


asin. Sayur lombok terdiri atas tempe, tomat hijau, dan santan yang
dibumbui dengan segala macam rempah. Sebelumnya itu termasuk
menu favorit Wildan. Pasangan menu itu adalah kerupuk. Kulihat
saat mau mengambilnya, dia menatapku tanpa sepatah kata. Dia tak
bersemangat menyeduhnya. Jumat, aku sediakan lagi ayam rica-
rica dan kentang, plus usus ayam. Saat mau makan, dia buka-buka
kulkas seolah mencari sesuatu.

Kusapa dia, Cari apa, Nak?

Wildan cepat-cepat menukas, Tidak..tidak, sambil


menutup pintu kulkas segera.

Lalu dia makan tanpa kata-kata. Sabtu sehabis antar adik


sekolah, kuajak mampir di warung langganan kami yang buka pagi-
pagi. Kupesan dua nasi pecel seperti biasa. Satu piring datang,
kusodorkan pada Wildan. Dia menatapku dan tak mau menyentuh
piring itu.

Kutanya, Kakak tidak mau pecel? Dia menatapku dengan


lembut.

Frida Kusumastuti 104


Belajar sebagai Manusia 2014

Baiklah, ini untuk mama ya. Lalu kuralat, Oh Bu, dia tidak
mau pecel...jadi yang satu lagi urap-urap saja.

Saat kupindah piring nasi pecel ke arahku, Wildan diam saja


pertanda dia setuju. Piring nasi urap-urap pun datang dan kusajikan
di mejanya. Dia pun memakannya dengan lahap. Oalah anakku, kau
lagi bosan dengan menu tertentu rupanya, tapi kau tetap saja
memakannya manakala tiada pilihan. Baru ketika ada pilihan, kau
minta aku maklum atas pilihanmu. Sungguh aku takjub dengan rasa
nrimo-mu.

Apa Kata Mereka?

Anda, Starlita Dasuki, Nabella Azh, Reza Praditya Yudha, dan 25


orang lainnya menyukai ini.

Ruru Muhaimin Bahkan sering saya lihat orang-


orang yangg saya kenal ketika disodorin makanan
mereka akan berkata "gak doyan". Dulu waktu saya
kecil saya paling susah nerima makanan. Kemudian bapak
menasehati saya "Darah bangkai babi adalah haram tapi ketika
kita sudah mencibir makanan dan apalagi berkata gak doyan
maka makanan itu haram buat dimakan besok-besok gak boleh
makan itu lagi". Kalimat bapak masih saya ingat sampai

Frida Kusumastuti 105


Belajar sebagai Manusia 2014

sekarang, itu sebab saya tidak mau mencibir makanan.


Harusnya orang-orang yang saya kenal itu juga melihat sikap
bijaksana Wildan ya bu, i learn wisdom from your son too :)

Frida Kusumastuti Waduh Ruuuu...saya jadi takut


nih pesan Bapak Ruru. Betapa banyak akhirnya yang
menjadi "haram". Oke deh, semoga kita tidak lagi
mencibir makanan yang dihidangkan. Kalau tidak mau ya
sudah, diam saja atau ambil dikiiit saja. Nice to share.

Ruru Muhaimin Haha mungkin bapak berlebihan


karena dulu saya terlalu manja sekarang saya jadi
pemakan segala kalo gak suka saya diam saja dan
ambil sedikit, sama seperti wildhan :)

Isda Wardatik Sungguh mulia hati mas Wildan tidak


ingin menyakiti ibu dengan menolak makanan yang
telah disajikan. Benar-benar anak istiwewa yang
Allah berikan pada seorang ibu yang istiwewa. Saya mesti
belajar banyak dari keluarga ibu.Semoga ALLAh selalu
melindungi ibu sekeluarga Aamiin.

Prans Mulyadi Abu hurairah: Slamanya rasul tidak


pernah mencela makanan. Jika beliau suka
dimakannya & jika beliau tidak suka ditinggalkannya
makanan itu.

Frida Kusumastuti 106


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (42)

Kadang tiba-tiba aku ingin bersenandung dan itu biasanya


kulakukan di waktu kosong kegiatan. Walaupun terdengar fals, tapi
di saat-saat seperti itu, suara sendiri yang terdengar di hatiku terasa
merdu. Tak lupa kadang kulakukan dengan ekspresi bak seorang
penyanyi aslinya! Tidak hanya lagu-lagu yang populer, sering juga
keluar senandung lagu-lagu nasional. Kayaknya, aku terbawa
kebiasaan menyanyikan lagu untuk Wildan.

Nah, saat bersenandung itu, kadang aku lupa syairnya.


Padahal, keinginan bersenandung itu tiba-tiba datang dan tiba-tiba
pula datang keinginan untuk menghentikannya sebelum lagu
rampung. Susahnya bila saat-saat seperti itu ada anakku Wildan dan
terdengar olehnya terutama lagu-lagu nasional yang memang dia
gandrungi. Dia akan memaksaku untuk menyelesaikan syair lagu
dengan benar. Kalau tidak hapal, bisa panjang urusannya karena dia
tetap minta untuk diselesaikan. Makanya, aku harus hati-hati
bersenandung bila ada dia. Dan aku pun belajar tentang makna syair
lagu yang harus disenandungkan dengan benar dan lengkap, seolah
memberi pesan bahwa lakukanlah sesuatu dengan benar.

Bersenandung itu tidak boleh keliru. Jangan setengah-


setengah. Harus tuntas. Hal ini sangat linieritas dengan kebiasaan
dia soal mengelap-elap perabotan rumah. Anakku selalu
memberiku pengajaran untuk selalu tuntas pada tugas dan
tanggung jawab.

Frida Kusumastuti 107


Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Anda, Roy Wirawan Khoe, Reza Praditya Yudha, Sari Di Sini, dan
14 orang lainnya menyukai ini.

Perhumas Muda Malang "Lakukan sesuatu dengan


benar, jangan keliru, jangan setengah-setengah, harus
tuntas.." Pengalaman yang sangat inspiratif,Bu
Frida..:)

Kika Kurniawati Bener mama Frida Kusumastuti,


seperti pesan-pesannya orang tua kita dahulu....,
selesaikanlah pekerjaan dengan tuntas, ojo disambi-
sambi seng liyane....efeknya ...yo lupa dan kerjaan jadi
terbengkalai alias ndak bisa tuntas....

Frida Kusumastuti Kika Niawati ....ah ya..ya...nyambi-


nyambi juga tidak baik meskipun beberapa orang bisa
lakukan itu. Benar ga sih, wanita punya beberapa jalur
di otak sehingga bisa kerjakan banyak hal dalam waktu
bersamaan?

Kika Kurniawati Menurutku bu Frida, secara anatomi


sama, beda di jenis kelamin aja. Jalur di otakpun
sama----semakin sering kita asah dan kita manfaatkan
apa yang kita punya---kita akan terlatih dan terampil dalam
menggunakan semua itu....(tidak ada istilah bodoh lho.....BISA
KALAU KITA MAU.....)

Frida Kusumastuti 108


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (43)

Berkali-kali disodorkan tempat bekal makan sekolah ke


arahku, berkali-kali pula kami jelaskan bahwa Sabtu itu sekolahnya
libur. Kusimpan kotak bekal makan sekolahnya. Tidak menyerah,
anakku Wildan menggambar kotak bekalnya, juga botol tempat
minumannya. Kembali disodorkannya ke arahku. Begitu berulang-
ulang dan dia ingin tetap berangkat sekolah di hari Sabtu! Kami
senang karena itu menandakan dia sudah sangat enjoy di sekolah.
Namun, kami kewalahan juga karenanya.

Aku jadi ingat pembicaraan dengan kepala sekolahnya


Kamis lalu. Anak penyandang autis cenderung menghendaki pola
perilaku yang berulang dan akan sangat terganggu bila pola itu
berubah. Aku berpendapat, tergantung kita mau melihat itu sebagai
hal yang positif ataukah negatif. Secara umum dalam pandangan
psikiater, kondisi itu dinilai cenderung negatif. Istilahnya disebut
pola ritual di kalangan penyandang autis. Ada juga yang
menyebutnya sebagai pola perilaku yang terstruktur. Aku sendiri
melihat hal tersebut sebagai kecenderungan positif. Istilahnya juga
berubah menjadi disiplin, bukan ritual. Kurasa akan menjadi suatu
gangguan bila karena pola tersebut, penyandang autis menjadi
mengamuk bila diubah. Kalau tidak, siapa tahu itu memang benar
suatu kedisiplinan. Memang kita perlu jeli memilah, pada saat mana
pola perilaku ritual menjadi gangguan dan pada saat mana pola itu
merefleksikan suatu sikap disiplin.

Frida Kusumastuti 109


Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Danang Wahyu Widjanarko, Ita Trianita Khoiriah Zaki, Tatto Id


dan 25 lainnya menyukai ini.

Rusdi Zulkarnain Saya mempunyai pengalaman yang


hampir sama. Punya adik kandung yang Tuna Rungu
dan dia beristri juga Tuna Rungu. Alhamdulillah atas
kebesaran Allah, dia mempunyai sepasang anak laki &
perempuan yang normal. Alhamdulillah dia sudah punya rumah
dan bekerja di Resto siap saji internasional. Dia bisa hidup
mandiri di usia 40tahunan ini. Allah Maha Besar.

Frida Kusumastuti Pak Rusdi Zulkarnain ....itu


sungguh sangat menginspirasi. Sekolah Wildan juga
melihat anak-anak berkebutuhan khusus yang mulai
remaja harus diarahkan pada keterampilan-keterampilan yang
bisa dia gunakan sebagai bekal kemandiriannya kelak.

Frida Kusumastuti 110


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (44)

Ibuku selalu saja takjub menyadari kenyataan bahwa sejak


kanak-kanak hingga sekarang, cucu sulungnya, Wildan, tidak pernah
terlihat pilek. Begitu pula tidak pernah terlihat di sekitar hidungnya
kotor seperti jamaknya anak-anak bila sedang pilek. Padahal, dia
jago minum air putih, tidak kerasan lama dengan selimut, suka
sekali air saat menyiram bunga dan mandi berlama-lama dengan air
dingin, meskipun pagi atau sore tersebut dingin menusuk tulang.
Aku sendiri juga heran. Jelas kostum khasnya ikut andil; selalu
berkaos kaki dan bersyal jika di rumah.

Sebenarnya bukan Wildan tidak pernah pilek, tapi ada


kebiasaannya saat pilek, yaitu mengeluarkan ingus sekuat mungkin
dengan tisu hingga suaranya terdengar dalam radius sekian meter
hahaha. Saking kerasnya, serasa hidungnya akan ikut copot! Dia
tidak peduli, saat mengeluarkan ingus keras-keras itu, dia sedang di
mana atau ada siapa di sana, bahkan juga bila sedang di restoran.
Kupikir-pikir, itu lebih sopan daripada sentrap-sentrup. Hal yang
sama akan dilakukan Wildan jika melihat sebuah luka di anggota
badan. Misalnya, dia pasti tidak akan sabar melihat duri yang masuk
di kulitnya. Dia akan keluarkan duri itu dengan suatu alat runcing.
Meski berdarah, dia akan tetap segera mengeluarkannya. Ada pun
luka akibatnya, dia tutup plaster dengan obat. Yang pasti, dia
memang selalu mampu menjadi guru kehidupan-ku. Dalam luka
dan sakitnya, dia mengajariku bahwa walau terasa sakit, namun
agar luka itu beres, maka hilangkan saja sumber masalahnya!

Frida Kusumastuti 111


Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Anda, Dyah Erni, Amalia Yusnawati, Sephia Nd Tyum, dan 26


orang lainnya menyukai ini.

Fdwahyudi Yudi Good job Wildan.... =D

Frida Kusumastuti Ddwahyudi Yudi..... Yes. Dia


memang selalu mampu memberikan pelajaran.
Mengajariku bahwa walau terasa sakit, segera
hilangkan sumber sakitnya! hahaha.

Frida Kusumastuti 112


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (45)

Anakku Wildan mesti harus dipaksa-paksa kalau diberi


sesuatu oleh orang lain, seperti laporan gurunya waktu itu. Hari itu
Wildan tidak membawa alat tulis ke sekolah, alhasil dia dipinjami
pihak sekolah alat tulis. Berhubung tidak bawa, Wildan mau
menggunakannya. Waktu pulang, gurunya bermaksud memberikan
alat tulis tersebut untuk Wildan, tapi dia tidak mau. Meski sudah
berusaha dijelaskan bahwa tidak mengapa menerima itu, Wildan
tetap tidak mau. Kejadian seperti ini juga lumayan sering terjadi.

Seorang pembantu rumah tangga tetangga kami juga


pernah cerita hal yang sama. Katanya, Mas Wildan kalau ke rumah
itu lihat-lihat majalah, Bu. Kalau saya tawari kue, dia selalu bilang
tidak..tidak begitu. Kami juga melihat sendiri saat-saat ke rumah
saudara. Wildan suka sekali dengan majalah dan katalog belanja
maupun brosur-brosur yang full color. Setiap ke rumah seseorang,
barang-barang itu menjadi perhatiannya. Dia akan ambil meski
tanpa izin, lalu dibuka-buka. Begitu kami mau pulang, dia
kembalikan lagi barang-barang tersebut ke tempat semula dengan
rapi. Kalau tuan rumah bermaksud memberikanya supaya dibawa
pulang, dia akan menolak. Meskipun dipaksa-paksa, dia tetap tidak
mau. Dia hanya suka melihat, tetapi tidak mau memiliki yang bukan
miliknya.

Aha! Itu kata hikmahnya. Dia suka melihat-lihatnya, tetapi


tidak mau memiliki. Namun kadang aku melihat itu sebagai sikapnya
untuk tidak mau dikasihani. Seperti halnya dia tidak mau lagi
dibantu saat dia bisa melakukannya sendiri. Aku jadi bertanya-
tanya, apakah Wildan tidak ingin diistimewakan? Mungkinkah?
Frida Kusumastuti 113
Belajar sebagai Manusia 2014

Betapa banyak hal yang ingin kutanyakan padanya, namun akhirnya


aku pula yang akan menjawabnya sendiri.

Apa Kata Mereka?

Anda, Arfan Fahmi, Lelyana Nilasari, Reza Praditya Yudha, dan 24


orang lainnya menyukai ini.

Fardini Sabilah Hal yang sama juga sernoga terjadi


selama Wildan berinteraksi di kantor denga saya. Lalu
meskinya kita tanyakan pada diri sendiri dan orang lain
yang sering mengungkap kesal, ^baru pinjam sudah diminta, pelit
begitu sih^. Mungkin yang melekat pada Wildan adalah kalimat
mama ^Kalo pinjam dikembalikan ya^..mmhh..mari kita belajar
darinya.

Hannie Purwandari Barangkali inilah makna


sesungguhnya dari kata "cinta tdk hrs memiliki". Sesuatu
yang bukan miliknya akan dikembalikan dengan ringan
hati, tanpa beban.

Asdar Muis "Ambil tanganku, kuambil tanganmu"...


bukan "Kuambil tanganmu, ambil tanganku./ lebih baik
memberi sebelum menerima/ hehehehe/ maaf, bu/ itu
pemaknaan yang kutarik dari penulisan ibu/ bahwa orang bijak dan
baik itu ya seperti orang yang selalu "memberi tangannya" (sebuah
metafora) sebelum "menerima tangan orang lain"/ memberi jauh
lebih mulia ketimbang menerima saja/ dan itulah Wildan yang tak
mau menerima apa saja karena dia belum memberi .../ thanks/
Frida Kusumastuti 114
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (46)

Aku tidak pernah khawatir Wildan ketinggalan barang


perlengkapan sekolahnya karena dia akan sangat teliti. Terkadang
setelah kami pergi dan berjarak sekitar 100 meter dari rumah, aku
tiba-tiba teringat dan ragu belum memasukkan bekal sekolahnya.
Kuhentikan laju mobil dan memeriksa tasnya, tapi kotak bekal
sekolahnya selalu sudah ada di sana. Ternyata, tanpa kuminta pun,
Wildan sudah memasukkannya sendiri ke dalam tas sekolah. Begitu
juga dengan kotak pensil. Setiap kuperiksa, pensilnya juga tidak
pernah tumpul. Entah kapan dia meruncingkannya? Dulu saat dia
belum sekolah lagi, dia mengamati apa yang harus kubawa kerja.
Tidak jarang dia berlari-lari mengejarku yang sudah di halaman
rumah dan menyodorkan HP-ku yang tertinggal. Suatu ketika, aku
juga sengaja tidak berniat membawa laptop, tapi Wildan
mengejarku di teras dan menyerahkan laptopku.

Rekans, saat berangkat dan pulang bersamanya, aku merasa


enjoy dan tidak perlu khawatir ketinggalan barang-barang yang
harus dibawa. Asyik, bukan? Adakah kita juga berpikir dan bertindak
seperti itu demi kenyamanan orang-orang yang mengantar kita?
Orang yang akan bekerja untuk kita? Atau orang yang pergi bersama
kita? Sungguh, aku sering terhenyak dengan caranya yang
sederhana Itu.

Malang, 21 September 2012

Frida Kusumastuti 115


Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Pzrihaphnies Green, Wokiss YogyaNdaru, Nia Atha, dan 31 orang


lainnya menyukai ini.

Rusdi Zulkarnain Di sekeliling kita adalah ilmu yang


belum tentu diajarkan di sekolah, tergantung kita
mau belajar atau tidak. Semoga kita selalu dapat ilmu
yang bermanfaat. Amin YRA .

Camelia Afnan Bagi saya..setelah sering membaca


tulisan ibu, Wildan adalah human perfect..karena dia
melengkapi kekurangan kita yang sering melabeli diri
kita manusia normal..ALLOH tak pernah salah melimpahkan
rahmat termasuk Wildan.

Frida Kusumastuti Rusdi Zulkarnain...benar pak.


Kuliah kehidupan itu sepanjang hidup...dan ayat-ayat
Allah disekitar kita adalah materi tak terbatas.

Frida Kusumastuti 116


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (47)

Tidak ada yang mengajarinya soal etiket di dalam mobil, tapi


anakku Wildan telah menjalankan etiketnya sendiri yang patut
dicontoh. Walau aku belum menemukan maknanya, etiket ala
Wildan ini bisa menjadi renungan;

(1) Selalu memilih duduk bukan di sebelah sopir apabila ada


penumpang yang lebih tua darinya. (2) Tidak pernah mau mengemil
kue sepanjang mobil berjalan. (3) Hampir tidak pernah tertidur
dalam setiap perjalanan. Matanya akan selalu awas menikmati
jalanan. Siapa yang ingin mencoba menafsirkan etiket ini? Silakan.

Malang, 22 September 2012

Apa Kata Mereka?

Mita Selalu Ceria, Rita Dita Fanani, Evi Lestari, dan 20 orang
lainnya menyukai ini.

Luthvia Hariadji Bu kalau perjalanan jauh apa G


lapar.. Kalau aku G bisa kalau G
ngemil.."""

Frida Kusumastuti 117


Belajar sebagai Manusia 2014

Frida Kusumastuti Luthvia Hariadji ....kalau perjalanan


jauhpun dia tidak ngemil di dalam mobil. Jadi kami
harus istirahat di warung, misalnya supaya dia mau
makan. Kalau minum sih kadang mau dia.

Sari Di Sini Bund, kalau perjalanan jauh apakah bisa


bertahan.. Ma'af sedikit penasaran.

Frida Kusumastuti Sari Di Sini ...kami pernah ke


Jember tahun lalu. Juga ke Banyuwangi dua tahun
lalu. Malang-Jember dan Malang-Banyuwangi, Wildan
tidak tidur sama sekali di mobil. Begitu jg kalau ke
surabaya. Kalau tahun lalu ke Yogjakarta, dia sempat tidur di
mobil.

Bandy Bisma Mungkin adik Wildan menikmati setiap


perjalanannya dan merasa enjoy bu..atau Wildan ada
spirit baru manakala menemukan keadaan baru

Prans Mulyadi Sepertinya Bu, point 1 boleh lah harus


seperti itu, tapi buat kita point 2 & 3 tidak harus
seperti itu. Pembelajarannya buat kita karena kita
usaha kadang mobil rumah keDua katanya. Ya, nama nya sifat
beda-beda.Tapi tetap jempol full buat anak ibu.

Frida Kusumastuti 118


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (48)

Indikasi tidur yang berkualitas antara anak-anak dan orang


dewasa konon berbeda. Jika pada anak, tidur dikatakan berkualitas
apabila anak memulai tidur pada jam yang sama di setiap harinya.
Terserah dia mau bangun jam berapa. Maka tidur yang berkualitas
pada orang dewasa adalah apabila bangun pada jam yang sama di
setiap harinya. Terserah dia mau berangkat tidur jam berapa.
Namun, lain halnya dengan anakku Wildan. Dia memiliki pola
memulai tidur pada jam yang sama yaitu sekitar pukul 21.00 WIB
dan sekaligus selalu bangun pada sekitar pukul 04.00 WIB di setiap
harinya. Lantas, kalau begitu, dia termasuk anak-anak ataukah
orang dewasa?

Aku pun berpikir-pikir tentang hal ini. Kalau dia sudah


berbaring di kasurnya, seringkali dia begitu cepat terlelap. Begitu
pula saat pagi menjelang. Masih gelap antara waktu salat Subuh, dia
akan terbangun dan langsung bugar. Jam biologisnya luar biasa.
Apakah pola ini yang membuat dia nampak selalu segar, sehat, dan
semangat? Tidak pernah kulihat guratan malas dan loyo dari wajah
dan perilakunya. Andai kita bisa memulai tidur dan bangun tidur
seperti dia, tentu kita akan selalu segar, sehat, dan bugar yaaa?

Frida Kusumastuti 119


Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Mita Selalu Ceria, Rita Dita Fanani, Evi Lestari

Dyah Erni, Rassey Cast, Silvia Ramadhani dan 22 lainnya


menyukai ini.

Sari Di Sini Asli bener banget bunda... Enak kali ya


bisa teratur gitu... Jam tidur saya ngacak karena
nunggu suami pulang kerja.. Semalam dini hari baru
tidur...

Frida Kusumastuti Sari Di Sini ...tidak apa memulai


tidur larut, asal bisa bangun tetap..itu berkwalitas
hehe

Baroya Mila Shanty Wildan sangat menikmati


hidupnya..sehingga dia selalu ceria menghadapi hari-
harinya..maybe..

Hapsari Ayu Setahu saya, anak-anak dengan


kebutuhan khusus memiliki pola hidup yang lebih
teratur dibanding dengan anak-anak reguler, ibu.
Seringkali saya menemukan kesamaan perilaku antara Wildan
dengan anak-anak kebutuhan khusus di sekolah ini. Senang
sekali membacanya..

Frida Kusumastuti 120


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (49)

Beberapa orang beralasan tidak bisa bangun pagi sehingga


mereka hampir selalu terlambat jika kuliah jam pertama. Aku tidak
begitu percaya kalau orang tidak bisa. Mungkin sebenarnya dia tidak
mau. Hal ini berkaitan dengan kemauan kita dalam mengatur jam
biologis untuk memulai dan bangun tidur.

Kulihat itu pada anakku Wildan. Dia telah dengan sangat


merdeka mengendalikan sendiri jam biologisnya memulai dan
bangun tidur. Awalnya memang aku tidak tahu pasti. Kukira itu
bukan begitu saja terjadi, tetapi memang telah dikendalikan atau
tepatnya dimaui oleh Wildan. Dia tidak berusaha melawan
kantuknya saat akan memulai tidur. Sebaliknya, dia akan melawan
malas saat harus bangun. Sungguh, sering kami mendapatinya
terkantuk-kantuk di kursi. Tidak peduli sedang bagaimana
situasinya, kalau ngantuk ya dia pejamkan mata. Begitu juga saat
terbangun, tidak membutuhkan waktu lama baginya untuk bangkit
dari tempat tidur. Bahkan, tidak ada kesan kalau dia masih
mengantuk. Kata kuncinya apa dengan pelajaran ini? Kita akan bisa
mengatur jam tidur kita sendiri apabila kita memang mau
membiasakan diri terus-menerus.

Frida Kusumastuti 121


Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Rassey Cast, Erliza Qkay, Rina Arliny dan 18 lainnya menyukai ini.

Roy Wirawan Khoe setuju. Jam biologis kita


memang bisa disetel seperti waker. Beberapa kali
sebelum tidur saya sudah berniat bangun, , misal jam
empat pagi, E . . Tanpa waker jam empat pagi teng! Saya
terbangun . . . Aneh ya ___

Frida Kusumastuti Roy Wirawan Khoe ....itulah, aku


jadi heran kalau ada yang beralasan tidak bisa bangun
pagi terus menerus hihihi....sebenarnya "setel jam
biologisnya".

Roy Wirawan Khoe Kuncinya ya seperti Wildan,


waktunya tidur ya tidur . . suka terlambat
bangun barangkali mereka membiasakan diri
telat tidur.

Dya Santoso Ga ada yang ga bisa, jika kita mau. Niat


bangun pagi pasti bisa.. Bangun salat mandi sarapan
berangkat kuliah deh.

Frida Kusumastuti 122


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (50)

Bepergian adalah hal yang sangat disukai oleh anakku


Wildan. Dia tampak sangat menikmati perjalanan. Setiap kali diajak
bepergian, wow, dia sangat antusias. Dia akan terlihat tidak sabar
menunggu saat kami bersiap-siap. Selalu saja dia siap lebih dahulu
dan menunggu di teras atau mobil, membuat yang lain tergopoh-
gopoh. Akhirnya sering kami tidak memberitahu dulu padanya. Kami
siap-siap, baru menjelang selesai persiapan kami masing-masing,
Wildan diberitahu .

Uniknya, meskipun dia sangat suka bepergian, ternyata dia


sangat tidak suka jika dilakukan sepulang sekolah. Kadang maksud
kami sekalian mumpung di luar rumah. Sehabis menjemput dia
pulang sekolah, kami ajak mampir ke mana gitu atau urus ini itu
sekalian, tapi dia selalu rewel jika kondisinya seperti itu. Mungkin
karena dia masih berseragam sekolah. Pernah setelah dijemput,
kami pulang dulu, lalu ganti baju dan kami ajak bepergian, dia tidak
rewel.

Rekans, memanglah sebaiknya sepulang sekolah atau


sepulang bekerja, kita langsung pulang rumah dulu yaaa .

Batu, 23 September 2012

Frida Kusumastuti 123


Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Erliza Qkay, Pzrihaphnies Green, Azizah Sakinah dan 28 lainnya


menyukai ini.

Novita Mariyana Waduuhh ya lihat sikon bu.. Kalau


misal tujuan kita searah jalan pulang atau lebih dekat
jaraknya dibanding dari rumah, demi efisiensi wktu ya
saya lebih memilih mampir dulu sepulang kerja :)

Roy Wirawan Khoe ;) betul, kalau waktu


sekolah pulangnya suka mampir, nantinya pulang
kerja juga suka mampir .

Din Aksa Amaga Ya lihat kondisi, kalau satu jalan


kenapa harus bolak balik...mis: kerja di Lawang dan
rumah di Batu terus ada keperluan di Malang kota,
masak harus bolak-balik???? Udah rugi ongkos rugi waktu.

Tutik Lestari Bagaimana kalau mas Wildan dibawakan


baju utk ganti?

Frida Kusumastuti Tutik Lestari ...good idea..layak


kami coba jeng .

Frida Kusumastuti 124


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (51)

Ketelitian anakku Wildan dalam mengidentifikasi barang-


barang milik kami kadang juga sedikit merepotkan. Seperti kemarin,
saat saya ajak dia ke teras ruang Perawatan Intensif (ICU) sebuah
rumah sakit. Adik saya sedang dirawat di ICU sejak hari Selasa dan
harus ada anggota keluarga yang stand by di teras ICU selama 24
jam. Jadi, kami gelar tikar di sana lengkap dengan perlengkapan
tidur yaitu bantal dan selimut. Nah, rupanya Wildan mengenali
bantal dan selimut itu dari rumah kami. Saat Wildan sudah bosan
dan minta pulang, dia ambil bantal dan selimut itu, padahal masih
diperlukan karena adik saya masih harus di ICU. Terjadi bujuk-
membujuk antara saya, tante, dan ibu dengan Wildan, namun
Wildan tetap bersikukuh meminta bantal dan selimut itu diangkut!

Sewaktu saya, Wildan, dan adiknya melangkah beberapa


meter, dengan cepat saya kembalikan lagi bantal dan selimut
tersebut. Namun tidak lama kemudian, Wildan menyadarinya. Dia
pun berlari kembali ke teras ICU dan mengambil bantal dan selimut
itu. Antara geli dan bingung, akhirnya saya mengalah. Kami bawa
pulang bantal dan selimut itu. Tapi, malam harinya, saya harus
kembali lagi dengan diam-diam mengantarkan bantal dan selimut
yang lain untuk ayah yang menunggu di teras ICU. Anak seperti
Wildan rupanya tidak suka barang-barang milik keluarga berada di
tempat lain. Tapi dengan catatan, bila itu dia ketahui. Bila tidak, ya
dia diam saja kalau ada barang yang hilang dari rumah hehe.

Frida Kusumastuti 125


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (52)

Aku mencoba menghubungkan antara sikap anakku Wildan


yang tidak berkenan jika barang-barang milik kami berada di tempat
orang lain dengan sikapnya yang tidak mau memakai atau diberi
barang-barang orang lain. Dua hal tersebut merupakan sikap
konsekuen yang patut kurenungkan. Analogi dengan hal tersebut,
aku juga mengenal seseorang yang suka merepotkan orang lain
namun dia juga tidak keberatan direpotkan orang lain.

Sebaliknya, orang yang tidak suka merepotkan orang lain


biasanya juga tidak suka direpotkan urusan orang lain. Orang yang
suka meminjam barang ke teman juga akan suka meminjamkan
barang ke teman. Orang yang terbiasa tidak mengembalikan
pinjaman juga tidak akan memasalahkan apakah pinjaman
kepadanya dilunasi atau tidak. Orang yang jahil juga tidak sakit hati
manakala dijahili. Orang cerewet juga tidak sakit hati dicereweti.
Orang yang suka memberi nasihat juga akan mau mendengar
nasihat. Susahnya, kalau kita mendapati orang yang suka memakai
barang orang lain, namun barangnya tidak boleh dipakai orang lain.
Atau orang yang suka merepotkan orang lain, tapi tidak mau
direpoti. Orang yang jahil tapi marah jika dijahili. Orang yang suka
memberi nasihat, tapi tidak mau mendengarkan nasihat...hehe...

Pembaca, bolehkah saya simpulkan bahwa anak autis


mengajari kita tentang sikap yang konsekuen?

Frida Kusumastuti 126


Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Wenn Prasasti, Muherni Asri Utami, SahabatAutisma Malang dan


30 lainnya menyukai ini.

Bagus Budi Novarrianto Sebuah sifat manusia yang


sebenarnya. Sifat yang belum terpengaruhi oleh
doktrin dari perkembangan jaman. Ini sosok murni,
sosok yang hanya bersikap sewajarnya.

Bunga Asmara Gibran Ga Mau ganggu barang orang


lain..dan ga Mau barang nya diganggu...kalau kami
tahu ada saudara atau kawan yang akan datang
berkunjung dan membawa si kecil, kami sudah mewanti wanti
Gibran agar berbagi...sehingga saat si kecil datang..ia dengan
sukarela meminjamkan barang/mainan nya. Jika dadakan..sulit
buat kami memintanya berbagi...yang ada si Tamu diajak
tengkar. Semoga semakin besar, dia bisa semakin mengerti ya
bu. Barang-barang kami juga dipantau...dan jika ada yg
menggunakan..dengan tegas dia bilang.."Mama, itu cuma
dipinjam kan? nanti dikembalikan kan? jangan lama lama ya"
hehehhehe. Kalau ada barang orang lain..jika tidak diijinkan atau
diberi kan pinjaman..Gibran tidak akan ganggu..tapi jika

Frida Kusumastuti 127


Belajar sebagai Manusia 2014

dipinjamkan dan diminta kembali, segera dia kembalikan sambil


bilang..."Gibran pinjam aja kok"xixixixixixi...

Fardini Sabilah Ini ada satu hal yang ingin saya


ketahui dari Wildan bu. Sudah beberapa hari ini
kacamata hitamnya tertinggal di kantor saya. Sewaktu
kes kantor saya, sudah saya coba kembalikan berkali-kali,
namun dia tidak mau. Apa sudah diikhlaskan untuk saya
yaa..karena waktu itu saya memang pinjam.

Frida Kusumastuti Fardini Sabilah, oh ya?


Hehehe.Bisa jadi dia ingin berikan kepada bu Fardini
sebagai seorang sahabat. Pemberian barang yang
disukainya kepada seseorang yang dia merasa nyaman

Frida Kusumastuti 128


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (53)

Masih ingat kalau anakku Wildan hanya mau dekat dengan


satu orang saja di luar keluarga pada waktu tertentu? Dan ingatkah
juga jika Wildan senang dengan satu menu maka dia maunya ituuuu
saja? Jika bosan beberapa bulan kemudian, dia akan ganti satu
menu lagi, dan begitu seterusnya. Ingat, kan, ketika dia suka
dengan satu stasiun TV, dia tidak akan tenang jika diganti ke siaran
stasiun TV lainnya? Ingat juga, kan, kalau dia hanya mau potong
rambut di satu salon? Itu pun hanya satu gunting yang dia mau. Dia
juga hanya mau dengan satu selimut.

Suatu ketika, selimutnya sudah banyak jahitan dan kucel,


tapi Wildan tidak mau selimutnya diganti dengan yang baru,
sampai-sampai ketika eyangnya juga membelikan selimut yang
paling ringan bahannya namun hangat, tetap saja Wildan tidak mau.
Saat itu, aku meminta seorang mahasiswa yang berbisnis selimut
buatan sendiri mengamati selimut Wildan. Lalu aku pesan selimut
yang warna, bahan, ukuran, dan coraknya sama. Baru deh, Wildan
mau mengganti selimut bututnya.

Perilaku ini bisa dianggap sebagai perilaku yang lagard


(keukeuh, kolot) terhadap suatu perubahan. Namun bisa juga
kuanggap sebagai suatu pribadi yang merasa cukuplah hanya satu,
untuk apa berlebihan? Tapi, kami juga kadang bingung karena dia
hanya mau tidur di satu rumah, yaitu rumahnya sendiri di Areng-
areng! Alhasil, susah sekali mengajaknya menginap di rumah
saudara, bahkan di rumah orang tua kami.

Malang, 2 November 2012

Frida Kusumastuti 129


Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Mayanti Sofilia Melicha, Nia Tasry, Hana Ainur dan 21


lainnya menyukai ini.

Sari Di Sini Jadi kalau dia menginap ditempat lain


bagaimana bunda, tantrum dulu kemudan dirayu baru
mau tidur atau semalaman tidak tidur... -makasih
ilmunya-

Frida Kusumastuti Hmm...hampir tiga tahun ini kami


hampir-hampir tidak pernah menginap di tempat lain.
Hanya beberapa kali di rumah ibuk (eyangnya
Wildan). Itupun cuma semalam. Saat malam tiba, kami tdk
berani dekat Wildan hingga dia tertidur karena ngantuk.
Begitupula sekali eh, dua kalitidur hotel...kami juga pura-pura
tertidur saat dia rewel..

Asdar Muis Dan andai seperti itu para suami ,,,,,

Frida Kusumastuti 130


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (54)

Jika aku mengajak anakku Wildan ke toko atau supermarket,


aku tidak perlu khawatir. Meski tidak bawa banyak uang, Wildan
akan sangat manis tidak merengek-rengek minta kue. Bahkan saat
kutawari mau kue yang mana, jika dia memang merasa tidak
membutuhkan maka akan dijawabnya dengan, Tidak...tidak.
Kadang aku kasihan mengingat dia tidak memiliki uang saku untuk
beli kue seperti adiknya atau jamaknya anak sekolah. Saat sekolah,
dia hanya bawa bekal nasi, sayur, dan lauk-pauk serta minum air
putih. Sampai di rumah juga tidak selalu ada kue setiap waktu. Dia
tetap tidak selalu mau ketika ditawari kue saat kuajak ke toko.

Sungguh membuatku terenyuh. Sesekali aku beli kue untuk


kubawa pulang, baru deh dia ambil kue oleh-olehku itu. Sesekali dia
mau ambil kue saat di toko, namun hanya ambil satu atau dua
bungkus. Pasti kala seperti itu, dia merasa sangat membutuhkan
asupan kue. Kalau dipikir-pikir, sebenarnya Wildan mengajariku
tidak konsumtif. Membeli sesuatu hanya pada saat membutuhkan,
bukan semata karena menginginkannya. Baru kalau memang ada
(disediakan), maka harus dihabiskan hahaha.

Malang, 8 November 2012

Frida Kusumastuti 131


Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Deny Supraini, Tia Made Zang, Muherni Asri Utami, dan 32 orang
lainnya menyukai ini.

Asdar Muis luar biasa

Wewe Malmsteen semangat bundaaaaaaaa

Yasinta Sekarini Halim

Pipin Fajar P Lestari Jujur, saya belajar banyak


tentang kesehatan, kesederhanaan dan hal lainnya
dari tulisan ibu mengenai mas Wildan :)Terima kasih
ya bu, salam untuk mas Wildan.

Frida Kusumastuti 132


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (55)

Begitu menyenangkankah sekolah bagi anakku Wildan?


Jelas iya dong. Terlihat dari semangatnya itu. Saat melangkahkan
kaki masuk sekolahnya tergambar rasa gembiranya. Jalannya
bergegas. Kadang kala sambil berlari kecil. Dilepasnya sepatunya,
lalu diletakkannya di rak sepatu yang tersedia di teras sekolah.
Lantai kelas harus selalu bersih sebab anak-anak TK di lantai satu
seringkali diberi pelajaran merangkak untuk melatih motorik.

Ketika menjemputnya pulang, sama halnya dengan ketika


mengantarkannya, Wildan juga tampak riang gembira. Dia berlari
menghampiriku dan tergesa-gesa salim ibu/bapak guru. Tidak
seperti sebagian anak-anak normal yang belajar di sekolah
normal, yang kadang berangkat sedih dan pulang juga sedih,
Wildan justru berangkat sekolah gembira dan pulang sekolah pun
gembira. Unik, bukan? Aku merenung-renung, mengapa bisa seperti
itu?

Aku kira bukan karena dia tidak berpikir, melainkan karena


sekolah itu tidak terlalu membebani mereka. Setiap anak diberi
porsi pelajaran yang sesuai dengan kemampuannya. Proses belajar
juga dibuat menyenangkan. Dan saat pulang, mereka tidak harus
dibebani dengan PR (Pekerjaan Rumah). Timbul ide nakal dalam
pikiranku: mengapa anak-anak di sekolah normal tidak dibuat
begitu saja? Setiap anak diberi beban pelajaran sesuai dengan
kemampuannya hehehe

Malang, 10 November 2012

Frida Kusumastuti 133


Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Sulicha Matematika, Maya Asmayasari, Febrian Retnosari,


dan 24 orang lainnya menyukai ini.

cEka Hamz Saya juga guru TK bu. Di sekolah saya


mengajar setiap hari ada PR. Terkadang kasihan. Tapi
ya begitulah atasan yang berkuasa.

Rhe Sio Taro Setuju itu bu. Kebanyakan sekarang SD


saja tasnya suda berkilo-kilo beratnya. Belum lagi
yang dikatakan sekolah bilingual. Harus les sana-sini.
Alhasil pulang malam terus tidur, bangun ketemu dengan
sekolah.. pulang sekolah les sampai malam.. Saya
membayangkan jika otak buatan pabrik mungkin sudah
ngowos..keluar asap.

Nihan Werdi Sesulih Memang seharusnya sekolah itu


menyenangkan.. Bayangkan apabila kita belajar tanpa
rasa menyenangkan.. Anak saya juga sering mendapat
PR, padahal masih TK. Maka, saya menentukan saya yang
pegang kontrol. Misalnya harus menulis berulang satu halaman,
maka saya tidak memaksanya harus selesai, yang penting dia
mengerjakan. Sudah bisa mandiri, ya sudah. Itupun PR

Frida Kusumastuti 134


Belajar sebagai Manusia 2014

dikerjakan dalam waktu dia sedang senang.. Ada juga sekolah ala
"butik".. Itulah homeschooling, atau flexischool. Tiap anak unik &
tidak ada yang sama persis. Kebetulan untuk anak autis sepert
anak saya, saya ingin sekali mengajarinya sendiri, belajar dimana
saja, kapan saja. Namun, tetap kadang ragu, karena kendala
bahwa anak saya butuh stimulus dari lingkungannya. Dia butuh
tahu norma apa saja yang boleh & tidakboleh dilakukan. Juga
butuh tahu mana orang yang tulus, nakal, jahat.. Jadi dilema
kalau mikirin sistem pendidikan di sekolah umum.

Asdar Muis Sekolah adalah pabrik. Hasilnya dipaksa


sama.

Ilmi Hikmahwati Harusnya begitu bu..... jadi anak-


anak punya banyak waktu untuk berekspresi.

Frida Kusumastuti Nihan Werdi Sesulih ....yup, anak


autis di sekolahkan itu selain berkaitan dengan
akademik juga yang paling penting adalah belajar
bersosialisasi.. Sekolah inklusi malah dua sisi; bagi penyandang
autis untuk belajar bersosialisasi, bagi yang lain diberi
kesempatan berinteraksi dan menerima anak berkebutuhan
khusus.

Ratih Endah Wijaya Ada bu sekolah seperti itu, tiap


guru pegang 5 murid, dan sekolah difasilitasi dengan
kebutuhan untuk pengembangan bakat anak. Tapi
sekolah seperti itu mahal dan tidak akan terjangkau oleh
masyarakat kebanyakan, hanya sebagian orang tertentu yang
bisa menjangkau sekolah seperti itu.., harusnya tiap guru itu
sadar, tiap anak didik tidak sama kemampuannya.

Frida Kusumastuti 135


Belajar sebagai Manusia 2014

Frida Kusumastuti Ratih Endah Wijaya....ya itu


seharusnya ditanggung oleh negara.

Yasinta Sekarini Halim Setuju banget sama ibu & Bu


Ratih.. Kalau tiap sekolah sepertt itu kan, guru &
murid sama-sama berkualitas. Indonesia jadi top
banget!

Nency Rosiana Aku mau dech dangan ide nakal


tersebut...jadi bayangin, bu..enjoy kali yaa?

Yue Lovelybee Menurut pengalaman saya ysng


mempunyai adek autis... Walau sudah di sekolah
inklusi, masalah akademik kadang masih jadi problem
saat dituntut untuk sama saperti anak normal lainnya . Nah d
sinilah peran orang tua diperlukan untuk aktif dan komunikatif
sharing dengan pihak guru inklusi nya... Agar si anak tidak terlalu
merasa tertekan dengan tuntutan nilai akademik sekolah
tersebut...

Sulicha Matematika sekolah normal dengan sistem


yang" ideal" seperti itu sepertinya di sini masih
berada di angan-angan

Frida Kusumastuti 136


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (56)

Aku dan anakku yang nomor dua, Idho, sedang ngobrol-


ngobrol. Fokus pembicaraan kami adalah tentang perilaku sang
kakak, Wildan. Ada yang membuat kami heran. Betapa mudah
membangunkan Wildan dari tidur. Yang lebih heran lagi, begitu
terbangun, Wildan langsung tampak segar kembali. Apalagi jika
Wildan tertidur di kursi, seperti semalam. Akhir-akhir ini, dia sudah
tidak begitu rewel minta pulang jika kami ajak ke rumah ibu
(eyangti) di Sidomulyo, Batu. Mungkin karena dia merasa yakin
bahwa kami tidak menginap.

Nah, semalam kami berangkat ke Sidomulyo seusai salat


Magrib. Sampai dengan pukul 20.00 lebih, Wildan mulai tampak
mengantuk. Tapi, karena urusan kami belum selesai, akhirnya
Wildan tertidur di kursi ruang tamu. Posisinya duduk dengan satu
kaki diangkat bersila. Lucu sekali. Sekitar pukul 21.00, kami bersiap-
siap pulang. Kuhampiri Wildan pelan-pelan. Kepalanya terkulai ke
depan agak miring. Sebenarnya posisinya itu semakin membuatku
gemas. Idho juga terlihat gemas memandang sang kakak. Kubisikkan
satu kata di telinga kirinya, Wildan, kita pulang yuk. Dan benar-
benar hanya sekali, dia langsung membuka mata.

Aku pun segera beranjak meninggalkannya. Kulirik sekilas,


diturunkannya kakinya. Dan tidak menunggu bilangan menit, dia
sudah berjalan di balakangku menuju teras rumah. Kuminta dia
masuk kembali untuk salim ke eyangti, lalu dia pun masuk dan
salim. Di sepanjang jalan aku dan Wildan menyanyi lagu-lagu
nasional. Tak terlihat bahwa dia baru tertidur. Yah, begitulah. Jika
tiba puasa Ramadhan, Wildan juga yang paling mudah kami (aku
Frida Kusumastuti 137
Belajar sebagai Manusia 2014

atau ayah) bangunkan untuk sahur. Aku dan adiknya heran,


bagaimana cara Wildan bisa mengendalikan itu semua dengan
cepat? Kata Idho, Enak sih karena kakak tidak mikir PR! hahaha...

Malang, 12 November 2012

Apa Kata Mereka?

Rina Arliny, PRclub Umm, Emy Sri Purwani, dan 34 orang


lainnyamenyukai ini.

Firda Badrie Kesadaran pribadi dan juga do'a Ibunya,..

Camelia Afnan Metabolisme yang baik...tapi heran


bu, Wildan kan ndut biasanya sulit kalau
dibangunkan...

Purwaning Rohmah Subhanallah :), amazing, bu.


Amat jarang seseorang yang cekatan seperti itu. Baru
kali ini aku dengar, padahal pada umumnya orang
sulit dibangunkan di saat-saat nyenyaknya. Allahu Akbar :)

Frida Kusumastuti 138


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (57)

Masih pukul 19.10 WIB, anakku Wildan terlihat sudah


mengantuk. Dia masih di depan laptop bermain zuma atau pun
plantycoon. Berkali-kali kepalanya terkulai ke depan. Tangannya
masih menggenggam mouse, namun tak berapa lama dia kembali
terjaga. Lalu tertidur lagi dan begitu seterusnya. Kami tidak berani
mengusiknya untuk meminta segera tidur karena itu hanya akan
membuatnya berteriak, Tidak..tidak.

Ya, meski sudah mengantuk berat, Wildan tidak mau


beranjak segera berbaring karena masih sore. Jam tidur
(berbaringnya) sekitar pukul 21.00 WIB. Uniknya, di saat-saat
matanya akan terpejam dan kepalanya akan terkulai, dia selalu
sempat melakukan pause alias berhenti sementara dalam nge-
game. Betul-betul tidak mau menyerah dalam mempertahankan diri
supaya tidak tidur sore dan tidak kehilangan tahapan game yang
dilaluinya! Aku membayangkan, andai saja aku juga bisa seperti itu
saat harus menyusun artikel maupun tugas-tugas kuliah. Namun apa
daya, kantuk selalu mengalahkan keinginan untuk menyelesaikan
tugas-tugas kuliah di depan laptop, tidak peduli waktu, hehehe. Tak
tahu diri. Jika mengantuk menyerang, alih-alih kulawan.... eh, malah
kuturuti dengan segera berbaring, zzzzzz...zzzz...

Malang, 18 November 2012

Frida Kusumastuti 139


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (58)

Kuperiksa tas sekolah anakku Wildan, bukunya selalu rapi.


Sampulnya tidak ada yang mengelupas. Kubuka kotak pensilnya. Ya
ampuuun, pensilnya masih pensil yang kubelikan sejak awal masuk
sekolah tiga bulan yang lalu. Walaupun pensilnya sudah pendek,
sekitar tinggal 4 cm dan 5 cm, namun masih runcing. Bollpoint-nya
juga masih yang pertama kali kubelikan. Penghapusnya juga masih
ada. Semua tidak ada yang hilang. Aku tahu, pasti itu karena sikap
disiplinnya. Sama halnya dengan disiplinnya saat mengeluarkan
kotak bekal dalam tas dan segera dicuci di dapur setiap pulang
sekolah. Juga disiplinnya meletakkan sepatu sekolah di tempatnya
dan melipat celana seragamnya untuk dipakai lagi besok. Hari ini
aku sudah menyiapkan dua pensil baru untuknya sebagai hadiah dia
bisa menjaga peralatan sekolahnya. Lha iyalah...pensilnya sudah 4
cm dan 5 cm hahaha. Bukan apa-apa, biasanya kalau sudah 2 cm,
barulah Wildan menunjukkannya padaku. Selama masih bisa dia
pegang, dia tidak akan minta diganti. Betul-betul efisien dan dia
menerapkan asas manfaat.

Malang, 19 November 2012

Frida Kusumastuti 140


Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Nabella Azh, Chinend Izhc Antich, Erliza Qkay dan 42


lainnya menyukai ini.

Mohammad Muchlish Lha begini ini iki aku yang


harus belajar ..... Kalau pinter itu menurutku biasa ya.
Artine bukan hal yang terlalu istimewa ...tapi yang
anda ceritakan itu ..sudah mental baku yang luar biasa lho
..Apalagi jaman sekarang .....

Ikrar Hamzah Saya mengaku kalah dengan Wildan.


Biasa jikalau saya membeli pensil baru saja dipakai
beberapa kali pensil itu sudah hilang. Entah terjatuh,
entah saya lupa meletakkannya dimana. Dan setelah itu saya
akan membeli baru. Yaa, jikalau sedang tidak lupa untuk
membeli atau sedang tak ada uang, saya akan meminjam pada
seseorang . Hehehe mantap dik Wildan. Good job bro !

Poerwantono Hmmm kita saja kalah ya dalam hal


disiplin.

Nur Fatah Jiro Fatin Anak baik mengerti kodisi


ibunya.....tapi anak orang lain kenapa tidak bisa???????

Frida Kusumastuti 141


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (59)

Kalau meninggalkan anak-anak di rumah sendirian, kami


berusaha supaya tidak pulang melebihi jam sembilan malam. Apa
sebab? Kubayangkan anakku Wildan di rumah akan menahan
kantuknya sedemikian rupa menunggu kami datang. Pasti dia
tersiksa melawan kantuk itu. Kadang kutemui dia tertidur di kursi
dengan posisi duduk dan akan beranjak untuk berbaring di kasur,
manakala menyadari kami sudah datang.

Tidak hanya karena kami kedua orang tuanya, Wildan juga


bersikukuh tidak mau berbaring jika adiknya belum datang. Itulah
mengapa adiknya juga berpikir banyak sekali kalau akan
memutuskan tidur di luar rumah. Apalagi saat kami tawarkan untuk
mondok di pesantren, adiknya akan bilang, Nanti bagaimana jika
kakak mencariku?

Atau sewaktu masih SD kutanya, Kenapa adik tidak ingin


jadi pilot juga?

Dia menjawab, Kalau jadi pilot, aku sering ke luar


negeri....trus kakak bagaimana? Dia di rumah dengan siapa?

Kebiasaan Wildan itu membuat semua anggota keluarga


harus empati. Aku belajar, mungkin itulah etika yang dibuat Wildan
sendiri tidak berangkat tidur sebelum anggota keluarga lengkap!

Frida Kusumastuti 142


Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Ratih Endah Wijaya, Muherni Asri Utami, Anna Indrianti


Marzuki dan 28 lainnya menyukai ini.

Dewi Amalia Tertib banget kebiasaannya Wildan bu.


Kasih sayang ke keluarganya juga top banget.

Frida Kusumastuti Dewi Amalia .... Keluarganya


adalah pihak yang paling mengerti dirinya. Tentu dia
juga tahu itu.

Camelia Afnan Saya juga ingin menciptakan kondisi


seperti itu pada anak saya tapi si kakak selalu
menang sendiri bu...padahal kalau adeknya lagi
keluar dikasih kue selalu aja si adek mengusulkan kakaknya..
Tapi kakaknya kok lom bisa berempati ya bu apa masih 5 tahun
itu ya..adeknya 2 tahun..

Frida Kusumastuti Camelia Afnan ...itu adik yang


masih 2 tahun sudah bisa empati. Pasti kakak juga
akan bisa. Jangan menyerah memberi contoh pada
kakak :)

Frida Kusumastuti 143


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (60)

Bekal sekolah untuk anakku Wildan sudah kusiapkan, tinggal


memasukkan saja ke tas sekolahnya, dan itu tugas dia sendiri.
Wildan juga sudah mandi. Tapi kutunggu beberapa saat, kok
bekalnya belum juga diambil? Kulihat kotak bekal itu masih di
dapur.

Kupanggil dia, Wildaaan, ini bekalnya, Nak.

Tidak ada sahutan. Jam sudah menunjukkan pukul 07.30


WIB. Akhirnya aku ke ruang depan melihat situasi. Oalaaah, ternyata
Wildan sedang sibuk memasukkan baju-baju dari laundry ke almari-
almari. Padahal dia sudah mengenakan seragam sekolah. Rupanya,
ayah yang akan mengantar sekolah masih belum siap, jadi Wildan
memanfaatkan waktu menunggu ayah dengan mengerjakan tugas
rumah tangganya selagi sempat, meskipun dalam waktu yang
sempit. Betul-betul efisien waktu bagi Wildan jika pagi hari, seolah
dia sudah menghitung dengan cermat. Mulai bangun pagi,
mematikan lampu-lampu, membereskan selimut dan sprei, antar
adik sekolah, mandi, sarapan, menyapu, dan berangkat sekolah.
Semua sudah pasti. Sudah begitu, saat menunggu yang antar
sekolah siap, Wildan masih menyempatkan diri mengerjakan
sesuatu yang bisa dikerjakan. Good Boy.

Frida Kusumastuti 144


Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Dewi Emmalia, Nia Tasry, Rachmi Tunjungsari dan 33


lainnya menyukai ini.

Reza Praditya Yudha Disaat sebagian orang -saya lihat


sendiri- membuang-buang waktu dengan percuma..
Tauladan yang patut ditiru ya Bunda, Kakak Wildan
ini.. :)
Adelina Selvia Candra Dewi Semua ibu itu akan selalu
hebat bu, setidaknya ketika membimbing anak-
anaknya..

Rifda Ikawaty Hihihi jadi malu sama Wildan yang


management waktunya hebat banget. Kadang kita
nunggu pembantu untuk melakukan hal-hal sepele
karena kita pikir waktu kita mepet dll;(

Rakhma Dharojah Prasetiyo Bunda rutinitas yang


dilakukan Wildan seperti itu apa dia sendiri yang
mengatur?

Frida Kusumastuti Itu atas inisiatif dia sendiri


mb Rakhma Dharojah Prasetiyo

Rakhma Dharojah Prasetiyo Saya kenal anak autis


bundaa tapi masih belum bisa diajak komunikasi,
kalau kerumah "umek" saja jarang bicara. Penasaran
banget apa yang dia pikirkan
Frida Kusumastuti 145
Belajar sebagai Manusia 2014

Kemanusiaan

Frida Kusumastuti 146


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (61)

Kalau anak-anak sudah gondrong rambutnya, aku memanggil


mereka Singa hehehe. Adik, yang rambutnya lebih ikal, tampak
lebih bagus kalau sedikit gondrong, namun hal itu tidak
diperkenankan sekolahnya. Lagian, kalau pendek, dia tampak lebih
segar. Dia agak jaim soal model rambut . Berbeda dengan Wildan
sang kakak. Selain dia tidak pernah peduli apa model rambutnya,
juga ritual potong rambut terlihat mengerikan baginya. Tentang hal
itu pernah kutulis di blog Autisme Bukan Kiamat.

Nah, tentang rambut ini, ada korelasi unik antara rambut


gondrong dengan demam dan flu. Jujur aku lebih suka lihat anak-
anak berambut agak gondrong dengan catatan tidak sampai
menutupi telinga dan leher. Tapi, kalau rambutnya gondrong,
Wildan mulai flu, diawali dengan demam. Begitulah ternyata, walau
dia diam saja, secara biologis dia memberi tanda waktunya potong
rambut! Dalam hal ini akhirnya harus kudukung gerakan rambut rapi
tidak gondrong hehehe. Sering aku berpikir, apakah anak-anak yang
rambutnya gondrong dan kadang tampak jarang keramas itu tidak
sering demam ya?

Malang, 6 Juli 2012

Frida Kusumastuti 147


Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Wiek WiWiek, Kartika Apriana dan 17 orang lainnyamenyukai ini.

Muray Ray Tidak..bu.. Saya pernah panjang..dan


gimbal..hehehe..

Hindun Nh ya . aku suka anakku rambutnya gondrong.


Supaya menutupi tengkuk nya agar tidak hitam . tapi di
sekolah tidak boleh

Baroya Mila Shanty hahaha...sing terakhir jeng yang


bikin kutertawa...demam enggak...apek sing iyo...sebab
tidak pernah keramas

Agustina Zubair Liburan ini kubiarkan rambut si 'boy'


gondrong..puasin sebelum masuk sekolah senin depan..

Frida Kusumastuti 148


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (62)

Anakku Wildan memiliki cara yang bisa ditiru apabila dia


sedang flu. Kuamati jika dia flu, dia akan memperbanyak minum air
putih, memperbanyak makan, dan memperbanyak tidur (berbaring).
Pilek dan air putih sering dianggap kontradiksi, sementara dalam
keadaan flu, biasanya kita malas makan karena terasa hambar. Itu
semua malah kelihatannya dilawan oleh Wildan. Hasilnya, tidak
memerlukan waktu lama, flunya pun hilang. Itulah yang patut kutiru
dari anakku.

Sering orang menganggap obat-obatan flu itu bisa


menyembuhkan sakit flu, padahal itu hanya meredakan rasa sakit.
Maka seharusnya solusinya adalah meningkatkan daya tahan tubuh
manakala terpaksa kita flu (sesuatu yang kadang tak bisa dihindari
ketika virus masuk ke dalam tubuh kita). Keyakinan itu membuat
diriku sendiri hampir tidak pernah konsumsi obat-obatan pereda
sakit flu.

Batu, 7 Juli 2012

Frida Kusumastuti 149


Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Rhe Sio Taro, Tunggul Puliwarna dan 27 orang lainnyamenyukai


ini.

Maya Wirawan setuju.. kita harus lebih cermat dalam


penggunaan obat2an..

Yeni S. Suganda setuju bu .

Dyah Werdiningsih Kak Wildan memang selalu


menginspirasi kita.....

Khamidatul Azizah Wildan.......sukaaa......dari kecil


kau membuatku jatuh cinta

Frida Kusumastuti 150


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (63)

Berbicara tentang seseorang adalah berbicara tentang hakikat


kemanusiaan. Hal ini kusadari saat suatu ketika anakku Wildan,
tanpa sepengetahuan kami, sedang mencukur alisnya! Aku dan adik
sedang berbincang di kamar saat itu. Ayah sedang ada urusan keluar
rumah. Kami mendengar kakak nampak sibuk di ruang belakang.
Seperti biasa, terdengar langkah-langkah kakinya. Tiba-tiba aku dan
adik menyadari tidak mendengar langkah kakak untuk beberapa
saat yang agak lama. Walah, bingung ya?

Akhirnya adik berinisiatif menengok ke ruang belakang dan


menjerit, Ma, kakak habis pegang pisau cukur, ada aku langsung
cepat-cepat ditaruh. Lihat ma, alisnya habis!

Terbayang kan wajah ndutnya tanpa alis serambut pun???


Hari itu, yang menjadi trending topic pembicaraan adalah wajah
kakak tanpa alis.

Saat berdua dengan adik di dapur, adik bilang,


Ma..sebelumnya maaf ya.

Kujawab penasaran, Tentang apa memangnya?

Dia melanjutkan, nampak hati-hati, Aku minta maaf


sebelumnya...menurutku, Ma, kakak tanpa alis itu nampak seperti
bagaimana ya...maaf ya, Ma, kakak nampak seperti orang bodoh ya
Ma. Maksudnya seperti ekspresi oon.

Aku memalingkan wajah karena mataku berkaca-kaca.


Bagaimana pun, kuhargai adik yang jujur namun sangat

Frida Kusumastuti 151


Belajar sebagai Manusia 2014

menghormati keberadaan kakak sebagai manusia dan aku adalah


ibu yang melahirkannya.

Malang, 10 Juli 2012

Apa Kata Mereka?

Ita Trianita Khoiriah Zaki, Hariyanto Kenthung dan 8 orang


lainnya menyukai ini.

Maharani Ecka Sari Semangat bu. Ibu jadi semangat


dan contoh buat saudara saya yang memiliki anak
yang juga istimewa seperti kakak setelah saya kasih
tahu blog ibu ;).

Lily Katni Wildan, suatu saat pasti juga akan punya


kumis untuk dicukur ya nak! Pasti ganteng dengan
bekas cukurnya! Gak apa bu, biasanya kalau habis
dicukur alis tumbuhnya tambah lebat.

Aisa Aisyah II Saya juga punya anak-anak yang unik


dan kuncinya harus sabar..meski kadang mata
bengkak semua, bagaimanapun dia adalah amanah
kita, sabar ya bunda..

Mohammad Saihu Banyak kisah orang hebat tumbuh


dengan yang aneh-aneh di masa kanak-kanak.

Frida Kusumastuti 152


Belajar sebagai Manusia 2014

Einstein satu misal, lingkungannya sempat memvonis dia sebagai


anak terbelakang, pada usia 4 tahun dia baru mulai bisa ak, ik, uk
(ngomong). Saat ini, saya punya tetangga (sudah saya anggap
seperti saudara saya). Dia punya 2 anak (kembar) autis. Sungguh
luar biasa kasih sayang dan keSABARan yang ayah+bundanya
miliki. Si kembar juga punya kakak. Sama luar biasa cinta sang
kakak kepada adik. Saya sempat bingung wajah si Kakak tidak
seganteng si kembar dan ada sedikit kurang sempurna. Kini si
Kakak sekolah di SMA I RSBI. Subhanallah, ternyata si Anak
waktu SD sekolah di SLB. Apa pelajaran yang menjadi hikmah
buat saya dan istri: KEKOMPAKAN, SABAR dan IKHLAS yang
sempurna dari ayah bundanya MENERIMA anugerah ALLAH.
Saya kadang NGOMONG-ngomong sama Istri. Tuh bunda, orang
yang sabar, orang yang ikhlas, orang yang banyak sodaqoh,
REJEKInya lancar (kaya), usahanya terus berkembang (bisnis
parkir). Hebatnya lagi, Ayah Bundanya adalah ahli IBADAH.
Sempat saya tanyakan, kenapa rapat RT tidak diadakan malam
hari. Beliau bilang, karena di tengah malam saya punya tugas
mendo'akan anak-anak saya. Subhanallah.

Pzrihaphnies Green It's amazing bunda....banyak


hikmah yang bisa saya petik untuk keluarga kecil
kami...terima kasih buat bunda sekeluarga yang slalu
memberikan inspirasi segar dan baru terus yang mampu
memberikan jiwa kami pencerahan selalu..salam buat mas
Wildan dan adek ya bunda..^^

Sulicha Matematika Aku jadi ingat anakku yang tiada,


andai ia ada, mungkin kakaknya akan ngomong
seperti adeknya mas Wildan...

Frida Kusumastuti 153


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (64)

Anak-anak membutuhkan kepercayaan untuk bisa menjadi


percaya diri. Kadang kita mengira bahwa mereka tidak bisa
mengurus diri sendiri karena kita melihat dalam paradigma atau
cara pandang kita, bukan cara pandang anak-anak. Kesadaranku ini
semakin muncul dari masalah yang kelihatannya sangat sepele.

Sejak lama, anakku Wildan yang menyandang autis mulai


bisa mengurus diri sendiri, termasuk memilih padanan baju yang
harus dikenakan seusai mandi. Kadang kami melihat pilihannya
kurang pas dengan suasana. Misalnya ketika udara dingin, dia pakai
baju yang tipis, dan sebaliknya, bila panas dia pakai yang tebal, atau
perpaduan warna yang kurang serasi antara kaos dan celananya.
Bahkan, pernah suatu ketika sehabis mandi pagi, eh, dia pakai
piyama! Haha. Yang menarik adalah apabila dia sudah mengenakan
baju pilihannya, lalu kami memintanya untuk menggantinya karena
menurut kami tidak serasi-sepadan. Wildan akan memandang
kami dengan ragu dan tampak tidak suka. Dia sepertinya tidak mau,
tetapi mau. Keadaan seperti itu akhirnya akan diwarnai dengan
rewel. Dengan ogah-ogahan dan kecewa, dia melepas baju dan
mengganti baju pilihan kami, tetapi selanjutnya dia akan uring-
uringan. Akhirnya, kami mau tak mau akan meminta kembali Wildan
untuk memakai baju semula, itu pun tampaknya dia sudah badmood
dan tetap uring-uringan. Pokoknya, suasana jadi tidak
mengenakkan.

Dari hal itu aku belajar, anak tidak boleh dicela apa pun
pilihan bajunya. Biarkanlah dia nyaman dengan pilihannya. Solusi
terbaik adalah begitu dia mandi, cepat-cepat saya susun baju dan
Frida Kusumastuti 154
Belajar sebagai Manusia 2014

celana yang sepadan di susunan paling atas lemarinya. Nanti juga


pasti dia akan memilih itu, hehehe.

Apa Kata Mereka?

Tunggul Puliwarna, FibrOe AphrOdite's dan 23 orang


lainnya menyukai ini.
Roy Wirawan Khoe Good solution!

Nurlaela Malik ibu yang bijak akan selalu memberi


yang terbaik untuk anaknya, semangat ibu untuk
mengenali potensi dan segala masalah yang dihadapi
sang anak dan tetap berusaha menjadi solusi cerdas buat sang
anak tapi bukan memanjakan...
Rohmawati Prawinarta Hebat Jeng, jadi orangtua
juga harus terus belajar dan berpikir terbuka ya...

Wildan Fuadi Good mom! Bisa jadi inspirasi.


Pzrihaphnies Green Wow....pengamatan yang tajam
plus detail sungguh rruar biasa...it's really great
parents,,,bunda di tunggu ya kisah-kisah selanjutnya
~_~

Dian Roshanti Ibu bijak. Heheh. Pencerahan di pagi


hari.

Frida Kusumastuti 155


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (65)

Ingat dulu ketika zaman kos, bapak kos membuat aturan,


Tidak boleh menerima tamu setelah jam 21.00 WIB. Begitu juga di
ruang tamu ditulis, Jam bertamu hingga jam 21.00 WIB. Untung
tulisan seperti itu tidak perlu kupasang di rumah kami, sebab Wildan
anakku akan rajin mengingatkan para tamu supaya segera pulang
bila sudah mendekati pukul 21.00! Hahaha.

Di rumah kami, jam berkunjung itu sesuai dengan jam


biologis Wildan . Sudah sering kejadian, dia meminta tamu pulang
bila memasuki jam sembilan malam. Bahkan, pada saat hajatan
sunatan adiknya di tahun 2008, ketika masuk pukul 21-an, dia mulai
rewel minta tenda dibongkar. Kami tahu maksudnya supaya tidak
ada tamu lagi. Saat itu om dan tanteku masih di rumah karena
melihat cucunya yang sunat sepulang kerja pukul 20-an. Inginnya
masih berlama-lama, eh Wildan mengambil tasnya tante dan
diserahkan pada beliau, lalu Wildan mencium tangan tante. Itu
pertanda (nyindir) supaya mereka pamit pulang. Kalau tamu tidak
segera pulang, Wildan akan sedikit rewel hingga rewel betulan.
Waduh, harap maklum temans, karena Wildan akan segera tidur
dengan suasana yang tenang, setenang wajahnya saat terlelap.

Batu, 13 Juli 2012

Frida Kusumastuti 156


Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Abdul Rozak, Ekooke Vtree dan 17 orang lainnyamenyukai ini.

Har Minhar Bu, kalo waktu saya masih kuliah ndak ada
tempelan atau peringatan gituan, cuma kalo pas lagi
bertamu / ngapel tuh kalo dah pk 20.00 lampu teras
langsung Ma PET.???

Frida Kusumastuti 157


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (66)

Menduga-duga kesenangan anak kadangkala bisa meleset.


Seharusnya tanya saja apa yang dia suka atau tidak suka, jangan
mengandalkan dugaan kita sebagai keputusan untuk si anak. Seperti
pengalaman kami berkaitan dengan mengajak Wildan anakku
menonton.

Selama ini kami menduga Wildan akan tidak suka bila diajak
menonton karena dua hal: ruangan gelap dan suara sound yang
keras. Di samping itu, kita juga khawatir mengganggu penonton lain
karena suara-suara yang keluar dari mulut Wildan (dulu adik
menyebutnya kakak berbunyi) saat tayangan berlangsung. Nah,
pada suatu waktu, kami terpaksa ajak Wildan karena tidak ada yang
jaga di rumah, sementara saya wajib datang di suatu acara
pemutaran film dokumenter. Berhubung pemutarannya malam hari,
maka ayah harus mengantar dan itu artinya Wildan harus ikut serta.
Kami sudah berdebar-debar saja, khawatir dugaan-dugaan di atas
benar. Semenit dua menit, hingga 1,5 jam sudah berlalu, ternyata
Wildan tenang-tenang saja ikut menonton. Yang lebih mengagetkan
lagi, ketika sudah hampir pukul 21.00 WIB, jam tidurnya, kami mulai
mengajaknya beranjak meninggalkan ruangan. Eh, ternyata oh
ternyata, si dia singa ndutku itu tidak berkenan! Dia masih ingin di
dalam ruangan meskipun filmnya sudah berakhir, karena sesi
berikutnya adalah sesi diskusi. Ya Allah...jangan-jangan selama ini
sebenarnya dia ingin diajak menonton. Maaf ya, Nak.

Malang, 15 Juli 2012

Frida Kusumastuti 158


Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Rahmi Siwe, Rhe Sio Taro dan 18 orang lainnyamenyukai ini.


Andrie Andriono Ternyata Bu Dosen.. udah dapat
Kuliah di-alam... met Belajar aja ya... ujianya sewaktu-
waktu lho.. tidak terjadwal...
Hindun Nh Selamat menikmati film . Ternyata aku
sendiri selama lebih dari 15 tahun tidak pernah lagi
nonton di bioskop. Padahal anakku pengin sekali. Ku
bilang kita sewa CD ya, nanti liat di rumah . . Kuputuskan
sendiri
Hersa Fachrurozy wah bu....saya juga tuh masih
belum berani ajak anak nonton ke bioskop. Umurnya
belum 3 tahun sih. Tapi sering lihat banyak anak yang
baru 1tahun sudah diajak nonton. Kalau saya mungkin nanti saja
kalau dia sudah TK... hehehe....
Frida Kusumastuti mb Hersa Fachrurozy....kalau
belum bisa menikmatinya, anak tidak usah deh diajak
ke bioskop....

Rhe Sio Taro Saya paling senang membaca status ibu


yang edisi seperti ini..seolah-olah saya menyaksikan
film layar lebar yang diangkat dari kisah nyata..banyak
pelajaran dan hikmah yang bisa saya ambil..
Subhanallaah..bahkan lebih indah dari film keluarga cemara..^^
salam ya bu buat dik Wildan.

Frida Kusumastuti 159


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (67)

Hari Minggu, familiku dari Kendari datang. Dia mau kuliah di


Malang. Selama ini, kami hanya berkomunikasi via SMS atau telepon
saja. Namun, dia sudah mengenal kami lewat blog Autis Bukan
Kiamat di blogspot. Saat di rumah, rupanya famili tersebut diam-
diam mengamati Wildan. Hingga pada suatu momen, keluar
komentarnya, Tante...dek Wildan itu disiplin yaaa.....

Kutimpali, Mmmm.....tahu dari mana?

Dia jawab, Tadi aku ke kamar kecil, waktu keluar lupa


mematikan lampu, tiba-tiba Wildan lewat dan mematikan
lampunya.

Hehehehe...memaaaaang. Lampu kamar mandi, lampu


teras, lampu garasi, bahkan lampu jalan masuk kavling telah
menjadi job Wildan.

Khusus lampu kamar mandi, selain dikontrol selalu dalam


keadaan padam bila tidak ada orang, juga akan dimatikan bila orang
terlalu lama di dalam kamar mandi! Hahaha. Dan tidak hanya
lampu, kran air di tempat cuci dan kran luar juga menjadi
perhatiannya. Saya jadi teringat suatu cita-cita, tentang bagaimana
bila pembiasaan mematikan listrik dan air, juga penggunaan listrik
dan air seperlunya itu dilakukan sejak masa kanak-kanak, dan
pendidikan informal tersebut diakukan setiap keluarga di Indonesia.
Saya membayangkan, habit itu akan terbawa dalam perilaku anak di
mana pun mereka berada: di rumah, di sekolah, di taman-taman
kota, bahkan mungkin di tempat yang sangat profit oriented. Habit
itu akan berkorelasi dengan hemat energi lokal maupun nasional.
Frida Kusumastuti 160
Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Rahmi Siwe, Watie Suwito dan 27 orang lainnyamenyukai ini.


Novita Mariyana Setuju bu.. Saya juga termasuk yang
berusaha hemat energi di rumah..tapi karena saya
juga hidup dengan orang lain (pembantu) yang ada
saya capek sendiri harus selalu ngingetin ato langsung matiin
yang gak kepake *hehehe curhat*
Pzrihaphnies Green Met pagi bunda dan keluarga
semoga hari ini dilancarkan dan mudahkan semua
aktifitasnya amin...iya bunda hemat energi jadi hemat
biaya juga.
Tri Hastuti Nur Dan mas Wildan sangat rajin.... Tante
senang liat mas Wildan wkt di rumah tante, ternyata
sangat rapi dan rajin.
Roy Wirawan Khoe OOoo sekarang saya tahu
mengapa anak seperti Wildan bisa punya kelebihan
tertentu Sebab mereka lebih bisa fokus!
Wrini Harlindi Keren Wildan dan ortunya! Selamat
ya.. Aku membiasakan hal itu juga ke buah hati kami.
Semoga banyak ortu demikian juga. Semakin banyak
semakin baik.
Rhe Sio Taro waktu masih kuliah dulu,,saya pernah
melihat dik Wildan di ruangan ibu sedang asyik
menggambar,,karena saya dari keluarga seniman jadi
saya tahu kalau dik Wildan suka sekali menggambar^^..
Frida Kusumastuti 161
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (68)

Kadang menjadi perfect itu mungkin melelahkan dan


menyusahkan diri sendiri. Saya bukan termasuk perfectionist. Saya
bisa membuat kesimpulan sementara seperti itu karena mengamati
si Singa nDut . Pernah suatu masa, anakku Wildan dalam house
keeping competence-nya (walah, benar tidak ini bahasa Inggrisnya?)
mendapat tugas rutin mengelap-elap perabotan rumah. Awalnya
hanya kuajarkan ngelap kaca meja ruang tamu saja. Eh, ternyata
atas inisiatifnya sendiri, dilaplah seluruh perabotan. Tidak hanya
kacanya, melainkan kayu-kayunya juga. Tidak hanya meja, tetapi
juga kursi-kursi. Tidak hanya di ruang tamu, tetapi juga di ruang
tengah dan teras belakang. Bahkan, tidak hanya meja-kursi,
melainkan juga dipan-dipan di kamar, rak-rak almari, dan pintu-
jendela sekalian kaca-kacanya!

Saat ngelap jendela plus kacanya di bagian dalam, Wildan


selalu turunkan dulu kain kelambunya. Lalu bila sudah usai, dia
pasang kembali. Tidak hanya itu, dia juga akan turunkan pernak-
pernik di meja dan di rak, lalu meja atau raknya dilap. Selanjutnya
pernak-pernik itu akan ditata kembali. Beberapa kali dia juga akan
mencuci dan memeras kanebo untuk mengelap semuanya. Alhasil,
kegiatan ngelap-ngelap setiap hari itu harus dia lalui selama 2 jam
lebih! Padahal, rumah kami kecil dengan perabotan yang tidak
begitu banyak. Kasihan sekali melihat peluhnya di kening dan
jambang pada bercucuran *sedikit lebay.com*. Tapi bukan Wildan
namanya kalau tidak mengerjakan dengan tuntas dan perfect.
Kegiatan tersebut berlangsung untuk beberapa hari. Hingga suatu
ketika, dia tidak mau lagi melakukannya dan menyerahkan kanebo
ke saya, hiks...hiks...
Frida Kusumastuti 162
Belajar sebagai Manusia 2014

Kesimpulanku: Dia mau mengerjakan tugas itu, tapi dia tidak mau
kalau tidak tuntas dan sempurna. Namun jika sempurna, dia merasa
sangat capek. Maka solusi Wildan sendiri adalah lebih baik menolak
tugas itu sekalian! Subhanallah.

Malang, 17 Juli 2012

Apa Kata Mereka?

Arinda Hutamawati, Agustina Zubair dan 25 orang


lainnya menyukai ini.

Rhe Sio Taro Alhamdulilah..pagi ini dapat hikmah


lagi dari ibu ^^ 1

Vidhut Dew Senang sekali mengikuti ceritanya ibu.


Saya jadi belajar banyak hal..Makasih sudah dishare-
kan bu :D

Frida Kusumastuti 163


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (69)

Hidup bersama Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) awalnya


membuat kami memerlakukannya dengan khusus pula. Tidak
seperti adiknya yang diajari bina diri sejak balita, anakku Wildan
yang ABK bisa dikatakan terlambat diajari bina diri. Selain kami
memang tidak tega, kami juga menganggapnya tidak mungkin
bisa. Alhasil, hingga usianya 10 tahun, saat itu kami masih
memerlakukannya seperti anak usia balita.

Seperti misalnya soal buang air besar. Sejak dia bisa


berjalan, sekitar usia 1,7 tahun hingga usia sekitar 7 tahun, dia
selalu sembunyi di balik kursi bila mau buang air besar. Dia tidak
mau dihampiri maupun disentuh. Kalau kami menghampiri atau
menyentuhnya, pasti dia tidak jadi buang air. Akhirnya karena
kasihan, kami membiarkannya saja, baru setelah keluar, kami
angkat ke kamar mandi dan membersihkannya.

Suatu ketika ayah berinisiatif secara konsisten, begitu ada


tanda-tanda yang kami kenali sebagai tanda dia akan buang air
besar, segera dengan paksa kami mengangkatnya ke kamar mandi.
Awalnya sungguh kasihan karena itu berarti dia akan berlama-lama
di dalam hingga bisa mengeluarkannya. Rupanya konsistensi yang
diterapkan ayah ini berhasil. Dia menjadi terbiasa ke kamar kecil
sendiri jika ingin buang air besar.

Persoalan kedua adalah soal membersihkan atau


membasuh usai buang air besar. Sekali lagi, karena tidak tega, maka
sampai dengan usia 10 tahun, kami selalu membasuhkan duburnya
usai buang air besar. Siapa di antara kami bertiga yang sedang

Frida Kusumastuti 164


Belajar sebagai Manusia 2014

bersamanya, maka dia yang bertugas membasuhnya, tidak


terkecuali sang adik yang 19 bulan lebih muda dari Wildan.

Suatu ketika, saat saya pulang, dia sedang di rumah


bersama adik.

Sang adik melapor, Ma, kakak tadi pup (buang air besar)
dan kakak bersihkan sendiri.

Saya kaget, Lho, kenapa adik tidak membersihkannya?

Jawab adik dengan hati-hati, Ma, kakak sekarang kan


sudah mau makan sembarang. Pupnya lho bau sekali. Aku jijik.

Mencoba untuk bersikap biasa (padahal bergetar hatiku,


khawatir jika adik tidak sayang lagi pada kakaknya), aku menyelutuk,
Apa bisa bersih dik?

Dengan cepat adik menjelaskan, Tadi ya tetap aku bantu


ma. Aku yang kucurkan airnya, lalu kakak kusuruh sendiri bersihkan
dengan tangannya. Aku juga ajarkan bagaimana cara
menyabunnya. Aku terdiam. Adik lalu melanjutkan, Setelah
selesai, aku cium pantat kakak..sudah ga bau kok. Kupeluk adik.
Aku lega dan sangat menghargai inisiatifnya.

Sejak itu, walau sering kami tidak tega saat kakak meminta
bantuan, kami mencoba keras untuk konsisten menolaknya. Ayah
sering sembunyi di saat-saat seperti itu karena tidak tega melihat
ekspresi kakak saat meminta bantuan. Tapi, kadang kami bertiga
saling menguatkan dengan kompak bilang, Tidak! saat Wildan
meminta bantuan. Akhirnya, konsistensi itu membawa hasil
menggembirakan. Wildan menjadi semakin mandiri mengurus diri
sendiri. Konsistensi adalah kata kuncinya. (Malang, 21 Juli 2012)

Frida Kusumastuti 165


Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Rhe Sio Taro, Muherni Asri Utami dan 32 orang


lainnyamenyukai ini.
Denny Setyawan Subhanallaaah...salut banget sama
si adek....smoga si Adek tetep konsisten juga sayang
ke si mas...
Vitta Manez Masha Allah...salut banget buat
keluarga...kakak patut berbahagia...

Frida Kusumastuti saling menguatkan yang

Nins Setya Tidak semua orang dipercaya Gusti Allah


untuk hidup dengan mereka bu...saya selalu merasa
haru dan salut dengan ibu-ibu seperti
ibu....InsyaAllah ini tabungan untuk di surga
nanti..aamiin...salam buat si adik dan kakak ya bu...:)
Rudy Anton Mukti Wah ternyata bukan anak saya
saja bu yang begitu ada temanya he..he.. ini juga
lagi proses taraf pembenahan dirinya, semoga
sukses seperti ibu, semangat.

Pzrihaphnies Green Contoh hubungan kakak dan


adik yang sangat patut di tiru,, saling care dan
sayang satu sama lain,,, salam buat si mas dan adek
ya bunda.

Frida Kusumastuti 166


Belajar sebagai Manusia 2014

Frida Kusumastuti Pzrihaphnies Green.....itulah,


kami sangat berharap mereka saling menyayangi
sampai dewasa dan tua kelak. Terimakasih
dukungannya.
Desy Landasary Terharu bacanya bu...ya Allah tidak
semua orang bisa seperti ibu dan keluarga,
terutama si adik... sang kakak berada di keluarga
yang tepat.. bahagia selalu bu.. :))
Frida Kusumastuti hal yg biasa dilakukan para
keluarga membimbing bina diri ..menjadi istimewa
karena penuh perasaan dan kesulitan heheh
Dwi Endang Kusumaningsih Ade dirumah juga
memperlakukan Kakak begitu jika kebetulan saya
sedang keluar. Tak terasa kadang menangis
dibuatnya.
Frida Kusumastuti Semangat sista Dwi Endang
Kusumaningsih ....anak-anak punya bahasa dan cara
sendiri untuk berinteraksi dengan saudaranya
....mereka pasti bisa melaluinya saat kita (ortu) jauh....mereka
punya "kesepakatan" yang naluriah dan harmonis. Salam untuk
Ahmad dan ade.
Ita Trianita Khoiriah Zaki Aku ada dua siswa yang
ABK. Yang satu sudah mendapat terapi. Bisa menuls.
Usia 8 tahun. Yang cewe belum terapi. Masih sibuk
dengan kinestetiknya. Tapi punya semangat untuk sekolah.
Sambil jalan aku akan belajar terapi. Doakan lancar. Intinya
adalah: semua anak berhak mendapat pendidikan dan
bersosialisasi

Frida Kusumastuti 167


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia(70)

Mengikuti relasi anak-anak bisa membuat kita mendapatkan


banyak pelajaran berharga. Kali ini soal kepatuhan yang mulai
terkoyak *Hahaha, seperti judul sinetron religi*.

Alkisah, ada tiga fase hubungan kakak dan adik (anak-anak


kami). Fase pertama, ketika adik masih batita dan balita di mana dia
sangat mengidolakan sang kakak. Segala gerak-gerik kakak diamati
dengan takjub dan diikuti tanpa syarat. Matanya akan berbinar
memandang sang kakak. Tampak jelas kalau dia begitu
mengidolakan dan ingin mendapat perhatian sang kakak. Di sisi lain,
kakak begitu cuek beibeh, bahkan cenderung agresi bila adiknya
mendekati atau pun menyentuhnya. Sepak-tendang sang kakak
sering mengenai adik. Namun, dengan penuh cinta, adik tak pernah
jera mengajak kakak berinteraksi.

Fase kedua, ketika adik mulai sekolah SD. Kakak sudah di


bawah kendalinya. Setiap apa yang diminta adik, kakak akan
menuruti. Ajakan adik bermain dituruti. Panggilan adik dengan
segera dipenuhi. Apa pun yang sedang dikerjakan kakak akan
ditinggalkan demi sang adik. Fase itu merupakan kesempatan kami
untuk banyak menjadikan adik sebagai semacam terapist bagi
kakaknya yang ABK. Adik sebagai model yang bisa ditiru oleh sang
kakak.

Fase ketiga, yaitu saat ini, sejak adik kelas IX di mana


mereka sudah memasuki usia remaja. Sesekali kakak mulai berani
menolak permintaan adik dan adik kehilangan otoritas atas
kakaknya. Sesekali mereka mulai bertengkar dan saling tidak mau

Frida Kusumastuti 168


Belajar sebagai Manusia 2014

mengalah. Kadangkala sulit sekali menengahi mereka jika sudah


saling marah. Tentu tetap adik yang harus mengalah, walau kadang
kakak Wildan juga tetap mendapat hukuman.

Hikmah yang bisa kuambil adalah ternyata sebagai ABK,


Wildan juga seperti anak-anak yang lain, punya kasih sayang, punya
harga diri, dan punya kehendak, tidak hanya dari luar dirinya namun
juga dari dalam dirinya. Anak-anak memang susah dibaca hanya dari
kacamata kita.

Malang, 22 Juli 2012

Frida Kusumastuti 169


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (71)

Mantab sekali rasanya kalau melihat anak-anak makan.


Alamaaaak...mereka tidak tolah-toleh sedikit pun, kelihatannya
nikmat sekali. Rasanya sulit mengingat bagaimana dulu mereka
sangat susah makan. Maunya minum susuuuu saja. Apalagi sang
kakak, Wildan, yang memang sangat sensitif dengan makanan.
Setiap ada makanan baru, dia cium dulu. Kalau tidak cocok, entah
karena apa, dia taruh kembali dan tidak tengok-tengok lagi.
Makanan-makanan yang basah akan terseleksi dengan cepat. Nah,
berbeda dengan sekarang. Sekarang, segala macam jenis masakan
tak ada yang ditampiknya. Semua bersih, habis tak bersisa.

Awalnya, untuk mengenalkan makanan baru pada kakak, dia


harus dipaksa! Menurut teori ayah, Wildan itu tidak mau
memakannya karena belum mencoba. Maka untuk
membuktikannya, dengan tak menyerah ayah akan paksa Wildan
memasukkan makanan baru tersebut ke mulut dan mengunyahnya.
Tentu tak terkira berontaknya kakak. Sambil menangis dan tak
berani menolak bentakan ayah, dia terpaksa mengunyahnya.
Kadang dia akan menelannya, tetapi setelah itu digelontor dengan
minum air putih bergelas-gelas. Tapiiiii...untuk berikutnya, tak perlu
ada lagi paksaan. Dengan sukarela Wildan akan memakannya.
Dalam hal ini, teori ayah benar; beri kesempatan Wildan mencicipi
meski harus dengan dipaksa super duper hebat dan harus
bertengkar dulu! Hahaha.

Frida Kusumastuti 170


Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Ab Lestary, Khaerani Masyitoh Rani, Lismey Mey dan 13 lainnya


menyukai ini.

Bunga Asmara Umur 6 bulan sampe 1


tahun,makanan yang masuk ke Gibran
beragam..begitu udah bisa mencicipi..dia hanya mau
telur, tempe, sayur bayam, sayur sop, pizza dan roti. No Fish,
chicken and meat...sampai sekarang bu hiks..Puyeng
juga...dipaksa..muntah..habis muntah batuk,hadeh. Akhirnya
mamanya ngalah sambil berharap taste nya meningkat.
Ajaibnya,begitu saya masukkan ornamen lain dalam
makanannya, seolah ada alarm nya...langsung
dimuntahkan...Glek....mama dan ayah nya hanya bisa pandang-
pandangan kalau sudah begitu...

Frida Kusumastuti Wah itu kebalikan dari Wildan


yaaa. Usia bayi-3 tahun dia makan segala yang kami
beri. Begitu lepas batita, dia mulai pilih-pilih hanya
mau telur, roti, susu, dan mie. Nah, setelah dipaksa-paksa pada
usia 7 tahun...akhirnya malah mau sembarang macam sayuran
dan sekarang segala macam lauk pauk dan sayur..sikaaaaat
habis...hehehe

Frida Kusumastuti 171


Belajar sebagai Manusia 2014

Bunga Asmara Berarti Nunggu sampai Gibran 7 tahun


ya hahhahaha....tar kalau cuti melahirkan ni,saya
rencananya bakal paksa dia makan semua masakan
mama nya...krn kalau sekarang,kadang ga mau ngerusak mood
nya dengan maksa-maksa makan yang akhirnya malah buat dia
nangis gak karuan....malah ngambek dan gak main sama
mamanya deh bu. Padahal waktu yang ada cuma malam dan
pagi-pagi saja...kecuali weekend. Tapi anehnya Gibran termasuk
anak yang padat berisi..jadi banyak yang gak percaya dia pemilih
makanan

Frida Kusumastuti menurut saya, senyampang


makanan yang disukai Gibran mengandung empat
sehat lima sempurna dan enam halal....biar saja dia
mengonsumsi menu-menu kesukaannya, jeng. Sembari tetap
dirangsang mencoba jenis menu yang lain

Frida Kusumastuti 172


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (72)

Harga diri selalu melekat pada karakter manusia, bahkan


termasuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Ini peristiwa yang
sudah lalu, saat anakku berusia 9 tahun di 2005. Sebagai ABK yang
super cuek, dia selalu asyik dengan dunianya. Tak berkata-kata dan
tak hirau dengan celotehan di sekitarnya. Saat itu, hasratnya untuk
menggambar sapi sangatlah luar biasa. Setiap kami kehilangan dia
di sekitar rumah, bisa dipastikan bahwa dia sedang berada di
kandang sapi milik tetangga. Dia akan ikut melihat sang peternak
memerah susu sapi dan memberi makan mereka, sedangkan anakku
lebih suka berlama-lama di sana untuk mengamati. Ketika di rumah,
goresan-goresan penanya akan penuh dengan gambar sapi,
dilengkapi dengan detil tubuh sapi yang blentong-blentong dan susu
sapi serta kaleng untuk menampung air susu di bawahnya.

Kami suka tertawa melihat dia meggambar susu sapi, sebab


jumlah putingnya bisa sampai 16! Hahaha. Walau begitu ingin
tertawa, kami tertawa seperlunya saja, tidak menertawakannya.
Namun, bahaya akan tiba saat saudara datang dari desa. Dia akan
tertawa terpingkal-pingkal melihat Wildan sedang menggambar sapi
dengan 16 puting susu. Mula-mula Wildan hanya diam sambil tetap
mengarsir gambarnya, namun ketika masih sambil tertawa, saudara
itu memanggil temannya untuk menertawakannya bersama, Wildan
mulai terusik. Dia langsung berdiri dan siap memukul saudara kami
itu. Saudara kami lari keluar rumah menghindar, tetapi Wildan terus
mengejar dan mengambil batu seolah mau dilemparkan kepadanya.
Kejar-kejaran terjadi di antara mereka hingga dua jam! Akhirnya
Wildan kami ajak masuk rumah. Baru beberapa jam kemudian,
saudara kami menyelinap diam-diam lewat pintu belakang dan
Frida Kusumastuti 173
Belajar sebagai Manusia 2014

segera kami amankan di kamar, mumpung Wildan tidak tahu.


Soalnya, kelihatan sekali kalau Wildan sangat dendam ditertawakan.
Begitulah kawan, jangan sekali-kali mengusik harga diri manusia
meskipun dia ABK.

Apa Kata Mereka?

Resi Adi Pratama, Dewie Slalu Hepie, Rumput Liar dan 21 lainnya
menyukai ini.

Chiwa Chan penuh perjuangan ya bu...semoga


semakin...dan semakin kuat...

Lily Katni Hidup Wildan! Andaikan semua petinggi


bangsa ini punya harga diri?

Dwi Endang Kusumaningsih Mungkin suatu hari aku


akan sampai pada fase ini...

Frida Kusumastuti 174


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (73)

Akhir-akhir ini, anakku Wildan terlihat agak uring-uringan,


sering merajuk, dan menceracau. Gawat! Itu tandanya dia sedang
tantrum. Tapi ada apakah gerangan? Ternyata, akhir-akhir ini, dia
sering merasakan "ada perintah" untuk melakukan sesuatu.
Memang, dia tetap melaksanakan "perintah" itu, namun dengan
hati yang kesal. Akibatnya jadi uring-uringan dan tantrum. Apa yang
bisa kusimpulkan dari hal tersebut masihlah seputar harga diri
manusia. Anakku yang "dikeluarkan dari dunia sunyinya" lewat
perintah alias instruksi, sesuai dengan metode Dr. Lovaas untuk
autis infatil, kini setelah dia remaja, dia menolaknya. Seolah-olah dia
ingin eksistensinya harus diakui sebagai manusia yang diajak
berkomunikasi antar manusia, bukan diperintah secara mekanistis.
Sering karena kebiasaan (memerintah) dan direspon secara
mekanistis oleh orang lain anak, istri, suami, bawahan, pembantu
kita bertindak pun jadinya secara mekanistis pula. Stimulus-Respon,
istilahnya kata sebuah teori, berharap setiap perintah kita harus
langsung dilaksanakan oleh orang lain dan akan tersinggung berat
ketika kemudian tidak dilaksanakan.
Ternyata apa yang terjadi pada anakku memberi hikmah.
Kini dia minta diakui sebagai manusia (organism) yang memilki
kehendak sendiri, persepsi, perasaan, dsb. Alhasil, kami harus lebih
banyak mengubah gaya "perintah" menjadi gaya "permintaan"
tolong. Suatu ketika, cukup saya bilang, "Duh..dingin sekali
ya..Kakak tolong dong pintunya ditutup." Dia dengan sukarela
melakukannya. Padahal dulu saya akan bilang, "Wildan..tutup
pintu!" Ya Allah. Allohumaghfirli.

Frida Kusumastuti 175


Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Resi Adi Pratama, Ai Dan Salma, Agung Zainul Muchtar dan 26


lainnya menyukai ini.

Nihan Werdi Sesulih Manakala emosionalnya


berkembang, itu jauh lebih bagus perkembangannya
daripada sekedar PATUH.. Selamat Wildan Rizqya
Lazuardi . Itu pula yang tadinya saya lupakan, lebih baik Rayhan
melakukan kesalahan dan tahu dimana letak salahnya, daripada
melakukan kebaikan, tapi tidak tahu (faham) kebaikan yang
dilakukannya. dan yang menyadarkan kami waktu itu Ustadz
Fathoni. Ternyata jauh dari segala kemajuan dalam kepatuhan
yang Rayhan alami, jiwanya masih jauh tertinggal, emosinya jauh
belum kami sentuh, ruhaninya masih di level bawah. Kami lupa
untuk sering mengajaknya ke masjid, dan sangat sering
mengajaknya ke terapis -saja-

Frida Kusumastuti Dearest my sister Nihan Werdi


Sesulih..itu benar...dulu saat kami mengeluh Wildan
sudah tidak patuh lagi, para terapistnya bilang
bukannya itu menunjukkan emosionalnya (EQ) mulai
berkembang baik?. Dia bukan lagi seperti robot, tetapi seperti
organism (human). Salam sayang untuk Rayhan.

Frida Kusumastuti 176


Belajar sebagai Manusia 2014

Sulicha Matematika Andai antar manusia tidak


memerintah, tapi minta tolong... betapa damainya
dunia ini...

Frida Kusumastuti Sulicha Matematika, adikku....,


yups itu betul. Tolong, maaf, terimakasih.....konon 3
kata itu sangat membuat hubungan lebih manusiawi

Sari Di Sini makasiih bunda... alhamdulillah dapat


ilmu baru... bisa u/ bekal

Frida Kusumastuti 177


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (74)

Sering kutatap wajah anak sulungku, Wildan, untuk


mencoba membaca apa yang dipikirkannya, tapi aku tak bisa
menembusnya. Yang ada hanya pantulan wajahnya yang teduh,
tenang, dan lembut. Aku berpikir-pikir, apa gerangan yang membuat
wajah itu nampak teduh, tenang, dan lembut? Kuingat-ingat
kesehariannya. Dia adalah anak yang jujur dan apa adanya. Kalau
marah, gampang pula melupakannya. Dalam waktu yang singkat, dia
bisa menangis dan berganti menjadi tertawa.

Apakah seperti itu pula semua anak-anak, cepat melupakan


kesedihan dan begitu gampang merasakan gembira? Bahkan saat
dia hanya diam, aku tak melihat wajah yang kosong, namun wajah
yang berpikir. Duhai, andai orang dewasa sepertiku bisa mengelola
perasaan seperti itu: marah dan cepat melupakannya, tiada
dendam, menangis dan mudah berganti menjadi tawa, lalu
memperbanyak diam, serta berpikir dan bertafakur...Akankah
wajahku juga menjadi teduh, tenang, dan lembut??

Frida Kusumastuti 178


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (75)

Diserahkannya bantal dan selimut padaku dengan


kemarahan yang ditahan. Aku terpana. Tadi kulihat pukul 20-an,
anakku Wildan sudah mengantuk. Bahkan dia sempat tertidur di
kursi sambil duduk. Saat tertidur itu, kusiapkan segala bantal dan
selimutnya. Maksudku begitu kubangunkan, biar dia segera
mapan di tempat yang sudah nyaman. Apa daya, begitu
kubangunkan dan kuminta pindah, dia menjadi rewel. Bantal dan
selimut dimintanya untuk kukembalikan ke tempat sebelumnya
(sebelum ditata). Akhirnya kupindah semua bantal dan selimut
untuknya, lalu demi menghindari rewelnya yang terus-menerus, aku
ke teras belakang. Kira-kira 30 menit kemudian, kulihat dia sudah
mapan tidur dengan bantal dan selimut yang ditatanya sendiri!

Oalah, naaaak...rupanya meskipun dia ngantuk, dia belum


mau tidur karena masih sore. Biasanya dia memang tidur pukul
21.00 atau paling sore pukul 20.30. Tapi mungkin juga bukan karena
itu. Dia tidak mau orang lain menata perlengkapan tidurnya karena
dia sudah bisa mandiri menata untuk dirinya sendiri. Ya, kupikir
alasan yang kedua itulah yang membuatnya uring-uringan saat
kutata bantal dan selimutnya. Aku ingat, akhir-akhir ini banyak hal
yang menjadi tanda, bahwa anakku ingin menunjukkan bahwa dia
bisa mandiri dan mengurus keperluannya sendiri. Terkadang kita
terjebak dalam keinginan untuk terus melayani, padahal belum
tentu anak kita suka.

Frida Kusumastuti 179


Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Achmad Nawir, Rina Arliny, Hariyanto Kenthung dan 16 lainnya


menyukai ini.

Asdar Muis Andai aku si Wildan, akan kuraih bantal


itu lalu menjadikannya mainan hingga masanya aku
terlelap/ hehehe/ sangat natural/ selamat/

Frida Kusumastuti hahaha....dia sudah punya bantal


khusus untuk itu...yang ada biji-biji kapuk... Tapi
masalahnya dia nampak tersinggung aku siapkan
peralatan tidurnya itu.

Frida Kusumastuti 180


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (76)

Tanganku ditampiknya, lalu dia mendorongku keluar kamar


dan pintu kamar ditutup. Aku pun maklum. Itu salah satu bukti
bahwa anakku ingin menunjukkan kalau dia sudah bisa mengurus
keperluannya sendiri. Kejadiannya adalah sehabis dia mandi. Dia
kasih kode kalau dirinya membutuhkan celana dalam (CD). Saat itu
memang CD belum masuk ke almari lacinya. Aku tahu kalau CD-nya
masih di keranjang cucian bersih. Aku pun segera beranjak untuk
mengambilkan CD di keranjang itu. Saat mengaduk-aduk mencari,
Wildan menepis tanganku dan mendorongku supaya keluar kamar.
Rupanya dia ingin mengambilnya sendiri. Setelah dapat CD, dia
keluar kamar sambil tetap dengan handuk terlilit, lalu dipasangnya
setrika listrik, dan dia menunggu beberapa saat. Eh, ternyata CD-nya
disetrika dulu, baru kemudian dia kenakan. Aku terharu. Semakin
hari, semakin jarang dia bergantung pada orang lain untuk
keperluan pribadinya. Kadang aku mencoba mengingat-ingat,
apakah pernah membuatnya tersinggung manakala minta
bantuanku? Jangan-jangan aku pernah membuatnya tersinggung
sehingga kini dia tidak mau dibantu. Oalah anakku...Semoga Allah
selalu menolongmu.

Frida Kusumastuti 181


Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Dyah Erni, Nena Kisnawati, Puji Utami dan 22 lainnya menyukai


ini.

Elfi Saati Amien 3x YRA

Hakimuddin Aljunnah Amin ya robbal alamin,.....

Hiqma Nur Agustina So happy mbak. Semoga Wildan



terus jadi anak yang mandiri yaa.

Vio Bayu Ardani Alhamdulilah,.. Semoga semakin


mandiri.

Lily Katni Anak makin besar pasti makin banyak yang


kita rasa hilang dengan kemandiriannya. Tapi
bukankah kita harus bersyukur dengan kemandirian
itu. Selamanya dia anak kita walaupun kita sudah
tidak kuat menggendong dia, ha ha ha bayangkan! Semangat
jeng! Wildan sudah besar!!

Chuswatin Chasanah Pagi yang indah Allah


menunjukan kasih sayangnya.
Frida Kusumastuti 182
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (77)

Masih ingin kuulas soal kemandirian anak-anak. Kucoba


mencari sisi positifnya, yaitu menafsirkan apa pesan yang bisa
diambil dari perilaku anakku Wildan tentang hal tersebut. Beberapa
kali aku mengalami penolakan Wildan atas bantuanku mengurus
dirinya atau menyiapkan keperluannya. Alih-alih merasa bersalah,
lebih baik kutafsirkan sebagai pelajaran bahwa (1) Dia ingin
menunjukkan bahwa dia bisa mengurus dirinya sendiri. (2) Dia tidak
ingin menjadi beban orang lain atau tidak ingin merepotkan orang
lain. Aku menghormati keputusannya itu (jadi ingat lagu Broeri ).
Akhirnya, sekarang aku tidak lagi membantunya kecuali jika dia
meminta bantuan. Hal semacam ini seringkali juga kita jumpai
dalam berinteraksi dengan orang-orang yang tidak ABK. Coba kita
ingat-ingat, apakah kita cenderung membantu orang lain yang
meminta bantuan? Ataukah membantu orang lain yang sebenarnya
sedang tidak ingin dibantu? Atau jangan-jangan kita malah tidak
membantu orang yang justru sedang meminta bantuan?

Analogi dalam relationship adalah apakah kita mencintai


seseorang menurut cara dia ingin dicintai? Ataukah kita mencintai
seseorang menurut cara kita sendiri? Saya rasa, bila kita cenderung
sering melakukan yang terakhir, itu lebih disebut egois, bukan
mencintai. Itu hanya mencintai diri sendiri, bukan mencintai orang
lain. Ah, jangan-jangan kesimpulanku ini hanya karena perasaan
bersalah pada Wildan, hehehe... Baiklah.

Frida Kusumastuti 183


Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Sri Wibawani Wa, Rina Arliny, Hariyanto Kenthung dan 17


lainnya menyukai ini.

Asdar Muis Bahagialah bila anak bisa memberi


pembelajaran buat kita/ salamku pada mas Wildan/

Sari Ikut Berduka wah... seneng ya... jika anak" sudah


bisa mandiri... selamat ya bunda.

Camelia Afnan Bisa ya bisa tidak bu...itu mungkin


juga karena kita over protect dan love terhadap
anak...

Indragandi Lestari Sepertinya begitu bu...semoga


bisa lebih baik setelah putih di hari fitri kemarin

Frida Kusumastuti Camelia Afnan ...ternyata anak-


anak memang selalu menjadi anak-anak dimata kita
orang tuanya hehe

Ita Yuana Selalu saja menjadi sebuah motivasi..jika


jadi sebuah novel..saya termasuk org yg sangat
menantinya..pasti saya cari..terimakasih ibu.

Frida Kusumastuti 184


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (78)

Dunia ini memang panggung sandiwara, seperti tembang


yang dipopulerkan Ahmad Albar di tahun 70-an. Banyak peran yang
harus dimainkan. Kadang harus berperan sebagai orang jahat alias
antagonis. Kadang juga harus berperan sebagai orang baik. Begitu
juga dalam mendampingi anakku Wildan. Kami membagi peran. Aku
mendapat peran baik, ayahnya mendapat peran jahat. Pilihan itu
diambil karena melihat talenta dan potensi fisik yang sesuai: ayah
tinggi besar dengan suara menggelegar, terasa sangat cocok
berperan jahat. Aku yakin, sebagai aktor antagonis, ayah berhasil.
Sayang, tidak ada penghargaan semacam FFI atau Oscar buatnya,
hehe.

Sungguh bisa dikatakan cara ini berhasil, sebab di antara


anggota keluarga besar dan juga di antara sahabat-sahabat keluarga
kami, citra ayah sebagai pemeran tokoh jahat itu begitu melekat.
Eyang putri dan kakak-kakak kami seringkali memarahi ayah karena
kejahatannya itu. Yah, memang sudah nasib ayah. Padahal aku
tahu pasti, kejahatan ayah itu membuatnya selalu mengakhiri
perannya dengan tangisan diam-diam. Aslinya, ayah lebih cengeng
daripada aku dalam menghadapi Wildan.

Namun, saat menundukkan perilaku autisme Wildan, ayah


harus dihadirkan sebagai sosok yang menyeramkan, sehingga
Wildan terkendali. Aktingnya luar biasa. Ayah akan melotot dengan
urat-urat menegang, atau ayah akan menggerakkan telunjuknya
sebagai perintah. Satu telunjuk saja sudah membuat Wildan
mengkerut, apalagi kalau lima jari atau semua jemari tangannya ikut
menunjuk. Begitulah...akhirnya banyak hal tentang perilaku autisme
Frida Kusumastuti 185
Belajar sebagai Manusia 2014

Wildan yang agresif, destraktif, dan egois (autistik) dapat terkendali,


dan bahkan hilang oleh sikap tegas ayah.

Sebenarnya, tokoh jahat dalam mendampingi Wildan ini


lebih tepat disebut sebagai sikap tegas, konsisten, dan keras. Hal
yang sebaliknya terjadi dalam peranku. Saking menghayati peran ini,
sering aku merasa lebih baik melarikan diri atau sembunyi manakala
ayah harus memainkan peran. Hatiku sangat sakit melihat anak yang
kulahirkan dibentak-bentak, dikerasi, dan tidak dituruti
kemauannya. Walau aku tahu itu untuk kebaikan sang anak, namun
kadang aku jadi terbawa cerita untuk membenci sang tokoh jahat.

Sekarang, kami semua menikmati hasil pembagian peran ini.


Wildan tumbuh sebagai penyandang autis yang sangat mandiri
dalam bina diri. Perilakunya nyaris nampak sebagai perilaku yang
wajar. Bahkan seperti dalam tulisan-tulisanku, dia nampak sebagai
perfect human.

Apa Kata Mereka?

Nena Kisnawati, Nency Rosiana, Ita Trianita Khoiriah Zaki dan 31


lainnya menyukai ini.

Dyah Wulan Retno Bu aku selalu menangis jika


membaca tulisan ibu sungguh aku selalu berempaty
karena aku tahu aku pernah melihat itu secara nyata
pada aku waktu aku berkunjung di tempat sahabatku sendiri

Frida Kusumastuti 186


Belajar sebagai Manusia 2014

Luluk Nuruliyah Sabar mbak. . Anak adalah


ANUGERAH terindah dalam hidup seorang IBU. Tak
peduli anak itu TERLAHIR sempurna, autis, atau cacat
sekalipun. Sungguh anak mbk Frida adalah LADANG IBADAH
buat mbk. Di sana ada banyak PAHALA dan HIKMAH KEBAIKAN
yg TERSEMBUNYI. Salah satunya adalah MELATIH KESABARAN
dan KEIKHLASAN dalam menerima satu bentuk UJIAN dan
Tetap SEMANGAT mbk meski HATI NURANI
COBAAN dari .
seorang IBU kadang MERINTIH melihat buah hatinya di KERASI.
Tetapi semua itu kan buat KEBAIKAN anak.

Camelia Afnan Amin insyaalloh jadi human perfect


bu...jujur kalau anda gak menganggap saya
lebai...saya mbrebes bu bacanya..karena saya ingat
saya sering mbayangin Wildan dalam tulisan ibu...beberapa kali
kulihat pic dia di blog ibu...tapi pagi ini saya cerita kalau saya
sering bertengkar sama suami kalau dia memerankan peran
antagonisnya karena ingat kami sulit punya anak....to wildan GO
to human perfect....muaaachhh...

Khamidatul Azizah Haha..ayah ,the best actor. Good


job boss.Saya memang pernah dengar,anak autis
memang harus "dibegitukan". Tapi membayangkan
Wildan"dibegitukan", hadwee mana tahan......

Frida Kusumastuti Camelia Afnan ..peran yang


komplementer diperlukan, tapi kadang dalam situasi
tertentu peran yang sama (simetris) juga
diperlukan...Asalkan semua peran memang dilakukan untuk
kebaikan bersama. Ingat jeng, itu semua hanyalah sebuah
panggung sandiwara hehe

Frida Kusumastuti 187


Belajar sebagai Manusia 2014

Ira Puspita Sari Sebaiknya ayah bukan berperan


sebagai orang jahat tapi akan lebih pas kalau
berperan sebagai orang yang bijak dan berwibawa....

Frida Kusumastuti jeng Ira Puspita Sari ....normalnya


memang begitu ya jeng...saya sangat setuju. Peran itu
diberikan pada ayah dalam mendampingi adik
Wildan. Tapi untuk Wildan, sepertinya peran ayah yang sekarang
super cucok hehehe

Ita Trianita Khoiriah Zaki Aayyaahhh oh...ayah...i love


u.

Frida Kusumastuti 188


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (79)

Tidak pernah terpikirkan olehku sebelumnya jika ada


kemungkinan Wildan tidak bisa menyebut kata-kata dengan jelas,
dan bahkan tidak bisa berbicara dikarenakan gangguan
pendengaran. Hal ini terpikirkan setelah Selasa (4/9) lalu berbincang
dengan kepala sekolahnya. Berdasarkan pengalaman beliau,
beberapa anak autis tidak bisa mengucapkan kata-kata dengan baik
karena gangguan pendengaran, bukan semata-mata karena autistik.

Sebenarnya pada saat usia Wildan 1,5 tahun, dokter THT


mendiagnosis dia tuli. Namun, ketika masuk usia 2 tahun, psikiater
anak mendiagnosisnya sebagai penyandang autisme, maka
diagnosis dokter THT kami abaikan. Terapi selanjutnya mengikuti
kurikulum penanganan anak autistik. Hingga sekitar tahun 2008,
kami mencarikan speech therapist, namun tidak juga dapat.
Sekalinya mendapat seorang speech therapist pada tahun 2009,
Wildan nampak tidak cocok dengan orangnya. Tidak ada chemistry.
Lalu tahun 2011, saya juga menghubungi satu speech therapist yang
pada mulanya bersedia datang ke rumah, namun karena kesibukan-
kesibukan pribadi, beliau tidak bisa menangani Wildan.

Begitulah, akhirnya kami hanya bisa melatihnya sendiri


dengan keterbatasan dan tiadanya ilmu pengetahuan. Untuk
berkomunikasi, kami melatihnya berkomunikasi dengan gambar dan
beberapa kode yang saling kami mengerti. Sementara untuk
memperjelas artikulasinya, kami sesering mungkin mengajaknya
bernyanyi lagu-lagu nasional kesukaannya. Dan untuk melemaskan
syaraf-syaraf pengucapannya, kami lakukan terapi accupoint pada

Frida Kusumastuti 189


Belajar sebagai Manusia 2014

seseorang yang dianggap ahli. Benar-benar tak terpikirkan untuk


menduga gangguan telinganya.

Apa Kata Mereka?

Arum Martikasari, Nunuk Sri R. R, Watie Suwito dan 26 lainnya


menyukai ini.

Irfan Fatoni Salud dengan semangat Wildan dan


orang tuanya untuk perjuangan ini. gak bisa ngomong
apa lagi aku mbak..Salam untuk keluarga di batu

Agustina Zubair Saya ingat cerita ibu tentang


diagnosis gangguan pendengaran Wildan saat dia
balita. Semoga belum sangat terlambat untuk
memperbaikinya. Semangat ya.

Frida Kusumastuti sista Agustina Zubair...yup, betul


itu. Saat itu diagnosis diberikan pada saat usia Wildan
1.5 tahunan. Saya jug aberharap masih bisa mengejar
"kelalaian" saya atas itu. terimakasih dukungannya, say.

Anik Machfiati Saya banyak melihat orang tua yang


berperan langsung sebagai terapist malah berhasil
daripada ditangani orang lain apalagi ibunya is
amazing .

Frida Kusumastuti 190


Belajar sebagai Manusia 2014

Frida Kusumastuti Anik Machfiati ...mesti ada


kerjasama antara ortu dan sekolah. Ortu tdk py
ilmunya namun sgt paham akan anaknya, sementara
sekolah ada ilmu namun sangat terbatas observasi pada setiap
anak.

Muslimin Machmud semoga berhasil terapinya


bu...saya melihat perkembangan nak Wildan luar
biasa kemajuannya. Salam buat keluarga.

Frida Kusumastuti 191


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (80)

Awalnnya, supaya tidak silau pada sinar matahari, anakku


Wildan mengenakan kacamata hitam saat berangkat ke sekolah.
Namun akhirnya, dia menikmati penampilan barunya itu. Dia penuh
percaya diri dan tidak melepas kacamatanya bila masuk ke ruang
kelas. Bahkan kala kuajak ke kampus, Jumat (7 September 2012)
lalu, kacamatanya tetap dipakai. Ruang demi ruang yang ada di
lantai enam dia masuki. Sendirian. Entah apa komentar orang-orang
di kala dia tak bersamaku. Lebih gaya lagi, sambil berkacamata
hitam, dia berjalan-jalan sambil tangannya sibuk browsing melalui
iPad. Dia bagaikan selebriti yang tidak peduli disorot kamera.
Kutengok dari jendela kantor, dia sungguh percaya diri duduk di
kursi lobi bersama mahasiswa-mahasiswa, dengan tetap sibuk
browsing. Aku membiarkan saja tingkahnya, mencoba memberinya
kesempatan bergaya dan percaya diri. Aku juga belum merasa ingin
mengecek dia sedang browsing apa. Paling-paling video lagu-lagu
Indonesia atau TV online seperti biasanya di rumah. Toh, aku
tersadar bahwa semua manusia berhak mengaktualisasikan dirinya,
termasuk ABK (anak berkebutuhan khusus). Aktualisasi adalah salah
satu kebutuhan hidup. Hal yang kerap aku lakukan!

Frida Kusumastuti 192


Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Nency Rosiana, Nabella Azh, Nur Salamah dan 31 lainnya


menyukai ini.

Moslem Ridho Anakku yang jago (4th) awalnya silau


matahari, lalu pakai kacamata hitam selalu gatal-gatal
apalagi kalau tengah malam. Aku bawa ke S Eye
Center ternyata alergi. Sampai sekarang masih kacamata hitam.
Alhamdulillah PD saja. Tapi harus selalu kontrol

Cheng Prudjung kalau begitu, adik ABK ini mengalami


semacam disorientasi realitas, keenakan pake
kacamata hitam sampe menganggap kalo realitas
(cahaya) yang dilihat dari kacamata itu yang benar ... * ngaco
hahaha

Arum Martikasari Suka gemes kalo Kakak sedang


acting sok cool hahahahaha DIUNDANG hahaha

Nur Salamah Tiap anak pasti akan terlihat paling


keren dimata ibundanya apalagi jika sudah brekspresi
dengan gaya-gayanya yang baru & tidak biasa. (aku
juga begitu) >,~

Frida Kusumastuti 193


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (81)

Ini hari kedua kami melewati jalan yang sama, jalan menuju
ke sebuah sekolahan yang pernah tidak disukai anakku Wildan.
Meskipun tujuan kami bukan ke tempat itu, namun Wildan selalu
rewel alias rese melewatinya, seolah dia sangat traumatik. Baru
setelah merasa yakin dan pasti kami tidak ke sekolah itu, dia akan
diam. Kami bersyukur sekali tidak memutuskan agar Wildan sekolah
di sana, padahal semua guru saat itu memotivasi bahwa meskipun
Wildan menangis dan mengamuk, tapi itu tidak apa-apa, lama-lama
dia akan diam walau harus berbulan-bulan. Begitu kata para guru.
Mereka memberi contoh dengan menceritakan kisah beberapa anak
yang awalnya memberontak dan menangis berbulan-bulan. Bahkan
katanya, ada yang sampai 8 bulan hanya menangis dan
memberontak. Menurut para guru di sana, anak autis harus
ditundukkan supaya mau bersekolah. Walau harus berkelahi
dengan guru sekali pun, anak-anak autis harus dibuat patuh pada
guru, baru diberi pelajaran sekolah.

Waktu itu kami terpengaruh ide tersebut. Betapa pun kami


melihat ada ketulusan, komitmen, dan profesionalisme dari para
guru di sana, namun demi melihat respon penolakan Wildan yang
luar biasa, kami ragu ide ini akan berhasil. Menurut insting kami, itu
akan sangat menyiksa jiwa Wildan. Akhirnya kami cari sekolah lain.
Alhamdulillah, kami dapatkan juga sekolah yang disukai Wildan.

Hari ini sudah hari kedelapan dia masuk sekolah dengan


gembira. Pelajaran yang bisa kuambil dari pengalaman ini adalah:
(1) Setiap anak memerlukan pendekatan atau perlakuan yang
berbeda, walau mereka sama-sama autis. (2) Orang tua memiliki
Frida Kusumastuti 194
Belajar sebagai Manusia 2014

perasaan yang lebih tajam tentang anaknya daripada guru.


Begitupula orang tua lebih tahu tentang anaknya daripada guru.
Mengapa? Karena kita hidup dengan anak kita seumur hidup
mereka, sedangkan guru terbatas hanya di sekolah saja. Nah,
Rekans, sebagai orang tua, mari kita mengasah kepekaan hati untuk
memahami anak-anak kita. Semoga Allah selalu membimbing.

Apa Kata Mereka?

Anda, Arfan Fahmi, Sulicha Matematika, Evi Lestari, dan 28


orang lainnya menyukai ini.

Asdar Muis kesombongan guru yang merasa lebih


banyak tahu/

Frida Kusumastuti Asdar Muis ..saya kira itu bukan


masalah kesombongan guru, namun kelemahan guru
yang hanya terfokus pada SOP alias protap. Tidak
berusaha melakukan riset untuk setiap kasus.

Asdar Muis "sombong" karena tak mau


mengembangkan bacaannya/

Frida Kusumastuti Yup...dan anak-anak adalah "buku


bacaan" juga. Betul tidak pak Asdar?

Frida Kusumastuti 195


Belajar sebagai Manusia 2014

Ita Trianita Khoiriah Zaki Input yang baik. Karena aku


pun punya siswa bermaslah...

Frida Kusumastuti Ita Trianita Khoiriah Zaki


...dengarkan pengalaman orang tuanya, mbak.
Biasanya ortu sudah memiliki cara dlm menangani
masalah anaknya. Lalu diskusikan. Pokoknya guru hrs belajar jd
pendengar...hehe

Ita Trianita Khoiriah Zaki Ok.kbtulan k 2 sisw specialq


dah krasan n nyaman dg skolh kami.kdang ortu yg
memsang targt terlalu tinggi u anak specialx.shg guru
hrs mengkti kemauan ortu yg kdang trlalu memaksa

Frida Kusumastuti ...yeah..harapan yg terlalu tinggi


pada anak, kadang menyusahkan anak juga. Namun,
boleh dicoba dulu target itu. Kalau mmg mentog..
maka ortu HARUS belajar berucap "it's enough". Terima anak
sesuai kemampuannya.

Frida Kusumastuti 196


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (82)

Usai mandi, dengan tidak sabar, dipakainya seragam


sekolah merah putihnya itu. Anakku Widan tahu kalau sarapan
untuknya belum siap, sehingga dengan berseragam, dia menyapu
seluruh lantai rumah. Ya, hari ini Senin (17/9), untuk pertama
kalinya setelah tiga tahun vakum sekolah, anakku Wildan memakai
seragam sekolah lagi. Celana panjang merah dan hem putih. Masih
baru. Sebenarnya sudah sejak Rabu kami belikan seragam itu,
namun Sabtu kemarin baru ditukar lagi karena kebesaran. Dia juga
ikut menukarnya bersama ayah di toko.

Tak terkira betapa senangnya Wildan memakai seragam itu.


Kata gurunya, seusai salat zuhur berjamaah di sekolah, Wildan
selalu merapikan seragamnya. Sepulang sekolah, wajahnya nampak
lebih cerah dalam pandanganku. Mungkin karena aku terus
memikirkan tentang seragam itu. Aku ingat cerita ayah. Kata ayah,
Wildan nampak minder atau malu jika terlihat teman-teman adiknya
di MAN. Saat mengantar adik sekolah setiap pagi, kaca mobil selalu
dia tutup, dan sedikit memalingkan wajah dari jendela. Aku juga
ingat. Pernah dalam suatu kesempatan, aku menjemput adik
bersamanya. Wildan kukenalkan pada teman adik di depan gerbang
sekolah. Setelah salaman, Wildan cepat-cepat masuk mobil dan
mengunci pintu. Benar juga. Dia kelihatan minder.

Suatu ketika, saat melihat banyak teman adik di sekolah


dengan seragam putih abu-abu, aku bertanya, Wildan mau sekolah
seperti itu? Dia menjawab, Ya, sambil menatap dalam ke mataku.
Saat itu, aku begitu tercekat! Terbayang sekolah-sekolah yang akan
menolak dia. Sekarang, kuhubungkan semuanya dengan hari ini,
Frida Kusumastuti 197
Belajar sebagai Manusia 2014

ketika dia nampak senang sekali mengenakan seragam sekolah.


Mungkin, kini dia sudah merasa tidak berbeda dengan anak yang
lain. Dia sudah menjadi anak sekolah. Siapa yang tahu dalamnya
hati si dia yang tidak pernah meminta? Semoga setelah ini dia tidak
minder lagi saat mengantar dan bertemu dengan teman-teman
sekolah adiknya.

Malang, 18 September 2012

Apa Kata Mereka?

Dyah Erni, Enny Herawati, Herwastoeti A. Nuh, dan 24 orang


lainnya menyukai ini.

Angelnani Dwi Saraswati Sastroadmodjo Adik saya


pun begitu bu.... Sekarang adik saya di Klaten di
asrama khusus itu bu .... Karena ingin bareng temen -
temannya..... ;)SB.. .O:) dan tawakal aja buu

Asdar Muis teringat .... pemerintah pusat selalu saja


menyeragamkan kebutuhan rakyat antara jakarta dan
daerah terpencil seperti di Papua/

Frida Kusumastuti Asdar Muis ....hahaha...betul itu.


Anak-anakpun jadi belajar "dirinya beda" jika "tidak
seragam".....homogenisasi?

Frida Kusumastuti 198


Belajar sebagai Manusia 2014

Ferry Sudarwati Subhanalloh.... semoga dengan


segala kelebihan dan keterbatasannya, dek Wildan
mampu memberi warna yang cerah pada dunia ini.
Menjadi inspirasi buat yang lainnya...terasa terharu
rasanya.... Alloh selalu menciptakan kesempurnaan pada stiap
hamba-hambanya dan tidak pernah ada yang sia-sia dari segala
penciptaanNYA.

Anenditya Puspita Maharani Oooo , tiga tahun


vakum sekolah? Kenapa bunda?

Frida Kusumastuti Anenditya Puspita Maharani ...saat


itu tiba-tiba dia mogok sekolah. Lalu homeschooling.
Bertahan hanya sekitar 6 bulan. Lalu sekolah inklusi.
Bertahan hanya 4-5 bulan. Akhirnya tidak mau sekolah sama
sekali...selama 3 tahun. Kami tidak tahu pasti, kenapa dia tidak
mau sekolah?

Frida Kusumastuti 199


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (83)

Jangan sampai terlambat menjemput sekolah! Kami saling


mengingatkan tentang hal itu. Namun, Jumat lalu ternyata ayah
terlambat menjemput Wildan, anak kami. Ayah salah kira jam
pulangnya. Alhasil, Wildan menangis bercucuran air mata. Kata
kepala sekolahnya, begitu tahu belum dijemput, dia paniknya minta
ampun. Setiap ada guru yang mendekat, digandengnya menuju
parkiran, seolah Wildan minta diantar pulang segera.

Aku belajar dari hal ini, bahwa (1) Anak ingin segera pulang
dan bebas di rumah. (2) Anak menuntut perhatian orang tua
berkaitan dengan jadwal hariannya, dan yang paling kutakutkan (3)
Apakah anak merasa takut bahwa kami tidak akan menjemputnya?
Bahwa kami akan membuangnya? Sering aku menduga, apakah
poin ketiga itu yang ada di benak Wildan? Aku juga melihat hal yang
mirip pada salah satu temannya di SLB. Walau tidak menangis, tapi
temannya itu akan berjingkrak-jingkak senang bila penjemputnya
datang. Dia terlihat sangat exited! Lalu aku menduga-duga, apakah
dia merasa tidak aman bila kami tiada? Aku jadi tak karuan
membayangkan, bagaimanakah bila kami telah tiada?

Frida Kusumastuti 200


Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Fatmala Sari, Phie Thie, Dyah Erni dan 21 lainnya menyukai ini.
Dwi Endang Kusumaningsih Ahmad juga berprilaku
seperti itu. Dia akan seketika berlari menyongsong
kedatangan saya walau saya masih jauh dihalaman
parkir. Dan bila saya tinggal diklat untuk waktu lebih dari 5 hari
maka pada hari ke 3 dia sudah akan menangis sepanjang hari
dan cenderung rewel meski dirumah dijaga nenek atau uwaknya.
Mereka merasakan "sentuhan" kasih saying yang berbeda bila
bersama kita orang tuanya mungkin.
Frida Kusumastuti Maaf sista Dwi Endang
Kusumaningsih ....aku menyesal menulis kalimat
terakhir...kita tidak boleh pesimis, ok? Cepat atau
lambat, anak-anak kita tidak akan tergantung lagi pada kita.
Mereka kuat! mereka kokoh!
Linda Yusmina Iya,bu Frida..... ^^ ... semua ada yang
ngatur (pesimis di delete jadi optimis). Wildan akan
menginjak dewasa dalam segala hal (seperti yang
diajarkan...) dengan keyakinan .. "Wildan-Wildan" yang lain
(anak-anak kita) takut kehilangan kita sebagai orangtua mereka,
kami (orang tua) juga begitu.
Rachmad K Dwi Susilo mungkin butuh balance
(tawazunitas) dalam melihat hidup...tidak boleh
ekstrim pada optimis maupun pesimis. Btw, anakku
kok malahan kadang terganggu aku jemput tepat waktu. Dia
Frida Kusumastuti 201
Belajar sebagai Manusia 2014

bilang, "ayah, ngganggu aja, aku khan masih main2 sama


temanku?".
Frida Kusumastuti Rachmad K Dwi Susilo ....bapak
yang satu ini mmg suka 'jalan tengah' hehehe...
anakku yang nomer dua juga gitu. Lebih senang
dijemput agak terlambat hahaha.
Herwastoeti A. Nuh Bu Frida aq terharu membacanya,
bu Frida sama suami ,....orangtua yang sabar, tabah
dan iiklas. Mudah-mudahan Allah SWT, selalu
memberikan rahmad dan hidyahNya bagi keluarga Bu Frida,
Amin YRA....
Sulicha Matematika Naluri anak yang"selalu penuh
perhatian ortu" , ia akan merasa ortulah orang yang
paling bikin dia aman... gitu ... anakku Dila juga begitu
mbak...paling bingung kalau yang jemput telat.
Rifda Ikawaty Persis pengalaman saya bu lihat
antusias anak-anak balita yang di titipkan di tempat
penitipan anak. Ketika ada orang tua masing-masing
menjemput, mereka bersorak gembira sambil berteriak mama
dan lainnya menangisss sambil bilang mana mama? Jadi kita
kadang juga merasa bersalah.
Starlita Dasuki hm...Bu Frida Kusumastuti: Aidan
kelihatan cuek...tapi begitu aku tinggal 3 minggu
jenguk Naya, pulangya aku dicuekin seminggu sama
dia. Sampeai sedih rasanya. Setelah itu...... dia nempel terus
sampe sekarang, seperti trauma ditinggalkan ku. Makna
sederhananya mungkin, cinta di antara kita memberikan tempat
yang paling nyaman bagi dirinya (tentu, bagi kita juga..) hm..GR
ah...!
Frida Kusumastuti 202
Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (84)

Cepat-cepat direbutnya botol bekal minuman sekolahnya


dari tanganku. Segera botol tersebut diisi air segar dari galon air
mineral, lalu cepat ditutupnya rapat dan dibawanya masuk kamar.
Dia masukkan botol tersebut ke dalam tas sekolahnya. Aha! Aku jadi
ingat. Kemarin, kuisi botol itu dengan minuman sirup jeruk sebagai
bekal sekolah anakku Wildan. Rupanya hari ini dia ingin sampaikan
bahwa dia tidak suka minuman yang kemarin (sirup jeruk), hehehe.
Memang, Wildan tidak begitu suka dengan minuman berasa dan
manis. Dia lebih suka minum air putih (bening). Bahkan, kekuatan
minumnya itu luar biasa. Pokoknya habis-habisin air galon di rumah
. Dengan empat anggota di rumah kami, satu galon rata-rata habis
dalam 3-4 hari. Aku pikir itu pola yang bagus bagi manusia, yaitu
banyak minum air segar yang tidak berasa dan manis. Buktinya,
Wildan selalu nampak berseri-seri. Badan dan wajahnya selalu
segar. Mungkin disebabkan karena kebiasaan minumnya itu.

Apa Kata Mereka?

Pzrihaphnies Green, Roy Wirawan Khoe, Rifda Ikawaty dan 28


lainnya menyukai ini.

CRystal FLower waahhh Wildan persis seperti aku..


paling suka minum air putih... salam buat wildan..

Frida Kusumastuti 203


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (85)

Berkali-kali pintu kamar mandi dibuka dan dia keluar sambil


badannya penuh busa sabun. Rupanya dia ingin memastikan,
apakah aku sedang menyiapkan bekal sekolahnya atau tidak. Jika
belum kusiapkan, anakku Wildan akan berlama-lama di kamar
mandi, tapi bila dia sudah melihat bahwa aku sedang menyiapkan
bekalnya, mandinya dipercepat, hahaha. Aku berpikir, apakah
Wildan begitu tidak mau rugi dengan apa yang telah dia kerjakan?
Maksudnya, untuk apa aku mempercepat mandi jika aku tidak
sekolah? Sama halnya dengan ketika habis mandi dan kuminta dia
kenakan baju untuk bepergian. Kalau dilihatnya semua pakai baju
rumah, berarti tidak akan ada acara bepergian, jadi kenapa aku
harus pakai baju pergi? Maka dia pun akan menerima baju pergi
yang kudosorkan itu dengan ragu-ragu dan menatapku seolah ingin
mengonfirmasi, Benar gak ini mau pergi? Ntar tuwas aku ganti
baju ternyata gak ke mana-mana? hehehe.

Rekans, hikmah yang bisa kuambil dari peristiwa ini adalah


bahwa setiap manusia itu tidak ada yang suka dengan sesuatu yang
sia-sia. Setiap apa yang dikerjakannya haruslah jelas apa gunanya
atau manfaatnya.

Frida Kusumastuti 204


Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Erliza Qkay, Sukma Marhaendra Yana, Christina Anggraeni,


dan 31 orang lainnya menyukai ini.

David Bahtiyar Rizal Wah ibu, saya baca cerita ini


sambil senyum sendiri dan jadi ingat kalau saya juga
pernah seperti Wildan dan sampai sekarangpun masih
tetap seperti itu...hehehe

Deny Supraini Pada dasarnya memang seperti itu


bu,.....saya stuju, disetiap sesuatu pasti ada
hikmahnya

Frida Kusumastuti 205


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (86)

Adakah anakku Wildan yang menyandang autis itu punya


cita-cita? Aku juga tidak bisa menyelami, apakah dia mengerti akan
cita-cita? Sekitar tujuh tahun yang lalu, adiknya yang lagi asyik
corat-coret di selembar kertas tiba-tiba berlari menemuiku.

Dengan serius dia bilang, Ma, Aku sudah membuatkan cita-


cita untuk kakak.

Aku ingin tertawa mendengarnya, namun tentu saja


kutahan. Apa cita-cita kakak yang adik buatkan itu?

Adiknya menjelaskan, Menurutku, cita-cita yang cocok


untuk kakak adalah dokter dan pilot.

Aku manggut-manggut, Hmm...bolehlah.

Adik melanjutkan, Kalau kakak jadi dokter, mungkin dia


bisa mengobati anak-anak autis karena kakak mengalaminya
sendiri. Alasan yang manusiawi, kataku dalam hati. Kalau kakak
jadi pilot, kakak bisa punya kesempatan pergi ke banyak negara,
sambungnya.

Wow! Kulirik Wildan yang sedang asyik mondar-mandir


dalam ruangan. Kubayangkan dia menjadi dokter, pasti akan jadi
dokter raja tega hahaha. Sebab bila dia mengobati luka ayah
misalnya, dia akan oleskan obat merah dengan cepat tanpa ba-bi-
bu. Tul, tul, tul. Adik tidak pernah mau jika kakak yang mengolesi
lukanya. Kalau ada luka yang kulitnya akan mengelupas, Wildan
segera menariknya pula tanpa ba-bi-bu. Contohnya seperti saat

Frida Kusumastuti 206


Belajar sebagai Manusia 2014

lapisan bibir, kuku, dan kulit telapak kaki kananku dulu mengelupas
karena Stephen Johnson Syndrome. Duh! Dus, jika Wildan jadi pilot,
dia pasti akan fokus dengan apa yang dilihat dan didengar, seperti
saat ini jika sudah mengenakan head set dan bermain Zuma. Tapi,
timbul juga pertanyaanku, Adakah yang mau jadi pasien dan
penumpangnya?

Malang, 16 November 2012

Apa Kata Mereka?

Ama Lia, Muherni Asri Utami, Rifda Ikawaty, dan 27 orang


lainnyamenyukai ini.

Chuswatin Chasanah Kita tidak pernah tahu masa


depan biarkan semua berjalan seperti yang telah di
gariskan dan saya yakin Allah akan memberi
kemulyaan baginya.

Sayekti Pribadiningtyas Saya lupa namanya. Tapi ada


pemain piano autis yang luar biasa hebat.

Asdar Muis Kuyakin: Wildan punya cita-cita/ cari dan


wujudkanlah seperti profesor hewan sapi itu di
amerika serikat/

Frida Kusumastuti 207


Belajar sebagai Manusia 2014

Ruru Muhaimin Saya nonton I am Sam dan


bercucuran air mata tak henti *secara saya juga
sensitif. dan saya nonton Dear John *film yang
membosankan

Camelia Afnan Tidak ada yang tak mungkin


bu...kalau tidak salah Einstein dulu dianggap
idiot...ya?????....go Wildan...tepis anggapan orang
tentang anak autis gak bisa menggenggam dunia... Semoga
amiiiiiiiiiiiiin....

Zainul Fatoni Tetap optimis, prasangka baik sama


Allah . . .karena Allah akan memuliakan anda .
Percayalah.

Eka Hamz Amin..Wildan emang keren. Kalau ponakan


saya autis itu juga instingnya tajam...dia umurnya
10th tapi masih seperti anak umur 4 th bu
lambat..cuma ya cerdas juga.

Frida Kusumastuti 208


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (87)

Saat di rumah ibuku, kudengar tangisan seorang anak kecil.


Tapi di mana? Ooo...ternyata dari salah satu kamar yang tertutup
pintunya. Ponakanku yang masih berusia 2,1 tahun di dalamnya
menangis bercucuran air mata sambil mengompol. Semula kukira
dia tidak sengaja masuk kamar itu dan pintunya tertutup. Akhirnya
setelah dibersihkan, kubiarkan dia bermain kembali, sementara aku
mengoreksi hasil ujian mahasiswa. Tidak lama kemudian, kudengar
langkah-langkah beriringan. Kutengok, ternyata anakku Wildan
sedang menuntun adik sepupunya yang berusia 2,1 tahun itu.
Kuikuti dengan ekor mataku. Wildan senyum-senyum misterius,
sementara adik sepupunya nampak tegang, namun juga nampak
senang digandeng Wildan yang diidolakannya itu. Iringan mereka
terlihat lucu mengingat Wildan bertubuh besar sedangkan adiknya
imut-imut. Hanya sepaha Wildan tinggi sang adik. Langkah mereka
berhenti di depan salah satu kamar, lalu Wildan mengajak adiknya
masuk. Begitu adik sepupunya masuk, cepat-cepat Wildan keluar
dan menutup pintu. Aha! Ketahuan deh. Cepat-cepat sebelum
adiknya menangis, kubuka pintu itu. Wildan berlari sambil tertawa.

Hahaha...itulah salah satu keusilan-keusilan Wildan. Meski


ABK, dia juga punya selera iseng. Sama isengnya bila menggoda sang
nenek. Dia suka mengganti-ganti channel TV ketika nenek
menonton tayangan favorit. Semakin neneknya sewot, semakin
keras tawa Wildan. Tapi kalau nenek sudah pura-pura marah betul,
Wildan cepat kembalikan channel semula sambil mencowel pipi
nenek. Homo Ludens. Manusia memang makhluk bermain.

Malang, 17 November 2012


Frida Kusumastuti 209
Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Nabella Azh, Chinend Izhc Antich, Agustina Zubair, dan 29 orang


lainnya menyukai ini.

Ita Trianita Khoiriah Zaki Hehehe.. Wildan suka


nyanyi gak te? Kedua siswa ABKku suka banget
nyanyi. Kalau dah jenuh pelajran bahkan hampir
nangis..maka kami ajak nyanyi langsung senang. Lalu 10 menit
kemudian blajar lagi.

Asdar Muis Aku sungguh suka/ hanya saja,


bagaimana bila elite penguasa menjadikan kita
keusilannya? subhanallah/

Nur Wahdaniyah Jagoan saya Adhd. Bukan


bermaksud subyektif tapi yang saya lihat memang
kebanyakan ABK perasaannya halus dengan anak-
anak di bawah umur mereka.

Sonny Illustrator Painting Lumayan bisa buat sharing


,..lucu lucu ceritanya,..jadi inget yang dirumah dan
pingin cepet pulang kerja,..hehehehehe

Frida Kusumastuti 210


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (88)

Hari ini (20/11/12), kuajak anakku Wildan ke kampus


sepulang dia dari sekolah, mulai pukul 13.00 sampai dengan 17.00
WIB. Mula-mula seperti biasa, kami menuju kantor jurusan di lantai
VI. Wildan meletakkan tas sekolahnya di sofa, begitu pula dengan
aku. Sengaja tas kuletakkan di sofa supaya Wildan bisa melihatnya.
Sejenak dia duduk-duduk di sofa sambil ngemil, lalu menghilang dari
ruang jurusan dan melancong ke kantor-kantor lain.

Kutinggal dia ke lantai IV untuk seminar proposal skripsi


mahasiswa. Usai seminar, aku kembali ke lantai VI. Tidak kutemukan
Wildan di kantor, tapi aku tidak begitu khawatir. Dia selalu tahu
jalan pulang menuju kantor jurusan. Lalu setelah salat Ashar, aku
masuk kelas di ruang 606, masih di lantai VI. Nah, menjelang pukul
17.00 WIB, samar kudengar suara Wildan. Beberapa menit sebelum
kuakhiri kuliah, kulihat Wildan berdiri di depan ruang 606, lengkap
dengan tas sekolahnya menunggu aku usai mengajar. Sementara
kantor jurusan pasti sudah tutup (tidak ada orang lagi). Dia berdiri di
lobi sambil memandang ke bawah. Aku heran, bagaimana dia tahu
aku mengajar di situ? Kantor jurusan ada di ruang ganjil (609),
sedangkan aku mengajar di ruang genap (606). Dulu memang dia
pernah kuajak masuk kuliah di ruang 606, sekitar bulan Maret 2012.
Berarti delapan bulan yang lalu! Dan dia ingat aku mengajar di ruang
itu. Yang mengherankannya lagi, ternyata dia juga membawa tasku
keluar dari kantor jurusan dan memindahkannya ke ruanganku di
kantor dosen yang selalu terbuka. Hmm, katanya penyandang autis
itu sangat lemah di memori, tapi mengapa Wildan bisa mengingat
ruang kuliahku begitu baiknya setelah 8 bulan berlalu, juga
ruanganku di kantor dosen?
Frida Kusumastuti 211
Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Nana Sweet, Sugiono Sugi, Khaerani Masyitoh Rani dan 37 lainnya


menyukai ini.
Indragandi Lestari Semua anak memiliki
keistimewaannya sendiri....Syukur alhamdulilah buat
adek Wildan yang unyu banget....(sayang2) = aq
sayang adek Wildan yang walau hanya beberapa kali sekilas
berjumpa di kantor jurusan:-)
Ratih Endah Wijaya Kalau di film-film yang pernah
saya tonton ya bu, malah memang yang kuat adalah
kemampuan mengingatnya. Semangat buat Wildan.
Fardini Sabilah Kemarin beberapa jam di ruangan
saya bu.. Beberapa kali ngetik dan memberi comment
hasil karyanya sendirr. Terus beberapa kali tanya
dimana kacamatanya dimana. Memang beberapa hari pernah
tertinggal di kantor, tapi kali ini tidak. Sudah saya cari tidak ada.
Semoga ketemu ya karena Wildan bangga sekali dengan itu..
Setiap orang bilang 'ganteng.'
Frida Kusumastuti Fardini Sabilah ....sudah kuduga.
English Dept memang salah satu tempat favorit
Wildan

Swet Lana Ria Subhanallah, di balik kekurangannya


pasti Allah sertakan kelebihan buat Wildan. Salam
dari adik Andra ya mas Wildan.

Frida Kusumastuti 212


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (89)

Membuat anakku Wildan agar mau tidur siang sungguh


bukanlah pekerjaan yang mudah. Dia akan melawan kantuknya itu
sekuat hasratnya yang selalu ingin terjaga. Maka, jika ada
kesempatan dia tertidur entah itu sambil duduk atau di mobil,
kami akan berusaha sekuat tenaga tidak mengusiknya pula, seperti
kejadian Rabu (21/11/12) lalu. Usai mengantarku ke kampus,
Wildan pulang bersama ayah. Saat perjalanan kurang 3 km ke
rumah, kata ayah Wildan tertidur di kursi mobil. Itu membuat ayah
harus mengemudikan mobil dengan super hati-hati, halus, dan
jangan sampai ada goncangan, hehehe.
Akhirnya, ayah menepi di pinggir jalan. Dalam suasana
hujan lebat, mobil berhenti dengan mesin dan AC yang dibiarkan
terus menyala sekitar satu jam, supaya Wildan tidak terbangun.
Andai saat itu ayah tetap melajukan mobil pulang, Wildan tentu
akan terbangun saat mesin mobil berhenti atau saat pintu mobil
dibuka. Begitulah salah satu cara untuk membuatnya bisa tidur
siang. Penyandang autis seperti Wildan begitu peka terhadap
perubahan suasana, dan dia akan cepat on dengan perubahan itu.

Apa Kata Mereka?

Anda, Muherni Asri Utami, Rifda Ikawaty, Nabella Azh, dan 21


orang lainnya menyukai ini.
Asdar Muis aku bingung bila ini cerpen/ mungkin ya/
sebuah diary berbentuk sastra/ luar biasa/ thanks/

Frida Kusumastuti 213


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (90)

Begitu pelit, tapi tidak membuat sakit hati (barangkali).


Begitulah jika anakku Wildan menyukai (demen) akan suatu
makanan atau camilan. Dia akan peliiit sekali jika makanan atau
camilannya itu diminta orang lain. Tidak hanya saat di rumah,
bahkan juga saat bertamu. Duh! Seperti saat ke kantor jurusan
waktu itu. Ada biskuit yang dia suka. Langsung deh toplesnya
dikuasai. Saat salah satu teman menggoda, Minta Wil..., eh,
Wildan menatap temanku itu. Lalu temanku itu menyodorkan
tangan. Akhirnya, dengan terlihat setengah hati, Wildan memberi
biskuit itu juga, tapi hanya secuil ujungnya saja!
Jika di rumah, kadang aku meminta padanya, tapi tidak mau
dicuilkan. Mauku disuapin kue yang dia pegang. Begitu masuk
mulut, cepat-cepat Wildan menariknya sehingga yang tergigit hanya
sedikit. Byuh! Tapi kalau dia lagi baik hati, tidak ragu-ragu pula dia
akan memberi apa yang kita minta. Kupikir-pikir, mudah juga
berkomunikasi atau berinteraksi dengannya, sebab tidak perlu aku
pusing-pusing memahami bahasa tubuhnya.

Apa Kata Mereka?

Nabella AzhAnda, Tamzil Yusuf, Chinend Izhc


Antich, Pzrihaphnies Green, dan 17 orang lainnya menyukai ini.
Rina Arliny cerita ttg Wildan selalu bikin sy tersenyum
^
Frida Kusumastuti Terimakasih, sys Rina Arliny

Frida Kusumastuti 214


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (91)

Selalu nampak bingung manakala diberi instruksi lebih dari


satu. Itulah yang ditunjukkan anakku Wildan jika aku memintanya
mengerjakan dua hal sekaligus.

Misalnya, Wildan tolong ambilkan tas mama. Oh ya, juga


ambilkan tisu.

Jika sudah begitu, dia akan diam mematung atau malah


mengambil barang yang salah. Begitu jugalah sebenarnya yang
sebaiknya tidak kita lakukan kepada anak-anak. Janganlah kita
memberi instruksi baru jika instruksi pertama belum rampung
dikerjakan, apalagi jika diberondong.

Contohnya saja, anak masih makan, sudah keluar instruksi


baru, Jangan lupa ya nanti bajunya dimasukkan ke lemari.

Eh, makan belum selesai, memasukkan baju ke almari juga


belum, ditambah lagi pesan, Nanti juga segera belajar yaaa.

Ditambah lagi, Sudah telepon nenek?

Wuaaaa...Kalaulah boleh nampak lugu, mending seperti


Wildan yang terang-terangan dengan mematung!

Frida Kusumastuti 215


Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Mita Selalu Ceria, Anna Indrianti Marzuki, Pzrihaphnies


Green dan 19 lainnya menyukai ini.

Nur Salamah Kalau anaku justru tanya "Habis ini


apalagi bu?" Padahal belum selesai itu kerjaan. hehe
Tahu ibunya sering menyuruh beruntun.....

Frida Kusumastuti hehehe...jeng Nur Salamah, itu ada


dua kemungkinan: (1) putra ibuk memang memiliki
jalur otak yang istimewa sehingga bisa kerjakan
sesuatu secara bersamaan atau beruntun. (2) Dia menyindir
ibuknya yang suka nyuruh beruntun hihi :)

Nur Salamah wkwkwk,,,Sepertinya dua-duanya


benar. Tiap aku suruh ini itu anu dapat dikerjakan
secara tuntas. Makanya kalau ibunya menyuruh satu
hal malah ditawarin apalagi bu,,

Nury Risma Bener banget bu.. Saya juga suka sebel


kalau disuruhnya beruntun gitu..

Frida Kusumastuti Nur Salamah ...hehehe sudah


terlatih sejak awal itu ya :) Bagaimana jeng Nury
Risma, bisa ditiru tidak untuk ananda? Atau tetap kita
usahakan satu jalur saja? Hehe
Frida Kusumastuti 216
Belajar sebagai Manusia 2014

Mohammad Muchlish Semoga terampuni semua


salah dan dosanya ....dan mendapat doa ampunan
dari anak-anak serta semua keturunannya ila yaumil
qiyamah. anak kit anilainya mahal beri mereka
pendidikan agama yang cukup dan dekatkan mereka dengan
para ulama

Nury Risma Iyaaa, cukup saya saja yang


mengalaminya.. Anak saya nanti akan saya suruh
melakukan ini itu satu per satu, biar gak bingung..

Frida Kusumastuti 217


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (92)

Sore kemarin, aku dapat SMS dari ayah, Ma, kakak minta
potong rambut dan dia memilih model sendiri.

Hah?! Serasa aku tidak percaya dengan SMS itu. Selama ini,
mengajak anakku Wildan potong rambut adalah hal yang dipenuhi
dengan bujuk rayu. Dia hanya mau pangkas di salon tertentu. Itu
pun dia pula yang memilih gunting dan tidak bisa ditawar, hehe.
Nah, sore kemarin, sebenarnya ayah yang berkepentingan potong
rambut, tapi Wildan diajaknya ikut serta. Setelah giliran ayah
selesai, tiba-tiba Wildan menggandeng tukang potong rambut
menuju tempat untuk keramas. Wildan naik dan membaringkan
tubuh tambunnya itu, siap untuk dikeramasi. Lalu usai keramas, dia
duduk di depan cermin, siap dipotong. Saat rambutnya mulai
dipotong, dia memberi isyarat dengan tangannya digerak-gerakkan
di rambut bagian atas. Ayah dan tukang potong berusaha
menerjemahkan keinginan Wildan. Ooo...rupanya Wildan ingin
model mohawk! Ketika ditunjukkan sebuah model, dia meng-iya-
kan dengan wajah senang. Oalah, ternyata tidak hanya pakaian saja,
sekarang Wildan juga mulai memilih model rambut untuk dirinya
sendiri, khas remaja masa kini.

Frida Kusumastuti 218


Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Anna Indrianti Marzuki, Amriaty Purnomo, Nelly


Christison dan 56 lainnyamenyukai ini.

Hariyanto Kenthung Tampan...jadi ingat govinda

Rina Arliny Wildan kiyut! Ini namanya bukan model


mohawk tapi "tin tin" yaitu bagian poni dinaikkan ke
atas, Danish juga suka model ini.

Frida Kusumastuti Rina Arliny ....walah info dari adek


tidak akurat! hahaha...tapi sampingnya tipis juga ya

Retno Prabowo Waduh...tambah pull dech lop nya


tante vv..;-)

Starlita Dasuki Wah...wah...bener-bener sudah ABG,


mulai dari baju yang modis sampe potongan rambut!
Pol gantengnya deh..!

Frida Kusumastuti 219


Belajar sebagai Manusia 2014

Manusia (93)

Selain rumah sendiri, kampus adalah tempat di mana


anakku Wildan selalu merasa enjoy. Meskipun dia masih
mengenakan seragam sekolah, dia tidak akan keberatan bila kuajak
belok ke kampus. Tidak seperti jika kami mengajaknya singgah ke
tempat lain, tidak pernah ada perlawanan satu kali pun jika kuajak
ke kampus.

Masih kuingat, obyek pertama yang dia gambar tentang


kampus adalah portal masuk di depan pos satpam. Wildan akan
menggambar palang portal dengan berbagai bentuk. Begitu juga
dengan pos satpam yang akan diubah letaknya maupun posisi
jendelanya. Obyek kedua adalah masjid kampus. Wildan akan
memodifikasi kubah masjid, baik jumlah maupun bentuknya. Begitu
pula dengan jendela-jendela masjid. Ketiga adalah antrian orang-
orang di depan lift GKB I. Dan yang terakhir, di saat emosinya
memuncak ingin ke kampus, Wildan akan menggambar gedung
utama GKB I berlantai VI lengkap dengan dua unit lift dalam kaca
yang seolah menopang GKB I enam lantai itu. Begitu memesonakah
kampus bagi Wildan, sehingga dia bisa sangat kerasan berada di
sana? Sementara dia bukanlah mahasiswa, bukan dosen maupun
karyawan di sana. Lantas, apakah yang benar-benar mahasiswa,
yang dosen dan karyawan juga kerasan? Dan adakah obyek-obyek
yang menancap dalam diri para mahasiswa, dosen dan karyawan
itu?

Frida Kusumastuti 220


Belajar sebagai Manusia 2014

Apa Kata Mereka?

Anda, Khaerani Masyitoh Rani, Tanti Sri


Wahyuningsih, Mohammad Muchlish, dan 25 orang
lainnya menyukai ini.

Awang Dharmawan rethinking untuk bisa betah


dikampus..setidaknya Wildan bisa jadi inspirasi :)

Ruru Muhaimin Saya bertemu teman-teman yang


sampai saat ini masih setia. Teman-teman luarbiasa
dan guru-guru yang luarbiasa. Saya tidak mengenal
Wildan tapi apakah dia juga merasakan yang sama dengan
saya? :D *salaam

Rifda Ikawaty Banyak tempat diskusi yang asyik dan


bikin betah dengan angin sejuknya hiks hiks jadi ingat
sama teman-teman dan seru-seruannya

Frida Kusumastuti 221


Belajar sebagai Manusia 2014

Behind the Words

Behind The Words (BTW) adalah bagian yang menceritakan konteks


saat aku menulis cerita-cerita hikmah yang menjadi bahan buku ini.
Tentang perasaan dan situasi pada saat ide-ide muncul dan
kutuangkan dalam sebuah tulisan. Semoga dengan adanya BTW,
para pembaca bisa juga mengetahui bahwa menulis itu tidak susah.
Banyak inspirasi berserakan di sekitar kita dan itu bisa di mana saja.

------------------------

(1): Tidak jarang sejak Manusia (29), aku seolah kehabisan ide di
rumah. Sementara setiap pagi aku harus mengajar kuliah sela.
Alhasil, sering pula kugali-gali ide dalam perjalanan ke kantor.
Kadang kudapat ide itu dalam perjalanan, kadang tidak juga dapat
hingga sampai di kantor. Seperti biasa, para TU sudah duduk manis
di kantor jurusan. Dan seperti biasa, mereka sudah paham kalau aku
bilang, Mbak, komputernya nganggur gak? Saat di depan
komputer. aku sering bertanya pada mereka atau lebih tepatnya
bergumam, Aduuh..kok belum muncul ide ya? Enaknya nulis apa
nih mbak? Seringnya mereka hanya senyum bingung, hehehe. Atau
kadang aku dengan semangat berkata, Mbak...boleh nyelani
internet tidak? Saya lagi ada ide menulis nih. Waktunya kurang 10
menit lagi harus diunggah. Dewi dan Ayu pun bergeser, bahkan
sering membantu aku menyalakan internet. Terima kasih Dewi dan
Ayu.

------------------------

Frida Kusumastuti 222


Belajar sebagai Manusia 2014

(2): Kupacu mobil dengan cepat supaya segera sampai kantor.


Berkecamuk dalam benakku kejadian tadi pagi. Sepanjang jalan aku
menangis. Bahkan begitu sampai di parkiran kampus, aku berhenti
dulu beberapa saat menunggu redanya air mata. Dengan mata
masih agak sembab, aku naik ke lantai VI. Ternyata sudah ada TU di
jurusan. Aku meminjam komputer pada mereka dan mulailah aku
menulis Manusia. Sambil terus berurai air mata, kubiarkan dua TU
kami, Dewi dan Ayu, menerka-nerka. Mungkin mereka saling
pandang atau malah takut mengusikku. Beberapa menit kemudian,
rampung sudah tulisanku. Lalu aku mulai bercerita tentang apa yang
terjadi dan kuminta mereka membaca sendiri tulisanku.

------------------------

(3): Saat lebaran hari pertama, aku telat mengunggah Manusia.


Sebenarnya sudah kutulis sewaktu malam takbiran, namun tidak
sempat kuunggah karena pagi-pagi harus ke lapangan, bergabung
dengan jamaah salat Ied. Setelah salat, kami ke rumah ibuk
(mertua). Di sana kami sarapan dan tidak memungkinkan
mengunggah tulisan. Lalu ibuk segera mengajak ke rumah bude. Di
antara obrolan dengan sanak saudara itulah aku berusaha
mengakses internet melalui modem. Namun, jaringan saat itu
sungguh lemot. Semakin lama semakin banyak saudara yang datang,
dan akhirnya membuatku lupa mengecek jaringan. Hingga kami
pulang di sore hari, tak satu pun tulisanku terunggah. Barulah saat
tengah malam di rumah, aku berhasil mengunggah Manusia.

------------------------

Frida Kusumastuti 223


Belajar sebagai Manusia 2014

(4): Hari-hari di bulan Syawal penuh dengan perjalanan. Kadang aku


terpaksa harus mengunggah serial Manusia di mobil, atau menulis
pula di mobil, demi tidak terlewatkannya satu hari pun untuk
mengunggah Manusia. Serasa aku menjadi wartawan atau penulis
kolom sebuah harian, hahaha. Menciptakan deadline bagi diri
sendiri ternyata mengasyikkan dan juga mendebarkan!

------------------------

(5): Terinspirasi dengan komen jeng Tia Setiawati dalam Manusia


(14). Jeng Tia membayangkan bilakah putranya Baruna bisa seperti
Wildan? Lalu aku meresponnya. Kubilang bahwa Wildan
penyandang autisme. Saat itu, saat menulis responku, tiba-tiba saja
meluncur dari otak ke tanganku kata-kata berikut, ...sebagian
memandang kondisi itu (autisme) abnormal. Tapi, kami menemukan
banyak hikmah di balik perilakunya. Bahkan itu seolah menjadi
perfect human, bukan abnormal lagi. Aku tercengang sendiri
dengan tulisan responku itu. Bagaimana bisa aku menemukan kata-
kata itu?! Rekans, serial MANUSIA memang didasari oleh
pemahamanku ketika kuliah oleh prof. Armada Riyanto tentang
Manusia Sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan. Pada saat itu, ketika
aku duduk di kelas, langsung terlintas begitu saja semua perilaku
Wildan. Sudah lama sekali aku ingin mengungkap apa sebenarnya
dibalik rahasia Allah menciptakan penyandang autis? Bukan
sekadar merasionalkan perasaan menerima dia. Itu sudah lewat.
Subhanallah, ternyata manusia penyandang autis juga banyak
memberi paradigma tentang kehidupan bagiku. Setiap hari dan
setiap interaksi dengan dia, kucoba membaca pesan apa yang
terkandung darinya. Lalu terbetik kalau aku ingin berbagi dengan

Frida Kusumastuti 224


Belajar sebagai Manusia 2014

rekan Facebooker. Maka, terimalah serial ini sebagai amalan


keberadaan Wildan. Jika Allah mengizinkan.

------------------------

(6): Salah satu pembaca setia Manusia, Roy Wirawan Khoe,


penasaran ingin tahu apa peristiwa yang tidak mau kuceritakan.
Seperti yang kuunggah dalam tulisan Manusia (63). Kejadiannya
adalah hari Rabu (30/9), satu hari persis setelah kutulis Manusia (60)
yang mengambil kesimpulan, Tulislah skenario hidupmu dan jadilah
sutradara bagi dirimu sendiri. Waktu itu, seperti hari Selasa, aku
membuat skenario. Pagi jam 10 kurang, aku menjemput seorang
alumni di stasiun. Dia bekerja di Jakarta dan sedang cuti lebaran di
Tumpang daerah asalnya. Kami kemudian bertemu dan menuju
pertemuanku dengan tim ahli sebuah proyek. Kira-kira jam 12
setelah pertemuan, kami menuju kafe untuk lebih leluasa
berbincang-bincang. Kira-kira hampir jam 2 siang, kami menuju
sebuah masjid di sekitar tempat itu untuk salat Zuhur, lalu janjian
dengan dosen kami menuju kafe yang lain. Saat jam menunjukkan
pukul 15.30 WIB, aku pamit karena akan menjemput anak. Saat
melajukan mobil, aku tersenyum. Puas rasanya pagi hingga sore itu
semua berjalan sesuai rencana. Tinggal selangkah lagi, yakni
menjemput anak sekolah. Aku merasa hariku begitu sempurna
sesuai dengan skenarioku. Namun, satu kilometer dari kafe,
Brakk! Mobilku ditabrak dari belakang. Kami lalu meminggirkan
mobil. Wow! Bemper belakang penyok. Padahal belum sebulan
mobilku keluar dari bengkel mengganti bemper depan, kap mesin,
dan lampu depan, sekarang malah sudah penyok lagi. Setelah aku
dan yang menabrak mencapai kesepakatan, kulanjutkan perjalanan
dan berusaha menelepon suami untuk minta nomor telepon
Frida Kusumastuti 225
Belajar sebagai Manusia 2014

bengkel langganan. Tidak ada respon. Kira-kira 300 meter dari


sekolah anak, aku SMS, Dek, Mama sudah dekat sekolahmu. Siap di
gerbang ya, karena Mama segera ke bengkel. Jawaban dari anakku,
Ma, Mama pulang dulu saja....ternyata Aku ada ekstra futsal.
Rekans, di akhir hariku yang nyaris sempurna sesuai skenarioku
itu, ternyata ada yang lebih berkuasa atas kehidupanku. Dialah Allah
Yang Maha Esa. Inilah kisah di balik cerita Manusia (63). Tetapi edisi
Manusia (60) dan Manusia (63) tidak aku masukkan dalam buku
sebab bukan tentang Wildan.

------------------------

(7): Sabtu (8/9), seharian aku berada di rumah karena ayah sakit.
Wildan juga libur sekolah. Hari ini telah kusiapkan dua tulisan untuk
edisi Minggu (manusia 79) dan edisi Senin (manusia 80), mumpung
ada inspirasi. Saat Isya, tiba-tiba koneksi jaringan internet melalui
modemku mengalami error terus. Aku bisa buka, namun tak bisa
unggah apa pun. Ya sudahlah, akhirnya aku tidur saja. Pukul 22.00
aku terbangun. Kucek ada pesan di inbox dari seseorang yang sangat
disukai Wildan saat-saat di kampus karena beliau begitu perhatian
pada Wildan. Aku terpana. Beliau mengirim tulisannya sendiri yang
berbasis hikmah yang didapat dari pertemuannya dengan Wildan di
hari Jumat (7/9). Tulisan itu, kesan itu, hikmah itu adalah persis
dengan yang telah kutulis untuk edisi senin (9/9)! Luar biasa. Betapa
aku terharu mendapati ada orang lain yang bisa melihat Wildan
sebagai paradigma. Seperti apa hikmah itu? Selamat menunggu
edisi Manusia (80) yaaa. Terima kasih bu Fardini Sabilah.

------------------------

Frida Kusumastuti 226


Belajar sebagai Manusia 2014

(8): Pikiranku berkecamuk menghubungkan komentar-komentar


yang sifatnya evaluatif pada serial Manusia. Ruru Muhaimin pernah
bertanya, Apa bedanya Seri Manusia dengan blog ibu tentang
Wildan? Aku menjawab, Blog Wildan lebih pada deskripsi tentang
dirinya dan semacam curhatku sebagai ibu dari anak penyandang
autis, sedangkan serial Manusia lebih kepada melihat suatu
pelajaran atau pengetahuan dari setiap perilakunya. Ruru
manggut-manggut, entah setuju atau tidak. Lalu pada Manusia (62),
M. Riza Fahlevi berkomentar kenapa tidak dipisahkan saja antar
paragraf biar membacanya lebih nyaman. Aku masih berkilah,
Itulah seninya. Tapi Riza tetap tidak setuju dengan alasanku yang
mengada-ada. Lalu mulai Manusia (65), Asdar Muis dengan baik hati
memantau tulisan yang kuunggah dan memberi saran tentang tata
bahasa yang tepat. Semua perbincangan itu sungguh semakin
menyalakan elan vital menulisku. Sementara itu, aku harus
mengunggah Manusia setiap pagi. Memang mula-mula aku menulis
begitu saja apa yang terlintas dalam benakku, namun pada akhirnya
aku harus mempertimbangkan semua masukan. Mulai Manusia
(68), aku mengedit tata bahasanya dulu sebelum mengunggahnya.
Aku juga mulai memisahkan setiap paragraf. Membacanya menjadi
lebih enak memang. Semalam, aku coba baca-baca lagi serial
Manusia, mulai Manusia (1) sampai Manusia (20). Lalu kucermati
lagi Manusia (60) hingga Manusia (69). Tiba-tiba aku galau. Kenapa
semakin hari semakin panjang tulisanku? Dan semakin ke sini
semakin tidak berbeda dengan blog tentang Wildan? Ah, ini tidak
sesuai dengan niat semula menerbitkan Manusia. Besok, Manusia
(70) harus kembali seperti awal. Membaca pengetahuan melalui
perilaku manusia (dan terutama Wildan) serta cukup satu paragraf
dengan satu ide. Semoga rekans tidak kecewa.

------------------------

Frida Kusumastuti 227


Belajar sebagai Manusia 2014

(9): Menulis, selain persoalan ide, juga persoalan bahasa. Nah, bila
MANUSIA ide utamanya adalah anakku Wildan dan manusia-
manusia di sekitarku, maka persoalan bahasa sangatlah berbeda.
Alhamdulillah, aku mendapat kehormatan untuk banyak belajar
bahasa manusia dari Asdar Muis. Sungguh asyik mengikuti kritik-
kritik tajamnya pada tulisanku. Persoalan kalimat yang harus
diperhatikan unsur Subjek Predikat Objek Keterangan (SPOK), soal
penggunaan tanda baca, dan imbuhan. Asdar Muis dengan baik hati
juga memberi ide cara membuat kesimpulan. Tentu selain kritik dan
koreksi, kami juga berdiskusi dan aku mendapat pujian, hehe. Asdar
Muis mengaku sangat senang dengan gaya essay-ku. Minggu lalu
aku mendapat kiriman buku Essay-nya, Tuhan Masih Pidato.
Semakin aku mengenal karakter tulisannya, semakin aku berani
diskusi dan kadang membela diri atas kritik-kritiknya, hahaha.
Namun harus kuakui, apa yang dikatakannya selalu benar perihal
tulisanku. Uniknya, Asdar Muis bisa dengan tepat menilai saat mana
aku tergesa-gesa menyimpulkan tulisan, seperti pada Manusia (44).
Aku begitu merasa ditelanjangi saat Asdar Muis merasakan aku
belum menemukan hikmah dari hal yang kutulis dan membuat
kesimpulan yang tidak jelas. Melalui bimbingannya, tulisan-tulisan
itu direvisi dan didiskusikan dari sisi yang berbeda. Sungguh, aku
merasa sangat bersyukur mendapatkan guru seperti dia.

------------------------

Frida Kusumastuti 228


Belajar sebagai Manusia 2014

(10): Pagi ini, Kamis, 20 september 2012, terasa cerah. Aku


mengantar Wildan sekolah. Lalu aku tinggalkan dia untuk
mencucikan mobil. Usai mencuci mobil, kulihat jam masih di angka
sembilan. Masih ada waktu agak panjang sebelum aku memenuhi
janji pada mahasiswa yang mau bimbingan skripsi dan diskusi untuk
kompetisi membuat program PR. Terdorong oleh rasa lapar,
kubelokkan mobil ke Bubur Kayungyun. Kupesan semangkuk bubur
kacang hijau dicampur ketan hitam. Sambil menunggu pesanan,
kubuka laptop dan mulai membuka-buka akun. Bubur kacang hijau
datang, namun ternyata bukan dengan campuran ketan hitam,
melainkan dengan segelas teh hangat, hahaha. Ya sudahlah,
mungkin pelayan tidak mendengar pintaku sebab jalanan yang
bising. Saat menikmati hidangan, tiba-tiba aku ingat perilaku
Wildan. Kutulislah Manusia (46). Saat kutambahkan kata Sungguh,
aku sering terhenyak dengan caranya yang sederhana, tidak bisa
kucegah air mataku menetes. Tiba-tiba aku harus merasa banyak
bersyukur. Kubiarkan saja air mata itu jatuh dalam tatapan sang
penjual bubur. Semoga dia juga menyadari kekeliruannya
memberiku teh hangat, hehehe.

-------- AUTISMA BUKAN KIAMAT ---------

Frida Kusumastuti 229


Belajar sebagai Manusia 2014

Tentang Penulis

Frida Kusumastuti, lahir di Kota Batu, 27 November 1969.


Saat ini, selain mengajar di Universitas Muhammadiyah Malang,
Frida juga sedang menempuh S3 di UMM Program Studi Ilmu Sosial
& Politik. Profesinya sebagai dosen telah membuahkan karya buku-
buku teks kuliah, di antaranya adalah Pengakuan Para Kepala
Humas di Indonesia (1994, Indopurels Grup), Kegiatan-Kegiatan
Humas (1997, UMMPress), Dasar-Dasar Humas (2002, Ghalia Press),
Hubungan Masyarakat (2007, Modul UT ditulis bersama dua
koleganya), Teknologi Komunikasi & Perubahan Sosial (2010,
LeutikaPrio ditulis bersama mahasiswa Magister Sosiologi
Komunikasi, Pascasarjana UMM), Meneropong Industri Media
Massa (2011, LeutikaPrio ditulis bersama mahasiswa Magister
Sosiologi Komunikasi, Pascasarjana UMM), Hukum Media Massa
(2012, Modul UT ditulis bersama koleganya), dan Kekuatan di Balik
Autis (Intrans Publishing, 2013).

Selain itu, Frida pernah memberikan pelatihan-pelatihan


komunikasi di beberapa instansi, antara lain di Dinas Kominfo Kota
Malang, Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) - Dinas Perhubungan
& Komunikasi Kota Batu, Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu,
Kanwil Perhutani Wilayah Jatim, Badan Karantina Hewan dan
Tumbuhan Deptan RI, RS. Soepraoen Malang, dan beberapa
organisasi sosial lainnya. Sebagai pengamat media massa, Frida
memberi materi-materi tentang media massa, baik di lingkungan
organisasi/kegiatan kampus maupun di luar kampus.

Frida Kusumastuti 230


Belajar sebagai Manusia 2014

Buku Belajar sebagai Manusia adalah buku kedua yang


ditulis Frida di luar buku teks kuliah. Pengalaman hidup bersama
anak yang menyandang autisma mendorongnya untuk berbagi
melalui buku, microblog, facebook, dan email: kajaiku@gmail.com.
Tahun 2008, microblog-nya pernah mendapat penghargaan BRONZ
dari Gerakan Internet Sehat. Di tahun 2013, Frida dan suami
bergabung dengan komunitas Sahabat Autisma Malang (SAMA).

Frida Kusumastuti 231

Anda mungkin juga menyukai