1. Skrofuloderma merupakan kelainan kulit yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis yang mengenai subkutan dan merupakan perluasan langsung dari tuberkulosis pada jaringan dibawah kulit yang kemudian membentuk abses dingin yang makin lama makin membesar dan pecah pada kulit diatasnya. 2. Gejala klinis pada kasus ini yaitu timbul benjolan di leher dan ketiak yang semakin lama semakin membesar , yang lama kelamaan terjadi pemecahan dengan mengeluarkan cairan berwarna kuning, lalu menjadi ulkus disertai fistel, berbentuk oval, pinggir meninggi, tepi tidak rata, dinding menggaung, dasar kotor disertai pus mukopurulen sebagian telah menjadi krusta kekuningan, tidak berbau, daerah sekitar ulkus tampak livide dan ditemukan sikatriks 3. Diagnosis banding pada kasus ini yaitu scrofuloderma, hidrenitis supuratif, dan aktinomikosis. 4. Diagnosis kerja pada kasus ini yaitu scrofuloderma dimana gejala klinis ditandai dengan adanya pembesaran kelenjar getah bening dileher dan ketiak yang mengarah pada pembentukan abses dingin dan kehancuran sekunder dari kulit di atasnya. 5. Tatalaksana scrofuloderma berupa non-farmakologi dan farmakologi . Rifampisin 15 mg/kgBB, Pirazinamid 30 mg/kgBB/hari dan Etambutol 25 mg/kg BB/hari. Terapitopikal yaitu kompres dengan kalium permanganas 1/5000.