PENELITIAN KOMUNITAS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas Kepaniteraan Klinik
Stase Ilmu Kedokteran Komunitas I Program Studi Kedokteran
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
Disusun oleh:
1. Audina Andhini Susilo (26.54 1120 2012)
2. Chairul Amri Apgar (26.35 1074 2012)
3. Della Amanda Putri (26.16 1026 2011)
4. Juwita Nurlastry (26.05 998 2012 )
5. Laras Asri Fatahani (26.05 999 2012 )
6. Nurul Haq Sari (26.35 1074 2012)
7. Putri Yulia Habsari (26.45 1098 2012)
Dosen Pembimbing:
drg. Panji Aria Ditta, MM
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Kontrasepsi Kelurahan Mekarsari Kota Banjar. Penelitian ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan tugas Kepaniteraan Klinik Stase Ilmu Kedokteran
Dalam penulisan penelitian ini, tidak lepas dari bantuan dan kemudahan yang
diberikan secara tulus dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan
2. Dekan FKK UMJ, DR. dr. Toha Muhaimin, M. Sc dan Ka. Prodi FKK
UMJ dr. Tri Ariguntar Wikaning Tyas, Sp. PK, yang telah
Muhammadiyah Jakarta.
7. Bapak- bapak dan Ibu- ibu PUS Desa Mekarsari yang telah bersedia
8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan doa, dan tidak
telah selesai dan semoga bermanfaat bagi semua pihak serta semoga Allah SWT
membalas semua kebaikan dengan balasan yang terbaik, Aamiin Ya Robbal Alamin
Peneliti
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Istri .................................................................................................................... 55
vi
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
AKI atau angka kematian ibu adalah indikator dampak dari berbagai upaya
yang ditujukan untuk meningkatkan derajat Kesehatan Ibu. Kematian ibu tidak akan
terjadi tanpa adanya kehamilan. Oleh karena itu kehamilan merupakan determinan
proksi dari kematian ibu, di samping komplikasi kehamilan dan persalinan. Untuk
sehingga tidak terjadi pada kondisi yang berisiko tinggi untuk mengalami komplikasi.
Kehamilan, misalnya, seharusnya tidak terjadi pada kondisi 4 Terlalu, yaitu terlalu
muda, terlalu sering, terlalu banyak dan terlalu tua. Dalam konteks inilah Program
reproduksi sehingga dapat menghindari kehamilan pada umur atau jumlah persalinan
mengatur kelahiran anak, jarak, dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan,
kehamilahan. Ada berbagai jenis alat dan obat kontrasepsi yaitu menggunakan sistem
kalender, kondom, pil, suntik, implant, IUD/ AKDR, vasektomi, tubektomi. Pada
saat ini Pemerintah menyediakan secara gratis tiga jenis alat kontrasepsi di seluruh
wilayah Indonesia, yaitu kondom, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), dan
sebanyak 5-21%, pil memiliki tingkat kegagalan sebanyak 2-5%, pada KB suntik dan
perdarahan yang tidak teratur, ameore, dll, pada AKDR angan efektif untuk
mencegah kehamilan sama seperti keefektifan suntik dan implant hanya saja efek
samping yang ditimbulkannya lebih sedikit dan tidak mengganggu fisiologis tubuh.
pemakaian alat kontrasepsi sebagai motivator baik (75.5%), sebagai fasilitator baik
(67.3%), dan sebagai edukator baik (63.6%). Sedangkan menurut penelitian Radita
digunakan pada pasangan subur, memiliki hubungan bermakna adalah umur istri,
(Kusumanigrum, 2009).
Peran dan tanggung jawab pria dalam Keluarga Berencana perlu ditingkatkan.
Program Keluarga Berencana perlu ditingkatkan agar pria dapat mendukung pilihan
Untuk mencegah ledakan penduduk menurut perkiraan pada tahun 2060 akan
ada 475 juta penduduk seluruh Indonesia, Badan Kependudukan dan Keluarga
bidan untuk melayani pemasangan IUD dan implant (kontrasepsi). Selain bidan,
BKKBN juga melatih sekitar 10 ribu dokter. Pada tahun 2011 ini sebanyak 35 ribu
(Nasir, 2011).
memiliki 6027 pasangan usia subur masing-masing, banjar sebanyak 3110 pasangan,
(4,2%) MOP (Medis Oprasi Pria), 158 (7,0%) MOW (Medis Oprasi Wanita), 104
(4,6%) implan, 1051 (46,6%) suntik, 452 (20,1%) pil, 73 (3,2%) kondom, dengan
jumlah pengguna kontrasepsi sampai februari sebanyak 2255 pengguna (72,5%) dari
4
3110 pasangan. Di kelurahan Mekarsari terdapat 380 pasangan (15,3%) IUD, 104
(4,2%) MOP, 146 (5,9%) MOW, 143 (5,8%) implant, 1015 (40,9%) suntik, 551
(22,2%) pil, 144 (5,7%) kondom dengan jumlah pengguna kontrasepsi sampai
februari sebanyak 2483 pengguna (85,1%) dari 2917 pasangan. Presentase PUS KB
aktif di kecamatan Mekarsari RW 8 adalah suntik sebanyak 50%, IUD 15%, pil 14%,
kondom 7%, MOP 7%, MOW 7% dengan total PUS sebanyak 139.
Dilihat dari data di Puskesmas Banjar 3 banyak PUS yang memilih alat
kontrasepsi suntik dibanding IUD, jika diperhatikan KB suntik dilihat dari segi
keefektfan sangat baik namun sering menimbulkan perdarahan yang tidak teratur,
ameore, dll, pada AKDR juga sama efektifnya untuk mencegah kehamilan sama
seperti keefektifan KB suntik hanya saja efek samping yang ditimbulkannya lebih
sedikit dan tidak mengganggu fisiologis tubuh. Pemerintah juga menyediakan secara
gratis tiga jenis alat kontrasepsi di seluruh wilayah Indonesia, yaitu kondom, IUD,
dan implant. Selain itu karena banyaknya faktor-faktor lain seperti pengetahuan dan
Mekarsari.
program KB
Variabel Independent
Variabel Dependent
Pengetahuan suami
Pemilihan kontrasepsi oleh
Dukungan sosial suami
istri
Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 2817 pasangan usia subur pada
Kelurahan Mekarasari Kota Banjar kota Banjar Jawa Barat dan menggunakan rumus
Slovin dengan jumlah sampel diketahui 350 responden. Teknik pengambilan sampel
Puskesmas Banjar III kota banjar, yaitu kelurahan Mekarsari kota Banjar Jawa
Waktu penelitian dilakukan pada bulan April 2016. Waktu penelitian ini
proposal, sampai dengan tahap pelaksanaan yang terdiri dari proses perizinan
penelitian.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.1 Pengetahuan
dipengaruhi oleh pendidikan yang pernah diterima, semakin tinggi tingkat pendidikan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
apa yang diketahui dalam bentuk bukti jawaban, baik lisan maupun tulisan. Bukti
lisan maupun tulisan tersebut, merupakan suatu reaksi dari stimulasi yang berupa
pertanyaan baik lisan maupun tulisan. Pertanyaan obyektif khususnya dengan pilihan
ganda lebih disukai untuk dijadikan alat ukur pengetahuan, karena lebih mudah
disesuaikan dengan pengetahuan yang akan diukur dan lebih cepat dinilai.
dan angket, yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian.
Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui dan kita ukur dapat kita sesuaikan
Perilaku manusia mempunyai ruang lingkup yang sangat luas dan kompleks,
perilaku dibagi dalam tiga domain (kawasan), yaitu kognitif, efektif, dan psikomotor.
Hal ini diperlukan untuk tujuan pendidikan yaitu mengembangkan atau meningkatkan
Terbentuknya suatu perilaku baru dimulai pada domain kognitif, dalam arti
tahu terlebih dahulu stimulus yang berupa materi atau obyek sehingga menimbulkan
1) Tahu (Know)
kembali (recull) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, Oleh sebab itu, tahu ini
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajarinya antara lain
2) Memahami (Comrehension)
materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau
3) Aplikasi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi
disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum rumus, metode,
4) Analisis (Analysis)
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya. Kemampuan analisis ini dapat
5) Sintesis (Synthesis)
6) Evaluasi
terhadap suatu materi atau obyek penilaian berdasarkan suatu kriteria yang
telah ada. Pengaturan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian,
yaitu:
Cara kuno atau tradisional yang dipakai orang untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan.
dengan kata trial! and error. Cara ini telah dipakai sebelum adanya
sering digunakan, terutama oleh mereka yang belum atau tidak mengetahui
baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pimpinan agama, maupun ahli ilmu
pengetahuan. Prinsip dari metode ini adalah orang lain menerima pendapat
yang dikemukaan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu
lalu.
juga dengan metode penelitian ilmiah, atau lebih popular disebut metodologi
yang berasal dari orang lain seperti teman, keluarga, tetangga, rekan kerja dan orang
lain.
Sarason & Pierce (dalam Baron & Byrne, 2000), mendefinisikan dukungan
sosial sebagai kenyamanan fisik dan psikologis yang dibe rikan oleh teman-teman
dan anggota keluarga. Dukungan sosial adalah pertukaran bant uan antara dua
individu yang berperan sebagai pemberi dan penerima (Shumaker & Browne dalam
Duffy & Wong, 2003).Definisi yang mirip datang dari Taylor, Peplau, & Sears
bantuan dalam bentuk lainnya yang diterimanya individu dari orang lain ataupun
kenyamanan fisik dan psikologis, perh atian, penghargaan, maupun bantuan dalam
bentuk yang lainnya yang diterima individu dari orang lain ataupun dari kelompok.
14
Dukungan sosial yang kita terima dapat bersumber dari berbagai pihak. Kahn
a. Sumber dukungan sosial yang berasal dari orang-orang yang selalu ada
Misalnya: keluarga dekat, pasangan (suami atau istri), atau teman dekat.
b. Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang sedikit
dengan waktu. Sumber dukungan ini meliputi teman ke rja, sanak keluarga,
c. Sumber dukungan sosial yang berasal da ri individu lain yang sangat jarang
memberi dukungan dan memiliki peran yang sangat cepat berubah. Meliputi
1. Dukungan Emosional
dan memberikan semangat kepada pasien yang dirawat di rumah atau rumah
perasaan yang nyaman, jaminan rasa memiliki, dan merasa dicintai saat
cinta, dan emosi. Jika stress mengurangi perasaan seseorang akan hal yang
menerus dan tidak terkontrol, maka akan berakibat hilangnya harga diri.
2. Dukungan Informasi
di rumah atau rumah sakit jiwa, memberikan nasehat, pengarahan, saran, atau
umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh seseorang. Keluarga dapat
bagi dirinya dan tindakan spesifik bagi individu untuk melawan stressor.Pada
informasi.
3. Dukungan Nyata
suatu kondisi dimana benda atau jasa akan membantu memecahkan masalah
16
masalah.
tercukupi dapat memberi dukungan dalam bentuk uang atau perhatian yang
bertujuan untuk proses pengobatan. Akan tetapi, dukungan nyata akan lebih
efektif bila dihargai oleh penerima dengan tepat. Pemberian dukungan nyata
4. Dukungan Pengharapan
yang terjadi bila ada ekspresi penilaian yang positif terhadap individu.Pasien
dengan memberikan umpan balik dan mampu membangun harga diri pasien.
II. 1. 3 Suami
menjadi pasangan hidup resmi seorang wanita (istri) yg telah menikah. Suami adalah
pasangan hidup istri (ayah dari anak -anak), suami mempuny ai suatu tanggung
jawab yang penuh dalam suatu keluarga tersebut dan suami mempunyai peranan
yang penting, dimana suami sangat dituntut bukan hanya sebagai pencari nafkah
akan tetapi suami sebagai motivator dalam berbagai kebijakan yang akan di
Jadi yang dimaksud dengan peran suami adalah perangkat tingkah yang
dimiliki oleh seorang lelaki yang telah menikah, baik dalam fungsinya di keluarga
maupun di masyarakat.
Peran dan tanggung jawab pria dalam kesehatan reproduk si khususnya pada
mengizinkan istri adalah pedoman penting bagi istri untuk menggunakan alat
edukator yang dapat diberikan oleh suami kepada istri antara lain suami ikut
pada saat konsultasi pada tenaga kesehatan dalam pemilihan alat kontrasepsi,
mengingatkan istri hal yang tidak boleh dilakukan saat memakai alat
kontrasepsi dan sebagainya akan sangat berperan bagi istri saat akan atau
telah memakai alat kontrasepsi. Oleh karena itu sebagai edukator suami
19
terkhusus.
waktu untuk mendampingi istri memasang alat kontasepsi atau kontrol, suami
sesuai.
yaitu (BKKBN,2006) :
1) Sebagai Peserta KB
Kondom
Senggama terputus
Pantang berkala
wanita
komplikasi.
memungkinkan
Agar rencana yang telah disusun dan diputuskan bersama dapat berhasil
peranan atau dukungan pihak pria (suami) perlu dilakukan secara terus
menerus.
3) Memberi Pelayanan KB
berikut:
madunya sampai istri berusia lebih dari 20 tahun, serta siap mental
anak.
kehamilan.
Metode kontrasepsi yang sesuai adalah kondom, pil KB, suntik KB,
ASI adalah makanan yang terbaik untuk bayi sampai umur 2 tahun.
Kontrasepsi yang disarankan adalah kondom, IUD, PIL KB, Suntikan KB,
yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk: 1. Mendapatkan objek-
5.Mengatur waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan dan
bantuan sesuai dengan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga
yang berkualitas.
upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan
melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai hak reproduksi untuk mewujutkan
mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat, dan
24
Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal
kesejahteraan ibu, anak, dan keluarga.Selain itu program KB juga ditujukan untuk
secara sukarela yang didasari keinginan dan tanggung jawab seluruh masyarakat.
kode etik dan standar pelayanan yang telah ditetapkan. Kompetensi tenaga yang
Pelayanan KB selain faktor-faktor lain seperti prasaran dan sarana penunjang, alat,
dan obat kontrasepsi, ketersediaan pedoman pelayanan dan upaya untuk menjaga
mutu. Ditinjau dari sudut standar pelayanan, Pelayanan KB yang berkualitas adalah
II.1.5 Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan dan
konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang
terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan
sperma tersebut.
adopsi.
Tidak ada satupun metode kontrasepsi yang aman dan efektif bagi semua
setiap klien. Namun, secara umum persyaratan metode kontrasepsi ideal adalah
sebagai berikut:
mencegah kehamilan.
c) Dapat diterima, bukan hanya oleh klien tetapi juga oleh lingkungan
budaya di masyarakat.
ekonomi, agama, sifat yang ada pada KB, dan faktor daerah
(desa/kota).
1) Kondom
27
penis sebagai tempat penampungan sperma yang dikeluarkan pria pada saat
2) Senggama Terputus
senggama dengan mencabut penis dari vagina pada saat suami menjelang
2) KB Alami
KB alami berdasarkan pada siklus masa subur dan tidak masa subur,
dasar utamanya yaitu saat terjadinya ovulasi. Untuk menentukan saat ovulasi
ada 3 cara, yaitu : metode kalender, suhu basal, dan metode lendir serviks.
3) Diafragma
diafragma 4- 8% kehamilan.
28
4) Spermicida
Spermicida adalah suatu zat atau bahan kimia yang dapat mematikan
sehingga tidak dapat membuahi sel telur. Spermicida dapat berbentuk tablet
vagina, krim dan jelly, aerosol (busa/foam), atau tisu KB. Cukup efektif
membantu inserasi ke dalam vagina seperti tampon dan satu cincin untuk
menjaga agar kondom tidak tetap pada tempatnya di luar area genital.
Femidom bekerja sebagai barrier yang mencegah sperma membuahi ovum dan
memiliki efektivitas yang sama dengan kondom pria, yaitu 85%-98% dalam
1) Pil Kontrasepsi
lagi untuk konterasepsi oleh karena pada binatang percobaan (anjing) pil
yang menggunakan zat ini, bila dipergunakan dalam waktu yang lama, dapat
pada atom C 17.Dengan adanya ethynil group pada atom C 17 ini, khasiatnya
meninggi jika dikonsumsi per os oleh karena zat-zat tersebut tidak mudah
atau tidak seberapa cepat diubah sewaktu melalui sistem portal, berbeda dari
steroid alamiah.Jadi, steroid sintetik mempunyai potensi yang lebih tinggi per
Mekanisme Kerja:
ovum terganggu
endometrium.
Efek samping:
30
1) Efek kelebihan esterogen, ialah rasa mual, retensi cairan, sakit kepala,
nyeri pada mamma, flour albus. Ada indikasi bahwa pemakaian pil
pada wanita yang minum pil, lebih besar apabila ada factor-faktor
persisten;
2) Kontrasepsi Suntik
sangat efektif.
Mekanisme kerja :
postpartum, karena dalam masa ini terjadi amenorea laktasi. Untuk program
sakit; sebaiknya sesudah air susu ibu terbentuk, yaitu kira-kira hari ke-3
sampai hari ke-5. Kontrasepsi Depo disuntikkan dalam dosis 150 mg/cc
3) Kontrasepsi Implan
juga dalam pil KB seperti mini-pil atau pil kombinasi atau pun pada AKDR
yang bioaktif.
34
pada lengan bagian atas. Panjang implant sekitar 4 cm, dengan diameter 2
mm, dan bekerja sampai 3 tahun. KB implant aman digunakan bagi wanita
samping yang biasanya terjadi adalah perubahan pola haid dalam batas
normal, perdarahan ringan diantara masa haid, keluar flek-flek dan tidak haid
Mekanisme kerja
sperma.
3. Menggagalkan ovulasi.
Kelebihan implant antara lain adalah cara ini cocok untuk wanita yang
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR). Selain itu cara implant ini dapat
35
data-data klinis yang ada dalam waktu satu tahun setelah pengangkatan
Efek samping implant antara lain adalah gangguan pola haid, seperti
kecil, maka efek samping yang terjadi tidak sesering pada penggunaan KB.
dan meningkatkan cairan dalam tuba dan uterus yang dapat mengganggu
belum diketahui dengan pasti. Kini pendapat yang terbanyak ialah bahwa
Indonesia ialah AKDR jenis Lippes loop.AKDR dapat dibagi dalam bentuk
yang terbuka linear dan bentuk tertutup sebagai cincin. Yang termasuk dalam
bentuk terbuka dan linear antara lain adalah Lippes loop, Saf-T-coil, Dalkon
Shield, Cu-7, Cu-T, Spring coil, dan Margulies spiral; sedangkan yang
termasuk dalam golongan bentuk tertutup dengan bentuk dasar cincin adalah
Keuntungan AKDR
demikian satu kali motivasi; tidak menimbulkan efek sistemik; alat itu
tinggi; reversible.
37
Efek samping: perdarahan; rasa nyeri dan kejang di perut; gangguan pada
pengangkatan bagian vas deferens berupa tuba yang membawa sperma darri
Sterilisasi wanita (tubektomi) yaitu melakukan blok atau eksisi tuba falopii
segera.
1) Metode Tubektomi
1. Cara Pomeroy
38
0,4 %.
2. Cara Irving
Pada cara ini tuba dipotong antara dua ikatan benang yang dapat
ligamnetum latum.
3. Cara Aldridge
ligamentum latum.
4. Cara Uchida
Pada cara ini tuba ditarik keluar abdomen melalui suatu insisi kecil
Serosa dibebaskan dari tuba sepanjang 4-5 cm, tuba dicari dan
adalah 0.
5. Cara Kroener
tuba, dan yang lain mengelilingi tuba sebelah proksimal dari jahitan
kesalahan 0,19%.
2) Metode Vasektomi
kulit skrotum dan jaringan sekitar bagian atas, dan pada jaringan disekitar vas
mungkin dibawak skrotum. Setelah itu, dilakukan sayatan pada kulit skrotum
sepanjang 0,5 sampai 1 cm didekat tempat vas deferens. Setelah vas keliatan
II.2 Hipotesis
2. Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan dukungan sosial suami
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
mendeskripsikan data apa adanya dan menjelaskan data atau kejadian dengan kalimat
diobservasi sekali saja untuk pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian.
pelaksanaan penelitian yang mudah, sederhana serta hasil dapat diperoleh dalam
Tabel 3.1
Definisi Operasional
memberikan nasehat,
pengarahan dan saran atau
umpan balik yang dilakukan
istri.
3. Dukungan Nyata yaitu
dukungan jasmaniah berupa
pelayanan bantuan finansial
dan materi.
4. Dukungan Pengharapan
yaitu dorongan, motivasi,
penghiburan dan menjadi
pendengar yang baik
tentang masalah yang
dihadapi istri.
45
III.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 2817 pasangan usia subur pada
III.3.2 Sampel
Cara Pengambilan
jumlah yang digunakan peneliti sebesar 350 responden. Teknik pengambilan sampel
digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling, yaitu pengambilan sempel
N
=
1 + N (d2)
2817
= = 350
1 + 2817(0,05x0.05)
n = Besar Sampel
N = Besar Populasi
Kriteria Inklusi :
Kooperatif
Kriteria Eksklusi
Janda
Perempuan menopause
Data tentang pengetahuan responden mengenai pemilihan alat kontrasepsi dan tentang
Kemudian data tersebut ditabulasi dalam bentuk tabel untuk diuji univariat dan bivariat.
mempersiapkan responden
ini
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, selanjutnya dilakukan analisis
data dengan menggunakan program SPSS. Dalam penelitian ini, data univariat dijelaskan
secara deskriptif dan data bivariat dianalisis dengan melakukan uji hipotesis ChiSquare.
kategorik (ordinal-ordinal)
komparatif tidak berpasangan. Tabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tabel 2 x 2.
2) Syarat uji ChiSquare adalah sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5,
Smirnov
Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis univariat untuk
Tujuan dilakukannya analisis bivariat adalah untuk menguji hubungan antara variabel
dependen dan independen serta memberikan gambaran kemungkinan adanya hubungan yang
signifikan antara masing-masing variabel. Analisa ini juga memberikan hasil tentang
frekuensi yang diamati (observed) dengan frekuensi yang diharapkan (expected). Rumus uji
chi-square:15
( )2
2 =
Keterangan
O : Observed
49
E : Expected
= ( 1)( 1)
Keterangan:
a) Bila nilai p-value lebih kecil atau sama dengan 0,05, maka hipotesis alternatif
b) Bila nilai p-value lebih besar dari 0,05, maka hipotesis alternatif ditolak, artinya
secara statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna (signifikan) antara kedua
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Warga (RW). Penelitian ini dilakukan diseluruh RW yang ada di Kelurahan Mekarsari.
Dalam penelitian ini responden yang diteliti adalah 350 responden yang
menggunakan KB. Semua data responden diambil dari data yang diperoleh dari 350
diamati yaitu umur, pendidikan, jumlah anak, lama penggunaan KB, jenis KB, dan
dukungan sosial.
Umur f %
20 30 85 24,3
31 40 153 43,7
41 50 88 25,1
51
51 60 24 6,9
menempati posisi pertama sebagai kategori umur terbanyak yaitu 153 orang
(43,7%).
Pendidikan f %
SD 54 15,4
SMP 147 42
SMA 126 36
Sarjana 23 6,6
SMP dengan jumlah 147 orang (42%). SMA sebanyak 126 orang (36%). SD
Jumlah Anak f %
52
> 2 anak 98 28
Berdasarkan tabel 4.3 responden yang memiiliki anak kurang dari 2 lebih
banyak (72%) daripada responden yang memiliki anak lebih dari 2 (28%).
Jenis KB F %
Pil 84 24
IUD 67 19,1
Kondom 7 2
implan 8 2,3
Tingkat F %
Pengetahuan
Baik 69 19,7
Kurang 68 19,4
orang (19,4%).
Dukungan Sosial F %
Kurang 36 10,3
54
dukungan social yang baik (89,7%) dan sisanya memberikan dukungan social
kontrasepsi istri
Tingkat Kontrasepsi
P value
Pengetahuan K P S I IUD MOW/MOP
Baik 0 12 37 2 15 3
Cukup 5 53 98 6 40 11 0,754
Kurang 2 19 31 0 12 4
suami dengan pemilihan kontrasepsi yang dilakukan oleh istri. Dari data
kontrasepsi istri
Dukungan Kontrasepsi
p
Sosial K P S I IUD MOW/MOP
Baik 5 78 148 7 60 16
0,616
Buruk 2 6 7 1 7 2
Berdasarkan tabel 4.7, tidak terdapat hubungan antara dukungan sosial suami
dengan pemilihan kontrasepsi yang dilakukan oleh istri. Dari data didapatkan
BAB V
PEMBAHASAN
kota banjar data yang dikumpulkan adalah data primer dengan menggunakan
variabel pada satu waktu. Desain ini dipilih karena paling sesuai dengan tujuan
menjawab kuesioner.
kontrasepsi yang dianjurkan oleh pemerintah yaitu IUD hanya diminati oleh 67
oleh sang istri sendiri, bahkan tidak sedikit yang menyatakan bahwa suami tidak
mengetahui istri akan menggunakan kontasepsi sampai sang istri bicara bahwa
kurang sebesa 19,4%, dan hanya 19,7% suami dengan pengetahuan baik
apa saja yang dapat digunakan, tetapi juga mengenai efek samping, keuntungan,
dan efektifitas dari kontrasepsi tersebut sehingga pada saat pemilihan metode
kontrassepsi, suami istri dapat menentukan metode apa yang terbaik bagi
yang baik kepada istrinya (89,7%) dan hanya sedikit yang memberikan
58
social tersebut harus terpenuhi secara maksimal agar istri merasa dicintai.
kontrasepsi, dan kesediaan suami untuk menggunakan alat kontrasepsi bila istri
Istri
0,754 yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat
istri, suami pun harus turut serta dalam pengambilan keputusan pemilihan
kontrasepsi yang akan digunakan oleh istri. Selain peran penting dalam
sangat berpengaruh bagi istri. Namun, tak sedikit suami yang menganggap
oleh sang istri. Banyak suami yang tidak mengetahui kapan jadwal istri untuk
minum obat atau jadwal untuk kontrol. Edukasi dari suami juga akan
meningkatkan kepercayaan diri bagi istri. Ada beberapa suami yang tidak
59
kontrasepsi, ada juga suami yang merasa tidak nyaman saat berhubungan karena
sang istri memakai kontrasepsi dalam rahim, dan hal-hal seperti itu yang
dukungan social suami terhadap pemilihan kontrasepsi istri adalah sebesar 0,616
yang berarti tidak terdapatnya hubungan yang signifikan antara dukungan social
suami dengan pemilihan kontrasepsi istri. Dukungan yang diberikan oleh suami
suami sangat penting untuk mendukung segala hal positif yang akan dilakukan
kontrasepsi akan membuat ibu merasa aman dan nyaman. Bila suami tidak
mengizinkan atau mendukung, hanya sedikit istri yang berani untuk tetap
memasang alat kontrasepsi tersebut. Namun, tidak sedikit suami yang kurang
peduli pada istrinya yang akan atau sudah memasang alat kontrasepsi.
keinginan sepihak, yaitu istri. Jika istri ingin menggunakan kontrasepsi maka
kebanyakan dari istri akan datang ke puskesmas atau bidan seorang diri dan
60
suami tidak mengetahui bahwa istri telah menggunakan kontrasepsi sampai istri
bicara. Hal itu tidak seharusnya terjadi karena suami berperan sebagai motivator
dalam program KB. Peran suami sebagai motivator merupakan bentuk dorongan
atau dukungan yang diberikan suami kepada istri untuk menggunakan alat
social dari suami dapat terpenuhi seutuhnya maka istri akan merasa dicintai dan
BAB VI
VI.1. Simpulan
VI.2. Saran
Dalam penelitian ini peneliti mengelompokkan saran menjadi 4 bagian, yaitu saran
untuk suami di kelurahan mekarsari desa banjar kota banjar, saran untuk penelitian
selanjutnnya, saran untuk petugas kesehatan (praktisi).
1. Bagi suami
DAFTAR PUSTAKA
Cipta.
BKKBN. 2010. Visi dan Misi Program Keluarga Berencana. Jakarta : Direktorat
Negara Kependudukan.
DepKes RI. 2011. Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 2011
www.depkes.go.id/downloads/buku%20-%202014.pdf
Hartanto, hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar
harapan
Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan
Usia Subur dalam Penggunaan KB IUD di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut
Novianti. 2009. Peranan Dukungan Suami Istri Dalam Pemilihan Alat Kontrasepsi
Pada Peserta KB di Soak Bayu Kab Musi Banyuasin Sumatera Selatan Tahun
Prof. Dr. dr. Anies, Mkes, PKK, 2012. Kedokteran Keluarga Pelayanan Kedokteran
Diponegoro.
Informed Consent
SURAT PERSETUJUAN
Dengan Hormat,
Kami selaku dokter muda UMJ yang sedang menjalani pendidikan program
profesi Dokter di puskesmas Banjar 3 sedang melakukan penelitian yang berjudul
Tingkat Pengetahuan Suami dan Dukungan Sosial Suami Terhadap Istri dalam
Menentukan Pilihan Penggunaan Kontrasepsi Kelurahan Mekarsari Kota Banjar.
Peran dan tanggung jawab pria dala Keluarga Berencana perlu ditingkatkan.
Program Keluarga Berencana perlu ditingkatkan agar pria dapat mendukung pilihan
kontrasepsi oleh istrinya, meningkatkan komunikasi diantara suami istri,
meningkatkan penggunaan kontrasepsi oleh pria, meningkatkan upaya pencegahan
IMS (Saifuddin, 2003).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan suami
terhadap pemilihan kontrasepsi.
Di dalam penelitian tersebut akan diadakan pengumpulan data melelui
kuesioner yang dibagikan kepada responden. Jika Ibu/ Bapak bersedia menjadi
partisipan dan mengizinkan peneliti untuk menanyakan hal-hal yang menyangkut
dalam penelitian ini, maka silahkan menandatangani surat persetujuan ini dan megisi
kuesioner yang telah dilampirkan dengan jujur dan apa adanya. Tidak ada unsur
paksaan untuk berpartisipasi dalam mengikuti penelitian tersebut dan kerahasiaan
data-data yang diperoleh dalam penelitian ini akan menjadi tanggung jawab peneliti
Kami akan menyebarkan kuesioner kepada saudara tentang:
a. Data Demografi
b. Kuisioner tengtang Tiingkat Pengetahuan Suami Terhadap pemilihan Kontrasepsi
c. Kuesioner tentang Hubungan Dukungan Suami Terhadap Pemilihan Kontrasepsi.
67
Terima Kasih saya ucapkan kepada saudara yang telah ikut berpartisipasi pada
penelitian ini. Keikutsertaan saudara dalam penelitian ini menyumbangkan sesuatu
yang berguna bagi ilmu pengetahuan.
Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan saudara
bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.
(.........................................) Peneliti
Lampiran 3 Kuesioner
Kuesioner
Nomor Kuesioner :
I. Data Demografi
Tanggal Pengisian :
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Tingkat Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Jumlah Anak :
Kontrasepsi yang Digunakan :
a. Pengetahuan KB
a. Keluarga Bahagia
b. Keluarga Berencana
c. Keluarga Beriman
b. 2 anak cukup
c. kurangi populasi penduduk
10. Apakah program KB hanya seputar penggunaan alat kontrasepsi saja ...
11. Apakah untuk mengikuti program KB harus menunggu saat kita sudah
menikah ...
a. ya
b. tidak
c. mungkin
b. Penggunaan Kontrasepsi
a. ya
b. Tidak
a. Pil
b. suntik
c. Implan
d. IUD
e. MOW/MOP
f. Kondom
a. >5 tahun
b. <5 tahun
72
Kuesioner
Kuisioner tengtang Tingkat Dukungan Sosial Suami Terhadap pemilihan Kontrasepsi
Petunjuk :
No Pertanyaan Ya Tidak
ditanyakan istri
75
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Syntax FREQUENCIES
VARIABLES=U.S.SPSS U.ISPSS
P.S.SPSS P.ISPSS P.SUA.SPSS
P.IST.SPSS J.A.SPSS KB.SPSS
/ORDER=ANALYSIS.
Statistics
Missing 0 0 0 0 0 0
Statistics
Missing 0 0
Frequency Table
77
U.S.SPSS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total
350 100.0 100.0
U.I SPSS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total
350 100.0 100.0
P.S.SPSS
78
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total
350 100.0 100.0
P.I SPSS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total
350 100.0 100.0
P.SUA.SPSS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total
350 100.0 100.0
P.IST.SPSS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total
350 100.0 100.0
J.A. SPSS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total
350 100.0 100.0
80
KB. SPSS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total
350 100.0 100.0
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Notes
Comments
81
Filter <none>
Weight <none>
Syntax FREQUENCIES
VARIABLES=U.S.SPSS U.ISPSS
P.S.SPSS P.ISPSS P.SUA.SPSS
P.IST.SPSS J.A.SPSS KB.SPSS
/ORDER=ANALYSIS.
Statistics
Missing 0 0 0 0 0 0
Statistics
82
Missing 0 0
Frequency Table
U.S.SPSS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total
350 100.0 100.0
U.I SPSS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total
350 100.0 100.0
P.S.SPSS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total
350 100.0 100.0
P.I SPSS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total
350 100.0 100.0
84
P.SUA.SPSS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total
350 100.0 100.0
P.IST.SPSS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total
350 100.0 100.0
J.A. SPSS
85
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total
350 100.0 100.0
KB. SPSS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total
350 100.0 100.0
FREQUENCIES VARIABLES=VAR00001
/ORDER=ANALYSIS.
86
Frequencies
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Syntax FREQUENCIES
VARIABLES=VAR00001
/ORDER=ANALYSIS.
Statistics
VAR00001
N Valid 350
Missing 0
87
VAR00001
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total
350 100.0 100.0
88
CROSSTABS
/TABLES=VAR00001 BY T.PSPSS
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
/CELLS=COUNT
Crosstabs
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Syntax CROSSTABS
/TABLES=VAR00001 BY T.PSPSS
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
/CELLS=COUNT
Dimensions Requested 2
Cases
Count
90
T.P SPSS
KONTRASEPSI 1.00 0 5 2 7
2.00 12 53 19 84
3.00 37 98 31 166
4.00 2 6 0 8
5.00 15 40 12 67
6.00 3 11 4 18
Chi-Square Tests
N of Valid Cases
350
Risk Estimate
Value
CROSSTABS
/TABLES=VAR00001 BY D.SSPSS
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
/CELLS=COUNT
Crosstabs
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Syntax CROSSTABS
/TABLES=VAR00001 BY D.SSPSS
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
/CELLS=COUNT
Dimensions Requested 2
Cases
Count
D.S SPSS
KONTRASEPSI 1.00 5 2 7
2.00 78 6 84
4.00 7 1 8
5.00 60 7 67
6.00 16 2 18
Chi-Square Tests
N of Valid Cases
350
Risk Estimate
Value