Pertemuan Ke - 2 - Perkembangan Klasifikasi
Pertemuan Ke - 2 - Perkembangan Klasifikasi
PERTEMUAN 2
PERKEMBANGAN DAN KLASIFIKASI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai Perkembangan dan Klasifikasi,
serta Perkembangan Standar dan Praktik Akuntansi di setiap Negara
danKlasifikasi Akuntansi Internasional.
7
Modul Akuntansi Internasional
8
Modul Akuntansi Internasional
PERKEMBANGAN
9
Modul Akuntansi Internasional
untuk membantu investor menganalisis arus kas masa depan dan risiko
terkait. Pengungkapan dilakukan sangat lengkap untuk memenuhi ketentuan
kepemilikan publik yang luas. Sebaliknya, dalam sistem berbasis kredit di
mans bank merupakan sumber utama pendanaan, akuntansi memiliki fokus
pada perlindungan kreditor melalui pengukuran akuntansi yang konservatif
dalam meminimumkan pembayaran dividen dan menjaga pendanaan yang
mencukupi dalam rangka perlindungan bagi para peminjam. Oleh karena
lembaga keuangan memiliki akses langsung terhadap informasi apa saja
yang diinginkan, pengungkapan publik yang luas dianggap tidak perlu.
Contohnya adalah Jepang dan Swiss.
10
Modul Akuntansi Internasional
Kode hukumSumber
Belanda Hukum umum
dari Prancis
Afrika Portugis Afrika
Mesir Spanyol Kenya
Kode hukumSumber
Amerika Nigeria
dari Jerman
Argentina Asia Afrika Selatan
Brasil Jepang Zimbabwe
Cile Korea Selatan Amerika
Kolombia Taiwan Kanada
Ekuador Eropa Amerika Serikat
Meksiko Austria Asia
Peru Republik Ceko Hong Kong
Uruguay Jerman India
Venezuela Hungaria Israel
Asia Republik Slovakia Malaysia
Indonesia Swiss Pakistan
Kode hukumSumber
Yordania Singapura
dari Skandinavia
Filipina Eropa Sri Lanka
Turki Denmark Thailand
Eropa Finlandia Australasia
Belgia Islandia Australia
Prancis Norwegia Selandia Baru
Yunani Swedia Eropa
Italia Irlandia
Luksemburg Inggris
SUMBER: Diadaptasi dari Rafael La Porta, Florencio Lopez de Salines,
Andrei Shleifer, dan Robcrt W. Vishny, Law and Finance, Journal of
Political Economi 106, no. 6, 1998, hal. 1142-1143, dan David Alexander
dan Simon Archer, European Accounting Guide, (New York: Aspen, 2003),
edisi ke-5.
11
Modul Akuntansi Internasional
4. Ikatan Politik dan Ekonomi. Ide dan teknologi akuntansi dialihkan melalui
penaklukan, perdagangan, dan kekuatan sejenis. Sistem pencatatan
berpasangan (double-entry) yang berawal di Italia pada tahun 1400-an
secara perlahan-lahan menyebar luas di Eropa bersamaan dengan gagasan-
gagasan pembaruan (ranaissance) lainnya. Kolonialisme Inggris
mengekspor akuntan dan konsep akuntansi di seluruh wilayah kekuasaan
Inggris. Pendudukan Jerman selama Perang Dunia II menyebabkan Prancis
menerapkan Plan Comptable. Amerika Serikat memaksa rezim pengatur
akuntansi bergaya AS di Jepang setelah berakhirnya Perang Dunia II.
Banyak negara-negara berkembang rmenggunakan sistem akuntansi yang
dikembangkan di tempat lain, entah karena dipaksakan kepada negara-
negara tersebut (seperti India) atau karena pilihan mereka sendiri (seperti
negara-negara Eropa Timur sekarang meniru sistem akuntansi menurut
aturan Uni Eropa [EU]. Integrasi ekonomi melalui pertumbuhan
perdagangan dan arus modal internasional merupakan pendorong kuat akan
konvergensi standar akuntansi.
12
Modul Akuntansi Internasional
13
Modul Akuntansi Internasional
14
Modul Akuntansi Internasional
8. Budaya. Di sini budaya berarti nilai-nilai dan perilaku yang dibagi oleh
suatu masyarakat. Variabel budaya mendasari pengaturan kelembagaan di
suatu negara (seperti sistem hukum,). Hofstede mendasari empat dimensi
budaya nasional (nilai sosial): (1) individualisme, (2) jarak kekuasaan, (3)
penghindaran ketidakpastian, dan (4) maskulinitas. Analisis yang
dilakukannya didasarkan pada data yang berasal dari para karyawan sebuah
perusahaan multinasional besar dari AS yang beroperasi di 40 negara yang
berbeda.
Secara singkat, individualisme (versus kolektivisme) merupakan
kecenderungan terhadap suatu tatanan sosial yang tersusun longgar
dibandingkan terhadap tatanan yang tersusun ketat dan saling tergantung
(saya versus kita). Jarak kekuasaan adalah sejauh mana hierarki dan
pembagian kekuasaan dalam suatu lembaga dan organisasi secara tidak adil
dapat diterima. Penghindaran ketidakpastian adalah sejauh mana masyarakat
tidak merasa nyaman dengan ambiguitas dan suatu masa depan yang tidak
pasti. Maskulinitas (versus feminitas) adalah sejauh mana peran gender
dibedakan serta kinerja dan pencapaian yang dapat dilihat (nilai-nilai
maskulin yang tradisional) ditekankan daripada hubungan dan perhatian
(nilai-nilai feminin yang tradisional). Beberapa ahli sekarang menyebutnya
orientasi pencapalan.
15
Modul Akuntansi Internasional
16
Modul Akuntansi Internasional
17
Modul Akuntansi Internasional
Nilai-nilai Akuntansi
Dimensi Budaya
Profesionalisme Keseragaman Konservatisme Kerahasiaan
(Holfstede)
Individualisme +
Penghindaran + + +
Ketidakpastian
Jarak Kekuasaan + +
Maskulinitas
KLASIFIKASI
Klasifikasi akuntansi internasional dapat dilakukan dalam dua kategori:
dengan pertimbangan dan secara empiris. Klasifikasi dengan pertimbaigan
bergantung pada pengetahuan, intuisi, dan pengalaman. Klasifikasi secara empiris
menggunakan metode statistik untuk mengumpulkan basis data prinsip dan
praktik akuntansi seluruh dunia.
18
Modul Akuntansi Internasional
19
Modul Akuntansi Internasional
20
Modul Akuntansi Internasional
dalam negara hukum umum dan kodifikasi hukum. Seperti yang disebutkan
terdahulu dalam bab ini, sistem hukum suatu negara dan sistem keuangannya
dapat dikaitkan dalam hubungan sebab-akibat. Suatu sistem legal dalam hukum
umum menekankan hak pemegang saham dan menawarkan perlindungan yang
lebih kuat kepada investor daripada sistem kodifikasi hukum. Hukum melindungi
investor luar dan secara hukum sangat ditegakkan. Hasilnya adalah pasar modal
yang kuat berkembang di negara-negara hukum umum dan pasar modal yang
lemah berkembang di negara-negara kodifikasi hukum. Perusahaan-perusahaan di
negara hukum umum memperoleh modal dalam jumlah yang besar melalui
penawaran publik saham kepada sejumlah investor, dibandingkan dengan
perusahaan-perusahaan di negara yang menganut kodifikasi hukum. Oleh karena
investor memiliki posisi wajar terhadap perusahaan, terhadap permintaan akan
informasi akuntansi yang mencerminkan kinerja operasi dan posisi keuangan
dengan akurat. Pengungkapan publik menyelesaikan masalah informasi yang tidak
seimbang (asimetris) antara perusahaan dan investor.
Sebaliknya, kepemilikan perusahaan dalam negara yang menganut
kodifikasi hukum cenderung terkonsentrasi di tangan para keluarga, perusahaan
lain dan bank komersial yang besar. Perusahaan memperoleh sebagian besar
kebutuhan modalnya dari pemerintah atau melalui pinjaman bank. Utang sebagai
sumber pendanaan relatif lebih penting di negara-negara yang menganut
kodifikasi hukum bila dibandingkan negara-negara hukum umum. Pengukuran
akuntansi yang konservatif memberikan perlindungan kepada para kreditor bila
terjadi gagal bayar. Kreditor utama dan investor ekuitas yang penting dapat
memperoleh kursi dalam dewan direktur bersama dengan pihak berkepentingan
lainnya, seperti buruh dan pemasok dan pelanggan yang penting. Oleh karena
permintaan informasi dipenuhi melalui komunikasi pribadi, permintaan terhadap
pengungkapan publik relatif lebih sedikit. Laba akuntansi merupakan dasar
penentuan pajak penghasilan terutang dan sering kali merupakan dasar penentuan
dividen dan bonus karyawan, sehingga menimbulkan tekanan untuk melakukan
perataan jumlah laba dari tahun ke tahun.
21
Modul Akuntansi Internasional
22
Modul Akuntansi Internasional
23
Modul Akuntansi Internasional
24
Modul Akuntansi Internasional
Perkembangan ini merupakan alasan di balik tren yang mengarah pada akuntansi
penyajian wajar, setidaknya untuk laporan konsolidasi. Perkembangan ini juga
merupakan pendorong utama di balik aktivitas Dewan Standar Akuntansi
Internasional dan Keputusan Uni Eropa atas IFRS 2005 dan ini merupakan
jawaban mengapa analisis laporan keuangan semakin bersifat global.
C. LATIHAN SOAL/TUGAS
25
Modul Akuntansi Internasional
Diminta:
a. Carilah laporan tahunan dari perusahaan yang bermarkas di salah satu
dari enam negara hukum umum di atas dan satu lagi dari enam negara
yang menganut kodifikasi hukum. Dua sumber yang dapat digunakan
adalah www.carolworld.com dan www.corporate information.com.
b. Bandingkan dan bedakanlah dua laporan tahunan tersebut dalam
dimensi pengukuran dan pengungkapan.
c. Apakah persamaan dan perbeclaan yang ada menginformasikan
dugaan Anda?
D. DAFTAR PUSTAKA
Buku 1 Edisi 6
Frederick D.S.Choi
26
Modul Akuntansi Internasional
Gary K. Meek
Akuntansi Internasional (International Accounting) Penerbit Salemba Empat
GLOSARIUM
Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi
jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling
pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan
peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab
meningkatnya harga.
DAFTAR PUSTAKA
Ball, R., S. P. Kothari, dan A. Robin, The effect of International Institutional
Factors on Properties of Accounting Earnings, Journal of Accounting and
Economics 29, no. 1 (2000), hal. 1-51.
Bartov, E., S. R. Goldberg, dan M-S Kim, The Valuation-Relevance of Earnings
and Cash Flows: An International Perspective, Journal of International
Financial Management and Accounting 12, no. 2 (Musim Panas, 2001), hal.
103-132.
Baydoun, N., dan R. Willett, Cultural Relevance of Western Accounting Systems
to Developing Countries, Abacus (Maret 1995), hal. 67-92.
Beck, T., A. Demirguc-Kunz, dan R. Levine, Law and Finance: Why Does Legal
Origin Matter? Journal of Comparative Economics 31 (2003), hal. 653-
675.
Bushman, R. M., dan J. D. Piotroski, Financial Reporting Incentives for
Conservative, Accounting: The Influence of Legal and Political
Institutions, Journal of Accounting and Economics 42, no. 1-2 (2006): 107-
148.
Bushman, R. M., J. D. Piotroski, dan A. J. Smith, What Determines Corporate
Tranparancy? Journal of Accounting Research 42, no. 2 (2004), hal. 207-
252.
Chanchani, S., dan A. MacGregor, A Synthesis of Cultural Studies in
Accounting, Journal of Accounting Literature 18 (1999), hal. 1-30.
Doupnik, T. S., dan G. T. Tsakumis, A Critical Review of Test of Gray's Theory
of Cultural Relevance and Suggestions for Future Research, Journal of
Accounting Literature 23 (2004), hal. 1-48.
Gray, S. J., Towards a Theory of Cultural Influence on the Development of
Accounting Systems Internationally, Abacus (Maret 1988), hal. 1-15.
27
Modul Akuntansi Internasional
Hope, O. -K., Firm Level Disclosures and the Relative Roles of Culture and
Legal Origin, Journal of International Financial Management and
Accounting 14, no. 3 (2003), hal. 218-248.
La Porta, R., E Lopez-de-Silanes, A. Shleifer, dan R.W. Vishny, Law and
Finance, Journal of Political Economy 106, no. 6 (1998), hal. 1113-1155.
Meek, G. K., dan S. M. Saudagaran, A Survey of Research on Financial
Reporting in a Transnational Context, Journal of Accounting Literature
(1990), hat. 145-182.
Nobes, C. W. Development in International Accounting: General Issues and
Classifications, Cheltenham: Edward Elgar, 2004.
Nobes, C. W. Development in International Accounting: General Issues and
Classifications, Cheltenham: Edward Elgar, 1996.
Nobes, C. Towards a General Model of Reasons for International Differences in
Financial Reporting, Abacus (September 1998), hal. 162-187.
Nobes, C. dan A. Roberts, Towards a Unifying Model of Systems of Law,
Corporate Financing, Accounting and Corporate Governance, Australian
Accounting Review 10, no. 1 (2000), hal. 26-34.
Parker, R. H., European Languages of Account, European Accounting Review
10, no.1 (2001), hal. 133-147.
Roberts, A., The Very Idea of Classification in International Accounting,
Accounting Organizations and Society 20, nos. 7/8 (1995), hal. 639-664.
Saudagaran, S. M., dan J. G. Diga, Evaluation of the Coptigency-Based
Approach in Comparaive International Accounting: A Case for Alterative
Research Paradigms, Journal of Accounting Literature 18 (1999), hal. 57-
95.
Sellhorn, T., dan S. Gornik-Tomaszewski, Implications of 'IAS Regulation for
Research into the International Differences in Accounting Systems, Accounting
in Europe 2 (2006), hal. 187-217.
28