Anda di halaman 1dari 22

Modul Akuntansi Internasional

PERTEMUAN 2
PERKEMBANGAN DAN KLASIFIKASI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai Perkembangan dan Klasifikasi,
serta Perkembangan Standar dan Praktik Akuntansi di setiap Negara
danKlasifikasi Akuntansi Internasional.

2. Tujuan Pembelajaran Pertemuan 3 yaitu :


2.1. Mahasiswa dapat mengidentifikasikan dan menjelaskan pentingnya
delapan faktor yang memiliki pengaruh signifikan dalam
perkembangan dunia akuntansi.
2.2. Mahasiswa dapat memahami empat pendekatan terhadap
perkembangan akuntansi yang ditemukan dalam Ekonomi Dunia
Barat yang berorientasi pasar dan mengidentifikasikan di negara-
negara yang masing-masing pendekatan tersebut menjadi dominan.
2.3. Mahasiswa dapat memiliki pengetahuan kerja mendasar mengenai
klasifikasi akuntansi dan bagaimana klasifikasi tersebut
dibandingkan satu sama lain dan mampu menjelaskan perbedaan
antara orientasi penyajian wajar dan kepatuhan terhadap hukum
dan mengidentifikasikan di negara-negara yang mana masing-masing
orientasi itu menjadi dominan.
2.4.
B. URAIAN MATERI

Tujuan Pembelajaran 2.1:


Mengidentifikasikan dan menjelaskan pentingnya delapan faktor yang memiliki
pengaruh signifikan dalam perkembangan dunia akuntansi.

7
Modul Akuntansi Internasional

Akuntansi harus memberikan respons terhadap kebutuhan masyarakat


akan informasi yang terus berubah dan mencerminkan kondisi budaya, ekonomi,
hukum, sosial, dan politik yang ada dalam lingkungan operasinya. Sejarah
akuntansi dan para akuntan memperlihatkan perubahan secara terus-menerus.
Pada awalnya, akuntansi tidak lebih dari sistem pencatatan untuk jasa perbankan
tertentu dan skema pemungutan pajak. Sistem pencatatan berpasangan kemudian
dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan sejumlah perusahaan dagang.
Industrialisasi dan pembagian kerja memerlukan adanya analisis biaya dan
akuntansi manajemen. Timbulnya perusahaan modern mendorong pelaporan
keuangan dan auditing secara periodik. Agar dapat mengikuti perhatian
masyarakat terhadap lingkungan yang makin meningkat dan perhatian terhadap
integritas perusahaan, akuntan telah menemukan cara untuk mengukur dan
melaporkan kewajiban pemulihan kondisi lingkungan dan mengungkapkan
praktik pencucian uang dan hal-hal sejenis yang berkaitan dengan kejahatan kerah
putih. Akuntansi memberikan informasi pengambilan keputusan kepada pasar
surat berharga umum domestik dan internasional yang sangat besar. Akuntansi
telah memperluas lingkupnya terhadap konsultasi manajemen dan
menggabungkan teknologi informasi yang makin berkembang ke dalam sistem
dan prosedurnya.
Mengapa kita harus mengetahui bagaimana dan mengapa akuntansi
berkembang? Jawabannya adalah sama seperti mengapa mempelajari
perkembangan dalam bidang yang lain. Kita akan dapat memahami dengan lebih
baik sistem akuntansi suatu negara dengan mengetahui faktor-faktor dasar yang
memengaruhi perkembangannya. Tentu saja akuntansi berbeda dari satu tempat ke
tempat lain di seluruh dunia dan pengetahuan mengenai faktor perkembangan
membantu untuk memahami mengapa hal itu terjadi. Dengan kata lain,
perbedaan-perbedaan yang terlihat serta persamaan-persamaan dapat dijelaskan
melalui faktor-faktor tersebut. Oleh, karena akuntansi bereaksi terhadap
lingkungannya, lingkungan budaya, ekonomi, hukum, dan politik yang berbeda-
beda menghasilkan sistem yang serupa pula.
Hal ini membawa kita untuk melakukan klasifikasi. Mengapa kita harus
melakukan klasifikasi (perbandingan) sistem akuntansi keuangan nasional atau

8
Modul Akuntansi Internasional

regional? Klasifikasi merupakan dasar untuk memahami dan menganalisis


mengapa dan bagaimana sistem akuntansi nasional berbeda-beda. Kita juga dapat
menganalisis apakah sistem-sistem tersebut cenderung menyatu atau berbeda.
Tujuan klasifikasi adalah untuk mengelompokkan sistem akuntansi keuangan
menurut karakteristik khususnya. Klasifikasi mengungkapkan struktur dasar di
mana anggota-anggota kelompok memiliki kesamaan dan apa yang membedakan
kelompok-kelompok yang beraneka ragam satu sama lain. Dengan mengenali
kesamaan dan perbedaan, pemahaman kita mengenai sistem akuntansi akan lebih
baik. Klasifikasi merupakan cara untuk melihat dunia.

Tujuan Pembelajaran 2.2:


Memahami empat pendekatan terhadap perkembangan akuntansi yang ditemukan
dalam Ekonomi Dunia Barat yang berorientasi pasar dan mengidentifikasikan di
negara-negara yang masing-masing pendekatan tersebut menjadi dominan.

PERKEMBANGAN

Standar dan praktik akuntansi di setiap negara merupakan hasil dari


interaksi yang kompleks di antara faktor ekonomi, sejarah, kelembagaan, dan
budaya. Dapat diduga akan terjadinya perbedaan antarnegara. Faktor-faktor yang
memengaruhi perkembangan akuntansi nasional juga membantu menjelaskan
perbedaan akuntansi antar-bangsa.
Kami meyakini bahwa delapan faktor berikut ini memiliki pengaruh yang
signifikan dalam perkembangan akuntansi. Tujuh faktor pertama berupa ekonomi,
sejarah sosial, dan/atau kelembagaan dan merupakan faktor yang sering
disebutkan oleh para penulis akuntansi. Akhir-akhir ini, hubungan antara budaya
(faktor kedelapan berikut ini) dan perkembangan akuntansi mulai digali lebih
lanjut.

1. Sumber Pendanaan. Di negara-negara dengan pasar ekuitas yang kuat,


seperti Amerika Serikat dan Inggris, akuntansi memiliki fokus atas seberapa
baik manajemen menjalankan perusahaan (profitabilitas) dan dirancang

9
Modul Akuntansi Internasional

untuk membantu investor menganalisis arus kas masa depan dan risiko
terkait. Pengungkapan dilakukan sangat lengkap untuk memenuhi ketentuan
kepemilikan publik yang luas. Sebaliknya, dalam sistem berbasis kredit di
mans bank merupakan sumber utama pendanaan, akuntansi memiliki fokus
pada perlindungan kreditor melalui pengukuran akuntansi yang konservatif
dalam meminimumkan pembayaran dividen dan menjaga pendanaan yang
mencukupi dalam rangka perlindungan bagi para peminjam. Oleh karena
lembaga keuangan memiliki akses langsung terhadap informasi apa saja
yang diinginkan, pengungkapan publik yang luas dianggap tidak perlu.
Contohnya adalah Jepang dan Swiss.

2. Sistem Hukum. Sistem hukum menentukan bagaimana individu dan


lembaga berinteraksi. Dunia barat memiliki dua orientasi dasar: kodifikasi
hukum (sipil) dan hukum umum (kasus). Kodifikasi hukum utamanya
diambil dari hukum Romawi dan kode Napoleon. Dalam negara-negara
yang menganut sistem kodifikasi hukum Latin-Romawi, hukum merupakan
satu kelompok lengkap yang mencakup ketentuan dan prosedur. Kodifikasi
standar dan prosedur akuntansi merupakan hal yang wajar dan sesuai di
sana. Dengan demikian, di negara-negara yang menganut kodifikasi hukum,
aturan akuntansi digabungkan dalam hukum nasional dan cenderung sangat
lengkap dan mencakupi banyak prosedur. Sebaliknya, hukum umum
berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup
seluruh kasus dalam kode lengkap. Tentu saja, terdapat hukum dasar, tetapi
cenderung tidak terlalu detail dan lebih fleksibel bila dibandingkan dengan
sistem kodifikasi hukum. Hal ini mendorong usaha coba-coba dan
memungkinkan penerapan pertimbangan. Hukum umum diambil dari kasus
hukum Inggris. Pada kebanyakan negara hukum umum, aturan akuntansi
ditetapkan oleh organisasi profesional sektor swasta. Hal ini memungkinkan
aturan akuntansi menjadi lebih adaptif dan inovatif. Kecuali untuk ketentuan
dasar yang luas, kebanyakan aturan akuntansi tidak digabungkan secara
langsung ke dalam hukum dasar. Kodifikasi hukum (kode hukum) akuntansi
cenderung terpaku pada bentuk (formal) legalnya saja, sementara hukum

10
Modul Akuntansi Internasional

akuntansi yang lebih umum cenderung terpaku pada muatan (isi)


ekonominya. Sebagai contoh, sewa guna usaha di bawah aturan hukum
umum biasanya tidak dikapitalisasi. Sebaliknya, sewa guna usaha di bawah
hukum umum pada dasarnya dapat dikapitalisasi jika ia menjadi bagian dari
pembelian properti. Tampilan 2-1 menunjukkan daftar negara-negara yang
menganut kodifikasi hukum dan hukum umum.

Tampilan 2-1 Negara-negara yang Menganut Kodifikasi Hukum dan Hukum


Umum.

Kode hukumSumber
Belanda Hukum umum
dari Prancis
Afrika Portugis Afrika
Mesir Spanyol Kenya
Kode hukumSumber
Amerika Nigeria
dari Jerman
Argentina Asia Afrika Selatan
Brasil Jepang Zimbabwe
Cile Korea Selatan Amerika
Kolombia Taiwan Kanada
Ekuador Eropa Amerika Serikat
Meksiko Austria Asia
Peru Republik Ceko Hong Kong
Uruguay Jerman India
Venezuela Hungaria Israel
Asia Republik Slovakia Malaysia
Indonesia Swiss Pakistan
Kode hukumSumber
Yordania Singapura
dari Skandinavia
Filipina Eropa Sri Lanka
Turki Denmark Thailand
Eropa Finlandia Australasia
Belgia Islandia Australia
Prancis Norwegia Selandia Baru
Yunani Swedia Eropa
Italia Irlandia
Luksemburg Inggris
SUMBER: Diadaptasi dari Rafael La Porta, Florencio Lopez de Salines,
Andrei Shleifer, dan Robcrt W. Vishny, Law and Finance, Journal of
Political Economi 106, no. 6, 1998, hal. 1142-1143, dan David Alexander
dan Simon Archer, European Accounting Guide, (New York: Aspen, 2003),
edisi ke-5.

11
Modul Akuntansi Internasional

3. Perpajakan. Di kebanyakan negara, peraturan pajak secara efektif


menentukan standar akuntansi karena perusahaan harus mencatat
pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk mengklaimnya dalam
keperluan pajak. Dengan kata lain, pajak keuangan dan pajak akuntansi
adalah sama. Dalam kasus ini, sebagai contoh adalah kasus yang terjadi di
Jerman dan Swedia. Di negara lain seperti Belanda, akuntansi keuangan dan
pajak berbeda: laba kena pajak pada dasarnya adalah laba akuntansi
keuangan yang disesuaikan terhadap perbedaan-perbedaan dengan hukum
pajak. Tentu saja, ketika akuntansi keuangan dan pajak terpisah, kadang-
kadang aturan pajak mengharuskan penerapan prinsip akuntansi tertentu.
Penlaian persediaan menurut Masuk Terakhir Keluar Pertama (last-in, first-
outLIFO) di Amerika Serikat merupakan satu contoh.

4. Ikatan Politik dan Ekonomi. Ide dan teknologi akuntansi dialihkan melalui
penaklukan, perdagangan, dan kekuatan sejenis. Sistem pencatatan
berpasangan (double-entry) yang berawal di Italia pada tahun 1400-an
secara perlahan-lahan menyebar luas di Eropa bersamaan dengan gagasan-
gagasan pembaruan (ranaissance) lainnya. Kolonialisme Inggris
mengekspor akuntan dan konsep akuntansi di seluruh wilayah kekuasaan
Inggris. Pendudukan Jerman selama Perang Dunia II menyebabkan Prancis
menerapkan Plan Comptable. Amerika Serikat memaksa rezim pengatur
akuntansi bergaya AS di Jepang setelah berakhirnya Perang Dunia II.
Banyak negara-negara berkembang rmenggunakan sistem akuntansi yang
dikembangkan di tempat lain, entah karena dipaksakan kepada negara-
negara tersebut (seperti India) atau karena pilihan mereka sendiri (seperti
negara-negara Eropa Timur sekarang meniru sistem akuntansi menurut
aturan Uni Eropa [EU]. Integrasi ekonomi melalui pertumbuhan
perdagangan dan arus modal internasional merupakan pendorong kuat akan
konvergensi standar akuntansi.

5. Inflasi. Inflasi mengaburkan biaya historis akuntansi melalui penurunan


berlebihan terhadap nilai-nilai aset dan beban-beban terkait, sementara di

12
Modul Akuntansi Internasional

sisi lain melakukan peningkatan berlebihan terhadap pendapatan. Negara-


negara dengan inflasi tinggi sering kali menuntut perusahaan-perusahaan
melakukan berbagai perubahan harga ke dalam penghitungan keuangan
mereka. Meksiko dan beberapa negara Amerika Selatan menggunakan
akuntansi tingkat umum karena pengalaman mereka dengan hiperinflasi.
Pada akhir tahun 1970-an, sehubungan dengan tingkat inflasi yang tidak
biasanya tinggi, AS dan Inggris melakukan eksperimen dengan pelaporan
pengaruh perubahan harga.

6. Tingkat Perkembangan Ekonomi. Faktor ini memengaruhi jenis transaksi


usaha yang dilaksanakan dalam suatu perekonomian dan menentukan
manakah yang paling utama. Pada gilirannya, jenis transaksi menentukan
masalah akuntansi yang dihadapi. Sebagai contoh, kompensasi eksekutif
perusahaan berbasis saham atau sekuritisasi aset merupakan sesuatu yang
jarang terjadi dalam perekonomian dengan pasar modal yang kurang
berkembang. Saat ini, banyak perekonomian industri berubah menjadi
perekonomian jasa. Masalah akuntansi seperti penilaian aset tetap dan
pencatatan depresiasi yang sangat relevan dalam sektor manufaktur menjadi
semakin kurang penting. Tantangan-tantangan akuntansi yang baru, seperti
penilaian aset tidak berwujud dan sumber daya manusia, semakin
berkembang.

7. Tingkat Pendidikan. Standar dan praktik akuntansi yang sangat rumit


(sophisticated) akan menjadi tidak berguna jika disalahartikan dan
disalahgunakan. Sebagai contoh pelaporan teknis yang kompleks mengenai
varian perilaku biaya tidak akan berarti apa-apa, kecuali para pembaca
memahami akuntansi biaya. Pengungkapan mengenai risiko efek derivatif
tidak akan informatif kecuali jika dibaca oleh pihak yang berkompeten.
Pendidikan akuntansi yang profesional sulit dicapai jika taraf pendidikan di
suatu negara secara umum juga rendah. Meksiko adalah salah situ contoh
negara di mana permasalahan ini telah berhasil ditanggulangi. Pada situasi
lainnya, sebuah negara harus mengimpor tenaga pelatihan atau mengirim

13
Modul Akuntansi Internasional

warganya ke negara lain untuk memperoleh kualifikasi yang layak. Hal


terakhir inilah yang saat ini sedang diterapkan oleh Cina.
Beberapa dari tujuh variabel pertama ini sangat berhubungan. Sebagai
contoh, sistem hukum umum berawal di Inggris dan kemudian diekspor ke
negara-negara seperti Australia, Kanada, dan Amerika Serikat. Keempat
negara ini seluruhnya memiliki pasar modal yang sangat maju, yang
mendominasi orientasi pelaporan keuangan di negara-negara tersebut.
Akuntansi keuangan dan pajak bersifat terpisah. Sebaliknya, kebanyakan
negara-negara Eropa Kontinental dan Jepang memiliki sistem kodifikasi
hukum dan bergantung pada perbankan atau pemerintah untuk memperoleh
kebanyakan pendanaan. Aturan akuntansi di sana pada umumnya sesuai
dengan hukum pajak.
Sangatlah sulit untuk menentukan mana yang penyebab dan mana yang
akibat. Jenis sistem hukum mungkin terlebih dahulu memengaruhi sistem
keuangan di suatu negara. Sistem hukum umum menekankan hak pemegang
saham dan menawarkan perlindungan investor yang lebih baik dibandingkan
kodifikasi hukum. Hasilnya adalah pasar ekuitas yang kuat berkembang di
negara-negara hukum umum dan pasar ekuitas yang lemah berkembang di
negara-negara yang menganut kodifikasi hukum. Perpajakan merupakan
fungsi akuntansi yang penting di setiap negara yang mengenakan pajak
penghasilan perusahaan. Apakah pajak mendominasi orientasi akuntansi
bergantung pada apakah akuntansi memiliki tujuan kompetisi, yaitu
memberikan informasi kepada pemegang saham luar. (Akuntansi pajak tidak
cocok untuk tujuan ini). Dengan demikian, jika hukum umum menghasilkan
pasar ekuitas yang kuat, perpajakan tidak akan mendominasi. Akan terdapat
dua jenis aturan akuntansi: yang satu untuk perpajakan dan yang lain untuk
pelaporan keuangan. Aturan pajak akan mendominasi di negara-negara yang
menganut kodifikasi hukum atau yang berbasis kredit, di mana akuntansi
untuk perpajakan dan pelaporan keuangan akan sama.
Dua orientasi akuntansi yang berkembang ditimbulkan oleh keadaan-
keadaan ini. Hal yang satu berorientasi pada penyajian wajar posisi
keuangan dan hasil operasi, sedangkan yang satu lagi dirancang untuk

14
Modul Akuntansi Internasional

memenuhi ketentuan hukum dan hukum pajak. Perbedaan antara penyajian


wajar versus kepatuhan hukum akan dibahas lebih lanjut pada akhir bab ini.

8. Budaya. Di sini budaya berarti nilai-nilai dan perilaku yang dibagi oleh
suatu masyarakat. Variabel budaya mendasari pengaturan kelembagaan di
suatu negara (seperti sistem hukum,). Hofstede mendasari empat dimensi
budaya nasional (nilai sosial): (1) individualisme, (2) jarak kekuasaan, (3)
penghindaran ketidakpastian, dan (4) maskulinitas. Analisis yang
dilakukannya didasarkan pada data yang berasal dari para karyawan sebuah
perusahaan multinasional besar dari AS yang beroperasi di 40 negara yang
berbeda.
Secara singkat, individualisme (versus kolektivisme) merupakan
kecenderungan terhadap suatu tatanan sosial yang tersusun longgar
dibandingkan terhadap tatanan yang tersusun ketat dan saling tergantung
(saya versus kita). Jarak kekuasaan adalah sejauh mana hierarki dan
pembagian kekuasaan dalam suatu lembaga dan organisasi secara tidak adil
dapat diterima. Penghindaran ketidakpastian adalah sejauh mana masyarakat
tidak merasa nyaman dengan ambiguitas dan suatu masa depan yang tidak
pasti. Maskulinitas (versus feminitas) adalah sejauh mana peran gender
dibedakan serta kinerja dan pencapaian yang dapat dilihat (nilai-nilai
maskulin yang tradisional) ditekankan daripada hubungan dan perhatian
(nilai-nilai feminin yang tradisional). Beberapa ahli sekarang menyebutnya
orientasi pencapalan.

Berdasarkan hasil analisis Hofstede, Gray mengusulkan suatu kerangka


kerja yang menghubungkan budaya dan akuntansi. Ia mengusulkan empat dimensi
nilai akuntansi yang memengaruhi prakrik pelaporan keuangan suatu negara,
yaitu:

1. Profesionalisme versus ketetapan wajib pengendalian: preferensi terhadap


pertimbangan profesional individu dan regulasi sendiri kalangan profesional

15
Modul Akuntansi Internasional

dibandingkan terhadap kepatuhan dengan ketentuan hukum yang telah


ditentukan.

Preferensi terhadap pertimbangan profesional yang independen


merupakan hal yang konsisten dengan preferensi atas kerangka sosial yang
terkait secara longgar di mana lebih banyak penekanan terhadap kebebasan,
kepercayaan dalam bermain secara adil, dan aturan sedikit mungkin di mana
pertimbangan profesional yang berbeda-beda cenderung lebih mudah untuk
ditoleransi.. [P]rofesionalisme lebih mungkin diterima di suatu
masyarakat dengan jarak kekuasaan yang lebih kecil di mana terdapat
perhatian atas hak yang sama, di mana orang pada berbagai tingkat
kekuasaan merasa tidak terlalu terancam dan lebih siap untuk memercayai
orang, di mana terdapat kepercayaan akan adanya kebutuhan untuk
membenarkan penegakan hukum dan aturan.

2. Keseragaman versus fleksibilitas: preferensi terhadap keseragaman dan


konsistensi dibandingkan fleksibilitas dalam bereaksi terhadap suatu
keadaan tertentu.

Preferensi terhadap keseragaman bersifat konsisten dengan


preferensi terhadap penghindaran ketidakpastian kuat yang menimbulkan
perhatian terhadap hukum dan aturan dan kode etik yang kaku, kebutuhan
terhadap aturan dan regulasi tertulis, penghormatan terhadap kesesuaian dan
pencarian kebenaran dan nilai yang absolut dan utama. [Keseragaman] juga
konsisten dengan preferensi terhadap kolektivisme.. dengan kerangka
sosial yang terkait dengan ketat, kepercayaan pada organisasi dan tatanan,
dan penghormatan terhadap norma-norma kelompok.. [K]eseragaman
juga lebih mudah difasilitasi oleh suatu masyarakat dengan jarak kekuasaan
yang besar di mana penerapan hukum dan kode karakter yang seragam lebih
mudah untuk diterima.

3. Konservatisme versus optimisme: suatu preferensi dalam memilih


pendekatan yang lebih bijak untuk mengukur dan mengatasi segala

16
Modul Akuntansi Internasional

ketidakpastian di masa depan daripada memilih pendekatan yang sekadar


optimis namun berisiko.

Preferensi terhadap ukuran-ukuran laba yang lebih konservatif


merupakan hal yang konsisten dengan penghindaran ketidakpastian yang
kuat berasal dari perhatian terhadap keamanan dan kebutuhan yang
dipersepsikan untuk mengadopsi pendekatan yang hati-hati untuk
menangani ketidakpastian peristiwa masa depan.. [P]enekanan terhadap
pencapaian dan kinerja individu dapat mendorong pendekatan atas
pengukuran yang relatif kurang konservatif.

4. Kerahasiaan versus transparansi: preferensi atas kerahasiaan dan


pembatasan informasi usaha menurut dasar kebutuhan untuk tahu
dibandingkan dengan kesediaan untak mengungkapkan informasi kepada
publik.

Preferensi terhadap kerahasiaan merupakan hal yang konsisten


dengan penghindaran ketidakpastian yang kuat dan timbul dari kebutuhan
untuk membatasi pengungkapan informasi dengan maksud untuk
menghindari terjadinya konflik dari kompetisi dan untuk mempertahankan
keamanan.. Masyarakat dengan karakter kekuasaan yang tertinggi akan
sangat mungkin berkarakter membatasi informasi untuk mempertahankan
ketidaksetaraan dalam kekuasaan. Kerahasiaan juga konsisten dengan
preferensi atas kolektivisme.. dengan perhatiannya terhadap hal-hal yang
sangat terkait dengan perusahaan dibandingkan dengan pihak luar..
[M]asyarakat yang lebih menekankan pada kualitas hidup, masyarakat, dan
lingkungan, akan cenderung untuk lebih terbuka khususnya informasi yang
berkaitan dengan sosial.

Tampilan 2-2 memperlihatkan bagaimana nilai-nilai akuntansi Gray


berhubungan dengan dimensi budaya Hofstede.

Tampilan 2-2 Hubungan antara Nilai-nilai Akuntansi dan Dimensi Budaya

17
Modul Akuntansi Internasional

Nilai-nilai Akuntansi
Dimensi Budaya
Profesionalisme Keseragaman Konservatisme Kerahasiaan
(Holfstede)
Individualisme +
Penghindaran + + +
Ketidakpastian
Jarak Kekuasaan + +
Maskulinitas

Catatan: + menunjukkan hubungan langsung antara variable terkait


menunjukkan hubungan yang berkebalikan, menunjukkan bahwa sifat
hubungan tidak dapat ditemukan. Gray membuat hipotesis bahwa individualisme
dan penghindaran ketidakpastian akan sangat memengaruhi akuntansi, diikuti oleh
jarak kekuasaan dan maskulinitas.

Tujuan Pembelajaran 2.3:


Memiliki pengetahuan kerja mendasar mengenai klasifikasi akuntansi dan
bagaimana klasifikasi tersebut dibandingkan satu sama lain dan mampu
menjelaskan perbedaan antara orientasi penyajian wajar dan kepatuhan
terhadap hukum dan mengidentifikasikan di negara-negara yang mana masing-
masing orientasi itu menjadi dominan.

KLASIFIKASI
Klasifikasi akuntansi internasional dapat dilakukan dalam dua kategori:
dengan pertimbangan dan secara empiris. Klasifikasi dengan pertimbaigan
bergantung pada pengetahuan, intuisi, dan pengalaman. Klasifikasi secara empiris
menggunakan metode statistik untuk mengumpulkan basis data prinsip dan
praktik akuntansi seluruh dunia.

Empat Pendekatan terhadap Perkembangan Akuntansi

Klasifikasi awal yang dilakukan adalah yang diusulkan oleh Mueller


pertengahan tahun 1960-an. Ia mengidentifikasikan empat pendekatan terhadap
perkembangan akuntansi di negara-negara Barat dengan sistem ekonomi
berorientasi pasar. (1) Berdasarkan pendekatan makroekonomi, praktik akuntansi

18
Modul Akuntansi Internasional

didapatkan dari dan dirancang untuk meningkatkan tujuan makroekonomi


nasional. Tujuan perusahaan umumnya mengikuti dan bukan memimpin kebijakan
nasional, karena perusahaan bisnis mengoordinasikan kegiatan mereka dengan
kebijakan nasional. Oleh karenanya, sebagai contoh, suatu kebijakan nasional
berupa lapangan kerja yang stabil dengan menghindari perubahan besar dalam
siklus bisnis akan menghasilkan praktik akuntansi yang meratakan laba. Atau,
untuk mendorong perkembangan industri tertentu, suatu negara dapat
mengizinkan penghapusan pengeluaran modal secara cepat pada beberapa industri
tersebut. Akuntansi di Swedia berkembang dari pendekatan makroekonomi. (2)
Berdasarkan pendekatan mikroekonomi, akuntansi berkembang dari prinsip-
prinsip mikroekonomi. Fokusnya terletak pada perusahaan secara individu yang
memiliki tujuan untuk bertahan hidup. Untuk mencapai tujuan ini, perusahaan
harus mempertahankan modal fisik yang dimiliki. Juga sama pentingnya bahwa
perusahaan memisahkan secara jelas modal dari laba untuk mengevaluasi dan
mengendalikan aktivitas usaha. Pengukuran akuntansi yang didasarkan pada biaya
penggantian sangat didukung karena paling sesuai dengan pendekatan ini.
Akuntansi di Belanda berkembang dari mikroekonomi. (3) Berdasarkan
pendekatan disiplin independen, akuntansi berasal dari praktik bisnis dan
berkembang secara ad hoc, dengan dasar perlahan-lahan dari pertimbangan, coba-
coba, cdan kesalahan. Akuntansi dianggap sebagai fungsi jasa yang konsep dan
prinsipnya diambil dari proses bisnis yang dijalankan, dan bukan dari cabang
keilmuan seperti ekonomi. Bisnis menghadapi kerumitan dunia nyata dan
ketidakpastian yang senantiasa terjadi melalui pengalaman, praktik, dan intuisi.
Akuntansi berkembang dengan cara yang sama. Sebagai contoh, laba secara
sederhana merupakan hal yang paling bermanfaat dalam praktik dan
pengungkapan secara pragmatis dalam menjawab kebutuhan para pengguna.
Akuntansi berkembang secara independen di Inggris dan Amerika Serikat. (4)
Berdasarkan pendekatan yang seragam, akuntansi distandardisasi dan digunakan
sebagai alas untuk kendali administratif oleh pemerintah pusat. Keseragaman
dalam pengukuran, pengungkapan, san penyajian akan memudahkan informasi
akuntansi dalam mengendalikan seluruh jenis bisnis. Secara umum, pendekatan
seragam digunakan di negara-negara dengan keterlibatan pemerintah yang besar

19
Modul Akuntansi Internasional

dalam perencanaan ekonomi di mana akuntansi digunakan antara lain untuk


mengukur kinerja, mengalokasikan sumber daya, mengumpulkan pajak, dan
mengendalikan harga. Prancis, dengan bagan akuntansi nasional yang seragam,
merupakan pendukung utama pendekatan akuntansi secara seragam.

Sistem Hukum: Akuntansi Hukum Umum versus Kodifikasi Hukum

Akuntansi juga dapat diklasifikasikan sesuai dengan sistem hukum suatu


negara. Pandangan ini telah mendominasi pemikiran akuntansi selama kurang
lebih 25 tahun terakhir. (1) Akuntansi dalam negara-negara hukum umum
memiliki karakter berorientasi terhadap penyajian wajar, transparansi dan
pengungkapan penuh dan pemisahan antara akuntansi keuangan dan pajak. Pasar
saham mendominasi sumber-sumber keuangan dan pelaporan keuangar ditujukan
untuk kebutuhan informasi investor luar. Penentuan standar akuntansi cenderung
merupakan aktivitas sektor swasta dengan peranan penting yang dimainkan oleh
profesi akuntansi. Akuntansi hukum umum sering disebut Anglo Saxon,
Inggris-Amerika, atau berdasarkan mikro. Akuntansi hukum umum berawal
dari Inggris dan kemudian diekspor ke negara-negara seperti Australia, Kanada,
Hong Kong, India, Malaysia, Pakistan, dan Amerika Serikat. (2) Akuntansi dalam
negara-negara yang menganut kodifikasi hukum memiliki karakteristik
berorientasi legalistik, tidak membiarkan pengungkapan dalam jumlah kurang,
dan kesesuaian antara akuntansi keuangan dan pajak. Bank atau pemerintah
(orang dalam) mendominasi sumber keuangan dan pelaporan keuangan
ditujukan untuk perlindungan kreditor. Penentuan standar akuntansi cenderung
merupakan aktivitas sektor publik, dengan relatif seclikit pengaruh dari profesi
akuntansi. Akuntansi kodifikasi hukum sering disebut continental, legalistik,
atau seragam secara makro. Ini ditemukan di kebanyakan negara-negara Eropa
kontinental dan bekas koloni mereka di Afrika, Asia, dan Amerika.
Pemberian karakter akuntansi memaralelkan hal yang disebut sebagai
model pemegang saham dan pihak berkepentingan tata kelola perusahaan

20
Modul Akuntansi Internasional

dalam negara hukum umum dan kodifikasi hukum. Seperti yang disebutkan
terdahulu dalam bab ini, sistem hukum suatu negara dan sistem keuangannya
dapat dikaitkan dalam hubungan sebab-akibat. Suatu sistem legal dalam hukum
umum menekankan hak pemegang saham dan menawarkan perlindungan yang
lebih kuat kepada investor daripada sistem kodifikasi hukum. Hukum melindungi
investor luar dan secara hukum sangat ditegakkan. Hasilnya adalah pasar modal
yang kuat berkembang di negara-negara hukum umum dan pasar modal yang
lemah berkembang di negara-negara kodifikasi hukum. Perusahaan-perusahaan di
negara hukum umum memperoleh modal dalam jumlah yang besar melalui
penawaran publik saham kepada sejumlah investor, dibandingkan dengan
perusahaan-perusahaan di negara yang menganut kodifikasi hukum. Oleh karena
investor memiliki posisi wajar terhadap perusahaan, terhadap permintaan akan
informasi akuntansi yang mencerminkan kinerja operasi dan posisi keuangan
dengan akurat. Pengungkapan publik menyelesaikan masalah informasi yang tidak
seimbang (asimetris) antara perusahaan dan investor.
Sebaliknya, kepemilikan perusahaan dalam negara yang menganut
kodifikasi hukum cenderung terkonsentrasi di tangan para keluarga, perusahaan
lain dan bank komersial yang besar. Perusahaan memperoleh sebagian besar
kebutuhan modalnya dari pemerintah atau melalui pinjaman bank. Utang sebagai
sumber pendanaan relatif lebih penting di negara-negara yang menganut
kodifikasi hukum bila dibandingkan negara-negara hukum umum. Pengukuran
akuntansi yang konservatif memberikan perlindungan kepada para kreditor bila
terjadi gagal bayar. Kreditor utama dan investor ekuitas yang penting dapat
memperoleh kursi dalam dewan direktur bersama dengan pihak berkepentingan
lainnya, seperti buruh dan pemasok dan pelanggan yang penting. Oleh karena
permintaan informasi dipenuhi melalui komunikasi pribadi, permintaan terhadap
pengungkapan publik relatif lebih sedikit. Laba akuntansi merupakan dasar
penentuan pajak penghasilan terutang dan sering kali merupakan dasar penentuan
dividen dan bonus karyawan, sehingga menimbulkan tekanan untuk melakukan
perataan jumlah laba dari tahun ke tahun.

21
Modul Akuntansi Internasional

Sistem Praktik: Akuntansi Penyajian Wajar versus Kepatuhan Hukum


Banyak perbedaan akuntansi pada tingkat nasional menjadi semakin
hilang. Terdapat beberapa alasan untuk hal ini. (1) Pentingnya pasar saham
sebagai sumber keuangan terasa semakin berkembang di seluruh dunia. Modal
sifatnya makin menjadi makin gobal, sehingga menuntut adanya standar laporan
keuangan perusahaan yang juga diakui secara mendunia. Bagi banyak perusahaan,
penyamaan standar laporan keuangan dalam tingkat global akan mengurangi juga
biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk melakukan penyesuaian terhadap
aturan keuangan yang berbeda-beda, sehingga modal yang dibutuhkan untuk
pengeluaran juga dapat berkurang. Penyatuan pasar modal dunia dapat juga
dikatakan sebagai alasan terpenting yang menjadikan Dewan Standar Akuntansi
Internasional memainkan peran utama dalam menerapkan standar keuangan di
negara-negara seperti Australia, Jepang, Eropa, Singapura, Afrika Selatan,
Amerika Serikat, dan negara-negara lainnya. Perkembangan pasar saham
merupakan prioritas utama di beberapa negara, khususnya negara-negara yang
berkembang dari perekonomian yang direncanakan secara terpusat menjadi yang
berorientasi pasar. Dua negara itu antara lain Republik Ceko dan Cina. (2)
Pelaporan keuangan ganda kini menjadi hal yang umum. Satu set laporan sesuai
dengan ketentuan pelaporan keuangan domestik lokal, sedangkan yang satu lagi
menggunakan prinsip akuntansi dan berisi pengungkapan yang ditujukan kepada
investor Internasional. Dimulai pada 2005, seluruh perusahaan Eropa yang
terdaftar diwajibkan untuk mengadopsi standar Pelaporan Keuangan Internasional
dalam setiap laporan keuangan mereka yang telah terkonsolidasi. Bagaimanapun,
beberapa kode hukum negara-negara anggota Uni Eropa seperti Prancis, dan
Jerman, tidak mengizinkan adanya laporan ganda bagi perusahaan-perusahaan
tertentu yang menerapkan laporan keuangan dengan standar hukum nasional,
namun pada saat yang bersamaan juga menerapkan laporan keuangan dengan
standar IFRS (International Financial Reporting Standard). Dengan kata lain,
adalah niscaya untuk membedakan antara praktik akuntansi di tingkat nasional
dengan praktik di tingkat trans-nasional. (3) Beberapa negara yang menganut
kodifikasi hukum, secara khusus Jerman dan Jepang, mengalihkan tanggung

22
Modul Akuntansi Internasional

jawab pembentukan standar akuntansi dari pemerintah kepada kelompok sektor


swasta yang profesional dan independen.
Perubahan ini membuat proses penetapan standar menjadi mirip dengan
proses di negara-negara hukum umum seperti Australia, Kanada, Inggris, dan
Amerika Serikat, dan hal ini dilihat sebagai suatu cara unruk secara lebih aktif
memengaruhi agenda-agenda IASB. Poin ini menunjukkan bahwa kerangka kerja
yang lain selain sistem hukum diperlukan untuk mengklasifikasikan akuntansi di
seluruh dunia.
Kita percaya bahwa klasifikasi yang didasarkan pada penyajian wajar
versus kepatuhan hukum menjelaskan akuntansi di dunia sekarang ini. Pembedaan
antara penyajian wajar dan kesesuaian hukum menimbulkan pengaruh yang besar
terhadap banyak permasalahan akuntansi, seperti: (1) depresiasi, di mana beban
ditentukan berdasarkan penurunan kegunaan suatu aset selama masa manfaat
ekonomi (penyajian wajar) atau jumlah yang ditentukan untuk tujuan pajak
(kepatuhan hukum); (2) sewa guna usaha yang memiliki substansi pembelian aset
tetap (properti) diperlakukan seperti sewa operasi yang biasa (kepatuhan hukum);
dan (3) pensiun dengan biaya yang diakui pada saat dihasilkan oleh karyawan
(penyajian wajar) atau dibebankan menurut dasar dibayar pada saat Anda berhenti
bekerja (kepatuhan hukum). Lagi pula, masalah pajak penghasilan tangguhan
tidak pernah timbul jika akuntansi pajak dan keuangan merupakan hal yang sama.
Masalah lain adalah penggunaan cadangan secara bijak untuk meratakan
laba dari satu periode ke periode yang lain. Umumnya, cadangan tersebut
digunakan sebagai berikut. Pada tahun-tahun yang baik, beban tambahan dicatat,
dengan kredit terhadap akun cadangan dalam ekuitas pemegang saham. Pada
tahun-tahun yang kurang baik, cadangan dihapuskan untuk meningkatkan laba.
Proses ini meratakan fluktuasi laba dari satu tahun ke tahun yang lain. Oleh
karena praktik ini bertentangan dengan penyajian wajar, praktik ini lebih jarang
dilakukan di negara-negara dengan penyajian wajar dibandingkan dengan di
negara-negara yang menganut kepatuhan hukum. Tentu raja, jika manipulasi
semacam ini diungkapkan, investor dapat mengubah pengaruh terhadap laba. Hal
ini mungkin tidak dapat terjadi; cadangan sering kali merupakan suatu rahasia.

23
Modul Akuntansi Internasional

Penyajian wajar dan substansi mengungguli bentuk (substance over form)


merupakan ciri utama akuntansi hukum umum yang dijelaskan di atas. Akuntansi
umum berorientasi terhadap kebutuhan pengambilan keputusan oleh investor luar.
Laporan keuangan dirancang untuk membantu para investor dalam menilai kinerja
manajemen dan memperkirakan arus kas dan keuntungan di masa depan.
Pengungkapan yang ekstensif memberikan informasi tambahan yang relevan
untuk tujuan tersebut. IFRS juga ditujukan pada penyajian wajar. Secara khusus,
IFRS relevan bagi perusahaan-perusahaan yang mengandalkan pasar modal
internasional untuk memperoleh pendanaan. Akuntansi penyajian wajar
ditemukan di Inggris, Amerika Serikat, Belanda, dan negara-negara lain yang
dipengaruhi dengan ikatan politik dan ekonomi dengan negara-negara yang
sebelumnya disebutkan itu (seperti Inggris memengaruhi bekas wilayah
kekuasaan Inggris dan AS memengaruhi Kanada, Meksiko, dan Filipina). Seluruh
perusahaan Eropa yang terdaftar mengikuti penyajian keuangan wajar dalam
berbagai laporannya yang telah terkonsolidasikan. Hal ini karena mereka saat ini
telah beralih mengikuti standar IFRS. Lagi pula, IFRS merupakan standar acuan
yang sekarang sedang dikembangkan di Cina dan Jepang.
Akuntansi kepatuhan hukum dirancang untuk memenuhi ketentuan yang
dikenakan pemerintah seperti perhitungan laba kena pajak atau mematuhi rencana
makroekonomi pemerintah nasional. Jumlah laba dapat juga menjadi dasar
pembayaran dividen kepada para pemegang saham dan bonus yang dibayarkan
kepada para manajer dan karyawan. Pengukuran dengan standar konservatif
memastikan bahwa jumlah nilai yang dibagikan tersebut terbagi secara bijaksana
dan sepadan. Pola yang rata dalam laba dari tahun ke tahun berarti pajak, dividen,
dan pembayaran bonus, akan menjadi lebih stabil. Akuntansi kepatuhan hukum
akan terus digunakan dalam laporan keuangan perusahaan secara individu yang
ada di negara-negara yang menganut kodifikasi hukum di mana laporan
konsolidasi menerapkan pelaporan dengan penyajian wajar. Dengan cara ini,
laporan konsolidasi dapat memberikan informasi kepada investor, sedangkan
laporan keuangan perusahaan individual untuk memenuhi ketentuan hukum.
Kami percaya bahwa integrasi pasar modal di dunia akan menjadi pengaruh yang
paling signifikan yang membentuk perkembangan akuntansi di masa depan.

24
Modul Akuntansi Internasional

Perkembangan ini merupakan alasan di balik tren yang mengarah pada akuntansi
penyajian wajar, setidaknya untuk laporan konsolidasi. Perkembangan ini juga
merupakan pendorong utama di balik aktivitas Dewan Standar Akuntansi
Internasional dan Keputusan Uni Eropa atas IFRS 2005 dan ini merupakan
jawaban mengapa analisis laporan keuangan semakin bersifat global.

C. LATIHAN SOAL/TUGAS

1. Uni Eropa (EU)yang dahulu dikenal sebagai Masyarakat Eropa dan


awalnya Pasar Bersama Eropadibentuk pada tahun 1957 dan memiliki 15
anggota sampai pada akhir 2003: Austria, Belgia, Denmark, Finlandia,
Prancis, Jerman, Yunani, Irlandia, Italia, Luksemburg, Belanda, Portugal,
Spanyol, Swedia, dan Inggris. Untuk mendorong pergerakan modal dan
pembentukan modal, EU mengeluarkan berbagai petunjuk yang dirancang
untuk mengharmonisasikan prinsip akuntansi yang diterima secara umum
di negara-negara anggotanya.Diminta: Faktor yang memengaruhi
perkembangan akuntansi manakah yang akan menjadi hambatan paling
serius untuk mencapai harmonisasi akuntansi di EU? Faktor-faktor apakah
yang menandakan usaha harmonisasi EU mencapai keberhasilan?

2. Lihatlah situs Web Federasi Bursa Efek Dunia (www.world-


exchanges.com) dan carilah lampiran tahunan terakhir. Bagian seksi
Statistik memiliki informasi mengenai jumlah perusahaan domestik dan
asing yang mencatatkan sahamnya pada bursa efek-bursa efek yang
menjadi anggota.Diminta: Manakah lima bursa efek yang paling banyak
memiliki perusahaan asing yang melakukan pencatatan saham? Manakah
lima bursa efek yang memiliki proporsi perusahaan asing terhadap total
perusahaan yang mencatatkan saham yang paling tinggi? Bahaslah alasan
yang dapat diberikan untuk keadaan ini.

25
Modul Akuntansi Internasional

3. Pertimbangkan negara-negara berikut yang diklasifikasikan menurut sistem


hukum:

Hukum umum Kodifikasi hukum


Australia Prancis
Kanada Jerman
Irlandia Italia
Selandia Baru Jepang
Inggris Belanda
Amerika Serikat Swedia

Diminta:
a. Carilah laporan tahunan dari perusahaan yang bermarkas di salah satu
dari enam negara hukum umum di atas dan satu lagi dari enam negara
yang menganut kodifikasi hukum. Dua sumber yang dapat digunakan
adalah www.carolworld.com dan www.corporate information.com.
b. Bandingkan dan bedakanlah dua laporan tahunan tersebut dalam
dimensi pengukuran dan pengungkapan.
c. Apakah persamaan dan perbeclaan yang ada menginformasikan
dugaan Anda?

4. Dengan mengacu pada. Latihan 6, pada bulan Mei 2004 EU meluaskan


keanggotaan dengan menggabungkan 10 negara-negara Eropa Tengah dan
TimurSiprus, Republik Ceko, Estonia, Hungaria, Latvia, Lithuania, Malta,
Polandia, Slowakia, dan Slovenia.
Diminta: Faktor yang memengaruhi perkembangan akuntansi manakah yang
akan menjadi hambatan paling serius untuk mencapai harmonisasi akuntansi
dengan 15 negara-negara anggota lainnya?

D. DAFTAR PUSTAKA

Buku 1 Edisi 6

Frederick D.S.Choi

26
Modul Akuntansi Internasional

Gary K. Meek
Akuntansi Internasional (International Accounting) Penerbit Salemba Empat

GLOSARIUM

Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi
jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling
pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan
peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab
meningkatnya harga.

DAFTAR PUSTAKA
Ball, R., S. P. Kothari, dan A. Robin, The effect of International Institutional
Factors on Properties of Accounting Earnings, Journal of Accounting and
Economics 29, no. 1 (2000), hal. 1-51.
Bartov, E., S. R. Goldberg, dan M-S Kim, The Valuation-Relevance of Earnings
and Cash Flows: An International Perspective, Journal of International
Financial Management and Accounting 12, no. 2 (Musim Panas, 2001), hal.
103-132.
Baydoun, N., dan R. Willett, Cultural Relevance of Western Accounting Systems
to Developing Countries, Abacus (Maret 1995), hal. 67-92.
Beck, T., A. Demirguc-Kunz, dan R. Levine, Law and Finance: Why Does Legal
Origin Matter? Journal of Comparative Economics 31 (2003), hal. 653-
675.
Bushman, R. M., dan J. D. Piotroski, Financial Reporting Incentives for
Conservative, Accounting: The Influence of Legal and Political
Institutions, Journal of Accounting and Economics 42, no. 1-2 (2006): 107-
148.
Bushman, R. M., J. D. Piotroski, dan A. J. Smith, What Determines Corporate
Tranparancy? Journal of Accounting Research 42, no. 2 (2004), hal. 207-
252.
Chanchani, S., dan A. MacGregor, A Synthesis of Cultural Studies in
Accounting, Journal of Accounting Literature 18 (1999), hal. 1-30.
Doupnik, T. S., dan G. T. Tsakumis, A Critical Review of Test of Gray's Theory
of Cultural Relevance and Suggestions for Future Research, Journal of
Accounting Literature 23 (2004), hal. 1-48.
Gray, S. J., Towards a Theory of Cultural Influence on the Development of
Accounting Systems Internationally, Abacus (Maret 1988), hal. 1-15.

27
Modul Akuntansi Internasional

Hope, O. -K., Firm Level Disclosures and the Relative Roles of Culture and
Legal Origin, Journal of International Financial Management and
Accounting 14, no. 3 (2003), hal. 218-248.
La Porta, R., E Lopez-de-Silanes, A. Shleifer, dan R.W. Vishny, Law and
Finance, Journal of Political Economy 106, no. 6 (1998), hal. 1113-1155.
Meek, G. K., dan S. M. Saudagaran, A Survey of Research on Financial
Reporting in a Transnational Context, Journal of Accounting Literature
(1990), hat. 145-182.
Nobes, C. W. Development in International Accounting: General Issues and
Classifications, Cheltenham: Edward Elgar, 2004.
Nobes, C. W. Development in International Accounting: General Issues and
Classifications, Cheltenham: Edward Elgar, 1996.
Nobes, C. Towards a General Model of Reasons for International Differences in
Financial Reporting, Abacus (September 1998), hal. 162-187.
Nobes, C. dan A. Roberts, Towards a Unifying Model of Systems of Law,
Corporate Financing, Accounting and Corporate Governance, Australian
Accounting Review 10, no. 1 (2000), hal. 26-34.
Parker, R. H., European Languages of Account, European Accounting Review
10, no.1 (2001), hal. 133-147.
Roberts, A., The Very Idea of Classification in International Accounting,
Accounting Organizations and Society 20, nos. 7/8 (1995), hal. 639-664.
Saudagaran, S. M., dan J. G. Diga, Evaluation of the Coptigency-Based
Approach in Comparaive International Accounting: A Case for Alterative
Research Paradigms, Journal of Accounting Literature 18 (1999), hal. 57-
95.
Sellhorn, T., dan S. Gornik-Tomaszewski, Implications of 'IAS Regulation for
Research into the International Differences in Accounting Systems, Accounting
in Europe 2 (2006), hal. 187-217.

28

Anda mungkin juga menyukai