Anda di halaman 1dari 6

Rancangan kegiatan perbaikan habitat pertanaman baik diatas dan didalam

tanah

Penggunaan Tanaman Pelindung


Tanaman kopi memerlukan tanaman pelindung yang dapat mengatur intensitas sinar
matahari sesuai yang dikehendaki. Dengan penyinaran yang tidak teratur dapat
mengakibatkan pertumbuhan tanaman dan pola pembungaan tidak teratur serta tanaman
terlalu cepat berbuah, tetapi produksinya sedikit dan cepat menurun. Salah satunya adalah
tanaman sengon dan tanaman lamtoro.

Untuk pengaturan pohon pelindung yang tetap, dilakukan melalu pemangkasan.


Adapun tujuan pengaturan pohon pelindung ini terutama untuk:
1. Memberi cahaya matahari;
a. Untuk merangsang pembentukan rimordia bunga
b. Primordia bunga terbentuk pada akhir musim penghujan dan awal kemarau antara
bulan April, Mei, dan Juni.
2. Mempermudah peredaran udara dalam pertanaman;
a. Bila cabang pohon pelindung terlalu rendah dan rimbun, udara akan sukar beredar.
b. Peredaran udara penting untuk penyerbukan, terutama sekali bagi tanaman kopi jenis
robusta yang memerlukan penyerbukan bersilang.
3. Mengurangi kelembaban udara selama musim penghujan;
a. Bila terlalu lembab, maka akan mengakibatkan banyak buah yang gugur. Biasanya
akan mencapai 20 30 persen.
b. Untuk mencegah agar pertumbuhan cabang-cabang primair tidak lemah.

Pemangkasan tanaman kopi


Pemangkasan tanaman kopi bertujuan untuk mengatur pertumbuhan vegetatif tanaman
kopi ke arah pertumbuhan generatif yang lebih produktif. Oleh karena itu, pemangkasan
hendaknya diarahkan untuk:

a. Memperoleh cabang cabang buah yang jumlahnya optimal.


b. Memperoleh pemasukan cahaya ke dalam tubuh tanaman kopi untuk merangsang
pembentukan bunga
c. Melancarkan sirkulasi udara pada tanaman kopi
d. Membuang cabang cabang tua yang sudah tidak dapat berproduksi agar zat hara dapat
disalurkan bagi cabang cabang muda yang lebih produktif
e. Membuang cabang cabang yang terserang penyakit atau hama
f. Membuang trubusan atau cabang autotrof atau cabang ke atas
g. Membuang cabang yang menggantung, cabang balik, cabang kering
.

Pengendalian Gulma
Wujud gulma bisa berupa rumput-rumputan, tanaman berdaun lebar, tanaman air, dan
tanaman berbunga paratik. Beberapa gulma yang kerap tumbuh di kebun kopi contohnya
alang-alang (Imperata cylindrica), belimbing-belimbingan (Oxalis sp.), teki-tekian
(Cyperus rotundus), Cynodon dactylon, Salvia sp., Digitaria, dan Mocania cordata. Agar
berlangsung lebih efektif dan efisien, pengendalian gulma pada kopi bisa dikerjakan
memakai metode yang terpadu baik secara mekanik, kimiawi, maupun biologis.

A. Pengendalian Gulma secara Mekanik

Terdiri atas lima teknik pengendalian, antara lain :

1. Pencabutan

Teknik pencabutan dilaksanakan dengan mencabut atau menyiangi tumbuhan gulma yang
tumbuh di area perkebunan. Kelebihan dari teknik ini adalah hampir tidak ada dampak
negatif yang ditimbulkannya. Walaupun pengerjaannya mudah, namun metode pencabutan
ini tidak terlalu efektif terutama dalam menghilangkan umbi gulma.

2. Pembabatan

Membabat habis semua gulma yang hidup di perkebunan kopi juga bisa Anda berlakukan.
Metode ini paling pas dilakukan di perkebunan yang memiliki tanah berkontur miring
sebab dapat mencegah terjadinya erosi. Supaya pelaksanaannya lebih efisien, pembabatan
sebaiknya diterapkan ketika gulma masih berbentuk biji.

3. Penginjakkan

Di daerah yang teknologi pertaniannya belum begitu berkembang, gulma biasanya


dikendalikan dengan cara diinjak. Jadi gulma tersebut dibenamkan ke dalam tanah
menggunakan kaki supaya tidak tumbuh lagi. Pada umumnya, metode ini diterapkan ketika
dalam proses persiapan menanam kopi.

4. Pengolahan Tanah
Gulma dapat dikendalikan pula dengan pengolahan tanah. Metode ini dikenal sebagai
upaya yang ramah lingkungan karena sekaligus dapat memperbaiki karakteristik dan
struktur tanah. Paling bagus, pengendalian gulma memakai pengolahan tanah ini
diaplikasikan pada saat pengendalian gulma semusim dan pengendalian gulma tahunan.

5. Pemakaian Mulsa

Pemakaian mulsa untuk mengendalikan gulma berfungsi sebagai penutup tanah untuk
mengurangi intensitas cahaya yang diterima oleh benih gulma. Dengan demikian potensi
harapan hidupnya pun akan berkurang dan menghambat pertumbuhannya. Hanya saja,
keberadaan mulsa kerapkali menjadi sarang hama dan penyakit sehingga perlu pemantauan
secara berkala.

Pengendalian Gulma secara Kimiawi

Pengendalian gulma secara kimiawi biasanya memanfaatkan herbisida. Pada konsentrasi


tertentu penggunaan herbisida sangat efektif khususnya bila memicu terjadinya
pengendalian selektif 24D dan dalpon. Ada pula herbisida non-selektif yang bisa
mematikan rumput-rumputan dan tanaman berdaun lebar.

Penggunaan herbisida bisa dipakai ketika masa pra-tanam, pra-tumbuh, dan pasca-tumbuh
tanaman kopi. Cara pemberiannya bisa dilakukan dengan perlakuan merata, perlakuan
jalur, penyemprotan terarah, maupun perlakukan setempat. Keuntungan pengendalian
gulma secara kimiawi yaitu menghemat tenaga kerja, pelaksanaannya mudah, hasilnya
cepat terlihat, biayanya lebih murah, dan bisa menyesuaikan formulasinya. Di sisi lain,
herbisida menimbulkan kerugian yang meliputi pencemaran lingkungan, butuh
keterampilan khusus, risikonya terbilang besar, serta sulit mendapatkan bahannya.

Pengendalian Gulma secara Biologis

Gulma pada tanaman kopi juga bisa dikendalikan memakai metode biologis. Caranya
adalah mematikan pertumbuhan gulma dengan memanfaatkan organisme lain. Sehingga
metode biologis ini cukup sulit dikerjakan dibandingkan dengan dua metode yang
sebelumnya.

Terwujudnya metode pengendalian gulma secara biologis harus memenuhi beberapa


persyaratan di antaranya aktifitas penyebaran organisme bisa diatur, bersifat monofag atau
tidak ada tuan rumah, areanya cukup luas, sulit dikendalikan secara konvensional, dan
organisme tersebut harus aman. Jika syarat-syarat di atas bisa terpenuhi, maka
pengendalian secara biologi ini merupakan metode yang paling efektif dan efisien.

Pemangkasan Tanaman Pelindung


Untuk pohon pelindung ini harus kita usahakan agar cabangnya paling rendah adalah dua kali
dari pohon kopi itu sendiri. Sehingga dengan demikian maka semakin tinggi pohon kopi
tersebut, semakin tinggi pula cabang pohon pelindung itu kita pangkas.

Pengaturan Pemangkasan:
Pemangkasan ini dilakukan pada awal musim penghujan, adapun caranya adalah memotong
batangnya, pemotongan ini dilakukan 50% dari jumlah pohon naungan. Pemenggalan ini
dilakukan dengan secara bergiliran setiap tahunnya. Ini bisa dilakukan secara larikan atau
silangan. Kalau pelindung untuk tanaman kopi jenis Robusta sambungan atau klonal maka
pemangkasan pelindungnya dipangkas secara silangan. Hal ini untuk mengarahkan dan
mendorong angin supaya memotong barisan klon yang berlainan.

Gambar 16: Contoh Pengaturan Pemangkasan

Pengaturan ini kalau tidak kita gunakan sistem pemenggalan, kita juga bisa mempergunakan
sistem rempesan, artinya, kalau pada musim penghujan maka akan banyak cabang-cabang
yang tumbuh, maka pada akhir musim penghujan cabang-cabang tersebut akan di rempe
(dipotong), ini untuk merangsang pembentukan Primordia bunga kopi. Rempesan ini terutama
ditujukan pada pohon-pohon yang tidak dipenggal, namun juga pada pohon-pohon yang telah
dipenggal pada awal musim penghujan. Itupun kalau pertumbuhan cabangnya terlalu banyak.

Penjarangan
Apabila tanaman kopi telah menutup dengan pertumbuhan yang baik. Sehingga dapat memberi
perlindungan satu dengan lainnya maka jumlah pohon pelindung dapat diperpanjang.

Intensitas penjarangan ini tergantung dari jenis pohon naungan dan sistem jarak tanam kopi.
Untuk mengatasi kemungkinan-kemungkinan diluar perhitungan, penjarangan ini dapat
dilakukan dengan memotong lamtoro pada tinggi kurang lebih 1 metr. Hal ini dilakukan bahwa
nantinya kalau dalam keadaan darurat masih bisa ditumbuhkan lagi.
v

Gulud
Sistem gulud adalah sistem dengan menggunakan larikan di mana bagian saluran gulud dapat
berfungsi untuk meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah (infiltrasi) sedangkan punggung
gulud dapat menahan laju aliran permukaan (Gambar 9). Di Sumberjaya sebagian gulud tidak
sejajar dengan kontur dan ini mungkin dimaksudkan agar tidak terjadi penggenangan air di dalam
selokan gulud. Gambar 9. Sistem gulud (ridging) pada kebun kopi. 34 Cara pembuatan/penerapan:
Gali bagian tanah di antara barisan tanaman dan tumpuk tanah galiannya pada barisan tanaman
kopi. Gulud biasanya dibuat sejajar dengan garis kontur atau sedikit membuat sudut dengan garis
kontur. Keuntungan dan peluang penerapan: Sistem ini efektif menahan erosi dan mengurangi
hanyutan hara dan Meningkatkan infiltrasi air ke dalam tanah. Saluran gulud dapat dijadikan
tempat menumpuk sisa tanaman sehingga mempertahankan kadar bahan organik tanah dan
meningkatkan efektivitas organisme tanah.

Rorak
Rorak adalah lubang kecil berukuran sekitar 50 cm panjang, 50 cm lebar dan 50 cm tinggi (Istilah
angin-anginan mungkin berarti perbaikan aerasi tanah untuk pernapasan melalui akar tanaman.
Selain itu petani berpendapat bahwa pada waktu pembuatan rorak sebagian akar tanaman akan
terpotong, dan hal ini merangsang pertumbuhan akar baru sehingga produksi kopi meningkat. Di
dalam rorak biasanya terakumulasi serasah dan lapisan tanah atas yang terangkut oleh aliran
permukaan, sehingga rorak relatif kaya dengan hara tanaman.. Kombinasi rorak dengan gulud,
suatu sistem konservasi yang intensif.
Cara pembuatan: Buat lubang di antara pohon kopi dengan ukuran kurang lebih 50 cm panjang,
50 cm lebar dan 50 cm dalam..
Keuntungan/peluang penerapan:
Efektif dalam menahan erosi, meningkatkan infiltrasi dan menahan air aliran permukaan.
Sudah diterapkan oleh petani sekitar Sumberjaya sehingga petani lain yang belum
menerapkan dapat berbagi pengalaman dengan petani yang sudah menerapkan.
Kerugian/kendala penerapan:
Memerlukan tenaga/biaya tambahan untuk pembuatan dan pemeliharaan.

Meminimalizir penggunaan pupuk kimia


Dengan meminimalizir pupuk kimia kita dapat mengurangi kerusakan dalam tanah,yang
dimana juga menjaga habitat mikroorganisme dalam tanah itu sendiri. Penggunaan pupuk
kimia seharusnya dibatasi dan hanya digunakan saat sangat diperlukan saja.

Anda mungkin juga menyukai