tanah
Pengendalian Gulma
Wujud gulma bisa berupa rumput-rumputan, tanaman berdaun lebar, tanaman air, dan
tanaman berbunga paratik. Beberapa gulma yang kerap tumbuh di kebun kopi contohnya
alang-alang (Imperata cylindrica), belimbing-belimbingan (Oxalis sp.), teki-tekian
(Cyperus rotundus), Cynodon dactylon, Salvia sp., Digitaria, dan Mocania cordata. Agar
berlangsung lebih efektif dan efisien, pengendalian gulma pada kopi bisa dikerjakan
memakai metode yang terpadu baik secara mekanik, kimiawi, maupun biologis.
1. Pencabutan
Teknik pencabutan dilaksanakan dengan mencabut atau menyiangi tumbuhan gulma yang
tumbuh di area perkebunan. Kelebihan dari teknik ini adalah hampir tidak ada dampak
negatif yang ditimbulkannya. Walaupun pengerjaannya mudah, namun metode pencabutan
ini tidak terlalu efektif terutama dalam menghilangkan umbi gulma.
2. Pembabatan
Membabat habis semua gulma yang hidup di perkebunan kopi juga bisa Anda berlakukan.
Metode ini paling pas dilakukan di perkebunan yang memiliki tanah berkontur miring
sebab dapat mencegah terjadinya erosi. Supaya pelaksanaannya lebih efisien, pembabatan
sebaiknya diterapkan ketika gulma masih berbentuk biji.
3. Penginjakkan
4. Pengolahan Tanah
Gulma dapat dikendalikan pula dengan pengolahan tanah. Metode ini dikenal sebagai
upaya yang ramah lingkungan karena sekaligus dapat memperbaiki karakteristik dan
struktur tanah. Paling bagus, pengendalian gulma memakai pengolahan tanah ini
diaplikasikan pada saat pengendalian gulma semusim dan pengendalian gulma tahunan.
5. Pemakaian Mulsa
Pemakaian mulsa untuk mengendalikan gulma berfungsi sebagai penutup tanah untuk
mengurangi intensitas cahaya yang diterima oleh benih gulma. Dengan demikian potensi
harapan hidupnya pun akan berkurang dan menghambat pertumbuhannya. Hanya saja,
keberadaan mulsa kerapkali menjadi sarang hama dan penyakit sehingga perlu pemantauan
secara berkala.
Penggunaan herbisida bisa dipakai ketika masa pra-tanam, pra-tumbuh, dan pasca-tumbuh
tanaman kopi. Cara pemberiannya bisa dilakukan dengan perlakuan merata, perlakuan
jalur, penyemprotan terarah, maupun perlakukan setempat. Keuntungan pengendalian
gulma secara kimiawi yaitu menghemat tenaga kerja, pelaksanaannya mudah, hasilnya
cepat terlihat, biayanya lebih murah, dan bisa menyesuaikan formulasinya. Di sisi lain,
herbisida menimbulkan kerugian yang meliputi pencemaran lingkungan, butuh
keterampilan khusus, risikonya terbilang besar, serta sulit mendapatkan bahannya.
Gulma pada tanaman kopi juga bisa dikendalikan memakai metode biologis. Caranya
adalah mematikan pertumbuhan gulma dengan memanfaatkan organisme lain. Sehingga
metode biologis ini cukup sulit dikerjakan dibandingkan dengan dua metode yang
sebelumnya.
Pengaturan Pemangkasan:
Pemangkasan ini dilakukan pada awal musim penghujan, adapun caranya adalah memotong
batangnya, pemotongan ini dilakukan 50% dari jumlah pohon naungan. Pemenggalan ini
dilakukan dengan secara bergiliran setiap tahunnya. Ini bisa dilakukan secara larikan atau
silangan. Kalau pelindung untuk tanaman kopi jenis Robusta sambungan atau klonal maka
pemangkasan pelindungnya dipangkas secara silangan. Hal ini untuk mengarahkan dan
mendorong angin supaya memotong barisan klon yang berlainan.
Pengaturan ini kalau tidak kita gunakan sistem pemenggalan, kita juga bisa mempergunakan
sistem rempesan, artinya, kalau pada musim penghujan maka akan banyak cabang-cabang
yang tumbuh, maka pada akhir musim penghujan cabang-cabang tersebut akan di rempe
(dipotong), ini untuk merangsang pembentukan Primordia bunga kopi. Rempesan ini terutama
ditujukan pada pohon-pohon yang tidak dipenggal, namun juga pada pohon-pohon yang telah
dipenggal pada awal musim penghujan. Itupun kalau pertumbuhan cabangnya terlalu banyak.
Penjarangan
Apabila tanaman kopi telah menutup dengan pertumbuhan yang baik. Sehingga dapat memberi
perlindungan satu dengan lainnya maka jumlah pohon pelindung dapat diperpanjang.
Intensitas penjarangan ini tergantung dari jenis pohon naungan dan sistem jarak tanam kopi.
Untuk mengatasi kemungkinan-kemungkinan diluar perhitungan, penjarangan ini dapat
dilakukan dengan memotong lamtoro pada tinggi kurang lebih 1 metr. Hal ini dilakukan bahwa
nantinya kalau dalam keadaan darurat masih bisa ditumbuhkan lagi.
v
Gulud
Sistem gulud adalah sistem dengan menggunakan larikan di mana bagian saluran gulud dapat
berfungsi untuk meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah (infiltrasi) sedangkan punggung
gulud dapat menahan laju aliran permukaan (Gambar 9). Di Sumberjaya sebagian gulud tidak
sejajar dengan kontur dan ini mungkin dimaksudkan agar tidak terjadi penggenangan air di dalam
selokan gulud. Gambar 9. Sistem gulud (ridging) pada kebun kopi. 34 Cara pembuatan/penerapan:
Gali bagian tanah di antara barisan tanaman dan tumpuk tanah galiannya pada barisan tanaman
kopi. Gulud biasanya dibuat sejajar dengan garis kontur atau sedikit membuat sudut dengan garis
kontur. Keuntungan dan peluang penerapan: Sistem ini efektif menahan erosi dan mengurangi
hanyutan hara dan Meningkatkan infiltrasi air ke dalam tanah. Saluran gulud dapat dijadikan
tempat menumpuk sisa tanaman sehingga mempertahankan kadar bahan organik tanah dan
meningkatkan efektivitas organisme tanah.
Rorak
Rorak adalah lubang kecil berukuran sekitar 50 cm panjang, 50 cm lebar dan 50 cm tinggi (Istilah
angin-anginan mungkin berarti perbaikan aerasi tanah untuk pernapasan melalui akar tanaman.
Selain itu petani berpendapat bahwa pada waktu pembuatan rorak sebagian akar tanaman akan
terpotong, dan hal ini merangsang pertumbuhan akar baru sehingga produksi kopi meningkat. Di
dalam rorak biasanya terakumulasi serasah dan lapisan tanah atas yang terangkut oleh aliran
permukaan, sehingga rorak relatif kaya dengan hara tanaman.. Kombinasi rorak dengan gulud,
suatu sistem konservasi yang intensif.
Cara pembuatan: Buat lubang di antara pohon kopi dengan ukuran kurang lebih 50 cm panjang,
50 cm lebar dan 50 cm dalam..
Keuntungan/peluang penerapan:
Efektif dalam menahan erosi, meningkatkan infiltrasi dan menahan air aliran permukaan.
Sudah diterapkan oleh petani sekitar Sumberjaya sehingga petani lain yang belum
menerapkan dapat berbagi pengalaman dengan petani yang sudah menerapkan.
Kerugian/kendala penerapan:
Memerlukan tenaga/biaya tambahan untuk pembuatan dan pemeliharaan.