Anda di halaman 1dari 12

MITIGASI ESCHERICHIA COLI DALAM

BERBAGAI MAKANAN
DI PUSAT JAJANAN SURAKARTA (GALABO)
Sebagai Upaya Pencegahan Dini
Gangguan Kesehatan Masyarakat

Liss Dyah Dewi Arini


APIKES Citra Medika Surakarta
Email korespondensi : leeansz_fortune@yahoo.com

ABSTRAK

Penyediaan pangan merupakan salah satu subyek vital dalam


keberlangsungan hidup. Sayangnya, tidak semua makanan saat ini memenuhi
persyaratan kesehatan sehingga dapat dideskripsikan sebagai makanan yang tidak
layak secara kualitas. Salah satu tantangan dalam manajemen kualitas kesehatan
pangan adaah cemaran organisme. Salah satu mikroorganisme penyebab foodborn
disease adalah bakteri Escherichia coli dan Escherichia coli serotip 0157:H7. Tujuan
penelitian untuk mengetahui ada tidaknya bakteri Escherichia coli dan Escherichia
coli serotip 0157:H7 dalam berbagai makanan di Pusat Jajanan Surakarta (GALABO)
dengan aplikasi teknik. Sampel diambil secara random pada sejumlah jenis makanan
di kawasan GALABO. Metode pengujian sampel makanan dilakukan dengan variasi
pengenceran dan dilanjutkan metode kultur bakteri metode cawan sebar.
Perhitungan koloni menggunakan metode TPC (Total Plate Count).Analisis data
dilakukan dengan deskripsi hasil pengujian sampel makanan khususnya pada
variabel mikroorganisme. Hasil penelitian mendapati makanan yang relatif tidak
berbahaya dikonsumsi yaitu bakso, mie ayam, soto, pecel dan pisang cokelat.
Makanan yang berbahaya dikonsumsi yaitu siomai, gado-gado, rujak, tempe goreng
dan tahu bakso.

Kata kunci : Jajanan GALABO, Escherichia coli, diare

Jurnal EKOSAINS / Vol. IX, Nomer. 2, / November 2016 45


Mitigasi Escherichia Coli Dalam Liss Dyah Dewi Arini
Berbagai Makanan APIKES Citra Medika Surakarta
Di Pusat Jajanan Surakarta (GALABO)

PENDAHULUAN 1. Keracunan Makanan


Makanan adalah bahan-bahan yang Keracunan, secara spesifik diartikan
dimakan setiap hari untuk memenuhi sebagai keadaan yang menimbulkan
kebutuhan bagi pemeliharaan, gangguan gastrointestinal (GI) yang
pertumbuhan, kerja dan penggantian sel mendadak, dalam waktu 2-40 jam
tubuh yang rusak (Sugianto, 2012). setelah makan dengan menimbulkan
Namun, pangan juga dapat sebagai gejala muntah-berak, dapat bertahan
sarana penggangu kesehatan bagi 1-2 hari atau 7 hari atau lebih.
m a n u s i a k a r e n a p a n g a n d a p a t 2. Penyakit Bawaan Makanan
terkontaminasi oleh cemaran fisik, kimia Bahan makanan yang beracun (asli)
maupun mikrobia. seperti tanaman yang mengandung
Makanan merupakan kebutuhan HCN, asam oksalate dan fluor organic
manusia yang sangat mendasar karena (singkong gendruwo, caladium,
berpengaruh terhadap eksistensi dan dieffenbachia, poinsettia,
ketahanan hidup manusia. Pangan dalam philodendron); berbagai jenis Jamur
Undang Undang Republik Indonesia No. Amanita, Helvella; pembentuk
7 tahun 1996 diartikan sebagai segala mikotoksin: Aspergillus, Flavus,
sesuatu yang berasal dari sumber hayati Penicillium, dan Fusarium; algae,
dan air, baik yang diolah maupun tidak seperti Pyrrophyceae, Cyanophyceae,
diolah, yang diperuntukkan Chrysophyceae; hewan, seperti
sebagaimakanan atau minuman bagi invertebrata (dinoflagelata, anemones,
konsumsi manusia, termasuk bahan starfish, seacucumber), vertebrata
tambagan pangan, bahan baku pangan (balloon fishes, fugu fishes, hati hiu)
danbahan lain yang digunakan dalam dan mamalia (Sugianto, 2012).
proses penyiapan, pengolahan dan atau 3. Diare
pembuatan makanan atau minuman Penyakit diare merupakan salah satu
(Cakrawati, 2014). penyakit berbasis lingkungan.
Menurut Sugiato (2012), pangan Penyakit diare masih merupakan
adalah bahan-bahan yang dimakan masalah kesehatan terbesar di
setiap hari untuk memenuhi kebutuhan Indonesia karena masih buruknya
bagi pemeliharaan, pertumbuhan, kerja kondisi sanitasi dasar, lingkungan fisik
dan penggantian sel tubuh yang rusak. maupun rendahnya perilaku
Namun pangan juga dapat sebagai sarana masyarakat untuk hidup bersih dan
penggangu kesehatan bagi manusia sehat. Hal ini berkaitan dengan faktor
karena pangan dapat terkontaminasi makanan, imunitas terhadap infeksi
oleh cemaran fisik, kimia maupun agen da n ke terga n t u n ga n p si ko log i
biologi. (Rahmawati, 2008).
Makanan tidak saja bermanfaat bagi Diare adalah buang air besar
manusia, tetapi juga sangat baik untuk (defekasi) dengan tinja berbentuk cair
pertumbuhan mikroba yang patogen. atau setengah cair (setengah padat),
Oleh karena itu, untuk mendapat kandungan air tinja lebih banyak dari
keuntungan yang maksimum dari biasanya lebih dari 200 g atau 200
makanan, harus dijaga sanitasi makanan. ml/24 jam. Diare infeksi dapat
Gangguan kesehatan yang dapat terjadi disebabkan virus, bakteri, dan parasit.
akibat makanan dapat dikelompokkan Diare akut sampai saat ini masih
menjadi keracunan makanan dan merupakan masalah kesehatan, tidak
penyakit bawaan (Slamet, 2010). saja di negara berkembang tetapi juga

46 Jurnal EKOSAINS / Vol. IX, Nomer. 2, / November 2016


Mitigasi Escherichia Coli Dalam Liss Dyah Dewi Arini
Berbagai Makanan APIKES Citra Medika Surakarta
Di Pusat Jajanan Surakarta (GALABO)

di negara maju. Penyakit diare masih merupakan antigen LPS pada dinding
sering menimbulkan KLB (Kejadian selnya serta antigen flagella (H) 7,
Luar Biasa) dengan penderita yang sehingga dapat digunakan untuk uji
banyak dalam waktu yang singkat. klinik. Escherichia coli 0157:H7 diketahui
Tingginya kejadian diare disebabkan muncul dari nenek moyangnya yaitu
karena foodborne infections dan Escherichia coli 055:H7 yang
waterborne infections yang memfermentasi sorbitol dan positif -
disebabkan bakteri Salmonella spp, glukoronidas (Rump et al., 2011).
Campylobacter jejuni, Stafilococcus Bertitik tolak pada latar belakang
aureus, Bacillus cereus, Clostridium diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
perfringens dan Enterohemorrhagic mengetahui ada tidaknya bakteri
Escherichia coli (EHEC) (Zein, 2004). Escherichia coli dan Escherichia coli
4. Kontaminasi Mikroba 0157:H7 dalam berbagai makanan di
Makanan juga dapat terkontaminasi kota Surakarta dengan teknik kultur
oleh mikroba.Beberapa mikroba (Plating Technique) guna pencegahan
pembuat racun baik eksotoksin penyakit diare secara dini.
maupun endotoksin, adalah yang Penelitian ini menjadi bagian upaya
tergolong Salmonella, Staphylococcus, mitigasi kesehatan lingkungan
Clostridium, Bacillus cocovenans, khususnya penyediaan dan konsumsi
Bacillus cereus (Sugianto, 2012). pangan. Menjamurnya kedai atau retail
makanan dan pedagang kaki lima
Bahan pangan beresiko tercemar oleh menjadi ancaman kesehatan bagi
berbagai mikroorganisme dari masyarakat bila kualitas makanan tidak
lingkungan sekitarnya. Beberapa jenis terjaga dengan baik. Output penelitian
mikroba yang terdapat pada bahan dapat enjadi masukan bagi pemerintah
pangan adalah Salmonella sp, dalam menjamin kualitas dan kesehatan
Staphylococcus aureus, Escherichia coli, makanan masyarakat Kota Surakarta.
kapang, khamir serta mikroba patogen
lainnya. Kandungan mikroba dalam 2.2 Bakteri Escherichia colidan E. Coli
bahan pangan memiliki batas toleransi serotip 0157 : H7
tertentu agar tidak berdampak pada
ketahanan bahan pangan tersebut, tetapi a. Sistem klasifikasi dan Morfologi
apabila kondisi lingkungan Bakteri Escherichia coli
memungkinkan mikroba untuk tumbuh
dan berkembang lebih cepat, maka bahan 2.3 Teknik Kultur (Plating Technique)
pangan akan rusak karenanya (Sugianto,
2012). Isolasi bakteri merupakan suatu cara
Escherichia coli 0157:H7 bertanggung untuk memisahkan atau memindahkan
jawab pada penyakit bawaan makanan mikroba tertentu dari lingkungan
pada manusia. Bakteri ini termasuk sehingga diperoleh kultur atau biakan
enterohemoragik yang dapat murni. ada beberapa cara umum yang
mengakibatkan diare berdarah, colitis dapat dilakukan dengan cara goresan
hemoragik dan uremik hemolitik pada (streak plate), cara taburan atau tuang
manusia apabila berada di luar habitat (pour plate), serta mikromanipulator
aslinya pada colon (Bono et al., 2012). (the micromanipulator methods). Secara
Strain bakteri Escherichia coli ini alami, bakteri di alam ditemukan dalam
memiliki antigen O (somatic) 157 yang populasi campuran (Rusdimin, 2003).

Jurnal EKOSAINS / Vol. IX, Nomer. 2, / November 2016 47


Mitigasi Escherichia Coli Dalam Liss Dyah Dewi Arini
Berbagai Makanan APIKES Citra Medika Surakarta
Di Pusat Jajanan Surakarta (GALABO)

Pengembangbiakan Bakteri Dalam Lokasi penelitian adalah pusat


Cawan Petri Ada Beberapa Metode, yaitu: jajanan GALABO Surakarta. Waktu
(Adam, 2000). penelitian adalah antara bulan Januari
1. Metode Cawan gores (Streak Plate) hingga Mei 2016. Uji laboratorium dalam
Prinsip metode ini yaitu penelitian ini dilaksanakan di
mendapatkan koloni yang benar- Laboratorium Biologi Universitas
benar terpisah dari koloni yang lain, Sebelas Maret Surakarta.
sehingga mempermudah proses
isolasi. Cara ini dilakukan dengan B. Instrumen Penelitian
membagi 3-4 cawan petri. Alat yang dipergunakan dalam
2. Metode Cawan Sebar (Spread Plate) penelitian ini adalah blender, labu
Teknik spread palte (lempeng sebar) Erlenmeyer, sendok, mikropipet 20-
adalah suatu teknik didalam 200l, mikropipet 200-1000l, tip biru,
menumbuhkan mikroorganisme tip kuning, cawan petri, batang degalsky,
didalam media agar dengan cara bunsen burner,korek api, spray alkohol,
menuangkan stok kultur bakteri atau tabung reaksi, rak tabung reaksi,
menghapuskanya diatas media agar gelasbeker kecil, shaker, sarung tangan,
yang telah memadat. masker, alumunium foil dan kertas
3. Teknik Dilusi (Pengenceran) pembungkus.
Tujuan dari teknik ini adalah Bahan-bahan yang digunakan dalam
melarutkan atau melepaskan mikroba penelitian ini adalah makanan siomai,
dari substratnya kedalam air, gado-gado, bakso, rujak, pecel, mie ayam,
sehingga lebih mudah brambang asem, tempe goreng, tahu
penanganannya. Sampel yang telah bakso, pisang cokelat, Natrium Klorida
diambil kemudian disuspensikan (NaCl) alkohol 70%, aquades, agar instan
dalam akuades steril. Hampir semua SMAC dan kapas.
metode penelitian dari penghitungan
jumlah sel mikroba menggunakan C. Populasi dan Sampel Penelitian
teknik ini, seperti: TPC (Total Plate Populasi penelitian adalah pedagang
Counter). kaki lima berupa warung, kedai atau
lapak kecil yang beroperasi di kawasan
Mikroorganisme dibiakan di pusat jajanan GALABO Surakarta. Sampel
laboratorium terdiri dari bahan nutrien. ditentukan secara acak (random)
Biasanya pemilihan medium yang berdasarkan jenis makanan yang
dipakai bargantung pada banyak faktor dijajakan (purposive). Jumlah sampel
seperti apa jenis mikroorganisme yang adalah 10% dari keseluruhan populasi.
akan ditumbuhkan. Perbenihan untuk
pertumbuhan bakteri agar dapat tetap D. Jenis dan Rancangan Penelitian
dipertahankan harus mengandung Penelitian ini mengaplikasikan
semua zat makanan yang diperlukan oleh metode eksperimen yaitu pengujian
mikroorganisme tersebut. Faktor lain sampel makanan dengan berbagai
seperti pH, suhu, dan pendinginan harus pengenceran dan dilanjutkan dengan
dikendalikan dengan baik (Suriawiria, kultur bakteri metode cawan sebar untuk
2005). mengetahui eksistensi bakteri Esherichia
colidan Escherichia coliserotip 0157:H7.
METODE PENELITIAN Rancangan yang digunakan dalam
A. Lokasi dan Waktu Penelitian penelitian ini adalah Rancangan Acak

48 Jurnal EKOSAINS / Vol. IX, Nomer. 2, / November 2016


Mitigasi Escherichia Coli Dalam Liss Dyah Dewi Arini
Berbagai Makanan APIKES Citra Medika Surakarta
Di Pusat Jajanan Surakarta (GALABO)

Lengkap (RAL), dengan menggunakan 3 dengan cara sebagai berikut :


perlakuan dan 3 kali ulangan pada a. Masing-masing sampel) dihaluskan /
masing-masing pengenceran sampel diblender hingga halus.
makanan. b. Sampel makanan yang telah halus
kemudian ditimbang sebanyak 25
E. Prosedur Kerja Penelitian gram dan dimasukkan ke dalam labu
1. Sterilisasi erlenmeyer.
Sterilisasi alat dilakukan sebelum c. Sampel makanan sebanyak 25 gram
semua peralatan digunakan, yaitu ditambahkan aquades sebanyak 225
dengan cara membungkus semua ml, kemudian dihomogenkan dengan
peralatan dengan menggunakan kertas menggunakan vortex dan diaduk.
cokelat kemudian di masukkan ke dalam d. S a m p e l m a k a n a n y a n g t e l a h
autoklaf pada suhu 121C dengan dihomogenkan kemudian dilakukan
tekanan 1atm selama 120 menit. Untuk pengenceran pada 10-1, 10-2 dan 10-
alat yang tidak tahan panas tinggi 3 sebanyak masing-masing 1 ml pada
disterilisasi dengan zat kimia berupa tabung reaksi berisi 9 ml garam
alkohol 70%. fisiologis.
2. Pembuatan media e. Sampel yang telah dibuat dalam
Medium yang digunakan dalam pengenceran selanjutnya akan dibuat
penelitian ini adalah SMAC (Sorbitol Mac kultur bakteri dengan metode cawan
Conkey) agar.Media ini digunakan untuk sebar.
pembiakan bakteri Escherichia coli f. Suspensi diambil dengan mikropipet
danEscherichia coliserotip 0157:H7 yang sebanyak 0,1 ml dimasukkan pada
terdapat di dalam sampel makanan, media SMAC yang telah memadat
adapun caranya adalah sebagai berikut : kemudian diratakan dengan batang
a. Menyiapkan bahan-bahan untuk degalsky.
medium yaitu menimbang 25,75 gram g. Kultur dibuat tiga ulangan untuk
media SMAC instan kemudian setiap pengenceran kemudian
dilarutkan dalam 500 ml aquadest diinkubasi pada suhu 370C.
dalam erlenmeyer 1000 ml. h. Setelah inkubasi selama 2x24 jam,
b. Erlenmeyer ditutup dengan sumbat bakteri yang tumbuh diamati, bakteri
tabung dan alumunium foil kemudian Escherichia coli akan tampak sebagai
dipanaskan diatas hotplate sambil koloni berwarna merah muda,
diaduk hingga larut sempurna. sedangkan Escherichia coli serotip
Medium kemudian disterilisasi O157 : H7 koloninya berwarna krem
dengan autoklaf pada suhu 121C dalam medium SMAC Agar.
selama 15 menit pada tekanan 1 atm. i. Jumlah koloni bakteri kemudian
c. Medium SMAC yang akan digunakan dihitung dengan metode TPC (Total
dituang sebanyak 15 ml pada cawan Plate Count), yaitu dengan
petri dan didiamkan sampai menghitung koloni bakteri dengan
memadat, setelah itu dibungkus cara membagi cawan petri menjadi
kertas hvs steril. empat zona menggunakan spidol,
d. Media SMAC diinkubasi pada suhu kemudian masing-masing zona
37C selama 48 jam di dalam dihitung jumlah bakterinya.
inkubator.
3. Proses Ekstraksi Sampel Makanan
Ekstrak sampel makanan diperoleh

Jurnal EKOSAINS / Vol. IX, Nomer. 2, / November 2016 49


Mitigasi Escherichia Coli Dalam Liss Dyah Dewi Arini
Berbagai Makanan APIKES Citra Medika Surakarta
Di Pusat Jajanan Surakarta (GALABO)

F. Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan
metode perhitungan bakteri secara
langsung, dengan mengukur jumlah sel
total (sel mati dan sel hidup) pada
sampel, di mana satu koloni tunggal dan
koloni yang bergabung dianggap satu
koloni bakteri. Metode yang digunakan
adalah metode hitungan cawan (Total
Plate Count). Jika jumlah koloni < 30
dianggap tidak memenuhi syarat (terlalu
sedikit) dan sebaliknya jika jumlah
koloni >300 juga dianggap tidak
memenuhi syarat (terlalu banyak)
(Jiwanjaya, 2014).

Jumlah koloni bakteri dihitung


menggunakan rumus

Apabila terdapat dua pengenceran


yang memenuhi syarat (30-300), maka
jumlah koloni pengenceran yang lebih
tinggi dibagi jumlah koloni pengenceran
sebelumnya.Jika > 2, maka perbandingan
jumlah bakteri untuk pengenceran yang
lebih tinggi dengan pengenceran
sebelumnya.Jika < 2, maka hasil dirata-
rata (Tim Penyusun, 2014).

HASIL DAN PEMBAHASAN

50 Jurnal EKOSAINS / Vol. IX, Nomer. 2, / November 2016


Mitigasi Escherichia Coli Dalam Liss Dyah Dewi Arini
Berbagai Makanan APIKES Citra Medika Surakarta
Di Pusat Jajanan Surakarta (GALABO)

A. PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya bakteri
Escherichia coli dan Escherichia coli
serotip 0157:H7 dalam makanan di Pusat
Jajanan Surakarta (Galabo). Prinsip kerja
pada teknik kultur yaitu menumbuhkan
bakteri pada suatu media yang kemudian
dihitung jumlah mikroba dalam bahan
pangan yang telah dikulturkan. Teknik
kultur yaitu memisahkan suatu jenis
mikroba lain yang berasal dari campuran
bermacam-macam mikroba. Pada teknik
ini akan didapatkan koloni murni. Ada 3
jenis kultur, yaitu metode cawan gores,
metode cawan sebar dan metode cawan
tuang. Pada penelitian ini menggunakan
metode cawan sebar yang ditumbuhkan
di atas media agar yang telah memadat
sehingga selanjutnya akan tumbuh
bakteri biakan murni.

Escherichia coli adalah bakteri gram dan normal ditemukan pada usus kecil
negatif, berbentuk batang mamalia, sedangkan strain O157:H7
pendek.Ukuran sel dengan panjang 2,0- memproduksi Shiga (seperti racun),
6,0 m dan lebar 1,1-1,5 m. Bentuk sel menyebabkan sakit parah, dan
dari bentuk seperti coocal hingga merupakan anggota dari kelas E.
membentuk sepanjang ukuran colipatogen (penyebab penyakit) yang
filamentous. tidak ditemukan spora. dikenal sebagai enterohemorrhagic
.Escherichia coli merupakan penghuni Escherichia coli atau EHEC. Terkadang
normal usus, seringkali menyebabkan juga disebut memiliki kemampuan
infeksi (Dwijoseputro, 2005). memproduksi toksin atau Verocytotoxin
Terdapat pula Escherichia coli O157: E. coli (VTEC) / Shiga-like Toxin producing
H7 adalah strain enterohemorrhagic E. coli (STEC).
(penyebab diare dan colitis/pendarahan Escherichia Coli merupakan jenis
pada colon) dari bakteri Escherichia coli. bakteri coliform yang sering
Infeksi sering mengarah ke diare berhubungan dengan penyakit pada
berdarah, dan kadang-kadang ke manusia. E. coli dapat sebagai bakteri
kegagalan ginjal, terutama pada anak- p a t o g e n k a re n a ke m a m p u a n nya
anak dan orang tua. Kebanyakan menyebabkan penyakit saluran cerna
penyakit telah dikaitkan dengan pada manusia seperti diare. Penyakit
makanan yang kurang masak, air diare yang disebabkan oleh bakteri E. coli
minum/sayur-sayuran/daging yang patogen menjadi masalah penting
terkontaminasi, susu yang tidak dimasak, apabila terjadi wabah. Toksin ini bekerja
dan terminum air kolam renang dengan cara menghilangkan satu basa
(Andriani, 2012). adenin dari 28 S rRNA, sehingga
Strain E. coli yang lain tidak berbahaya menghentikan sintesis protein. E. coli
Jurnal EKOSAINS / Vol. IX, Nomer. 2, / November 2016 51
Mitigasi Escherichia Coli Dalam Liss Dyah Dewi Arini
Berbagai Makanan APIKES Citra Medika Surakarta
Di Pusat Jajanan Surakarta (GALABO)

ya n g m e nye b a b k a n d i a re d a p a t cokelat. Pada makanan yang berbahaya


dikelompokkan menjadi 3, yaitu untuk dikonsumsi yaitu siomai, gado-
1. E . c o l i e n t e r o p a t o g e n e t i k : gado, rujak, tempe goreng dan tahu
menyebabkan gastroenteritis akut, bakso. Pada bakso terdapat E. coli dan E.
pada bayi yang baru lahir sampai coli 0157:H7 sebanyak 28,5 atau jika
umur 1 tahun. dihitung dengan rumus adalah 2,85x103
2. E. coli enterointasif : menyerang sel- koloni/gram. Pada mie ayam terdapat E.
sel epitel usus besar dan coli dan E. coli 0157:H7 sebanyak 56 atau
menyebabkan sindrom klinis. Galur- jika dihitung dengan rumus adalah
galur bakteri ini dikenal sebagai 5,6x103 koloni/gram. Pada soto terdapat
enteroinvasif. E. coli dan E. coli 0157:H7 sebanyak 40,5
3. E. coli enterotoksigenik : menghasilkan atau jika dihitung dengan rumus adalah
salah satu atau kedua macam toksin 4,05x103 koloni/gram. Pada pecel
yang berbeda. terdapat E. coli dan E. coli 0157:H7
sebanyak 37,5 atau jika dihitung dengan
Escherichia coli merupakan anggota rumus adalah 3,75x103 koloni/gram.
flora normal usus yang berperan penting Pada pisang cokelat terdapat E. coli dan
dalam sintesis vitamin K, konversi E. coli 0157:H7 sebanyak 0,5 atau jika
pigmen-pigmen empedu, asam-asam dihitung dengan rumus adalah 1x102
empedu dan penyerapan zat-zat koloni/gram.
makanan. E. coli termasuk ke dalam Pada siomai terdapat E. coli dan E. coli
bakteri heterotrof yang memperoleh 0157:H7 sebanyak 244,5 atau jika
makanan berupa zat organik dari dihitung dengan rumus adalah
lingkungannya karena tidak menyusun 2,445x104 koloni/gram. Pada gado-gado
sendiri zat organik yang dibutuhkannya terdapat E. coli dan E. coli 0157:H7
(Adi, 2010). sebanyak tidak terhitung (TBUD) atau
Salah satu strain E. coli yang bersifat jika dihitung dengan rumus adalah
toonosis adalah serotip 0157. Manusia 21,95x104 koloni/gram. Pada rujak
dan ternak merupakan reservoir utama E. terdapat E. coli dan E. coli 0157:H7
coli 0157:H7. Air dan makanan yang sebanyak tidak terhitung (TBUD) atau
tercemar oleh kotoran hewan atau jika dihitung dengan rumus adalah
manusia yang mengandung E. coli 1,15x104 koloni/gram. Pada tempe
0157:H7 berfungsi sebagai sumber goreng terdapat E. coli dan E. coli
infeksi. E. coli 0157:H7 ini dapat 0157:H7 sebanyak 133 atau jika dihitung
menyebabkan diare berdarah yaitu d e n ga n r u m u s a d a l a h 1 , 3 3 x 1 0 4
hemolytik uremik sindrom (illes) yang koloni/gram. Pada tahu bakso terdapat
berasal dari makanan. Infeksi E. coli E. coli dan E. coli 0157:H7 sebanyak tidak
0157:H7 yang patogen pada manusia terhitung (TBUD) atau jika dihitung
yaitu bersifat verotoksigenik yang telah d e n ga n r u m u s a d a l a h 6 , 8 5 x 1 0 4
menyebabkan 16.000 kasus penyakit koloni/gram. Menurut BPOM RI melalui
melalui makanan (food borne disease) keputusan Dirjen POM No. 03726 / B / SK
dan 400 orang meninggal di Amerika / VII / 89 yaitu jumlah maksimum
(Hendrayana et al, 2012). cemaran mikroba pada pangan yaitu
Berdasarkan hasil perhitungan sebesar 104 koloni/gram.
diperoleh hasil makanan yang tidak
berbahaya apabila dikonsumsi yaitu Jumlah koloni tersebut dapat
bakso, mie ayam, soto, pecel dan pisang dipengaruhi oleh banyak hal seperti :

52 Jurnal EKOSAINS / Vol. IX, Nomer. 2, / November 2016


Mitigasi Escherichia Coli Dalam Liss Dyah Dewi Arini
Berbagai Makanan APIKES Citra Medika Surakarta
Di Pusat Jajanan Surakarta (GALABO)

1. Cara pengolahan : siomai dan soto menunjang kesehatan lingkungan


serta bakso cara pengolahannya
d e n g a n d i p a n a s k a n s e h i n g g a KESIMPULAN
memungkinkan bakteri akan mati. 1. D a r i h a s i l p e n g a m a t a n d a n
2. Asal mula dan pemilihan kualitas perhitungan bahwa ada beberapa
bahan makanan yang terinfeksi E. coli
3. Kepastian dan upaya pengelolaan 0157:H7 dengan ditandai koloni
kondisi steril / higienis berwarna krem. Makanan tersebut
4. Metode penyajian dan pengawetan yaitu:
bahan makanan a. Pada pengenceran 10-1 = siomai,
5. Resiko dari faktor lingkungan sekitar, bakso, mie ayam, gado-gado, rujak,
contoh lokasi dekat dengan tempat soto, pecel, tempe goreng dan tahu
pembuangan sampah sementara, bakso.
terdapat genangan hujan dsb b. Pada pengenceran 10-2 = siomai,
6. Kondisi kesehatan dan higienis dari bakso, mie ayam, gado-gado, rujak,
peralatan makan yang digunakan soto, pecel, tempe goreng dan tahu
bakso.
Ada beberapa kelemahan dan c. Pada pengenceran 10-3 = siomai,
kelebihan dari teknik kultur. Kelebihan mie ayam, gado-gado, rujak, pecel,
dari teknik kultur yaitu mudah dilakukan tempe goreng dan tahu bakso.
dan penyebaran bakteri dapat merata 2. D a r i h a s i l p e n g a m a t a n d a n
dengan baik sehingga mudah untuk perhitungan juga ada beberapa
perhitungan koloni tersebut. Kelemahan makanan yang positif mengandung
dari teknik kultur ini adalah sulit dalam bakteri E. coli dengan ditandai adanya
digunakan untuk mengetahui koloni berwarna merah jambu.
kontaminasi dan perlu perlakuan Makanan tersebut yaitu :
ko n t ro l . Fo o d b o r n d i s e a s e ( F D ) a. Pengenceran 10-1 = siomai, bakso,
merupakan penyakit pada manusia yang mie ayam, gado-gado, rujak, soto,
diinfeksi dari makanan. Faktor-faktor tempe goreng dan tahu bakso.
yang dapat mempengaruhi terjadinya b. Pengenceran 10-2 = siomai, bakso,
foodborn disease adalah : mie ayam, gado-gado, rujak, soto,
1. Penanganan produk pangan yang pecel, tempe goreng dan tahu
tidak higienis. bakso.
2. Human behaviour berupa kebiasaan c. Pengenceran 10-3 = siomai, bakso,
manusia dan persepsi terhadap mie ayam, gado-gado, rujak, soto,
kesehatan lingkungan, termasuk di pecel, tempe goreng dan tahu
dalamnya adalah kecenderungan bakso.
budaya untuk tidak memasak sendiri 3. Media yang digunakan dalam adalah
(makan pada warung atau tempat media Sorbitol Macconkey agar yang
makan umum) merupakan media selektif yang tidak
3. Kemajuan bidang industri / teknologi. dapat memfermentasi sorbitol
4. Perubahan pola perjalanan dan sehingga dapat membedakan antara
perdagangan global. E. coli dan E. coli Serotip 0157:H7.
5. A d a p t a s i m i k r o b a t e r h a d a p
lingkungannya.
6. Kondisi lingkungan sekitar penyajian
atau penjualan makanan yang tidak

Jurnal EKOSAINS / Vol. IX, Nomer. 2, / November 2016 53


Mitigasi Escherichia Coli Dalam Liss Dyah Dewi Arini
Berbagai Makanan APIKES Citra Medika Surakarta
Di Pusat Jajanan Surakarta (GALABO)

DAFTAR PUSTAKA Jurnal Ilmiah Kedokteran 43 (1) :


Adam, M. 2000. Mikrobiologi Dasar. 3-8.
Jakarta : Erlangga. Jiwanjaya, Jaya. 2014. Metode
Andriani. 2012. Escherichia Coli 0157 Penghitungan Bakteri.
H:7 Sebagai Penyebab Penyakit http://www.biologiedukasi.co
Zoonosis. Lokakarya Seminar m/2014/11/metode-
Nasional Penyakit Zoonis. Balai penghitungan-bakteri.html
Penelitia Veteriner : 173-177. (diakses tanggal 30 Oktober
Bono, J.L., Smith, T.P.L., Keen, J.E., Harhay, 2015).
G.P., McDaneld, T.G., Mandrell, Ku s u m a , S r i A g u n g F i t r i . 2 0 1 0 .
R.E., Jung, W.K., Besser, T.E., Escherichia coli. Makalah.
Gerner Smidt, P., Bielaszewska, Universit a s Pa dja dja ra n :
M.,Karch, H. dan Clawson, M.L. Fakultas Farmasi. (diakses
2012. Phylogeny of Shiga Toxin- tanggal 16 Desember 2015).
Producing Escherichia coli 0157 Kusumaningsih, Anni. 2010. Beberapa
Isolated From Cattle and Bakteri Patogenik Penyebab
Clinically Ill Humans. Mol. Biol. Foodborne DiseasePada Bahan
Evd. 29 (8) : 2047-2062. Pangan Asal Ternak. Makalah
BPOM RI. 2009. Peraturan Kepala Badan Balai Besar Penelitian Veteriner
POM RI No. Nt. 00.081.52.4011. Bogor hal 103-111 (diakses
Tanggal 18-10-2009 Tentang tanggal 16 Desember 2015).
Penetapan Batas Maksimum Pelczar, M. J. dan Chan, E. C. S.. 2005.
Cemaran Mikroba dan Kimia Dasar-dasar Mikrobiologi 1,
dalam Makanan. Jakarta : BPOM. Alih bahasa: Hadioetomo, R. S.,
Budiono, H., Harlis dan Budiarti, R.S. Imas, T., Tjitrosomo, S.S. dan
2012. Analisis Ambang Batas Angka, S. L..Jakarta: UI Press.
Escherichia coli Sebagai Pratiknjo, L. 2010. Keracunan Makanan
Indikator Pencemaran Pada Merupakan Salah Satu Indikator
Daging Sapi di Rumah Lemahnya Kontrol Pemerintah
Pemotongan Hewan Kota Jambi. Dan Masyarakat Terhadap
Biospecies. 5 (1) : 14-21. Produk Makanan Yang Beredar.
Cakrawati, Dewi dan NH, Mustika. 2014. Universitas Wijaya Kusuma
Bahan Pangan, Gizi dan Surabaya : Fakultas Kedokteran.
Kesehatan. Bandung : Alfabeta. (diakses tanggal 16 Desember
Carr, Janice Haney. 2014. Escherichia coli. 2015).
http://www.gov.mb.ca/health/ Rahmawati, E., Padmawati, R.S dan
publichealth/diseases/escheric Widyatama, R. 2008. Analisis
hia_coli.html (diakses tanggal 30 Kebutuhan Program Promosi
Oktober 2015). Pencegahan Diare Pada Anak
Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar Berusia Di Bawah Dua Tagun.
Mikrobiologi. Jakarta : Penerbit Berita Kedokteran Masyarakat.
Djambatan. Halaman 38-77. Vol. 24 No 3. Yogyakarta : FK
Hendrayana, M.A., Komang, J.P.P., dan UGM.
Amy Y. 2012. Deteksi Bakteri Rump, L.V., Strain, E.A., Cao, G.,
Escherichia coli Serotip 0157 Allard,M.W., Fischer, M., Brown,
pada Daging Babi dari Pedagang E.W. dan Gonzales-Escalona, N.
Daging Babi di kota Denpasar. 2011. Draft Genome Sequences

54 Jurnal EKOSAINS / Vol. IX, Nomer. 2, / November 2016


Mitigasi Escherichia Coli Dalam Liss Dyah Dewi Arini
Berbagai Makanan APIKES Citra Medika Surakarta
Di Pusat Jajanan Surakarta (GALABO)

of Six Escherichia coli 0157:H7.


Journal of Bacteriology. 198 (8) :
2058-2059.
Rusdimin.2003. Mikrobiologi Dasar
Dalam Praktek. Jakarta:
Gramedia.
Slamet, S. J. 2010. Kesehatan Lingkungan.
Yo g ya ka r t a : G a j a h M a d a
University Press.
Sugianto, T. 2012. Identifikasi Bakteri
P a t o g e n .
/Tantri%20Sugianto%20(Tantr
i)_%20Identifikasi%20Bakteri
%20Patogen.html (diakses 29
Oktober 2015).
Suriawiria. 2005. Pengantar
Mikrobiologi. Jogjakarta : UGM
Press.
Tim Penyusun. 2014. Buku Petunjuk
Praktikum Mikrobiologi. Malang
: Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim.
Wang, Y. Ye, Zunzhang, Si, Chengyan dan
Ying, Y. 2011. Substractive
Inhibition Assayfor the
Detection of Escherichia coli
0157:H7 Using Surface Plasmon
Resonance. Sensors. 2011 (11) :
2728 : 2739.
Zein, U., Sagala, K.H dan Ginting, J. 2004.
Diare Akut Disebabkan Bakteri.
Sumatera Utara : Universitas
S u m a t e r a U t a r a Fa k u l t a s
Kedokteran Bagian Ilmu
Penyakit Dalam.

Jurnal EKOSAINS / Vol. IX, Nomer. 2, / November 2016 55


Mitigasi Escherichia Coli Dalam Liss Dyah Dewi Arini
Berbagai Makanan APIKES Citra Medika Surakarta
Di Pusat Jajanan Surakarta (GALABO)

56 Jurnal EKOSAINS / Vol. IX, Nomer. 2, / November 2016

Anda mungkin juga menyukai