Antibiotik 2 PDF
Antibiotik 2 PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Antibiotik
Antibiotika adalah zat-zat kimia oleh yang dihasilkan oleh fungi dan
sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Turunan zat-zat ini, yang
dibuat secara semi-sintesis, juga termasuk kelompok ini, begitu pula senyawa
berikut :
chrysognum.
dan meliputi terutama banyak bacilli gram-negatif. Obat ini juga aktif
melalui injeksi intravena dapat dicapai kadar plasma yang bakterisid lemah.
Spektrum antibakterinya luas dan meliputi banyak cocci gram positif dan
monosiklin.
sintesa proteinnya dirintangi. Bila digunakan terlalu lama atau sering dapat
dar ipada makrolida,n terutama terhadap kuman gram positif dan anaerob.
Golongan ini hanya dapat digunakan pada infeksi saluran kemih (ISK)
tanpa komplikasi.
bakteri. Perbedaan ini biasanya tidak penting secara klinis selama mekanisme
a. Inhibitor sintesis dinding sel bakteri memiliki efek bakterisidal dengan cara
memecah enzim dinding sel dan menghambat enzim dalam sintesis dinding
oksazolidinon, kloramfenikol.
asam folat, tetapi harus membuat asam folat dari PABA (asam para amino
vitamin dan kita tidak dapat menyintesis asam folat. Hal ini menjadi suatu
DNA girase adalah enzim yang terdapat pada bakteri yang menyebabkan
replikasi DNA.
1996) :
dan sefalosporin efektif terhadap organism baik gram positif maupun gram
dan sensitifitas.
a. Time dependent killing. Pada pola ini antibiotik akan menghasilkan daya
menghasilkan daya bunuh maksimal jika kadarnya relatif tinggi atau dalam
dosis besar, tapi tidak perlu mempertahankan kadar tinggi ini dalam waktu
ketolid.
Hasil studi di Indonesia, Pakistan dan India menunjukkan bahwa lebih dari
70% pasien diresepkan antibiotik. Dan hampir 90% pasien mendapatkan suntikan
tersebut mulai merasa lebih baik, akan tetapi pada kenyataanya penghentian
antibiotik tersebut. Pada 47% responden, mereka akan mengganti dokternya jika
dokter tersebut tidak meresepkan antibiotik, dan 18% orang menyimpan antibiotik
dan akan mereka gunakan lagi untuk dirinya sendiri atau untuk keluarganya,
sedangkan 53% orang akan mengobati dirinya sendiri dengan antibiotik ketika
sakit. Dan 16% dokter meresepkan antibiotik pada pasien dengan demam yang
tidak spesifik, 17% dokter merasa pasien dengan batuk perlu antibiotik, 18%
2011).
merupakan suatu mekanisme alami untuk bertahan hidup. Ini dapat terjadi
apabila antibiotik diberikan atau digunakan dengan dosis yang terlalu rendah
infeksi primer sedang berlangsung dimana jenis dan infeksi yang timbul
dan tetrasiklin oleh bakteri patogen diare dan Neisseria gonorrhoeae telah hampir
bawaan, gen yang mengkode mekanisme resistensi ditransfer dari satu organisme
ke organisme lain (Anonim, 2008). Secara klinis resistensi yang di dapat, adalah
dimana bakteri yang pernah sensitif terhadap suatu obat menjadi resisten.
klinisnya, dalam dosis yang tepat bagi kebutuhan individunya, untuk waktu yang
cukup dan dengan biaya yang paling terjangkau bagi diri dan komunitasnya
obat diberikan secara tidak rasional (WHO, 2001). Menurut WHO, kriteria
c. Cara pemberian dengan interval waktu pemberian yang tepat. Jarak minum
d. Lama pemberian yang tepat. Pada kasus tertentu memerlukan pemberian obat
e. Obat yang diberikan harus efektif dengan mutu terjamin. Hindari pemberian
obat yang kedaluarsa dan tidak sesuai dengan jenis keluhan penyakit.
f. Tersedia setiap saat dengan harga yang terjangkau. Jenis obat mudah
suatu formula yang dikombinasikan dengan satu atau lebih zat bukan obat yang
penggunaan yang selektif dari zat obat ini sebagai bahan farmasi akan dihasilkan
sediaan farmasi atau bentuk sediaan dengan tipe yang bermacam-macam (Ansel,
2008).
Generik
(Anonim, 2010).
2.2 Rumah Sakit
gabungan alat ilmiah khusus dan rumit dan difungsikan oleh berbagai kesatuan
personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik
modern, yang semuanya terikat bersama-sama dalam maksud yang sama untuk
pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik (Siregar & Amalia, 2004).
adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna
fungsi yaitu :
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis
2004).
pemilik, dan kapasitas tempat tidur. Disamping itu, agar dapat mengadakan
evaluasi yang lebih tepat untuk suatu golongan rumah sakit tertentu (Siregar &
Amalia, 2004).
berikut :
pemerintah. Di Negara kita ini rumah sakit pemerintah terdiri atas rumah sakit
Daerah, Rumah Sakit Militer, dan Rumah Sakit BUMN. Rumah sakit lain
atau sering disebut rumah sakit sukarela. Rumah sakit sukarela ini terdiri atas
rumah sakit hak milik dan rumah sakit nirlaba. Rumah sakit hak milik adalah
rumah sakit bisnis yang tujuan utamanya adalah mencari laba (profit). Rumah
bukan untuk maksud membuat laba, tetapi adalah nirbala. Rumah sakit nirbala
mencari laba sewajarnya saja dan laba yang diperoleh rumah sakit ini
digunakan sebagai modal peningkatan sarana fisik, perluasan dan
2. Jenis Pelayanan, berdasarkan jenis pelayanan rumah sakit terdiri atas rumah
sakit umum dan rumah sakit khusus. Rumah sakit umum memberi pelayanan
diagnosis dan terapi untuk berbagai kondisi medik, seperti penyakit dalam,
bedah, pediatrik, ibu hamil, dan sebagainya. Rumah sakit khusus adalah rumah
dengan kondisi medik tertentu baik bedah maupun non bedah, seperti rumah
3. Lama Tinggal, berdasarkan lama tinggal rumah sakit terdiri atas rumah sakit
perawatan jangka pendek dan jangka panjang. Rumah sakit perawatan jangka
pendek adalah rumah sakit yang merawat penderita selama rata-rata kurang
dari 30 hari, misalnya penderita dengan kondisi penyakit akut dan kasus
penderita yang dirawat di rumah sakit kurang dari 30 hari. Rumah sakit
umumnya adalah rumah sakit perawatan jangka pendek karena penderita yang
dirawat adalah penderita kesakitan akut yang biasanya pulih dalam waktu
kurang dari 30 hari. Sebaliknya, rumah sakit perawatan jangka panjang adalah
rumah sakit yang merawat penderita dalam waktu rata-rata 30 hari atau lebih.
psikiatri.
4. Tempat Tidur, rumah sakit pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan
5. Afiliasi Pendidikan, rumah sakit berdasarkan afiliasi pendidikan terdiri atas dua
jenis, yaitu rumah sakit pendidikan dan rumah sakit nonpendidikan. Rumah
residensi dalam medik, bedah, pediatric, dan bidang spesialiss lain. Dalam
dibawah pengawasan staf medik rumah sakit. Rumah sakit yang tidak memiliki
program pelatihan residen dan tidak ada afiliasi rumah sakit dengan universitas
6. Status Akreditasi, rumah sakit berdasarkan status akreditasi terdiri atas rumah
sakit yang telah di akreditasi dan rumah sakit yang belum di akreditasi. Rumah
sakit telah diakreditasi adalah rumah sakit yang telah diakui secara formal oleh
suatu badan sertifikasi yang diakui, yang menyatakan bahwa suatu rumah sakit
Amalia, 2004).
2.2.5 Tipe-Tipe Rumah Sakit
Rumah sakit kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis dan subspesialis luas. Oleh pemerintah rumah sakit kelas
A ini telah ditetapkan sebagai tempat pelayanan rujukan tertinggi (top reverral
Rumah sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
sakit kelas B.
Rumah sakit kelas C adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis terbatas. Pada saat ini ada 4 macam pelayanan spesialis ini
Rumah sakit kelas D adalah rumah sakit yang bersifat transisi karena pada suatu
saat akan ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C. Pada saat ini kemampuan
kedokteran gigi. Sama halnya dengan rumah sakit kelas C, rumah sakit kelas D ini
Rumah sakit kelas E adalah rumah sakit khusus (special hospital) yang
menyelenggarakan hanya satu macam pelayanan kedokteran saja. Pada saat ini
banyak rumah sakit kelas E yang telah ditemukan. Misalnya rumah sakit jiwa,
rumah sakit kusta, rumah sakit paru, rumah sakit kanker, rumah sakit jantung,
rumah sakit ibu dan anak, dan lain sebagainya yang seperti ini (Siregar &
Amalia, 2004).
dengan kategori pelayanan kritis, selain instalasi bedah dan instalasi gawat
perlu didukung oleh bangunan dan prasarana yang memenuhi persyaratan teknis
(Anonim, 2012).
2.2.7 Rumah Sakit Prof.Dr.H.Aloei Saboe
Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboei kota Gorontalo
pertama kali dibangun pada tahun 1926 dan dimanfaatkan sejak tahun 1929
kelas C pada tanggal 17 September tahun 1987 Nama Rumah Sakit Kotamadya
Nomor 97 Tahun 1987. Nama tersebut diambil dari salah seorang perintis
kemerdekaan putera Gorontalo yang banyak berjasa dalam bidang kesehatan yaitu
Almarhum ALOEI SABOE yang memperoleh gelar adat (TAA LOO TINEPA
LIPU).
Pada tahun 2002 terjadi perubahan struktur organisasi tata kerja Rumah
peletakan batu pertama pembangunan gedung baru rumah sakit. Empat tahun
ditetapkan sebagai Rumah Sakit Tipe B Non Kependidikan milik Pemerintah Kota
DIREKTUR
Dr. Andang Ilato MM
Dr. Andang Ilato MM
SUBBID SARANA PERALATAN SUBBID HUKUM DAN SUBBID DATA & SISTIM
SUBBID SARANA SUBBID PROMKES SUBBID HUKUM SUBBID DATA & SUBBID
MEDIS & LOGISTIK
PERALATAN DAN HUMAS SISTIM
RUMAH SAKIT HUMAS INFORMASI AKUNTANSI
MEDIS &
KEPERAWATAN INFORMASI
LOGISTIK Dian Nadjamudin
KEPERAWATAN
INSTALASI
INSTALASI UPF
Gambar 1. Sturuktur organisasi RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe (Anonim, 2013)
2.2.9 Ruang Intensif RSUD ALoei Saboe
Ruang Intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. H. Aloei saboe
terdiri atas :
1. ICU (Intensive Care Unit), suatu unit pelayanan intensif yang memberikan
3. PICU ( Pediatric Intensive Care Unit), sebuah unit perawatan intensif anak,
biasanya disingkat PICU adalah sebuah area dalam rumah sakit yang
mengkhususkan diri dalam merawat bayi yang sakit kritis, anak-anak, dan
remaja. PICU biasanya diarahkan oleh satu atau lebih intensif pediatrik atau
konsultan PICU dan dikelola oleh dokter, perawat, dan terapis pernafasan yang
secara khusus terlatih dan berpengalaman dalam perawatan intensif anak. Unit
ini juga mungkin memiliki praktisi perawat, asisten dokter, fisioterapi, pekerja
sosial, spesialis anak. Rasio untuk pasien PICU umumnya lebih tinggi dari
4. NICU (Neonatal Intensive Care Unit) / PICU (Pediatric Intensive Care Unit),