Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN

DEPRESI PADA WANITA PERIMENOPAUSE

Arimbi Kaniasih Putri


Hamidah
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya

Abstract .
This study aims to determine whether there is a relationship between self-acceptance and
depression in perimenopausal women. Because the transition during menopause which is called
perimenopause is a crisis in mid-life adult woman and threatened self-adjustment and self
concept (Deutsch, 1945 in Avis, 2003). To achieve a self-concept, someone should be able to run a
acceptance for themselves (Burns, 1993). The research was conducted in women who are in
perimenpausal age range, namely 45-51 years. The amounts of subjects are 41 people that have
high and middle score in depression. Based on the analysis of research data derived r value by -
0.546, is there relationship between self-acceptance and depression in perimenopausal women,
where the relationship is negative which means inversely proportional relationship.
Keyword: self acceptance, depression, perimenopausal women.

Abstrak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara penerimaan diri dengan
depresi pada wanita perimenopause. Karena transisi pada saat menopause atau fase perimenopause
adalah keadaan krisis pada kehidupan wanita dewasa madya dan itu mengancam penyesuaian diri dan
konsep dirinya (Deutsch, 1945 dalam Avis, 2003). Seseorang dalam mencapai suatu konsep diri harus
dapat menjalankan penerimaan atas dirinnya (Burns, 1993). Penelitian ini dilakukan pada wanita
yang berada pada rentang usia perimenopause, yaitu 45-51 tahun yang berada pada fase
perimenopause sejumlah 41 orang yang mengalami depresi pada masa perimenopause baik dengan
nilai sedang maupun tinggi. Berdasarkan hasil analisis data penelitian diperoleh nilai r sebesar -0.546
menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara penerimaan diri dengan depresi pada wanita
perimenopause
Kata kunci: penerimaan diri, depresi, wanita perimenopause.

Korespondensi: Arimbi Kaniasih Putri Departemen Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, Fakultas Psikologi Universitas
Airlangga, Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan Surabaya 60286, Telp. (031) 5032770, 5014460, Faks (031) 5025910, email :
bimarimbiby@gmail.com atau hamidah_dra@yahoo.com

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental


01 Volume 1, No. 02, Juni 2012
Arimbi Kaniasih Putri , Hamidah

dan psikotik meningkat, dibandingkan saat


PENDAHULUAN
postmenopause dan premenopause (Stewart
Jumlah lansia wanita pada kelompok
usia 45-59 yaitu kelompok usia pralansia dkk, 1992 dalam Becker, 2001).
(prasenilis) atau yang dikenal dalam tahap Sampai sejauh ini penyesuaian diri
perkembangan berada dalam fase dewasa madya yang paling sulit dilakukan pada usia dewasa
di Indonesia cukup banyak. Data BPS madya adalah adanya perubahan fungsi seksual
menunjukkan bahwa 5.320.000 wanita Indonesia yaitu menopause pada wanita (Hurlock,1990).
memasuki masa menopause per tahunnya, dan S e s e o ra n g a k a n d i k a t a k a n m e m i l i k i
68 persen dari jumlah tersebut mengalami gejala-
penerimaan diri yang baik, ketika mereka
gejala menopause (Proyeksi Penduduk, 2008).
sudah dapat memahami dan menerima segala
Masa itu banyak sekali krisis yang dialami wanita
antara lain sangkar kosong, krisis ini disebabkan kelebihan serta kekurangan yang dimilikinya.
anakanaknya telah hidup mandiri dan keluar Berdasarkan uraian di atas dapat
dari rumah, pensiun, kematian pasangan, dan disimpulkan bahwa pada masa perimenopause
yang pasti terjadi yaitu menopause (Lou lu, 2010). seorang wanita akan mengalami depresi karena
Masa menopause adalah masa dimana keluhan menopause memuncak serta banyak
menstruasi pada wanita berhenti, yang mana terjadi perubahan kepada dirinya, sehingga
wanita tidak bisa lagi bereproduksi (Hurlock, ketika mereka tidak mampu menyesuaikan diri
1990). Berdasarkan data diatas bisa dikatakan dengan perubahan yang terjadi, mereka tidak
bahwa menopause merupakan salah satu krisis bisa menerima itu, dan mereka menganggap
yang akan dialami oleh wanita karena menopause bahwa menopause adalah peristiwa negative
merupakan peristiwa biologis yang pasti akan dalam hidupnya, depresi bisa muncul. Salah
dialami oleh setiap wanita dan tidak bisa ditolak. satu fase menopause yang memiliki tingkat
Masa menopause dibagi menjadi tiga depresi yang tinggi berada pada fase
bagian yaitu premenopause saat sebelum perimenopause. Wanita yang berada pada fase
memasuki masa menopause, perimenopause perimenopause akan sangat dipengaruhi oleh
saat menstruasi mulai tidak teratur, keluhan penerimaan diri atas perubahan yang akan ia
gejala fisik meningkat dan disinilah banyak alami yang menyebabkan ia mengalami
terjadi perubahan yang membuat wanita tidak depresi. Maka dari itu peneliti ingin melihat
nyaman, dan postmenopause saat wanita telah hubungan faktor penerimaan diri yang dimiliki
mengalami menopause (Becker, 2001). Saat wanita dewasa madya yang berhubungan
perimenopause, perubahan dan dengan depresi pada wanita perimenopause.
ketidaknyamanan atas diri meningkat karena Menopause
adanya pengaruh penurunan hormon estrogen Menopause secara teknis menunjukkan
dibandingkan fase-fase lainnya karena fungsi berhentinya menstruasi yang dihubungkan
ovarium juga menurun. dengan berakhirnya fungsi ovarium secara
Perubahan-perubahan inilah yang g ra d u a l y a n g d i s e b u t k l i m a k t e r i u m
membuat munculnya sikap negatif terhadap (Kartono,1992). Menurut Becker (2001) masa
menopause karena wanita khawatir tentang menopause dibagi menjadi tiga bagian yaitu
menopause dan beranggapan akan kehilangan premenopause, lalu perimenopause, periode
daya tarik serta khawatir orang-orang yang dengan keluhan memuncak, rentang waktu 1
dicintainya akan meninggalkannya. sampai 2 tahun sebelum dan sesudah
Permasalahan psikologis yang bisa menopause. Masa wanita mengalami akhir
muncul pada masa menopause adalah depresi, datangnya haid sampai berhenti sama sekali.
mudah tersinggung dan mudah marah, mudah Keluhan yang sering dijumpai adalah berupa
curiga, diliputi banyak kecemasan, insomnia gejolak panas (hot f lushes), berkeringat
karena sangat bingung dan gelisah ( Kartono, banyak, insomnia, depresi serta perasaan
1992). Menurut penelitian Stewart menunjukkan mudah tersinggung. disinilah banyak terjadi
pada saat perimenopause level kecemasan, depresi, perubahan yang membuat wanita tidak
nyaman.

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental 02


Volume 1, No. 02, Juni 2012
HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN DEPRESI PADA WANITA PERIMENOPAUSE

Menurut Treolar (2000), dari segi usia peristiwa kehidupan yang penuh dengan stress,
perimenopause dimulai pada 45 tahun dan keadaan sosial ekonomi, sikap yang negatif
berakhir pada 5 1 tahun, setelah itu terhadap menopause, pemahaman negatif
postmenopause. tentang menopause, serta keadaan kesehatan
Menurut Hurlock (1990) ada beberapa pada saat menopause ( Avis, 2003).
sindrom yang muncul pada saat menopause Penerimaan Diri
dan memuncak pada saat perimenopause Menurut Johnson (1993), penerimaan diri
seperti berhentinya menstruasi, sistem dipandang sebagai suatu keadaan dimana
reproduksi yang menurun dan berhenti, seseorang memiliki penghargaan yang tinggi
penampilan kewanitaan menurun, pada dirinya sendiri. Untuk mencapai suatu
ke t i d a k nya m a n a n f i s i k , b e ra t b a d a n konsep diri maka seseorang harus dapat
bertambah, adanya penonjolan dan perubahan menjalankan penerimaan atas dirinya. Jika
kepribadian yang membuat wanita merasa seseorang memiliki konsep diri yang positif
banyak yang berubah pada dirinya pada saat maka ia akan memiliki penerimaan diri yang
menopause. positif, dan jika ia memiliki konsep diri yang
Depresi negatif maka ia tidak akan memiliki
Depresi merupakan kondisi emosional penerimaan atas dirinya (Burns, 1993).
seseorang yang biasanya ditandai dengan Menurut Johnson, (1993), ciri-ciri orang yang
kesedihan yang amat sangat, perasaan tidak menerima dirinya adalah menerima diri sendiri
berarti dan bersalah, menarik diri dari orang apa adanya, tidak menolak diri sendiri, apabila
lain, tidak dapat tidur, kehilangan selera memiliki kelemahan dan kekuranganm
makan, hasrat seksual, dan minat serta memiliki keyakinan bahwa untuk mencintai
kesenangan dalam aktivitas yang biasa diri sendiri, maka seseorang tidak harus
dilakukan (Davison, Neale&Kring, 2010). dicintai oleh orang lain dan dihargai oleh orang
Radloff (1977) telah mengembangkan lain, seseorang merasa berharga, maka
sebuah skala CES-D untuk mendeteksi seseorang tidak perlu merasa benar-benar
simtom-simtom depresi pada populasi umum. sempurna, memiliki keyakinan bahwa dia
Melalui skala CES-D individu dikatakan mampu untuk menghasilkan kerja yang
mengalami simtom-simtom depresi melalui berguna.
k e e m p a t f a k t o r, y a i t u : D e p r e s s e d METODE PENELITIAN
effect/negative affect merupakan perasaan- Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu
perasaan, emosi, atau suasana hati yang penerimaan diri dan depresi pada wanita
dirasakan negatif seperti perasaan sedih, perimenopause. Penerimaan diri merupakan
tertekan, kesepian, dan menangis, Somatic perasaan senang sehubungan dengan
symptoms merupakan gejala psikologis yang kenyataan diri sendiri, sikap positif terhadap
dirasakan berkaitan dengan keadaan tubuh dirinya sendiri, dapat menerima keadaan diri
seperti merasa terganggu, berkurang atau secara tenang dengan segala kelebihan dan
bertambahnya nafsu makan, membutuhkan kekurangan yang dimiliki, mengakui berbagai
usaha lebih besar dalam melakukan sesuatu, aspek diri termasuk kualitas baik dan buruk,
kesulitan tidur, dan sulit memulai sesuatu, dan menerima keadaan emosionalnya (
Positive affect merupakan perasaan, emosi, depresi, marah, takut, cemas, dll) tanpa
suasana hati yang dirasakan positif bagi mengganggu orang lain, serta memiliki
individu dan memiliki harapan yang penilaian yang realistis tentang sumber daya
merupakan kebalikan dari perasaan negatif, yang dimilikinya yang dikombinasikan dengan
dan Interpersonal relation merupakan apresiasi atas dirinya secara keseluruhan. Depresi
perasaan negatif yang dirasakan individu pada wanita perimenopause dapat dilihat dari
berkaitan dengan perilaku orang lain seperti simtom-simtom yang dideteksi melalui CES-D
tidak bersahabat dan merasa tidak disukai. (The Center for Epidemiological Studies-
Ada beberapa faktor yang berhubungan Depression scale yang dibuat oleh Radloff (1977)
dengan depresi pada perimenopause seperti, melalui National Institute of Mental Health -

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental


03 Volume 1, No. 02, Juni 2012
Arimbi Kaniasih Putri , Hamidah

yang terdiri dari 20 aitem dan disusun wanan arah atau dengan kata lain penerimaan
berdasarkan 4 faktor, yaitu depressed effect / diri dengan variabel depresi berlawanan arah,
negative affect , somatic symptoms, positive atau dengan kata lain jika penerimaan diri
affect, interpersonal relation tinggi maka depresi akan rendah, demikian
Subyek pada penelitian ini merupakan juga sebaliknya jika penerimaan diri rendah
dewasa madya yang berada pada rentang usia maka depresi akan tinggi.
45-51, berada pada fase perimenopause yang Dengan demikian, sifat dari kuesioner
diketahui melalui kuesioner yang berada pada penerimaan diri adalah semakin tinggi skor
tingkat depresi yang tinggi dan sedang melalui penerimaan diri, maka subjek semakin
pengisian skala CES-D. Alat pengumpul data memiliki penerimaan diri yang tinggi,
yang digunakan adalah kuesioner penerimaan sedangkan semakin rendah skor penerimaan
diri dan skala CES-D. Kuesioner penerimaan diri, maka subjek semakin memiliki
diri berisikan beberapa pernyataan untuk penerimaan diri yang rendah. Sedangkan utuk
mengungkap bagaimanakah penerimaan diri sifat skala CES-D semakin tinggi skor nya
wanita dewasa madya. Kuesioner ini disajikan mengarahkan bahwa subyek sudah depresi,
dengan menggunakan skala likert yang terdiri sedangkan semakin rendah skor CES-D maka
dari pernyataan favorable dan unfavorable. subjek mengarah pada tidak mengalami
Kuesioner ini menggunaka teori penerimaan depresi. Koefisien korelasi 0,546 ini berada
diri dari Johnson (1993). Skala CES-D berisikan pada rentang interval nilai r 0,50 0,70 Hal ini
beberapa pernyataan untuk mengungkap menunjukkan bahwa adanya korelasi yang
adakah depresi yang dialami subyek saat sedang antara penerimaan diri dengan depresi
perimenopause. Skala CES-D yang digunakan pada wanita perimenopause.
dalam penelitian ini merupakan skala yang PEMBAHASAN
telah diadaptasi oleh peneliti sebelumnya yaitu Berdasarkan proses analisis data yang
Siswanto (2003) yang berjudul Pengaruh telah diuraikan, maka didapatkan hasil bahwa
Menulis Pengalaman Emosional terhadap terdapat hubungan yang termasuk dalam
SimtomSimtom Depresi pada Mahasiswa golongan sedang antara penerimaan diri
dengan nilai reliabilitas yang diperoleh adalah dengan depresi selama perimenopause,
0.837. dimana besar koefisien korelasi sebesar 0.546
Analisis data dilakukan denga teknik dengan arah negatif. Artinya, ketika
statistik korelasi product moment Pearson, penerimaan diri rendah maka depresi pada
dengan bantuan program SPSS 17.00 for wanita perimenopause tinggi, dan begitu pula
Windows. Taraf signifikansi yang digunakan sebaliknya, jika penerimaan diri tinggi maka
dalam penelitian ini sebesar 5% atau nilai depresi pada wanita perimenopause rendah.
probabilitasnya sebesar 0,05. Berdasarkan hasil diatas bisa disimpulkan
HASIL PENELITIAN bahwa penerimaan diri memegang kedudukan
Dari hasil perhitungan korelasi, maka 50 persen sebagai penyebab depresi.
diperoleh hasil korelasi kedua variabel adalah - Beberapa wanita memandang
0,546, dimana jika dilihat dari angka menopause dengan positif dan menerimanya
probabilitas 0,000, dimana p < 0,05, maka dapat p e r u b a h a n d i d a l a m d i r i nya , m e re k a
diputuskan bahwa hipotesis dari penelitian ini menganggap kondisi ini sebagai bagian dari
diterima, yaitu ada hubungan negatif antara siklus kehidupanya. Mereka yang
penerimaan diri dengan depresi pada wanita berpandangan seperti itu menganggap, setelah
perimenopause. Tanda didepan angka masa reproduksi berakhir, mereka tidak akan
menyatakan arah hubungan antar variabel, direpotkan dengan haid yang datang rutin
maka tanda negatif (-) didepan angka dapat setiap bulan sehingga tidak mengganggu
diartikan arah hubungan antara variabel aktivitas mereka terutama beribadah. Kondisi
penerimaan diri dengan variabel depresi seperti inilah menggambarkan individu yang
berlawanan arah atau dengan kata lain mempunyai penerimaan diri dan simtom
penerimaan diri dengan variabel depresi berla- depresi tidak muncul.

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental 04


Volume 1, No. 02, Juni 2012
HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN DEPRESI PADA WANITA PERIMENOPAUSE

Sebaliknya, ada wanita yang memasuki nerimaan diri memegang kedudukan 50 persen
masa menopause dengan penerimaan diri yang sebagai faktor yang berhubungan dengan
rendah saat menopause. Kondisi yang muncul depresi pada perimenopause.Sisanya dipegang
seperti sulit tidur, sedih, mudah tersinggung oleh yang lain seperti kehidupan yang penuh
dan mudah marah terhadap sesuatu yang stress, keadaan sosial ekonomi, serta keadaan
sebelumnya dianggap tidak kesehatan saat menopause.
mengganggu,merasa tidak suka berhubungan KESIMPULAN
dengan orang lain. Keadaan itu timbul karena Berdasarkan hasil analisis data yang telah
adanya kekhawatiran dalam menghadapi dilakukan dalam penelitian ini, maka penulis
situasi yang sebelumnya tidak pernah dapat menyimpulkan bahwa ada hubungan
dikhawatirkan. Wanita-wanita seperti ini antara penerimaan diri dengan depresi pada
biasanya sangat sensitif terhadap pengaruh w a n i t a p e r i m e n o p a u s e ya n g a r t i nya
emosional dari penurunan produksi hormon penerimaan diri merupakan salah satu faktor
estrogen. Mereka khawatir dan sedih dengan yang berhubungan dengan depresi pada saat
berakhirnya masa reproduksi yang berarti perimenopause. Hubungan antara penerimaan
berhentinya nafsu seksual, apalagi menyadari diri dengan depresi pada wanita
dirinya akan menjadi tua, yang berarti perimenopause bernilai negatif dengan tingkat
kecantikannya akan memudar. Seiring dengan sedang yang artinya penerimaan diri
hal itu, vitalitas dan fungsi organ-organ tubuh merupakan salah satu faktor yang
akan menurun. berhubungan cukup erat dengan depresi saat
Hal ini akan menghilangkan perimenopause dan saat individu memiliki
kebanggaannya sebagai wanita, dan keadaan penerimaan diri yang tinggi maka ia tidak
ini dikhawatirkannya akan mempengaruhi mengalami depresi, sebaliknya apabila
hubungannya dengan suami maupun seseorang memiliki penerimaan diri yang
lingkungan sosial. Kondisi inilah yang rendah maka ia akan mengalami depresi.
mengarah kepada depresi pada saat menopause SARAN
dan simtom-simtom depresi menurut CES-D 1. Bagi para wanita dewasa madya yang
muncul. berada dalam fase perimenopause,
Saat perimenopause, produksi disarankan bisa menerima perubahan
hormon estrogen menurun sehingga banyak fisik dan seksual yang terjadi pada
perubahan fisik dan keluhan menopause yang dirinya pada masa itu, dengan berpikir
muncul, Membuat wanita khawatir tentang bahwa menopau se mer u pakan
menopause karena mereka tidak nyaman kejadian wajar, menguntungkan, serta
dengan perubahan dalam tubuhnya dan b e r p a n d a n g a n p o s i t i f te n t a n g
beranggapan akan kehilangan daya tarik, menopause.
ketika mereka tidak bisa menerima kondisi 2. Bagi peneliti selanjutnya dapat meneliti
perubahan, dan menganggap menopause sebagai faktor-faktor lain yang mempengaruhi
suatu peristiwa negatif yang menyebabkan timbul munculnya depresi seperti peristiwa
sikap dan pemahaman negatif mengenai kehidupan sebelum menopause yang
menopause. Ini bisa menjadi penyebab depresi. membuat individu stress, keadaan
Sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa ada
sosial ekonomi, serta keadaan
beberapa faktor yang berhubungan dengan depresi
pada perimenopause seperti peristiwa kehidupan kesehatan pada saat menopause.
yang penuh dengan stress, keadaan sosial
ekonomi, sikap yang negatif terhadap menopause,
pemahaman negatif tentang menopause, serta DAFTAR PUSTAKA
keadaan kesehatan pada saat menopause (Avis, Avis, Nancy E. (2003). Depression During the
2003). Penelitian ini membuktikan adanya sikap Menopausal Transition. Psychology of
yang negatif dan pemahaman negatif tentang Women Quarterly 27 (2003) 91-100.
perubahan yang terjadi pada wanita USA : Blackwell Publishing.
perimenopause yang digambarkan dengan pe-

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental


05 Volume 1, No. 02, Juni 2012
Arimbi Kaniasih Putri , Hamidah

Becker, Daniel., Jacob, Lomranz., Amos, Pines.,


Dov, Shmotkin., Eyal, Nitza., Galit,
Bennamitay., Roberto, Mester. (2001).
Psychological Distress Around
Menopause. Psychosomatics; 42: 252-257.
BPS. (2004). Proyeksi Penduduk Indonesia
2000-2025. Jakarta: Badan Pusat Statistik
Burns, R.B. (1993). Konsep Diri : Teori,
pengukuran, perkembangan dan
perilaku.Jakarta. Arcan.
Davison, Gerald C, Neale, John M, Kring, Ann
M. (2010). Psikologi Abnormal. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada
Hurlock, E.B. (1990). Psikologi Perkembangan
Edisi 5.Jakarta: Erlangga.
Johnson, David W., (1993), Reaching Out :
Interpersonal Effectiveness and Self
Actualization, fith edition, USA, Allyn and
Bacon
Kartono, Kartini, (1992). Psikologi Wanita Jilid
II. Bandung: Mandar Maju.
Lu, Lou. (2010). Leisure and Depression in
Midlife : A Taiwanese National Survey of
Middle-aged Adult. Journal of Health
Psychology. Vol 16(1) pp 137-147.
Monks, F.J., Knoers, A.M.P., Rahayu, Haditono,
Siti. (1999). Psikologi Perkembangan:
Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya,
Cetakan 2. Yogjakarta : Gadjah Mada
University Press.
Radloff, Lenore Sawyer. (1977). The CES-D
Scale : A Self Report Depression Scale for
Research in the General Population. Jornal
of Apllied Psychological Measurement.
Vol.1 No.3 Summer 1977 pp. 385-401.
Siswanto, (2003). Pengaruh Menulis
Pengalaman Emosional Terhadap Simtom
Simtom Depresi Pada Mahasiswa. Jurnal
Sosiohumanika, 16A(1), Januari, 2003.
Treolar AE. (1981). Menstrual Cyclicity and The
Perimenopause. Maturitas. 1981(3) : 249-
264.

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental 06


Volume 1, No. 02, Juni 2012

Anda mungkin juga menyukai