Anda di halaman 1dari 2

BENTUK-BENTUK AKOMODASI

Akomodasi sebagai suatu proses social dalam interaksi social akan dapat terwujud dalam
berbagai bentuk, seperti koersi, kopromi, arbitrasi, mediasi, konseliasi, toleransi,
stalemate dan ajudikasi. Berikut ini penjelasan mengenai bentuk-bentuk akomodasi.

1. Koersi (coercion)
Koersi, merupakan bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya
paksaan dari salah satu pihak yang lebih kuat terhadap pihak lain yang lebih lemah
kedudukannya.
Contohnya : seorang pekerja menuntut kepada majikan agar upahnya dinaikkan. Oleh
maikan tuntutan tersesbut tidak dipenuhi, dan jika pekerja tersebut terus menuntut,
maka akan diberhentukan dari pekrjaannya. Karena takut diberhentikan, maka pekrja
tersebut menghentikan tuntutannya. Posisi majikan lebih kuat dari pada pekerjanya.

2. Kompromi (compromise)
Kompromi yaitu bnetuk akomodasi dimana masing-masing pihak yang betentangan
saling mengurangi tuntutannya sehingga pihak-pihak yang bertentangan dapat
memperoleh suatu penyesalan yang baik.
Contohnya : buruh pada sebuah perusahan menuntut kenaikan gaji kerena harga
kebutuhan pokok dipasaran meningkat. Akan tetapi, perusahan tidak mampu
memenihi kenaikan gaji seperti yang dituntut buruh. Pihak perusahan menjelaskan
kepada pihak buruh bagiamana keadaan perusahan sehingga buruh bisa mengerti
keadaan perusahana dan perusahaan pun mengerti keadaan buru. Akhirnya, dicapai
suatu kompromi yaitu gai buruh dinaikan tetapi hanya 50% dari tuntutan buruh, dan
kedua belah pihak menerimanya dengan baik.

3. Arbitrasi (arbitratiaon)
Arbitrasi merupakan bentuk kompromi yang mengunakan pihak keketiga. Misalnya
pada contoh kasus diatas tadi, apabila antara buruh dan perusahaan tidak tercapai
kesepakatan dalam pertentangan mereka, maka penyelesainya dilakukan dengan
mengundang pihak ketig.
Pihak ketiga yang diundang, dipilih ole suatu badan netral yang berkedudukan lebih
tinggi dari pihak-pihak yang bertikai serta mempunya wewenang membuat suatu
keputusan dalam menyelesaikan pertikaian diantara dua pelah pihak, misalnya dari
depertemen tenaga kerja dan trensmigrasi.

4. Mediasi (mediation)
Mediasi adalah bentuk akomodasi yang hampir sama dengan arbitrasi yaitu
mengundang pihak ketiga yang netral untuk mendamaikan dan menyelesaikan
pertentangan diantara orang atau kelompok tersebut. Pihak ketiga dalam hal ini
sifatnya hanya sebagai penasehat dan tidak mempunyai kedudukan dan wewenang
untuk membuat keputusan seperti halnya yang terjadi dalam arbitrasi.
Contohnya : Indonesia ditunjuk sebagai Negara penegah dalam menyelesaikan
partikael di kamoboja. Dalam kasus ini, Indonesia hanya menjadi perantara
perundiangan antara pihak-pihak yang bertikai di komboja. Keputusan untuk
berdamai atau tidak ada pada pihak-pihak yang bersengketa. Indonesia tidak punya
hak untuk memutuskan, hanya menjadi pengawas saja agar perundingan berjalan
lancer.
5. Konsiliasi (consiliation)
Konsiliasi adalh bentuk akomodasi dengan cara mempertemukan keinginan-keinginan
dari pihak-pihak yang bertikai untuk mencapai penyelesainya terbaik. Pihak-pihak
yang bertikai diundang, dan diberi kesempatan kepada masing-masing pihak untuk
menyesuaikan diri.

Misalnya, dalam masalah perburuhan di indinesia, bila terjadi suatu masala yang
menimbulkan pertentangan seperti masalah upah, jam kerja, dan sebagainya, dibentuk
panitia tetap di Indonesia yang kususnya menangani penyelesainya masalh
perburuhan, berada dibawah depertemen tenaga kerja dan trensmigrasi. Wakil-wakil
dari buruh, perusahaan, dan wakil-wakil depnakertrans duduk bersama membicarakan
masalah yang dipertimbangkan sehingga tercapai kesepakatan,

6. Toleransi (toleranstion)
Tolerasi adalah suatu bentuk akomodasi dimana masing-masing pihak yang berbeda
paham menghindarkan diri dari perselisihan dengan cara saling menghargai dan
mengormati pihak lain. Indonesia di kenal sebagai negara yang masyaraktnya
memiliki budaya toleransi, hal ini dilihan dalam toleransi beragama. Masing-masing
pihak yang berbeda agama dan budaya saling menghormati sehingga konfilk-konflik
yang disebabkan perbedaan agama dan budaya tidak perlu terjadi.

7. Stalemate
Stalemate adalah bentuk akomodasi dimana masing-masing pihak yang bertikai
berhenti pada satu titik tersebut karena kedua pihak memiliki kedudukan yang
seimbang. Masing-masing pihak yang bertikai mundur, dan tidak ada lagi yang maju,
mereka sadar, kalaupun pertikaian diteruskan tidak ada yang akan menang, justru
sebaliknya sama-sama kalah.
Contohnya adalah persaingan antara blok barat dan blok timur pada perang dingin
berahir dengan sendirinya tanpa ada pihak yang menyatakan kalah dan menang.

8. Ajudikasi (ajudikation)
Ajudikasi adalah bentuk akomodasi di mana penyelesaian pertikaian dilakukan
melalui badan peradilan kerena semua cara musyawarah yang ditempuh tidak
menghasilkan penyelaian yang dapat diterima semua pihak. Keputusan pengadilan
bersifat mengikat, dan harus diterima semua pihak walaupun keputusan itu tidak
memuaskan salah satu pihak yang bertikai.

Anda mungkin juga menyukai