Senandung Kerinduan Rival
Senandung Kerinduan Rival
Kemunafikan...
Gambarkan usainya sebuah kebenaran
Hilangnya naluri kemanusiaan
Terhempasnya kejujuran
Ketertutupan...
Bangkitkan rasa keingintahuan
Suburkan skenario persekongkolan
Sirami benih-benih penipuan
Dear Ibu....
Bersama kuncup cinta yang merekah dalam taman hati putrimu ini, kugoreskan mata pena
untuk ungkapkan betapa aku menyayangimu, kutuliskan titah pena ini untuk
ungkapkan betapa aku bersykur memilikimu.
Tak jarang tetes bening mengalir di kedua mataku bila kuputar kembali kenangan tentang
segala yang telah engkau korbankan. Deras peluhmu, yang tak pernah engkau
hitung menumbuhkan azzam di benakku untuk berjuang segenap jiwa demi persembahkan
baktiku padamu.
Senyum tegarmu berhias ketulusan lisan yang menyejukkan membuatku merasa mampu
untuk hadapi dunia. Untuk meraih cita yang terasa menggantung di langit sana.
Bersama doamu yang tak lekang oleh waktu dan ujian, kini aku pun berhasil meraihnya.
Kecupan manis di keningku, seakan memacu semangatku untuk selalu menjadi lebih baik.
Hingga aku tak mau surut atas apa pun ujian yang menderaku.Ibu, kepercayaan dan harapan
yang engkau tumpukan kepadaku membuatku takut dan sedih bila sedikit saja akau
mengecewakan atau mengkhianatimu.
Bahasa matamu yang jujur tak mampu membuatku berani melawan keanggunan hatimu.
Sungguh, bahasa kasih sayang yang engkau ajarkan tanpa menggurui membuatku
mengerti bahwa engkau begitu hebat. Engkau yang selalu memberi tanpa harap kembali
membuatku mengerti bahwa engkau tak layak disakiti apalagi oleh anakmu ini.
Ibu,,,itulah dirimu..
Seseorang yang sangaaat lembut, yang Allah berikan kepadaku.
Seseorang yang membuatku merasa damai, hanya dengan mendengar suaranya.
Seseorang yang membuatku menangis, hanya dengan menghadirkannya dalam doaku
Seseorang yang membuatku mampu merasakan satu cinta Allah.
Ratih Septiana
Bismillah....
Kabut putih hiasi bunga - bunga liar hingga bunga mawarku...pagi ini kicauan burung terdengar
riuh..., namun dapat tereka itu dari hati...riang dan tetap nyaman untuk ku perdengarkan bagi hati
yang sedang sendu,memandang ujung batasan biru...yah hanya biru dan aku, di siniSamar - samar
mentari mulai menyapaku malu - malu...ku sunggingkan senyumku, ku lantunkan lirih
syukurku...ahh...., tapi mengapa jua, ada yang ngilu...begitu ngilu untuk wanita sepertiku...kenapa
rasa ini tak mau berhenti ketika bayang - bayangmu meneyrgapku? bak tawanan hati yang harus
mengikuti komando penguasanya..., Jika sayap - sayap malaikat pun mampu
meneduhkanku...menghangatkan dinginku, namun maaf sayangku...., aku terlalu mencintai
kejujuran hatiku...Ku bisikkan pada Tuan Angin..ku alunkan senandung lirihku....tak akan ku biarkan
terlewati sdikitpun itu...sungguh...., kidung suci lahir dalam naluri dan sanubari...Hmmm, namun lagi
dan lagi ku harus mengerti keadaan ini....tentangmu..., tentang kita.apa yang harus aku
terangkan?apa yang musti aku ucapkan?sementara kecintaan ini tak dapat aku jelaskan....Terlalu
sulit untuk menguaknya...namun tetap berhati dalam menjaga dan menggenggam
nya...menyayangi setiap perangainya...Masih dengan sudut ruang putihku, ku jaga semua
kejujuranku...bukan karena asa ini ingin membiarkanmu dalam kasihku...tepatnya aku ingin menjadi
diriku ...untukmu, Akankah hanya bertahan pada sang waktu?menunggu setiap malam - malam
ku?terisi penuh dengan syair indah dalam hatiku...Entahlah...., semua masih berada dalam lubuk
jiwakuaku, dirimu... dan doaku...untukmu tak mampu mengungkap,satu rindu....Ratih
SeptianaGubuk Kecil Tersembunyi27 April 04 10Selasa, 06.15 wib
Dibaca : 39 kali
SENANDUNG RINDU DARI KEJAUHAN