Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat, tetapi belajar
adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri peserta
didik. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai
bentuk, seperti perubahan pengetahuanya, sikap dan tingkah laku ketrampilan,
kecakapanya, kemampuannya, daya reaksinya dan daya penerimaanya. Jadi,
belajar adalah suatu proses yang aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi
yang ada pada peserta didik. Belajar merupakan suatu proses yang diarahkan pada
suatu tujuan, proses berbuat melalui situasi yang ada pada peserta didik.
Secara luas, teori belajar selalu dikaitkan dengan ruang lingkup bidang
psikologi atau bagaimanapun juga membicarakan masalah belajar ialah
membicarakan sosok manusia. Ini dapat diartikan bahwa ada beberapa ranah yang
harus mendapat perhatian. Ranah-ranah itu ialah ranah kognitif, ranah afektif dan
ranah psikomotor.
Dalam suatu pembelajaran juga perlu didukung oleh adanya suatu teori
dan belajar, secara umum teori belajar dikelompokan dalam empat kelompok atau
aliran meliputi: (1) Teori Belajar Behavioristik (2) Teori Belajar Kognitifistik (3)
Teori Belajar Konstruktifistik (4) Teori Belajar Humanistik.
Salah satu teori belajar yaitu humanistik yang menekankan perlunya sikap
saling menghargai dan tanpa prasangka (antara klien dan terapist) dalam
membantu individu mengatasi masalah-masalah kehidupannya. Teori ini
Page | 1
1 |Psikologi Pendidikan
menyakini bahwa klien sebenarnya memiliki jawaban atas permasalahan yang
dihadapinya dan tugas terapist hanya membimbing klien menemukan jawaban
yang benar. Menurut Rogers, dalam Sudrajat bahwa teknik-teknik assessment dan
pendapat para terapist bukanlah hal yang penting dalam melakukan treatment
kepada klien. (Sudrajat, 2013).
Pada hakikatnya manusia itu harus di didik dan harus belajar karna di
dunia ini tidak ada makhluk hidup yang sewaktu baru di lahirkan seBelajar
merupakan aktivitas manusia yang sangat vital dan sangat penting bagi kita
sdemikan tidak berdayanya seperti bayi manusia.sebaliknya, tidak ada makhluk di
dunia ini yang setelah dewasa mampu menciptakan apa yang telah di ciptakan
manusia dewasa. jika bayi manusia yang baru di lahirkan tidak mendapat bantuan
dari manusia dewasa yang lain,tidak belajar,niscaya binasalah ia. Ia tidak akan
mampu hidup sebagai manusia jika ia tidak di didik atau di ajar oleh manusia.
Benar, bahwa bayi yang baru di lahirkan telah membawa beberapa naluri/insting
dan potensi potensi yang di perlukan untuk kelangsungan hidupnya,namun
jumlahnyatebatas sekali dan potensi bawaan itu tidak akan mungkin berkembang
tanpa pengaruh dari luar.
2 |Psikologi Pendidikan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
3 |Psikologi Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang
pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik
adalah membantu peserta didik untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu
masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia
yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri
mereka.
Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara
pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari
proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang
pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata
lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal
dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia
keseharian.. Teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk memanusiakan
manusia (mencapai aktualisasi diri dan sebagainya) dapat tercapai.
4 | P s i k o l o g i P e n d i d i kPage
an |4
pelajaran yang akan dipelajari atau jenis-jenis pemecahan masalah dan aktifitas-
aktifitas kreatif yang mungkin dilakukan.pembatasan praktis dalam pemilihan hal-
hal itu mungkin di tentukan oleh keterbatasan bahan-bahan pelajaran dan keadaan
tetapi dalam pendekatan sistem itu sendiri tidak ada yang membatasi
keanekaragaman pendidikan ini. (Uno, 2006: 13).
Jadi, teori belajar humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang
mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu
mengembangkan potensi dirinya.
1. Carl Rogers
Carl R. Rogers dalam Hadis (2006: 71) kurang menaruh perhatian kepada
mekanisme proses belajar. Belajar dipandang sebagai fungsi keseluruhan pribadi.
Mereka berpendapat bahwa belajar yang sebenarnya tidak dapat berlangsung bila
tidak ada keterlibatan intelektual maupun emosional peserta didik. Oleh karena
itu, menurut teori belajar humanisme bahwa motifasi belajar harus bersumber
pada diri peserta didik.
Roger membedakan dua ciri belajar, yaitu: (1) belajar yang bermakna dan
(2) belajar yang tidak bermakna. Belajar yang bermakna terjadi jika dalam proses
pembelajaran melibatkan aspek pikiran dan perasaan peserta didik, dan belajar
yang tidak bermakna terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek
pikiran akan tetapi tidak melibatkan aspek perasaan peserta didik.
5 |Psikologi Pendidikan
dipelajari, mengusahakan proses belajar dengan caranya sendiri, dan menilainya
sendiri tentang apakah proses belajarnya berhasil.
2. Arthur Combs
Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa
memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan
mereka. Anak tidak bisa matematika atau sejarah bukan karena bodoh tetapi
karena mereka enggan dan terpaksa dan merasa sebenarnya tidak ada alasan
penting mereka harus mempelajarinya. Perilaku buruk itu sebenarnya tak lain
hanyalah dari ketidakmampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak
akan memberikan kepuasan baginya. Untuk itu guru harus memahami perilaku
peserta didik dengan mencoba memahami dunia persepsi peserta didik tersebut
sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru harus berusaha merubah
keyakinan atau pandangan peserta didik yang ada.
6 |Psikologi Pendidikan
Combs memberikan lukisan persepsi diri dalam dunia seseorang seperti dua
lingkaran (besar dan kecil) yang bertitik pusat pada satu.. Lingkaran kecil (1)
adalah gambaran dari persepsi diri dan lingkungan besar (2) adalah persepsi
dunia. Makin jauh peristiwa-peristiwa itu dari persepsi diri makin berkurang
pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi, hal-hal yang mempunyai sedikit
hubungan dengan diri, makin mudah hal itu terlupakan.
7 |Psikologi Pendidikan
4. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasarkan bila
ancaman itu kecil
8. Belajar yang melibatkan peserta didik seutuhnya dapat memberi hasil yang
mendalam
8 |Psikologi Pendidikan
D. Aplikasi Teori Belajar Humanistik
Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama
proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru
dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para peserta didik
sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam
kehidupan peserta didik. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada peserta
didik dan mendampingi peserta didik untuk memperoleh tujuan pembelajaran.
(Sumanto, 1998: 235)
6. Guru menerima peserta didik apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran
peserta didik, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong peserta didik untuk
bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.
9 |Psikologi Pendidikan
8. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi peserta
didik. (Mulyati, 2005: 182)
Penerapan teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama
proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru
dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para peserta didik
sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam
kehidupan peserta didik. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada peserta
didik dan mendampingi peserta didik untuk memperoleh tujuan pembelajaran.
10 | P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
3. Dia mempercayai adanya keinginan dari masing-masing peserta didik untuk
melaksanakan tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan
pendorong, yang tersembunyi di dalam belajar yang bermakna tadi.
5. Dia menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk
dapat dimanfaatkan oleh kelompok.
8. Dia mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaannya dan
juga pikirannya dengan tidak menuntut dan juga tidak memaksakan, tetapi sebagai
suatu andil secara pribadi yang boleh saja digunakan atau ditolak oleh peserta
didik
10. Di dalam berperan sebagai seorang fasilitator, pimpinan harus mencoba untuk
menganali dan menerima keterbatasan-keterbatasannya sendiri. (Dakir, 1993: 65).
11 | P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
3. Berdialog dan berdiskusi dengan peserta didik
1. Psikologi behavioristik
2. Psikologi kognitif
3. Psikologi humanistik
4. Psikologi sibernetik
12 | P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
1. Teori Teori Belajar Psikologi Behavioristik
Teori ini juga di sebut dengan aliran tingkah laku. Pandangan tentang
belajar menurut aliran tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus
dan respon.[5]atau dengan kata lain,belajar adalah perubahan yang di alami siswa
dalam hal kemampuanya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai
interaksi antara stimulus dan respon.
13 | P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
Peralatan tersebut di tata sedemikian rupa sehingga memungkinkan kucing
tersebut memperoleh makanan yang tersedia di depan sangkar tadi.
Keadaan bagian dalam sangkar yang di sebut puzzle box (peti teka teki) itu
merupakan stimulus yang merangssang kucing untuk bereaksi melepaskan diri
dan memperoleh makanan yang ada di muka pintu.
14 | P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
3) law of effect :bila mana trerjadi hubungan antara stimulus dan respon
dan di barengi dengan state of affair yang memuaskan maka hubungan
itu menjadi lebih kuat dan begitu pula sebaliknya.[6]
a. Proses belajar itu dapat di amati secara langsng padahal adalah proses
kegiatan mental yang tidak dapat di saksikan dari luar kecuali sebagian gejalanya
15 | P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
Psikologi kognitif mulai berkembang dengan
lahirnya teori belajar gestalt.pelatak dari psikologi gestalt adalah Mex
Werteimer(1886-1943)yang meneliti tentang pengamatan dan problem solving.
Suatu konsep yang terpenting dalam psokologi gestalt adalah
tentang insight,yaitu pengamatan atau pemahaman mendadaka terhadap
hubungan hubungan antar bagian bagian di dalam suatu situasi permasalahan.
Insigh itu sering di hubungkan dengan pernyataan spontan aha atau oh, I see
now.
16 | P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
Perhatian teori humanistik yang terutama tertuju pada masalah bagaimana
tiap tiap individu di pengaruhi dan di bimbing oleh maksud maksudpribadi yang
mereka hubungkan kepada pengalaman mereka sendiri.menurut para pendidik
aliran humanistis penyusunan dan penyajian materi pelajaran harus sesuai dengan
dengan persan dan perhatian siswa.
Bagi penganut teori ini,proses belajar harus berhulu dan bermuara pada
manusia itu sendiri. Dari keempat teori belajar,teori humanistik inilah yang paling
abstrak, yang paling mendekati dunia filsafat dari pada dunia pendidikan.
Pada akhir tahun 1940-an muncullah suatu perspektif psikologi baru. Orang
orang yang terlibatdalam penerapan psikologilah yang berjasa dalam
perkembangan ini,misalnya ahli ahli psikologi klinik,pekerja pekerja sosial dan
konselor bukan merupakan hasil penelitian dalam bidang proses belajar. Gerakan
ini berkembang dan kemudian di kenal sebagai psikologi humanistik.psikologi ini
berusaha untuk memahami perilaku seseorang dari sudut si perilaku (behaver)
bukan dari pengamat.
Dalam dunia pendidikan aliran humanistis muncul pada tahun 1960 1970-an dan
mungkin perubahan perubahan dan inovasi yang terjadi selama dua dekade yang
17 | P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
terakhir pada abad ke-20 ini pun juga akan menuju pada arah ini. (Jhon Jarolimak
dan Clifford D. Foster 1976, halaman 330).
Dari segi isi pelajaran yang harus ada dalam sebuah pembelajaran matri yang
dipelajari oleh sisiwa harus mencakup tiga ranah atau kawasan materi.
Sebagaimana Bloom dan Krathwohl mengatakan bahwa meteri pembelajaran
meliputi aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Sedangkan dari segi tahapan
belajar yang harus dilalui oleh siswa terbagi menjadi empat tahapan. Hal ini
diutarakan oleh Kolb. Menurutnya, tahapan belajar siswa meliputi tahap
pengalaman kongkret, pengamatan aktif dan reflektif, konseptualisasi, dan
eksperimentasi aktif. Dan hal yang paling penting dari teori humanistis adalah
bahwa penyusunan dan penyajian materi pelajaran harus sesuai dengan perasaan
dan perhatian siswa.
Teori ini beanggapan bahwa tidak ada satupun teori yang ideal untuk
segala situasi dan cocok untuk karekter setiap siswa. Oleh karena itu titik tekan
dari teori ini adalah bagaimana memahami ciri ciri dari karakter sistem
informasi (bahan atau masalah yang akan dipelajari).tujuan dari pemahaman
terhadap ciri ciri informasi ini adalah agar proses belajar sesuai dengan materi
yang akan disampaikan. Bagaimanapun proses juga merupakan hal yang penting
dalam teori sibenetik.
Penekanan pada sistem informasi ini didasarkan pada cara berfikir siswa
pada umumnya. Menurut Landa cara berfikir siswa ada dua macam.
Yaitu algoritmik, yaitu proses berfikir linier, konvergen, lurus menuju pada satu
target tertentu. Dan cara berfikir heuristik, yakni cara berfikir divergen, menuju
kebeberapa target sekaligus. Tokoh lain juga berkata demikian, akan tetapi ada
perbedaan pada cara berfikir yang kedua. Jika menurut Landa berfikir secara
heuristik maka menurut Pask dan Scott adalah berfikir secara Wholist atau
18 | P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
menyelurut. Maksudnya ialah berfikir yang cenderung melompat kedepan,
langsung ke gambaran lengkap sebuah sistem informasi. Sebagai contoh ibarat
melihat lukisan, bukan detail detail dari lukisan tersebut yang kita amati, akan
tetapi langsung secara keseluruhan lukisan tersebut, baru kemudian pada bagian
bagian kecilnya.
BAB III
PENUTUP
19 | P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
A. Kesimpulan
3. Aplikasi dalam teori ini, peserta didik diharapkan menjadi manusia yang bebas,
berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri
secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar
aturan, norma, disiplin atau etika yang berlaku serta guru hanya sebagai fasilitator.
4. Teori belajar humanistik merupakan konsep belajar yang lebih melihat pada sisi
perkembangan kepribadian manusia. Berfokus pada potensi manusia untuk
mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan
kemampuan tersebut. Teori humanisme ini cocok untuk diterapkan pada materi-
materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani,
perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Psikologi humanisme
memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator.
20 | P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
21 | P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
Darsono, Max. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.
2001.
F., Azies dan A. Chaedar Alwasilah, Pengajaran Bahasa Komunikatif; Teori dan
Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1996.
Sukmadinata, dan Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Cet. IV,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.
Drs. Wasty, Soemanto, M.pd, 2006 psikologi pendidikan. Rajawali Pers: Jakarta
22 | P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
[4] Drs.Wasty soemanto,M.pd.psikologi pendidikan (Jakarta:2006).hlm.123
[5] Ibid., hlm.42.
[6] Dalyono M.psikologi pendidikan (Jakarta:2009).hlm.
23 | P s i k o l o g i P e n d i d i k a n