Kasus Hepatits Minar
Kasus Hepatits Minar
A. Definisi
Hepatitis D (hepatitis delta) adalah inflamasi hati yang disebabkan
oleh infeksi virus hepatitis D (HDV), merupakan suatu partikel virus yang
menyebabkan infeksi hanya bila sebelumnya telah ada infeksi hepatitis B.
HDV dapat timbul sebagai infeksi yang bersamaan dengan HBV ( Price,
1994)
B. Etiologi
Hepatitis D disebabkan oleh infeksi virus hepatitis D (HDV) yang dapat
menyebar melalui cairan tubuh atau kontak langsung dengan penderita.
HDV dapat ditularkan melalui:
1. Urine.
2. Kehamilan (dari ibu ke janin).
3. Persalinan (dari ibu ke bayi).
4. Cairan sperma.
5. Cairan vagina.
6. Darah.
Jika seseorang sudah terinfeksi HDV, orang tersebut dapat
menularkan HDV keorang lain, bahkan sebelum gejala hepatitis D
muncul. Beberapa hal yangmenyebabkan seseorang menjadi lebih
mudah terkena hepatitis D antara lain adalah:
C. Patofisiologi
Menurut Price (1994), Silalahi (2004), Smeltzer (2001), patofisiologi
penyakit hepatitis D adalah sebagai berikut :
Penyakit ini dapat timbul karena adanya ko-infeksi atau super-infeksi
dengan VHB. Ko-infeksi berarti infeksi VHD dan VHB terjadi bersamaan.
Adapun super-infeksi terjadi karena penderita hepatitis B kronis atau
pembawa HBsAg terinfeksi oleh VHD. Ko-infeksi umumnya
menyebabkan hepatitis akut dan diikuti dengan penyembuhan total.
Koinfeksi dengan hepatitis D meningkatkan beratnya infeksi hepatitis B,
perjalanan penyakitnya lebih membahayakan dan meningkatkan potensi
untuk menjadi penyakit hati kronik. Sementara super-infeksi sering
berkembang ke arah kronis dengan tingkat penyakit yang lebih berat dan
sering berakibat fatal.
Mula-mula virus tersebut melekatkan diri pada reseptor-reseptor
spesifik yang terletak pada membran sel-sel hepar kemudian melakukan
replikasi. Untuk dapat bereplikasi, virus tersebut memerlukan keberadaan
virus hepatitis B.
Virus hepatitis yang menyerang hati menyebabkan peradangan dan
infiltrate pada hypatocytes oleh sel mononukleus. Proses ini dapat
menyebabkan degenerasi dan nekrosis sel parenkim hati. Respon
peradangan menyebabkan pembengkakan dan memblokir system
drainase hati sehingga terjadi destruksi pada sel hati. Keadaan ini
menjadikan empedu tidak dapat diekskresikan kedalam kantong empedu
dan bahkan kedalam usus sehingga meningkat dalam darah sehingga
terjadi peningkatan bilirubin direk maupun indirek sebagai
hiperbilirubinemia, dalam urine sebagai urobillinogen dan kulit
hepatocelluler jaundice, kemudian diikuti dengan munculnya gejala yang
lain.
Virus hepatitis D ini menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih
berat. Bila HBsAg menghilang dari darah maka VHD akan berhenti
bereplikasi dan penyakit menjadi sembuh. Virus hepatitis D (VHD)
bersifat patogen, dapat menimbulkan penyakit yang lebih parah dari
hepatitis virus lainnya.
D. Gejala Hepatitis D
Infeksi hepatitis D seringkali bersifat asimptomatik (tidak menimbulkan
gejala) pada sekitar 90% penderitanya. Selain itu, infeksi hepatitis D
seringkali sulit dibedakan dari infeksi virus hepatitis lainnya secara klinis,
terutama gejala infeksi virus hepatitis B. Gejala hepatitis B dan D sangat
mirip sehingga sulit untuk menentukan virus mana yang menimbulkan
gejala pada penderita. Pada beberapa kasus, hepatitis D dapat membuat
gejala hepatitis B menjadi lebih buruk. Selain itu, penderita hepatitis B
dengan gejala asimptomatik dapat mengalami gejala hepatitis B akibat
infeksi hepatitis D. Periode inkubasi hepatitis D, yaitu waktu yang
dibutuhkan virus dari terpapar hingga menimbulkan gejala, adalah sekitar
21-45 hari. Namun, dapat juga berlangsung lebih cepat, terutama pada
superinfeksi.
3. USG, CT scan
Ketiga metode pemindaian ini dapat digunakan untuk mendeteksi
adanya kanker hati yang merupakan komplikasi dari hepatitis D.
F. Komplikasi
G. Pencegahan
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
a. Nama : Ny. A
b. usia :35 tahun
c. Alamat :-
d. Agama :-
e. pekerjaan :-
f. pendidikan :-
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
pasien mengatakan nyeri perut bagian kanan ,nyeri sendi ,mual
muntah
2. Riwayat Penyakit
Gejala awal dirasakan kelelahan,
3. Riwayat penyakit dahulu
Pasien tidak mengalami riwayat penyakit dahulu
4. Riwayat penyakit keluarga
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
kesadaran composmentis
b. sistem urogenital
urin berwarna gelap
c. Sistem moskuloskeletal
kelemahan disebabkan tidak adekuatnya nutrisi.
C. Analisa Data
Data Fokus Etiologi Masalah
DS: Klien mengatakan nyeri Inflamasi virus pada Nyeri akut
pada perut bagian kanan atas hati
DO: Klien nampak meringis
TT V: TD: 120/mmHg, peradangan pada sel-sel hati
S: 360C
pengeluaran mediator kimia
(bradikinin,histamin,serotonin) dari
sel yang merusak
spinothalamic lateral
corteks cerebri
nyeri akut
Karbohidrat
I Intoleransi
energi aktivitas
Kelemahan
Intoleransi aktivitas
D. Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan respons inflamasi lokal organ hati.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake makanan yang kurang adekuat.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan cepat lelah, kelemahan fisik
umum sekunder dari perubahan metabolisme sistemik.
6. Bantu pasien
untuk mendapatkan p
osisi yang
nyaman, dan
gunakan bantal untuk
membebat atau
menyokong daerah
yang sakit, bila
diperlukan.
7. Pada saat tingkat
nyeri
pasien tidak terlalu
kentara,
implementasikan tekn
ik
mengendalikan nyeri
alternatif.
6. Ciptakan
lingkungan
yang
menyenang
kan pada
waktu
makan.
7. Letakkan
kudapan di
sisi
tempat tidur
pasien.
7. Ajarkan
kepada
pasien latih
an
yang dapat
meningkatk
an
kekuatan da
n
ketahanan.
DAFTAR PUSTAKA
Dongoes. Marilynn. E.dkk 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk
Perencana Pendokumentasian Perawatan Klien. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Price, S.A. 1994. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-proses penyakit. Alih bahasa.
dr. Peter Anugrah. Jakarta : EGC
Silalahi, Levi. 2004. hepatitis , terdapat pada : www. Mediastore. com, diakses
tanggal 30 Mei 2008.
Smeltzer, Suzzane. C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Brunner &
Sudart. Jakarta : EGC.