NIM :145100107111028
Kelas :D
Kelompok : D9
BAB VIII
KROMATOGRAFI KOLOM
PRELAB
A. Pre-lab
1. Apa yang dimaksud kromatografi?
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran yang didasarkan atas perbedaan
distribusi dari komponen-komponen campuran diantara dua fase, yakni fase diam dan fase
bergerak. Berdasarkan fase gerak yang digunakan, kromatogradi diklasifikasikan mnejadi dua
bagian, yakni gas kromatografi dan liquid kromatografi. Beberapa tujan penggunaan
kromatografi adalah (1) untuk mengetahui ada tidaknya senyawa tertentu dalam cuplikan (2)
menunjukkan banyaknya masing-masing komponen dalam campuran (3) untuk memperoleh
komponen dalam jumlah memadai dalam keadaan yang murni (Luktianingsih, 2012).
2. Jelaskan pengertian fase stasioner dan fase mobil!
a. fase diam
Fase diam merupakan komponen yang digunakan sebagai pemisah campuran. Fase
diam dapat berupa bahan padat atau bahan porus yang berukuran kecil. serta dapat berupa
cairan yang dilapiskan pada dinding kolom. Beberapa contoh fase diam yang sering
digunakan adalah silica gel, selulosa dan alumunium oksida (Noviyanti, 2010).
b. Fase gerak
Fase bergerak merupakan komponen yang berfungsi sebagai pembawa campuran.
Fase gerak yang digunakan dapat berupa gas atau cairan. Pada gas kromatografi, fase
bergerak yang digunakan adalah gas. Sedangkan pada liquid cromatografi, fase bergerak
yang digunakan adalah cair. Saat melewati fase gerak, setiap komponen mempunyai
kecepatan yang berbeda-beda. setelah melewati fase bergerak, barulah akan terjadi
pemisahan (Noviyanti, 2010).
3. Apa fungsi alumina pada penentuan beta karoten?
Dalam kromatografi, aluminia yang bersifat basa dapat digunakan untuk memisahkan
senyawa yang bersifat basa. Aluminia berungsi sebagai fase diam untuk mengadsopsi solute
solute yang bersifat polar. Pada penentuan beta karoten, karena beta karoten merupakan
senyaw yang bersifat non polar, maka beta karoten akan larut bersama fase gerak. Sedangkan
senyawa lain selain beta karoten akan diikat oleh fase diam berupa aluminia (Khopkar, 2008).
5. Apa yang dipisahkan pada proses kromatografi adsorbsi pada penentuan kadar beta
karoten?
Senyawa atau zat yang dipisahkan pada proses kromatografi pada kadar beta karoten
ialah pigmen beta karoten dan komponen lain. Pemisahan beta karoten berdasarkan
polaritasnya. Beta karotene bersifat non-polar, sehingga untuk memisahkan beta karoten
dari senyawa lain dilakukan menggunakan pelarut heksana, karena heksana adalah pelarut
non polar, sehingga beta karoten dapat terlarut didalamnya (Pherman, 2008).
Nama : Yunita Khilyatun N
NIM :145100107111028
Kelas :D
Kelompok : D9
B. Diagram Alir
Ekstraksi Sampel Sampel
Dihaluskan
Ditimbang 3 gram
Disaring
Filtrate diambil 25 ml
Dibuang
Nama : Yunita Khilyatun N
NIM :145100107111028
Kelas :D
Kelompok : D9
Fase Eter
Hasil
Nama : Yunita Khilyatun N
NIM :145100107111028
Kelas :D
Kelompok : D9
Beta Karoten 10 mg
diambil masing-masing 0,25; 0,5; 0,75; 1; 1,25 ml dan diletakkan dalam tabung reaksi
diencerkan dengan petroleum eter-aseton (10:1) pada labu takar 25 ml hingga tanda batas
dihomogenkan
Hasil
Nama : Yunita Khilyatun N
NIM :145100107111028
Kelas :D
Kelompok : D9
Tinjauan Pustaka
1. Kromatografi Kolom
Kromatografi Kolom merupakan Metode
pemisahan yang didasarkan pada pemisahan
daya adsorbsi suatu adsorben terhadap suatu
senyawa, baik pengotornya maupun hasil
isolasinya.. Prinsip dari kromatografi kolom ialah
teknik pemisahan yang didasarkan pada
peristiwa adsorpsi. Sampel yang biasanya
berupa larutan pekat diletakkan pada ujung atas
kolom. Eluen atau pelarut dialirkan secara
kontinu ke dalam kolom. Dengan adanya
gravitasi atau karena bantuan tekanan, maka
eluen/pelarut akan melewati kolom dan proses pemisahan akan terjadi. Senyawa yang lebih polar
akan terserap lebih kuat sehingga turun lebih lambat dari senyawa non polar terserap lebih lemah
dan turun lebih cepat. (Prasetyo, 2015).
2. Beta Karoten
Beta karoten merupakan pigmen atau zat kimia alami yang berwarna merah, kuning, hingga jingga
yang terdapat dalam buah-buahan dan sayuran. Beta karoten yang kita konsumsi terdiri atas 2 grup
retinil, yang di dalam usus kecil akan dipecah oleh enzim betakaroten dioksigenase menjadi retinol,
yaitu sebuah bentuk aktif dari vitamin A. Karoten dapat disimpan di hati dalam bentuk provitamin A
dan akan diubah menjadi vitamin A sesuai dengan kebutuhan tubuh.. Beta karoten merupakan
karotenoid, precursor vitamin A dan sebagai antioksidan. Beta karoten tidak larut dalam air tetapi
larut dalam pelarut non polar (Lundanes, 2013).
(Lundanes, 2013).
3. Petrolium Eter
Petrolium Eter merupakan pelarut organik non polar. Petroleum eter sangat mudah terbakar dengan
auto-ignition suhunya sebesar 288C atau 550,4F. Untuk penyimpanannya sebaiknya disimpan di
tempat terpisah dan tempat yang sejuk, berventilasi baik. petrolium eter dapat digunakan untuk
mengekstrak pigmen di dalam sampel dan sebagai fase gerak pada kromatografi kolom (Kurniawati,
dkk, 2007).
4. aseton
Aseton Dikenal sebagai propanon, dimetil keton, 2-propanon, propan-2-on, dimetilformaldehida, dan
-ketopropana, merupakan keton yang paling sederhana, digunakan sebagai pelarut polar dalam
kebanyakan reaksi organik. Aseton merupakan senyawa keton paling sederhana berbentuk cairan
yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Serta merupakan keton yang paling sederhana. Dalam
Nama : Yunita Khilyatun N
NIM :145100107111028
Kelas :D
Kelompok : D9
industri, aseton biasanya digunakan dalam pembuatan serat dan industri farmasi (Kurniawati, dkk,
2007).
5. alumina
Alumina (Al2O3) adalah bahan baku utama untuk memproduksi Aluminium, Alumina berbentuk
putih bubuk dan memiliki sifat basa dan polar. Di dalam proses industri, alumina digunakan sebagai
bahan baku untuk memproduksi alumunium. Sedangkan pada kolom, alumina digunakan sebagai
fase diam karena sifatnya yang polar, sehingga dapat mengadsorpsi beta karoten dan membentuk
pita warna di dalam kolom yang nantinya akan berfungsi dalam pemisahan beta karoten (Noviyanti,
2010).
Daftar Pustaka
Khopkar, SM. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press Noviyanti, l. 2010. Modifikasi
Teknik Kromatografi Kolom Untuk Pemisahan Trigliserida dari Ekstrak Buah Merah. Surakart:
Universitas Sebelas Maret
Kurniawati, Pipin, dkk. 2007. Antioxidant And Antibacterial Activities Of Bixin Pigment From
Annato (Bixa orellana L.) Seeds. Indo Journal Chemicals 7 (1) : 88-92
Lukitaningsih, Endang. 2012. Kromatografi. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada
Lundanes, Elsa. 2013. Chromatography: Basic Principles, Sample Preparations and Related
Methods. New York: John Wiley and Sons
Noviyanti, Lenia. 2010. Modifikasi Teknik Kromatografi Kolom untuk Pemisahan Trigliserida dari
Ekstrak Buah Merah. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Pherman. 2008. Isolation of Chlorophyll and Carotenoid Pigments From Spinach.
http://fog.ccsf.cc.ca.us diakses pada tanggal 11 Mei 2016 Pukul 10.00
Prasetyo, Susiana, dkk. 2015. The Pre-chromatography Purification of Crude Oleoresin of
Phaleria Macrocarpa Fruit Extracts by Using 70%-v/v Ethanol. Bandung : Universitas
Parahyangan
Nama : Yunita Khilyatun N
NIM :145100107111028
Kelas :D
Kelompok : D9
BAB VIII
KROMATOGRAFI KOLOM
LAPORAN
Y = 123,5x 0,0476
R2= 0,9933
Kurva
0.15
0.1
0.05
0
0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025
konsentrasi
Y = 123,5x 0,0476
0,279 = 123,5x 0,0476
123,5x = 0,279 + 0,0476
x = 2,64 x 10-3
Nama : Yunita Khilyatun N
NIM :145100107111028
Kelas :D
Kelompok : D9
LKP
1. Apa yang menjadi fase stasioner dan fase mobil pada analisis beta karoten dengan
kromatografi kolom?
Fase stasioner yang digunakan pada analisis beta karoten kali ini adalah alumina.
Dimana alumina berfungsi sebagai adsorben yang akan mengikat senyawa senyawa polar yang
ada pada sampel. Sedangkan fase mobile yang digunakan adalah petroleum eter aseton (10 :
1) dan juga petroleum eter aseton (1 : 1). Petroleum eter-aseton (10:1) berfungsi untuk
mengelusi senyawa senyawa non polar dan mengekstrak betakaroten yang ada pada sampel
karena sifatnya yang sangat non polar, sehingga senyawa non polar akan ikut terlarut dalam
larutan tersebut. Sementara itu petroleum eter-aseton (1:1) berfungsi untuk memaksimalkan
proses ekstraksi, dimana senyawa non polar, dalam hal ini beta karoten yang sudah terekstrak
masih berikatan dengan senyawa semi polar. Fungsi petroleum eter-aseton (1:1) adalah untuk
memaksimalkan agar tinggal senyawa non polar yang benar benar terlarut dan bukan lagi
betakaroten yang masih berikatan dengan senyawa semi polar.
2. Komponen apa yang terelusi pada analisis beta karoten dengan kromatografi kolom?
Pada analisis ini, yang terelusi pada kromatografi kolom adalah komponen non polar atau
dalam hal ini adalah betakaroten. Kelompok karotenoid seperti betakaroten larut terhadap
pelarut non polar seperti n-heksan dan petroleum eter sehingga komponen beta karoten akan
terelusikan oleh fase mobile yang digunakan yaitu petroleum eter sehingga komponen beta
karoten akan ikut terbawa turun karena sifat kepolarannya yang sama dengan pelarut yang
digunakan (Wahyuni, 2015).
4. Apakah analsis tersebut dapat memisahkan beta karoten dengan karotenoid lain seperti
alfa dan gama karoten?
Analisis ini tidak dapat memisahkan betakaroten dengan karotenoid lain seperti alfa dan
gamma karoten karena alfa, beta, dan gamma karoten memiliki kepolaritasan yang berdekatan
atau yang hamper sama sehingga analisis dengan kromatografi ini dgunakan untuk menentukan
total karoten dalam bahan.
5. Apa fungsi pengukuran kadar beta karoten dalam eluen dengan spektrofotometer?
Fungsinya untuk mengetahui nilai absorbansi betakaroten dimana nilai absorbansi
tersebut dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi betakaroten dalam suatu sampel.
betakaroten (Wahyuni, 2015). Dengan larutnya betakaroten pada pelarut maka beta karoten
akan lebih mudah dipisahkan dari sampel dengan komponen yang lain.
10. Sebutkan beberapa sumber-sumber bahan pangan yang yang tinggi beta karoten?
Sumber-sumber yang kaya akan betakaroten yaitu sayur dan buah-buahan seperti
wortel, ubi, labu siam, labu, parika orange, apricot, blewah, papaya dan manga. Sayur dan
buah-buahan tersebut tentunya berwarna orange, namun ada juga sayur-sayuran dan buah-
buahan yang merupakan sumber beta karoten walaupun tidak berwarna orange tetapi merah
dan hijau, seperti tomat, paprika merah, lobak, kubis, selada, dan semangka (Mohrman, 2012).
Selain dari tanman, sumber beta karoten juga dapat berasal dari kelompok cyanobacteria
dan alga biru-hijau seperti spirulina. Fungi yang dapat dimakan seperti Monascus purpureus juga
kaya akan betakaroten. Seelain itu, juga dapat berupa andum seperti oats (Mohrman, 2012).
Analisa Prosedur
untuk mengikat sisa akuades karena sifat natrium sulfat higroskopis dan polar. Kemudian
larutkan.Natrium sulfat tidak sepenuhnya terlarut karena fase eter bersifat non-polar.
Persipkan fase stasioner pada sampel, caranya adalah memasukkan kapas pada bagian
paling bawah kolom hingga ketinggian 1.5 cm, kemdian ditumpuk dengan alumina setinggi
10cm, natrium sulfat setinggi 1.5 cm, dan yang paling ats adalah 1.5cm kapas. Fungsi kapas
adalah untuk menyaring komponen, alumina berfungsi untuk mengikat komponen polar, dan
natrium sulfat untuk mengikat komponen polar lanjutan. Kemudian masukkan fase eter ke
dalam kolom yang sudah siap. Masukkan larutan PE-aseton (10:1) ke dalam kolom. Tutup
kolom dengan plastic berlubang. Masukkan pompa vakum ke dalam lubang pada plastic
agar proses pemisahan dalam kolom semakin cepat. Tunggu hingga komponennya terpisah.
Indikasi bahwa beta karoten akan turun adalah pita berwarna kuning berada di dekat keran
kolom. Siapkan gelas beker. Tampung beta karoten yang terpisahkan. Ukur berapa
volumenya. Pindahkan ke labu ukur. Tambahkan PE-Aseton (10:1) hingga tanda batas. Ukur
absorbansinya dengan spektrofotometer panjang gelombang 45nm. Cari nilai konsentrasinya
dan buat grafik persamaannya.
Kesimpulan
Prinsip dari kromatografi kolom adalah memisahkan komponen secara selektif berdasarkan sifat
adsorbsi senyawa terhadap fase mobile maupun fase stasioner yang digunakan. Tujuan dari
praktikum ini adalah mampu mengidentifikasi peralatan yang diperlukan untuk analisis dengan
kromatografi kolom adsorbs, mampu mengoperasikan peralatan yang digunakan untuk analisis
dengan kromatografi kolom adsorpsi dengan benar, mengetahui prinsip dasar analisis dengan
kromatografi kolom adsorpsi, serta mengetahui prinsip dasar kromatografi kolom adsorpsi.
Adapun hasil dari praktikum, nilai absorbansi yang didapatkan dari sampel adalah 0.279 sehingga
didapatkan hasil perhitungan konsentrasi betakaroten 2,64x10-5. Sedangkan hasil perhitungan kadar
betakaroten pada sampel wortel adalah 1,835 mg/gram.
Nama : Yunita Khilyatun N
NIM :145100107111028
Kelas :D
Kelompok : D9
Diagram Alir
1. Proses Ekstraksi Betakaroten dari Sampel
Wortel
Dimasukkan erlenmeyer
30 ml petroleum
total3 eter-aseton 1:1
X
Ditutup dan dishaker selama 10 menit, kecepatan skala 3
Disaring
Residu
Dituangkan kedalam labu ukur 100 ml
30 ml petroleum
eter-aseton 1:1
50 ml aquades
Dimasukkan pada corong pemisah dan digojog
total3
Dibiarkan sampai membentuk lapisan X
Hasil
Nama : Yunita Khilyatun N
NIM :145100107111028
Kelas :D
Kelompok : D9
Fase eter
1 gram Na2SO4
Dipompa vakum
Larutan petroleum
eter-aseton (10:1)
Hasil
Nama : Yunita Khilyatun N
NIM :145100107111028
Kelas :D
Kelompok : D9
10 mg betakaroten
Hasil