Seperti yang diharapkan, sebagian besar inisiatif pada praktik tanggung jawab sosial
terkait dengan mengubah prosedur dan kebijakan internal, seperti pada penawaran produk, desain
fasilitas, manufaktur, perakitan, dan dukungan karyawan. Inisiatif juga dapat tercermin dalam
pelaporan eksternal informasi konsumen dan investor yang ditunjukkan dengan membuat
ketentuan untuk akses dan privasi pelanggan, serta dapat dipertimbangkan saat membuat
keputusan mengenai perekrutan, fasilitas, dan lokasi pabrik. Kegiatan yang umum dilakukan
tersebut adalah sebagai berikut:
Merancang fasilitas untuk memenuhi rekomendasi, pedoman lingkungan dan
keselamatan, seperti untuk meningkatkan energi;
Mengembangkan proses perbaikan, yang mungkin mencakup praktik seperti
menghilangkan penggunaan bahan limbah berbahaya, mengurangi jumlah bahan kimia
yang digunakan dalam menanam tanaman, atau menghilangkan penggunaan beberapa
jenis minyak untuk penggorengan dalam lemak;
Menghentikan penawaran produk yang dianggap berbahaya namun tidak ilegal (misal,
McDonald's menghentikan bagian supersize kentang goreng mereka);
Memilih pemasok berdasarkan kesediaan mereka untuk mempertahankan praktik
lingkungan yang berkelanjutan, dan mendukung serta menghargai usaha mereka;
Memilih bahan pembuatan dan kemasan yang paling ramah lingkungan,
mempertimbangkan tujuan pengurangan limbah, penggunaan sumber daya terbaharui,
dan penghapusan emisi beracun;
Menginfokan materi produk, asal-usul dan potensi bahaya secara penuh, bahkan info
ekstra yang lebih bermanfaat (misalnya, termasuk info pada kemasan produk mengenai
jumlah latihan fisik yang diperlukan untuk membakar kalori dan lemak yang terdapat
dalam permen, atau seberapa besar jumlah polutan yang akan dihasilkan dari mesin
pemotong gas);
Mengembangkan program untuk mendukung kesejahteraan karyawan, seperti fasilitas
latihan di tempat kerja, tempat penitipan anak, dan program bantuan karyawan untuk
orang-orang dengan tambahan obat-obatan;
Mengukur, melacak, dan melaporkan tujuan dan tindakan yang bertanggung jawab, baik
kabar baik ataupun buruk sekalipun;
Menetapkan pedoman pemasaran kepada anak-anak untuk memastikan komunikasi yang
bertanggung jawab dan saluran distribusi yang sesuai (misal, dengan tidak menjual
produk secara online ke anak-anak berusia 18 tahun ke bawah);
Menyediakan akses yang baik untuk penyandang cacat dengan menggunakan teknologi
seperti perangkat bantu dengar, alat pengenal suara, dan format cetak alternative;
Melindungi privasi informasi konsumen, terutama melalui internet;
Membuat keputusan mengenai lokasi pabrik, outsourcing, dan ritel, serta menyadari
dampak ekonomi dari keputusan ini terhadap masyarakat.
Tabel 8.1
Contoh Praktek Bisnis yang Bertanggung Jawab Sosial
Kegiatan Mitra Utama/
Perusahaan Sebab Target Permisa
Sampel Lainnya
Perencana fasilitas Perangkat hemat
Energi Utilitas lokal
Cisco dan energi
Pengelola EPA
Konservasi Desain tanaman
UNAIDS
Karyawan dengan Kebijakan
Coca-Cola HIV/AIDS Pemerintah
HIV dan AIDS pendidikan
Pemasok farmasi
Berorientasi
lingkungan Pengembangan
Gunakan bahan Pelanggan dan kebijakan
Nike Tim aksi karyawan
baku yang lestari calon pelanggan Perubahan dalam
Perubahan dalam konten produk
konten produk
Mendaur ulang
Pengurangan Manajer operasi
Motorola Perancangan ulang EPA
limbah Manajer fasilitas
proses
Karyawan di
Perubahan proses
Keamanan tempat lingkungan
Intel Komunikasi Pemasok
kerja manufaktur
Promosi
Lingkungan hidup
Mengganti tenaga
Konsumen tertarik
Efisiensi bahan listrik dengan
dengan tenaga EPA
Gelombang Putih bakar energi angin di
angin
pabrik manufaktur
Mengembangkan
Melindungi hutan Konservasi
Pemasok / petani pedoman
Starbucks hujan tropis dan internasional
Para karyawan Latihan
hubungan pemasok
Produk kopi baru
Pelabelan
Dewan penasihat
Makanan Kraft Kegemukan Para Konsumen Ukuran Kemasan
eksternal
Pendidikan
Para karyawan
Pelaporan yang Standar sertifikasi Hutan hujan
Chiquita Kelompok minat
bertanggung jawab Nilai panduan Persekutuan
khusus
Potensi Masalah
Proyek perusahaan menuai
Bisnis Sosial/CSR
banyak keraguan
-Banyak pertanyaan
Buku ini menguraikan bahwa masalah potensial yang mungkin terjadi dalam praktek
tanggung jawab sosial serta memulai bisnis baru yang dilakukan perusahaan adalah sikap skeptis
pihak-pihak yang terlibat-sponsor, stekholder sampai media, terhadap apa yang dilakukan
perusahaan tersebut. Aksi tanggung jawab sosial akan dinilai, jalannya proses akan diamati dan
pihak- pihak tersebut akan bertanya apakah aksi CSR atau proyek barunci sukses yang dilakukan
bena-benar akan bermanfaat bagi masyarakat atau sekedar berguna untuk meningkatkan citra
perusahaan. Ada beberapa tantangan yang akan dihadapi perusahaan dalam melakukan praktek
tanggung jawab sosial, antara lain:
Orang akan menaruh keraguan terhadap motif perusahaan. Keraguan tersebut bisa
dipengaruhi oleh berita-berita yang mereka dengar tentang suatu perusahaan. Misalnya
berita bahwa perusahaan tersebut telah menggunakan bahan kimia berbahaya. Di satu
sisi, pihak pihak tersebut ingin percaya bahwa kampanye yang dilakan perusahaan
bertujuan baik, Tapi di sisi lain mereka juga ragu apakah kampanye baik itu dilakukan
untuk menutupi suatu isu.
Akan ada potensi publikasi yang buruk, dan saat ada berita buruk teentang perusahaan,
mereka akan mencari tindakan yang mendukung kata-kata dan menagih janji. Ketika
sebuah perusahaan, misalnya, mengumumkan sebuah program besar dengan penekanan
baru pada praktik pembangunan berkelanjutan, beberapa akan melakukannya, dan
mereka benar-benar mau tahu apakah perusahaan hanya akan melakukan perubahan baru,
atau apakah mereka akan memperbaiki dan meningkatkan yang sudah ada juga. Dan jika
benar-benar berubah, perubahannya seperti apa?
Mereka akan mempertanyakan apakah praktek bisnis baru benar-benar akan membawa
perubahan atau hanya seperti semula yang dikemas dalam bungkus baru?
Mereka akan melihat ketika proyek baru diumumkan apakah yang perusahaan lakukan?
Mereka akan menunggu hasilnya.
Kunci Sukses
Banyak kunci sukses yang dijelaskan dalam kasus untuk mengikuti cara penanganannya
dengan tantangan dan kekhawatiran yang dihadapi pelaksanaan dan pelaporan inisiatif bisnis baru
Singkatnya, manajer perusahaan mendorong yang lain mengurangi skeptisisme dan kritik dengan
bersikap kooperatif oleh memilih isu yang memenuhi kebutuhan bisnis dan sosial; dengan
membuat sebuah komitmen jangka panjang; dengan membangun antusiasme karyawan; dengan
mengembangkan dan menerapkan infrastruktur untuk mendukung janjinya; dan dengan
menyediakan komunikasi yang terbuka, jujur, dan langsung.
Buku ini mengambil contoh kasus starbuck sebagai perusaahaan yang sukses dalam
menjalankan sosial bisnis. Starbucks percaya pada nilai investasi jangka panjang yang dilakukan
akan menghasilkan manfaat sosial, lingkungan, dan ekonomi bagi masyarakat di mana ia
beroperasi. Kasus berikut memiliki inisiatif yang mencerminkan komitmen ini, yang memberi
penghargaan pada pelestarian lingkungan dan meningkatkan peluang ekonomi bagi orang-orang
yang memproduksi Kopi Starbucks.
Tips sukses berbisnis sosial ala Starbuck.
1. Pilih masalah yang memenuhi kebutuhan perusahaan, juga sosial.
2. Berikan manfat ekonomi untuk masyarakat.
3. Fokus pada inisiatif yang bisa dihubungkan dengan bisnis Anda.
4. Memilih sesuatu yang mudah dibicarakan di perusahaan akan mempermudah Anda
untuk membangkitkan antusiasme dan dukungan.
5. Sebelum memulai kemitraan dengan LSM, siapkan sebuah tulisan kesepakatan
menentukan waktu dan prospek yang jelas serta ditandatangani pada tingkat tertinggi,
oleh CEO.
Masalah Obesitas menjadi konsen utama yang dilakukan oleh perusahaan makanan
Kraft. Kraft food merasa inisiatif masalah obesitas menjadi tanggung jawab bersama, bukan
sebagai ajang promosi yang dilakukan oleh perusahaan. Inisiatif ini di dukung oleh beberapa
stakeholder, yaitu dari internal perusahaan dan dukungan 10 ahli dari luar perusahaan, yang akan
mengawasi sebagai dewan pertimbangan kesehatan yang akan membatu perusahaan dalam
keberhasilan inisiatif mengatasi obesitas ini. Fokus dari inisiatif mengatasi obesitas yang akan
dilakukan ini terdari dari 4 kategori, yaitu perhatian pada nutrisi produk, praktik pemasaran,
informasi konsumen, dan advokasi publik.
Manfaat awal untuk perusahaan dari adanya inisiatif ini yaitu meningkatkan reputasi
preusahaan kraft food. Sebagai hasil dari beberapa konstitusi yang berperan, termaksud pengaruh
dari kebijakan, komunitas nutrisi dan kesehatan, altivis, dan media yang memberikan timbal balik
yang positif. Survey membuktikan bahwa inisiatif ini diterima dengan kuat oleh kalangan
masyarakat yang percaya bahwa apa yang perusahaan lakukan ini merupakan cara sendiri dalam
mengatasi masalah obesitas ini. Dengan suksesnya program ini, perusahaan percaya, bawahwa
semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya kesehatan, maka masyarakat akan
memilih produk produk dan besar kemasan yang sesuai dengan apa tujuannya.
Chiquita merupakan perusahan besar yang terkenal dengan produk pisangnya. Chiqiuita
mengalami banyak masalah, yang dulunya dikenal sebagai perusajaan yang buruk termaksud
tudingan terhadap ketidakadilan kerja dan kebangkrutan. Perusahaan berusaha bangkit dengan
meraih sertifikat lingkungan independen, perjanjian kerja internasional dan regional, dan
melakukan perjanjian (Aliansi) dengan Hemisphere Selatan.
Salah satu pernyataan perusahaan sebagai nilai utama perusahaan yaitu "Kami
berkomunikasi secara terbuka, jujur, dan lugas." Menghasilkan banyak perhatian, yang meraih
beberapa penghargaan penting. Termaksud menduduki preingkat pertama diantara perusahaan
makanan dunia untuk pembangunan berkelanjutan dan program lingkungan perserikatan bangsa-
bangsa. Keterbukaan dan kejujuran dalam laporan ini dilihat sebagai sesuati yang penting sehingga
menjadi perhatian bagi stakeholder.
Ada 5 poin penting yang menjadi kunci dari perusahaan ini, yaitu:
1. Keyakinan. CSR penting untuk peningkatan bisnis, bukan untuk hubungan
masyarakat.
2. Komitmen. Komitmen mendasar terhadap nilai dan kepemilikan dan kepada manajer
operasi
3. Komunikasi. Berkomitmen untuk terbuka, jujur, dan berkomunikasi langsung dengan
semua stakeholder.
4. Konsistensi. CSR adalah bagian penting dari budaya Chiquita dan penting bagi
strategi.
5. Kredibilitas. Komitmen untuk mencapai standar pihak ketiga yang dapat diverifikasi,
mengukur kinerja dengan jujur, dan melaporkan kemajuan secara transparan-bahkan
ketika tidak mencapai tujuan apapun, yang menghasilkan kredibilitas bagi
perusahaan.
Membuat Inisiatif
Keputusan utama yang terlibat dalam beradaptasi dan menerapkan praktik bisnis yang
bertanggung jawab secara sosial akan berfokus pada proses memilih secara seksama isu sosial
yang akan didukung; mengembangkan rencana strategis terpadu untuk diimplementasikan; dan
menetapkan dan melacak sasaran yang terukur. Hal pertama yang harus dilakukan dalam membuat
inisiatif yaitu identifikasi apa yang perusahaan butuhkan. Inisiatif harus substansial sesuai dengan
misi dan nilai perusahaan dan apa yang masyarakat peduli.
RINGKASAN
Untuk menerapkan inisiatif praktik bisnis yang bertanggung jawab sosial, sebuah
perusahaan mengadopsi dan melakukan praktik bisnis dan investasi yang mendukung masalah
sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan melindungi lingkungan. Masyarakat
ditafsirkan secara luas, kesejahteraan masyarakat yang mengacu pada kesehatan dan keselamatan,
serta kebutuhan psikologis dan emosional.
Sudah banyak perusahan yang mengadopsi praktik bisnis yang bertanggung jawab social,
sebagai hasil dari kutipan regulasi, keluhan konsumen, dan tekanan kelompok kepentingan khusus,
hingga research proaktif yang mengeksplorasi solusi perusahaan terhadap masalah sosial dan
menggabungkan praktik bisnis baru yang akan mendukung hal tersebut. Beberapa faktor yang
mempengaruhi adanya pergeseran ini, yaitu: bukti bahwa praktik bisnis yang bertanggung jawab
secara sosial dapat benar-benar meningkatkan keuntungan; pasar global dengan meningkatnya
persaingan dan pilihan konsumen; minat untuk meningkatkan produktivitas dan retensi pekerja;
dan meningkatkan visibilitas dan cakupan aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan.
Sebagian besar inisiatif terkait dengan mengubah prosedur dan kebijakan internal,
pelaporan eksternal informasi konsumen dan investor, membuat ketentuan untuk akses dan privasi
pelanggan, dan membuat keputusan mengenai pemasok dan lokasi fasilitas dan pabrik.
Keputusan utama yang terlibat dalam menerapkan praktik bisnis yang bertanggung jawab
secara sosial akan berfokus pada proses isu sosial apa yang akan didukung oleh inisiatif ini;
mengembangkan rencana strategis terpadu untuk diimplementasikan; dan menetapkan sasaran
yang terukur dan menetapkan rencana untuk melacak dan melaporkan hasilnya.