Anda di halaman 1dari 7

BAB I

LATAR BELAKANG

I.1 Latar Belakang

Kulit merupakan selimut yang mempunyai fungsi utama sebagai

pelindung. Fungsi perlindungan ini terjadi memalui sejumlah mekanisme

biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk, respirasi dan pengaturan suhu

tubuh, produksi sebum dan pembentukan melanin untuk melindungi kulit dari

sinar ultraviolet matahari (1). Kulit putih dan cerah merupakan dambaan setiap

orang, terutama wanita.(2). Kulit dapat menjadi tidak sehat, kurang cerah, kisut

dan tidak elastis dikarenakan kekurangan nutrisi dan adanya pengaruh buruk

akibat paparan sinar matahari, debu, gesekan dan perubahan cuaca serta adanya

radikal bebas yang dapat merusak jaringan (3).

Seiring dengan bertambahnya usia, kulit akan mengalami proses

penuaan. Penuaan disebabkan oleh berbagai factor baik dari dalam maupun dari

luar tubuh. Faktor dari luar tubuh seperti paparan sinar matahari dapat

menyebabkan kulit menjadi rusak. Proses perusakan kulit ditandai oleh

munculnya keriput, sisik, kering, dan pecah-pecah. Selain tampak kusam dan

berkerut, kulit menjadi lebih cepat tua dan muncul flek-flek hitam (4).

Sinar Ultraviolet (UV) merupakan komponen utama yang dipancarkan

oleh sinar matahari. Paparan sinar UV yang berlebihan dapat memberikan efek
negative pada kulit. Sinar UV bersifat oksidatif karena dapat menghasilkan

suatu senyawa radikal bebas yang disebut dengan reactive oxygen species
(5,6)
(ROS). . Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang mempunyai

satu elektron atau lebih yang tidak berpasangan biasnaya pada rumus

bangunnya ditulis dengan atom atau molekul (R*). Radikal bebas di dalam

tubuh sangat berbahaya sebab untuk memperoleh pasangan elektron, radikal

bebas amat reaktif. Kerusakan jaringan dapat terjadi akibat gangguan oksidatif

yang disebabkan oleh radikal asam lemak atau peroksidasi lipid (7).

Terdapat beberapa cara penanganan untuk membantu memulihkan

penampilan kulit, antara lain dengan penggunaan antioksidan. Antioksidan

digunakan untuk melindungi kulit dari kerusakan oksidasi sehingga dapat


(8)
mencegah penuaan dini . Senyawa antioksidan memiliki peranan penting

dalam kesehatan. Karakter utama senyawa antioksidan adalah kemampuannya

dalam menangkap radikal bebas. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat

menghambat molekul tidak stabil yang dikenal sebagai radikal bebas sehingga

kerusakan sel akan dihambat (9).

Kayu manis (Cinnamommum burmanii) adalah tanaman yang biasanya

digunakan sebagai rempah atau pemberi cita rasa, hasil olahan dari kulit,

batang, dahan, ranting dan daun yang dimanfaatkan masyarakat Indonesia


(10)
dalam kehidupan sehari-hari sebgaai penambah cita rasa makanan . Kayu

manis juga banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis. Di dalam ekstrak
kayu manis terdapat senyawa yang berperan sebagai antioksidan seperti trans-

sinamaldehida (60,73%), eugenol (17,62%) dan kumarin (11). Kandungan yang

terdapat dalam kayu manis adalah mintyak atsiri, safrole, sinamadehid,


(11)
eugenol, tanin, damar, kalsium oksanat, zat penyamak, flavanoid, saponin .

Dari penelitian sebelumnya didapatkan aktivitas antioksidan ekstrak kasar

etanol dengan IC50 sebesar 9 g/mL yang mengandung sinamaldehid sebanyak

68% sebagai komponen utamanya (12).

Saat ini antioksidan telah banyak beredar antara lain dalam bentuk

sediaan gel, krim, serum, dan tablet. Pemanfaatan efek antioksidan pada

sediaan yang ditujukan pada kulit wajah, lebih baik bila diformulasikan dalam

bentuk sediaan kosmetika topical dibanding oral (13). Salah satu bentuk sediaan

kosmetika topical adalah masker dalam bentuk gel, seperti masker peel-off.

Masker berbentuk gel mempunyai beberapa keuntungan diantaranya

penggunaan yang mudah, serta mudah untuk dibilas dan dibersihkan. Selain itu,

dapat juga diangkat atau dilepaskan seperti membran plastik (14).

Masker wajah merupakan suatu bentuk sediaan yang memiliki cara unik

untuk membersihkan wajah dan sekaligus sebagai skin care, sediaan

diaplikasikan pada wajah berbentuk layer yang relative tebal dan kemudian
(15)
dilepaskan setelah beberapa waktu, biasanya 15 sampai 30 menit . Masker

wajah memiliki banyak kelebihan, tergantung pada bahan untuk formulasinya,


membersihkan, melembutkan, mengecilkan pori (astringen), melembabkan,

dan menutrisi kulit (16).

Masker wajah peel off dilepaskan dengan cara dikelupas dari wajah

setelah sediaan mengering dan membentuk lapisan film. Masker ini tidak

mengabsorbsi lipid dari kulit seperti halnya masker dengan bahan dasar serbuk

atau clay (15). Efek utama dari masker jenis ini adalah dapat mencegah evaporasi

air dari permukaan kulit, sehingga kelembapan kulit akan meningkat selama

pemakaian (16).

Salah satu polimer yang digunakan sebagai basis dalam sediaan masker

gel peel-off adalah polivinil alcohol (PVA). PVA dapat menghasilkan gel yang

cepat mengering dan membentuk lapisan film yang transparan, kuat, plastis dan
(17)
melekat baik pada kulit . Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis

melakukan penelitian mengenai efektifitas antioksidan dari ekstrak kayu manis

yang dibuat dalam sediaan masker gel peel-off.

I.2 Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Berapa konsentrasi PVA yang dapat memberikan efek pengeringan dan

pembentukan lapisan film dengan optimal?

2. Berapa aktivitas antioksidan sediaan masker gel peel-off ekstrak etanol

dari ekstrak kulit kayu manis?


I.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui konsentrasi PVA yang dapat memberikan efek pengeringan

dan pembentukan lapisan film dengan optimal

2. Mengetahui aktivitas antioksidan sediaan masker gel peel-off dari ekstrak

kulit kayu manis

I.4 Manfaat Penelitian

Memberikan informasi tentang konsentrasi PVA yang dapat memberikan

efek pengeringan dan pembentukan lapisan film yang optimal dan aktivitas

antioksidan sediaan masker gel peel off ekstrak kulit kayu manis

(Cinnamommum burmanii) bagi masyarakat pada umumnya dan bidang

kefarmasian secara khusunya.


DAFTAR PUSTAKA

1. Tranggono, R. I , Latifah, F. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2007.

2. Thornfeldt C and Bourne, K. The New Ideal Skin Health : Separating Fact

From Fiction. USA: Allured Business Media. 2010.

3. Dwikarya, M. Merawat KUlit dan Wajah. Jakarta: PT Kawan Pustaka. 2003.

4. Masyuhara, S. Rahasia Cantik, Sehat dan Awet Muda Edisi I. Yogyakarta:

Pustaka Panasea. 2009.

5. Balakrishnan, K. P dan Narayanaswamy, N. Botanicals as Sunscreens: Their

Role in Prevention of Photoaging and Skin Cancer. International Journal of

Research in Cosmetics Science. 2011. Vol 1, pp 1-12.

6. Hassan, I., Konchok D., Abdul S., Parvaiz A. Sunscreens and Antioxidants as

Photo-Protective Measure: An Update. Our Dermatological Online. 2013. Vol

4 No 3, pp 369-374.

7. Afriansyah, N. Radikal Bebas Dikenal untuk Dikendalikan. Sadar Pangan dan

Gizi. 1996. Vol V No 1, hal 6-7.

8. Masaki, H. Role of Antioxidants in Skin: Anti-Aging Effects. Journal of

Dermatological Science. 2010.

9. Kumar, S. Free Radicals and Antioxidants: Human and Food System.

Advance In Application Sci Res. 2011. 2 (1): 129-135.


10. Halliwell, B. Dietary Poluphenols Good, Bad or Ingredient for Your Health.

Cardiovascular Research. 2007.

11. Guenther, E. Minyak Atsiri Jilid 1. Jakarta: Universitas Indonesia Press. 2006.

12. Ekaprasada, M.T. Isolasai Senyawa Antioksidan Kulit Batang Kayu Manis

(Cinnamomum burmannii Nees ex Blume). Jurnal Teknosains Pangan. 2009.

Vol 1 No 1: 24-31.

13. Draelos, Z.D. and L.A Thaman. Cosmetic Formulation of Skin Care Product.

New York: Taylor & Francis Group. 2006. Pp 84-104.

14. Harry, Ralph G. Harrys Cosmeticology Edisi Keenam. New York: Chemical

Publishing Co Inc. 197. Hal: 103-109.

15. Shai, A, Maibach , H.I , Baran , R. Handbook of Cosmetic Skin Care Second

Edition. London: Informa Healthcare UK Ltd. 2009.

16. Butler, H et al. Cosmetics and Soaps 9th Edition. London: Kluwer Academic

Publishers. 1993.

17. Rekso, G.T dan Sunarni, A. Karakteristik Hidrogel Polivinil Alkohol Kitosan

Hasil Iradiasi Sinar Gamma. Jakarta: Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan

Radiasi (PATIR)-BATAN. 2007.

Anda mungkin juga menyukai