Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia menyatakan bahwa Hak Asasi Manusia adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum dan
pemerintah,dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia. Hak-Hak tersebut tidak boleh diabaikan, dikurangi ataupun
dirampas. Kemudian secara umum Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang
telah dimiliki seseorang sejak ia dalam kandungan. HAM berlaku secara
universal. Hal ini berarti bahwa HAM meliputi setiap orang tanpa terkecuali ,
baik orangtua, dewasa,remaja sampai pada anak-anak sekalipun.
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia
yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak
kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan
instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Walaupun
demikin, masih saja banyak orang yang mengabaikan adanya HAM tersebut
khususnya kepada anak-anak yang sering dianggap tidak tahu , tidak punya,
dan tidak bisa apa-apa. Namun perlu diketahui olehsemua orang bahwa anak-
anak pun memiliki hak-haknya. Hak anak merupakanhak asasi manusia dan
untuk kepentingannya hak anak itu diakui dan dilindungioleh hukum bahkan
sejak dalam kandungan. Contoh hak anak adalah hak untukbermain, hak untuk
disayangi, hak untuk dilindungi, hak untuk mendapatpendidikan dan hak atas
perlindungan hukum.Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari anak-anak
sering dimanfaatkan untuk mencari uang atau bekerja oleh orang tua
nya dengan cara paksa atau cara tertentu yang akhirnya menyebabkan anak
tersebut bekerja sebelum waktunya. Sehinggak hak anak tersebut untuk
bermain ataupun belajar tidak didapatkannya. Hal ini jelas melanggar hak

Makalah Pelanggaran HAM dalam Eksploitasi Anak FT UB Page 1


anak. Sebangai contoh nyata, anak-anak yang disuruh orang tuanya untuk
mengamen demi mendapatkan uang untuk membantu perekonomian keluarga.
Perbuatan sewenang-wenang atas anak serta pemanfaatan anak demi
keuntungan pribadi disebut eksploitasi anak. Eksploitasi anak dengan cara
yang halus serta tidak membuat si anak merasa dirugikan tetap melanggar hak
anak, akan tetapi tidak perlu penanganan hukum atas pelanggaran HAM
tersebut. Kecuali eksploitasi anak dengan paksaan atau menggunakan
kekerasan tentu pelaku pelanggaran HAM tersebut harus ditangani sesuai
hukum yang berlaku. Contoh eksploitasi anak dengan paksaan ataupun
kekerasan bisa kita lihat dari salah satu contoh kasus eksploitasi anak yang
terjadi di jalanan, seorang bocah bernama Iqbal yang berusia 3,5 tahun itu
diculik dan dipaksa mengamen selama tiga bulan oleh si penculiknya. Hal ini
sangat bertentangan dengan Hak Asasi Manusia.
Masih banyak kasus eksploitasi anak lainnya yang terjadi di Indonesia.
Contoh kecil yang sering kita lihat di sekitar kita yaitu banyaknya anak kecil
pada jam-jam sekolah yang berkeliaran untuk mengemis dipinggir jalan, di
kampong-kampung, bahkan mengemis di kampus. Hal tersebut membuat kami
miris melihatnya. Seorang anak kecil yang seharusnya belajar di sekolah atau
bahkan bermain dengan teman sebayanya, malah dipaksa bekerja mengamen
ataupun mengemis. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk membuat
makalah tentang HAM dalam eksploitasi anak.

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah meliputi:
1.2.1 Mengetahui pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)
1.2.2 Mengetahui pengertian eksploitasi anak
1.2.3 Mengetahui bentuk pelanggaran HAM dalam eksploitasi anak
1.2.4 Mengetahui dampak eksploitasi anak terhadap perkembangan anak
1.2.5 Mengetahui upaya pemerintah untuk mengatasi masalah eksploitasi anak

Makalah Pelanggaran HAM dalam Eksploitasi Anak FT UB Page 2


1.3 Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan makalah meliputi kegunaan secara teoritis dan
kegunaan secara praktis, yaitu:
1.3.1 Kegunaan secara Teoritis
Secara teoritis, makalah ini diharapkan dapat berguna sebagai
sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan serta dapat menjadi
referensi atau masukan bagi semua kalangan masyarakat tentang
pentingnya pemahaman dan pemecahan masalah mengenai
pelanggaran HAM dalam eksploitasi anak.
1.3.2 Kegunaan secara Praktis
Secara praktis, makalah ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
pemerintah untuk lebih mempertegas penegakan hukum yang ada
mengenai pelanggaran HAM dalam eksploitasi anak serta dapat
menjadi masukan yang membangun bagi lembaga yang berwenang
terutama Pemerintah agar lebih memperhatikan kondisi dan masalah-
masalah yang ada pada anak Indosesia terutama mengenai
pelanggaran HAM dalam eksploitasi anak.

1.4 Metode Penulisan


Penulisan makalah ini menggunakan metode studi pustaka atau studi
literatur, yaitu penulisan yang dilakukan melalui kepustakaan, dengan cara
mengumpulkan data-data dan keterangan melalui buku-buku dan bahan
lainnya yang berhubungan dengan masalah-masalah yang ditulis.

Makalah Pelanggaran HAM dalam Eksploitasi Anak FT UB Page 3


BAB II
RUMUSAN MASALAH

2.1 Apa yang dimaksud dengan Hak Asasi Manusia (HAM)?


2.2 Apa yang dimaksud dengan eksploitasi anak?
2.3 Bagaimana bentuk pelanggaran HAM dalam eksploitasi anak?
2.4 Apa dampak eksploitasi anak terhadap perkembangan anak?
2.5 Bagaimana upaya pemerintah untuk mengatasi masalah eksploitasi anak?

Makalah Pelanggaran HAM dalam Eksploitasi Anak FT UB Page 4


BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)


Sejak lama Hak Asasi Manusia memang menjadi perdebatan panjang
terkait apa dan bagaimana batasan-batasan hak itu dan juga terkait definisi
manusia itu sendiri. Hak asasi manusia biasanya dianggap sebagai hak yang
dimiliki setiap manusia, yang melekat atau inheren padanya karena dia adalah
manusia. Dalam Mukadimah Kovenan Internasional Hak Sipil dan Politik
(1966), dicanangkan: Hak-hak ini berasal dari harkat dan martabat yang
melekat pada manusia (These right derive from the inherent dignity of the
human person). Hak ini sangat mendasar atau asasi (fundamental) sifatnya,
yang mutlak diperlukan agar manusia dapat berkembang sesuai dengan bakat,
cita-cita, serta martabatnya. Hak ini juga dianggap universal, artinya dimiliki
semua manusia tanpa perbedaan berdasarkan bangsa, ras, agama, atau gender.
Hak asasi manusia meliputi hak hidup, hak kemerdekaan atau
kebebasan, hak milik dan hak-hak dasar lain yang melekat pada diri pribadi
manusia dan tidak dapat diganggu gugat oleh orang lain. Hak asasi manusia
hakikatnya semata-mata bukan dari manusia sendiri tetapi dari Tuhan Yang
Maha Esa. Sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Hak Asasi Manusia
menurut Ketetapan MPR nomor XVII/MPR/1988, bahwa hak asasi
manusia adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia secara kodrat,
universal, dan abadi sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
Hak dasar sebagai manusia adalah hak yang harus didapat oleh setiap
manusia, karena tanpa itu maka manusia seakan-akan seperti tidak ada artinya
dan tidak berguna. Sebagai contoh dari hak dasar ialah hak atas kehidupan,
hak atas tempat tinggal, pakaian, dan hak untuk mendapat makanan.
Kehidupan dianggap menjadi hak dasar karena kehidupan adalah kodrat yang
diberikan oleh Tuhan, dan manusia tidak mempunyai hak untuk mencabutnya.
Manusia juga mempunyai hak dasar untuk mendapat tempat tinggal, pakaian,
dan juga makan, dengan itu akan terwujud apa yang dinamakan kesejahteraan.

Makalah Pelanggaran HAM dalam Eksploitasi Anak FT UB Page 5


Sejak adanya konvenan-konvenan internasional yang membahas
tentang hak asasi manusia, isu terkait jaminan-jaminan atas hak dasar manusia
menjadi sangat gencar. banyak Negara yang akhirnya membuat peraturan
yang berupa undang-undang yang membahas mengenai hak sebagai manusia.
Hak asasi manusia bersifat universal, artinya di sini hak asasi berlaku bagi
semua manusia tanpa batas ruang dan waktu. Semua manusia berhak untuk
mendapatkan segala hak dasarnya sebagai manusia. Selain itu, sifat dari hak
asasi manusia yang lain adalah tidak dapat dicabut, artinya tidak ada seorang
pun yang mempunyai hak untuk mengambil hak dasar orang lain. Namun bila
itu benar-benar terjadi maka hukum akan bertindak. Sifat yang lain adalah
tidak dikecualikan, artinya tidak ada satupun manusia yang tidak mendapatkan
hak dasarnya.
Setelah manusia mendapatkan hak-hak dasarnya, maka diharapkan
semua manusia dapat hidup dengan rasa aman, tentram, damai, dan sejahtera.
Akan tetapi ternyata masih banyak manusia yang hidup dengan sangat tidak
layak, tidak hanya kaum tua, namun juga anak-anak. Bahkan banyak terjadi
kegiatan-kegiatan eksploitasi tenaga anak oleh orang dewasa. Hal-hal
demikian terjadi karena banyak faktor yang menyebkan terjadinya hal
semacam itu.

3.2 Pengertian Eksploitasi Anak


Eksploitasi (bahasa Inggris: exploitation) yang berarti politik
pemanfaatan yang secara sewenang-wenang atau terlalu berlebihan terhadap
sesuatu subyek eksploitasi hanya untuk kepentingan ekonomi semata-mata
tanpa mempertimbangan rasa kepatutan, keadilan serta kompensasi
kesejahteraan.
Berdasarkan Undang-Undang No.23 tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak, pasal 1 ayat 1, Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan
belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Sedangkan
menurut WHO, batasan usia anak antara 0-19 tahun.
Dalam realita kehidupan sehari-hari, anak banyak di jadikan sebagai
Senjata Pencari Uang bagi kalangan kaum dewasa. Eksploitasi anak

Makalah Pelanggaran HAM dalam Eksploitasi Anak FT UB Page 6


adalah sikap diskriminatif atau perlakuan sewenang-wenang terhadap anak.
Hal ini biasa dilakukan oleh seseorang maupun sekelompok orang dewasa
dengan cara memaksa anak untuk melakukan sesuatu demi kepentingan
ekonomi, sosial ataupun politik. Pemerasan tenaga anak ini tentu tanpa
memperhatikan hak-hak anak dalam mendapatkan perlindungan sesuai dengan
perkembangan fisik, psikis & status sosialnya. Dengan kata lain eksploitasi
anak dapat juga diartikan dengan memanfaatkan anak secara tidak etis demi
kebaikan ataupun keuntungan sendiri, orang lain, maupun kepentingan
bersama.
Anak-anak sering dijadikan sebagai objek untuk dieksploitasi potensi-
potensinya. Sebagai contoh nyata adalah banyak anak yang dijadikan mesin
pencari uang dengan cara mengemis di perempatan-perempatan yang ramai
kendaraan di kota-kota besar. Contoh lain adalah maraknya jual beli anak
yang dilakukan oleh orang tuanya sendiri maupun orang lain karena berbagai
faktor yang menjadikannya untuk melakukan hal tersebut. Merunut pada fakta
yang ada, berdasarkan data Advance Humanity, Unicef, sekitar 1,2 juta anak
diperdagangkan setiap tahunnya.
Faktor umum yang memaksa mereka untuk melakukan tindakan
negatif tersebut adalah masalah ekonomi. Keadaan ekonomi yang terbatas
menjadikan orang-orang dewasa membutuhkan tenaga tambahan untuk diajak
bekerja sama dalam mencari penghasilan, dan yang paling efektif untuk hal itu
adalah anak-anak. Sudah umum diketahui bahwa kemiskinan membunuh
secara sama pastinya dengan perang yang paling brutal. Namun kemiskinan
lebih dari sekedar membunuh; ia menyebabkan kerusakan fisik, kerusakan
psikologis, dan kerusakan moral. Akibatnya anak-anak yang menjadi korban
dari keterbatasan ekonomi ini.

3.3 Pelanggaran HAM dalam Eksploitasi Anak


Hak anak adalah segala hak yang seharusnya dimiliki oleh semua anak
tanpa adanya perampasan hak oleh orang lain. Hak ini juga diakui pemerintah,
terealisasi ketika diambilnya keputusan presiden nomor 36 tahun 1990,
yaitu tentang disahkannya Convention of the Right of The Child yang

Makalah Pelanggaran HAM dalam Eksploitasi Anak FT UB Page 7


disetujui oleh PBB. Indonesia telah menandatangani konvensi tersebut pada
tanggal 26 Januari 1990 di New York. Di peraturan dalam negeri, hak anak
diatur dalam peraturan-peraturan yang terpisah dari peraturan-peraturan hak
asasi manusia. Walaupun terpisah aturannya, dua hal ini mempunyai kaitan
yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan esensinya.
Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Namun dalam
kenyataannya masih banyak anak yang tidak dapat menikmati hak-haknya
tersebut. Terdapat empat prinsip yang wajib ditegakkan untuk memenuhi hak-
hak dasar anak yang terkandung dalam Konvensi Hak Anak, yaitu prinsip
non-diskriminasi, prinsip kepentingan yang terbaik bagi anak, prinsip hak
untuk hidup dan tumbuh kembang, serta prinsip untuk menghargai setiap
pendapat anak.
Sangat tidak dibenarkan apabila terjadi perilaku-perilaku yang
mendiskriminasikan anak. Hal ini dapat menyebabkan mental anak menjadi
tidak baik dan juga mempengaruhi kondisi psikologis anak. Bahkan dengan
diskriminasi fisik dapat membuat anak menjadi difable. Prinsip kepentingan
yang terbaik bagi anak juga sangat penting bagi masa depan anak, sehingga
sangat patut bila orang tua menyekolahkan anaknya hingga jenjang yang
tertinggi. Dengan begitu maka kesejahteraan akan semakin meningkat, tidak
hanya untuk anak itu sendiri, namun juga untuk semua masyarakat. Anak juga
memiliki hak untuk hidup dan tumbuh kembang, ini artinya orang tua wajib
untuk memberikan gizi yang cukup bagi anak. Sedangkan pemerintah sendiri
juga sudah memberikan banyak program untuk kesejahteraan masyarakat,
bahkan dalam konstitusi Indonesia pun juga mengatur hal tersebut. Fakir
miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara. Yang paling sering
dilakukan oleh orang dewasa adalah membatasi anak untuk berpendapat. Hal
ini sangat berpengaruh bagi mental dan psikologis anak. Jika hal ini dilakukan
secara berlebihan maka dapat mengakibatkan anak menjadi terkekang untuk
bicara, pada akhirnya ia akan merasa takut untuk berbicara dan memilih diam
saja, sehingga anak tersebut menjadi pendiam dan pasif.

Makalah Pelanggaran HAM dalam Eksploitasi Anak FT UB Page 8


Salah satu contoh kasus eksploitasi anak adalah anak jalanan. Anak
jalanan seharusnya masih berada di sekolah tetapi mereka telah menjalani
kehidupan jalanan untuk mencari nafkah. Anak-anak ini tidak dapat
mengakses pendidikan baik pendidikan formal maupun nonformal dalam hal
ini termasuk pendidikan keluarga. Sudah menjadi tugas orang tua untuk
memberikan pendidikan dan perlindungan kepada anak, tetapi pada
kenyataannya orang tua justru menuntut anak untuk mencari nafkah pada usia
yang masih sangat muda.
Sebelumnya telah dibahas bahwa terdapat empat prinsip yang wajib
ditegakkan untuk memenuhi hak-hak dasar anak, yaitu prinsip non-
diskriminasi, prinsip kepentingan yang terbaik bagi anak, prinsip hak untuk
hidup dan tumbuh kembang, serta prinsip untuk menghargai setiap pendapat
anak. Dengan melakukan eksploitasi anak, prinsip-prinsip ini telah dilanggar.
Bekerja pada usia yang dini merupakan hal yang tidak adil bagi anak, ini telah
melanggar prinsip non-diskriminasi. Prinsip kepentingan yang terbaik bagi
anak tentu juga dilanggar dalam eksploitasi anak, karena yang terbaik bagi
anak adalah mendapatkan pendidikan yang layak, tetapi dengan eksploitasi
mereka tidak mendapatkan semua itu. Eksploitasi anak membatasi anak untuk
hidup dan bertumbuh dengan normal seperti anak-anak lainnya, ini telah
melanggar prinsip hak untuk hidup dan tumbuh kembang. Prinsip yang
terakhir, yaitu menghargai setiap pendapat anak juga dilanggar. Setiap anak
pasti ingin hidup dan bertumbuh dengan baik, mengembangkan bakat dan
kemampuannya, tetapi disini orang tua sama sekali tidak memperdulikan
keinginan anak, mereka hanya mementingkan keinginan mereka sendiri untuk
mendapatkan keuntungan secara materiil.
Dengan begitu, maka terlihat jelas bahwa partisipasi masyarakat dalam
menangani masalah ini masih jauh dari kata peduli, walaupun sebenarnya
banyak juga lembaga-lembaga swadaya masyarakat atau LSM yang telah
bergerak di bidang ini. Kasus ini telah merampas hak-hak anak yang
seharusnya mereka dapatkan. Secara umum aktifitas anak dalam kehidupan
sehari-hari ialah berada di bangku sekolah dan bermain bersama teman-
temannya yang lain dengan wajah ceria. Namun ternyata banyak anak-anak

Makalah Pelanggaran HAM dalam Eksploitasi Anak FT UB Page 9


yang tidak mendapatkan hak itu, kegiatan sehari-harinya ada di perempatan
jalan raya untuk dijadikan peminta-minta. Maka sebenarnya di sini terjadi
ketidakadilan sosial yang sangat tinggi. Betapa mudahnya menemukan
ketidakadilan di manapun; ketidakadilan dalam berbagai bentuk dan
tingkatannya; ketidakadilan dalam segalanya. Padahal anak-anak adalah aset
bangsa yang harus dijaga kualitasnya agar di masa yang akan datang bangsa
ini menjadi lebih makmur seperti yang dicita-citakan.

3.4 Dampak Eksploitasi Anak terhadap Perkembangan Anak


Adanya eksploitasi anak tentunya memiliki pengaruh atau dampak
yang besar terhadap anak, terutama terhadap tumbuh kembangnya anak.
Pengaruh ini tentunya lebih berdampak pada psikolog atau perubahan sikap
anak. Berikut dampak yang terjadi akibat eksploitasi anak terhadap
perkembangan anak:
1. Anak kehilangan haknya untuk belajar dan bermain. sebagian besar anak
yang di eksploitasi banyak waktunya terbuang dilingkungan kerja dan
kehilangan masa belajarnya. seperti anak-anak jalanan yang sebagian
besar putus sekolah.
2. Eksploitasi anak dapat merubah prilaku anak, seperti dewasa sebelum
umurnya dan bergaul yang keras tanpa batasan mana yang lebih muda
dan yang lebih tua, anak akan sering membantah orang tua karena dia
berpikr bisa mencari uang sendiri.
3. Mengenal materil sebelum pada waktunya, nanti hasilnya
ketergantungan, misalnya seorang anak kecil mampu menghasilkan uang
Rp.1000.000 dalam sehari ketika dia menjadi seorang pekerja
seni, lama-lama hal ini akan membuat anak ketergantungan dan enggan
menyelesaikan studinya.
4. Anak kekurangan kasih sayang. poin inilah yang menjadi faktor utama
dari eksploitasi, mereka dipaksa menjalankan pfrofesinya dibandingkan
merasakan kasih sayang yang banyak dari kedua orang tuanya. apabila
kasih sayangnya berkurang, anak akan mencari sosok lain yang dianggap

Makalah Pelanggaran HAM dalam Eksploitasi Anak FT UB Page 10


bisa mengayomi dan memanjakannya. hal inilah yang sangat berbahaya
bagi seorang anak.

3.5 Upaya Pemerintah dalam Mengatasi Masalah Eksploitasi Anak


Dalam upaya mengatasi masalah tentang eksploitasi anak, upaya
pemerintah sangatlah dibutuhkan. Hal ini dikarenakan pemerintah
merupakan wadah penegak hukum tertinggi di Indonesia dan sebagai
pelindung masyarakat. Pemerintah tentunya telah memiliki upaya-upaya
dalam mengatasi masalah yang ada di Indonesia terutama dalam mengatasi
masalah eksploitasi anak. Beberapa upaya pemerintah yaitu pemerintah
telah membuat, menetapkan, dan mengesahkan Undang-Undang no. 39
tahun 1999 pasal 52-pasal 66 tentang hak anak, diantaranya yaitu:
Pasal 58 ayat 1 : Setiap anak berhak untuk mendapatkan
perlindungan hukum dari segala bentuk kekerasan fisik atau mental,
penelantaran, perlakuan buruk, danpelecehan seksual selama dalam
pengasuhan orang tua atau walinya, atau pihak lain manapun yang
bertanggung jawab atas pengasuhan anak tersebut.
Pasal 64 : Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan
dari kegiatan eksploitasi ekonomi dan setiap pekerjaan yang
membahayakan dirinya, sehingga dapat mengganggu pendidikan, kesehatan
fisik, moral, kehidupan sosial, dan mental spiritualnya.
Pasal 65: Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari
kegiatan eksploitasi dan pelecehan seksual, penculikan, perdagangan anak,
serta dari berbagaibentuk penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan
zat aditif lainnya.
Selain penegakan Undang-Undang mengenai hak anak, pemerintah
juga menyediakan layananTelepon Sahabat Anak (TeSA). TesA adalah
suatu bentuk layanan berupa akses telepon bebas pulsa untuk anak-anak
yang terlibat atau menjadi korban kekerasan. Mereka dapat menekan 129
dan berbicara dengan operator telepon profesional yang dapat membantu
mereka menghubungi dokter, psikolog, pengacara dan polisi. TeSA
dibentuk berdasarkan Nota Kesepahaman Bersama antara Departemen

Makalah Pelanggaran HAM dalam Eksploitasi Anak FT UB Page 11


Sosial, Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan, Departemen
Komunikasi dan Informatika, PT. Telekomunikasi Indonesia dan Plan
Indonesia, Nomor: 63 A/HUK/2006, Nomor:01B/Men.PP/Dep.IV/7/2006,
Nomor:267.A/ M.KOMINFO /7/2 VII/ 2006. Dengan adanyaTeSA
diharapkan tindakan eksploitasi anak bisa berkurang dan terus menurun.
Dalam bidang pendidikan, negara juga telah menerapkan program
wajib belajar sembilan tahun dengan dibarengi dana BOS, yaitu dana untuk
siswa bersekolah dengan gratis. Artinya di sini sudah ada usaha dari
pemerintah untuk menyelamatkan tunas bangsa melalui bidang pendidikan.
Walaupun begitu, bukan berarti pemerintah sudah selesai
kewajibannya dalam masalah ini. Alokasi dana pada tahun 2012 untuk
masalah eksploitasi anak hanya sebesar Rp 300 miliar, padahal idealnya
dibutuhkan dana Rp 1,2 triliun. Kewajiban negara terkait masalah
eksploitasi anak ini masih banyak yang perlu di selesaikan, sehingga
masalah ini akan tetap menjadi tanggung jawab negara, dan untuk hal ini
masyarakat pun juga mempunyai tanggung jawab.

Makalah Pelanggaran HAM dalam Eksploitasi Anak FT UB Page 12


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dalam makalah ini, dapat disimpulkan bahwa:
1.

4.2 Saran
Generasi muda adalah rahasia kehidupan umat dan sumber mata air
kebangkitannya. Di beberapa tempat kaum muda adalah kekuatan idealism,
nyala api, lapar akan keadilan, haus akan otentitas. Maka mereka mempunyai
hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak guna menjaga kualitas
kepribadiannya untuk bekal masa yang akan datang. Itu adalah hak yang asasi
bagi mereka. Oleh karena itu masalah eksploitasi anak adalah masalah yang
serius untuk segera dituntaskan. Untuk itu dibutuhkan kerjasama yang baik
antara pemerintah dan masyarakat.
Hal-hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah antara lain:
Lebih tegas dalam penegakan hukum yang berlaku di Indonesia
Adakan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya penegakan dan
penghormatan terhadap HAM terutama HAM yang ada pada anak
Lebih memperhatikan warga negaranya, terutama anak-anak
Ikut andil turun ke lapangan (blusukan)
Mengingat Indonesia adalah negara yang sangat luas dengan jumlah
penduduk yang relatif besar dan terdiri dari berbagai karakter karena banyak
ragamnya suku-suku yang ada, maka untuk menyelesaikan masalah sosial
seperti eksploitasi anak ini bukanlah suatu hal yang mudah. Ditambah lagi
kondisi Indonesia pada saat ini masih dalam golongan negara yang masih
berkembang, maka dengan kondisi yang beragam ini, pemecahan masalah
sosial terutama masalah eksploitasi anak di Indonesia tidak dapat
dibandingkan dengan masalah yang ada di negara-negara kecil dan maju,
seperti di Singapura. Namun itu bukanlah berarti masalah ini tidak dapat
diselesaikan, setiap badai pasti berlalu. Untuk itu hal yang dapat dilakukan

Makalah Pelanggaran HAM dalam Eksploitasi Anak FT UB Page 13


adalah menyinergiskan kepedulian dan gerakan di antara pemerintah dan
masyarakat dengan menggandeng juga lembaga-lembaga non pemerintah
yang bergerak di bidang HAM, seperti Komnas HAM, Komnas Anak,
Komnas Perlindungan Anak dan juga lembaga-lembaga lain. Ini semua harus
dapat dilakukan untuk menuju Indonesia yang lebih baik.

Makalah Pelanggaran HAM dalam Eksploitasi Anak FT UB Page 14

Anda mungkin juga menyukai