Hard Candy
Hard Candy
buah untuk meningkatkan nilai ekonomis dan untuk memperpanjang umur siampan.
penambahan sukrosa dan glukosa sehingga terjadi gumpalan dan tekstur yang keras
Buah
Penghancuran
Penyaringan Ampas
Pengukuran Volume
Sari Buah
Sukrosa :
Glukosa ( 3 : 1) Pemanasan, T = 90C, t = 15 menit Uap Air
Pencetakan
Penimbangan
Hard Candy
Keterangan Hasil
Basis 150 g
Bahan Utama Sari Buah 40%
Bahan Tambahan 1. Glukosa Cair 15%
2. Sukrosa 45%
Berat Produk 78,2 g
% Produk 52,13 %
Sifat Organoleptik
1. Warna Kuning
2. Rasa Manis
3. Aroma Khas Apel
4. Tekstur Keras
5. Kenampakan Menarik
Gambar Produk
Berdasarkan hasil pengamatan didapat berat produk dari hard candy apel 78,2
g dengan presentase produk 52,13%. Dengan sifat organoleptik warna kuning, rasa
Pada proses pembuatan hard candy dilakukan pencucian buah bertujuan untuk
memberihkan buah apel dari kotoran, kemudian dilakukan pengupasan biji dan kulit,
setelah itu dilakukan penghancuran bertujuan untuk mereduksi ukuran dari apel. Lalu
dilakukan penyaringan dengan tujuan untuk mendapatkan filtrat berupa sari buah.
Kemudian sari buah dicampur dengan glukosa cair hingga glukosa cair larut dengan
sari buah. Kemudian ditambahkan sukrosa lalu dilakukan pencetakkan dengan tujuan
untuk embentuk hard candy kemudian dilakukan pendinginan untuk membuat tekstur
hard candy menjadi keras, setelah itu dilakukan penimbangan untuk menghitung
berat produk.
Bahan pembuatan hard candy adalah sari buah apel yang berfungsi sebagai
bahan baku utama berfungsi untuk memberi cita rasa apel kedalam hard candy.
citarasa, bahan pengisi dan pelarut. Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan
sukrosa sebagai bahan utama pembuatan permen adalah kelarutannya. Permen yang
menggunakan sukrosa murni mudah mengalami kristalisasi. Pada suhu 20C hanya
66,7% sukrosa murni yang dapat larut. Bila larutan sukrosa 80% dimasak hingga
109,6C dan kemudian didinginkan hingga 20C, maka 66,7% sukrosa akan terlarut
dan 13,3% terdispersi. Bagian sukrosa yang terdispersi ini akan menyebabkan
kristalisasi pada produk akhir. Oleh karena itu perlu digunakan bahan lain untuk
gula invert. Gula invert yang berlebihan mengakibatkan produk menjadi lengket dan
tidak dapat mengeras. Penambahan gula invert yang banyak akan mengakibatkan
terjadinya ektra heating sehingga merusak aroma dan warna. (Faridah, 2008)
Kerusakan yang terjadi pada produk hard candy adalah stickness dan graining.
Stickness terjadi karena meningkatnya kadar air pada permen karena sifat
higroskopis. Masalah ini dapat diatasi dengan penambahan sukrosa dan glukosa yang
rasionya harus disesuaikan karena kesalahan rasio bahan tersebut dapat menyebabkan
tinggi juga dapat menimbulkan masalah kelengketan dan grainning karena permen
menyerap air. Kelembaban yang harus dijaga jangan sampai lebih dari 45%. Sineresis
adalah kerusakan pada produk karena merembesnya gel dari pati karena pH permen
terlalu rendah. Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan hard candy adalah
ketepatan formulasi dan pengontrolan proses. Penyimpanan pada suhu dan RH yang
tinggi juga dapat menimbulkan masalah kelengketan dan graining, karena permen
menyerap air, sehingga RH penyimpanan harus dijaga agar tidak lebih dari 45%.
Hard candy diharapkan tidak lengket atau mengkristal ketika diterima oleh
konsumen, maka ketepatan formula dan pengontrolan proses sangat penting. Masa
secara meluas dengan mutu permen yang tinggi dan harganya relatif murah.
(Faridah,2008)
Faktor kesalahan yang terjadi pada proses pembuatan hard candy adalah pada
menggumpal.
terjadi bila suatu larutan sukrosa diuapkan maka konsentrasinya akan meningkat,
demikian juga titik didihnya. Keadaan ini akan terus berlangsung sehingga seluruh air
menguap semua. Bila keadaan tersebut telah tercapai dan pemanasan diteruskan,
maka cairan yang ada bukan lagi terdiri dari air tetapi cairan sukrosa yang lebur. Titik
lebur sukrosa adalah 160C. Bila gula yang telah mencair tersebut dipanaskan terus
sehingga suhunya melampaui titik leburnya, misalnya pada suhu 170C, maka
mulailah terjadi karamelisasi sukrosa. Reaksi yang terjadi bila gula mulai hancur atau
terpecah-pecah tidak diketahui pasti, tetapi paling sedikit melalui tahap-tahap seperti
berikut: Mula-mula setiap molekul sukrosa dipecah menjadi sebuah molekul glukosa
dan sebuah fruktosan (Fruktosa yang kekurangan satu molekul air). Suhu yang tinggi
mampu mengeluarkan sebuah molekul air dari setiap molekul gula sehingga
terjadilah glukosan, suatu molekul yang analog dengan fruktosan. Proses pemecahan
dan dehidrasi diikuti dengan polimerisasi, dan beberapa jenis asam timbul dalam
Secara organoleptic perbedaan antara hard candy dan soft candy adalah dari
tekstur, untuk permen hard candy akan sulit digigit. Hard candy merupakan permen
non kristalin yang memiliki tekstur keras, penampakkan mengkilat, dan bening.
Bahan utama dalam pembuatan jenis ini adalah sukrosa, air, dan sirup glukosa. Hal
20C 66,7% sukrosa ini dapat larut. Bila larutan sukrosa yang dilarutkan 80% pada
sushu 109,6C dan kemusian didinginkan hingga 20C 66,7% sukrosa akan terlarut
dan 13,3% terdispersi. Bagian sukrosa yang terdispersi ini akan menyebabkan
kristalisasi pada produk akhir. Oleh karena itu perlu digunakan bahan lain yang dapat
2011)
kandungan pectin yang tinggi serta buah yang tingkat kematangan nya sudah
sempurna
gula.
Permen tidak hanya dari jenis permen keras atau hard candy. Ada beberapa
jenis permen lain yang populer dikalangan masyarakat dunia dan telah dikenal sejak
a. Permen kunyah, permen ini bertekstur lebih lunak dan dapat dikunyah atau
chew saat dikonsumsi dengan cara mengunyah dan ditelan, berbeda dengan permen
karet (bubble gum) yang juga dikunyah, namun umumnya tidak untuk ditelan.
Permen jenis ini memiliki kadar air yang relatif tinggi (6 8 %). Bahan dasar
utamanya tetap sukrosa dan sirup glukosa. Namun untuk membentuk tekstur yang
chewy, biasanya dicampurkan lemak, gelatin, emulsifier dan bahan tambahan lainnya.
b. Gum and Jellies, dikenal dengan hidrocolloid sweets. Kadar air gummy candy
berkisar 15%, contoh candy ini adalah marshmallows, jellies dan gum drops. Hampir
separuh dari produk sugar confectionery yang dijual di pasaran tergolong dalam jenis
ini. Selain sukrosa dan glukosa, komponen yang penting dalam pembuatan jenis ini
adalah komponen hidrokoloid seperti agar-agar, gum, gelatin, pektin dan pati yang
c. Toffee atau Karamel, adalah produk confectionery yang dibuat dari bahan
dasar gula, sirup glukosa, susu (umumnya susu kondensasi), lemak dan garam.
massa dengan total padatan yang tinggi. Flavor dan warna asli toffee atau caramel
selain disebabkan oleh proses karamelisasi gula (sukrosa) juga karena reaksi Maillard
yang terjadi antara gula pereduksi dari sirup glukosa dengan protein susu.
d. Cotton Candy, adalah salah satu jenis confectionery yang terbuat dari gula dan
banyak beredar secara tradisional di Indonesia terutama saat liburan rakyat atau
karnaval, dengan nama yang lebih dikenal sebagai harum manis atau kembang gula.
Walau dibuat secara sederhana, namun sesungguhnya cotton candy dikenal cukup
e. Candy bar, adalah jenis permen yang paling standar karena bentuk dan kemasan
yang sangat sederhana. Bentuknya kotak dengan panjang sekitar 8 inchi (20cm),
biasanya candy bar menggunakan campuran susu,cokelat dan caramel (gula yang
dimasak).
f. Jelly beans, adalah permen jelly yang biasanya dibuat dari buah yang
Spoon test adalah tes yang dilakukan menggunakan sendok. Adonan permen
diambil oleh ujung sendok lalu dimasukkan kedalam air. Jika adonan tetap beku dan
Hasil pengamatan hasil produk tidak sesuai dengan SNI karena memiliki
bentuk yang tidak menarik juga mudah lumer. yaitu memiliki bentuk, bau, dan rasa
yang normal. Hal ini dimaksudkan normal dalam arti produk hard candy memiliki
hasil organoleptik seperti bentuk, rasa, dan bau yang sesuai dengan bahan baku utama
dan tidak menyimpang seperti bau amis, rasa pahit, dan bentuk yang tidak menarik
CCP yang terdapat pada proses pembuatan hard candy adalah pada proses
pemasakan, dimana larutan gula tidak boleh diaduk melainkan hanya didiamkan saja.
Proses pengadukan pada larutan hard candy dapat menyebabkan larutan gula tidak
menggumpal.
DAFTAR PUSTAKA
78,2
= 100
150
= 52,13 %
LAMPIRAN
Jawab :
2. Sebutkan jenis mikroba yang mungkin tumbuh pada produk candy yang
Jawab :
Jawab :
berlebihan, inverse (sukrosa) yang tiidak cukup atau gula yang tidak cukup terlarut.
Sineresis atau meleleh kembalinya permen yang sudah beku yang disebabkan
penambahan pektin yang terlalu berlebihan dan proses pengadukan yang kurang lama
4. Jelaskan mengenai
a. Hard candy
b. Soft candy
c. Gel candy
d. Nirgula
Jawab :
Hard candy atau gula-gula keras, yaitu jenis gula-gula bertekstur keras dan
Soft candy atau gula-gula lunak, yaitu jenis gula-gula yang bertekstur lunak
Permen karet, yaitu jenis permen yang mengandung getah jeletung atau getah
sintesis khusus.
Nirgula, yaitu jenis gula-gula yang dibuat tanpa menggunakan gula, tetapi
menggunakan pemanis lain (sorbitol), dibuat khusus ubuk penderita diabetes, dan