Bijih besi merupakan batuan yang mengandung mineral-mineral besi dan sejumlah mineral
gangue seperti silika, alumina, magnesia, dan lain-lain. Besi yang terkandung dalam batuan
tersebut dapat diekstraksi dengan teknologi tertentu secara ekonomis (Hurlbut, 1971).
Segala barang yang harus kuat pasti terbuat dari besi, seperti tiang listrik, jembatan, pintu air, dan
kerangka bangunan. Peralatan perang juga semuanya berbahan dasar besi. Tidak hanya barang-
barang besar sampai yang berkekuatan raksasa saja yang terbuat dari besi, barang-barang kecil pun
banyak sekali yang terbuat dari besi, seperti peniti, paku, pisau, pines, cangkul, kawat dan
sebagainya. Kegunaan utama besi adalah untuk membuat baja. Baja tahan karat yang terkenal
adalah stainless stell yang merupakan paduan besi dengan 14-18% kromium 7-9% dan nikel.
Proses pembentukan :
1. Konsentrasi magmatik > deposit magmatik
2. Sublimasi > sublimat
3. Kontak metasomatisme > deposit kontak metasomatikcock
4. Konsentrasi hidrotermal > pengisian celah-celah terbuka (pertukaran ion pada batuan)
5. Sedimentasi lapisan sedimenter (evaporit)
6. Pelapukan Konsentrasi residual
7. Metamorfisme > deposit metamorfik
8. Hidrologi > air tanah
"Cadangan bijih" atau "cebakan bijih" adalah timbunan bijih pada satu kawasan yang ditentukan
batas-batasnya. Ini berbeda dengan sumber daya mineral yang didefinisikan menurut kriteria
penggolongan sumber daya mineral. Cadangan bijih adalah kenampakan satu jenis bijih tertentu.
Sebagian besar cadangan bijih dinamai menurut lokasinya (misalnya, Witswatersrand, Afrika
Selatan), atau menurut penemunya (misalnya cadangan nikel kambalda dinamakan menurut
pengebor perintisnya), atau menurut lelucon, tokoh sejarah, tokoh terkemuka, mitologi (phoenix,
kraken, serepentleopard, dll) atau nama sandi perusahaan sumber daya yang mendirikannya
(misalnya MKD-5 adalah nama singkatan untuk perusahaan tambang nikel Mount Keith).
Bijih besi diperdagangkan antara konsumen dan produsen, meskipun bermacam-macam harga
tolok ukur ditentukan tahunan antara konglomerat pertambangan utama dan konsumen utama, dan
ini mengatur wadah bagi partisipan yang lebih sedikit.
PEMANFAATAN
Secara geologi dimasukkan dalam 4 Kelompok sumberdayamineral (non migas) yang terdiri dari
Kelompok Coal, Metalic, Non Metalic dan Geo Thermal, Bahan mineral yang memiliki rumus
kimia Fe (Ferrous) ini, merupakan bahan dasar yang dilebur menjadi besi dan baja. Penggunaan
bijih besi juga sebagai bahan baku industri cat, semen, basic refractories, flux pada peleburan
logam-logam non-ferrous dan juga sebagai katalisator. Kerikil-kerikil besi juga dipakai untuk jig
bed. Bijih besi yang dikenal selama ini terdiri dari mineral magnetit (Fe3o4), hematit (Fe2O3),
limonit (Fe2O3H2O) dan siderit (FeCO3). Dilihat dari macamnya, secara komersial bijih besi yang
banyak dihasilkan yaitu bijih besi sedimenter, magmatik, kontak metasomatik dan replacement.
Biji besi laterit dan bijih besi titan walaupun sudah diketahui di banyak tempat, hanya beberapa
saja yang telah dieksploitasi, termasuk di Indonesia.
PERUSAHAAN YG MENGEKPLORASI
indah sari, cv
komoditas : pasir besi
kantor operasional : bolaang mangondow timur
kantor pusat : -
kolingkas, pt
komoditas : bujih besi
kantor operasional : lematang tj bintang, lampung selatan
kantor pusat : jl kayu manis no.01 a sedang jaya telp.0721.261286
TAMBAHAN
Proses terjadinya cebakan bahan galian bijih besi berhubungan erat dengan adanya peristiwa
tektonik pra-mineralisasi. Akibat peristiwa tektonik, terbentuklah struktur sesar, struktur sesar ini
merupakan zona lemah yang memungkinkan terjadinya magmatisme, yaitu intrusi magma
menerobos batuan tua, dicirikan dengan penerobosan batuan granitan (Kgr) terhadap Formasi
Barisan (Pb,Pbl). Akibat adanya kontak magmatik ini, terjadilah proses rekristalisasi, alterasi,
mineralisasi, dan penggantian (replacement) pada bagian kontak magma dengan batuan yang
diterobosnya.
Perubahan ini disebabkan karena adanya panas dan bahan cair (fluida) yang berasal dari aktivitas
magma tersebut. Proses penerobosan magma pada zona lemah ini hingga membeku umumnya
disertai dengan kontak metamorfosa. Kontak metamorfosa juga melibatkan batuan samping
sehingga menimbulkan bahan cair (fluida) seperti cairan magmatik dan metamorfik yang banyak
mengandung bijih.
Proses terjadinya cebakan bijih besi didaerah penelitian berkaitan dengan proses-proses tersebut
diatas, dalam hal ini peristiwa tektonik, metamorfosa dan metasomatisme kontak berperan untuk
terjadinya cebakan bijih besi di daerah penelitian. Bila dikaitkan dengan batuan yang tersingkap
didaerah penelitian yaitu batuan metamorfosa seperti marmer yang dulunya merupakan
batugamping, maka dapat disimpulkan bahwa terbentuknya bijih karena terjadinya proses
metamorfosa pada batugamping. Kemudian akibat proses magmatisme pada batugamping terjadi
proses penggantian (replacement) sehingga larutan yang mengandung mineral bijih terendapkan
bersamaan dengan terbentuknya batuan metamorfosa (marmer).
Setelah proses mineralisasi (pasca-mineralisasi), terjadi kembali peristiwa tektonik setempat yang
membentuk sesar mendatar dan sesar normal, struktur tersebut akan membentuk kembali geometri
dari cebakan mineral atau akan terjadi dislokasi.