Oleh
Mario Junitin Simorangkir
NIM : 15009110
(Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Program Studi Teknik Sipil)
Letak geografis Indonesia yang berada diantara 3 lempeng tektonik utama, yaitu
Lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik, menyebabkan sebagian besar wilayah
Indonesia memiliki tingkat kerawanan yang tinggi terhadap gempa. Sehingga dalam
merancang bangunan tahan gempa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya
percepatan gempa yang terjadi dimana gedung tersebut akan dibangun, pemenuhan
kondisi strong column weak beam, perancangan kapasitas elemen-elemen struktural yang
akan menahan gaya gempa, serta pengecekan simpangan yang terjadi pada setiap lantai
atau story drift. Pada tugas akhir ini, bangunan yang dirancang merupakan struktur tabung
dalam tabung enam puluh lantai dengan denah ukuran 30 m x 30 m. Prosedur perancangan
bangunan terhadap gaya gempa dilakukan berdasarkan peraturan SNI 1726-2012 tentang
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non
Gedung.
Analisis push over dan riwayat waktu akan digunakan sebagai tools dalam melakukan
analisis performa struktur bangunan yang telah dirancang. Selain itu, keandalan struktur
bangunan akan dapat diketahui melalui fragility curve yang didapat berdasarkan hasil
evaluasi menggunakan analisis riwayat waktu.
Kata kunci : tabung dalam tabung, analisis push over, analisis riwayat waktu, fragility
curve, keandalan struktur.
Irsyam, Masyur (2004) Catatan Kuliah Fazlur Khan, Phd. (1974) Tubular
Rekayasa Pondasi. Penerbit ITB, Structure for Tall Building.
Bandung. Handbook of Concrete
Engineering, Adited by Mark
Permadi (2003) Sistem Struktur Tube in Finel. Van Nostrand Reinhold
Tube dan Penerapannya pada Company.
Bangunan Tinggi. Penerbit UMJ,
Jakarta. Wolfgaang Schuler. (1976). High Rise
Building. John Wiley and Sons
SNI 1726-2012 Tata Cara ltd.
Perencanaan Ketahanan Gempa
untuk Struktur Bangunan Gedung
dan Non Gedung. Badan
Standarisasi Nasional.